KOMPETENSI INTI
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
KOMPETENSI DASAR
3.1 memahami unsur, prinsip, teknik, dan prosedur berkarya seni lukis dengan berbagai bahan
3.2 memahami prosedur berkarya seni patung dengan berbagai bahan dan teknik
4.1 membuat karya seni lukis dengan berbagai bahan dan teknik
4.2 membuat karya seni patung dengan berbagai bahan dan teknik
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. menjelaskan konsep dan prosedur karya seni lukis dengan beragam media dan teknik,
2. memahami konsep dan prosedur karya seni patung dengan beragam media dan teknik,
3. mempelajari karya seni patung dengan beragam media dan teknik, dan
4. membuat karya seni patung dengan beragam media dan teknik.
ALOKASI WAKTU
….. x Pertemuan
Seni lukis
Sumber www.sarungpreneur.com
Di dalam seni rupa terdapat seni membuat patung dan lukisan. Seni patung terbuat dari bahan tanah
liat dan sebagainya yang dapat dibentuk menjadi sebuah objek Ɵ ga dimensi. Sedangkan seni lukis
adalah gambaran pada bidang datar atau yang disebut dua dimensi. Seni lukis bersifat searah, jadi
apabila kita melihat pameran seni lukis kita tiddak dapat melihat lukisan tersebut dari arah sebaliknya.
Dalam seni patung, kita dapat melihat bentuk patung tersebut dari berbagai arah. Pernahkah Anda
melihat pameran seni patung atau lukis? Dalam pameran tersebut, terdapat lukisan yang memiliki
berbagai macam konsep dan makna yang terkandung di dalamnya. Untuk membuat seni lukis dan
seni patung kita harus mempelajari materi yang akan dibahas dalam bab ini.
A. SENI LUKIS
Seni lukis ialah salah satu seni rupa murni yang mengutamakan niai keindahan atau estetika di
banding fungsi, Biasanya sebuah karya seni lukis ialah suatu gambaran atau ungkapan ekspresi dari
seorang pelukis. Banyak dari pelukis akan menemukan kepuasan diri tersendiri dengan karya yang ia
hasilkan. Para seniman dapat dengan bebas mengekspresikan diri dalam lukisannya sehingga
dihasilkan suatu karya yang mempunyai nilai keindahan yang sangat tinggi. Bagi penikmat seni lukis,
sebuah seni lukis merupakan keindahan yang menimbulkan rasa kagum sehingga tidak jarang para
kolektor mampu mengeluarkan sejumlah uang yang tidak sedikit hanya untuk memiliki atau membeli
lukisan yang mencuri perhatian. Karenanya walapun tidak memperhatikan nilai fungsi, seni lukis
merupakan salah satu karya seni yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
Seni lukis merupakan seni rupa murni dua dimensi yang dituangkan dalam media lukis seperti kertas,
kanvas dan lain sebagainya dengan menggunakan alat lukis seperti pensil, cat dan lain sebagainya.
Dengan menggunakan garis, titik, bidang, bentuk, warna, tekstur serta efek pencahayaan sengan
acuan keindahan maka terciptalah suatu karya lukisan yang bisa dinikmati estetikanya atau
keindahannya.
Dasarnya seni lukis mempunyi fungsi hiburan melalui nilai keindahan yang terkandung di dalamnya.
Lebih jaub seni lukis memiliki fungsi sebagai media sosial melalui sebuah gambar dan ekspresi
seorang seniman dalam upaya memberi respon berbagai aspek yang ada dilingkungan melalui karya
lukisan.
Seni rupa merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk menuangkan gagasan atau ide
dari seseorang. Untuk mengungkapkan citarasa keindahan manusia mewujudkannya lewat media
ekspresi. Media yang digunakan dapat berupa suatu karya seni rupa seperti lukisan. Di dalam
pengungkapannya tersebut kadang seseorang menggunakan dirinya sendiri sebagai objek
lukisannya.
b. Hubungan antara Manusia dengan Manusia Lain
Seorang perupa kadangkala dalam mengekspresikan citarasa keindahan menggunakan objek orang-
orang yang ada disekitarnya. Seperti istrinya, anak-anaknya, orangtua, saudaranya, temannya,
tetangganya, kekasihnya, sahabatnya, atau orang-orang yang ada dalam fikirannya.
c. Hubungan antara Manusia dengan Alam Sekitarnya
Alam sekitar yang sangat menarik bagi para pelukis untuk mengungkapkan citarasanya, sering
dijadikan objek untuk lukisannya. Seperti pemandangan gunung, laut, sungai, sawah, hutan,
perkampungan, perkotaan, binatang dan masih banyak lagi alam yang dijadikan objek lukisan. Tokoh
pelukis yang sering menggunakan alam sebagai objek seperti Basuki Abdullah, Raden Saleh
Bustaman, Dullah, Pirngadi, Henk Ngantung, Wakidi, S. Sudjojono.
d. Hubungan antara Manusia dengan Benda
Benda-benda di sekitar kita memiliki keunikan tersendiri bagi para pelukis, sehingga menjadikan
benda-benda tersebut menjadi objek lukisannya. Keunikan benda-benda tersebut ada yang berbentuk
silindris, kubistis ataupun yang berbentuk bebas. Bentuk benda tersebut seperti gelas, cangkir, kendi,
teko, vas bunga, guci, botol, sepatu, lemari, meja kursi, buah-buahan, bunga.
e. Hubungan antara Manusia dengan Aktifitasnya
Aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari yang beragam membuat perupa ingin mengabadikan
kegiatan tersebut dalam media lukisnya. Lukisan menjadi sesuatu yang menarik apabila dalam
mengambil sudut pandang aktivitas dapat disusun sesuai dengan komposisi dan proporsi yang baik
disertai dengan gelap terang yang tepat. Aktifitas manusia seperti kegiatan menari, membajak sawah,
berburu, jual beli di pasar, menggembala ternak, dan aktifitas lainnya.
f. Hubungan antara Manusia dengan Alam Khayal
Ide, imajinasi atau khayalan sering melintas dalam pikiran kita baik secara sadar ataupun saat tidak
sadar (saat tidur). Khayalan yang muncul dibenak perupa kadang diwujudkan dalam suatu karya
seni. Hasil karya seni rupa seperti ini sering disebut dengan karya seni surealisme. Karya seni rupa
yang dibuat pada dasarnya tidak dapat dijumpai di alam nyata.
3. Alat dan Bahan Berkarya Seni Lukis
Pengetahuan dan pemahaman berbagai alat dan bahan sangatlah penting untuk berkarya
seni rupa dua dimensi. Jika menguasai berbaga medium, bahan, dan peralatan berkarya seni rupa
akan semakin terampil menciptakan karya seni serta hasilnya semakin indah dan menarik. Adapun
penjelasan mengenai media, bahan, dan peralatan berkarya seni rupa, yaitu sebagai berikut.
a. Medium dan bahan karya seni rupa
Bahan untuk berkarya seni rupa dapat dikategorikan menjadi bahan alami dan bahan
sintetis berdasarkan sumber bahan dan proses pengolahannya. Bahan baku alami adalah
material yang bahan dasarnya berasal dari alam. Sedangkan bahan baku sintetis adalah
bahan-bahan alam yang telah diolah melalui proses pabrikisasi khusus. Berdasarkan sifat
materialnya, bahan berkarya seni rupa ini dapat juga dikategorikan ke dalam bahan keras
dan bahan lunak, bahan cair dan bahan padat, dan sebagainya.
b. Alat berkarya seni rupa
Alat berkarya dwimatra atau karya seni rupa dua dimensi, antara lain sebagai berikut.
1) Kertas
2) Pensil
3) Tinta
4) Pensil warna
5) Krayon
6) Pena
7) Cat air
8) Cat minyak
9) Kanvas
10) Kuas
11) Palet
12) Easel
13) Komputer
KOLOM INFO
Easel juga merupakan alat yang digunakan untuk melukis. Easel adalah papan untuk menjepit
kanvas. Papan ini memiliki kaki dan berdiri agak miring serta dapat di stel naik turun. Sebenarnya
papan ini tidak terlalu penting, asalkan kanvas bisa berdiri tegak, dan bisa dilukis tanpa bergerak.
Sekarang ini komputer merupakan media yang bisa dibuat untuk membuat karya seni rupa dua
dimensi. Teknologi digital saat ini memungkinkan untuk membuat teknik gambar yang beragam.
Di dalam komputer terdapat berbagai program untuk membuat gambar di antaranya software
Maya, Flash, Blender, dan sebagainya.
Oleh karena kemajuan teknologi, saat ini semua fungsi alat yang digunakan dalam berkarya seni
rupa dapat dilakukan oleh komputer. Meskipun demikian, perlu disadari bahwa komputer hanya
alat bantu. Karya seni bagaimanapun juga membutuhkan kepekaan rasa sulit dihasilkan oleh
program komputer. Kepekaan rasa adalah kompetensi unik dan khas yang hanya dimiliki
manusia dan berbeda antara satu orang dengan orang lainnya. Khusus untuk karya seperti
kolase, mozaik memerlukan gunting, penggaris, lem dan sebagainya.
Tempera adalah medium lukisan kekal cepat kering yang terdiri dari pigmen pewarna dicampur
dengan medium pengikat larut air seperti bahan seperti kuning telur atau yang lain. Lukisan tempera
banyak ditemukan di daerah Eropa terutama pada zaman Renaisanse. Lukisan tempera dibuat di
tembok dengan cara tembok yang sudah kering kemudian dilukis dengan cat dan bahan perekat,
Puncak kemegahan lukisan ini adalah pada zaman Renaisanse.
b. Lukisan Kaca
Gambar lukisan kaca
Lukisan dibuat dengan menempelkan bagian kaca dengan bantuan timah, kuningan, atau tembaga.
Kaca-kaca tesebut dibentuk dan ditempelkan sesuai dengan pola tertentu dengan warna-warna yang
beragam. Lukisan kaca ini pertama kali dikembangkan pada zaman Gothic di Eropa sebagai bagian
dari arsitektur. Lukisan kaca mencapai masa keemasan pada zaman renaisance sebagai hiasan pintu
dan jendela bangunan besar seperti istana atau tempat ibadah. Di Indonesia sendiri teknik lukisan
kaca awalnya berkembang sebagai sebuah seni industri rumahan
c. Mozaik
Mozaik yaitu pembuatan karya seni rupa dua atau tiga dimensi
yang menggunakan material atau bahan dari kepingan –
kepingan yang sengaja dibuat dengan cara dipotong- potong
atau sudah dibentuk potongan kemudian disusun dengan cara
ditempelkan pada bidang datar dengan cara dilem. Kepingan
benda yang dapat digunakan untuk membuat mozaik antara lain
: kepingan pecahan keramik, potongan kaca, potongan kertas,
potongan daun, potongan kayu. Mozaik yang memakai
potongan kayu sebagai bahan lukisannya disebut intersia. Lukisan intersia adalah bentuk lukisan
dekoratif yang menggambarkan karya seni ukiran kayu atau seni tradisional dari kayu yang dijadikan
obyek lukisan.
d. Lukisan Cat Minyak (Plakat)
Lukisan batik
Batik merupakan lukisan di atas kain yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan pakaian. Pada
awalnya, batik hanya dikenal oleh kalangan keraton. Lukisan Batik terdiri dari berbagai motif dan
setiap motif merupakan simbol bagi pemakainya, seperti motif-motif parang dan kawung yang hanya
boleh dikenakan oleh keluarga kerajaan. Pada perkembangannya, batik menyebar ke kalangan
masyarakat umum. Lukisan batik tekniknya hampir sama dengan tata cara membatik yaitu dengan
menutupi permukaan kain dengan lilin atau malam batik. Kain yang tertutup lilin inilah yang akan
membentuk titik atau garis bidang serta ruang sebelum menjadi sebuah gambar. Hasil akhirnya
dicelupkan kedalam larutan pewarna.
g. Lukisan Acrylic
Adalah lukisan dengan bahan acrylic yang menghasilkan warna cerah dan menyala. Cat acrylic
adalah salah satu cat yang sering digunakan oleh para pelukis untuk berkarya dalam membuat
lukisan. Acrylic terbuat dari plastik berbasis polietilen yang akan mengeras ketika kering. Berbagai
macam pigmen kemudian ditambahkan ke dalam emulsi polimer acrylic untuk mendapatkan berbagai
warna cat yang berbeda. Lukisan dengan teknik ini biasanya digunakan untuk berbagai eksperimen
pada media seperti sepatu, tas atau berbagai bahan lainnya. Kelebihan cat acrylic adalah
fleksibilitasnya yang bisa digunakan untuk melukis dengan tehnik cat tebal (opaque) dan tehnik cat
transparan seperti cat air/ water color, dan media yang digunakan pun bisa lebih beragam, antara
lain: canvas, kertas, papan kayu dan kain.
TUGAS MANDIRI
Amtilah sebuah gambar atau lukisan yang ada di sekitarmu. kemudian ambilah gambar yang terdapat
pada majalah atau koran, kemudian kerjakan perintah berikut ini.
a. Tempelkanlah gambar tersebut pada selembar kertas.
b. Lengkapilah gambar tersebut dengan penjelasan mengenai hal-hal berikut.
1) Maksud dan tujuan pembuatan gambar iliustrasi tersebut.
2) Penjelasan dari gambar ilustrasi tersebut.
3) Tuliskan dan jelaskan mengenai unsur-unsur seni rupa yang ada pada gambar tersebut.
4) Jelaskan penerapan proposri dan komposisi yang ada pada gambar tersebut.
TUGAS KELOMPOK
Amatilah sebuah gambar ilustrasi yang telah disepakati dengan teman kelompok kalian. kemdian
kerjakan tugas kelompok dengan ketentuan berikut ini:
1. Diskusikan bersama dengan anggota kelompokmu mengenai apa yang dijelaskan dari
gambar berikut ini.
2. Tulis dan jelaskan unsur-unsur seni rupa yang ada pada gambar tersebut.
3. Jelaskan pula prinsip-prinsip seni yang digunakan untuk menggarmbar ilustrasi di atas.
B. Seni Patung
Patung adalah sebuah karya seni rupa tiga dimensi yang ditinjau dari segi tujuan karya
tersebut diciptakan termasuk karya seni murni. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia patung
diartikan benda tiruan bentuk manusia dan binatang yang cara pembuatannya dipahat. Pengertian ini
didasarkan terjemahan dari Bahasa Inggris Sculpure, karena pematung jaman dahulu kebanyakan
mempergunakan teknik memahat.
Seni patung
Sumber www.money.com
Seni Patung disebut juga Plastic Art (seni plastik), maksudnya plastik adalah mudah dibentuk. Seni
Patung juga diartikan sebagai seni bentuk, maksudnya bentuk-bentuk yang memiliki keindahan. Seni
Patung mempunyai pengertian yang sangat luas karena tidak hanya bentuk manusia atau binatang
tetapi bentuk apapun dapat disebut patung.
Corak ini merupakan tiruan dari bentuk alam, perwujudan patung ini berdasarkan fisio plastic (bentuk
fisik) baik anatomi, proporsi, maupun ekspresi. Tokoh-tokoh corak imitatif adalah Hendra, Trubus,
Saptoto, dan Edy Sunarso.
b. Corak deformatif
Corak ini secara umum sudah banyak meninggalkan bentuk-bentuk alam dalam mewujudkannya
(abstrak). Corak abstrak banyak dipengaruhi oleh aliran konstruktifisme. Patung dipandang sebagai
rangkaian bentuk konstruksi yaitu susunan material seperti besi, plat, kawat, kayu, plastic, dan
sebagainya. Tokoh-tokoh corak Nonfiguratif yaitu G. Sidharta dan Rita Widagdo.
3. Bahan dan Alat dalam Berkarya Seni Patung
Patung merupakan hasil karya seni dari cabang seni rupa. Seperti pada ciri karya yang lain,
patung juga memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri. Hal tersebut dikarenakan patung memiliki
teknik, bahan dan media tersendiri yang berbeda dengan karya seni yang lain. Berikut ini kita akan
membahas mengenai bahan dan alat yang digunakan untuk membuat patung.
a. Bahan
Untuk bahan seni patung dapat di bedakan menjadi tiga yakni sebagai berikut.
1) Bahan lunak
Bahan lunak disini merupakan material yang empuk dan lentur sehingga mudah untuk dibentuk
seperti: lilin, tanah liat, sabun. untuk tanah liat yang baik harus bersih dari kerikil, akar, rumput, atau
yang lainnya. Daya susut tanah tidak lebih dari 10%, supaya jika nanti kering tidak pecah/ hancur,
tanah liat harus juga cukup elastis artinya mudah di bentuk, tidak telalu lembek atau terlalu keras.
Untuk bahan lilin (plastisin) sangatlah mudah untuk didapat seperti di toko-toko, tingkat plastisinya
bermacam-macam, ada yang sangat lembek, cukup lembek, dan agak lembek. Bahan sabun mudah
di bentuk,akan tetapi ukuranya kecil, namun dengan pola lilin ukuran yang dihasilkan akan sangat
kesil dalam jumlah sedikit.
2) Bahan sedang
Bahan sedang adalah bahan yang tidak terlalu lunak dan tidak pula terlalu keras. Contohnya: kayu
waru, kayu randu, kayu sengan, dan kayu mahoni.
3) Bahan keras
Bahan keras dapat berupa kayu atau batu-batuan. Contohnya dari kayu yaitu kayu jati, kayu
sonokeling dan kayu ulin. Contoh bahan dari batu-batuan antara lain batu padas, batu granit, batu
andesit, dan batu pualam (marmer). Selain bahan-bahan tersebut masih ada bahan yang dapat
dipergunakan untuk membuat patung yaitu semen-pasir, gips, kuningan, perunggu, emas dan
sebagainya.
b. Alat
Peralatan yang digunakan untuk membuat patung tergantung kepada bahan dan tekniknya. Alat-alat
yang digunakan dalam mematung terdiri dari:
1) Butsir adalah alat Bantu untuk membuat patung terbuat dari kayu dan kawat.
2) Meja putar adalah meja untuk membuat patung dan dapat di gerakan dengan cara diputar,
fungsinya untuk memudahkan dalam mengontrol bentuk dari berbagai arah.
3) Pahat, fungsinya untuk mengurangi bahan-bahan agar mendekati bentuk yang diinginkan.
4) Palu kayu, palu digunakan sebagai alat bantu menggunakan alat pahat. Biasanya kalau
hanya menggunakan kekuatan tangan saja maka tekanan yang dilakukan akan kurang kuat.
5) Cetakan berfungsi untuk mengencangkan ikatan kawat dan memotong ikatan kawat.
6) Sendok adokan berfungsi untuk mengambil adonan dan menempelkanya pada kerangka
patung
4. Teknik Berkarya Seni Patung
Teknik adalah segala macam cara atau keterampilan yang digunakan dalam mengolah
segala unsur bahan menggunakan peralatan menjadi sebuah karya seni rupa yang menarik. Adapun
teknik untuk membuat patung antara lain sebagai berikut.
a. Teknik Carving (memahat)
Teknik carving adalah keteknikan pembuatan karya patung. Proses pembuatannya adalah dengan
membuang bagian-bagian bahan yang tidak essensial dengan jalan dipahat. Teknik carving sangat
sulit dalam proses pengerjaannya, karena selain memerlukan gagasan atau konsepsi karya yang
matang juga diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat bahan.
b. Teknik Modelling (memijat)
Teknik modelling adalah keteknikan pembuatan karya patung dengan memanfaatkan bahan plastis
seperti lempung/tanah liat, plasticine (malam untuk modelling). Bentuk yang dikehendaki diperoleh
dengan cara menambahkan bahan baru kepada bentuk yang sedang diproses menuju tahap akhir,
dengan cara aditif (ditambahkan).
c. Teknik Casting (mencetak)
Teknik Casting adalah keteknikan pembuatan karya patung dengan cara tidak langsung. Setelah
membuat model, lalu dibuat cetakan. Dari cetakan tersebut barulah dibuat karya patung yang
sesungguhnya (patung permanen).
d. Teknik Assembling
Pada dasarnya teknik assembling adalah pembuatan karya patung dengan menggunakan berbagai
bahan yang diambil di lingkungan sekitar untuk selanjutnya dirakit menjadi satu kesatuan karya
patung yang utuh/final.
e. Teknik Constructing (konstruksi)
Teknik Constructing hampir sama dengan teknik assembling. Membuat, mendirikan sebuah karya
patung, mungkin perbedaannya teknik constructing karya yang dihasilkan lebih mendekati karya
arsitektural.
f. Teknik Plastering
Pembuatan patung dengan teknik langsung dengan bahan adonan semen dan pasir dengan cara
menempelkan, menambah sekaligus membentuk patungnya.
KOLOM INFO
Karya patung teknik modelling bahan tanah liat apabila diinginkan sebagai karya permanen, maka
harus melalui proses pembakaran atau pemanasan. Karya tersebut disebut terracotta.
5. Praktik Berkarya Seni Patung
Berikut ini akan dijabarkan pembuatan patung dengan berbagai bahan dan teknik seperti dibawah ini:
a. Patung dari Sabun
Sabun merupakan bahan yang dpat digunakan untuk membuat patung dari bahan lunak. Kegiatan
membuat pahatan dari sabun bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan untuk menciptakan sebuah
karya pahatan patung kecil. Memahat sabun lebih aman untuk kegiatan anak-anak karena di
dalamnya tidak menggunakan peralatan yang tajam.
Patung ikan dari sabun
Sumber www.adevnatural.com
Hasil dari patung sabun ini dapat digunakan sebagai pajangan. Kerajinan ini akan melatih kepekaan
indera anak dalam menggunakan indera perasa, juga untuk melatih antara koordinasi mata dengan
tangan dan melatih daya imanjinasi anak akan suatu bentuk benda.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat diikuti dalam membuat patung dari sabun dengan
teknik carving (memahat).
1) Pilihlah sabun dengan tipe batangan besar. Karena semakin bsar sabun maka akan semakin
mudah kalian untuk melakukan kreasi.
2) Pilihlah pisau yang tepat, tidak perlu terlalu tajan karena sabun memiliki sifat yang lunak.
Kalian juga bisa menggunakan lidi atau bisa juga menggunakan pisau plastik.
3) Pilihkan objek yang akan kalian buat dengan sabun tersebut. Kalian dapat memilih objek
yang menurut kalian menarik.
4) Sebelum kalian mulai memahat, buatlah garis outline sebagai tempat kalian mulai memahat.
Kalian bisa menggunakan pensil atau tusuk gigi untuk membuat garis outline terebut. Namun apabila
kalian telah ahli, kalian bisa langsung menggunakan pisau pahatnya.
5) Mulailah memahat dengan menghilangkan bagian luar outline mengunakan pisau iris.
Lakukanlah perlahan, karena bagian kecil lebih sulit. Dan apabila kalian memotong sabun terlalu
besar maka akan mengakibatkan sabun tersebut pecah menjadi bongkahan.
6) Tambahkan detail di dalam outline untuk memperkuat pahatan. Saat kalian telah selesai
memahat basahi tangan kalian kemudian gosoknya permukaan hasil pahatan kalian dengan tangan
kalian yang basah tersebut. Hal ini dilakukan untuk menciptakan hasil pahatan yang lebih halus.
7) Biarkan pahatan patung sabun kalian mengering dalam beberapa hari. Selama itu
letakkanlah patung kalian pada suhu kamar dan jangan terkena sinat matahari secara lagnsung.
b. Patung dari Kayu
Seni Patung adalah cabang seni rupa yang hasil karyanya berwujud 3 dimensi. Biasanya diciptakan
dengan cara memahat, modeling (misalnya dengan bahan tanah liat) atau kasting ( dengan cetakan).
Bahan yang digunakan tidak harus baru, kalian bisa memilih kayu bekas untuk membuatnya, tapi
dengan catatan kayu tersebut harus memiliki kualitas yang bagus. Berikut ini cara membuat patung
kayu dengan menggunakan teknik pahat.
Patung kayu
Sumber www.lintdawueland.co.id
TUGAS MANDIRI
Kerjakan tugas berikut ini dengan mandiri.
Amatilah gambar patung yang terdapat pada majalah atau koran. Kemudian buatlah sebuah kliping
mengenai patung dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Kumpulkanlah beberapa gambar patung dari berbagai sumber.
2. Susunlah gambar-gamabr tersebut pada sembar kertas atau pada buku kliping, kemudian
pada setiap gambar berikanlah keterangan sebagai berikut.
a. Jenis patung
b. Media patung
c. Uraian teknik pembuatan patung
TUGAS KELOMPOK
Amatilah bagaimana cara pemuatan patung dengan bahan utama bubur kertas, bisa melihat video di
internet atau sumber belajar lainnya kemudian kerjakan dengan ketentuan berikut ini:
1. Carilah informasi menganai cara pembuatan patung dengan bahan utama bubur kertas.
2. Catatlah bahan, alat dan cara pengerjaan patung dengan bahan utama bubur kertas tersebut
pada selembar kertas.
3. Kemudian buatlah sebuah patung sederhana dengan menggunakan baha bubur kertas
tersebut.
4. Presentasikanlah karya seni patungmu di depan kelas!
Karakter
Dengan mempelajari materi di atas, setiap siswa diharapkan mampu menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya. Melalui kegiatan ini, maka siswa akan menumbuhkan sikap saling
menghargai, disiplin, peduli lingkungan, dan bertanggung jawab.
Kata Penting
Seni lukis: salah satu seni rupa murni yang mengutamakan niai keindahan atau estetika di banding
fungsi, Biasanya sebuah karya seni lukis ialah suatu gambaran atau ungkapan ekspresi dari seorang
pelukis.
Titik: elemen paling utama dan juga paling dasar yang ada pada seni lukis.
Komposisi: penyusunan atau pengorganisasian dari unsur-unsur seni rupa.
Kesatuan: penyusunan dari elemen-elemen seni rupa sehingga tiap-tiap bagian-bagian yang tersusun
tidak terlepas dengan bagian lainnya
Patung: sebuah karya seni rupa tiga dimensi yang ditinjau dari segi tujuan karya tersebut diciptakan
termasuk karya seni murni.
Teknik: segala macam cara atau keterampilan yang digunakan dalam mengolah segala unsur bahan
menggunakan peralatan menjadi sebuah karya seni rupa yang menarik.
Refleksi
Setelah mempelajari bab ini, apakah kamu sudah menguasai materi-materi berikut? Berilah tanda
centang (√) pada kolom Ya atau Tidak!
3. Saya mampu berperan aktif dalam kelompok pada materi seni lukis
5. Saya mampu bekerja sama dan saling tanggung jawab dalam sebuah
kelompok kerja seni patung
Jika sudah menguasai materi-materi tersebut, kamu boleh mengerjakan soal-soal uji kompetensi
berikut ini.
UJI KOMPETENSI
PERBAIKAN
1. Jelaskan yang dimaksud dengan seni lukis!
Jawab:
2. Sebutkan konsep-konsep dalam melukis!
Jawab:
3. Tuliskan prosedur-prosedur dalam membuat lukisan menggunakan konsep!
Jawab:
4. Jelaskan yang dimaksud dengan:
a. Keseimbangan
b. Kesatuan
Jawab:
5. Apa yang dimaksud dengan garis dalam lukisan? Dan melalui apa garis diciptakan?
Jelaskan!
Jawab:
6 Jelaskan teknik yang digunakan untuk membuat gambar model berikut ini!
Jawab:
7. Kemukakan mengenai apa yang dimaksud dengan gambar sketsa?
Jawab:
8. Apakah tujuan dari kita melaksanakan tahap persiapan menggambar model?
Jawab:
9. Mengapa kita harus membiasakan diri untuk menggambar di atas bidang yang miring?
Jawab:
10. Kemukakan fungsi dari prinsip kesatuan dalam menggambar model!
Jawab:
Tugas Proyek
Amatilah sebuah patung non figuratif. Kemudian buatlah sebuah patung non figuratif dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. buatlah konsep sebuah desain patung
2. rencanakan bahan dan alat yang akan digunakan dalam pembuatan patung tersebut
3. gambarlah desain (detail) patung (lebar, tinggi, atau volumenya)\
4. tentukan bahan yang digunakan (bahan bekas, bahan yang ada didaerahmu sendiri)
sebingga kalian mudah dalam prosesnya.
5. tentukan teknik dan langkah proses pembuatannya.
BAB 2
Seni Musik
KOMPETENSI INTI
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami teknik pengembangan ornamentasi melodis dan ritmis lagu dalam bentuk vokal
solo/tunggal
3.2 Memahami teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun ritmis lagu dalam bentuk
kelompok vokal
4.1 Mengembangkan ornamentasi ritmis maupun melodis lagu dalam bentuk vokal solo/tunggal
4.2 Mengembangkan ornamentasi ritmis maupun melodis lagu dalam bentuk kelompok vokal
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab peserta didik diharapkan mampu:
1. menceritakan teknik pengembangan ornamentasi melodis dan ritmis lagu dalam bentuk vokal
solo/ tunggal
2. menjelaskan teknik pengembangan ornamentasi melodis maupun ritmis lagu dalam bentuk
kelompok vokal
3. menunjukkan hasil pengembangan ornamentasi ritmis maupun melodis lagu dalam bentuk
vokal solo/tunggal dan kelompok vokal
Alokasi Waktu
….. x Pertemuan
Seni musik
Sumber www.sheetmusicman.com
Musik pada dasarnya merupakan bunyi yang diungkapkan melalui ritme yang teratur dan melodi yang
indah. Musik tercipta dari berbagai media seperti suara manusia dan alat musik. Musik bukan hanya
sebagai media berekspresi dan hiburan semata, tetapi dapat digunakan sebagai sarana pendidikan,
sumber inspirasi, bahkan sebagai profesi. Secara garis besar musik terbagi menjadi dua jenis yaitu
musik tradisional dan musik modern keduanya memiliki perbedaan yang signifi kan bisa kita kenali
bedasarkan ciri instrumen yang digunakan serta lagu yang dibawakan. Lagu modern dapat dimainkan
sesuai dengan keinginan oleh arranger (komponis) musik. Untuk mengetahui bagaimana cara
menggubah lagu modern secara unisono dan vokal group mari kita memerhatikan materi yang akan
disajikan dalam bab ini.
3. Teknik Vokal
Teknik Vokal, Selain ditentukan oleh organ-organ tubuh, mutu, dan pembentukannya, suara manusia
juga didukung oleh beberapa teknik vokal, di antaranya intonasi, resonansi, artikulasi, pernapasan,
dan pembawaan.
a. Intonasi
Intonasi mengandung arti ketepatan suatu nada (pitch). Bunyi nada yang tepat akan menghasilkan
suara jernih, nyaring, dan enak didengar. Untuk mendapatkan intonasi yang baik, coba nyanyikan
nada-nada berikut secara berulang. Berlatih kelenturan suara dapat dilakukan dengan cara
menyanyikan nada-nada dengan teknik staccato dan legato. Staccato adalah menyanyikan lagu
dengan cara patah-patah. Legato adalah menyanyikan lagu dengan cara disambung. Adapun
langkah-langkah berlatih kelenturan adalah sebagai berikut.
1) Tahap pertama, nada dinyanyikan dengan tempo lambat, lalu lebih cepat.
2) Tahap kedua, nada dinyanyikan dengan tempo bervariasi.
3) Tahap ketiga, menyanyikan interval yang bervariasi dimulai nada bawah ke nada tinggi.
4) Tahap keempat, menyanyikan nada-nada kromatis.
b. Artikulasi
Artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam menyanyi agar pesan lagu dapat dimengerti
dan dipahami pendengar. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan artikulasi yang
baik, antara lain sikap badan yang tegap, posisi mulut yang benar, latihan vokalisis, pembentukan
bunyi vokal, dan pembentukan bunyi konsonan.
c. Resonansi
Resonansi adalah suatu gejala bunyi yang dikembalikan dari suatu ruangan, semacam gema yang
timbul karena adanya ruangan berdinding keras sehingga sanggup memantulkan suara. Tanpa
ruangan resonansi, pita suara hanya menimbulkan bunyi yang lemah karena panjangnya hanya 1,5–2
cm. Dengan adanya resonansi, suara manusia menjadi keras, indah, dan gemilang.
d. Pernapasan
Pernapasan adalah keluar masuknya udara melalui paru-paru. Udara yang digunakan saat menyanyi
lebih banyak dibandingkan persediaan untuk bernapas sehari-hari. Oleh karena itu, usahakan
mengisi paru-paru sebanyak mungkin waktu menyanyi. Teknik pernapasan dalam menyanyi dibagi
menjadi tiga macam, yaitu teknik pernapasan dada, perut, dan diafragma.
e. Pembawaan
Salah satu keberhasilan seorang penyanyi dalam membawakan sebuah lagu adalah ketepatan dalam
menginterpretasikan sebuah karya musik atau lagu. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
menginterpretasikan karya musik, antara lain tema lagu, unsur-unsur musik (tanda tempo, tanda
dinamik, tanda ekspresi, irama, dan birama), pesan dan kesan yang disampaikan, kesulitan-kesulitan
lagu, gaya, dan klimaks lagu.
Kolom Info
4. Penampilan
Selain teknik dan materi vokal, dalam menyajikan vokal secara solo juga dibutuhkan hal yang tak
kalah penting, yaitu penampilan. Seorang penyaji vokal yang profesional, pasti akan mempersiapkan
Penampilan mereka mulai dari kostum, aksesoris dan rias wajah yang akan disesuaikan dengan tema
acara, lagu dan tempatnya. Hal tersebut dipersiapkan agar penampilan yang dipersiapkan selaras
dengan lagu, tema dan tempat acara.
Tugas mandiri
Kerjakan tugas berikut ini secara mandiri!
Amatilah satu lagu daerah yang kalian sukai, kemudian lakukanlah aransemen vokal sesuai dengan
kreativitasmu.
Tugas kelompok
Kerjakan tugas berikut ini bersama dengan kelompokmu!
Amatilah salah satu lagu yang telah disekapati oleh semua anggota kelompok, kemudian lakukan
pengembangan melodi pokok pada lagu tersebut. Ambillan jenis pengembangan melodi yang paling
sesuai dengankebuuhan lagu yang kau pilih sebelumnya. Komunikasikan hasil pekerjaan kalian di
depan kelas!
KOLOM INFO
Nasyid juga termasuk lagu akapela. Asal kata nasyid berasal dari bahasa Arab. Nasyid berasal dari
kata ansyada- yunsyidu yang memiliki arti bersenandung. Nasyid dapat dinyanyikan secara akapela
atau diiringi dengan tetabuhan gendang. Lagu-lagu nasyid biasanya berisi mengenai pujian kepada
Allah, kata-kata nasehat dalam kehidupan, kisah-kisah para nabi dan sahabatnya, atau hal-hal yang
berhubungan dengan kehidupan Islam.
Tugas mandiri
Kerjakan tugas berikut ini secara mandiri!
Amatilah jenis-jenis suara, kemudian identifikasilah jenis suara yang kalian miliki masing-masing.
Kemudian jelaskan mengapa suaramu termasuk pada jenis golongan suara tersebut!
Tugas kelompok
Kerjakan tugas berikut ini dengan kelompok kalian!
Amatilah notasi lagu perjuangan berikut ini, kemudian pelajarilah penyusunan nada-nada akor untuk
paduan suara dengan tiga suara. Kemudian sajikanlah di depan kelas dengan teman-temanmu satu
kelas!
Karakter
Dengan mempelajari materi tersebut, setiap siswa diharapkan mampu menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya. Melalui kegiatan ini, maka siswa akan menumbuhkan sikap saling
menghargai, disiplin, peduli lingkungan, dan bertanggung jawab.
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab ini, apakah kamu sudah menguasai materi-materi berikut? Berilah tanda
centang (√) pada kolom Ya atau Tidak!
No. Kemampuan Ya Tidak
1. Saya mampu mengetahui lagu termasuk musik modern di Indonesia dan ciri
khasnya masing-masing dengan sungguh-sungguh
4. Saya mampu menuangkan ide dan perasaan saya dalam menentukan tema
lagu yang akan saya gubah dengan sungguh-sungguh
Jika sudah menguasai materi-materi tersebut, kamu boleh mengerjakan soal-soal uji kompetensi
berikut ini.
UJI KOMPETENSI
PERBAIKAN
1. Bagaimana cara melakukan revisi terhadap hasil lagu yang telah diaransemen?
Jawab:
2. Mengapa emmbuat aransemen melalui alat musik akan lebih leluasa jika dibandingkan
dengan suara vokal?
Jawab:
3. Mengapa pada saat melakukan proses aransemen lagu ktia perlu melakukan evaluasi secara
terus menerus?
Jawab:
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengembangan melodi lagu?
Jawab:
5. Bagaiamanakah cara melakukan pengembangan melodi pada aransemen lagu?
Jawab:
6. Bilamana dapat dilakukan variasi pengembangan meliodi asli?
Jawab:
7. Berikan penjelasan mengapa pada saat melakukan aransemen terhadap lagu untuk
keperluan paduan suara, jenis vokal sangat perlu mendapatkan perhatian?
Jawab:
8. Kemukakan penjelasan menganai cara bernyayi dengan teknik acapela!
Jawab:
9. Sebutkan tugas-tugas diantara para vokalis grup akapela?
Jawab:
10. Berdasarkan apakah pembagian jenis suara manusia?
Jawab:
TUGAS PROYEK
Amatilah sebuah karya lagu aranseman. Kemudian kerjakan tugas dengan ketentuan berikut ini:
1. buatlah tulisan mengenai hasil pengamatan dari karya lagu aransemen yang telah diamati.
2. tulisan dibuat berdasarkan analisis yang kalian lakukan terhadap karya lagu yang telah
diamati yang dideskripsikan maksimal 50 kata.
3. tulisan berisi kritik yang membangun digunakan sebagai bahan perbaikan untuk
menghasilkan aransemen musik selanjutnya.
Unsur gambar yang digunakan untuk membuat gambar tersebut adalah ....
a. titik
b.garis
c. bidang
d. bentuk
30. Berikut adalah prinsip-prinsip dalam menggambar model kecuali ....
a. komposisi
b. proporsi
c. keseimbangan
d. gelap dan terang
BAB 3
TARI KREASI
KOMPETENSI INTI
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
KOMPETENSI DASAR
3.1 Memahami keunikan gerak tari kreasi berdasarkan unsur pendukung tari
3.2 Memahami tari kreasi dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan
4.1 Memeragakan tari kreasi berdasarkan unsur pendukung tari
4.2 Memeragakan tari kreasi dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. memperhatikan keunikan gerak tari kreasi,
2. menjelaskan tari kreasi dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan,
3. mempelajari tari kreasi berdasarkan unsur pendukung tari, dan
4. memperagakan tari kreasi dengan menggunakan unsur pendukung tari sesuai iringan.
Alokasi Waktu
….. x Pertemuan
Tari kreasi
Sumber www.tugassekolah.com
Meskipun hingga kini tarian banyak dikenal di nusantara namun tidak banyak dari kita yang
mengetahui perkembangan hasil karya pada masa lalu yang mengedepankan gerak tubuh yang
disajikan secara berirama ini. Modifikasi tari klasik yang dikenal dari masa prasejarah kemudian
menciptakan inovasi baru yang kini akrab disebut sebagai tari kreasi. Seni tari berkembang dan
dipengaruhi oleh budaya asing dan mengikuti tren dari budaya tersebut. Pernahkah kalian melihat
pertunjukan tari kreasi? Bagaimana tari kreasi dapat dikenal di Indonesia? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut marilah kita mempelajari materi yang akan dibahas berikut.
A. Tari Kreasi
Tari kreasi adalah jenis tarian yang diinovasi dengan menyesuaikan gerakan, alat pengiring,
atau properti yang digunakan dalam tarian tersebut agar terlihat modern serta dapat diterima oleh
masyarakat Indonesia seiring perkembangan zaman.
Dari pengertian tari kreasi di atas tentu saja dapat kita simpulkan bahwa jenis tarian ini terbentuk dari
jenis tari tradisional yang kemudian diberikan sentuhan inovasi baik pada gerakannya, alat pengiring,
maupun properti yang dikenakan oleh para penari. Pada perkembangan selanjutnya tari kreasi juga
dapat disebut dengan tari modern, yakni jenis tarian yang lebih dapat diterima oleh masyarakat
Indonesia pada saat ini baik dari segi gerakannya, maupun keseluruhan penampilan yang
dipertunjukkan sebagai media hiburan. Gerakan yang terdapat pada tari kreasi baru biasanya
merupakan paduan antara gerakan tari tradisional dengan gerakan pada tari klasik. Lebih jauh
mengenai bentuk gerakan yang digabungkan dalam tari modern ini diambil dari berbagai macam seni
tari yang terdapat dari daerah-daerah. Contoh dari jenis tarian kreasi tersebut antara lain tari
Padendang, tari Bosara, tari Merak, tari Panji Semirang, tari Kupu-kupu, tari Lebonna dan
sebagainya.
Di Jawa Barat, insan tari mengenal tokoh tari kreasi R. Tjetje Somantri yang hingga kini tariannya
masih diminati masyarakat, dan masih dipertahankan oleh muridnya yang paling menonjol, yaitu
Indrawati Lukman dan Irawati Durban pada karya tari seperti Tari Merak, Tari Topeng Koncaran, dan
Tari Kandagan. Tokoh tari kreasi lain adalah Enoch Atmadibrata yang menciptakan Tari Kreasi
Cendrawasih. Nugraha Suradireja menciptakan Tari Topeng Tumenggung Priangan dan Tari Kencana
Wungu.
Demikian pula yang dilakukan para koreografer yang namanya dikenal di hampir seluruh wilayah
Indonesia, seperti Gusmiati Suid yang menciptakan Tari Piring dan Tari Galombang dari Sumatra
Barat), I Mario pada karya Kebyar Duduk (Bali), dan Bagong Kusudiarjo (dari Yogyakarta) yang
terkenal dengan Tari Yapong tahun 80-an.
Pada masanya, para koereografer menciptakan tari-tarian kreasi dengan berpijak pada tari tradisional
daerah mereka sendiri. Terobosan mereka pada saat itu adalah memadukan gerak dari akar sumber
gerak tradisional dengan bentuk yang baru. Bahkan, hingga kini karya tarinya diminati banyak orang.
Karyanya dianggap mewakili kebaruan tanpa melepaskan ciri khas daerahnya.
Dulu, media komunikasi sulit diperoleh. Transportasi pun kondisinya tak jauh berbeda. Kini, televisi
dan internet menjadi jendela dunia bagi semua manusia di dunia sehingga kita bisa memperoleh
informasi apa pun dan dari mana pun di seluruh belahan dunia. Hal ini memberi kemudahan kepada
koreografer untuk membuka mata, pikiran, dan wawasan terhadap perkembangan seni tari dari
daerah, bahkan dari negara lainnya.
Perbedaan berkembangnya tari yang bersumber dari tradisi dengan yang nontradisi sebenarnya juga
tidak terlalu jauh karena seni tradisional pada beberapa daerah telah mendapat tempat yang cukup
baik. Buktinya, masyarakat berlomba-lomba menampilkan seni tradisional pada acara bergengsi.
Seperti pada acara penghargaan untuk insan musik Indonesia, banyak yang memilih menyajikan Tari
Saman dari Nanggroe Aceh Darussalam sebagai pembukaan. Hal itu menunjukkan apresiasi yang
baik menuju perubahan sikap dan mental bangsa. Belum lagi pada event yang khusus disajikan bagi
kalangan tertentu. Sebenarnya, kalangan negarawan sejak lama telah menempatkan tari tradisional
sebagai sajian klasik eksklusif di kalangan istana. Namun, sayangnya hal itu tidak diikuti oleh peran
serta generasi mudanya.
b. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)
Dalam penggarapan tari kreasi nontradisi, yang diandalkan hanya kebebasan berekspresi dengan
mengeskplorasi gerak sebanyak-banyaknya, kemudian menyusunnya menjadi sebuah pola gerak.
Pola gerak yang dikumpulkan dari hasil eksplorasi gerak tadi menjadi sebuah gerak yang nantinya
dikelompokkan, kemudian disusun menjadi sebuah ragam gerak yang terstruktur secara koreografi.
Tari kreasi sebagai media untuk mengungkapkan perasaan, keinginan, dan pandangan, kadang-
kadang terwujud dengan gerakan yang sangat abstrak. Gerak yang tidak bermakna pada setiap
elemen geraknya, benar-benar dilakukan dari dalam batin, lepas dari sumber pijakan tradisi.
Contohnya, tari Hip Hop, tari yang oleh masyarakat disebut tari modern. Agar terdengar tidak
ketinggalan zaman, masyarakat menyimpulkan tari dengan indikator keanehan, ketidaklaziman,
kebaruan alat dan kemodernan teknologi yang diserapkan pada properti, bentuk gerak, setting
pentas, busana, dan rias wajah fantastic sebagai kelompok tari modern.
3. Keunikan Gerak Tari Kreasi
Keunikan gerak tari kreasi dapat dilihat dari penyajian tariannya. Penyjian tari kreasi dapat
dibedakan menjadi tari tunggal, tari berpasangan dan tari berkelompok, dram tari serta tari bertema.
a. Tari tunggal adalah tarian yang memang dibawakan hanya oleh satu orang saja. Contoh tari
kreasi tunggal misalnya tari Topeng Ronggeng dari Betawi.
b. Tari berpasangan adalah tarian yang dilakukan oleh dua orang baik laki-laki dengan laki-laki,
perempuan dengan perempuan, atau laki-laki dengan perempuan. Prinsip pada tari berpasangan
antara lain sebagai berikut.
1) Adanya gerakan saling mengisi.
2) Adanya gerakan saling interaksi.
3) Merupakan kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam penyajian. Contoh tari kreasi
berpasangan yang dilakukan antara dua orang seperti tari Payung dari Sumatera Barat yang
diciptakan oleh Huriah Adam.
c. Tarian berkelompok adalah tarian yang dilakukan secara berkelompok baik dilakukan oleh
laki-laki, perempuan atau campuran antara laki-laki dengan perempuan. Tarian berkelompok ini sering
dijumpai pada panggung-panggung pertunjukan. Contoh tari berkelompok misalnya tari Cente Manis
dari Betawi, Burung Enggang dari Kalimantan, Tifa dari Papau, Yosim Pancer dari Papau, dan tari
Belibis dari Bali.
d. Dramatari merupakan bentuk penyajian tari yang memiliki desain dramatik. Contoh drama tari
paling terkenal adalah cerita Matah Ati yang bersumber pada gerak tari gaya Mangkunegaran.
Dramatari ini merupakan bentuk kreasi yang bersumber pada tari tradisi Jawa Tengah. Pada
peragaan dramatari selain menguasai secara aspek gerak juga aspek ekspresi. Ini disebabkan untuk
mendukung cerita dibutuhkan mampu menterjemahkan naskah menjadi gerak tari.
e. Tari bertema dapat dijumpai pada hampir semua jenis penyajian tari baik tari tunggal, tari
berpasangan, tari berkelompok maupun tari bercerita. Ini disebabkan tema pada tari merupakan ide
yang kemudian diwujudkan dalam bentuk judul tari dan pada akhirnya diekspresikan melalui gerak.
Aktivitas mandii
Amatilah sebuah tarian kreasi. Kemudian buatlah penjelasan mengenai prperti yang digunakan dalam
tarian terebut. Tuliskan dalam format laporan dan kerjakan pada selembar kertas!
Aktivitas kelompok
Amatilah sebuah tari kreasi yang dikehendaki oleh anggota kelompok kalian. kemudian buatlah
kelompok sebanyak 4 hingga 5 orang, kemudian lakukanlah perintah berikut.
1. Tentukanlah sebuah tarian kreasi dengan gerakan yang mudah dan sederhana. Pilihlah satu
tarian yang menggunakan properti tari.
2. Bersama dengan kelompokmu pelajari dan hafalkanlah gerakan tarian tersebut!
3. Peragakanlah tarian tersebut di depan kelas.
Mintalah penilaian dari teman dan gurumu sebagai ugas kelompok!
Gerak di dalam tari adalah gerak yang indah. Maksudnya adalah dengan gerak yang indah adalah
gerak yang telah diberi sentuhan seni. Gerak-gerak keseharian yang telah diberi sentuhan seni akan
menghasilkan gerak yang indah. Misalnya gerak berjalan, lari, mencangkul, menimba air di sumur,
memotong kayu dan sebagainya, jika diberi sentuhan emosional yang mengandung nilai seni, maka
gerak-gerak keseharian tersebut akan tampak lain.
1) Gerak murni
Gerak murni merupakan gerakan yang digarap untuk mendapatkan bentuk yang artistik dan
tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu. Dalam pengolahannya tidak mempertimbangkan
suatu pengertian tertentu, yang dipentingkan faktor keindahan gerak saja.
2) Gerak maknawi
Gerak maknawi merupakan gerak yang telah diubah menjadi gerak indah yang bermakna
dalam pengolahannya mengandung suatu pengertian atau maksud tertentu, disamping
keindahannya. Gerak maknawi di sebut juga gerak gesture, bersifat menirukan ( imitative dan mimitif).
b. Musik
Musik dalam tari adalah suatu pola ritmis yang dapat memberikan makna, struktur, dinamika, serta
kekuatan gerak tari. Gerak tanpa musik rasanya belum lengkap, walau musik yang dihadirkan adalah
unsurnya saja; misalnya ada gerak tari yang tidak menggunakan musik secara fisik sebagai
pengiring, namun unsur musik yang dinamakan ritme harus selalu dipertimbangkan kalau gerak
tersebut ingin bermakna, memiliki struktur, dinamika, serta kekuatan. Dalam tari musik dapat hadir
dengan bentuk yang eksternal ataupun internal. Dalam bentuk eksternal musik hadir dari luar diri
penari, sedangkan nternal musik datang dari tubuh penari misalnya dengan tepukan, vokal dan
sebagainya. Untuk iringan tari, musik dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu sebagai berikut.
1) Musik sebagai pengiring tari, bila hadirnya musik hanya diperankan untuk mengiringi sebuah
tarian.
2) Musik sebagai illustrasi, bila hadirnya musik sekedar berperan sebagai bentuk ilustrasi dari
sebuah tarian.
3) Musik sebagai patner gerak, bila hadirnya musik dalam tari bukan semata mengiringi, atau
menjadi latar, namun lebih memiliki karakter untuk dapat bersama-sama mengekspresikan maksud
dari tarian.
Musik merupakan denyut nadi dalam sebuah tarian. Musik dan tari merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, dengan adanya musik dapat mengatur tempo dalam satu gerakan,
memberikan suasana dalam tarian baik suasana sedih, genbira, tegang ataupun marah. Berikut ini
adalah beberapa fungsi musik dalam tari, yaitu:
1) Memberi irama (membantu mengatur waktu)
Kita kenal bahwa tari itu terdiri dari gerak-gerak yang berirama, mengatur atau menentukan
irama, sangat sulit menari tanpa musik. Dimana irama dalam tari yaitu pengatur waktu (tempo) cepat
dan lambatnya dari suatu rangkaian gerak, dan perlu saling mengisi dan saling mengiringi.
2) Memberi ilustrasi atau gambaran suasana
Dalam tari, suasana atau ilustrasi sangat erat hubungannya dengan watak penari, terutama
pada tari tradisional yang sangat memerlukan berbagai suasana. Adapun watak dalam suasana tari
antara lain watak luguh/ halus, watak lenyap/ ganjen, dan gagah.
3) Membantu mempertegas ekspresi gerak
Dalam tarian sudah barang tentu mempunyai tekanan-tekanan gerak yang diatur oleh tenaga.
Mempertegas ekspresi gerak akan lebih sempurana di iringi atau di pertegas oleh hentakan
instrumen musik sebagai pengiring tari.
4) Rangsangn bagi penari
Elemen dasar dari tari adalah gerak dan ritme, Maka elemen dasar dari musik adalah nada Ritme dan
Melodi. Sejak zaman prasejarah sampai sekarang dapat dikatakan dimana ada tari disitu pasti ada
musik, musik dalam tari bukan hanya sekedar pengiring, tetapi musik adalah patner tari yang tidak
boleh ditinggalkan, musik dapat memberikan suatu irama yang selaras sehingga dapat membantu
mengatur ritme atau hitungan dan dapat juga memberikan gambaran dalam ekspresi suatu gerak
c. Tata rias dan busana
Tata rias dan tata busana merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan untuk penyajian suatu
garapan tari. Tata rias dan tata busana harus diperhaikan dengan cermat dan teliti. Dengan tata rias
dan tata busana yang tepat dapat memperjelas karakter dan sesuai dengan tema yang disajikan.
Dalam memilih desain pakaian dan warna membutuhkan pemikiran dan pertimbangan yang matang
karena kostum berfungsi untuk memperjelas pemeranan pada tema cerita.
Tata rias merupakan cara untuk mempercantik diri khususnya pada bagian muka atau wajah. Tata
rias pada seni pertunjukan diperlukan untuk menggambarkan/menentukan watak tokoh di atas
pentas. Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah
peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada para pemain. Sebagai penggambaran
watak di atas pentas selain acting yang dilakukan oleh pemain diperlukan adanya tata rias sebagai
usaha menyusun hiasan terhadap suatu objek yang akan dipertunjukan.
Tata rias merupakan aspek dekorasi, mempunyai berbagai macam kekhususan yang masing-masing
memiliki keistimewaan dan ciri tersendiri. Dari fungsinya rias dibedakan menjadi delapan macam rias
yaitu:
1) Rias aksen, memberikan tekanan pada pemain yang sudah mendekati peranan yang akan
dimainkannya. Misalnya pemain orang Jawa memerankan sebagai orang Jawa hanya dibutuhkan
aksen atau memperjelas garis-garis pada wajah.
2) Rias jenis, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan perubahan wajah pemain
berjenis kelamin laki-laki memerankan menjadi perempuan, demikian sebaliknya.
3) Rias bangsa, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan aksen dan riasan pada
pemain yang memerankan bangsa lain. Misalnya pemain bangsa Indonesia memerankan peran
bangsa Belanda.
4) Rias usia, merupakan riasan yang mengubah seorang muda (remaja/pemuda/pemudi)
menjadi orang tua usia tujuh puluhan (kakek/nenek).
5) Rias tokoh, diperlukan untuk memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan. Misalnya
memerankan tokoh Rama, Rahwana, Shinta, Trijata, Srikandi, Sembadra, tokoh seorang anak sholeh,
tokoh anak nakal.
6) Rias watak, merupakan rias yang difungsikan sebagai penjelas watak yang diperankan
pemain. Misalnya memerankan watak putri luruh (lembut), putri branyak (lincah), putra alus, putra
gagah.
7) Rias temporal, riasan berdasarkan waktu ketika pemain melakukan peranannya. Misalnya
pemain sedang memainkan waktu bangun tidur, waktu dalam pesta, kedua contoh tersebut
dibutuhkan riasan yang berbeda.
8) Rias lokal, merupakan rias yang dibutuhkna untuk memperjelas keberadaan tempat pemain.
Misalnya rias seorang narapidana di penjara akan berbeda dengan rias sesudah lepas dari penjara.
Sedangkan busana (pakaian) tari merupakan segala sandang dan perlengkapan (accessories) yang
dikenakan penari di atas panggung. Tata pakaian terdiri dari beberapa bagian
1) Pakaian dasar, sebagai dasar sebelum mengenakan pakaian pokoknya. Misalnya, setagen,
korset, rok dalam, straples
2) Pakaian kaki, pakaian yang dikenakan pada bagian kaki. Misalnya binggel, gongseng, kaos
kaki, sepatu.
3) Pakaian tubuh, pakaian pokok yang dikenakan pemain pada bagian tubuh mulai dari dada
sampai pinggul. Misalnya kain, rok, kemeja, mekak, rompi, kace, rapek, ampok-ampok, simbar dada,
selendang, dan seterusnya
4) Pakaian kepala, pakaian yang dikenakan pada bagian kepala. Misalnya berbagai macam
jenis tata rambut (hairdo) dan riasan bentuk rambut (gelung tekuk, gelung konde, gelung keong,
gelung bokor, dan sejenisnya).
5) Perlengkapan/accessories, adalah perlengkapan yang melengkapi ke empat pakaian tersebut
di atas untuk memberikan efek dekoratif, pada karakter yang dibawakan. Misalnya perhiasan gelang,
kalung, ikat pinggang, kamus timang/slepe ceplok, deker (gelang tangan), kaos tangan, bara samir,
dan sejenisnya.
Dalam pembuatan pakaian tari warna dan motif kain menjadi perhatian dan bahan pertimbangan,
karena berhubungan erat dengan peran, watak, dan karakter para tokohnya. Warna sebagai
lambang dan pengaruhnya terhadap karakter dari tokoh (pemain). Penggunaan warna dalam sebuah
garapan tari dihubungkan dengan fungsinya sebagi simbol, di samping warna mempunyai efek
emosional yang kuat terhadap setiap orang.
d. Properti
Properti merupakan salah satu unsur pendukung dalam tari. Ada tari yang menggunakan properti
tetapi ada juga tidak menggunakan. Properti yang digunakan ada yang menjadi nama tarian tersebut.
Contoh tari Payung menggunakan payung, tari Piring menggunakan piring sebagai properti. Kedua
tarian ini berasal dari Sumatra Barat. Tari Lawung dari keraton Yogyakarta menggunakan Lawung
(tombak) sebagai properti tarinya.
Ada juga tarian yang menggunakan properti tetapi tidak digunakan sebagai nama tarian. Contoh tari
Pakarena menggunakan Kipas sebagai propertinya, tari Merak menggunakan Selendang, tari Serimpi
dari Yogyakarta atau Surakarta ada yang menggunakan Kipas sebagai propertinya, Keris atau
properti lain. Ini hanya beberapa contoh properti yang digunakan dalam tarian tradisional, masih
banyak tari dari daerah lain yang menggunakan properti sebagai pendukung.
Antara tari daerah satu dengan daerah lainnya memiliki karakteristik yang berbeda, demikian pula
dengan properti yang digunakan. Menari juga merupakan kegiatan yang menggerakkan anggota
tubuh. Menari kadang-kadang dilengkapi dengan properti tari. Ada beberapa tarian memang tidak
menggunakan properti.
Properti adalah semua peralatan yang dipergunakan untuk kebutuhan tari. Biasanya property
disesuaikan dengan tema tarian yang akan ditampilkan baik untuk tarian putra maupun tarian putri.
Berdasarkan pemanfaatannya property dibedakan menjadi dua yaitu dance prop dan stage prop.
1) Dance prop adalah segala peralatan yang dipakai /dipegang atau dimainkan oleh seorang
penari pada waktu menari. Adapun property yang biasa dipakai dalam tari trasional di Indonesia:
kipas, saputangan, selendang/sampur, panah, keris, pedang, tameng, gada, tombak, kendi, boneka,
sabit, caping, tenggok, tali, payung, bokor dan sebagainya. Dalam pemakaian property yang perlu
dipertimbangkan adalah mengusahakan agar alat tersebut bisa menyatu dengan gerak, dan sesuai
dengan isi garapan tarinya.
2) Stage prop adalah segala peralatan yang ditata di atas panggung yang membantu
penampilan garapan tarinya. Alat-alat yang biasa dipakai antara lain bingkai, trap, gapura,
pepohonan, sekat, dan juntaian kain.
e. Setting
Setting adalah suatu penataan benda-benda (skeneri) di atas panggung. Setting ini biasanya
berfungsi untuk membantu memperjelas peristiwa atau kejadian yang sedang digambarkan dalam
tarian. Ada yang bentuknya dua demensi, ada pula yang tiga demensi. Bentuk dua demensi biasanya
terbuat dari kain bisa diberi lukisan dan dipasang sebagai border atau teaser. Adapun yang tiga
demensi biasanya tiruan benda sesungguhnya ditata dalam arena panggung.
Bentuk panggung seni pertunjukan di Indonesia sesuai dengan jenis pementasan dibedakan menjadi
dua bentuk, yaitu bentuk tradisional, dan modern.
1) Panggung tradisional sangat kaya sesuai dengan daerah yang ada di Nusantara ini yang
diwariskan oleh nenek moyang dan terpelihara dengan baik sampai sekarang. Adapun bentuk-bentuk
panggung tersebut yaitu: pendapa di Jawa, bentuk wantilan di Bali, rumah gadang di Sumatera, arena
dan sebagainya.
2) Panggung modern adalah bentuk panggung proscenium baik dalam bentuk tertutup maupun
terbuka. Bentuk tertutup biasanya dibatasi dengan wing yang ada pada sisi kanan dan kiri panggung.
f. Lighting
Ligthing adalah suatu penataan cahaya di arena pentas. Sumber cahaya dapat dibedakan atas
sumber cahaya dari tenaga surya (matahari), api (obor, lilin, dan sejenisnya), dan tenaga listrik
(lampu). Dari sumber cahaya yang berbeda akan membawa efek yang berbeda pula. Dalam
pertunjukan yang menggunakan waktu siang hari dan dilaksanakan di tanah lapang biasanya sumber
cahaya menggunakan matahari. Sedangkan pertunjukan yang dilakukan dalam gedung tertutup, bisa
menggunakan sumber cahaya api atau listrik (lampu). Walaupun sumber cahaya api dapat digunakan
dalam gedung tertutup, namun hal ini sangat kurang aman, asapnya pun kadang sangat mengganggu
penonton apabila berlebihan.
Dilihat dari fungsi atau tujuan penataan cahaya dalam arena pentas ini dapat dibedakan atas dua
fungsi, yakni fungsi penerangan dan fungsi penyinaran. Fungsi penerangan, bila cahaya yang
dihadirkan semata-mata hanya menerangi arena untuk menghapus kegelapan. Penggunaan cahaya
yang semacam ini sering disebut dengan general illumination. Adapun fungsi penyinaran adalah bila
cahaya yang dihadirkan bertujuan untuk membangun situasi dramatik dari sebuah pertunjukan, tata
cahaya yang semacam ini sering disebut dengan specific illumination.
KOLOM INFO
Selain itu tarian ini juga diilhami dari kesenian rakyat di daerah Jawa yaitu jathilan atau kuda
lumping yang sampai saat ini masih hidup di daerah Jawa . Tarian jaranan ini ditarikan oleh
sembilan orang penari yang terdiri dari empat orang putra dan lima orang putri. Adapun iringan
dari tarian ini diambil dari lagu dolanan anak yang berjudul ’’jaranan’ ’yang merupakan lagu
daerah Jawa Tengah.
2. Memperagakan Gerak Tari Kreasi dengan menggunakan Unsur Pendukung
Sebagian besar tarian menggunakan alat bantu yang disebut properti. Penggunaan properti tari
harus mempertimbangkan jenis, fungsi, dan asas pakai properti secara baik dan benar. Hal ini
dikarenakan proporsi penggunaan properti tari secara mendasar menentukan penguasaan
keterampilan penari secara pokok. Kualitas penguasaan penari atas properti tari yang digunakan,
menjadi salah satu teknik tari yang dibutuhkan dalam format garapan tari yang berkuaiitas. Properti
tari banyak ragam, bentuk, dan jenisnya. Properti yang sering digunakan antara lain meliputi
selendang (sampur), kipas, rebana, payung, tongkat, keris, cundrik, pedang, mandau, tombak,
gendang, piring, panah, dan Iain-Iain.
Berikut ini merupakan beberap jenis properti pada tarian.
a. Keris digunakan pada tari-tarian dari Jawa
b. Busur dan panah (gondewa = Sunda) digunakan pada hampir semua tarian di seluruh
wilayah Indonesia karena kaitannya dengan kultur simbolisasi perang atau berburu sebagai mata
pencarian.
c. Tombak Contohnya, tombak digunakan oleh tarian yang berasal dari Papua.
d. Kipas, payung, dan sapu tangan, Umumnya properti ini digunakan sebagai properti pada tari
kreasi di seluruh wilayah Indonesia dengan desain yang berbeda.
e. Alat musik tradisional sering kali digunakan pula sebagai properti. Misalnya, rebana,
tamborin, kendang, angklung.
f. Benda-benda modern misalnya pita, sapu tangan, simpai, dan sebagainya.
Beirkut ini kita kaan membahas mengenai cara memeragakan penggunaan properti jaranan pada tari
jaranan.
a. Properti jaranan diangkat dan diayunkan ke depan.
b. Properti jaranan dipegang di samping tubuh.
c. Properti jaranan digoyang-gayangkan seperti orang menaiki kuda sungguhan.
d. Properti jaranan diletakkan di depan para penari.
e. Properti jaranan diayunkan ke depan dan ke belakang.
f. Properti jaranan dilenggok-lenggokkan.
g. Properti jaranan diangkat ke depan atas kepala.
Aktivitas individu
Amatilah satu tarian kerasi yang ada di daerah kalian. kemudian kerjakan tugas berikut ini secara
mandiri!
1. Sebutlah salah satu tarian kreasi di daerah kalian.
2. Identifikasilah tarian tersebuat mengenai iringan, tata rias dan juga properti tarian yang
digunakan.
3. Tuliskan hasilnya pada selembar kertas!
Aktivitas kelompok
Amatilah tarian jaranan dari sumber belajar apa saja. Bersama dengan 5 hinga 7 orang temanmu,
lakukanlah praktik tarian jaranan seperti pada gerakan yang telah diuraikan di atas. Sebelum kalian
menyajikan hasil tarian kalian di hadapan teman dan gurumu, lakukanlah latihan yang terpola dengan
baik agar kelompok kalian benar-benar menguasai gerakan tarian jaranan tersebut sesuai denan
iringanya.
KARAKTER
Dengan mempelajari materi keunikan gerak tari tradisional, siswa mampu menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianutnya. Dengan melakukan kegiatan tersebut, dalam diri siswa
akan tumbuh sikap kerja sama, mandiri, menghargai prestasi, dan bertanggung jawab.
KATA PENTING
Properti tari: semua alat yang digunakan sebagai media atau perlengkapan dari pementasan suatu
tarian.
Iringan: sumber bunyi yang berfungsi untuk memperkuat dan memperjelas gerak ritmie dari suatu
bentuk seni tari, bisa berupa suara manusia sendiri, hentakan kaki, tepuk tangan, siulan atau jeritan,
petikan jari, maupun nyanyian (disebut dengan musik internal), atau yang berasal dari alat musik
(disebut dengan musik eksternal). Yang biasa menggunakan iringan musik internal biasanya orang-
orang primitif.
Tata pentas: bisa disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar belakang (Background)
tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam pengertian luas adalah suasana seputar gerak laku di
atas pentas dan semua elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran
dalam pementasan.
Gerak imitatif: gerakan tari yang dilakukan sebagai hasil dari eksplorasi gerak yang ada di alam ini
selain gerak manusia
Pentas: lantai yang agak tinggi di gedung pertunjukan tempat memainkan sandiwara dan sebagainya;
panggung.
Prosenium: panggung konvensional yang memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar
melalui mana penonton menyaksikan pertunjukan.
Watak: sifat batin manusia yang mempengaruhi pikiran, budi pekerti dan tingkah laku / tabiat manusia
tersebut.
Kosmetika: upaya untuk memperindah tubuh manusia secara keseluruhan mulai dari rambut, mata,
bibir, kulit, sampai ke kuku.
Dekorasi: menghias atau memperindah suatu benda, bangunan, atau objek lainnya supaya sesuai
dengan kondisi yang diharapkan
Refleksi
Setelah mempelajari bab ini, apakah kamu sudah menguasai materi-materi berikut? Berilah tanda
centang (√) pada kolom Ya atau Tidak!
No. Kemampuan Ya Tidak
Jika sudah menguasai materi-materi tersebut, kamu boleh mengerjakan soal-soal uji kompetensi
berikut ini.
UJI KOMPETENSI
PERBAIKAN
1. Dimanakah letak keterkaitan antara tata rias dan tata busana!
Jawab:
2. Terangkan mengenai tata rias temporal!
Jawab:
3. Apakah yang dimaksud dengan dance prop!
Jawab:
4. Kemukakan penjelasan yang kamu ketahui mengenai spesific illumination!
Jawab:
5. Mengapa penggunaan properti harus dilakukan dengan cara yang benar?
Jawab:
6. Sebutkan beberapa conoh properti tari yang digunakan pada saat menari!
Jawab:
7. Apakah fungsi dari setting pnggung?
Jawab:
8. Berikan penjelasan mengenai pengertian dari stage prop!
Jawab:
9. Mengapa tata busana dan tata rias dalam suatu tarian sangat berkaitan dengan warna?
Jawab:
10. Uraikan bahwa iringan tari juga berfungsi untuk memberikan gambaran suarana pada tarian
yang sedang dibawakan!
Jawab:
TUGAS PROYEK
Amatilah sebuah tari kreasi yang menggunakan unsur iringan. Kemudian lakukanlah ketentuan
berikut ini:
1. buatlah kelompok yang terdiri dari 5 orang
2. lakukanlah gerakkan tari kreasi menggunakan unsur iringan
3. Buatlah deskripsi gerak dengan menggunakan iringan
4. Tampilkan di depan kelas
BAB 4
SENI TEATER
KOMPETENSI INTI
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian
tampak mata
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
KOMPETENSI DASAR
3.1. Memahami konsep, teknik dan prosedur dasar seni peran sesuai kaidah pementasan drama
musikal dan atau operet.
3.2. Memahami teknik menyusun naskah sesuai kaidah pementasan drama musikal dan atau
operet
4.1. Meragakan adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep, teknik dan prosedur seni
peran
4.2. Menyusun naskah sesuai kaidah pementasan drama musikal dan atau operet
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa dapat:
1. menjelaskan konsep, teknik dan prosedur dasar seni peran sesuai kaidah pementasan drama
musikal,
2. memahami teknik menyusun naskah sesuai kaidah pementasan drama musikal
3. mempelajari adegan drama musikal dan atau operet sesuai konsep, teknik dan prosedur seni
peran, dan
4. membuat naskah sesuai kaidah pementasan drama musikal
Alokasi Waktu
….. x Pertemuan
Gambar contoh adegan dalam teater
Sumber www.kapanlagi.com
Teater modern merupakan drama teater yang bersumber dari teater tradisional. Namun, sudah keluar
dari pola-pola yang ada pada teater tradisional. Teater modern terikat dengan pola naskah, skenario,
atau repertoar. Dalam sebuah karya teater modern lakonan dipola oleh sistem penyutradaraan yang
telah mendapat pengaruh kuat dari perkembangan teater Barat atau dramaturgi. Karakteristik teater
modern berusaha menghilangkan unsur-unsur ritualnya, hingga menjadi profan dan berfungsi sebagai
hiburan masyarakat belaka.
A. TEATER MODERN
Teater Modern
Sumber www.google.com
Pada dasarnya seni teater disebut juga seni peran. Kita sering mendengar istilah teknik berakting.
Istilah akting mengacu pada kegiatan yang dilakukan oleh pemeran teater. Orang sering dikatakan
berakting jika melakukan tingkah laku yang berbeda dari biasanya, atau bertingkah laku menirukan
tingkah laku orang lain. Akting merupakan perwujudan peran sesuai karakter yang diinginkan oleh
naskah dan sutradara, baik secara fisik maupun psikis.
Peran yang dimainkan seorang aktor, harus sesuai tuntutan tokoh. Apabila berlebihan dapat
mengakibatkan overacting, atau akting yang berlebihan. Juga jangan sampai underacting, kekuatan
aktingnya kurang. Jadi berakting harus pasti tidak kurang dan juga tidak berlebihan. Pada dasarnya
modal akting merupakan pengalaman hidup sehari-hari, baik pengalaman diri sendiri maupun
pengalaman orang lain yang ditampilkan kembali di depan penonton.
1. Latihan Olah Tubuh
Tubuh merupakan bahasa simbol dan isyarat bermain teater. Tubuh melalui gestur mencerminkan
karakter atau watak tokoh yang sedang diperankan. Fleksibilitas gerak tubuh merupakan kemampuan
dasar yang harus dikuasai setiap pemain teater.
Gambar Olah tubuh teater
5. Latihan Intonasi
Intonasi mencakup tentang naik atau turunnya suara yang diucapkan, serta tinggi rendahnya suara
agar drama yang kita ceritakan tidak monoton sehingga membuat penonton merasa bosan.
Seandainya pada dialog yang kita ucapkan, kita tidak menggunakan intonasi, maka akan terasa
monoton, datar dan membosankan. Yang dimaksud intonasi di sini adalah tekanan-tekanan yang
diberikan pada kata, bagian kata atau dialog. Dalam tatanan intonasi, terdapat tiga macam, yaitu :
a. Tekanan Dinamik (keras-lemah)
Ucapkanlah dialog pada naskah dengan melakukan penekanan-penekanan pada setiap kata yang
memerlukan penekanan. Misainya saya pada kalimat “Saya membeli pensil ini” Perhatikan bahwa
setiap tekanan memiliki arti yang berbeda.
SAYA membeli pensil ini. (Saya, bukan orang lain)
Saya MEMBELI pensil ini. (Membeli, bukan, menjual)
Saya membeli PENSIL ini. (Pensil, bukan buku tulis)
b. Tekanan nada (tinggi)
Cobalah mengucapkan kalimat/dialog dengan memakai nada/aksen, artinya tidak mengucapkan
seperti biasanya. Yang dimaksud di sini adalah membaca/mengucapkan dialog dengan Suara yang
naik turun dan berubah-ubah. Jadi yang dimaksud dengan tekanan nada ialah tekanan tentang tinggi
rendahnya suatu kata.
c. Tekanan Tempo
Tekanan tempo adalah memperlambat atau mempercepat pengucapan. Tekanan ini sering
dipergunakan untuk lebih mempertegas apa yang kita maksudkan. Untuk latihannya cobalah
membaca naskah dengan tempo yang berbeda-beda. Lambat atau cepat silih berganti.
d. Warna suara
Hampir setiap orang memiliki warna suara yang berbeda. Demikian pula usia sangat mempengaruhi
warna suara. Misalnya saja seorang kakek, akan berbeda warna suaranya dengan seorang anak
muda. Seorang ibu akan berbeda warna suaranya dengan anak gadisnya. Apalagi antara laki -laki
dengan perempuan, akan sangat jelas perbedaan warna suaranya.
Jadi jelaslah bahwa untuk membawakan suatu dialog dengan baik, maka selain harus
memperhatikan artikulasi, getikulasi dan intonasi, harus memperhatikan juga warna suara. Sebagai
latihan dapat dicoba merubah-rubah warna suara dengan menirukan warna suara seorang tua,
pengemis, anak kecil, dsb.
6. Latihan Olah rasa
Pemain teater hendaknya bisa berakting penuh perasaan serta penghayatan. Oleh
karena itu, para pemain teater harus latihan olah rasa terlebih dulu.Latihan olah rasa di
laksanakan untuk menggali “potensi dalam” dari seorang pemain supaya bisa memerankan peran
sebaik-baiknya. Seorang pemain harus bisa mengelola semua emosinya, sehingga saat
berakting emosinya tidak kurang juga tidak berlebihan. Oleh karena itu, seorang pemain teater
hendaknya melakukan latihan konsentrasi, perasaan, dan emosi secara serius dan tanggung
jawab.
Adapun materi latihan olah rasa, di antaranya sebagai berikut.
a. Latihan konsentrasi
Latihan konsentrasi merupakan latihan memusatkan pikiran pada suatu objek sesuai tujuan.
Misalnya, pikiran fokus pada hafalan naskah atau lawan main. Pikiran tidak terbagi berbagai hal yang
lain.
b. Pengindraan
Kemampuan anggota tubuh merespon atau bereaksi pada berbagai hal, terutama berhubungan
dengan sifat-sifat.
c. Kepekaan sukma/rasa
Tahap pembelajaran/latihan kepekaan siswa/rasa merupakan tujuan utama latihan olah rasa. Sejak
diawali tahapan konsentrasi, meditasi, dan pengindraan, maka pemain diharapkan memiliki
penghayatan batin yang mampu menghadirkan keterampilan mengatur/mengendalikan permainan
emosi kapan saja bila diperlukan. Rasa/sukma merupakan kekuatan aktor yang ditampilkan kepada
penonton melalui media-media: mime/mimik (air muka), gesture (gerak-gerik tubuh), emosi suara
(dialog), laku dramatik, dan karakter atau perwatakan.
d. Latihan imajinasi
Latihan imajinasi berupa latihan mengolah daya khayal yang bisa dilakukan dengan cara berikut.
1) Berimajinasi melaksanakan kegiatan keseharian, contoh: orang berjumpa (jabat tangan
memeluk), orang berpisah jauh (melambaikan tangan), dan orang berpapasan (senyum –
membungkuknya badan).
2) Berimajinasi dan berbuat seolah-olah menirukan gerakan atau jalan manusia, binatang,
orang lumpuh, orang pincang, orang tua, anak muda, bayi, harimau, kucing, kanguru,
bangau, dan kera.
3) Berimajinasi andai aku menjadi (metaforik): angin, air, suara, benda tertentu, matahari,
bulan, bintang, pohon, dan burung.
7. Latihan ingatan emosi
Latihan ingatan emosi latihan mengingat-ingat berbagai emosi yang pernah Anda alami maupun
pernah melihat emosi orang lain. Seperti melihat orang sedih, gembira, marah, kecewa, ragu-ragu,
putus asa, kegelian, lucu, tertawa terbahak-bahak dan berbagai emosi lainnya. Kemudian emosi-
emosi itu ditampilkan satu per satu saat latihan sehingga akan tampak dalam ekspresi wajah dan
tubuh.
8. Latihan teknik ruang pangung teater
Ruang merupakan bagian penting penampilan akting teater. Ruang sebagai tempat bermain peran
dilengkapi peralatan dan perlengkapan yang disesuaikan tema cerita teater. Ruang atau lokasi
bermain teater dapat dilakukan di beberapa tempat diantaranya lapangan, ruang kelas, atau bisa juga
di atas panggung pertunjukan. Guna menghidupkan suasana akting ruang teater pemain atau
pemeran harus menguasai beberapa skill, di antaranya sebagai berikut.
a. Blocking
Blocking menerapkan latihan pemeran teater untuk bisa memposisikan dirinya di atas panggung.
Blocking adalah pergerakan pemain dari satu tempat berpindah ke tempat lainnya supaya penonton
tidak bosan melihatnya. Blocking bergantian tokoh supaya lebih menarik.
b. Movement
Movement merupakan latihan pergerakan pemain ketika berakting di panggung teater. Latihan
movement dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1) Lintasan ke depan pemain
Garis lintasan berupa lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zig-zag, atau
gabungan.
2) Lintasan ke belakang pemain
Garis lintasan berupa lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zig-zag, atau
gabungan.
3) Lintasan ke samping pemain dengan garis lintasan berupa lurus horizontal, lurus vertikal,
lurus diagonal, melingkar, zig-zag, atau gabungan.
4) Lintasan mendekat-menjauhi pemain.
Garis lintasan berupa lurus horizontal, lurus vertikal, lurus diagonal, melingkar, zig-zag, atau
gabungan.
5) Lintasan menjauh-mendekati pemain.
Kolom info
Pemeran sebagai elemen penting dalam sebuah pementasan. Oleh karena itu, seorang pemeran
seharusnya dapat menguasai tubuh, emosi dan intelektualnya. Penguasaan tubuh sangat erat
dengan olah tubuh yaitu bagaimana cara mendayagunakan organ tubuh untuk mencapai
kekuatan, kelenturan, ketahananm dan ketramoilan sehingga mampu menciptakan setiap gerak
yang dibutuhkan dalam pementasan.
Tugas Mandiri
Amatilah pertunjukan drama musikal yang dapat kalian lihat melalui video atau browsing di internet.
Kemudian tuliskanlah kekurangan-kekurangan pada saat melakukan pementasan drama tersebut.
Kemudian Buatlah pula saran dan kritikan bagi kelompok lain yang memeragakanpementasan drama
tersebut!
Tugas kelompok
Amatilah sebuah pertunjukan operet yang kelompok kalian pilih, kemudian kerjakan tugas berikut ini
bersama dengan anggota kelompokmu!
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari bebrapa orang yang sekiranya cukup untuk memainkan
drama musikal di atas.
2. Lakukanlah latihan dengn rutin.
3. Mainkanlah rama musikal sederhana tersebut di depan kelas.
4 Mintalah nilai dari gguumu sebagai tugas kelompok!
Kolom Info
Musik dalam teater mempunyai kedudukan yang penting karena penonton akan mudah untuk
memnyanagkan atau mempengaruhi imajinasinya. Musik yang baik dan tepat bisa membantu
pemeran membawakan warnda dan emosi peran dalam adegan. Musik juga dapat dipakai
sebagai awal dan penutup adengan atau sebagai jembatan antara adegan yang satu dengan
adegan yang lain.
2. Unsur Naskah Drama
Drama merupakan cabang seni pementasan yang media utamanya adalah penokohan yang
dibawakan manusia yang dibangun melalui bebrapa unsur pembentuk drama itu sendiri. Sedangkan
drama musikal merupakan draa yang di dalamnya ditambhakan unsur musikalitas dan vokal. Dalam
pementasan drama musikal kedudukan naskah menjadi sangat penting. Dimana lakon harus
ditentukan terlebih dahulu sebagai bahan yang akan digarap dalam pemetasan teater. Sebelum
lakon tersebut digarap, terlebih dahulu harus ditentukan dan dianalisis bagian-bagiannya. Dalam
teater bagian-bagian tersebut dituangkan dalam bentuk unsur-unsur teater yaitu sebagai berikut.
a. Alur atau jalan cerita
Dalam istilah drama alur atau jalan cerita dapat diartikan sebagai jalan cerita, susunan cerita, atau
rangkaian peristiwa yang dikaitkan melalui hubungan sebab akibat dalam satu rangkaian naskah.
b. Tema
Pengertian tema adalah pokok pikiran yang melatarbelakangi suatu cerita dengan tiga buah unsur
pokok, yaitu masalah yang akan diangkat, gagasan cerita yang akan diketengahkan dalam cerita dan
pesan moral yang ingin diceritakan penulis lakon.
Tema-tema yang biasanya diangkat dalam lakon teater adalah mengenai kepahlawanan, pendidikan,
sosial, kewijaan, atau keagamaan. Tema lakon yang diangkat biasanya lebih didasarkan pada
kegiatan untuk membentuk karakter, moral, moral dan cara berpikir generasi muda yang beradab.
c. Penokohan
Penokohan pada drama musikal dapat dibagi menjadi beberapa peran. Peran-peran tersebut dapat
dibagi menurut kebutuhan dari tuntutan naskah lakon. Peran-peran yang biasa digunakan dalam
penyajian naskah adalah protagonis, antagonis, deutragonis, foil, tetragonis, confident, raisonneur,
dan ulitily.
d. Karakter
Dalam seni pementasan, karakter merupakan waktak yang dimiliki tokoh yang berperan dalam
mebawakan cerita seperti dalam lakon yang telah ditulis. Biasanya watak akan dihadirkan oleh
pengarang dengan beberapa ciri-ciri khusus sekaligus agar lebih mudah untuk dipahami para
penontonnya.
e. Setting
Pengertian setting dalam ilmu teater merupakan unsur penting yang menunjukkan waktu dan tempat
sebuah peristiwa pada setiap adegan atau babak yang terjadi menurut sebuah lakon. Bergantinya
setiap setting pada setiap babak atau adegan akan turut merubah setting yang dimaksud. Sehingga
apabila terjadi perubahan babak akan terjadi pula perubahan settting.
Tempat merupakan unsur setting yang digunakan unuk menyatakan pada tempat berlangsungnya
suatu adegan. Sedangkan waktu digunakan untuk menyatakan terjadinya putaran waktu. Latar
peristiwa kejadian akan menggambarkan kondisi yang terjadi pada saat adegan tersebut dimainkan.
f. Point of view
Point of view ini merupakan sudut pandang pembuat lakon untuk memandang cerita lakon yang
dituliskannya Setiap lakon yang dimainkan dalam teater pasti akan melbatkan sudut pandang
penulisnya. Point of view ini dapat melukiskan kepekaan seorang penulis lakon dalam menangkap
makna fenomen yang terjadi di ligkungan sekitarnya. Seorang seniman teater harus mampu untuk
membaca sudut pandang pegarang dalam menuliskan ceritanya. Hal ini penting agar antara seniman
teater di panggung tidak mengalami kesalahpahaman dengan penulis lakon teater.
3. Menyusun Naskah
Drama adalah ragam sastra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk dipertunjukkan di atas
pentas. Salah satu komponen yang diperlukan untuk mementaskan sebuah drama adalah naskah
drama. Naskah drama berisi cerita yang disusun dalam bentuk dialog. Naskah drama biasanya
mengandung beberapa unsur pokok, seperti pelaku (tokoh), dialog (percakapan), dan keterangan
(latar, kostum, aksesoris), serta keterangan lakuan (akting).
Ada berapa hal yang berpu diperhatikan dalam penyusunan naskah drama, yaitu sebagai berikut.
a. Babak
Babak merupakan bagian naskah yang merangkum semua peristiwa yang terjadi dalam satu
kesatuan waktu, tempat, dan peristiwa. Setiap babak terbagi atas adegan-adegan. Babak disusun
berdasarkan pertimbangan pementasan, terutama menyangkut latar/setting karena sebuah bagian
dalam cerita drama dapat terjadi pada waktu dan tempat yang berlainan dengan bagian lainnya.
Melalui pengalihan babak, penonton akan diberitahu bahwa bagian cerita yang disaksikannya berada
dalam waktu dan tempat yang berbeda dengan bagian terdahulu. Babak ditandai dengan dekorasi
tertentu.
b. Adegan
Adegan merupakan bagian dari babak yang ditandai dengan pergantian formasi/posisi pemain di atas
pentas. Batasnya ditentukan oleh datang dan perginya seorang atau lebih tokoh di atas pentas.
c. Dialog
Dialog yaitu percakapan antara tokoh satu dengan tokoh lainnya yang menjadi pusat tumpuan
berbagai unsur struktur drama.
d. Petunjuk lakuan
Petunjuk lakuan berisi penjelasan kepada pembaca dan awak pementasan (sutradara, pemeran,
penata seni, dan sebagainya) mengenai keadaan, suasana, peristiwa, atau perbuatan tokoh, dan
unsur-unsur cerita lainnya.
e. Prolog
Prolog adalah bagian naskah drama yang ditempatkan pada bagian awal drama. Prolog berfungsi
sebagai pengantar yang mengungkap keterangan tentang cerita yang akan disajikan.
f. Epilog
Epilog adalah bagian akhir naskah drama yang berisi kesimpulan pengarang mengenai cerita,
nasihat, pesan moral (etika). Epilog bukanlah unsur yang harus ada dalam naskah drama.
g. Tema
Tema merupakan ’sesuatu’ yang disampaikan. ’Sesuatu’ yang ingin disampaikan pengarang itu terurai
dalam seluruh unsur drama. Tema menjiwai seluruh bagian drama: babak, adegan, dialog, tokoh,
bahasa. ’Sesuatu’ itu pula yang ingin disampaikan pengarang kepada penikmat/penonton drama.
h. Penokohan
Sifat dan kedudukan tokoh dalam drama bermacam-macam. Setiap tokoh menghadirkan karakter
masing-masing. Watak tokoh bukan saja merupakan pendorong terjadinya peristiwa. Oleh karena itu,
setiap tokoh mengemban tujuan yang penting dalam pengembangan alur cerita.
i. Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang dihubungkan dengan hukum sebab akibat. Artinya, peristiwa-
peristiwa pertama menyebabkan peristiwa kedua, peristiwa kedua meyebabkan peristiwa ketiga, dan
seterusnya. Fungsi utama alur adalah mengungkap gagasan, membimbing, dan mengarahkan
perhatian.
j. Bahasa
Unsur yang tidak kalah pentingnya dalam penulisan naskah drama adalah bahasa. Bahasa selalu
menggerakkan tokoh dan mencipta suasana. Melalui bahasa yang diucapkan tokoh-tokohnya, kita
dapat memahami waktu, tempat, keadaan, masalah. Melalui bahasa pula kita mengenal latar
belakang setiap tokoh yang dideskripsikannya.
k. Solilokui (monolog/senandika)
Solilokui adalah ungkapan pikiran seorang tokoh yang diungkapkan dalam bentuk percakapan pada
diri sendiri.
l. Aside
Aside adalah bagian dari naskah drama yang diucapkan seorang pemain kepada penonton dengan
anggapan tokoh lain tidak mendengarnya.
Pada drama tari ditambahkan unsur baru lagi yaitu unsur seni musik. Dimana di dalam pementasan
drama tersebut para pemain selain membawakan peranannya juga diharuskan untuk menyanyikan
sebuah lagu yang terkait dengan permintaan cerita naskah yang dibawakan. Sedangkan pada opera
hampir sama dengan pementasan drama tari, hanya saja selain menggunakan unsur sni musik,
opera ini juga menggunakan unsur seni tari. Dimana para pemain yang terlibat akan turut menari
seperti pada tuntutan naskah.
Dalam menyusun naskah drama, yang diperlukan mula-mula adalah gagasan. Tidak semua hasrat
atau keinginan adalah sebuah gagasan. Gagasan atau ide dalam menulis naskah drama adalah hasil
perenungan dan pemikiran. Dalam membangun cerita, maka akan muncul berbagai kebutuhan
terhadap waktu, tempat, tokoh-tokoh, kemudian alur, plot, konflik, dan sebagainya. Hal tersebut juga
akan timbul masalah-masalah teknis yang mungkin akan dijumpai dalam pelaksanaannya, sehingga
penulis harus memikirkan jalan keluarnya. Adapun rumusan-rumusan nilai yang diperlukan adalah
pernyataan-pernyataan tajam yang menggugah, yang sering berbau pemberontakan dan pembaruan,
agar lebih menggigit. Mencari dan mengembangkan gagasan memang tidak mudah, tetapi lebih tidak
mudah lagi memindahkan gagasan dalam bentuk tulisan. Oleh karena itu, gunakan dan manfaatkan
waktu sebaik mungkin.
Beberapa langkah-langkah dalam penyusunan naskah lakon/drama antara lain sebagai
berikut.
a. Menentukan tema
Tema dalam naskah lakon ada yang secara jelas dikemukakan dan ada yang samar-samar atau
tersirat. Tema sebuah lakon bisa tunggal dan bisa juga lebih dari satu. Tema dapat diketahui dengan
dua cara yaitu apa yang diucapkan tokoh-tokohnya melalui dialog-dialog yang disampaikan, serta apa
yang dilakukan tokoh-tokohnya.
b. Menentukan persoalan (konflik)
Konflik adalah inti dari cerita teater. Semua cerita pasti ada persoalan/konflik. Oleh karena itu,
pangkal persoalan atau titik awal konflik perlu dibuat dan disesuaikan dengan tema yang dikehendaki.
c. Membuat sinopsis
Setelah kita menentukan konflik pada cerita, hendaknya kita membuat rancangan gambaran cerita
dari awal hingga akhir secara garis besar, inilah yang disebut dengan sinopsis cerita. Sinopsis ini
nantinya akan ktia gunakan untuk proses penulisan naskah yang detail, sehingga alur cerita tidak
akan melenceng dan melebar kemana-mana karena sudah dibatasi dengan sinopsis tersebut.
Dengan menggunakan sinopsis pula cerita yang akan kita buat akan terkesan alami dan terkesan
tidak dibuat-buat.
d. Menentukan kerangka cerita
Kerangka cerita merupakan usnur yang membentuk jalannya cerita mulai dari pemaparan awal,
konflik, klimkas, antiklimaks hingga penyelesaian. Dengan membuat kerangka cerita, maka penulis
akan memiliki batasan yang jelas sehingga cerita tidak bertele-tele. Ahli William Froug membagi
erangkan menjadi empat bagian yaitu sebagai berikut.
1) Bagian pembukaan, bagian ini memaparkan sketsa singkat tokoh-tokoh cerita.
2) Bagian awal, bagian ini akan mengenalkan secara lebih mendetai mengenai konflik masing-
masing tokoh dan titik awal konflik mulai terlihat.
3) Bagian tengah, bagian ini merupakan bagian yang menegangkan dimana konflik yang terjadi
akan semakin tajam.
4) Bagian akhir, merupakan bagian titik balik cerita untuk menyelesaikan semua konflik yang
terjadi.
e. Menentukan protagonis
Tokoh protagonis adalah tokoh putih yang memiliki maksud dan tujuan yang baik namun selalu
dihalangi oleh tokoh antagaonis. Tokoh ini akan membawa laku jalannya keseluruhan lakon cerita.
Jika pada awalnya ktai dapat untuk menentukan tokoh protagonis secara detail maka kita akan dapat
dengan mudah menentukan karakter tokoh yang lainnya. Jika kita dapat merumuskan sifat tokoh
protagonis dengan sangat detail, maka kita akan semakin mudah untuk merumuskan akrakter dari
tokoh antagonis. Dengan cara mnulis lawan dari sifat protagonis yang telah kita tuliskan sebelumnya.
Jika tokoh protagonis dan antagonis sudah ditemukan, maka tokoh lain baik yang berada di pihak
protagonis atau antagonis akan mudah diciptakan.
f. Menentukan cara penyelesaian
Mengakhiri sebuah konflik dalam cerita tidak mudah. Pada beberapa lako, ada cerita yang dapa
diakhiri dengan baik, namun pada sebagian lakon diakhiri dengan sangat tergesa-gesa dan sangat
dipaksakan, bahkan ada pula yang bingung bagaimana cara mengakhiri cerita tersebut. Padahal
akhir cerita yang mengesankan selalu ditunggu oleh banyak penonton. Kita juga harus menentukan
akan cerita tersebut akan berakhir dengan bahagia, atau malah justru akan berakhir dengan sedih.
Tentukan akhir cerita dengan lakon yang baik, logis dan tidak tergesa-gesa.
TUGAS MANDIRI
Amatilah berbagai masalah yang ada disekitarmu, kemudian rangkumlah masalah tersebut.
Rancanglah tata artisitk sesuai dengan cerita yang kalian tuliskan. Komunikasikan rancangan cerita
dan rancangan tata artistik tersebut dengan guru pembimbing agar mendapatkan evaluasi. Perbaiki
rancangan kalian sesuai dengan evaluasi guru pembimbing.
TUGAS KELOMPOK
Amatilah sebuah pementasan operet untuk mendapatkan inspirasi dalam merancang karya.
Kemudian diskusikanlah bersama dengan teman sekelompokmu untuk mencoba melakukan
penyusunan naskah cerita drama musikal. Buatlah naskah ceritamu dengan lengkap, beserta
penggunaan lagu dan musik serta koreografi tari yang akan kamu gunakan!
Karakter
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya, jujur, disiplin, percaya diri, gotong royong,
tanggung jawab.
Kata penting
Tema: rumusan intisari cerita sebagai landasan ideal dalam menentukan arah tujuan cerita.
Plot: jalannya peristiwa dalam lakon yang terus bergulir hinga lakon tersebut selesai.
Imajinasi: proses pembentukan gambaran-gambaran baru dalam pikiran, dimana gambaran tersebut
tidak pernah dialami sebelumnya.
Gesture: sikap atau pose tubuh pemeran yang mengandung makna.
Refleksi
Setelah mempelajari bab ini, apakah kamu sudah menguasai materi-materi berikut? Berilah tanda
centang (√) pada kolom Ya atau Tidak!
2. Saya mampu melakukan latihan dengan tepat waktu sesuai dengan materi
pelatihan.
Jika sudah menguasai materi-materi tersebut, kamu boleh mengerjakan soal-soal uji kompetensi
berikut ini.
Uji kompetensi
PERBAIKAN
1. Berikanlah uraian mengenai karakter yang ada pada sebuah drama musikal (operet)?
Jawab:
2. Tuliskan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pemain drama musikal (opera)!
Jawab:
3. Bagaimanakah koreografi yang digunakan pada tarian dalam drama musikal (Opera)?
Jawab:
4. Bedakan antara jenis musik yang digunakan dalam drama musikal dengan opera!
Jawab:
5. Mengapa seorang pemain drama musikal harus memiliki artikulasi pengucapan kata yang
jelas?
Jawab:
6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan valume suara saat bermain drama musikal (peret)?
Jawab:
7. Tuliskan keunggulan penggunaan pernapasan suara pada saat memproduksi suara vokal!
Jawab:
8. Terangkan bagaimanakah caranya melakukan pernapasan perut!
Jawab:
9. Apakah yang terjadi apabila para pemain drama tidak menggunakan ekspresi dalam
dialognya?
Jawab:
10 Uraikanlah cara melakukan blocking yang baik pada saat bermain drama di atas pentas!
Jawab:
TUGAS PROYEK
Amatilah alur sebuah drama musikal yang kalian pilih dan disepakati. Kemudain kerjakan tugas
dengan ketentuan berikut:
1. carilah informasi mengenai verita dan bagaimana cara menulis cerita
2. diskusikan dengan teman-teman kalian menganai struktur dan unsur-unsur lakon
3. susunlah cerita sesuai dengan struktur lakon
4. komunikasikan cerita yang kalian tulis kepada guru pembimbing
5. peragakan didepan kelas untuk mendapatkan penilaian dari guru
ULANGAN AKHIR SEMESTER
Daftar Pustaka
Ganda Prawira, N., (ed.). 2005. Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa PGSD/PGTK, Guru
SD/TK. Bandung: Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Pendidikan Indonesia.
Sri Hermawati Dwi Arini dkk. 2008. Seni Budaya. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan.
Sukimin. 2012. Seni Budaya. Pt tiga serangkai pustaka mandiri, solo.
Susanto. M.2003. Membongkar Seni Rupa. Penerbit buku baik dan penerbit jendela, Yogyakarta.
Wardhani, Cut Camaril, dan Ratna Panggabean. 2006. Tekstil: Buku Pelajaran Seni Budaya. Jakarta
Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.
Wijaya, Putu. 2006. Teater: Buku Pelajaran Seni Budaya. Jakarta: lembaga Pendidikan seni
Nusantara.