Anda di halaman 1dari 6

Langkah-Langkah atau Pedoman

Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa


March 10, 2017 Add Comment
Langkah-Langkah atau Pedoman Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa - Agar pameran dan
pergelaran seni rupa dapat berjalan dengan lancar, baik, tertib, dan aman diperlukan langkah-
langkah yang tepat atau pedoman penyelenggaraan pameran seni rupa. Pedoman atau langkah-
langkah yang tepat adalah sebagai berikut; planning atau perencanaan, organizing atau
pengelolaan, acting atau pelaksanaan, dan controlling atau pengawasan.

1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan sebaiknya dilakukan secara cermat dan detail. Rencana-rencana tersebut sebaiknya
ditulis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebagai berikut.

a. Menentukan Tema
Tema merupakan pokok pikiran yang menjiwai seluruh kegiatan. Dalam menentukan tema sebuah
pameran seni rupa sebaiknya disesuaikan dengan maksud dan tujuan pameran tersebut.

b. Menentukan Rencana Kegiatan


Dalam menentukan rencana kegiatan pameran seni rupa, perhatikan hal-hal berikut ini, antara lain;
jenis karya yang dipamerkan, orang-orang yang terlibat dalam pameran, waktu dan tempat
kegiatan yang tepat, jumlah dana, dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan.

c. Menyusun Program Kegiatan


Program kegiatan disusun berdasarkan hasil rencana kegiatan yang telah ditentukan. Program
kegiatan ini perlu dikoreksi bersama team penyelenggara dan dilaksanakan bersama-sama. Agar
program kegiatan dapat berjalan dengan baik, perlu dirumuskan tujuan umum dan tujuan khusus
pameran, waktu, panitia, karya yang akan dipamerkan, bentuk pameran, dan biaya yang
diperlukan.
d. Menentukan Tempat Pameran
Dalam memilih dan menentukan ruang yang sesuai untuk kegiatan pameran seni rupa sesuaikan
dengan tujuan dan bentuk pameran yang akan dilakukan.

2. Pengelolaan (Organizing)
Mengorganisasi kegiatan pameran seni rupa adalah melakukan pengelolaan sumberdaya manusia
berdasarkan struktur organisasi. Di dalam sturktur organisasi sebuah pameran seni rupa terdapat
pembagian tugas yang jelas sesuai dengan kedudukan dan fungsinya.

a. Membentuk Kepanitiaan
Secara umum, struktur struktur organisasi pameran seni rupa terdiri dari ketua, wakil ketua,
sekretaris, bendahara, dan dibantu beberapa seksi atau departemen (seksi penyeleksi karya,
penataan, publikasi dan dokumentasi, perlengkapan, penerima tamu, keamanan, dan lain-lain).

b. Menyusun Rencana Kerja atau Jadwal Kegiatan


Rencana kerja adalah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan. Sedangkan jadwal kerja
merupakan urutan-urutan waktu pelaksanaan suatu rencana kegiatan. Kegiatan yang direncanakan
tersebut perlu ditulis dan dijadwalkan. Setiap anggota panitia mempunyai rencana dan jadwal kerja
sesuai dengan jadwal pelaksanaannya.

Untuk mempermudah penyusunan rencana dan jadwal kerja, ketua dan sekretaris perlu membuat
konsep terlebih dahulu. Selanjutnya konsep dimusyawarahkan melalui rapat panitia. Semua saran
dan usul dijadikan pedoman dalam penyusunan program kerja dan jadwal pelaksanaannya.

c. Memilih Karya

1). Pendaftaran hasil karya seni rupa


Tujuan pendaftaran hasil karya seni rupa adalah untuk mengetahui seberapa banyak karya yang
akan dipentaskan. Pendaftarannya dilakukan berdasarkan jumlah dan temanya. Untuk pendaftaran
karya sebaiknya dibuat daftar urutan karya.

2). Menyusun Kelengkapan Pameran Seni Rupa


Kelengkapan pameran seni rupa yang harus dipersiapkan antara lain;

 Papan Pameran/ dinding yang akan digunakan untuk memasang karya 2 dimensi.
 Sketsel/ Panil/ papan untuk memasang karya 2 dimensi.
 Level/ papan untuk meletakkan karya 3 dimensi.
 Tali, kawat untuk memasang karya 2 dimensi.
 Meja dan kursi (untuk panitia, tamu undangan).
 Dekorasi ruangan dan tata lampu atau pencahayaan.
 Katalog, brosur, buku tamu, dan buku pesan kesan.
 Sound sistem (bila diperlukan).

3. Pelaksanaan (Acting)

a. Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan kegiatan mengatur, mengadakan rapat, membagi tugas, mengawasi
dan bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Tugas mengorganisir
merupakan tanggungjawab ketua panitia, meskipun tetap melibatkan semua anggota panitia agar
kegiatan berjalan dengan sukses dan lancar.

b. Penataan Ruang Pameran


Pameran seni rupa dapat dilakukan di tempat tertutup. Pameran dapat memberikan kesan menarik
apabila didukung oleh penataan ruangan dan penempatan karya yang tepat. Berikut ini hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam penataan ruangan dan karya seni rupa, antara lain;

 Penempatan karya seni rupa yang dipentaskan/ dipajang perlu mempertimbangkan rasa
aman dan nyaman bagi pengunjung.
 Karya seni rupa 2 dimensi dapat diletakkan di dinding atau sketsel.
 Karya seni rupa 3 dimensi dapat diletakkan di papan/ meja, atau level.
 Karya instalasi diletakkan di lantai atau tempat khusus.
 Penataan lampu atau pencahayaan yang tepat agar karya terlihat jelas dan menarik.

Penataan ruangan dan karya yang tepat sangat penting dalam pameran agar penonton dapat
menikmati karya dan mengapresiasi karya secara optimal. Berikut ini contoh denah ruang pameran
yang baik.

4. Pengawasan (Controlling) dan Penilaian Acara


Pelaksanaan pameran seni rupa akan berjalan dengan baik dan lancar apabila dilakukan
pengawasan dari awal hingga akhir acara. Hal-hal yang perlu dikontrol atau diawasi adalah;

 Organisasi penyelenggara. Yang masuk dalam penilaian organisasi penyelenggara adalah


menguraikan pola atau tata kerja penyelenggara pameran seni rupa, baik dari perencanaan,
pengorganisasian, maupun penyelenggaraan.
 Kualitas karya yang dipamerkan. Yang termasuk dalam penilaian kualitas karya adalah
menguraikan kelebihan dan kekurangan karya seni.

Penilaian pameran ini ditulis secara cermat dan disampaikan kepada penyelenggara dan peserta
pameran dengan harapan dapat meningkatkan kualitas pameran berikutnya.
Pameran adalah suatu kegiatan penyajian karya seni rupa untuk dikomunikasikan sehingga dapat
diapresiasi oleh masyarakat luas. Pameran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
menyampaikan ide atau gagasan perupa ke pada publik melalui media karya seninya. Melalui
kegiatan ini diharapkan terjadi komunikasi antaran perupa yang diwakili oleh karya seninya
dengan apresiator. Penyelenggaraan pameran di sekolah menyajikan materi pameran berupa hasil
studi para siswa dari kegiatan pembelajaran kurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler atau
menyajikan karya para perupa dan seniman profesional untuk diapresiasi warga sekolah.

1. Tujuan Pameran Seni


Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam bidang kesenirupaan terutama bagi
siswa. Mengunjungi sebuah pameran seni dapat menambah pengetahuan, meningkatkan apresiasi
serta mempertajam imaginasi dan intuisi. Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan
karya-karyanya kepada masyarakat baik dilingkungan sekolah ataupun masyarakat umum.
Kegiatan pameran seni di sekolah biasanya dilakukan pada akhir semester, akhir tahun ajaran atau
dalam rangka memperingati hari-hari besar. Penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki
beberapa tujuan seperti tujuan sosial dan kemanusiaan, tujuan komersial, dan tujuan yang
berkaitan dengan pendidikan.

1. Tujuan sosial berarti bahwa kegiatan pameran seni rupa baik skala besar maupun skala
terbatas di sekolah. Karya seni yang dipamerkan dipergunakan untuk kepentingan sosial.
2. Tujuan komersial pameran berkaitan dengan kegiatan untuk menghasilkan profit atau
keuntungan terutama bagi seniman dan penyelenggara penyelenggara pameran. Berkaitan
dengan tujuan komersial, sebuah kegiatan pameran diselenggarakan dengan harapan karya
yang dipamerkan terjual dan mendatangkan keuntungan bagi pemilik karya atau
penyelenggara pameran.
3. Sedangkan tujuan kemanusiaan kegiatan pameran adalah untuk kepentingan pelestarian,
pembinaan nilai-nilai, dan pengembangan hasil karya seni budaya yang dimiliki oleh
masyarakat. Jika pameran bertujuan sosial kemanusiaan, maka dana hasil penjualan karya
akan digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan seperti disumbangkan ke panti asuhan,
masyarakat tidak mampu atau korban bencana alam.
4. Dalam konteks pembelajaran atau pendidikan seni rupa di sekolah, tujuan utama pameran
disekolah adalah untuk mendapatkan apresiasi dan tanggapan dari pengunjung dalam
rangka meningkatkan kualitas berkarya selanjutnya serta peningkatan wawasan
kesenirupaan
2. Manfaat Pameran Seni Rupa
Hasil karya yang dipamerkan pada pameran seni rupa biasanya dikumpulkan dengan cara seleksi.
Jenis karya yang dikumpulkan terdiri dari karya seni rupa yang meliputi dua dimensi dan tiga
dimensi. Pengumpulan karya seni rupa ini juga sekaligus sebagai pengumpulan atau pemasukan
nilai mata pelajaran Seni Budaya dan Kerajinan. Pameran di sekolah memiliki nilai manfaat bagi
sekolah, guru dan siswa. Secara khusus, manfaat pameran bagi siswa ditegaskan Rasjoyo
(Cahyono, 1994) bahwa: Penyelenggaraan pameran di sekolah memiliki manfaat, di antaranya
sebagai berikut .

1. Menumbuhkan dan menambah kemampuan siswa dalam memberi apresiasi terhadap karya
orang lain.
2. Menambah wawasan dan kemampuan dalam memberikan evaluasi karya secara lebih
objektif;
3. Melatih kerja kelompok (bekerjasama dengan orang lain).
4. Mempertebal pengalaman sosial.
5. Melatih siswa untuk bertanggungjawab dan bersikap mandiri.
6. Melatih siswa untuk membuat suatu perencanaan kerja melaksanakan apa yang telah
direncanakan, (membangkitkan motivasi dalam berkarya seni.
7. Sebagai sarana untuk penyegaran bagi siswa dari kejenuhan belajar di kelas, dan
sebagainya.

3. Fungsi Pameran
Pameran seni rupa yang diselenggarakan di sekolah, biasanya merupakan pameran heterogen,
karena menampilkan jenis karya seni rupa yang beragam. Fungsi utama dari pameran seni rupa
pada hakekatnya adalah untuk membangkitkan apresiasi seni pada siswa, di samping sebagai
media komunikasi antara seniman dengan penonton. Kegiatan pameran seni rupa merupakan
wahana untuk menumbuhkembangkan apresiasi siswa tehadap seni. Menurut Cahyono (2002: 9.6)
membedakan fungsi pameran menjadi empat kategori, yaitu fungsi apresiasi, fungsi edukasi,
fungsi rekreasi, dan fungsi prestasi.

1. Fungsi apresiasi diartikan sebagai kegiatan untuk menilai dan menghargai karya seni.
Melalui kegiatan pameran ini diharapkan dapat menimbulkan sikap menghargai terhadap
karya seni. Suatu penghargaan akan timbul setelah pengamat (apresiator) melihat,
menghayati, memahami karya seni yang disaksikannya. Melalui kegiatan ini pula akan
muncul apresiasi aktif dan apresiasi pasif. Apresiasi aktif, biasanya seniman, seteleh
menonton pameran biasanya termotivasi/terdorong untuk mencipa karya seni sedangkan
apresiasi pasif biasanya terjadi pada orang awam, setelah menyaksikan pameran biasanya
bisa menghayati, memahami dan menilai serta menghargai karya seni.
2. Fungsi edukasi, kegiatan pameran karya seni di sekolah akan memberikan nilai-nilai ajaran
terhadap masyarakat terutama apresiator, misalnya nilai keindahan, nilai sejarah, nilai
budaya, dan sebagainya. Selain itu karya yang dipamerkan harus memiliki nilai-nilai yang
positif terhadap siswa dan warga sekolah.
3. Fungsi rekreasi, kegiatan pameran memberikan rasa senang sehingga dapat memberikan
nilai psikis dan spiritual terutama hiburan. Dengan menyaksikan pameran, apresiator
menjadi senang, tenang dan memberikan pencerahan.
4. Fungsi prestasi dimaksudkan bahwa dengan kegiatan pameran di sekolah dapat diketahui
siswa yang berbakat dalam bidang seni, Hal ini bisa disaksikan dari bentuk-bentuk kreasi
yang ditampilkan oleh para siswa. Apresiator bisa memberi penilaian apakah siswa yang
menciptakan karya ini kreatif atau kurang kreatif.

Dalam konteks penyelenggaraan pameran seni rupa di sekolah, Nurhadiat (1996) secara khusus
menyebutkan lima fungsi pameran seni rupa sekolah,
diantaranya:
(1) meningkatkan apresiasi seni warga sekolah khususnya siswa;
(2) membangkitkan motivasi siswa berkarya seni;
(3) penyegaran dari kejenuhan belajar di kelas;
(4) motivasi berkarya visual lewat karya seni, dan
(5)belajar berorganisasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pameran.

Pameran seni rupa merupakan kegiatan yang dilakukan oleh siswa di sekolah baik secara
perorangan maupun kelompok untuk menyampaikan ide atau gagasannya ke pada warga sekolah
maupun masyarakat melalui media karya seni sehingga melalui kegiatan ini diharapkan terjadi
komunikasi antara siswa yang diwakili oleh karya seninya dengan apresiator/masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai