Anda di halaman 1dari 191

SEJARAH INDONESIA

WAJIB
KELAS XI

Penyusun : Hilaria Ade Sinta Putriningtyas, S.Pd.


SMA Tarakanita Magelang

Ilustrator : Agus Budi Santoso


Cover : Daniel Pandunata
Editor : Tim penyusunan buku Yayasan Tarakanita
Penelaah : Tim Penelaah SMA Tarakanita 1 Jakarta

Hak Cipta pada Yayasan Tarakanita dan dilindungi Undang-Undang.

Dilarang mengutip, memperbanyak, atau memperjual-belikan sebagian atau seluruh isi


buku ini dalam bentuk apa pun (seperti cetakan, fotocopy, microfilm, VCD, CD-ROM,
Rekaman Suara, softfile pdf) tanpa izin tertulis dari pemegang hak cipta/ penerbit.

* E-book ini untuk kalangan Internal Peserta Didik Sekolah Tarakanita Indonesia

1
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
KATA PENGANTAR

“Dengan kesabaran dan susah payah kami terus bekerja dengan keinginan
besar untuk maju, ya... maju...” (Elisabeth Gruyters art. 53)

Pujian dan syukur ke hadirat Tuhan sang Pecinta hati kami yang manis, yang
karena kasih dan penyertaanNya, kami senantiasa dianugerahi rahmat kesehatan,
ketekunan, dan kesiapsediaan memberikan diri dalam keseluruhan proses
pelayanan kepada peserta didik. Pun atas perkenananNya, dengan berbekal
komitmen untuk memberikan layanan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
kondisi kontekstual, kami berproses mulai dari persiapan, penyusunan, dan
finalisasi referensi belajar yang dikemas dalam bentuk elektronik ini dengan baik.

Seluruh materi buku ini disusun berdasarkan tuntutan Kurikulum Nasional


ditujukan secara khusus bagi peserta didik sekolah-sekolah di bawah pengelolaan
Yayasan Tarakanita. Disusun berdasarkan konsep dan pengertian baku dari ilmu
pengetahuan, disesuaikan dengan kebutuhan taraf perkembangan dan tuntutan
kemahiran kompetensi sesuai jenjang, dan disertai dengan berbagai pembahasan
beserta contoh-contoh dalam kehidupan konkrit, diharapkan materi pembelajaran
ini sesuai dengan kebutuhan implementatif pengalaman sehari-hari peserta didik di
tengah-tengah masyarakat.

Sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi di era digital, di mana


dibutuhkan akses yang mudah, cepat, dan efektif dalam proses pembelajaran,
maka buku ini kami terbitkan dalam bentuk buku elektronik. Semoga keberadaan
buku elektronik ini dapat membantu peserta didik mempersiapkan pembelajaran,
memenuhi kebutuhan pengetahuan, dan menjadi referensi yang cukup bagi
persiapan dan proses penyelesaian tugas dan/atau penilaian sesuai dengan tuntutan
materi tertentu.

Buku elektronik yang telah tersedia ini tentu masih jauh dari sempurna, pun
demikian kekurangan dan kesalahan yang tentu tidak disengaja. Kami sangat
terbuka terhadap masukan, kritik dan saran dari siapapun yang berkehendak baik
membantu proses perbaikan dan peningkatan kualitas/mutu dari buku ini di masa
yang akan datang.

Jakarta, Juni 2021


Tim e-book Yayasan Tarakanita

2
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
KATA PENGANTAR

Dalam kurikulum 2013 mata pelajaran Sejarah Indonesia adalah


salah satu di antara mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh semua peserta
didik. Mata pelajaran Sejarah Indonesia memiliki arti penting dalam
pembentukan manusia Indonesia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air. Mata pelajaran Sejarah Indonesia berusaha untuk menanamkan pengetahuan
mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat dari masa lampau
hingga saat ini. Oleh sebab itu, mata pelajaran Sejarah Indonesia dapat
memberikan pengetahuan pada siswa terhadap adanya proses perubahan dan
perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu dan membangun kesadaran
sejarah dalam memahami, dan menjalaskan jati diri bangsa di masa lampau,
masa kini, dan masa depan di tengah-tengah perubahan dunia.

Sebagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut, maka buku pelajarah


Sejarah Indonesia kelas XI untuk SMA ini disusun. Pembahasan dalam buku ini
meliputi masa VOC hingga masa revolusi. Penyajian dalam buku ini merupakan
usaha minimal yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan. Untuk itulah perlu peranan guru dalam memotivasi
dan meningkatkan keterlibatan peserta didik untuk berperan aktif dalam tugas
mengajar.

Semoga buku ini dapat memberi manfaat bagi guru-guru sejarah pada
khususnya dan peserta didik pada umumnya. Kepada para pembaca saya terbuka
untuk menerima masukan, saran, dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan buku ini. Atas saran yang diberikan demi perbaikan buku ini,
saya mengucapkan terima kasih.

Penulis

3
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I KOLONIALISME DAN IMPERIALISME .............................................. 12


A. Motivasi, Nafsu, dan Kekayaan Eropa .............................................. 14
B. Petualangan, Penjelajahan, dan Perebutan Hegemoni ....................... 17
1. Portugis ...................................................................................... 19
2. Spanyol ..................................................................................... 23
3. Belanda ..................................................................................... 27
4. Inggris ....................................................................................... 30
Latihan Soal ................................................................................................ 31
BAB II PERLAWANAN BANGSA INDONESIA TERHADAP KOLONIALISME
DAN IMPERIALISME ........................................................................... 54
Tujuan Pembelajaran ................................................................................... 54
A. Perang Melawan Portugis dan Kongsi Dagang VOC ......................... 38
1. Aceh Melawan Portugis ............................................................. 40
2. Maluku Melawan Portugis dan VOC ........................................ 42
3. Sultan Agung Melawan VOC ................................................... 42
4. Banten Melawan VOC .............................................................. 44
5. Goa Melawan VOC ................................................................... 47
6. Riau Melawan VOC .................................................................. 49
7. Pangeran Mangkubumi dan Mas Said Melawan VOC .............. 50
B. Perang Melawan Penjajahan Kolonial Belanda ................................... 54
1. Perlawanan Pattimura ................................................................. 54
2. Perang Padri ................................................................................ 55
3. Perang Diponegoro ..................................................................... 58
4. Perang Bali Tahun 1848-1908 (Perjuangan Rakyat Bali
Melawan Pemerintahan Kolonial Belanda) ................................ 59
5. Perang Banjar .............................................................................. 61
6. Perang Aceh (1873-1904) ............................................................ 63
7. Perlawanan Rakyat Batak (1878-1907) ........................................ 64
Latihan Soal ................................................................................................... 66

4
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
BAB III DAMPAK KOLONIALISME DAN IMPERIALISME ................. 71

A. Dampak di Bidang Politik-Pemerintahan, Ekonomi, dan Hukum ..... 71


1. Bidang Politik-Pemerintahan ..................................................... 72
2. Bidang Ekonomi ......................................................................... 74
3. Bidang Hukum ............................................................................ 77
B. Dampak di Bidang Sosial-Budaya dan Pendidikan ........................... 78
1. Bidang Sosial .............................................................................. 78
2. Bidang Budaya ........................................................................... 80
3. Bidang Pendidikan ...................................................................... 83

Latihan Soal ............................................................................................. 86

BAB IV SUMPAH PEMUDA DAN JATI DIRI KEINDONESIAAN ........... 91


A. Sumpah Pemuda ................................................................................. 92
1. Politik Etis ................................................................................... 92
2. Pers Membawa Kemajuan ........................................................... 94
3. Bangkitnya Nasionalisme ............................................................ 98
4. Federasi dan Front Sawo Matang ................................................ 108
5. Cita-cita Persatuan ...................................................................... 110
6. Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa ................................. 112
7. Nilai-nilai Penting Sumpah Pemuda .......................................... 115
B. Penguatan Jati Diri Keindonesiaan ................................................... 116
1. Politik untuk Kesejahteraan dan Kejayaan ................................ 116
2. Nasionalisme yang Revolusioner ............................................... 117
3. Volksraad .................................................................................... 118
4. Partai Indonesia Raya (Parindra) ................................................ 120
5. Gabungan Politik Indonesia (GAPI) .......................................... 120
6. Berakhirnya Pemerintahan Kolonial .......................................... 121
Refleksi ..................................................................................................... 122
Latihan soal ............................................................................................... 122

5
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
BAB V TIRANI MATAHARI TERBIT .................................................... 123

A. Kedatangan Jepang di Indonesia ................................................... 124


1. Masuknya Jepang ke Indonesia .............................................. 124
2. Tanggapan Para Tokoh Pergerakan Nasional ......................... 125
3. Pembentukan Pemerintahan Militer ....................................... 125
4. Pemerintahan Sipil .................................................................. 127
B. Organisasi Pergerakan pada Mas pendudukan Jepang ................... 128
1. Organisasi yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan ................... 128
2. Organisasi Semimiliter ............................................................ 130
3. Organisasi Militer .................................................................... 133
C. Perlawanan terhadap Penjajahan Jepang ......................................... 134
1. Ekonomi Perang ........................................................................ 134
2. Pengendalian di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan .............. 135
3. Pengerahan Romusa ................................................................. 136
4. Perjuangan Melalui Gerakan Bawah Tanah ............................. 136
5. Perlawanan Bersenjata ............................................................. 137
D. Akhir Pendudukan Jepang di Indonesia ......................................... 140
1. Dampak Pendudukan Jepang .................................................... 140
2. Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) .......................................... 141
3. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK). 144
Latihan Soal ...................................................................................... 146

6
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Bab VI INDONESIA MERDEKA ........................................................... 152

A. Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan ........................................ 153


1. Peristiwa Rengasdengklok ............................................................. 153
2. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ................... 155
3. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ........................... 157
4. Penyebarluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ............... 158
5. Dukungan Spontan terhadap Proklamasi Kemerdekaan ...................... 159
6. Makna dan Arti Proklamasi Kemerdekaan ......................................... 161
B. Terbentuknya Pemerintahan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia ... 161
1. Penyusunan Landasan dan Lembaga Pemerintahan ........................... 162
2. Pembentukan Departemen dan Pemerintah Daerah ........................... 163
3. Pembentukan Badan-Badan Negara ................................................... 164
4. Pembentukan Berbagai Partai Politik ................................................. 165
5. Pembentukan Organisasi Ketentaraan ................................................ 166
C. Proklamator dan Peran Tokoh Proklamasi Kemerdekaan ........................ 168
1. Peran Tokoh Proklamator ................................................................... 168
2. Peran Para Tokoh Sekitar Proklamasi Kemerdekaan .......................... 171

Tugas Proyek ................................................................................................... 174

Latihan Soal ...................................................................................................... 174

7
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
BAB VII REVOLUSI MENEGAKKAN PANJI-PANJI NKRI .................... 175

A. Tantangan Awal Kemerdekaan ................................................................ 176


1. Kondisi Awal Indonesia Merdeka ..................................................... 176
2. Kedatangan Sekutu dan Belanda ....................................................... 176
3. Merdeka atau Mati ............................................................................ 177
B. Antara Perang dan Diplomasi ................................................................... 180
1. Rangkaian Perjanjian Linggarjati ...................................................... 180
2. Agresi Militer I .................................................................................. 182
3. Peran Komisi Tiga Negara ................................................................ 183
4. Perjanjian Renville ............................................................................ 183
5. Agresi Militer II dan Penangkapan Pimpinan Negara ...................... 184
6. Peran PDRI: Penjaga Eksistensi RI ................................................... 184
7. Tetap Memimpin Gerilya ................................................................... 184
8. Serangan Umum 1 Maret 1949 .......................................................... 185
9. Persetujuan Roem-Royen ................................................................... 185
10. Yogya Kembali ................................................................................... 185

11. Konferensi Inter Indonesia ................................................................. 186


12. Konferensi Meja Bundar .................................................................... 186
13. Pembentukan Republik Indonesia Serikat ......................................... 187
14. Pengakuan Kedaulatan ....................................................................... 187
15. Kembali ke Negara Kesatuan ............................................................ 187
C. Nilai-nilai Kejuangan Masa Revolusi ....................................................... 188

Tugas Proyek ................................................................................................... 188


Latihan Soal .................................................................................................... 189
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 190

8
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Kompetensi Inti Sejarah Indonesia Kelas XI

KOMPETENSI INTI 1 (sikap Spiritual) KOMPETENSI INTI 2 (Sikap Sosial)

Menghayati dan mengamalkan ajaran agama Menghayati dan mengamalkan perilaku


yang dianutnya. jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KOMPETENSI INTI 3 (Pengetahuan) KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)

Memahami, menerapkan, dan menganalisis Mengolah, menalar, dan menyaji dalam


pengetahuan faktual, konseptual, ranah konkret dan ranah abstrak terkait
prosedural, dan metakognitif berdasarkan dengan pengembangan dari yang
rasa ingin tahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan bertindak secara efektif dan kreatif, serta
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban keilmuan
terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

9
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Kompetensi Dasar Sejarah Indonesia Kelas XI

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1. Menganalisis proses masuk dan 4.1 . Mengolah informasi tentang proses masuk
perkembangan penjajahan bangsa Eropa dan perkembangan penjajahan bangsa
(Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris) ke Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda,
Indonesia. Inggris) ke Indonesia dan menyajikannya
dalam bentuk cerita sejarah.
3.2. Menganalisis strategi perlawanan bangsa 4.2. Mengolah informasi tentang strategi
Indonesia terhadap penjajahan bangsa perlawanan bangsa Indonesia terhadap
Eropa (Portugis, Spanyol, Belanda, penjajahan bangsa Eropa (Portugis,
Inggris) sampai dengan abad ke-20. Spanyol, Belanda, Inggris) sampai dengan
abad ke-20 dan menyajikannya dalam
bentuk cerita sejarah.
3.3. Menganalisis dampak politik, budaya, 4.3. Menalar dampak politik, budaya, sosial,
sosial, ekonomi ,dan pendidikan pada ekonomi dan pendidikan pada masa
masa penjajahan bangsa Eropa (Portugis, penjajahan bangsa Eropa (Portugis,
Spanyol, Belanda, Inggris) dalam Spanyol, Belanda, Inggris) dalam
kehidupan bangsa Indonesia masa kini. kehidupan bangsa Indonesia masa kini dan
menyajikannya dalam bentuk cerita
sejarah.
3.4. Menghargai nilai-nilai sumpah pemuda 4.4 Menyajikan langkah-langkahdalam
dan maknanya bagi kehidupan kebangsaan penerapan nilainilai sumpah pemuda dan
di Indonesia pada masa kini maknanya bagi kehidupan kebangsaan di
Indonesia pada masa masa kini dalam
bentuk tulisan dan/atau media lain.

3.5. Menganalisis sifat pendudukan Jepang dan 4.5 Menalar sifat pendudukan Jepang dan
respon bangsa Indonesia. respon bangsa Indonesia dan
menyajikannya dalam bentuk cerita
sejarah

10
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Kompetensi Dasar Sejarah Indonesia
Kelas XI
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.6. Menganalisis peran tokohtokoh nasional 4.6 Menulis sejarah tentang satu tokoh
dan daerah dalam memperjuangkan nasional dan tokoh dari daerahnya yang
kemerdekaan Indonesia. berjuang melawan penjajahan.

3.7. Menganalisis peristiwa proklamasi 4.7 Menalar peristiwa proklamasi


kemerdekaan dan maknanya bagi kemerdekaan dan maknanya bagi
kehidupan sosial, budaya, ekonomi, kehidupan sosial, budaya, ekonomi,
politik, dan pendidikan bangsa Indonesia. politik, dan pendidikan bangsa Indonesia
dan menyajikannya dalam bentuk cerita
sejarah.

3.8. Menganalisis peristiwa pembentukan 4.8 Menalar peristiwa pembentukan


pemerintahan pertama Republik Indonesia pemerintahan Republik Indonesia pada
pada awal kemerdekaan dan maknanya awal kemerdekaan dan maknanya bagi
bagi kehidupan kebangsaan Indonesia kehidupan kebangsaan Indonesia masa
masa kini. kini dan menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah.

3.9 Menganalisis peran dan nilai-nilai 4.9 Menuliskan peran dan nilai-nilai
perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta perjuangan Bung Karno dan Bung Hatta
sebagai proklamator serta tokoh-tokoh serta tokoh-tokoh lainnya sekitar
lainnya sekitar proklamasi. proklamasi.

3.10 Menganalisis strategi dan bentuk 4.10 Mengolah informasi tentang strategi dan
perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya bentuk perjuangan bangsa Indonesia
mempertahankan kemerdekaan dari dalam upaya mempertahankan
ancaman Sekutu dan Belanda. kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan
Belanda dan menyajikannya dalam bentuk
cerita sejarah.

11
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
BAB I
KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

Gambar1. Kolonialisme dan Imperialisme


Sumber : https://www.gurupendidikan.co.id/kolonialisme-dan-
imperialisme/

Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, siswa doharapkan mampu:

1. Melacak proses kedatangan bangsa Barat ke Indonesia

2. Menganalisis keserakahan dan kekejaman kongsi dagang

3. Menganalisis kelaziman penjajahan Belanda

4. Menyadari bahwa dominasi asing akan menumpas kedaulatan dan hak-hak


kemanusiaan sebagai bangsa

12
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Gambar 1.1 Peta Penjelajahan Samudra.
Sumber: Iregha Kadireja, 2014.

Perhatikan baik-baik gambar tersebut!


1. kira-kira peta tersebut tentang apa?
2. Pada peta itu terdapat garis-garis, kira-kira menunjukkan apa?

13
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
A. Motivasi, Nafsu, dan Kejayaan Eropa
Di dalam sejarah bangsa-bangsa di dunia dikenal adanya masa penjelajahan
samudra. Aktivitas penjelajahan samudra ini dalam rangka untuk menemukan
dunia baru. Aktivitas penemuan dunia baru ini tidak terlepas dari motivasi dan
keinginannya untuk bertahan hidup, memenuhi kepuasan dan kejayaan dalam
kehidupan di dunia. Bahkan bukan sekedar motivasi, tetapi juga muncul nafsu
untuk menguasai dunia baru itu demi memperoleh keuntungan ekonomi dan
kejayaan politik. Pertanyaannya adalah daerah mana yang dimaksud dunia baru
itu? Yang dimaksud dunia baru waktu itu pada mulanya adalah wilayah atau
bagian dunia yang ada di sebelah timur (timurnya Eropa). Wilayah itu sebagai
penghasil bahan-bahan yang sangat diperlukan dan digemari oleh bangsa-
bangsa Eropa. Bahan-bahan yang dimaksudkan itu adalah rempah-rempah
seperti cengkih, lada, dan pala.

Sumber: perkebunan.litbang.pertanian.go.id
Gambar 1.2 Contoh rempah-rempah.

14
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Daerah yang menghasilkan rempah-rempah itu tidak lain adalah Kepulauan
Nusantara. Orang-orang Eropa menyebut daerah itu dengan nama Hindia.
Bagaikan "memburu mutiara dari timur", orang-orang Eropa berusaha datang ke
Kepulauan Nusantara untuk mendapatkan rempah-rempah. Dalam konteks
penemuan dunia baru itu kemudian tidak hanya Kepulauan Nusantara, tetapi juga
daerah-daerah lain yang ditemukan orang-orang Eropa pada periode penjelajahan
samudra, misalnya Amerika dan daerah-daerah lain di Asia.

Sejarah umat manusia sudah sejak lama mengglobal. Peristiwa sejarah di Suatu
tempat sangat mungkin terpengaruh atau menjadi dampak dari peristiwa lain yang
terjadi di tempat yang cukup jauh. Perkembangan ini sudah sangat nyata seiring
dengan semakin ramainya perdagangan melalui "Jalur Sutera“.

Mengapa orang-orang Eropa sangat memerlukan rempah-rempah?


Orang-orang Eropa berusaha sekuat tenaga untuk menemukan daerah
penghasil rempah-rempah. Rempah-rempah ini menjadi komoditas
perdagangan yang sangat laris di Eropa. Rempah-rempah ini sangat
diperlukan untuk bumbu masak dan bahan minuman yang dapat
menghangatkan badan. Hal ini sangat cocok untuk orang-orang Eropa
yang memang tinggal di daerah dingin. Kemudian dari mana asal
rempah-rempah itu?

15
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Kehidupan global semakin berkembang dengan maraknya penjelajahan
samudera orang-orang Eropa ke dunia Timur. Begitu juga peristiwa
kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, telah ikut meningkatkan
kehidupan global. Peristiwa itu dilatarbelakangi oleh peristiwa yang jauh
dari Indonesia, misalnya peristiwa jatuhnya Konstantinopel di kawasan
Laut Tengah pada tahun 1453. Serangkaian penemuan di bidang
teknologi juga merupakan faktor penting untuk melakukan pelayaran
bagi bangsa-bangsa Barat menuju Tanah Hindia/Kepulauan Nusantara.
Sementara itu semangat dan dorongan untuk melanjutkan Perang Salib
disebut-sebut juga ikut mendorong kedatangan bangsa-bangsa Barat ke
Indonesia.

16
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
B. Petualangan, Penjelajahan, dan Perebutan
Hegemoni

Bertahun-tahun lamanya Laut Tengah menjadi pusat perdagangan


internasional antara para pedagang dari Barat/Eropa dan Timur. Salah
satu kota pusat perdagangan itu yang terkenal adalah Konstantinopel.
Banyak jenis komoditas di pasar Konstantinopel. Misalnya batu mulia,
emas dan perak, gading, sutera dan juga yang penting rempah-rempah.
Orang-orang Eropa sangat menyenangi rempah-rempah. Para pedagang
dari Barat atau orang-orang Eropa itu mendapatkan rempah-rempah
lebih mudah, dan dengan harga lebih murah. Namun, setelah jatuhnya
Konstantinopel tahun 1453 ke tangan Turki Usmani, akses bangsa-
bangsa Eropa untuk mendapatkan rempah-rempah yang lebih murah di
kawasan Laut Tengah menjadi tertutup. Harga rempah-rempah di pasar
Eropa melambung sangat tinggi. Oleh karena itu, mereka berusaha
mencari dan menemukan daerah-daerah penghasil rempah-rempah ke
timur. Mulailah periode petualangan, penjelajahan, dan penemuan
dunia baru. Upaya tersebut mendapat dukungan dan partisipasi dari
pemerintah dan para ilmuwan.

17
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Portugis dan Spanyol dapat dikatakan sebagai pelopor petualangan, pelayaran, dan
penjelajahan samudra untuk menemukan dunia baru di timur. Portugis juga telah
menjadi pembuka jalan menemukan Kepulauan Nusantara sebagai daerah penghasil
rempah-rempah. Kemudian menyusul Spanyol, Belanda, dan Inggris. Tujuan
kedatangan mereka ke wilayah timur tidak semata-mata mencari keuntungan
melalui perdagangan rempah-rempah, tetapi ada tujuan yang lebih luas.

Tujuan mereka terkait dengan:

 Gold : memburu kekayaan dan keuntungan dengan mencari dan mengumpulkan


emas perak dan bahan tambang serta bahan-bahan lain yang sangat berharga.
 Glory : memburu kejayaarn, superioritas, dan kekuasaan. Dalam kaitan ini
mereka saling bersaing dan ingin berkuasa di dunia baru yang ditemukannya.
 Gospel : menjalankan tugas suci untuk menyebarkan agama. Pada mulanya
orang-orang Eropa ingin mencari dan bertemu Prester John yang mereka yakini
sebagai Raja Kristen yang berkuasa di Timur.

Mengenai ketiga jenis tujuan: gold, glory, dan gospel itu sebenarnya lebih
dimiliki dan digelorakan oleh Portugis dan Spanyol.

18
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
1. PORTUGIS

Berita keberhasilan Columbus menemukan daerah baru, membuat


penasaran raja Portugis (sekarang terkenal dengan sebutan Portugal), Manuel I.
Raja Portugis tersebut kemudian memanggil pelaut ulung Portugis bernama Vasco
da Gama untuk melakukan ekspedisi menjelajahi samudra mencari Tanah Hindia
yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah. Vasco da Gama mencari jalan
lain agar lebih cepat sampai di Tanah Hindia yang merupakan tempat penghasil
rempah-rempah. Kebetulan sebelum Vasco da Gama mendapatkan perintah dari
Raja Manuel I, sudah ada pelaut Portugis bernama Bartholomeus Diaz melakukan
pelayaran mencari daerah Timur dengan menelusuri pantai barat Afrika. Pada
tahun 1488 karena serangan ombak besar terpaksa Bartholomeus Diaz mendarat di
suatu ujung selatan Benua Afrika. Tempat tersebut kemudian dinamakan Tanjung
Harapan. la tidak melanjutkan penjelajahannya tetapi memilih bertolak kembali
kenegerinya.

Gambar 1.3 Vasco da Gama


Sumber: Kompasiana.com

19
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pada Juli 1497 Vasco da Gama berangkat dari pelabuhan Lisabon untuk
memulai penjelajahan samudra. Berdasarkan pengalaman Bartholomeus Diaz tersebut,
Vasco da Gama juga berlayar mengambil rute yang pernah dilayari Bartholomeus Diaz.
Rombongan Vasco da Gama juga singgah di Tanjung Harapan. Atas petunjuk dari pelaut
bangsa Moor yang telah disewanya, rombongan Vasco da Gama melanjutkan
penjelajahan, berlayar menelusuri pantai timur Afrika kemudian berbelok ke kanan
untuk mengarungi Lautan Hindia (Samudra Indonesia). Pada tahun 1498 rombongan
Vasco da Gama mendarat sampai di Kalikut dan juga Goa di pantai barat India.

Ada pemandangan yang menarik dari kedatangan rombongan Vasco da


Gama ini. Mereka ternyata sudah menyiapkan patok batu yang disebut batu padrao.
Batu ini sudah diberi pahatan lambang bola dunia. Setiap daerah yang disinggahi
kemudian dipasang patok batu padrao sebagai tanda bahwa daerah yang ditemukan itu
milik Portugis. Bahkan di Goa, India itu Vasco da Gama berhasil mendirikan kantor
dagang yang dilengkapi dengan benteng. Atas kesuksesan ekspedisi ini maka oleh Raja
Portugis, Vasco da Gama diangkat sebagai penguasa di Goa atas nama pemerintahan
Portugis.

Setelah beberapa tahun tinggal di India, orang-orang Portugis menyadari


bahwa India ternyata bukan daerah penghasil rempah-rempah. Mereka mendengar
bahwa Malaka merupakan kota pusat perdagangan rempah-rempah. Oleh karena itu,
dipersiapkan ekspedisi lanjutan di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque. Dengan
armada lengkap Alfonso de Albuquerque berangkat untuk menguasai Malaka. Pada
tahun 1511 armada Portugis berhasil menguasai Malaka. Portugis mulai memasuki
wilayah Kepulauan Nusantara yang disebutnya juga sebagai tanah India (Hindia).
Orang-orang Portugis pun segera mengetahui tempat buruannya "mutiara dari timur"
yakni rempah-rempah yang ada di Kepulauan Nusantara, khususnya di Kepulauan
Maluku.

20
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Tentang rempah-rempah di Maluku (Ternate dan Tidore), pernah digambarkan
oleh Luis vaz de Cam sebagai berikut.

"Lihatlah, betapa laut-laut di Timur ditebari pulau-pulau tidak terkira


banyaknya. Tengoklah Tidore lalu Ternate dengan puncak gunung yang
membara dan meluncurkan api. Pandanglah kebun-kebun cengkeh yang panas.
Dibeli oleh Portugis dengan darah mereka. Dan burung cenderawasih yang
terbang tidak pernah melangit. Tetapi jatuh ke bumi ketika mereka berhenti
terbang.”
Luis vaz de Cam-cs. The Lusiads (1572). Canto. 132.
(Taufik Abdullah &AB. Lapian. Indonesia dalam Arus Sejarah. 2012)

Perlu ditambahkan bahwa dengan dikuasainya Malaka oleh Portugis pada


tahun 1511 telah menyebabkan perdagangan orang-orang Islam menjadi terdesak.
Para pedagang Islam tidak lagi bisa berdagang dan keluar masuk kawasan Selat
Malaka, karena Portugis melakukan monopoli perdagangan. Akibatnya para pedagang
Islam harus menyingkir ke daerah-daerah lain. Tindakan Portugis yang memaksakan
monopoli dalam perdagangan itu telah mendapatkan protes dan perlawanan dari
berbagai pihak. Sebagai contoh pada tahun 1512 terjadi perlawanan yang dilancarkan
seorang pemuka masyarakat yang bernama Pate Kadir (Katir). Pate Kadir merupakan
tokoh masyarakat (kepala suku) Jawa yang ada di Malaka. la dikenal sangat
pemberani. la melancarkan perlawanan terhadap keserakahan Portugis di Malaka.
Dalam melancarkan perlawanan ini Pate Kadir berhasil menjalin persekutuan dengan
Hang Nadim. Perlawanan Pate Kadir terjadi di laut dan kemudian menyerang pusat
kota. Tetapi ternyata dengan kekuatan senjata yang lebih unggul, pasukan Kadir dapat
dipukul mundur. Kadir semakin terdesak dan kemudian berhasil meloloskan diri
sampai ke Jepara dan selanjutnya ke Demak.

21
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Tindak monopoli yang dipaksakan Portugis juga mendapatkan protes dari penguasa
Kerajaan Demak. Demak telah menyiapkan pasukan untuk melancarkan perlawanan
terhadap Portugis di Malaka. Pasukan Demak ini dipimpin oleh putera mahkota, Pati
Unus. Pasukan Demak ini semakin kuat setelah bergabungnya Pate Kadir dan
pengikutnya. Tahun 1513 pasukan Demak yang berkekuatan 100 perahu dan ribuan
prajurit mulai melancarkan serangan ke Malaka. Tetapi dalam kenyataannya kekuatan
pasukan Demak dan pengikut Kadir belum mampu menandingi kekuatan Portugis,
sehingga serangan Demak ini juga belum berhasil. Posisi Portugis menjadi semakin
kuat. Portugis terus berusaha memperluas monopolinya, hingga sampai ke Indonesia.

22
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
2. SPANYOL

Sebelum orang-orang Portugis berangkat memulai penjelajahan


samudra, sebenarnya sudah lebih dulu Spanyol berangkat berlayar mencari tempat
penghasil rempah-rempah. Orang-orang Spanyol dan Portugis dapat dikatakan
sebagai pelopor dalam pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari daerah
baru penghasil rempah-rempah di timur (disebut Tanah Hindia).

Bangsa Portugis dan bangsa Spanyol umumnya memeluk agama


Katolik Kedua bangsa ini sama-sama ingin menguasai wilayah lain di dunia. Hal
ini menimbulkan keprihatinan Paus Yulius II. Untuk menjaga kerukunan antara
keduanya, maka Paus turun tangan untuk bermusyawarah dengan kedua bangsa
tersebut. Diadakanlah kemudian perjanjian pembagian wilayah. Perjanjian ini
diadakan di Tordesillas, Spanyol pada tanggal 7 Juni 1494 Isinya adalah wilayah
di luar Eropa dibagi menjadi dua dengan garis meridian 1550 km sebelah barat
Kepulauan Tanjung Verde. Belahan sebelah timur dimiliki oleh Portugis dan
belahan sebelah barat dikuasai Spanyol.

Gambar 1.4 Christopher Columbus


Sumber: History.com

23
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Orang-orang Spanyol yang diprakarsai Christhoper Columbus
merencanakan melakukan penjelajahan samudra untuk menemukan tanah penghasil
rempah-rempah. Sebelum berangkat Columbus menghadap kepada Ratu Isabella
untuk mendapat dukungan termasuk fasilitas. Ratu Isabella mengizinkan dan
menyediakan tiga kapal dengan segala perlengkapannya. Ratu Isabella juga
menyediakan hadiah apabila misi Columbus ini dapat berhasil.

Pada tanggal 3 Agustus 1492, Columbus berangkat dari pelabuhaan. Atas


dasar keyakinan bahwa bumi itu bulat maka Columbus dengan rombongannya
bertolak dari Spanyol berlayar menuju ke arah barat. Mereka optimis berhasil
menemukan daerah baru di timur.

Pada tanggal 6 September tahun yang sama, rombongan Columbus


sampai di Kepulauan Kanari di sebelah barat Afrika. Ekspedisi penjelajahan samudra
dilanjutkan dengan mengarungi lautan luas yang dikenal ganas, yakni Samudra
Atlantik. Salah satu kapalnya rusak. Para anggota ekspedisi hampir putus asa.
Namun Columbus terus memberi semangat bagi anggota rombongannya. Setelah
sekitar satu bulan lebih berlayar, tanggal 12 Oktober 1492 rombongan Columbus
berhasil mendarat pantai bagian dari Kepulauan Bahama. Columbus mengira bahwa
ekspedisinya ini sudah sampai di Tanah Hindia. Oleh karena itu, penduduk yang
menempati daerah itu disebut orang-orang Indian. Tempat mendarat Colombus ini
kemudian dinamakan San Salvador. Berikutnya rombongan Columbus kembali
berlayar dan mendarat di Haiti. Merasa ekspedisinya telah berhasil maka rombongan
Columbus bertolak kembali ke Spanyol untuk melapor kepada Ratu Isabella. Tahun
1493 Columbus sampai kembali di Spanyol. Kedatangan Columbus dan rombongan
disambut dengan suka cita. Bahkan dengan keberhasilannya mendarat di Kepulauan
Bahama dan Haiti, Columbus diakui sebagai penemu daerah baru yakni Benua
Amerika.

24
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Keberhasilan pelayaran Columbus menemukan daerah baru telah
mendorong para pelaut lain untuk melanjutkan penjelajahan samudra ke timur.
Apalagi Columbus belum berhasil menemukan daerah penghasil rempah-rempah.
Berangkatlah ekspedisi yang dipimpin oleh Magellan/Magalhaes atau umum
menyebut Magelhaens. la juga disertai oleh seorang kapten kapal yang bernama Yan
Sebastian del Cano.

Berdasarkan catatan-catatan yang telah dikurmpulkan Columbus,


Magellan mengambil jalur yang mirip dilayari Colurmbus. Setelah terus berlayar
Magellan beserta rombongan mendarat di ujung selatan benua yang ditemukan
Columbus (Amerika). Di tempat ini terdapat selat yang agak sempit yang kemudian
dinamakan Selat Magellan.

Melalui selat ini rombongan Magellan terus berlayar meninggalkan


Samudra Atlantik dan memasuki Samudra Pasifik dengan lautan yang relatif tenang
Setelah sekitar tiga bulan lebih rombongan Magellan berlayar akhirnya pada Maret
1521 Magellan mendarat di Pulau Guam. Rombongan Magellan kemudian
melanjutkan penjelajahannya dan pada April 1521 sampai di Kepulauan Massava
atau kemudian dikenal dengan Filipina. Magellan menyatakan bahwa daerah yang
ditemukan ini sebagai koloni Spanyol.

Tindakan Magellan dan rombongan ini mendapat tantangan penduduk


setempat (orang-orang Mactan). Terjadilah pertempuran antara kedua belah pihak.
Dalam pertempuran dengan penduduk setempat itu rombongan Magellan terdesak
bahkan Magellan sendiri terbunuh. Rombongan Magellan yang selamat segera
meninggalkan Filipina. Mereka di bawah pimpinan Sebastian del Cano terus berlayar
ke arah selatan. Pada tahun 1521 itu juga mereka sampai di Kepulauan Maluku yang
ternyata tempat penghasil rempah-rempah. Tanpa berpikir panjang kapal-kapal
rombongan del Cano ini dipenuhi dengan rempah-rempah dan terus bertolak kembali
ke Spanyol

25
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
. Dikisahkan bahwa atas petunjuk pemandu orang Indonesia kapal-kapal
rombongan del Cano ini berlayar menuju ke arah barat, sehingga melewati Tanjung
Harapan di Afrika Selatan dan diteruskan menuju Spanyol. Dengan penjelajahan dan
pelayaran yang dipimpin oleh Magellan itu maka sering disebut-sebut bahwa tokoh
yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali adalah Magellan.

Dalam kaitannya dengan pelayaran dan penjelajahan samudra itu ada


pendapat yang menarik dari Menzies, seorang perwira angkatan laut Inggris. la
menegaskan bahwa yang berhasil mengelilingi dunia pertama kali adalah armada Cina
yang dipimpin oleh Panglima Zheng He (Cheng Ho) pada tahun 1421. Zheng He
adalah seorang kasim kepercayaan Kaisar Cina dari Dinasti Ming yang bernama Zhu
Di atau Yong Le. Dijelaskan oleh Menzies bahwa Zheng He bersama armadanya telah
berlayar mengelilingi dunia dengan berpedoman pada peta-peta kuno yang dibuat oleh
para kartografer Cina dan juga beberapa peta yang dibuat misalnya oleh Fra Mauro
(orang Italia), dan yang dibuat oleh Piri Reis (orang Turki).

26
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
3. BELANDA

Portugis sudah memasuki wilayah Kepulauan Nusantara tahun 1511,


kemudian sampai ke Maluku tahun 1521. Begitu juga Spanyol mernasuki Maluku
pada tahun 1521. Tetapi Belanda datang ke wilayah Nusarntara baru pada tahun
1596. Mengapa Belanda sangat terlarmbat datang ke Indonesia bila dibandingkan
dengan Portugis dan Spanyol?

Perlu diketahui bahwa pada abad ke-15 Belanda masih menjadi vasal
Spanyol. Berbagai gerakan terus dilakukan Belanda untuk melepaskan diri dari
Spanyol yang kemudian dikenal Revolusi 80 tahun. Revolusi ini dimulai tahun
1566. Di tengah-tengah revolusi, kegiatan perdagangan orang-orang Belanda di
Eropa terutama di pusat perdagangan dí Lisabon, terus berkembang dan masih
berjalan normal. Belanda juga tidak menernui kesulitan untuk mendapatkan
rempah-rempah di Lisabon. Tetapi pada saat Portugis berada di bawah kekuasaan
Spanyol, maka Belanda dilarang lagi berdagang di Lisabon. Dengan dermikian,
Belanda menemui kesulitan untuk mendapatkan rempah-rempah. Belanda harus
berusaha untuk mendapatkan rempah-rempah seperti yang telah dilakukan Portugis
dan Spanyol. Orang orang Belanda mulai mencari jalan untuk pergi ke dunia Timur
atau Tanah Hindia.

27
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pada tahun 1594 Willem Barents mencoba berlayar untuk mencari dunia Timur
atau Tanah Hindia melalui daerah kutub utara. Karena keyakinannya bahwa bumi
bulat maka sekalipun dari utara atau barat akan sarmpai pula di timur. Ternyata
Barents tidak begitu mengenal medan. la gagal melanjutkan penjelajahannya
karena kapalnya terjepit es mengingat air di kutub utara sedang membeku.
Barents terhenti di sebuah pulau yang disebut Novaya Zemlya. la berusaha
kembali ke negerinya, tetapi ia meninggal di perjalanan.

Pada tahun 1595 pelaut Belanda yang lain yakni Cornelis de Houtman dan Pieter
de Keyser memulai pelayaran. Kedua pelaut ini bersama armadanya dengan
kekuatan empat kapal dan 249 awak kapal beserta 64 pucuk meriam melakukan
pelayaran dan penjelajahan samudra untuk mencari tanah penghasil rempah-
rempah. Cornelis de Houtman mengambil jalur laut yang sudah biasa dilalui
orang-orang Portugis. Tahun1596 rnelis de Houtma beserta armadanya berhasil
mencapai Kepulauan Nusantara. la dan rombongan mendarat di Banten. sesuai
dengan niatnya untuk berdagang maka kehadiran Cornelis de Houtman diterima
baik oleh rakyat Banten. Waktu itu di Kerajaan Banten bertepatan dengan
masapemerintahan Sultan Abdul Mufakir Mahmud Abdulkadir. Dengan melihat
pelabuhan Banten yang begitu strategis dan adanya hasil tanaman rempah-rempah
di wilayah itu Cornelis de Houtman berambisi untuk memonopoli perdagangan di
Banten. Dengan kesombongan dan kadang-kadang berlaku kasar, orang-orang
Belanda memaksakan kehendaknya. Hal ini tidak dapat diterima oleh rakyat dan
penguasa Banten. Oleh karena itu, rakyat mulai membenci bahkan kemudian
mengusir orang-orang Belanda itu. Cornelis de Houtman dan armadanya segera
meninggalkan Banten dan akhirnya kembali ke Belanda.

28
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Ekspedisi penjelajahan berikutnya segera dipersiapkan untuk kembali
menuju Kepulauan Nusantara. Rombongan kali ini dipimpin antara lain oleh Jacob
van Heemskerck. Tahun 1598 van Heemskerck dengan armadanya sampai di
Nusantara dan juga mendarat di Banten. Heemskerck dan anggotanya bersikap hati-
hati dan lebih bersahabat. Rakyat Banten pun kembali menerima kedatangan orang-
orang Belanda. Belanda mulai melakukan aktivitas perdagangan. Kapal-kapal
mereka mulai berlayar ke timur dan singgah di Tuban. Dari Tuban pelayaran
dilanjutkan ke timur menuju Maluku. Di bawah pimpinan Jacob van Neck mereka
sampai di Maluku pada tahun 1599. Kedatangan orang-orang Belanda ini juga
diterima baik oleh rakyat Maluku. Kebetulan waktu itu Maluku sedang konflik
dengan orang-orang Portugis. Oleh karena itu, kedatangan Belanda ini diterima
dengan baik dan diberi kebebasan untuk berdagang. Pelayaran dan perdagangan
orang-orang Belanda di Maluku ini mendapatkan keuntungan yang berlipat. Dengan
demikian semakin banyak kapal-kapal dagang yang berlayar menuju Maluku.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa rakyat wilayah Nusantara/lndonesia


senantiasa mau bersahabat dan berdagang dengan siapa saja atas dasar persamaan.
Tetapi kalau para pedagang asing itu ingin memaksakan kehendak dan melakukan
monopoli perdagangan di wilayah Nusantara tentu harusvditolak karena tidak sesuai
dengan martabat rakyat Indonesia yang ingin berdaulat dalam hidup dan kehidupan
termasuk dalarm kegiatan perdagangan.

29
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
4. INGGRIS
Perlu dipahami bahwa setelah Portugis berhasil sampai di kepulauan
Maluku, aktif mengadakan perdagangan dengan penduduk setempat. Kedatangan
Portugis ini telah mendorong perdagangan rempah-rempah semakin meluas. Jalur
perdagangan antara timur (Indonesia, Maluku) dengan Eropa semakin
berkembang. Bahkan Lisabon dalam waktu singkat berkembang menjadi pusat
perdagangan rempah-rempah di Eropa Barat.

Dalam kaitan ini Inggris dapat mengambil keuntungan besar dalam


perdagangan rempah-rempah. Inggris dapat memperoleh rempah-rernpah secara
bebas dan relatif murah di Lisabon. Rempah-rempah itu kemudian diperdagangkan
di daerah-daerah Eropa Barat bahkan sampai di Eropa Utara. Tetapi karena Inggris
terlibat konflik dengan Portugis dan Spanyol apalagi setelah Portugis berada di
bawah kekuasaan Spanyol, maka Inggris pun mulai tidak bebas untuk
mendapatkan rempah-rempah di Lisabon.

Oleh karena itu, Inggris berusaha mencari sendiri negeri penghasil


rempah-rempah. Banyak anggota masyarakat, para pelaut dan pedagang yang tidak
melibatkan diri dalam perang justru mengadakan pelayaran dan penjelajahan
samudra untuk menemukan daeráh penghasil rempah-rempah. Dalam
pelayarannya ke dunia Timur untuk mencari daerah penghasil rempah-rempah,
Inggris pertama kali sampai ke India pada tahun 1498 dengan mengikuti
rombongan Portugis yang dipimpin oleh Vasco da Gama. Untuk memperkuat daya
saing para pedagang Inggris perdagangannya di dunia timur ini kemudian dibentuk
kongsi dagang yang diberi nama East India Company (EIC) pada tahun 1600.

Orang-orang Inggris juga sampai ke Indonesia pertama kali tahun 1579 dipimpin
oleh Francis Drake dan Thomas Cavendish. Inggris juga membentuk beberapa
kantor dagang di Indonesia pada tahun 1604, misalnya di Ambon, Makasar, Jepara,
Jayakarta.

30
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
LATIHAN SOAL
Pilihan Ganda
1. Perhatikan nama-nama negara berikut!
1) Belanda
2) Inggris
3) Spanyol
4) Portugis
Bangsa pelopor petualangan, penjelajah, dan penemuan dunia baru
ditunjukkan pada nomor …
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 3) dan 4)
2. Perhatikan nama-nama berikut!
Christophorus Columbus
Vasco da Gama
Ferdinand Magelhaens
Bartholomeus Diaz
Sebastian del Cano
Pelaut-pelaut bangsa Spanyol ditunjukkan pada nomor …
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 5)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)

31
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
3. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Pelaut bangsa Belanda.
2) Pada tahun 1596 sampai di Nusantara dan mendarat di Banten.

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, pelaut yang dimaksud adalah …

A. Cornelis de Houtman
B. Pieter de Keyser
C. Van Heemskerkck
D. Barents
E. Vasco da Gama

4. Pelaut yang mengambil jalur laut yang biasa dilalui oleh orang Portugis dan pada
tahun 1596 berhasil mendarat di Nusantara dan mendarat di Banten adalah …

A. Vasco da Gama
B. Jacob van Neck
C. Cornelis de Houtman
D. Laurens Reael
E. Gerard Reynst
5. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Berlangsung di Tordesillas, Spanyol pada tanggal 7 Juni 1494.
2) Isi perjanjian adalah wilayah di luar Eropa dibagi menjadi dua garis meridian
1.550 km sebelah barat Kepulauan Tanjung Verde, belahan timur dimiliki oleh
Portugis dan belahan barat dikuasai oleh Spanyol.
3) Munculnya perjanjian bermula dari keprihatinan Paus Yulius II.
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, tujuan diadakan perjanjian adalah …
A. Menjaga kerukunan antara Spanyol dan Portugis
B. Membantu Spanyol menguasai belahan barat
C. Membantu Portugis menguasai belahan timur
D. Memudahkan mendapatkan rempah-rempah
E. Menguasai wilayah strategis untuk perdagangan

32
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
6. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Mengajukan bantuan kepada raja Spanyol untuk berlayar mencari
sumber rempah-rempah ke dunia Timur.
2) Ketika tiba di Bahama merasa telah sampai di kepulauan Hindia yang
merupakan sumber rempah-rempah.
3) Pada tahun 1493 sampai di Spanyol dan kedatangannya disambut
dengan sukacita,

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, pelaut bangsa Spanyol


yang dimaksud adalah …

A. Magelhaens
B. Christophors Columbus
C. Sebastian del Cano
D. Vasco da Gama
E. Bartholomeus Diaz

7. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!


1) Sebagai obat
2) Pengawet makanan
3) Bumbu masakan
4) Harganya murah
5) Banyak ditemui di Eropa
Alasan rempah-rempah sangat dibutuhkan oleh orang-orang Eropa
ditunjukkan pada nomor …
A. 1), 2), dan 3)
B. 1), 3), dan 5)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)

33
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
8. Perhatikan nama-nama berikut!
1) Pangeran Maurit
2) Johan van Oldenbarnevelt
3) Francois Wittert
4) Pieter Both

Tokoh yang memprakarsai membentuk kongsi dagang VOC pada tahun 1602
ditunjukkan pada tahun …

A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 3) dan 4)

9. Tugas Herman Willem Daendels sebagai gubernur jenderal di Indonesia


adalah …
A. Membangun jalan raya Anyer sampai Panarukan
B. Membangun benteng pertahanan
C. Membangun pangkalan Angkatan perang
D. Meningkatkan jumlah tentara
E. Mempertahankan Pulau Jawa dari serangan Inggris
10. Berikut kebijakan-kebijakan Thomas Stamford Raffles selama masa
pemerintahannya dalam bidang ilmu pengetahuan alam, kecuali …
A. Menemukan bunga Rafflesia arnoldii
B. Merintis Kebun Raya Bogor
C. Membagi Pulau Jawa menjadi enam belas karesidenan
D. Menulis buku berjudul History of Java
E. Mendukung Bataviaach Genootschap

34
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
11. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Dikenal sebagai seorang politikus yang berkebangsaan Belanda
2) Pernah menjabat sebagai gubernur jenderal di Tanjung Harapan pada
tahun 1802-1806
3) Menggantikan Herman Willem Daendels

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, tokoh yang dimaksud adalah …

A. Thomas Stamford Raffles


B. Jan Willem Daendels
C. Johan van Oldenbarnevelt
D. S. Auchmuty
E. Barents

12. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!


1) Berlangsung pada tanggal 18 September 1811
2) Inggris diwakili S. Auchmuty dan Belanda diwakili Janssens
3) Salah satu hasinya seluruh Jawa dan sekitarnya diserahkan kepada Inggris
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, perjanjian yang dimaksud adalah

A. Convention of London
B. Perjanjian Giyanti
C. Perjanjian Salatiga
D. Kapitulasi Tuntang
E. East India Company

35
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
13. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Dikenal sebagai gubernur jenderal yang berani dan kejam serta ambisius
2) Sebagai peletak dasar penjajahan VOC di Indonesia
3) Pada tahun 1627 tiba di Batavia dan diangkat Kembali sebagai gubernur jenderal
untuk yang kedua kalinya

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, gubernur jenderal VOC yang dimaksud


adalah …

A. Pieter Both
B. J.P. Coen
C. Pieter de Carpentier
D. Laurens Reael
E. Gerard Reynst

14. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!


1) Merupakan salah satu Tindakan yang dilakukan VOC dalam melaksanakan
monopoli perdagangan
2) Pelayaran menyusuri pantai yang dilengkapi dengan Angkatan perang untuk
mengawasi para pedagang Maluku agar tidak menjual rempah-rempahnya
kepada pedagang lain
3) Apabila diketahui ada yang melanggar akan mendapatkan hukuman yang berat
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, Tindakan VOC yang dimaksud adalah …
A. Ekstirpasi
B. Hongi tochten
C. Verplichte leverantie
D. Preanger stelsel
E. Contingenten

36
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
15. Salah satu isi ketentuan pokok system tanam paksa yang terdapat dalam
Staatsblad (Lembaran Negara) Tahun 1834 Nomor 22 adalah …
A. Kerusakan tanaman karena bencana alam ditanggung oleh petani
B. Pelaksanaan tanam paksa diserahkan kepada pegawai Eropa
C. Penduduk yang tidak memiliki tanah wajib bekerja di perkebunan
pemerintah Belanda selama 65 hari
D. Tanah yang diserahkan kepada pemerintah dikenai pajak

E. Jika hasil tanaman yang diserahkan kepada pemerintah melebihi pajak,


kelebihan tersebut menjadi milik pemerintah

Uraian
1. Jelaskan bagaimana kondisi Eropa Barat sekitar abad ke-14 sampai abad ke-
15, sehingga akhirnya orang-orang Eropa itu mencari dunia baru ke Timur?

2. Mengapa pemerintah Hindia Belanda melaksanakan Tanam Paksa?

3. Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC!

4. Jelaskan proses masuknya agama Kristen di Indonesia!

5. Tahun 1563, dapat dikatakan sebagai tahun pertumbuhan agama Katolik di


tanah Minahasa Sulawesi Utara. Coba jelaskan!

37
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
BAB II
Perlawanan Bangsa Indonesia terhadap
Kolonialisme dan Imperialisme

Sumber: Kompas.com
Gambar 2.1
Ilustrasi kapal-kapal VOC yang belayar menuju Nusantara

Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, siswa doharapkan mampu:

1. Menganalisis perang melawan keserakahan dan kekuasaan kongsi dagang.

2. Menganalisis perang melawan penjajahan Belanda.

3. Menghargai jasa pahlawan di tingkat nasional dan daerah.

38
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
A. Perang Melawan Portugis dan Kongsi Dagang VOC

Dalam melaksanakan monopoli perdagangan, VOC melakukan tindakan-


tindakan yang sangat merugikan rakyat. Dengan keadaan tersebut, mendorong
munculnya perlawanan-perlawanan untuk melawan VOC. Berikut akan dipelajari
perlawanan melawan Portugis dan kongsi dagang VOC.

1. Aceh Melawan Portugis

Jatuhnya Malaka pada tahun 1511 oleh Portugis membawa keuntungan bagi
Aceh. Banyak para pedagang islam yang pindah ke Aceh, hal tersebut
mendorong Aceh berkembang menjadi bandar dan pusat perdagangan.
Perkembangan Aceh tersebut oleh Portugis dianggap sebagai ancaman
sehingga pada tahun 1523 Portugis di bawah pimpinan Henriques dan pada
tahun 1524 di bawah pimpinan De Sauza melancarkan serangan ke Aceh..
Namun, serangan tersebut mengalami kegagalan dan Portugis selalu berusaha
mengganggu kapal-kapal dagang Aceh. Apa yang dilakukan Portugis tersebut
telah merampas kedaulatan Aceh yang ingin bebas dan berdaulat berdagang
dengan siapa saja serta mengadakan hubungan dengan dangsa mana pun atas
dasar persamaan.

Tindakan-tindakan kapal Portugis tersebut telah mendorong munculnya


perlawanan rakyat Aceh. Untuk mengadakan perlawanan, Aceh melakukan
langkah-langkah berikut.

a. Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan, meriam, dan


prajurit.

b. Mendatangkan bantuan persenjataan, sejumlah tentara, dan beberapa ahli


dari Turki pada tahun 1567.

c. Mendatangkan bantuan persenjataan dari Kalikut dan Jepara.

39
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Setelah persiapan dilakukan, kemudian Aceh segera melancarkan
serangan terhadap Portugis di Malaka. Portugis pun mengerahkan semua
kekuatannya sehingga serangan Aceh tersebut dapat digagalkan. Pada
tahun 1569 Portugis menyerang Aceh, tetapi dapat digagalkan oleh
pasukan Aceh.

Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1639)


semangat untuk mempertahankan tanah air dan mengusir penjajahan
asing terus meningkat. Sultan Iskandar Muda berusaha memperkuat
pasukannya, seperti Angkatan Laut diperkuat dengan kapal yang lebih
besar yang dapat menampung 600-800 prajurit dan pasukan kavaleri
dilengkapi dengan kuda-kuda dari Persia. Selain itu, Aceh juga
menyiapkan pasukan gajah dan milisi infanteri. Setelah mempersiapkan
pasukan, Iskandar Muda pada tahun 1629 melancarkan serangan ke
Malaka. Untuk menghadapi serangan tersebut, Portugis harus
mengerahkan semua kekuatan. Namun, serangan Aceh tersebut tidak
berhasil mengusir Portugis dari Malaka.

2. Maluku Melawan Portugis dan VOC

Pada tahun 1521 Portugis berhasil memasuki Kepulauan Maluku dan


memusatkan aktivitasnya di Ternate. Spanyol juga memasuki Kepulauan
Maluku dan memusatkan kedudukannya di Tidore sehingga terjadilah
persaingan antara keduanya. Persaingan semakin tajam setelah Portugis
menjalin persekutuan dengan Ternate dan Spanyol menjalin persekutuan
dengan Tidore. Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore dan Portugis.
Portugis memperoleh kemenangan karena mendapat dukungan dari Ternate
dan Bacan. Adapun penyebabnya adalah kapal-kapal Portugis menembaki
jung-jung dari Banda yang akan membeli cengkih ke Tidore.

40
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Untuk menyelesaikan persaingan antara Portugis dan Spanyol
dilakukan Perjanjian Saragosa pada tahun 1534. Dengan perjanjian
tersebut kedudukan Portugis di Maluku semakin kuat dalam melakukan
monopoili perdagangan rempah-rempah. Kedudukan Portugis tersebut
mengganggu kedaulatan kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku hingga
pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate yang dipimpin oleh
Sultan Khaerun/Hairun. Portugis kewalahan menghadapi serangan Sultan
Hairun sehingga Portugis menawarkan perundingan kepada Sultan
Hairun. Perundingan tersebut dilaksanakan di Benteng Sao Paolo pada
tahun 1570. Namun ternyata perundingan tersebut hanyalah tipu
muslihat, ketika sedang berunding Sultan Hairun ditangkap dan dibunuh.

Perlawanan dilanjutkan oleh Sultan Baabullah (putra Sultan


Hairun). Seluruh rakyat berhasil disatukan untuk melawan Portugis.
Akhinya pada tahun 1575 Portugis dapat didesak dan berhasil diusir dari
Ternate. Portugis kemudian melarikan diri dan menetap di Ambon
sampai tahun 1605. Pada tahun 1605 Portugis dapat diusir VOC dari
Ambon dan kemudian menetap di Timor Timur.

Pada tahun 1680 VOC memaksakan perjanjian baru dengan


Tidore. Kerajaan Tidore semula sebagai sekutu VOC turun statusnya
menjadi vasal. Sebagai penguasa yang baru diangkat Putra Alam sebagai
Sultan Tidore (menurut tradisi Kerajaan Tidore seharusnya yang berhak
sebagai sultan adalah Pangeran Nuku). Penempatan Kerajaan Tidore
sebagai daerah kekuasaan VOC menimbulkan protes dari Pangeran
Nuku. Di bawah Pangeran Nuku, rakyat Maluku melawan kekuatan
kompeni Belanda (tentara VOC).

41
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Perlawanan Sultan Nuku tersebut mendapat dukungan dari rakyat Papua
yang dipimpin oleh Raja Ampat dan orang-orang Gamrange dar Halmahera.
Sultan Nuku diangkat oleh pengikutnya sebagai sultan derngan gelar Tuan
Sultan Amir Muhammad Syafiudin Syah. Sultan Nuku juga berhasil
meyakinkan Sultan Aharal dan Pangeran Ibrahim untuk melawan VOC,
bahkan Inggris juga memberi dukungan. Dalam perlawanan tersebut, VOC
kewalahan dan tidak mampu membendung Sultan Nuku. Sultan Nuku berhasil
mengembalikan pemerintahan yang berdaulat di Tidore sampai beliau
meninggal.

3. Sultan Agung Melawan VOC

Kerajaan Mataram mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan


Sultan Agung. Sultan Agung sangat menentang keberadaan VOC di Jawa.
VOC yang terus memaksakan kehendaknya untuk melakukan monopoli
perdagangan, telah membuat pedagang pribumi mengalami kemunduran dan
rakyat menderita. Oleh karena itu, Sultan Agung merencanakan serangan ke
Batavia. Adapun alasan Sultan Agung menyerang Batavia adalah sebagai
berikut.

a. Tindakan monopoli perdagangan yang dilakukan VOC.

b. VOC sering menghalang-halangi kapal-kapal dagang Mataram yang


akan berdagang Ke Malaka.

c. VOC menolak untuk mengakui kedaulatan Mataram.

d. Keberadaan voc di Batavia telah memberikan ancaman serius bagi masa


depan Pulau Jawa.

42
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pada tanggal 22 Agustus 1628 pasukan Mataram di bawah pimpinan
Tumenggung Baureksa menyerang Batavia. Pasukan Mataram berusaha untuk
membangun pos pertananan, tetapi VOC berusaha menghalangi sehingga
pertempuran tidak dapat dihindari. Pada saat itu gubernur jenderal VOC
adalah J.P. Coen. Pasukan Mataram berusaha mengepung Batavia dari
berbagai penjuru, tetapi kekuatan tentara VOC dengan senjatanya yang
unggul dapat memukul mundur kekuatan pasukan Mataram. Dalam
pertempuran tersebut Tumenggung Baureksa gugur dan serangan Sultan
Agung pada tahun 1628 belum berhasil.

Dengan kekalahan tersebut, Sultan Agung segera mempersiapkan


serangan yang kedua. Sultan Agung meningkatkan jumlah kapal dan senjata,
serta membangun lumbung-lumbung beras untuk persediaan bahan makanan
di Tegal dan di Cirebon. Pada tahun 1629 pasukan Mataram di bawah
pimpinan Tumenggung Singaranu, Kiai Dipati Jumilah, dan Dipati Purbaya
berangkat menuju Batavia. Namun, persiapan yang dilakukan oleh pasukan
Mataram diketahui oleh VOC. VOC mengirim kapal-kapal perang untuk
menghancurkan lumbung-lumbung beras. Oleh karena persenjataan VOC
lebih lengkap, serangan kedua Sultan Agung pun mengalami kegagalan.

Dengan keberhasilan VOC tersebut, membuat VOC semakin


berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperiuas pengaruhnya
ke daerah yang lain. Namun di balik hal tersebut, VOC selalu khawatir
dengan kekuatan pasukan Mataram. Pasukan VOC selalu beraga-jaga
mengawasi segala gerak-gerik pasukan Mataram. Sebagai contohnya adalah
pada waktu pasukan Sultan Agung dikirim ke Palembang untuk membantu
raja Palembang dalam melawan VOC, di tengah perjalanan langsung diserang
oleh VOC.

43
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Walaupun perlawanan Sultan Agung terhadap VOC
mengalami kegagalan, semangat dan cita-cita untuk melawan
dominasi asing di Nusantara terus tertanam pada jiwa Sultan Agung
dan para pengikutnya. Namun, semangat dan cita-cita untuk
melawan dominasi asing tersebut tidak diwarisi oleh raja-raja
pengganti Sultan Agung. Mataram menjadi semakin lemah dan
berhasil dikendalikan VOC setelah sultan Agung meninggal pada
tahun 1645. Pengganti Sultan Agung adalah Sunan Amangkurat I
(1646-1677)

4. Banten Melawan VOC

Sebagai bandar perdagangan internasional posisi Banten


sangat strategis. Oleh karena itu, VOC ingin menguasai Banten,
telapi tidak pernah berhasil. Pada tahun 1619 VOC membangun
bandar perdagangan di Batavia sehingga terjadi persaingan antara
Banten dan VOC dalam memperebutkan posisi sebagai bandar
perdagangan internasional. Hal tersebut mendorong rakyat Banten
sering melakukan serangan terhadap VOC.

Pada tahun 1651 Pangeran Surya naik takhta di Kesultanan


Banten. Pangeran Surya adalah cucu Sultan Abdul Mutaknir
Manmud ADou karim, anak dari Sultan Abu al-Ma'ali Ahmad yang
meninggal pada tahun 1650. Pangeran Sunya bergelar Sultan Abu
al-Fath Abdulfatah dan lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng
Tirtayasa. Sultan Ageng Tirtayasa berusaha memulihkan posisi
Banten sebagai bandar peragangan internasional dan sekaligus
menandingi perkembangan bandar perdagangan VOC di Batavia.

44
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Beberapa hal yang dilakukan Sultan Ageng seperti dengan mengundang
para pedagang Inggris, Prancis, Denmark, dan Portugis. Selain itu, Sultan
Ageng juga mengembangkan hubungan dagang dengan negara Asia, seperti
Persia, Benggala, Siam, Tonkin, dan Cina. Untuk melemahkan peran Banten
sebagai bandar perdagangan, VOC sering melakukan blokade. Jung-jung kapal
Cina dan kapal-kapal dagang dari Maluku dilarang meneruskan perjalanan ke
Banten. Menanggapi hal tersebut, Sultan Ageng mengirim beberapa pasukan
untuk mengganggu kapal-kapal dagang VOC dan membuat gangguan di
Batavia. Selain itu, rakyat Banten juga melakukan pengrusakan terhadap
beberapa kebun tanaman tebu milik VOC.

Untuk menghadapi serangan Banten, VOC memperkuat kota Batavia


dengan mendirikan benteng-benteng pertahanan sepeti benteng Noorwijk.
Dengan benteng-benteng tersebut diharapkan VOC mampu bertahan dari
serangan dan luar dan mengusir penyerangnya. Sementara itu, Sultan Ageng
Tirtayasa memerintahkan membangun saluran irigasi untuk kepentingan
pertahanan. Saluran irigasi tersebut selain untuk meningkatkan produksi
pertanian juga untuk memudahkan transportasi dalam perang. Pada masa
pemerintahan Sultan Ageng banyak dibangun saluran air atau iigasi. Oleh
karena itu, Sultan Ageng mendapat gelar Sultan Ageng Tirtayasa (tirta berarti
air).

Pada tahun 1671 Sultan Ageng mengangkat putra mahkota Abdulnazar


Abdulkahar sebagai raja pembantu. Putra mahkota tersebut lebih dikenal sebagai
Sultan Haji Sebagai raja pembantu, Sultan Haji bertanggung jawab dalam
urusan dalam negeri, sedangkan Sultan Ageng bertanggung jawab atas urusan
luar negeri dengan dibantu oleh putra yang lainnya yang bernama Pangeran
Arya Purbaya. Adanya pemisahan urusan tersebut diketahui oleh perwakilan
VOC di Banten (W. Caeft). W. Caeff kemudian mendekati dan menghasut
Sultan Haji agar urusan pemerintahan di Banten tidak dipisah-pisah dan jangan
sampai kekuasaan jatuh kepada Arya Purbaya. Karena adanya hasutan, Sultan
Haji mencurigai ayah dan saudaranya.

45
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Selanjutnya, Sultan Haji bersekongkol dengan VOC untuk merebut
takhta Kesultanan Banten. Dalam persekongkolan tersebut VOC bersedia
membantu Sultan Haji, tetapi dengan beberapa syarat. Berikut syarat yang
diberikan VOC kepada Sultan Haji.

a. Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC.

b. Monopoli lada di Banten dipegang oleh VOC dan harnus menyingkirkan


para pedagang Persia, India, dan Cina.

c. Banten harus membayar 600.000 ringgit apabila ingkar janji.

d. Pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan


segera ditarik kembali.

Sultan Haji menyetuju perjanjian tersebut, dan pada tahun 1681 VOC
berhasil merebut Kesultanan Banten. Istana Surosowan berhasil dikuasai VOC
dan Sultan Haji kemudian menjadi Sultan Banten yang berkedudukan di lstana
Surosowan. Sultan Ageng kemudian membangun istana baru yang berpusat di
Tirtayasa. Sutan Ageng berusaha merebut kembali Kesultanan Banten dan
pada tahun 1682 pasukan Sultan Ageng berhasil mengepung Istana Surosowan.
Dalam perebutan tersebut Sultan Haji terdesak dan minta bantuan kepada
VOC.

Sultan Ageng terdesak dan meloloskan diri bersama Pangeran Arya


Purbaya ke hutan Lebak. Sultan Ageng dan putranya terus melakukan serangan
dengan bergeniya. Namun setelah melalui tipu muslihat, pada tahun 1683
Sultan Ageng berhasil ditangkap dan ditawan di Batavia hingga meninggal
pada tahun 1692. Perlu diketahui bahwa semangat juang Sultan Ageng dan
pengikutnya tidak pernah padam. Sultan Ageng mengajarkan untuk selalu
menjaga kedaulatan negara dan selalu mempertahankan tanah air dari
dominasi asing.

46
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
5. Goa Melawan VOC

Pusat pemerintahan Kerajaan Goa di Somba Opu dan sekaligus


menjadi pelabuhan. Goa anti terhadap tindakan monopoli perdagangan
dan ingin hidup merdeka dan bersahabat kepada siapa saja tanpa hak
istimewa. Masyarakat Goa berpegang pada prinsip hidup "tanahku
terbuka bagi semua, Tuhan menciptakan tanah dan laut, tanah
dijadikannya untuk semua manusia, dan laut adalah milik bersama"
Dengan prinsip keterbukaan itu, Goa cepat berkembang.

Dalam jalur perdagangan internasional, Pelabuhan Somba Opu


memiliki posisi yang strategis. Pelabuhan tersebut berperan sebagai
bandar perdagangan tempat persinggahan kapal-kapal dagang dari timur
ke barat atau sebaliknya. Dengan posisi yang strategis dan melihat
perannya, VOC berusaha untuk menguasai Pelabuhan Somba Opu dan
menerapkan monopoli perdagangan. Untuk mewujudkan keinginannya
VOC harus menundukkan Kerajaan Goa. Pada tahun 1634 VOC
melakukan blokade terhadap Pelabuhan Somba Opu, tetapi gagal. Hal
tersebut karena perahu-perahu Makassar yang berukuran kecil lebih
lincah dan mudah bergerak di antara pulau-pulau yang ada. Kapal-kapal
VOC kemudian merusak dan menangkap kapal-kapal pribumi maupun
kapal asing yang lainnya.

47
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Sultan Hasanuddin ingin menghentikan VOC dan seluruh
kekuatan dipersiapkan untuk menghadapi VOC yang ingin memaksakan
monopoli perdagangan di Goa. Demikian juga sebaliknya, VOC
mempersiapkan untuk menundukkan Goa. VOC mulai melancarkan
politik devide et impera, misalnya dengan menjalin hubungan dengan
seorang pangeran Bugis dari Bone yang bernama Aru Palaka.
Selanjutnya, Gubernur Jenderal Maetsuyker (pimpinan VOC)
memutuskan untuk menyerang Goa dan pada tanggal 7 Juli 1667
terjadilah Perang Goa.

Pasukan VOC dipimpin oleh Corneiis Janszoon Spelman dan


diperkuat oleh pengikut Aru Palaka serta ditambah orang-orang Ambon
yang dipimpin oleh Jonker van Manipa. Beberapa serangan voc tersebut
dapat ditahan oleh pasukan Hasanuddin, tetapi dengan pasukan gabungan
dan senjata yang lebih lengkap, VOC berhasil mendesak pasukan
Hasanuddin. Benteng pertahanan yang ada di Barombang dapat diduduki
oleh pasukan Aru Palaka dan hal tu menandai kemenangan pihak VOC
atas Kerajaan Goa. Sultan Hasanuddin dipaksa untuk menandatangani
Perjanjian Bongaya pada tanggal 18 November 1667. Berikut isi
Perjanjian Bongaya.

a. Goa harus mengakui hak monopoli VOC.

b. Semua orang Barat, kecuali Belanda harus meninggalkan wilayah


Goa.

c. Goa harus membayar biaya perang

48
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Sultan Hasanuddin tidak mau melaksanakan isi Perjanjian Bongaya
karena isi perjanjian tersebut bertentangan dengan hati nurani dan semboyan
masyarakat Goa atau Makassar. Sultan Hasanuddin pada tahun 1668 mencoba
melawan VOC, tetapi dapat dipadamkan oleh VOC. Akhirnya dengan sangat
terpaksa Sultan Hasanuddin melaksanakan isi Perjanjian Bongaya. Bahkan,
benteng pertahanan rakyat Goa diserahkan kepada VOC dan oleh Spelman
diberi nama Benteng Rotterdam.

6. Riau Melawan VOC

VOC terus melakukan monopoli perdagangan dan ingin menguasai


daerah-daerah yang ada di Nusantara. VOC pun mulai mengincar Kepulauan
Riau. Dengan politik memecah belah, VOC mulai berhasil menanamkan
pengaruhnya di Riau. Kerajaan-kerajaan kecil seperti Siak, Indragiri, Rokan,
dan Kampar terdesak oleh VOC. Oleh karena itu, kemudian beberapa kerajaan
mulai melancarkan perlawanan terhadap VOC.

Contoh perlawanan tersebut adalah perlawanan yang dilakukan oleh


Kerajaan Siak Sri Indrapura. Raja Kerajaan Stak yang bernarna Sutan Abdul
Jalil Rahmat Syah (1723-1744) memimpin rakyat untuk melawan VOC.
Setelah Raja Siak Sultan Abdul Jalil berhasil merebut Johor, kemudian
membuat benteng pertananan di Pulau Bintan. Dari Pulau Bintan, pasukan
Sultan Abdul Jalil mengirim pasukan di bawan komando Raja Lela Muda
untuk menyerang Malaka. Dalam pertempuran tersebut Raja Lela Muda
Selalu mengikutseriakan putranya yang bernama Raja Indra Pahlawan. Oleh
karena itu, Raja indra Pahlawan sudah memiliki kepandaian berperang sejak
muda. Dalam diri Raja Indra Pahlawan sudah tertanam sifat cinta tanah air dan
bela negara.

49
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
7. Pangeran Mangkubumi dan Mas Said Melawan VOC

Perlawanan terhadap VOC terjadl kembali di Jawa. Pada


perlawanan ini dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi dan Raden Mas Said.
Pada materi sebelumnya sudah disinggung bahwa beberapa raja Mataram
setelah Sultan Agung merupakan raja yang lemah dan bersahabat dengan
penjajah. Pada saat pemerintahan Paku Buwana II terjadi persahabatan
dengan VOC. VOC semakin berani menekan dan melakukan intervensi
terhadap pemerintahan Paku Buwana II. Wilayah pengaruh Kerajaan
Mataram semakin berkurang dan persahabatan antara VOC dan Paku
Buwana II menimbulkan kekecewaan para bangsawan kerajaan, apalagi
setelah VOC melakukan intervensi dalam urusan pemerintahan kerajaan.
Hal tersebutlah yang kemudian menyebabkan munculnya perlawanan-
perlawanan seperti yang dilakukan oleh Raden Mas Said.

Raden Mas Said adalah putra dari Raden Mas Riya yang bergelar
Adipati Arya Mangkunegara dengan Raden Ayu Wulan, putri dari adipati
Blitar. Raden Mas Said pada usia 14 tahun sudah diangkat sebagai gendek
keraton (pegawai rendahan di istana) dan diberi gelar R.M.Ng.
Suryokusumo. Raden Mas Said merasa sudah berpengalaman dan
kemudian mengajukan permohonan untuk mendapatkan kenaikan pangkat.
Namun hal itu justru mendapat cercaan dan hinaan dari keluarga kepatihan,
bahkan dikaitkan dengan tuduhan ikut membantu pemberontakan orang-
orang Cina yang sedang berlangsung. Hal itu membuat Raden Mas Said
merasa sakit hati dan muncul niat untuk melakukan perlawanan terhadap
VOC yang telah membuat kacau kerajaan karena banyak kaum bangsawan
yang bersekutu dengan VOC.

50
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Raden Mas Said yang dikuti oleh R. Sutawijaya dan
Suradiwangsa keluar kota untuk menyusun kekuatan. Raden Mas Said
diangkat pengikutnya sebagai raja baru dengan gelar Pangeran Adipati
Anom Hamengku Negara Senopati Sudibyaning Prang. Sampai sekarang
sebutan Mas Said dikenal dengan Pangeran Sambernyawa. Perlawanan
yang dilakukan Raden Mas Said ternyata cukup kuat karena mendapat
dukungan dari masyarakat dan hal itu merupakan ancaman bagi
eksistensi Paku Buwana II. Oleh karena itu, pada tahun 1745 Paku
Buwana II mengumumkan bahwa siapa yang dapat memadamkan
perlawanan Mas Said akan mendapat hadiah sebidang tanah di Sukowati
(di wilayah Sragen sekarang).

Adanya berita sayembara tersebut sampai ke Pangeran


Mangkubumi. Pangeran Mangkubumi ingin mencoba komitmen dan
kejujuran Paku Buwana Il. Pangeran Mangkubumi adalah adik dari Paku
Buwana II. Pangeran Mangkubumi berhasil memadamkan perlawanan
Mas Said, tetapi ternyata Paku Buwana II tidak menepati janjinya. Oleh
karena bujukan dari Patih Pringgalaya, Paku Buwana II tidak
memberikan tanah Sukowati kepada Pangeran Mangkubumi. Hal
tersebut memicu terjadinya pertentangan antara Paku Buwana II yang
didukung Patih Pringgalaya dan Pangeran Mangkubumi.

51
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pada waktu terjadi konflik tersebut, tiba-tiba dalam pertemuan
terbuka di istana, Gubernur Jenderal van Imhoff mengeluarkan kata-kata
yang menghina dan menuduh Pangeran Mangkubumi berambisi mencari
kekuasaan. Hal tersebut membuat Pangeran Mangkubumi sangat kecewa
terhadap pejabat VOC yang secara langsung telah mencampuri urusan
pemerintahan kerajaan, kemudian Pangeran Mangkubumi meninggalkan
istana untuk melawan VOC. Pangeran Mangkubumi dan pengikutnya pergi
ke Sukowati menemui Mas Said. Akhirnya Pangeran Mangkubumi dan Mas
said sepakat untuk bersatu melawan VOC.

Agar persekutuan keduanya kukuh, Raden Mas Said dijadikan


menantu dan membagi wilayah perjuangan. Raden Mas Said bergerak di
bagian timur, daerah Surakarta ke selatan terus ke Madiun, Ponorogo dengan
Sukowati sebagai pusatnya. Adapun Mangkubumi berkonsentrasi di bagian
barat Surakarta terus ke barat dengan pusatnya di hutan Beringin dan desa
Pacetokan, dekat Pleret (termasuk daerah Yogyakarta sekarang).

Dalam suasana perang pada tahun 1749 ada berita bahwa Paku
Buwana II sedang sakit keras. Dalam keadaan sakit tersebut, Paku Buwana II
terpaksa harus menandatangani perjanjian dengan VOC. Perjanjian tersebut
ditandatangani pada tanggal 11 Desember 1749 antara Paku Buwana II dan
wakil VOC, Gubernur Baron van Honendorft. Isi perjanjian tersebut antara
lain sebagai berikut.

a. Susuhunan Paku Buwana II menyerahkan Kerajaan Mataram, baik secara


de facto maupun secara de jure kepada VOC.

b. Hanya keturunan Paku Buwana Il yang berhak naik takhta dan akan
dinobatkan oleh VOC menjadi raja Mataram dengan tanah Mataram
sebagai pinjaman dari VOC.

c. Putra mahkota akan segera dinobatkan.

52
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Sembilan hari setelah perjanjian ditandatangani, Paku Buwana II
wafat. Pada tanggal 15 Desember 1749 Baron van Hohendorff
mengumumkan pengangkatan putra mahkota sebagai Susuhunan Paku
Buwana III. Isi perjanjian tersebut sangat menyakitkan hati para punggawa
dan rakyat. Perjanjan tersebut merupakan tragedi karena Kerajaan Mataram
yang pernah berjaya harus menyerahkan kedaulatan atas seluruh wilayah
kerajaan kepada pihak asing. Hal tersebut membuat Pangeran Mangkubumi
dan Mas Said kecewa serta semakin meningkatkan perlawanan terhadap
VOC.

Perlawanan yang dilakukan Pangeran Mangkubumi berakhir setelah


tercapai Perjanjan Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755. Adapun isi pokok
Perjanjan Giyanti yaitu Mataram dibagi menjadi dua. Wilayah bagian barat
(daerah Yogyakarta) diberikan kepada Pangeran Mangkubumi dan berkuasa
sebagai sultan dengan sebutan Sri Sultan Hamengku Buwana, sedangkan
untuk bagian timur (daerah Surakarta) tetap diperintah oleh Paku Buwana II.
Dengan sebutan Kasunanan Surakarta. Perjanjian Giyanti tersebut sering
dinamakan dengan "Palihan Negari". Dalam praktiknya Perjanjian Giyanti
hanya berhasil menghentikan peperangan secara militer. Peperangan dalam
bentuk lain tidak dapat dipadamkan seperti pelawanan budaya yang tecermin
dalam budaya Jawa yang berkembang di Yogyakarta dan Surakarta dalam
konsep dan kepercayaan "Dewa-Raja". Perlawanan budaya dengan konsep
dan kepercayaan "Dewa-Raja" terus berkembang sampai Indonesia merdeka.

Perlawanan yang dilakukan oleh Mas Said berakhir setelah tercapai


Perjanjian Salatiga pada tanggal 17 Maret 1757. Isi Perjanjian Salatiga antara
lain Mas Said diangkat sebagai penguasa di sebagian wilayah Surakarta
dengan gelar Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I.

53
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
B. Perang Melawan Penjajahan Kolonial Belanda

1. Perlawanan Pattimura

Perjuangan melawan pemerintah kolonial Belanda juga terjadi di


Maluku. Perjuangan rakyat Maluku dalam melawan pemerintah kolonial
Belanda di bawah pimpinan Pattimura. Adapun latar belakang perlawanan
rakyat Maluku tersebut antara lain sebagai berikut.

a. Pemerintah kolonial memberlakukan kembali penyerahan wajib dan kerja


wajib.
b. Pemerintah kolonial menurunkan tarif hasil bumi yang wajib diserahkan,
sedangkan pembayarannya tersendat-sendat.
c. Pemerintah kolonial memberlakukan uang kertas, sedangkan rakyat Maluku
telah terbiasa dengan uang logam.
d. Pemerintah kolonial menggerakkan pemuda Matuku untuk menjadi prajurit
Belanda.
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda diawali dengan
tindakan Kapitan Pattimura yang mengajukan daftar keluhan kepada Residen
Van den Bergh. Dalam daftar keluhan tersebut berisi tindakan semena-mena
pemerintah kolonial Belanda yang menyengsarakan rakyat. Keluhan tersebut
tidak ditanggapi Belanda sehingga rakyat Maluku di bawah pimpinan Kapitan
Pattimura menyerbu dan merebut Benteng Duurstede di Saparua. Dalam
pertempuran tersebut, Residen Van den Bergh terbunuh. Perlawanan kemudian
meluas ke Ambon, seram, dan tempat lainnya. Akibatnya kedudukan Belanda
semakin terdesak. Untuk mengatasi keadaan tersebut kemudian Belanda
mengerahkan segenap kekuatannya untuk melawan rakyat Maluku. Akhirnya
pada awal Agustus 1817, Benteng Duurstede dapat direbut kembali oleh
Belanda. Namun, perlawanan rakyat Maluku tetap berlanjut dengan cara
bergerilya.

Perlawanan rakyat Maluku berakhir dengan menyerahnya Kapitan


Pattimura dengan teman-temannya kepada Residen Liman Pletersen. Setelah
Kapitan Pattimura dan teman-temannya diadili di Ambon, pada tanggal 16
Desember 1817 dihukum mati di depan Benteng Nieuw victoria. Mereka gugur
sebagai pahlawan dalam membela rakyat yang tertindas.

54
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
2. Perang Padri

Perang Padri terjadi pada tahun 1821-1837 di Minangkabau, Sumatra


Barat. Sebenarnya Perang Padri merupakan perlawanan kaum padri terhadap
dominasi pemerintahan Belanda di Sumatra Barat. Terjadinya perang
bermula dari adanya pertentangan antara kaum padri dan kaum adat dalam
masalah praktik keagamaan. Pertentangan tersebut dimantaatkan sebagal
pintu masuk bagi Belanda untuk campur tangan dalam urusan Minangkabau.
Dalam melaksanakan pemurnian praktik ajaran Islam, kaum padri
menentang praktik berbagai adat dan kebiasaan kaum adat yang dilarang
dalam ajaran Islam. Kaum adat yang mendapat dukungan dari beberapa
pejabat kerajaan menolak gerakan kaum padri.

Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1821 mengangkat James Du


Puy sebagai residen di Minangkabau, Pada tanggal 10 Februari 1821, James
Du Puy mengadakan perjanjian persahabatan dengan tokoh adat (Tuanku
Suruaso) dan 14 penghulu Minangkabau. Berdasarkan perjanjjan tersebut,
ada beberapa daerah kemudian diduduki oleh Belanda. Selanjutnya, pada
tanggal 18 Februari 1821 Belanda yang telah diberi kemudahan oleh kaum
adat berhasil menduduki Simawang. Tindakan Belanda tersebut ditentang
keras oleh kaum padri sehingga meletuslah Perang Padri pada tahun 1821.

55
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Perang Padri dapat dibagi dalam tiga fase berikut.

a. Fase Pertama (1821-1825)

Pada fase ini kaum padri menyerang pos-pos dan pencegatan terhadap
patroli-patroli Belanda. Serangan kaum padri meluas di seluruh tanah
Minangkabau. Pada tahun 1823 pasukan padri berhasil mengalahkan tentara
Belanda di Kapau. Kesatuan kaum padri yang terkenal berpusat di Bonjol
dengan pemimpinnya Peto Syarit (Tuanku Imam Bonjol). Tuanku Imam Bonjol
sangat gigih melawan kekejaman dan keserakahan Belanda di Minangkabau.
Belanda merasa kewalahan dan mengadakan perundingan damai pada tanggal
26 Januari 1824 antara Belanda dan kaum padri di wilayah Alahan Panjang.
Perundingan tersebut dikenal dengan Perjanjian Masang. Tuanku Imam Bonjol
tidak keberatan dengan perjanjan tersebut, tetapi Belanda justru memanfaatkan
dengan menduduki daerah-daerah lain. Tindakan Belanda tersebut
menimbulkan amarah kaum padri Alahan Panjang dan menyatakan pembatalan
kesepakatan dalam Perjanjian Masang. Tuanku Imam Bonjol menggelorakan
kembali semangat untuk melawan Belanda.

b. Fase Kedua (1825-1830)

Pada fase ini ditandatangani Perjanjian Padang pada tanggal 15 November


1825. Berikut isi perjanjian.

1) Belanda mengakui kekuasaan pemimpin padri di Batusangkar, Suruaso,


Padang Guguk Sigandang, Agam, Bukitingg dan menjamin pelaksanaan
sistem agama di daerahnya.

2) Kedua belah pihak tidak akan saling menyerang.

3) Kedua belah pihak akan melindungi para pedagang dan orang-orang yang
sedang melakukan perjalanan.

4) Secara bertahap Belanda akan melarang praktik adu ayam.

56
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
c. Fase Ketiga (1830-1837/1838)

Pada fase ini sebagai upaya gencatan senjata pemerintah kolonial Belanda
mengeluarkan Plakat Panjang. Plakat Panjang adalah pernyataan atau janji yang
isinya tidak akan ada lagi peperangan antara Belanda dan kaum padri, Setelah
pengumumuman Plakat Panjang, Belanda mulai menawarkan perdamaian
kepada para pemimpin padri. Ada beberapa tokoh yang memenuhi ajakan
Belanda untuk berdamai. Ada Juga para pejuang yang terus melanjutkan
perlawanan.

Pada tahun 1834 Belanda memusatkan kekuatannya untuk menyerang


pasukan Imam Bonjol. Belanda mencoba mendekati Tuanku Imam Bonjol
untuk berdamai. tuanku Imam Bonjol bersedia berdamai, tetapi dengan
persyaratan antara lain jika tercapai perdamaian, Imam Bonjol minta agar
rakyat Bonjol dibebaskan dari bentuk kerja paksa dan tidak diduduki Belanda
Belanda tidak memberi jawaban justru semakin ketat mengepung pertananan di
Bonjol. Sampai tahun 1836 Benteng Bonjol dapat dipertahankan pasukan padri.
Pada tanggal 16 Agustus 1837 Benteng Bonjol berhasil dikepung dan
dilumpuhkan, tetapi Tuanku Imam Bonjol dapat meloloskan diri. Residen
Francis menyerukan Imam Bonjol untuk berunding. Pada tanggal 28 Oktober
1837 Tuanku Imam Bonjol menerima tawaran damai, tetapi ternyata ajakan
berunding tersebut hanya tipu muslihat, Tuanku Imam Bonjol ditangkap dan
dibawa ke Batavia.

57
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
3. Perang Diponegoro (1825-1830)

Perjuangan dalam melawan pemerintahan Belanda juga dilakukan di Jawa,


seperi yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro.

Sebab umum terjadinya Perang Diponegoro adalah sebagai berikut.

a. Rakyat dibelit berbagai bentuk pajak dan pungutan.

b. Pihak keralon Yogyakarta tidak berdaya menghadapi campur tangan


politik pemerintah kolonial.

c. Pihak keraton hidup mewah dan tidak memedulikan penderitaan


rakyat.

Adapun sebab khusus terjadinya Perang Diponegoro adalah sebagai berikut.

a. Pangeran Diponegoro tersingkir dari elite kekuasaan karena menolak


berkompromi dengan pemerintah kolonial. Pangeran Diponegoro
memilih mengasingkan diri ke Tegalrejo.

b. Pemerintah kolonial melakukan provokasi dengan membuat jalan


yang menerobos makam leluhur Pangeran Diponegoro.

Hal tersebut yang membuat Pangeran Diponegoro marah dan


menganggapnya sebagai suatu penghinaan. Untuk memperkuat
kekuatannya, Pangeran Diponegoro membangun pusat pertahanan di
Selarong. Dukungan kepada Pangeran Diponegoro datang dari mana-
mana sehingga pasukan Diponegoro semakin kuat. Dukungan datang dari
Pangeran Mangkubumi, Sentot Alibasya Prawirodirjo, dan Kiai Mojo.
Untuk menghadapi perlawanan Pangeran Diponegoro, Belanda
mendatangkan pasukan dan Sumatra Barat dan Sulawesi Selatlan di
bawah pimpinan Jenderal Marcus de Kock.

58
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pangeran Diponegoro memimpin pasukannya dengan perang gerilya.
Untuk mengatasi perlawanan Diponegoro tersebut, Gubernur Jenderal van der
Capellen menugaskan Jenderal Marcus de Kock untuk menjalankan strategi
benteng Stelsel, yaitu mendirikan benteng di setiap tempat yang dikuasainya.
Antara benteng yang satu dan benteng lainnya dihubungkan dengan jalan untuk
memudahkan komunikasi dan pergerakan pasukan. Taktik benteng stelsel ini
bertujuan mempersempit ruang gerak pasukan Diponegoro. Pasukan Diponegoro
semakin bertambah lemah terlebih lagi pada tahun 1829 Kiai Mojo dan Sentot
Alibasya Prawirodirjo mermisahkan diri. Lemahnya kedudukan Diponegoro
tersebut menyebabkan ia menerima tawaran berunding dengan Belanda di
Magelang.

Perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun tersebut


membawa dampak antara lain sebagai berikut.

a. Kekuasaan wilayah Yogyakarta dan Surakarta berkurang.

b. Belanda mendapatkan beberapa wilayah Yogyakarta dan Surakarta.

c. Banyak menguras kas Belanda.

4. Perang Pupudan/Bali

Perang Bali Tahun 1848-1908 (Perjuangan Rakyat Bali Melawan


Pemerintahan Kolonial Belanda)

Antara pemerintah kolonial Belanda dan para penguasa di Bali


bersengketa mengenai hak tawan karang. Hak tawan karang adalah hak raja Bali
menyita kapal yang kandas di wilayah perairannya. Sebelumnya, antara
pemerintah kolonial Belanda dan penguasa Bali sepakat bahwa para penguasa
Bali tidak akan menggunakan hak tawan karang apabila pemerintah Kolonial
membayar setiap kapal Belanda yang kandas di perairan Bali. Namun pemerintah
koloni melanggar kesepakatan, hal tersebut yang menyebabkan para penguasa
Bali kembali memberlakukan hak tawan karang.

59
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pemenintah kolonial memprotes klaim raja Buleleng atas kapal
Belanda yang kandas di wilayah perairannya. Raja Buleleng tidak
menghiraukan protes tersebut sehingga menyebabkan terjadinya Perang
Jagaraga (yang dimulai dua tahun kemudian), Kerajaan Buleleng pada tanun
1844 berhasil menawan kapal dagang Belanda di Prancak daerah Jrembrana
(saat itu berada di bawah kekuasaan Kerajaan Buleleng). Dengan peristiwa
tersebut dijadikan alasan oleh Belanda untuk menyerang Pulau Bali (tahun
1848).

Dalam pertempuran pertama, Belanda mengalami kegagalan, baru


pada pertempuran kedua (dipimpin Mayor Jenderal A.V. Michiels) Belanda
berhasil merebut benteng pertahanan Kerajaan Buleleng di Jagaraga.
Namun, raja Buleleng dan patihnya dapat meloloskan diri ke Karangasem.
Setelah Belanda menguasai Buleleng, Belanda berambisi menaklukkan
Kerajaan-kerajaan lainnya di Bali.

Pada tahun 1894 terjadi Puputan Kusamba, Belanda dipimpin oleh


Mayor Jenderal A.V. Michiels. Dalam pertempuran ini Michiels menderita
luka-luka akibat tembakan dari pasukan Klungkung. Namun akhinya,
Kusamba (sebagai benteng pertahanan terakhir di daerah selatan) jatuh ke
tangan Belanda.

Dalam Puputan Badung ini dilakukan dengan cara yang unik, yaitu
laki-laki, perempuan, dan anak-anak berpakaian serba putih dan membawa
keris atau tombak menyerbu tentara Belanda yang bersenjata lengkap. Tanpa
rasa takut mereka menyerbu, akhirnya semua gugur. Setelah Belanda dapat
menundukkan Badung, kemudian pada tahun 1986 Belanda menaklukkan
Kerajaan Tabanan.

60
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Dalam peristiwa tersebut Belanda mendapat perlawanan, tetapi
Kerajaan Tabanan tidak dapat bertanan dan takluk kepada Belanda.
Pertempuran tersebut dinamakan dengan Balikana Wongaya.

Pada tahun 1908 Kerajaan Klungkung juga mengadakan perlawanan


terhadap Belanda. Dalam peristiwa tersebut raja dan selurun Kerabat
kerajaan gugur. Dengan dikuasainya Kerajaan Klungkung. pemerintah
kolonial Belanda berhasil menguasai Pulau Bali ristiwa ini diawali dengan
terdamparnya

5. Perang Banjar

Di Kalimantan juga terjadi perjuangan melawan pemerintahan kolonial


Belanda. Berikut perjuangan rakyat Banjarmasin dalam melawan pemerintah
kolonial Belanda.

Belanda mulai masuk ke wilayah Banjarmasin pada masa pemerintahan


Sultan Adam. Pada tahun 1850 terjadi permusuhan di antara keluarga
kerajaan. Dengan keadaan tersebut dimanfaatkan oleh Belanda. Belanda ikut
campur tangan dalam kehidupan politik kerajaan dengan cara mengadu
domba antarkeluarga sultan.

Di Kerajaan Banjarmasin ada tiga kelompok yang saling berebut kekuasaan,


yaitu sebagai berikut.

a. Kelompok Pangeran Tamjidillah (Cucu Sultan Adam)

Kelompok ini adalah kelompok yang sangat dibenci oleh rakyat karena
tingkah lakunya yang kurang baik. Pangeran Tamjidilah memiliki
hubungan yang erat dengan Belanda. Belanda mengangkat Pangeran
Tamjidillah sebagai sultan pada tahun 1852.

61
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
b. Kelompok Pangeran Prabu Anom (Cucu Sultan Adam)

Kelompok ini adalah kelompok yang juga tidak disenangi rakyat karena
tindakannya yang sewenang-wenang.

c. Kelompok Pangeran Hidayatullah (Cucu Sultan Adam)

Kelompok ini adalah kelompok yang disenangi rakyat dan dicalonkan


menjadi pengganti Sultan Adam.

Setelah Sultan Adam meninggal pada tahun 1857, di kerajaan terjadi


perebutan kekuasaan. Belanda mengangkat Pangeran Tamjidillah sebagai
sultan Kerajaan Banjarmasin. Namun, pengangkatan Pangeran Tamjidillah
tersebut tidak disukai rakyat. Adapun Pangeran Prabu Anom (saingan
Tamjidillah) diasingkan ke Jawa oleh Belanda.

Pada waktu terjadi kekacauan tersebut, meletuslah Perang


Banjarmasin (1859) yang digerakkan oleh Pangeran Antasari. Pangeran
Antasari adalah putra Sultan Muhammad yang anti-Belanda. Dalam Perang
Banjarmasin tersebut Belanda berusaha menarik perhatian rakyat dengan
menurunkan Pangeran Tamjidillah dan mengangkat Pangeran Hidayatullah
sebagai sultan, tetapi Pangeran Hidayatullah menolak. Pada tahun 1860
Belanda menjadikan seluruh Kerajaan Banjarmasin menjadi wilayah
kekuasaannya.

Pangeran Hidayatullah memihak Pangeran Antasari, tetapi pada tahun 1862


Pangeran Hidayatullah ditawan Belanda dan dibuang ke Cianjur. Selanjutnya,
perang diteruskan oleh Pangeran Antasari yang diangkat menjadi sultan oleh
rakyat. Setelah menjadi sultan, perang berkobar kembali. Namun, Pangeran
Antasari terkena penyakit cacar. Setelah sakit beberapa hari, Pangeran
Antasari meninggal pada tahun 1862.

62
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
6. Perang Aceh (1873-1904)

Sebab umum terjadinya Perang Aceh antara lain sebagai berikut.

a. Belanda ingin memantapkan pelaksanaan Pax Netherlandica.

b. Aceh merupakan tempat yang strategis setelah dibukanya Terusan


Suez.

c. Semakin berkembangnya imperialisme modern.

d. Politik ekspansi-Belanda akibat Traktat Sumatra (tahun 1871) yang


berisi Inggris mengizinkan Belanda menguasai seluruh Pulau
Sumatra termasuk Aceh.

Sebab khusus terjadinya Perang Aceh adalah adanya tuntutan


Belanda agar Aceh tidak berhubungan dengan pedagang lain selain
Belanda.

Pada perang tahun 1873 Belanda berhasil dikalahkan, bahkan


Jenderal Kohler terbunuh, kemudian Belanda mengirimkan pasukan lagi
di bawah pimpinan Jenderal Van Swieten untuk menyerang Aceh dan
berhasil menduduki Kotaraja.

Untuk menyelidiki tata negara Aceh, Belanda mengirimkan Dr.


Snouck Hurgronje dan berhasil menyelesaikan penelitiannya yang diberi
judul De Atjehers (The Acehnese). Dengan hasil penelitian tersebut dapat
diketahui kelemahan rakyat Aceh. Snouck Hurgronje mengusulkan
kepada Belanda agar mengirim Jenderal Van Heutz untuk mengadakan
serangan umum di Aceh. Serangan umum tersebut dikenal dengan
serangan Sapurata dari pasukan Marechaussee (Marsose) yang
anggotanya terdiri dari orang indonesia yang sudah dilatih oleh Belanda
dan perwira Belanda yang mahir berbahasa Indonesia.

63
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Dalam serangan tersebut, Aceh berhasil dikuasai dan kemudian
Belanda membuat Plakat Pendek yang isinya adalah Kerajaan Aceh
mengakui daerahnya sebagai bagian dari kekuasaan Belanda, Kerajaan Aceh
berjanji tidak akan mengadakan hubungan dengan pemerintah asing, dan
Kerajaan Aceh berjanji akan menaati perintah yang diberikan oleh
pemerintah kolonial Belanda.

Kedudukan Aceh semakin terdesak sejak tahun 1898. Teuku Umar


gugur dalam pertempuran di Meulaboh, sultan Aceh ditawan, Panglima
Polim menyeran, dan Cut Nyak Dhien tertangkap.

7. Perlawanan Rakyat Batak (1878-1907)

Pusat Kerajaan Batak terletak di Bakkara (sebelah barat daya Danau Toba)
dengan raja terakhir Kerajaan Batak bernama Sisingamangaraja XII.

Berikut alasan terjadinya perlawanan masyarakat Batak terhadap Belanda.

Raja Sisingamangaraja XII tidak bersedia wilayah kerajaannya semakin


diperkecil oleh Belanda. Raja Sisingamangaraja XII tidak dapat menerima kota
Nafal, Mandailing, Angkola, dan Sipirok di Tapanuli Selatan dikuasai Belanda.

Belanda ingin mewujudkan Pax Netherlandica. Untuk mewujudkan Pax


Netherlandica Belanda menguasai daerah Tapanuli Utara sebagai lanjutan atas
pendudukannya di Tapanuli Selatan dan Sumatra Timur. Belanda menempatkan
pasukannya di Taruntung dengan alasan untuk melindungi para penyebar
agama Kristen yang bergabung dalam Rhinsnhezending. Tokoh penyebarnya
bernama Nomensen (orang Jerman).

64
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Untuk menghadapi Belanda tersebut, Sisingamangaraja
XII pada tahun 1878 menyerang kedudukan Belanda di
daerah Tapanuli Utara. Peperangan berlangsung kira-kira
selama tujuh tahun. Belanda mengerahkan pasukan untuk
menguasai Bakkara sebagai pusat kekuasaan Singamangaraja
XII, kemudian terjadi pertempuran sengit di daerah Pakpak
Dairi, sebelah barat Danau Toba. Pasukan Van Daalen yang
beroperasi di Aceh melanjutkan gerakannya ke Tapanuli Utara
pada tahun 1904, sedangkan di Medan didatangkan pasukan
lain melalui Kabanjahe dan Sidikalang.

Akhir dari Perang Batak, pasukan Marsose di bawah


pimpinan Kapten Christoffle berhasil menangkap keluarga
Sisingamangaraja XII. Sisingamangaraja XII beserta
pengikutnya melarikan diri ke hutan Simsim. Dalam
pertempuran tanggal 17 Juni 1907, Sisingamangaraja XI
gugur bersama seorang putrinya yang bemama Lapian dan
dua orang putranya yang bermama Patuan Nagari dan Patuan
Anggi serta sejumlah pengikutnya.

Jenazah Sisingamangaraja XII dibawa ke Taruntung dan


dimakamkan di depan tangsi militer Belanda, kemudian pada
tahun 1953 makam Sisingamangaraja XII dipindahkan ke
Soposurung di Balige.

65
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Latihan Soal
Pilihan Ganda

1. Tokoh yang memimpin rakyat Maluku melawan kekuatan kompeni


Belnada 9tantara VOC) dan berhasil mengembalikan pemerintahan yang
berdaulat di Tidore sampai beliau meninggal yaitu …
A. Sultan Aharal
B. Sultan Nuku
C. Sultan Baabullah
D. Sultan Hasanuddin
E. Pangeran Diponegoro

2. Strategi yang dilakukan Belanda untuk menghadapi perlawanan dari para


penguasa local adalah dengan melakukan politik …
A. Etis
B. Aliansi
C. Balas budi
D. Pecah belah
E. Perundingan
3. Alasan Sultan Hasanuddin tidak mau menandatangani Perjanjian Bongaya
yang ditandatangani pada tanggal 18 November 1667 adalah …
A. Adanya monopoli perdagangan
B. Belanda meinggalkan Makassar
C. Goa harus membayar biaya perang
D. Semua pedagang tidak diizinkan ke Goa
E. Isi perjanjian bertentangan dengan hati Nurani dan semboyan
masyarakat Goa atau Makassar

66
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
4. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Terjadi pada tahun 1821-1837.
2) Pertentangan antara dua kaum tersebut dimanfaatkan sebagai pintu
masuk bagi Belanda untuk campur tangan dalam urusan Minangkabau.
3) Terjadinya perang dibagi dalam tiga fase.
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, perang yang dimaksud adalah

A. Perang Aceh
B. Perang Padri
C. Perang Banjar
D. Perang Pattimura
E. Perang Diponegoro
5. Gubernur jenderal Belanda yang menugaskan Jenderal Marcus de Kock untuk
menjalankan strategi benteng stelsel untuk mempersempit ruang gerak
pasukan Diponegoro adalah …
A. Kohler
B. James Du Puy
C. Van den Bergh
D. Liman Pietersen
E. Van der Capellen

6. Salah satu sebab umum terjadinya Perang Aceh adalah politik ekspansi
Belanda akibat Traktat Sumatra (1871) yang berisi …
A. Dibukanya Terusan Suez
B. Pelaksanaan Pax Netherlandica
C. Berkembangnya imperialism modern
D. Kerajaan Aceh mengakui Sebagian daerahnya bagian dari kekuasaan
Belanda
E. Inggris mengizinkan Belanda menguasai seluruh Pulau Sumatra
termasuk Aceh

67
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
7. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Dipimpin oleh Kapitan Pattimura
2) Salah satu latar belakang perlawanan adalah pemerintah
colonial memberlakukan Kembali penyerahan wajib dan kerja
wajib
3) Terjadinya perlawanan bermula dari daftar keluhan yang
diajukan Kapitan Pattimura kepada Residen Van den Bergh
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, perlawanan terhadap
pemerintah colonial terjadi di daerah …
A. Bali
B. Jawa
C. Aceh
D. Maluku
E. Kalimantan

8. Raja Kerajaan Siak yang memimpin rakyat untuk melawan VOC


adalah …
A. Aru Palaka
B. Sultan Nuku
C. Sultan Hasanuddin
D. Pangeran Arya Purbaya
E. Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah

68
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
9. Antara pemerintah colonial Belanda dan para penguasa di Bali bersengketa
mengenai hak tawan karang. Hak tawan karang adalah hak raja Bali untuk

A. Hanya berdagang dengan pedagang VOC
B. Bekerjasama dengan pedagang mana pun
C. Menyita kapal yang kandas di wilayah perairannya
D. Meminta pajak untuk kapal yang berdagang di Bali
E. Meminta upeti untuk kapal yang melewati wilayah Bali

10. Sebab khusus terjadinya Perang Aceh adalah adanya tuntutan Belanda agar
Aceh …
A. Berjanji menaati Belanda
B. Menolak isi Plakat Pendek
C. Menjual lada hanya kepada Belanda
D. Tidak berhubungan dengan pedagang lain selain Belanda

69
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Uraian

1. Jatuhnya Malaka pada tahun 1511 oleh Portugis membawa keuntungan


bagi Aceh. Mengapa perkembangan Aceh tersebut oleh Portugis dianggap
sebagai ancaman?

2. Mengapa pada tahun 1565 muncul perlawanan rakyat Ternate yang


dipimpin oleh Sultan Khaerun/Hairun?

3. Pada fase kedua (1825-1830) Perang Padri ditandatangani Perjanjian


Padang pada tanggal 15 November 1825. kemukakan isi perjanjian
tersebut!

4. Mengapa Raja Indra Pahlawan diangkat sebagai Panglima Besar


Kesultanan Siak?

5. Bagaimana tanggapan rakyat Maluku terhadap Residen Van den Bergh


yang tidak menanggapi daftar keluhan yang disampaikan Kapitan
Pattimura?

6. Bagaimana kedudukan Portugis di Maluku dengan adanya Perjanjian


Saragosa pada tahun 1543?

7. Pada tahun 1523 Portugis di bawah pimpinan Henriques dan pada tahun
1524 di bawah pimpinan De Sauza melancarkan serangan ke Aceh.
Serangan tersebut mengalami kegagalan, tetapi Portugis selalu
mengganggu kapal-kapal dagang Aceh. Terangkan Langkah-Langkah Aceh
untuk mengadakan perlawanan terhadap Portugis!

8. Mengapa Belanda ingin menguasai Banten?

9. Perang Padri dibagi dalam tiga fase. Terangkan Fase Pertama (1821-1825)
Perang Padri tersebut!

10. Tunjukkan bahwa dalam Perang Banjarmasin, Belanda Berusaha menarik


perhatian rakyat!

70
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
BAB III
Dampak Kolonialisme dan Imperialisme

Sumber: Kompas.com
Gambar 3.1
Perkembangan perekonomian di Indonesia

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa doharapkan mampu:

1. Menganalisis dampak di bidang politik dan ekonomi.

2. Menganalisis dampak di bidang sosial-budaya dan pendidikan.

3. Menyadari bahwa dominasi asing akan merampas kedaulatan dan


hak-hak kemanusiaan sebagai bangsa, sekalipun harus diakui ada
beberapa keuntungan.

71
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
A. Dampak di Bidang Politik-Pemerintahan, Ekonomi, dan Hukum

1. Bidang Politik-Pemerintahan

Dalam bidang politik, para penguasa penjajahan Barat melakukan


kebijakan yang ketat bahkan cenderung menindas. Pemerintah kolonial
menjalankan politik devide et impera atau memecah belah, bahkan disertai
dengan tipu muslihat. Dengan politik memecah belah dan tipu muslihat
tersebut, kekuatan kolonial Belanda terus memperluas wilayah
kekuasaannya. Penguasa kolonial ikut campur tangan dalam pergantian
kekuasaan di kerajaan/pemerintahan pribumi. Penguasa pribumi dan
rakyatnya menjadi bawahan penjajah.

Sebelum penjajahan dan sebelum terjadi intervensi politik para


penguasa kolonial, di Indonesia telah berkembang sistem kerajaan.
Kerajaan tersebut berkembang sendiri-sendiri di daerah. Namun, pada masa
pemerintahan Daendels dilakukan pembaruan di bidang politik dan
administrasi pemerintahan. Daendels membagi wilayah kekuasaan kolonial
Belanda menjadi sembilan prefektur dan terbagi dalam 30 regentschap
(kabupaten). Setiap prefektur diangkat seorang pejabat kepala pemerintahan
yang disebut prefek. Prefek diangkat dari orang Eropa. Setiap regentschap
dikepalai oleh Seorang regent atau bupati yang berasal dari kaum pribumi.
Status bupati sampai dengan camat sepenuhnya menjadi pegawai negeri
(binnenland besturi) baru terwujud setelah diterapkannya sistem tanam
paksa.

Dalam struktur pemerintahan dikenal adanya pemerintahan tertinggi


(semacam pemerintahan pusat). Di tingkat pusat juga ada lembaga yang
disebut dengan Raad van Indie, tetapi perannya cenderung sebagai dewan
penasihat. Dalam pelaksanaan pemerintanan dikenal juga adanya
departemen-departemen untuk mengatur pemerintahan secara umum.

72
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Beberapa departemen hasil reorganisasi tahun 1866 antara lain
Departemen Dalam Negeri. Departemen Pendidikan, Agama, dan
Kerajinan, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Keuangan,
Departemen Urusan Perang, kemudian dibentuk Departemen Kehakiman
(1870), Departemen Pertanian (1904) yang disempurnakan menjadi
Departemen Pertanian, Industri, dan Perdagangan (1911).

Dalam pelaksanaan pemerintahan dalam negeri ada dualisme


pemerintahan. Ada pemerintahan Eropa (Europees bestuun dan
pemerintahan pribumi (inlands bestuur di lingkungan pemerintahan Eropa
terdapat pejabat Wilayah yang paling tinggi adalah residen. Di bawah
residen ada pejabat asisten residen (mengepalai suatu wilayah bagian dari
keresidenan yang dinamakan afdeling). Di bawah asisten residen ada
pejabat yang disebut kontrolir (controleu). Adapun terkait dengan
pemerintahan pribumi, para pejabatnya semua dijabat oleh priayi pribumi.
Jenjang tertinggi dalam pemerintahan pribumi adalah regent atau bupati
yang memimpin sebuah kabupaten. Seorang bupati dibantu oleh seorang
pejabat yaitu patih. Umumnya satu wilayah kabupaten terbagi menjadi
beberapa distrik dipimpin oleh seorang wedana. Setiap distrik terbagi
menjadi onderdistik yang dikepalai seorang asisten wedana atau camat.
Unit paling bawah adalah desa-desa.

Pada masa pemerintahan Raffles, Raffles mereformasi pemerintahan.


Raffles yang berpandangan liberal mulai menghapus ikatan feodal dalam
masyarakat Jawa. Masyarakat Jawa yang sudah terbiasa hidup dalam adat
istiadat dan ikatan feodal yang kuat dipaksa untuk mengikuti sistem
birokrasi baru. Pada masa Raffles, bupati sebagai penguasa lokal harus
dijauhkan dari otonomi yang menguntungkan diri sendiri.

73
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Seorang bupati diangkat sebagai pegawai pemerintah di bawah
seorang residen. Raffles membagi Jawa menjadi 16 keresidenan, tiap
keresidenan dikepalai olen seorang residen dan dibantu oleh beberapa
asisten residen. Tujuan pembaruan yang dilakukan Raffles tersebut adalah
melakukan transtormasi sistem pemerintahan Jawa, yaitu menggantikan
sistem tradisional Jawa yang bersifat patrimonial menuju sistem
pemerintahan modern yang rasional.

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, sistem pemerintahan


Raffles diperbaiki. Selain untuk menyatukan seluruh wilayah Hindia
Belanda yang masih berbentuk kerajaan-kerajaan, pemerintah kolonial
Belanda melakukan politik pasifikasi kewilayahan di Aceh Sumatra Barat,
Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sunda kecil, Maluku, dan Papua. Penyatuan
seluruh wilayah Hindia Belanda tersebut baru berhasil sekitar tahun 1905.

2. Bidang Ekonomi

Pada masa pemerintahan Daendels, adanya perubahan sistem pemerintahan


telah membawa perubahan pada sistem perekonomian tradisional. Dalam
sistem modern, tanah milik raja berubah statusnya menjadi tanah milik
pemerintah kolonial. Mencari uang dan mengumpulkan kekayaan menjadi
tujuan utama. Untuk mendapatkan uang, pemerintah kolonial memperolehnya
dari penjual hasil bumi dari para petani berupa pajak. Petani harus menjual
hasil bumi dengan harga yang telah ditetapkan.

74
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pada masa pemerintahan Daendels dibangun jalan raya Pos dari
Anyer sampai Panarukan. Menurut Daendels jalan tersebut membawa
keuntungan bagi penduduk dengan semakin ramainya perdagangan.
Meskipun membawa perkembangan pada daerah yang dilaluinya,
pembangunan jalan tersebut menuai kritik karena dilakukan dengan
kerja rodi dan menelan ribuan nyawa manusia.

Pada masa pemenntahan Raffles terjadi perubahan sistem


kepemilikan tanah dari tanah raja dan penguasa lokal ke pemerintah.
Hal tersebut berarti pemerintah mempunyai kewenangan untuk
menyewakan tanah. Adanya perubahan dari sistem kepemilikan tanah
itulah yang menyebabkan pula terjadinya perubahan hubungan antara
raja dan kawulanya yaitu dari patron-client menjadi hubungan yang
bersifat komersial. Adanya penyewaan tanah tersebut berarti pemerintah
mendapatkan pajak tanah dan kas pemerintah terisi.

Adanya sistem tersebut telah membuka kemerdekaan ekonomi


yang didukung oleh kepastian hukum usaha. Perdagangan bebas mulai
dilakukan. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, bila perdagangan
bebas dilakukan kemakmuran rakyat akan tumbuh dengan sendirinya.
Sejak itulah sistem kegiatan ekonomi uang di desa-desa di Jawa dan
daerah lain yang telah lama mengenal sistem ekonomi swadaya berubah
menjadi sistem ekonomi komersial.

75
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Setelah pemerintahan Raffles berakhir dan diganti dengan
pemerintahan Hindia Belanda, ekonomi uang terus berkembang dan
kegiatan perdagangan semakin luas. Perkembangan tersebut didukung
oleh perkembangan di bidang perbankan. Masa perbankan modern sejak
tahun 1828 masuk ke Hindia Belanda. Pada tanggal 24 Januari 1828
didirikan De Javasche Bank di Batavia, kemudian berdiri bank lain
seperti Nederlands Handels Maatschappi, De Nationale Handels Bank,
dan Escompto Bank. Selain itu, juga berkembang bank lain yang berasal
dari Inggris, Australia, dan Cina. Ada juga bank milik pribumi yaitu Bank
Desa, Lumbung Desa.

Selain berkembang perdagangan, juga muncul kota-kota baru yang


ditandai dengan adanya jaringan transportasi berupajalur-jalur kereta api
dari Jakarta ke Bogor dan lainnya. Pada tahun 1840 muncul penyelidikan
tentang pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan dari
Surabaya lewat Solo ke Yogyakarta hingga ke Priyangan. Pada bulan
September 1895 dibangun jaringan kereta api Semarang-Cirebon. Selain
di Jawa, jaringan kereta api juga dibangun di Sumatra. Perusahaan Zuid
Sumatra Staatsramwegen membangun jaringan di Lampung sepanjang 62
km dan Palembang sepanjang 152 km yang telah beroperasi tahun 1917.
Dengan dibangunnya jalur transportasi darat telah membawa banyak
perkembangan dalam bidang perekonomian.

76
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Munculnya pelabuhan-pelabuhan membawa pengaruh pada
perkembangan perdagangan. Perkembangan ekonomi juga didukung oleh
munculnya kemajuan komunikasi dan transportasi. Pada tahun 1746
didirikan kantor pos pertama di Batavia. Terhubungnya jaringan kereta
api dan jalan pos telah mempercepat pengiriman surat melalui pos Hal
tersebut menyebabkan informasi semakin berkembang dengan cepat.
Pelayanah pos di Sumatra dilakukan dengan mobil. Sejak tahun 1855
pelayanan telegrap dimulai dan hal tersebut menyebabkan informasi
semakin cepat sampai.

Sistem ekonomi kapitalis mulai bangkit dengan ditandai oleh


masyarakat lndonesia yang mulai mengenal beberapa jenis tanaman
perkebunan yang menjadi bahan ekspor di pasar dunia.

3. Bidang Hukum

Hukum yang berlaku pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara


merupakan hukum adat yang diwariskan secara turun-temurun. Pada
waktu bangsa Barat datang dan berkuasa, hukum kolonial mulai
diterapkan. Contoh, pada masa pemerintahan Daendels dibentuk badan
peradilan untuk orang Eropa, Timur Asing. dan pribumi, dengan
ketentuan hukum yang berbeda. Hingga saat ini hukum kolonial sangat
memengaruhi hukum di Indonesia, seperti penggunaan istilah-istilah
hukum berbanasa Belanda masih dapat ditemukan dalam hukum
Indonesia, misalnya onslag untuk istilah lepas dari segala tuntutan
hukum.

77
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
B. Dampak di Bidang Sosial-Budaya dan Pendidikan

1. Bidang Sosial

a. Pembagian Status (Kedudukan) Sosial Masyarakat

Pada masa kolonial Belanda, pembagian status sosial ditetapkan dalam


peraturan Hukum Ketatanegaraan Hindia Belanda (Indische
Staatsregeling) tahun 1927. Menurut Hukum Ketatanegaraan Hindia
Belanda, penggolongan penduduk Indonesia sebagai berikut.

1) Golongan Eropa dan yang dipersamakan, yaitu sebagai berikut.

a) Bangsa Belanda dan keturunannya.

b) Bangsa-bangsa Eropa yang lain, seperti Portugis, Prancis, dan


Inggris.

c) Orang-orang bangsa lain (bukan Eropa) yang telah


dipersamakan dengan Eropa karena kekayaan, keturunan
bangsawan, dan pendidikan.

2) Golongan timur asing, yaitu golongan yang terdiri dari golongan


Cina, Arab, India, Pakistan, dan yang lainnya. Golongan ini berada
pada lapisan tengah.

3) Golongan pribumi, penduduk asli (bumiputra) yang berada pada


lapisan bawah.

b. Adanya Pelapisan Sosial

Dalam masyarakat pribumi dikenal adanya pelapisan sosial


berdásarkan status sosialnya (lapisan bawah, lapisan menengah, dan
lapisan atas).

78
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
1) Lapisan bawah, terdiri dari rakyat jelata dan merupakan penduduk
terbesar dan hidup melarat.

2) Lapisan menengah, terdiri dari para pedagang kecil dan menengah,


petani-petani kaya, seta pegawai.

3) Lapisan atas, terdiri dari keturunan-keturunan bangsawan atau kerabat


raja yang memerintah suatu daerah. Umumnya mereka terbagi lagi
dalam tingkatan dan gelar sesuai dengan tingkat kedekatan hubungan
darah mereka dengan raja. Biasanya golongan ini disebut elite
tradisional dan elite daerah.

79
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
2. Bidang Budaya

Kehidupan budaya bangsa Indonesia sejak kedatangan bangsa Barat


banyak mengalami perubahan. Dalam bidang budaya, di Indonesia terjadi
westernisasi (cenderung meniru budaya kebarat-baratan). Corak kehidupan
bangsa Barat telah memengaruhi lingkungan kehidupan tradisional
masyarakat Indonesia. Cara bergaul, gaya hidup, cara berpakaian, serta
pendidikan bangsa Barat mulai dikenal di kalangan raja dan bangsawan.
Selain itu, kehidupan bangsa Barat juga menyebabkan kekhawatiran para
penguasa karena bisa berdampak merusak nilai-nilai kehidupan tradisional.

a. Pakaian

Pakaian masyarakat Indonesia sebelum Belanda datang ke Indonesia


masih didominasi oleh pakaian-pakaian daerah setempat dan budaya
Islam. Setelah bangsa Belanda dengan VOC-nya datang ke Indonesia,
pakajan Belanda merupakan penanda yang jelas tentang kebudayaan
dan agama para tuan tanah asing. Topi, celana, dan sepatu bertungsi
untuk membedakan orang-orang Eropa dengan orang Indonesia. Hal
tersebut ditentukan oleh ordonansi yang dikeluarkan oleh VOC pada
tahun 1658. Ordonansi tersebut melarang orang Jawa di Batavia untuk
berbaur dengan "bangsa-bangsa" Indonesia lainnya dan memakai
kostum mereka. Oleh karena itulah, orang pribumi diwajibkan untuk
setia pada pakaian tradisional dan tutup kepala. Orang Indonesia yang
diperbolehkan memakai pakaian gaya Eropa hanya raja, pangeran, para
bupati, dan penganut Kristiani.

80
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Dalam perkembangan selanjutnya, pada abad ke-20 pelarangan tersebut
secara perlahan mulai hilang. Namun, tidak berarti tanpa proses
perjuangan dari bangsa Indonesia. Salah satu anggota Sarekat Islam dari
Solo, Mas Marco Kartodikromo melalui surat kabar Doenia Bergerak
menyuarakan protesnya terhadap larangan berpakaian Eropa dan
bersikap kebarat-baratan. Diskriminasi pakaian hilang setelah maraknya
para pelajar Indonesia memakai pakaian jas dengan celana panjang putih
serta berdasi.

b. Bahasa

Bahasa sehari-hari yang umum pada masa penjajahan Belanda adalah


perpaduan bahasa Belanda dan Melayu. Penggunaan dua bahasa itulah
awal penting masuknya bahasa Belanda dalam kosakata bahasa kita.
Pada awal abad ke-20, proses penyerapan bahasa Belanda oleh bahasa
Indonesia semakin intensif. lntensitas penggunaan bahasa Belanda
tersebut seiring dengan perkembangan teknologi Barat. Pada masa itu,
bahasa Belanda merupakan bahasa modern untuk menentukan kelas
sosial.

Hanya pribumi terpelajar yang bisa berbahasa Belanda, seperti keluarga


bupati dan bangsawan lokal Jawa. Menurut Russell Jones, dalam
bukunya yang berjudul Loan Words in Indonesian and Malay (2008),
bahasa Indonesia dan bahasa Melayu memiliki sekitar 4.000 kata serapan
dari bahasa Belanda.

81
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Selain bahasa Belanda, bahasa yang populer di tengah-tengah
masyarakat kota modern terutama di Pulau Jawa dan Kepulauan
Maluku adalah bahasa Portugis. Oleh karena itu, tidak mengherankan
bila banyak kosakata bahasa Portugis yang. diserap kee dalam bahasa
Indonesia, seperti biola (Viola), meja (mesa), dan pigura (figura).

c. Kesenian

Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa


pengaruh dalam perkembangan seni arsitektur dan seni musik.
Karya seni yang paling mencolok dari hasil penjajahan kolonial
Belanda adalah arsitektur bangunan-bangunan. Bangunan tersebut
meliputi bangunan rumah tinggal, gedung-gedung pemerintahan,
perkantoran, benteng, monumen, dan bangunan keagamaan.
Bangunan tersebut dibuat oleh arsitek Belanda yang bekerja pada
arsitek yang terkenal yaitu biro arsitek Hulswit en Femont te
Weltevreden Ed. Hasil karya biro tersebut adalah kantor pusat
Javasche Bank di Jakarta dan rumah presiden direktur Javasche
Bank yang Kini menjadi istana wakil presiden.

Dalam seni musik, para pendatang Eropa


memperkenalkan berbagai alat musik, seperti biola, selo, gitar,
seruling (fluit), dan ukulele. Dari alat tersebut mereka
memperkenalkan sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Jenis
musik yang dibawa masuk dan berkembang di Indonesia adalah
keroncong. Musik keroncong berasal dari Portugis pada abad ke-16
disebut fado (pernah populer di lingkungan perkotaan Portugis).

82
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
3. Bidang Pendidikan

Sumber: Pustakamadani.com
Gambar 3.2 Aktivitas Pendidikan di sekolah pribumi zaman Kolonial Belanda

Tujuan pembentukan sistem pendidikan Belanda bagi orang Indonesia


sebelum politik etis adalah sekadar untuk menyediakan tenaga ahli yang murah
untuk mengerjakan administrasi kolonial. Kebutuhan tenaga terdidik
dimaksudkan untuk menganisipasi meluasnya wilayah kekuasaan Belanda.
Setelah diberlakukan politik etis, perhatian pada pendidikan semakin tegas.

Adanya politik etis memberikan pengaruh positif bagi perkembangan


pendidikan di Indonesia. Belanda mendirikan sekolah-sekolah bagi orang
Belanda dan pribumi di berbagai daerah. Penerapan politik etis menyebabkan
munculnya kaum intelektual di Indonesia.

Adanya politik etis (irigasi, edukasi, dan transmigrasi) membawa


pengaruh besar terhadap perubahan arah kebijakan politik negeri Belanda atas
negeri jajahan. Pada era ini muncul simbol baru yaitu "kemajuan". Berbagai
kehidupan mulai mengalami perubahan. Mulai diperhatikan pembangunan
infrastruktur yaitu dengan adanya jalur kereta api Jawa-Madura. Dalam bidang
pertanian, pemerintah kolonial memberikan perhatian pada bidang pemenuhan
kebutuhan pangan dengan membangun irigasi.

83
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Untuk mendukung simbol kemajuan, maka dalam era poiitik etis
dikembangkan program pendidikan. Pendidikan tersebut tidak hanya untuk
orang Belanda, tetapi juga untuk kaum pribumi dengan persyaratan-
persyaratan tertentu. Dalam bidang pendidikan meskipun dampaknya sangat
kecil kepada kaum pribumi, tetapi membawa dampak pada tumbuhnya
sekolah-sekolah. Pada tahun 1900 di seluruh Hindia Belanda tercatat
sebanyak 169 Eurepese Lagere School (ELS). Dari ELS dapat melanjutkan
ke STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) ke Batavia atau
Hoogeree Burgelijk School (HBS).

Keberadaan sekolah guru sangat diperlukan untuk memperluas


program pendidikan. Sekolah guru atau Kweekkschool sudah dibuka di Solo
pada tahun 1852. Khusus untuk kaum pribumi disediakan Sekolah Kelas Satu
yang muridnya berasal dari anak-anak golongan atas yang nanti akan menjadi
pegawai. Adapun untuk rakyat pada umumnya disediakan Sekolah Kelas Dua
(Sekolah Ongko Loro). Bagi para pemuda aktivis banyak yang sekolah di
School tot Opleiding van Indische Artsen (STOVIA) yang berpusat di
Batavia. STOVIA sering disebut dengan sekolah Dokter Jawa. Dari STOVIA
lahir beberapa tokoh pergerakan kebangsaan.

Meskipun penduduk pribumi yang bersekolah sedikit, keberadaan


sekolah telah menumbuhkan kesadaran di kalangan pribumi akan pentingnya
pendidikan. Hal tersebut mempercepat proses modernisasi dan munculnya
kaum terpelajar yang akan membawa pada kesadaran nasionalisme.

Dengan munculnya kaum terpelajar mendorong munculnya surat


kabar, seperti Pewarta Prijaji yang dikelola oleh R.M. Cokrohadikusumo.
Selain Pewarta Prijaji. juga ada surat kabar De Preanger Bode (1885) di
Bandung, Deli Courant (1884) di Sumatra Timur, Makassarsche Courant
(1902) di Sulawesi, Bromartani (1855) di Surakarta dan Bintang Hindia
(1902) yang dikelola oleh Abdul Rivai

84
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
. Dengan adanya surat kabar tersebut membawa pencerahan di
kalangan pribumi. Dari berbagai informasi yang ada di surat kabar
tersebut, lambat laun kesadaran akan pentingnya persamaan,
kemerdekaan terus menyebar ke kalangan terpelajar di seluruh wilayah
Hindia Belanda.

Dengan adanya informasi yang terus berkembang itulah kaum


terpelajar terus melakukan dialog dan berdebat mengenai masa depan
tanah kelahiran sehingga kesadaran pentingnya kemerdekaan terus
berkembang yang puncaknva adalah adanya kesadaran untuk menjadi
satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.

85
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Latihan Soal
Pilihan Ganda

1. Gubernur jenderal yang pada masa pemerintahannya membagi wilayah


kekuasaan kolonial Belanda menjadi sembilan prefektur dan terbagi dalam
30 regentschap (kabupaten) adalah …

A. Lord Minto

B. Pieter Both

C. Pieter de Keyser

D. Jan Willem Janssens

E. Herman Willem Daendels

2. Pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles terjadi perubahan


sistem kepemilikan tanah dari tanah raja dan penguasa lokal kepemerintah.
Hal tersebut berarti pemerintah mempunyai kewenangan untuk …

A. Meminta tanah

B. Menanami tanah

C. Menyewakan tanah

D. Memberlakukan pajak

E. Menyerahkan tanah kepada penguasa swasta

3. Pada masa pemerintahan Thomas Stamford Raffles, Raffles mulai


mereformasi pemerintahan. Raffles yang berpandangan liberal mulai
menghapus …

A. Kerja paksa

B. Sistem monopoli

C. Penyerahan wajib

D. Ikatan feodal dalam masyarakat Jawa

E. Penyewaan tanah berdasarkan kontrak

86
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
4. Setelah pemerintahan Thomas Stamford Raffles berakhir dan diganti
dengan pemerintahan Hindia Belanda, ekonomi uang terus berkembang
dan kegiatan perdagangan semakin luas. Perkembangan tersebut didukung
oleh perkembangan di bidang perbankan. Selanjutnya didirikan De
Javasche Bank di Batavia pada tanggal …

A. 11 Januari 1828

B. 15 Januari 1828

C. 19 Januari 1828

D. 24 Januari 1828

E. 27 Januari 1828

5. Masuknya Bangsa Barat ke Indonesia membawa pengaruh dalam


perkembangan seni arsitektur dan seni musik. Karya seni yang paling
mencolok dari hasil penjajahan kolonial Belanda adalah arsitektur …

A. Jembatan

B. Jalan raya

C. Jalan kereta api

D. Sekolah-sekolah

E. Bangunan-bangunan

6. Sebelum penjajahan dan sebelum terjadi intervensi politik para penguasa


kolonial, di Indonesia telah berkembang …

A. Gotong royong

B. Sistem kerajaan

C. Beberapa prefektur

D. Pemerintahan Eropa

E. Pemerintahan pribumi

87
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
7. Perhatikan hal-hal berikut!

1) Irigasi

2) Emigrasi

3) Edukasi

4) Cultuurstelsel

5) Contingenten

Program Trias van Deventer ditunjukkan pada nomor …

A. 1), 2), dan 3)

B. 1), 3), dan 5)

C. 2), 3), dan 4)

D. 2), 4), dan 5)

E. 3), 4), dan 5)

8. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!

1) Salah satu jenis musik yang dibawa masuk dan berkembang di


Indonesia.

2) Berasal dari Portugis.

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, salah satu jenis musik yang


dimaksud adalah …

A. Jazz

B. Rock

C. Reggae

D. Dangdut

E. Keroncong

88
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
9. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!

1) Merupakan sekolah guru pada masa kolonial.

2) Dibuka di Solo pada tahun 1852.

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, sekolah guru yang dimaksud


adalah …

A. Kweekschool

B. Algemene Middelbare

C. Hogere Burger School

D. Hollandsche Inlandsche School

E. Meer Uitgebreid Lager Onderwijs

10. Dengan munculnya kaum terpelajar mendorong munculnya surat kabar-surat


kabar, seperti Pewarta Prijaji yang dikelola oleh …

A. Abdul Muis

B. Abdul Rivai

C. Suryo Pranoto

D. Suwardi Suryaningrat

E. R.M. Cokrohadikusumo

89
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Uraian

1. Mengapa Daendels mendapat kritikan dalam pembuatan jalan raya Pos dari
Anyer sampai Panarukan?

2. Pada masa pemerintahan Raffles, Raffles mereformasi pemerintahan. Raffles


yang berpandangan liberal mulai menghapus ikatan feudal dalam masyarakat
Jawa. Kemukakan tujuan pembaruan yang dilakukan Raffles tersebut!

3. Tunjukan bahwa pada masa pemerintahan Herman Willem Daendels telah


dilakukan pembaruan di bidang politik dan administrasi pemerintahan!

4. Tunjukkan bahwa pelaksanaan politik etis dalam bidang edukasi telah


memberikan pengaruh positif bagi bangsa Indonesia!

5. Bagaimana dampak di bidang pakaian setelah bangsa Belanda dengan VOC-


nya dating ke Indonesia?

90
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
BAB IV
Sumpah Pemuda dan Jati Diri Keindonesiaan

Gambar 4.1 Surat kabar Slompret Melayu


Sumber: Sejarah Awal Pers dan Kebangkitan Kesadaran Keindonesiaan, 2003

Tujuan pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini, siswa doharapkan mampu:
1. Menganalisis latar belakang munculnya Sumpah Pemuda.
2. Menganalisis Konggres Pemuda I.
3. Menganalisis Konggres Pemuda II dan Lahirnya Sumpah Pemuda.
4. Menganalisis proses penguatan jati diri keindonesiaan setelah Sumpah Pemuda.
5. Menghayati dan menerapkan Nilai-nilai Sumpah Pemuda dalam memperkukuh jati
diri keindonesiaan.
6. Meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya yang
memberikan dorongan bangsa Indonesia untuk memperkukuh persatuan di atas
keberagaman.

91
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
A. Sumpah Pemuda
Kongres Pemuda II diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Kongres Pemuda II tersebut berhasil menetapkan ikrar atau Sumpah Pemuda
yang kemudian menjadi landasan perjuangan untuk mencapai Indonesia
merdeka. Berikut isi Sumpah Pemuda.
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah air Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu bangsa
Indonesia.
3. Kami putra dan putri indonesia menjunjung bahasa persatuan bahasa
Indonesia.
Dengan Sumpah Pemuda tersebut, setiap organisasi pemuda kedaerahan
secara keseluruhan meleburkan diri ke dalam satu wadah yang telah disepakati
bersama yaitu Indonesia Muda. Adanya peristiwa Sumpah Pemuda tersebut
merupakan puncak pergerakan nasional.

1. Politik Etis
Penderitaan yang dialami rakyat Indonesia memicu munculnya
kritik melalui tulisan kaum etis yang dipelopori oleh Pieter Broosshooft,
wartawan koran De Locomotief (koran pertama yang terbit di Semarang
dan berdiri pada tahun 1845) dan seorang politikus Belanda Conrad
Theodore van Deventer. Kedua tokoh tersebut menyatakan agar pemerintah
kolonial harus lebih memperhatikan nasib pribumi di tanah jajahan dan
bertanggung jawab secara moral untuk menyejahterakan masyarakat
pribumi.

92
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pieter Broosshooft dikenal sebagai watawan yang vokal dan kritis, misalnya
antara tahun 1883-1884, Pieter Broosshooft menyoroti sikap masa bodoh warga
Eropa di Hindia Belanda ketika terjadi wabah kolera yang menimbulkan banyak
korban. Mereka baru peduli setelah ada warga kulit putih yang ikut menjadi korban.
Pada tahun 1887 Pieter Broosshooft melakukan perjalanan ke sepanjang Pulau Jawa.

Pieter Broosshooft sangat terkejut melihat kondisi kehidupan kaum pribumi.


Oleh karena itulah, Pieter Broosshooft mengimbau agar Belanda menyadari dan
memperhatikan keadaan yang sangat menyedihkan di Hindia Belanda yang terjadi
akibat kebijakan pemerintahan Belanda.

Di antara tokoh penggagas politik etis, Conrad Theodore van Deventerlah


yang paling berpengaruh. Pada tahun 1899 Conrad Theodore van Deventer membuat
tulisan yang berjudul Een Eereschuld (Utang Kehormatan) yang dimuat di majalah
De Gids. Dalam tulisannya tersebut Conrad Theodore van Deventer mengatakan
bahwa pemerintah Hindia Belanda telah mengeksploitasi wilayah jajahannya untuk
membangun negeri mereka dan memperoleh keuntungan yang besar. Oleh karena itu,
menurutnya sudah sewajarnya Belanda membayar utang budi itu dengan
meningkatkan kesejahteraan rakyat di negara jajahan.

Kritikan tersebut mendapat perhatian dari pemerintah Belanda Ratu


Wilhelmina kemudian mengeluarkan suatu kebijakan baru bagi masyarakat Hindia
Belanda yaitu meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kebijakan baru tersebut dikenal
dengan politik etis.

Politik kolonial pada awal abad ke-20 memasuki babak baru yaitu era politik
etis yang dipimpin oleh Menteri Jajahan Alexander W.F. ldenburg yang kemudian
menjadi gubemur jenderal Hindia Belanda (1909-1916). Ada tiga program politik etis
yaitu irigasi, edukasi, dan transmigrasi. Adanya politik etis tersebut membawa
pengaruh besar terhadap perubahan arah kebijakan politik negeri Belanda atas negeri
jajahan.

93
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Semangat era etis adalah kemajuan menuju modernitas. Perluasan
pendidikan gaya Barat sebagai model pendidikan modern merupakan tanda
resmi dari bentuk politik etis. Adanya pendidikan tersebut membuka peluang
bagi mobilitas sosial masyarakat di tanah Hindia Belanda. Pengaruh
pendidikan Barat itu pula yang kemudian memunculkan sekelompok kecil
intelektual bumiputra yang memunculkan kesadaran bahwa rakyat
bumiputra harus mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain untuk
mencapai kemajuan. Golongan intelektual bumiputra tersebut disebut priayi
baru yang sebagian besar adalah guru dan jurnalis di kota-kota.

2. Pers Membawa Kemajuan

Para priayi baru pada awal abad ke-20 menuangkan gagasannya


dengan melalui pers (media cetak) mengenai isu-isu perubahan. Isu yang
dipopulerkan terkait dengan peningkatan status sosial rakyat bumiputra dan
peningkatan kehidupan di bidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

Pers merupakan sarana berpartisipasi dalam gerakan emansipasi,


kemajuan, dan pergerakan nasional. Pada masa ini ditandai dengan jumlah
penerbitan surat kabar berbahasa Melayu yang mengalami peningkatan.
Adapun orang pertama yang aktif dalam dunia pers saat itu adalah orang
indo, seperti H.C.O. Clockerner Brousson dari Bintang Hindia, E.F Wigger
dari Bintang Baroe, dan G. Francis dari Pemberitaan Betawi. Penerbit
bumiputra pertama di Batavia yang muncul pada pertengahan abad ke-20
adalah RM. Tirtoadisuryo, F.D.J. Pangemanan dan R.M. Tumenggung
Kusuma Utaya, sebagai redaktur Ilmoe Tani, Kabar Perniagaan, dan Pewarta
Prijaji.

94
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Munculnya media cetak tersebut segera dikuti dengan munculnya
sejumlah jurnalis bumiputra lainnya. Jurnalis bumiputra tersebut seperti
berikut.

1. R. Tirtodanudja dan R. Mohammad Jusuf. Keduanya redaktur Sinar


Djawa yang diterbitkan Honh Thaij & Co.

2. Djojosudiro, redaktur Tjahaja Timoer yang diterbitkan di Malang


oleh Kwee Khaij Khee.

3. Abdul Muis sebagai redaktur Pewarta Hindia yang diterbitkan oleh


G. Kolff & Co di Bandung.

Para jurnalis bumiputra itulah yang memberikan wawasan dan


embrio kebangsaan dengan melalui artikel, komentar-komentar mereka
dalam surat pembaca dan mengungkapkan solidaritas di antara mereka
dan para pembaca yang sebagian besar adalah kaum terpelaiar. Sebagai
contoh Pewarta Prijaji yang disunting oleh R.M.T. Kusumo Utoyo
(seorang bupati Ngawi) yang menyerukan persatuan di kalangan priayi.

Pada tahun 1901, sebuah majalah bulanan Insulinde diterbitkan


atas kerja sama para terpelajar di kota Padang dengan guru-guru Belanda
di sekolah raja (Kweekschool) Bukittinggi, terutama Van Ophuysen, ahli
bahasa Melayu. Ketua redaksi majalah adalah Dja Endar Muda.

95
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Majalah Insulinde disebarkan ke seluruh Sumatra dan Jawa. Majalah
insulinde yang pertama memperkenalkan slogan kemajuan dan zaman maju.
Ada salah satu atikel yang menarik dalam majalah Insulinde adalah Kisah
kemenangan Jepang. negara kecil yang menang mengalahkan Tiongkok yang
besar. Kemenangan Jepang tersebut disebabkan oleh keberhasilannya dalam
memasuki dunia maju. Ulasan mengenai perkembangan yang terjadi di dunia
maju secara terbuka mengajak para pembaca untuk ikut serta dalam zaman
kemajuan. Majalah Insulinde tidak saja memuat artikel tentang bangsa Hindia
Belanda, tetapi juga memuat tentang berita Asia dan Eropa.

Tokoh yang baru datang dari Belanda, dr. Abdul Rivai menganjurkan
pada tokoh muda di Hindia untuk membentuk sebuah organisasi. Dalam
tulisannya di surat kabar Bintang Hindia, dr. Abdul Rivai selalu memuat
tentang kemajuan dan dunia maju. Rivai menggolongkan masyarakat menjadi
tiga golongan, yaitu kaum kolot, kaum kuno, dan kaum muda. Menurut Rivai,
kaum muda adalah orang yang senantiasa ingin mendapatkan harga diri melalui
pengetahuan dan ilmu. Untuk mencapai kemajuan dan terwujudnya dunia baru,
Rivai menganjurkan agar ada organisasi bernama Persatuan Kaum Muda
didirikan dengan cabang di seluruh kota-kota penting di Hindia.

Wahidin Sudirohusodo (seorang pensiunan dokter Jawa) tertarik dengan


tulisan Rivai. Pada waktu itu Wahidin sebagai editor majalah berbahasa Jawa
(Retnodhoemilah). Dalam tulisannya disarankan agar kaum lanjut usia dan
kaum muda membentuk organisasi pendidikan yang bertujuan memajukan
masyarakat. Gagasan Wahidin tersebut terwujud pada waktu para pelajar
STOVIA mendirikan suatu organisasi yang benama Budi Utomo pada tanggal 2
Mei 1908.

96
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Semangat nasionalisme tumbuh dan dibangun dengan melalui tulisan

di media cetak. Di Sumatra, gagasan untuk melawan sistem pemerintahan

kolonial ditunjukkan dengan melalui surat kabar Oetoesan Melajoe (1913).

Untuk kemajuan kaum perempuan diterbitkan majalah Soenting Melajue.

Majalah tersebut berisi tentang panggilan perempuan untuk memasuki dunia

maju tanpa meninggalkan peranannya sebagai sendi kehidupan keluarga

Minangkabau.

Anak-anak muda berpendidikan Barat di Padang menerbitkan majalah

perempuan Soeara Perempuan (1918) dengan semboyannya vriheid

(kemerdekaan) bagi anak perempuan untuk ikut dalam kemajuan tanpa

hambatan adat yang mengekang.

Pers bumiputra pada saat itu juga mempunyai fungsi untuk

memobilisasi pergerakan nasional. Harian Sinar Djawa memuat tentang

perlunya rakyat kecil untuk terus menuntut setinggi mungkin. Surat kabar ini

memuat dua hal penting yaitu tentang bangsawan usul (mereka yang

mempunyai keturunan dari keluarga raja-raja dengan gelar bendara, raden

mas, raden, raden ajeng, raden ngabei, raden ayu, dan lain-lain) dan

bangsawan pikiran (mereka yang mempunyai gelar master, dokter, dan

sebagainya yang diperoleh melalui pendidikan).

Pada saat itu surat kabar yang paling mendapat perhatian pemerintah

kolonial adalah De Express. De Express memuat berita-berita yang kritis

terhadap sistem pemerintahan kolonial.

97
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Cipto Mangunkusumo, Suwardi Suryaningrat, dan Abdui Muis mendirikan
Comite tot Herdenking van Nederlands Honderdjarige Vrijheid (Panitia untuk
peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari Prancis). yang kemudian
disebut dengan Komite Bumiputra. Tujuan panitia adalah mengumpulkan
dana dari rakyat untuk méndukung perayaan kemerdekaan Belanda. Namun
di balik itu, tujuan Komite Bumiputra adalah mengkritik tindakan pemerintah
kolonial yang merayakan kemerdekaannya di tanah jajahan dengan mencari
dana dukungan dari rakyat. Suwardi Suryaningrat menulis brosur yang
berjudul Als Ik Eens Nedarlander Was (Seandainya Saya Menjadi Seorang
Belanda). Tulisan tersebut berisi kritikan yang sangat tajam kepada Belanda
yang tidak tahu malu karena minta dana kepada rakyat yang dijajah untuk
perayaan kemerdekaan negara yang menjajah.

3. Bangkitnya Nasionalisme

Pada awal abad ke-20, paham nasionalisme masuk ke Indonesia. Pelaksanaan


politik etis telah mendorong lahirnya kaum muda terpelajar. Pemikiran kaum
muda tersebut semakin rasional, wawasannya semakin luas dan terbuka
sehingga memperlancar berkembangnya paham-paham baru di Indonesia.
Paham baru tersebut misalnya nasionalisme. Paham nasionalisme telah
mendorong lahirnya kesadaran nasional, kesadaran hidup dalam suatu bangsa
yaitu bangsa Indonesia.
Selain didorong pelaksanaan politik etis sebagai pembuka munculnya kaum

terpelajar peran pers, media cetak, dan paham baru, secara eksternal munculnya

kesadaran nasional juga dipicu oleh beberapa peristiwa dunia. Peristiwa tersebut

antara lain sebagai berikut.

98
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
3. a. Gerakan Turki Muda
Gerakan ini dipimpin Mustata Kemal Pasha yang menuntut adanya
pembaruan dan modernisasi di berbagai sektor kehidupan masyarakat.
Berikut sebab-sebab timbulnya nasionalisme Turki.
1. Kekuasaan Turki Usmani yang semakin merosot.
2. Adanya pengaruh Revolusi Prancis.
3. Timbulnya kaum terpelajar yang berpaham modern.
4. Adanya kegiatan bangsa Barat yang semakin gencar untuk
merebut daerah-daerah jajahan Turki dan siap menghancurkan
Turki.
b. Pergerakan Nasionalisme Mesir
Kebangkitan nasionalisme Mesir ditandai dengan pemberontakan
Arabi Pasha (tahun 1881-1882) Pada awalnya gerakan ini antiasing
(Inggris, Prancis, dan Turki). tetapi akhirnya menjadi gerakan untuk
menuntut perubahan sistem pemerintahan. Berikut sebab-sebab
munculnya nasionalisme Mesir.
1. Adanya gerakan Wahabi, semula merupakan gerakan agama yang
kemudian membentuk pemerintahan.
2. Adanya pengaruh Revolusi Prancis.
3. Munculnya kaum intelektual yang berpaham modern.
4. Adanya gerakan pan-Arab yang menganjurkan persatuan semua
bangsa Arab untuk mencapai kemerdekaan bangsanya.

99
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
c. Gerakan Nasional di India

Sebab-sebab munculnya nasionalisme India adalah sebagai berikut.

1. Perbaikan nasib rakyat oleh pemerintah Inggris tidak kunjung datang.

2. Hanya orang-orang inggris yang duduk di pemerintahan.

3. Kebudayaan Barat dipaksakan oleh Inggris.

4. Munculnya kaum terpelajar yang telah mengenyam pendidikan Barat.

5. Pemberian status dominion untuk Kanada pada tahun 1867.

Pergerakan nasional di India diwarnai oleh berbagai perkumpulan kaum


terpelajar India. Pergerakan tersebut seperti All Indian National Congres
tahun 1885 yang merupakan majelis tempat para wakil rakyat india beruang
mendapatkan kemerdekaan, Liga Muslim India tahun 1906, Santiniketan
(daerah tempat sekolah filosofi dan cinta bangsa) yang didirikan oleh
Rabindranath Tagore, serta gerakan nasionalisme bidang keagamaan, seperti
Brahma Samad dan Rama Krisna Mahandas Karamchad Gandhi atau yang
dikenal dengan Mahatma Gandhi adalah Bapak Kemerdekaan India.

Munculnya pergerakan nasional di India telah berdampak pada munculnya


pergerakan di Indonesia. Pengaruh tersebut terihat antara iain dari gerakan
swadesi Mahatma Gandhi yang telah mengihami Partindo untuk menerapkan
gerakan ini.

d. Nasionalisme di Filipina

Lahirnya nasionalisme di Filipina dipelopori oleh Dr. Joze Rizal (pendiri


Liga Filipina) Andreas Bonafasio (pendiri organisasi Katipunan), dan Emilio
Aquinaldo. Nasionalis yang muncul di Filipina ini memberikan inspirasi bagi
pergerakan nasional Indonesia untuk melawan penjajah bangsa Barat.

100
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Meskipun didorong banyak faktor, kesadaran berbangsa dan
kebangkitan nasional yang muncul di Indonesia tidak lepas dari
bentuk anti terhadap penjajahan dan kolonialisme dan imperialisme
Belanda. Untuk melakukan perlawanan terhadap kolonial dan
imperialisme, bentuk dan strategi harus sudah berubah. Bentuk
diplomasi dan melalui berbagai organisasi pergerakan dipandang lebih
tepat. Dengan dipelopori kaum terpelajar lahirlah berbagai organisasi
pergerakan nasional.

Organisasi pergerakan tersebut ada yang bercorak sosio-kultural,


politik, keagamaan kedaerahan tetapi juga ada yang nasionalis, ada
dari kelompok pemuda tetapi juga ada dan kelompok perempuan.

a. Budi Utomo

Lahinya Budi Utomo tidak dapat dilepaskan dari gagasan dr.


Wahidin Sudirohusodo mengenai perlunya memperluas dan
meningkatkan pendidikan bagi bangsa Indonesia. Pada akhir
tahun 1907, Wahidin bertemu dengan Sutomo, pelajar STOVIA di
Batavia. Pertemuan antara Wahidin dan Sutomo tersebut berhasil
mendorong didirikannya organisasi yang diberi nama Budi
Utomo pada hari Rabu tanggal 20 Mei 1908 di Batavia dan
Sutomo ditunjuk sebagai ketuanya. Budi Utomo merupakan
organisasi pergerakan pertama di Indonesia. Oleh karena itu, pada
tanggal 20 Mei 1908 dijadikan sebagai hari Kebangkitan
Nasional.

101
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Kongres Budi Utomo pertama diselenggarakan pada bulan
Oktober 1908 dan berhasil memilih Adipati Tirtokusumo bupati
Karanganyar) sebagai ketuanya dan dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai
wakil ketuanya. Keputusan yang diambil dalam kongres pertama
tersebut sebagai berikut.

1. Keanggotaan Budi Utomo terbatas pada suku bangsa yang


berkebudayaan Jawa (untuk bangsa Jawa, Madura, Bali, dan
Lombok).

2. Budi Utomo hanya bergerak di bidang pendidikan, pengajaran dan


kebudayaan, serta tidak bergerak dalam kegiatan politik Wahidin
Sudirohuso.

b. Sarekat Islam

Adanya monopoli pedagang Cina dalam perdagangan bahan


baku batik di Solo sangat merugikan para pedagang pribumi. Para
pedagang Cina tersebut sering mempermainkan harga seperti dengan
menjual bahan-bahan tersebut sedikit demi sedikit.

Keadaan tersebut mendorong H. Samanhudi untuk menghimpun


pengusaha batik pribumi yang beragama Islam dalam sebuah
organisasi. Selanjutnya pada tahun 1911, di Solo berdiri organisasi yang
bercorak agama dan ekonomi yaitu Sarekat Dagang lslam (SDI).

Setahun kemudian (tahun 1912) oleh Haji Oemar Said (H.O.S)


Cokroaminoto, perkumpulan Sarekat Dagang lslam diubah menjadi
Sarekat Islam (SI). Maksud dari pergantian nama tersebut adalah ruang
gerak organisasi ini tidak hanya dalam bidang perdagangan saja, tetapi
juga meliputi pendidikan dan politik serta keanggotaan organisasi ini
tidak hanya para pedagang, tetapi juga meliputi umat islam pada
umumnya.

102
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Sarekat Islam mendapat sambutan yang baik dari seluruh
golongan masyarakat, baik dari golongan atas maupun dari golongan
bawah. Adapun tujuan dari Sarekat Islam yaitu sebagai berikut.

1. Menjalankan usaha dagang pribumi.

2. Membantu anggotanya yang mengalami kesuitan berusaha.

3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang dapat


meningkatkan derajat bangsa.

4. Memperbaiki pendapat yang keliru dalam praktik agama Islam.

5. Hidup menurut perintah agama.

Dalam Sarekat lslam terjadi perpecahan pada saat organisasi


ini mulai terpengaruh paham komunis yang disusupkan oleh Sneevliet
sehingga SI pecah menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1. SI Merah, adalah si yang berhaluan komunis yang dipimpin oleh


Semaun, Alimin, dan Darsono berpusat di Semarang.

2. SI Putih, adalah Sl yang berhaluan nasionalisme dan keislaman


yang dipimpin oleh H. Agus Salim, H.O.S. Cokroaminoto, Abdul
Muis, dan Suryo Pranoto berpusat di Jakarta.

c. Indische Partij (IP)

Indische Partij didirikan di Bandung pada tanggal 25


Desember 1912, dipimpin oleh Tiga Serangkai yaitu Dr. E.F.E.
Douwes Dekker (Danudija Setiabudi), dr. Cipto Mangunkusumo, dan
Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Indische Partij adalah
organisasi pertama di Indonesia yang secara terang-terangan
menyatakan dirinya sebagai partai politik.

103
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Indische Partij secara tegas menyatakan berjuang untuk
melepaskan diri dari penjajahan. Semboyan Indische Partij yang
terkenal berbunyi Indie Los van Holland (Indonesia bebas dari
Belanda) dan Indie voor Inders (Indonesia untuk orang indonesia).

Adapun program kerja indische Partij adalah sebagai berikut.

1. Menanamkan cita-cita persatuan nasional Indonesia.

2. Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di


bidang pemerintahan maupun kemasyarakatan.

3. Memberantas segala bentuk tindakan yang membangkitkan


kebencian antaragama dan ras.

4. Memperkuat pengaruh pro-Indonesia dalam pemerintah kolonial.

5. Menyerukan perbaikan ekonomi bangsa Indonesia, terutama


kalangan ekonomi lemah.

Surat kabar De Express memuat tujuan Indische Partij dan


menegaskan bahwa masa depan penduduk Indonesia terletak di
tangan penduduk Indonesia sendiri. Oleh karena itu, imperialisme
dan kolonialisme harus dihapuskan.

d. Muhammadiyah

Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di


Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Asas perjuangannya
ialah Islam dan berkebangsaan indonesia, sifatnya nonpolitik.
Tujuannya mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan sunah rasul,
memberantas kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama, dan
memajukan ilmu agama Islam di kalangan para anggotanya.

104
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
e. Nahdatul Ulama

Pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya berdiri Nahdatul Uiama

(NU) dengan pendiri organisasi adalah Kyai Haji Hasyim Asyari dan

sejumlah ulama. Tujuan organisasi terkait dengan masalah sosial, ekonomi,

dan pendidikan. Pada tahun 1935, NU berkembang pesat, NU mempunyai 68

cabang dengan jumiah anggota 6.700. Dalam kongresnya di Menes,

Pandeglang, Banten pada tahun 1938, NU berusaha untuk memperluas

pengaruhnya ke seluruh Jawa. Kongres yang diadakan tahun 1940 d

Surabaya memuluskan untuk mendirikan Wanita Nahdatul Ulama Muslimat

dan pemudanya dibentuk organisasi Ansar.

f. Taman Siswa

Pada awalnya Taman Siswa bermama National Ondenwijs Taman

Siswa (Institut Pendidikan Nasional Taman Siswa) yang hanya memiliki 20

murid kelas Taman Indria. Namun, dalam perkembangan selanjutnya Taman

Siswa berkembang pesat dan memiliki 52 cabang dengan murid kurang lebih

65 siswa. Taman Siswa memiliki asas yaitu "Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing

Madya Mangun Karsa, Tut Wuni Handayani" yang artinya, “guru di depan

harus memberi contoh atau teladan, di tengah harus bisa menjalin kerja sama,

dan di belakang harus memberi motivasi atau dorongan kepada para

siswanya". Taman Siswa mendobrak sistem pendidikan Barat dan pondok

pesantren dengan mengajukan sistem pendidikan nasional (pendidikan

nasional yang ditawarkan adalah pendidikan bercirikan kebudayaan asli

Indonesia).

105
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Dalam pelaksanaannya Taman Siswa mengalami banyak kendala.

Pemerintah kolonial Hindia mengeluarkan berbagai aturan yang tujuannya

membatasi pergerakan Taman Siswa, seperti dikenai pajak rumah tangga

dan Undang-Undang Ordonansi Sekolah Liar Tahun 1932 yakni larangan

mengajar bagi guru-guru yang teribat partai politik.

Dengan pendidikan, Taman Siwa mampu memberikan kontribusi

yang besar bagi masyarakat luas. Taman Siswa mampu menyediakan

Pendidikan untuk rakyat yang tidak mampu sekolah di sekolah yang

disediakan oleh pemerintah kolonial. Sekolah Taman Siswa saat ini masih

berdiri dan tetap berperan bagi kemajuan Pendidikan di Indonesia.

g. Perhimpunan Indonesia

Pada tahun 1908 didirikan organisasi Perhimpunan Indonesia (PI)

oleh orang orang Indonesia yang berada di Belanda, antara lain Sutan

Kasayongan dan R.M. Noto Suroto. Pada awalnya organisasi ini bernama

Indische Vereeniging. Tujuannya adalah mengakomodasikan kepentingan

orang-orang Indonesia di negeri Belanda.

Organisasi ini hanya berupa organisasi sosial, tetapi sejak

berakhirnya Perang Dunia I perasaan antikolonialisme dan

antimperialisme semakin menonjol lebih-lebih sejak adanya seruan

Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson, tentang hak untuk

menentukan nasib sendiri sehingga keinginan para pelajar Indonesia untuk

merdeka dari penjajahan Belanda semakin kuat.

106
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pada tahun 1922, atas inisiatif Moh. Hatta berubah menjadi
Indonesische Vereeniging dan tahun 1925 digunakan nama Perhimpunan
Indonesia. Untuk menyebarkan semangat perjuangannya, Pl menerbitkan
majalah Hindia Poetra yang kemudian diganti menjadi Indonesia
Merdeka. Tokoh PI adalah Moh. Hatta, Abdulmajid Joyoadiningrat, Ali
Sastroamijoyo, lwa Kusuma Sumantri, Sastro Mulyono, Sartono,
Gunawan Mangun Kusumo, dan Nazir Datuk Pamuncak.

h. Partai Nasional Indonesia

Pada tanggal 4 Juli 1927 diresmikan berdiri partai baru yaitu


Perserikatan Nasional Indonesia (PNI). Ketuanya Ir. Soekarno. Pada
kongres I di Surabaya, nama Perserikatan Nasional Indonesia diubah
menjadi Partai Nasional Indonesia (PNI). Tujuan perjuangannya untuk
kemerdekaan Indonesia. Asas perjuangannya berdikari (berdiri di atas
kaki sendiri), nonkooperasi, dan marhenisme (orientasi kerakyatan).

i. Partai Komunis Indonesia

Sebelum PNI sudah ada organisasi yang bersifat revolusioner yaitu


Partai Komunis Indonesia (PK). PKI merupakan kelanjutan dari
organisasi Indische Sociaal Democratische Vereniging (SDV) yang
berdiri pada tanggal 9 Mei 1914 atas prakarsa Sneevliet. Dengan
memperhatikan perkembangan politik, setelah melalui serangkaian
pembahasan, pada konggres ke-7 nama ISDV diubah menjadi
Perserikatan Komunis di Hindia dan dipertegas pada tanggal 23 Mei
1920 menjadi Partai Komunis Hindia. Pada bulan Desember 1920
diubah menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) dengan ketua yang
pertama Semaun.

107
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
j. Organisasi Pemuda

Organisasi pemuda yang pertama berdiri di Indonesia adalah


Tri Koro Dharmo. Tri Koro Dharmo dibentuk pada tanggal 7 Mei
1915 di Gedung Kebangkitan Nasional Jakarta. Ketua Tri Koro
Dharmo adalah dr. Satiman Wiryosanjoyo. Tri Koro Dharmo bemakna
memiliki tiga tujuan utama yaitu sakti, budi, dan bakti. Adapun tujuan
dan arah gerakan Tri Koro Dharmo untuk menciptakan wadah pelatian
dan pembinaan generasi muda/pelajar untuk menjadi
pemuka/pemimpin nasional yang cinta tanah air. Anggota Tri Koro
Dharmo umumnya terdiri para pelajar STOVIA dan berasal dari Jawa
Tengah dan Jawa Timur.

Selain Tri Koro Dharmo, juga berkembang gerakan kepanduan


yang umumya dimiliki oleh organisasi induknya. Seperti
Muhammadiyah mempunyai organisasi kepanduan Hizbul Wathan.
Adapun di lingkungan kaum wanita berkembang organisasi wanita.
Organisasi yang pertama adalah Puteri Mardika yang dibentuk pada
tahun 1912 atas prakarsa Budi Utomo.

4. Federasi dan Front Sawo Matang

Dalam rangka merealisasikan gagasan tentang persatuan, Ir. Soekarno


ingin membentuk wadah persatuan dengan memadukan aliran
nasionalisme, Islam, dan marxisme, sehingga merupakan kekuatan
moral dan nasionalisme yang kukuh. Untuk menghadapi praktik
diskriminasi kelompok kulit putih yang merasa superior, Ir. Soekarno
mendesak para pemimpin organisasi untuk membentuk sebuah federasi
antar partai dan organisasi yang sekaligus merupakan front sawo
matang.

108
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Dalam hal ini federasi harus mencerminkan situasi sosial dan
politik di Indonesia dengan berbagai orientasi dan aliran yang beragam. Ir.
Soekarno segera menemui beberapa pimpinan organisasi untuk membahas
ide persatuan melalui sebuah federasi. Untuk membahas tentang
pembentukan federasi antar partai dan organisasi di Indonesia, dilakukan
pertemuan-pertemuan dan diskusi.

Untuk membahas tentang ide federasi diadakan rapat di Bandung


pada tanggal 17-18 Desember 1927. Dalam rapat tersebut hadir perwakilan
dari Budi Utomo, PNI, PSI, PPKI, beberapa organisasi pemuda seperti
Sumatranen Bond, Kaum Betawi, Pasundan, Kelompok Studi indonesia.
Mereka sepakat mendirikan sebuah federasi yang diberi nama
Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia
(PPPKI). Sebelum terbentuk kepengurusan federasi yang tetap, terlebih
dulu dibentuk semacam panitia dengan ketuanya Sabirin.

109
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Kemudian terbentuk kepengurusan tetap PPPKI Sebagai dewan
penasihat adalah Ir. Soekarno dan Dr. Sukiman, ketua PPPKI Iskaq
Cokroadisuryo, dan sekretaris merangkap bendahara adalah Dr. Samsi.
Tujuan dari PPPKI antara lain sebagai berikut.
1. Mencegah perselisihan antar partai dan organisasi.
2. Menyatukan arah dan cara beraksi dalam perjuangan ke kemerdekaan
Indonesia.
3. Mengembangkan persatuan kebangsaan Indonesia dengan berbagai
lambangnya, seperti Sang Merah Putih, lagu Indonesia Raya, dan Bahasa
Indonesia.
5. Cita-Cita Persatuan
Setelah Budi Utomo berdiri, pemuda Indonesia mulai bangkit
meskipun dalam loyalitas kedaerahan. Pada tahun 1915 muncul organisasi
pemuda pertama yaitu Tri Koro Dharmo. Dalam kongresnya tanggal 12 Juli
1918 di Solo, nama Tri Koro Dharmo diganti menjadi Jong Java yang berarti
Jawa Muda. Pada dasarnya Jong Java bukan organisasi politik dan
anggotanya tidak berpolitik. Jong Java lebih menaruh perhatian pada
pendidikan dan pelatihan. Pada kongres Jong Java tahun 1924, atas usul
Samsurijal anggota Jong Java dibagi dalam dua kelompok. Kelompok
pertama anggota yang berusia di bawah 18 tahun tidak boleh berpolitik dan
kelompok kedua anggota yang berusia 18 tahun ke atas dizinkan untuk ikut
dalam gerakan politik.
Dengan berkembangnya Jong Java mendorong munculnya organisasi
pemuda di berbagai daerah. misalnya tanggal 9 Desember 1917 berdiri
organisasi pemuda Jong Sumatranen Bond yang didirikan oleh para pelajar
dan pemuda Sumatra yang ada di Jakarta. Tujuan Jong Sumatranen Bond
adalah mempererat tali persaudaraan dan persatuan antarpelajar dari Sumatra.
Tokoh Jong Sumatranen Bond antara lain Moh. Hatta dan Muh. Yamin.

110
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pada tahun 1918 berdiri Jong Minahasa, kermudian berdiri Jong
Celebes (Sulawesi), Jong Ambon, Jong Borneo (Kalimantan). Menyusul
berikutnya Sekar Rukun, organisasi pemuda dari tanah Sunda yang
didirikan oleh para pelajar Sekolah Guro. Organisasi-organisasi tersebut
berorientasi pada kedaerahan atas dasar prinsip persatuan. Selain organisasi
tersebut, juga muncul organisasi pemuda dan kelompok agama, seperti
Jong Islamiten Bond.
Pada tanggal 30 April-2 Mei 1926 diadakan rapat besar pemuda di
Jakarta (kemudian dikenal dengan Kongres Pemuda Pertama). Ketua
kongres adalah M. Tabrani. Tujuan kongres adalah mencapai perkumpulan
pemuda yang tunggal, yaitu membentuk suatu badan sentral. Keberadaan
badan sentral tersebut dimaksudkan untuk memantapkan paham persatuan
kebangsaan dan mempererat hubungan antara semua perkumpulan pemuda
kebangsaan.
Dalam Kongres Pemuda membicarakan tentang gagasan-gagasan
persatuan. Tokoh yang menyampaikan, seperti Soemarto yang tampil
sebagai pembicara dengan topik “Gagasan Persatuan Indonesia”, Bahder
Johan dengan topik “Kedudukan Wanita dalam Masyarakat indonesia",
Nona Adam menyampaikan gagasannya tentang “Kedudukan Kaum
Wanita”, Djaksodipoero tentang “Rapak Lumuh”, Paul Pinontoan tentang
“Tugas Agama di dalam Pergerakan Nasional”, dan Muhammad Yamin
berbicara mengenai “Kemungkinan Perkembangan Bahasa-Bahasa dan
Kesusastraan Indonesia di Masa Mendatang”.

111
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Gagasan yang disampaikan Muh. Yamin tersebut merupakan
pengulangan dari pidatonya yang disampaikan dalam Lustrum I Jong
Sumatranen Bond. Dalam Lustrum I tersebut pidato yang disampaikan Muh.
Yamin mendapat komentar dari Prof. Dr. Hooykes. Menurut Prof. Dr.
Hooykes, kelak Muh. Yamin akan menjadi pelopor bagi usaha penggunaan
bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar serta pergaulan di Indonesia, dan
bahasa Belanda akan terdesak.

Kongres Pemuda I menghasilkan keputusan yang mendasar yaitu


kongres mengakui dan menerima cita-cita persatuan Indonesia. Tindak
lanjut dari Kongres Pemuda I adalah pada tanggal 15 Agustus 1926
diadakan pertemuan oleh Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong
Minahasa, Jong Celebes, Jong Batak, Sekar Rukun, Vereeninging voor
Ambonsche Studeerenden, dan Komite Kongres Pemuda I. Namun,
pertemuan tersebut belum membawa hasil yang berarti. Selanjutnya,
dibentuk organisasi baru yang bernama Jong Indonesia (Pemuda Indonesia)
yang bertujuan menanamkan cita-cita persatuan Indonesia.

6. Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa

Pada bulan September 1926, di Jakarta dibentuk Perhimpunan Pelajar-


Pelajar indonesia (PPPI). PPPI bertujuan memperjuangkan Indonesia
merdeka. Aktivitas PPPI, seperti gerakan pemuda, sosial, dan politik. Ketua
PPPI adalah Sugondo Joyopuspito, sedangkan tokoh-tokohnya adalah Muh.
Yamin, Abdullah Sigit, Suwiryo, Sumitro Reksodiputro, AK Gani, Tamzil,
Sunarko, Amir Syarifuddin, dan Sumanang PPPI sering berkumpul di
Indonesische Clubgebouw yang terletak di Jalan Kramat No. 106
Weltrevreden.

112
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pertemuan dilanjutkan pada tanggal 20 Februari 1927 dan
membahas tentang fusi atau penggabungan antar organisasi pemuda.
Dalam pertemuan tersebut hasilnya belum maksimal. Perjuangan pemuda
dari tahun 1926-1928 berjalan dengan cepat, baik golongan muda
maupun tua berpendapat bahwa sudah waktunya untuk bersatu. Untuk
merapatkan barisan di tanah Hindia, para pelajar (di antaranya Sartono,
Moh. Nazif, dan Mononutu) yang terhimpun dalam Perhimpunan
Indonesia kembali ke tanah air. Para pemuda tersebut selama dua tahun
mengadakan pertemuan secara intensif di Indonesische Clubgebouw.

Untuk menyiapkan rapat, PPPI membentuk panitia rapat pemuda


dengan mengadakan rapat-rapat terbuka yang diisi dengan ceramah yang
menganjurkan dan menguatkan perasaan persatuan. Panitia kongres pun
dibentuk pada bulan Juni 1928.

Berikut susunan panitia penyelenggaraan Kongres Pemuda.

Ketua : Sugondo Joyopuspito (PPPI)

Wakil Ketua : Joko Marsaid (Jong Java)

Sekretaris : Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)

Bendahara : Amir Syarifuddin (Jong Batak Bond)

Pembantu I : Johan Muh. Cai (Jong Islamiten Bond)

Pembantu II : Kotjosungkono (Pemuda Indonesia)

Pembantu III : Senduk (Jong Celebes)

Pembantu IV : J . Leimena (Jong Ambon)

Pembantu V : Rohyani (Pemuda Kaum Betawi)

113
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Penyelenggaraan Kongres Pemuda II mengadakan tiga kali rapat.
Rapat pertama dilakukan di Gedung Katolik Janglingen Bond di
Waterloopein. Rapat kedua tanggal 28 Oktober 1928 pagi di Gedung
Oost Java Bioscoop di Koningsplein Noord dan rapat ketiga (rapat
terakhir) pada tanggal 28 Oktober 1928 malam di Gedung Indonesische
Clubhuis Kramat 106 di Jakarta. Dalam rapat ini disetujui usul resolusi
yang dirancang oleh Muh Yamin, yakni Sumpah Pemuda yang berisi satu
bangsa, satu nusa, dan satu bahasa Indonesia.

Kongres Pemuda II berhasil menetapkan ikrar atau Sumpah


Pemuda yang kemudian menjadi landasan perjuangan untuk mencapai
Indonesia merdeka. Pada malam penutupan Kongres Pemuda II untuk
pertama kali didengarkan lagu Indonesia Raya oleh W.R. Supratman
dengan gesekan biola. Dengan tiga butir Sumpah Pemuda tersebut, setiap
organisasi pemuda kedaerahan secara keseluruhan meleburkan diri ke
dalam satu wadah yang telah disepakati bersama yaitu indonesia Muda.

Peristiwa Sumpah Pemuda tersebut merupakan puncak


pergerakan nasional. Oleh karena itu, setiap tanggal 28 Oktober
diperingati sebagai hari besar nasional (hari Sumpah Pemuda). Dengan
berdirinya Indonesia Muda, organisasi seperti Perkumpulan Jong Java,
Jong Celebes, Permimpunan Indonesia, dan Pemuda Sumatra
membubarkan diri. Tujuan Indonesia Muda adalah membangun dan
mempertahankan keinsafan antara anak bangsa yang bertanah air satu
agar tercapai Indonesia Raya.

114
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, dikembangkan sikap saling
menghargai serta memelihara persatuan semua anak Indonesia dengan
mengadakan kursus-kursus untuk memberantas buta huruf, memajukan
olahraga, dan sebagainya. Dengan berdirinya Indonesia Muda memberikan
inspirasi kepada tokoh pemuda yang lain untuk mendirikan perjuangan yang
lebih luas, tidak hanya menuntut hak-hak sosial, tetapi juga menuntut suatu
kemerdekaan bagi bangsa Indonesia.

7. Nilai-Nilai Penting Sumpah Pemuda

Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda, menurut Taufik


Abdullah memperlihatkan tentang satu hal yang menarik dalam pengetahuan
masa lalu kita. Sumpah Pemuda dapat kita lihat sebagai perwujudan dari
sebuah peristiwa besar, yaitu produk dari berkumpulnya organisasi-organisasi
pemuda terpelajar untuk melakukan Kongres Pemuda.

Nilai yang utama dari peristiwa Sumpah Pemuda adalah nilai


persatuan. Adapun persatuan yang dilhami oleh asas perjuangan Perhimpunan
Indonesia sudah lama diperjuangkan oleh para pemuda. Para pemuda dengan
memahami sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia, telah melahirkan
kesadaran yang mendalam tentang pentingnya persatuan. Selain nilai
persatuan, nilai berikutnya adalah kemandirian, jati diri, kedaulatan, atau
penguatan nasionalisme. Dengan Sumpah Pemuda, secara tidak langsung para
pemuda telah meneguhkan pentingnya jati diri Indonesia, penguatan semangat
kebangsaan atau nasionalisme. Hal tersebut tecermin dalam ikrar satu tanah
air, satu bangsa dan keikhlasan menjunjung satu bahasa: Indonesia.

Adanya peristiwa Sumpah Pemuda, juga terkandung nilai demokrasi.


Setelah diikrarkan Sumpah Pemuda, persatuan diwujudkan maka langkah-
langkah perjuangan pun dilaksanakan. Dalam mewujudkan cita-cita Indonesia
perlu ada program-program kebersamaan, saling menghargai, dan rembuk
bareng di antara komponen bangsa untuk memajukan bangsa.

115
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
B. Penguatan Jati Diri Keindonesiaan

Masih ingatkah Anda dengan isi Sumpah Pemuda? Apa makna dengan adanya
Sumpah Pemuda? Sumpah Pemuda memiliki makna yang strategis dalam rangkaian
untuk mengembangkan rasa persatuan dan proses penguatan jati diri bangsa, bangsa
Indonesia. Berikut dipelajari penguatan jati diri keindonesiaan.

1.
1. Politik untuk Kesejahteraan dan Kejayaan

Dengan berkembangnya organisasi di kalangan pemuda juga berkembang


organisasi wanita di Indonesia. Pada tahun 1912 berdiri organisasi perempuan
pertama di Jakarta yaitu Putri Mardika. Tujuan organisasi adalah membantu
bimbingan penerangan pada gadis bumiputra dalam menuntut pelajaran dan
mengemukakan pendapat di muka umum, serta memperbaiki hidup wanita sebagai
manusia yang mulia. Selain Putri Mardika juga berdiri Kartini Fonds yang didirikan
atas usaha Ny. Th. Van Deventer, Kartini Fonds berdiri pada tahun 1912 dengan
tujuan mendirikan Sekolah Kartini. Dengan berkembangnya berbagai organisasi
wanita mendorong pergerakan wanita untuk lebih berperan dalam meningkatkan
kesejahteraan kaum perempuan.

Pada tanggal 22-25 Desember 1928, organisasi-organisasi wanita


mengadakan Kongres Perempuan lndonesia di Pendopo Joyodipuro yang dipimpin
oleh Ny. RA. Sukanto. Tujuan kongres adalah menjalin persatuan di antara
perkumpulan wanita dan memajukan wanita. Kongres dihadiri 30 organisasi wanita.
Kongres Perempuan Indonesia I ini merupakan bagian penting bagi Kesatuan
pergerakan wanita Indonesia. Untuk mengenang sejarah kongres perempuan ini,
setiap tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari Ibu.

116
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Pada tahun 1930 didirikan Isteri Sedar oleh Suwarni Pringgodigdo di
Bandung. Tujuan organisasi adalah meningkatkan kesadaran wanita
Indonesia untuk memperkukuh cita-cita Indonesia merdeka. Selanjutnya
pada tahun 1932 didirikan istri Indonesia.

Adanya Kongres Perempuan Indonesia I dan meningkatnya gerakan


organisasi wanita telah mendorong bagi kemajuan perjuangan bangsa
Indonesia untuk mencapai kejayaan menuju cita-cita kemerdekaan.

2. Nasionalisme yang Revolusioner

Pernyataan Sumpah Pemuda membawa dampak yang luas pada


masyarakat untuk menumbuhkan nasionalisme yang kuat. PNI bersifat
revolusioner. Partai Nasional Indonesia yang berdiri pada tanggal 4 Juli
1927 terus menggelorakan program-program perjuangan. PNI terus
melancarkan kritik tajam terhadap kekejaman kolonialisme dan
imperialisme. Oleh karena itulah, PNI di bawah Ir. Soekarno terus mendapat
tekanan dari Belanda. Oleh karena aksi-aksi PNI terhadap pemerintah
Belanda, Soekarno ditangkap dan diadili. Menjelang vonis pengadilan
dijatuhkan, Soekarno sempat mengucapkan pidato pembelaan untuk
membakar semangat para pejuang. Pidato pembelaan itulah yang kemudian
dibukukan dengan judul indonesia Menggugat.

117
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
3. Volksraad

Untuk melanjutkan perjuangan, pada bulan Januari 1930 di Jakarta


dibentuk fraksi baru dalam Volksraad yang bemama Fraksi Nasional. Ketua
Fraksi Nasional adalah Muhammad Husni Thamrin dengan anggota sepuluh
orang yang berasal dari Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Tujuan Fraksi
Nasional adalah menjamin kemerdekaan Indonesia dalam waktu yang
sesingkat-singkatnya.

Adanya penangkapan pimpinan PNI menjadi pembicaraan di Fraksi


Nasional. Mereka mengecam tindakan pemerintah kolonial terhadap
ketidakadilan yang diterapkan terhadap gerakan nasional. Ketidakadilan
tersebut bersumber dari artikel 169 sub, 153 bis, dan 161 bis. Atas usul dari
Fraksi Nasional itu. Volksraad meninjau ulang kebijakan pemerintah kolonial.
Pemerintah kemudian mengusulkan perkara yang dituduhkan kepada para
pemimpin ke pengadilan tinggi, bukan pengadilan negeri, tetapi permintaan
tersebut ditolak karena masalah tersebut menyangkut masalah perbuatan
pidana bukan masalah pelanggaran politik. Gerakan yang dilakukan oleh
kaum pergerakan dianggap sebagai kejahatan yang mengganggu keamanan
bukan sebagai gerakan politik.

Fraksi Nasional juga menolak usulan pemerintah kolonial mengenai


memperkuat pertahanan yang dapat menghabiskan biaya yang besar, Fraksi
Nasional berpendapat lebih baik biaya digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Fraksi Nasional mendorong anggotanya untuk lebih
berperan dalam volksraad dan para nasionalis yang ada di Volksraad diminta
untuk bersikap nonkooperatif.

118
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Walaupun aspirasi yang disuarakan masyarakat sudah mendapat
tempat, melalui perjuangan yang bersikap moderat dalam perjuangannya,
rasa tidak puas terhadap pemerintah kolonial terus berkembang. Kericuhan
sempat muncul dengan adanya Petisi Sutarjo pada tanggal 15 Jul 1939
dalam sidang Volksraad. Petisi tersebut menyuarakan mengenai kurang
giatnya pergerakan nasional dalam pergerakan yang disebabkan oleh tidak
adanya saling pengertian dari pihak pemerintah. Sutarjo Kartonadikusumo
(yang pada waktu itu sebagai ketua Persatuan Pegawai Bestuur/Pamong
Praja Bumiputra dan wakil dari organisasi di Volksraad) mengusulkan
diadakan suatu musyawarah antara wakil Indonesia dan kerajaan Belanda
untuk menentukan masa depan bangsa Indonesia yang dapat berdiri sendiri,
meskipun dalam ruang lingkup lingkungan kerajaan Belanda.

Petisi tersebut memunculkan pro dan kontra, baik di Indonesia


maupun Belanda. Selanjutnya petisi yang mendapat persetujuan dari
mayoritas anggota Volksraad disampaikan kepada pemerintah kerajaan dan
parlemen Belanda. Pada saat itu, Partai Nasional memperingatkan kepada
para pendukung petisi, bahwa tindakan yang diambil itu tidak mempunyai
kekuatan hukum yang mengikat seperti Volksraad.

Tanpa melalui perdebatan, petisi tersebut ditolak oleh pemerintah Belanda


pada tanggal 16 November 1938. Adapun alasan penolakan adalah Indonesia
belum siap untuk memikul tanggung jawab memerintah sendiri. Bangsa
Indonesia dinilai belum mampu untuk berdiri apalagi menjadi negara yang
merdeka. Penolakan pemerintah Belanda tersebut mengecewakan pihak
pergerakan nasional.

119
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
4. Partai Indonesia Raya (Parindra)

Pada bulan Desember 1935, di Solo diadakan kongres yang


menghasilkan penggabungan Budi Utomo dengan Persatuan Bangsa
Indonesia (PBI) dan melahirkan Partai Indonesia Raya (Parindra) dengan
ketuanya dr. Sutomo dan kota Surabaya dijadikan sebagai kota segala
kegiatan.

Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia raya dan mulia. Usaha


untuk mencapai tujuan tersebut ditempuh dengan memperkukuh semangat
persatuan kebangsaan, berjuang untuk memperoleh suatu pemerintahan
yang berdasarkan demokrasi dan nasionalisme, serta berusaha meningkatkan
kesejahteraan rakyat, baik dalam bidang ekonomi maupun sosial. Adapun
tokoh-tokoh Parindra adalah Moh. Husni Thamrin dan Sukarjo
Wiryopranoto. Organisasi lain yang kemudian bergabung ke dalam Parindra
adalah Sarekat Minahasa, Sarekat Ambon, Perkumpulan Kaum Betawi,
Partai Sarekat Celebes, dan Sarekat Sumatra.

5. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)

Dengan kegagalan Petisi Surtarjo mendorong gagasan untuk


menggabungkan organisasi politik dalam suatu bentuk federasi. GAPI
diketuai oleh Muh. Husni Thamrin. Adapun alasan dibentuk GAPI adalah
adanya situasi internasional akibat meningkatnya pengaruh fasisme, juga
sikap pemerintah kolonial yang kurang memperhatikan kepentingan bangsa
indonesia. Dalam anggaran dasar GAPI menyebutkan bahwa GAPI
mempunyai hak untuk menentukan diri sendiri, persatuan nasional dari
seluruh bangsa indonesia dengan berdasarkan kerakyatan dalam paham
politik, ekonomi, sosial, dan persatuan aksi seluruh pergerakan Indonesia.

120
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Dalam Konferensi I GAPI yang diselenggarakan pada tanggal 4 Juli
1939 dibicarakan aksi GAPI dengan semboyan Indonesia berparlemen. Untuk
mencapai tujuannya, GAPI menyerukan kepada rakyat Indonesia untuk
mendukung. Seruan tersebut disambut oleh pers indonesia. Pada tahun 1939
GAPI mengadakan rapat umum. GAPI membentuk Kongres Rakyat
Indonesia.

Adapun tujuan kongres adalah kesempurnaan Indonesia dan cita-


citanya yaitu Indonesia berparlemen penuh. Keputusan lain yang penting
adalah penetapan bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raya sebagai
bendera dan lagu persatuan indonesia. Juga penggunaan bahasa Indonesia
sebagai bahasa rakyat Indonesia. Selanjutnya dibentuk Komite Parlemen
Indonesia.

6. Berakhirnya Pemerintahan Kolonial

Menjelang masa pemerintahan kolonial berakhir, berbagai bentuk


pergerakan nasional dapat dikontrol oleh pemerintah kolonial. Dengan
masuknya bumputra sebagai anggota Volksraad tidak berarti kaum bumiputra
diberi hak penuh untuk menyuarakan pendapatnya. Walaupun Volksraad tidak
memberikan kesempatan kepada bumiputra untuk berunding, setidaknya
Volksraad sudah memberikan peluang para wakil Hindia, membukakan
wawasan mereka tentang perlunya persatuan untuk melakukan gerakan
nasional dalam melawan kolonialisme.

Pada tahun 1930-an pikiran-pikiran asosiasi melahirkan kembali seperti yang


disebut gerakan Stuw yang dilakukan oleh pegawai-pegawai kolonial yang
progresif dan berusia muda. Hal tersebut ternyata tidak juga memperbaiki
kemerosotan rencana-rencana pemerintah kolonial sampai akhirnya Jepang
datang.

121
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
Refleksi

Apa makna Sumpah Pemuda bagi dirimu, bagi pelajar, dan pemuda
pada umumnya?

Latihan Soal

1. Penderitaan yang dialami rakyat Indonesia memicu munculnya kritik melalui


tulisan kaum etis yang dipelopori oleh Pieter Broosshooft dan Conrad Theodore
van Deventer. Terangkan bahwa Pieter Broosshooft dikenal sebagai wartawan
yang vocal dan kritis!

2. Gerakan Turki Muda dipimpin oleh Mustafa Kemal Pasha. Kemukakan sebab-
sebab munculnya nasionalisme Turki!

3. Kemukakan tujuan dan arah Gerakan Tri Koro Dharmo yang dibentuk pada
tanggal 7 Mei 1915!

4. Terangkan alasan dibentuk GAPI!

5. Bagaimana komentar Prof. Dr. Hooykes tentang pidato yang disampaikan oleh
Muh. Yamin dalam Lustrum I Jong Sumatranen Bond?

6. Bagaimana tanggapan Ratu Wilhelmina terhadap kritikan yang diberikan Pieter


Broosshooft dan Conrad Theodore van Deventer?

7. Kemukakan tujuan dari Sarekat Islam yang dibentuk tahun 1912!

8. Jong Sumatranen Bond berdiri paa tanggal 9 Desember 1917. kemukakan


tokoh-tokoh Jong Sumatranen dan tujuan Jong Sumatranen!

9. Kemukakan susunan panitia penyelenggara Kongres Pemuda II!

10. Bagaimana tanggapan pemerintah colonial terhadap kritikan yang dibuat oleh
Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als Ik Eens Nederlander was?

122
Yayasan Tarakanita Sejarah Indonesia Peminatan SMA Kelas XI
BAB V
TIRANI MATAHARI TERBIT

Sumber: Kompas.com

Gambar 5.1 Kedatangan Tentara Jepang ke Indonesia

Tujuan pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:

1. Menganalisis kedatangan Jepang ke Indonesia.


2. Mengevaluasi perkembangan organisasi pergerakan di Indonesia.
3. Menganalisis Gerakan perlawanan rakyat terhadap kekejaman Jepang.
4. Menghargai dan meneladani semangat juang para tokoh dalam melawan Jepang.
5. Menumbuhkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas kekuatan yang diberikan kepada
rakyat Indonesia yang masih bertahan untuk melawan setiap pendudukan dan
kekejaman bangsa asing.

123
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
A. Kedatangan Jepang di Indonesia
1. Masuknya Jepang ke Indonesia
Pada tanggal 7 Desember 1941 Jepang menyerang Angkatan Laut Amerika
Serikat di Pearl Harbour, Hawaii. Serangan Jepang tersebut menimbulkan kerugian
yang sangat besar bagi Amerika Serikat. Tujuan penyerangan tersebut adalah
melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat yang diperkirakan menjadi penghalang
exspansi Jepang. Akhirnya Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang pada
tanggal 8 Desember 1941. Peristiwa tersebut merupakan awal dari berkobarnya perang
Asia Timur Raya atau Perang Pasifik yang berimplikasi sangat luas untuk bangsa-
bangsa di Kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

Setelah menghancurkan Pearl Harbour, pada tanggal 10 Desember 1941 Jepang


menduduki Filipina dan Burma pada tanggal 16 Desember 1941. Pada tanggal 11
Januari 1942 Jepang mendarat di Indonesiadan menguasai Kalimantan, kemudian
menyusul ke pusat-pusat kekuasaan Belanda di Sumatra dan Jawa. Pada bulan Februari
1942 Jepang menduduki Pontianak, Banjamasin, Makassar, Palembang, dan Bali.
Pendudukan Jepang di Palembang dianggap paling strategis karena letaknya di antara
Batavia (yang menjadi pusat kekuasaan Belanda) dan Singapura (yang menjadi wilayah
kekuasaan Inggris).

Selanjutnya Jepang mendarat di Banten, kemudian Indramayu, Kragan


(Rembang dan Tuban), dan Surabaya. Pada bulan Maret 1942 Jepang menyerang
Batavia dan Bandung. Oleh Jepang, Jawa dirancang sebagai pusat seluruh operasi
militer di Asia Tenggara dan Sumatra sebagai sumber minyak utama. Menghadapi
seranggan kilat Jepang tersebut, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Tjarda van
Starkenborgh dan panglima tentara Jenderal H. Ter Poorten tidak berdaya
menghadapinya. Belanda pun menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang, Jawa Barat
pada tanggal 8 Maret 1942 kepada Letnan Jenderal Hitoshi Imamura. Pada tanggal 9
Maret 1942 Jenderal H. Ter Poorten memerintahkan kepada seluruh tentara Hindia
Belanda Jepang untuk menyerahkan diri kepada Jepang. Dengan ditandatanganinya
perjanjian Kalijati tersebut, maka sejak tanggal 9 Maret 1942 wilayah Indonesia atau
bekas Hindia Belanda secara resmi berada di bawah kekuasaan pemerintahan
pendudukan Jepang.
Pendudukan Jepang atas Indonesia memiliki tujuan sebagai berikut.

a. Indonesia dijadikan sumber bahan mentah dan bahan bakar bagi kepentingan
industri Jepang.
b. Indonesia dijadikan sebagai pasar hasil industri Jepang karena jumlah penduduk
Indonesia sangat banyak.
c. Indonesia djadikan sumber untuk mendapatkan tenaga buruh dengan upah yang
murah.

124
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
2. Tanggapan Para Tokoh Pergerakan Nasional
Pada awalnya, kedatangan Jepang disambut baik oleh para tokoh nasional kita,
seperti Soekarno, Hatta, dan Ki Hajar Dewantara. Namun, ada sebagian tokoh
pergerakan seperti Sam Ratulangi, M.H. Thamrin, dan Sutarjo yang bersikap hati-hati
akan gerakan ekspansionisme Jepang karena adanya unsur fasisme di dalamnya.
Walaupun demikian, secara umum ada perasaan optimisme bahwa kedatangan Jepang
akan segera membawa kemerdekaan.
Berikut lima alasan yang melandasi perasaan optimisme tersebut.

a. Dengan menyerahnya Belanda kepada Jepang dianggap sebagai akhir dari


penjajahan Belanda dan dimulainya era baru bagi bangsa-bangsa Asia yang
dipelopori Jepang untuk dapat berdiri di atas kakinya sendiri. Keyakinan tersebut
bertambah kuat pada waktu Jepang memperkenalkan diri sebagai saudara tua dan
mengumandangkan propaganda Gerakan Tiga A.
b. Jepang berjanji jika menang dalam Perang Pasifik, bangsa-bangsa di Asia akan
mendapat kemerdekaan. Jepang juga berjanji menciptakan kemakmuran bersama di
antara bangsa bangsa Asia.
c. Sejak awal kedatangannya, Jepang telah membicarakan tentang kemerdekaan yang
akan diberikan secara bertahap kepada bangsa-bangsa Asia. Hal tersebut membuat
para tokoh kita bersedia bekerja sama dengan pemerintah Jepang.
d. Jepang bersikap simpati terhadap aktvitas pergerakan nasional, seperti dengan
membebaskan secara bertahap para tokoh yang ditahan dan dibuang pemerintah
Hindia Belanda.
e. Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia, seperti melakukan ibadah,
mengibarkan bendera Merah Putih berdampingan dengan bendera Jepang,
menggunakan bahasa Indonesia, serta menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia
Raya bersama lagu kebangsaan Jepang Kimigayo.
3. Pembentukan Pemerintahan Militer
Pada pertengahan tahun 1942, muncul pemikiran dari Markas Besar Tentara
Jepang agar penduduk di daerah pendudukan dilibatkan dalam aktivitas pertahanan dan
kemiliteran (termasuk semimiliter). Oleh karena itu, pemerintah Jepang di Indonesia
membentuk pemerintahan militer.

Seluruh kepulauan Indonesia bekas Hindia Belanda dibagi menjadi tiga wilayah
militer sebagai berikut.

a. Pemerintahan militer angkatan Darat, yaitu Tentara Keenam Belas (Asamu/Shudan)


untuk Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta. Kekuatan pemerintah militer ini
kemudian ditambah dengan Angkatan Laut (Dai Ni Nankelkantal).
b. Pemerintahan Angkatan Darat, yaitu Tentara Kedua Puluh Lima (Tomi Shudan)
untuk Sumatra dengan pusatnya di Bukittinggi.

125
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
c. Pemerintahan militer Angkatan Laut, yaitu Armada Selatan Kedua untuk daerah
Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku dengan pusatnya di Makassar.

Adanya pembagian administrasi tersebut terkait dengan perbedaan kepentingan


Jepang terhadap setiap daerah di Indonesia. Pulau Jawa yang merupakan pusat
pemerintahan yang sangat penting pada waktu itu masih diberlakukan pemerintahan
sementara. Hal tersebut berdasarkan Osamu Seirei (undang-undang yang dikeluarkan
oleh Panglima Keenam Belas).
Isi Osamu Seirei antara lain sebagai berikut.

a. Jabatan gubernur jenderal pada masa Hindia Belanda dihapuskan dan segala
kekuasaan yang dahulu dipegangnya diambil alih oleh panglima tentara Jepang di
Jawa.
b. Para pejabat pemerintah sipil beserta pegawainya pada masa Hindia Belanda tetap
diakui Kedudukannya, asalkan memiliki kesetiaan terhadap tentara Pendudukan
Jepang.
c. Badan-badan pemerintah dan undang-undang pada mas Hindia Belanda tetap diakui
secara sah untuk sementara waktu, asalkan tidak bertentangan dengan aturan
pemerintahan militer Jepang.

Adapun susunan pemerintahan militer Jepang adalah sebagai berikut.

a. Gunshirekan (panglima tentara) yang kemudian disebut dengan seiko shikikan


(panglima tertinggi) sebagai pucuk pimpinan. Panglima tentara yang pertama dijabat
oleh Jenderal Hitoshi lmamura.
b. Gunseikan (kepala pemerintahan militer) yang ditangkap oleh staf. Kepala staf yang
pertama adalah Mayor Jenderal Seizaburo Okasa. Kantor pusat pemerintahannya
disebut gunseikanbu. Di lingkungan gunseikanbu ada lima bu (semacam
departemen). Berikut kelima bu tersebut.
1) Sumobu (Departemen Dalam Negeri).
2) Zaimubu (Departemen Keuangan).
3) Sangvobu (Departemen Perusahaan, Industri, dan Kerajinan Tangan) atau urusan
perekonomian.
4) Kotsubu (Departemen Lalu Lintas).
5) Shihobu (Departemen Kehakiman).
c. Gunseibu (koordinator pemerintahan dengan tugas memulihkan ketertiban dan
keamanan atau semacam gubernur), meliputi berikut.
1) Jawa Barat dengan pusatnya di Bandung.
2) Jawa Tengah dengan pusatnya di Semarang.
3) Jawa Timur dengan pusatnmya di Surabaya.

126
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Ditambah dua daerah istimewa (kochi) yaitu Yogyakarta dan Surakarta.

Pada awal pendudukannya di Indonesia, Jepang mulai melakukan perubahan-


perubahan. seperti untuk petunjuk waktu harus menggunakan tarikh Sumera (tarikh
Jepang) menggantikan tarikh Masehi. Pada waktu itu, tarikh Masehi 1942 sama dengan
tahun 2602 Sumera. Rakyat Indonesia (mulai tahun 1942) harus merayakan hari Raya
Tencosetsu (hari raya lahirnya Kaisar Hirohito). Selain tu, depang juga melarang
penggunaan bahasa Belanda dan mewajibkan menggunakan bahasa Jepang.

4. Pemerintahan Sipil
Untuk mendukung kelancaran pemerintahan pendudukan Jepang, Jepang juga
mengembangkan pemerintahan sipil. Pada bulan Agustus 1942, pemerintah Jepang
berusaha meningkatkan sistem pemerintahan seperti dengan mengeluarkan UU No. 27
tentang Aturan Pemerintahan Daerah dan dimantapkan dengan UU No. 28 tentang
Pemerintahan Shu serta Tokubetsushi.

Menurut Undang-Undang Nomor 28, pemerintah daerah yang tertinggi adalah


shu (keresidenan). Seluruh Pulau Jawa dan Madura, kecuali Kochi Yogyakarta dan
Kochi Surakarta dibagi menjadi daerah-daerah shu (keresidenan), shi (kotapraja), ken
(kabupaten), gun (kewedanan), son (kecamatan), dan ku (desa/kelurahan). Seluruh
Pulau Jawa dan Madura dibagi menjadi 17 shu.
Pemerintah shu dipimpin oleh seorang shucokan. Dalam menjalankan
pemerintahan shucokan dibantu oleh Cokan Kanbo (Majelis Permusyawaratan Shu).
Setiap Cokan Kanbo memiliki tiga bu (bagian). yaitu naiseibu (bagian pemerintahan
umum), keisaibu (bagian ekonomi), dan keisatsubu (bagian kepolisian).

Pemerintahan Jepang juga membentuk kota. Oleh Jepang, kota dianggap


memiliki posisi sangat penting karena menjadi daerah semacam swatantra (otonomi).
Daerah tersebut disebut tokubetsushi (kota istimewa) yang posisi dan kewenangannya
seperti shu yang berada langsung di bawah pengawasan gunseikan.
Pada tanggal 5 September 1942, pemerintah Jepang membentuk Chuo Sangi In
(Dewan Pertimbangan Pusat) dan Chuo Sangi Kai (Dewan Pertimbangan Daerah)
untuk menjalankan pemerintahan yang cepat dan tepat. Adapun tugas utama kedua
dewan tersebut adalah mengajukan usul kepada pemerintah, terutama berkaitan dengan
masalah politik. Ketua Chuo Sangi In adalah Soekarmo dan wakilnya Buntaran
Mangunsubroto.

Langkah-langkah yang dilakukan pemerintah Jepang tersebut sepintas


berpengaruh penting bagi bangsa Indonesia dalam upaya mencapai kemerdekaan.

127
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Namun, jika diperhatikan secara saksama, perubahan-perubahan tersebut hanya sebuah
sandiwara sebagai upaya Jepang untuk memperoleh simpati bangsa Indonesia.

Memasuki pertengahan tahun 1943, pemerintah Jepang memercayai tokoh-


tokoh Indonesia untuk duduk dalam pemerintahan. Hal tersebut dilakukan pemerintah
Jepang berdasarkan pidato Perdana Menteri Tojo pada tanggal 16 Juni 1943. Dalam
pidatonya, Perdana Menteri Tojo akan memberikan kesempatan bagi orang-orang
Indonesia untuk turut mengambil bagian dalam pemerintahan negara. Hal tersebut
dilakukan Jepang agar bangsa Indonesia tetap bersimpati pada Jepang.

B. Organisasi Pergerakan pada Masa Pendudukan Jepang

Sumber: Kompas.com
Gambar 5.2 Tokoh Empat Serangkai

1. Organisasi yang Bersifat Sosial Kemasyarakatan


Tujuan Jepang membentuk organisasi yang bersifat sosial kemasyarakatan
adalah mengamodasikan gerakan kaum nasionalis. Jepang tidak ingin kaum nasionalis
terus-menerus melakukan gerakan "bawah tanah" setelah Jepang membubarkan hampir
seluruh organisasi pergerakan pada masa kolonial Belanda. Berikut organisasi sosial
kemasyarakatan yang dibentuk pada masa Pendudukan Jepang.

128
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
a. Gerakan Tiga A
Untuk menggalang dukungan rakyat Indonesia, usaha pertama yang dilakukan
Jepang adalah mendirikan Gerakan Tiga A. Gerakan Tiga A didirikan secara resmi
oleh Jepang pada akhir bulan Maret 1962 dan dipimpin oleh Hihosyi Syimizu
(seprang propagandis Jepang) dan Mr. Samsuddin (tokoh Parindra Jawa Barat).
Nama Gerakan Tiga A merupakan singkatan dari semboya pro Jepang, yaitu Jepang
Cahaya Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Pemimpin Asia.

Gerakan Tiga A merupakan upaya Jepang untuk merekrut dan mengerahkan


tenaga rakyat yang akan dimanfaatkan dalam perang Asia Timur Raya. Mr.
Samsuddin mencoba mempropagandakan Gerakan Tiga A ke seluruh Jawa yang
dibantu oleh tokoh-tokoh lain dari Parindra, di antaranya K. Sutan Pamuncak dan
Moh. Saleh. Gerakan Tiga A hanya bertahan beberapa buian. Pemerintah
pendudukan Jepang menganggap bahwa Gerakan Tiga A tidak cukup efektif dalam
usahanya mengerahkan bangsa Indonesia.

b. Putera (Pusat Tenaga Rakyat)


Dalam perkembangannya, Gerakan Tga A ternyata tidak efektif menggalang
dukungan rakyat sehingga dibubarkan Selanjutnya, pemerintah Jepang membentuk
Putera pada bulan Maret 1943. Putera merupakan organisasi nasional yang dirangkul
Jepang untuk mempropagandakan politik hakko ichiu kepada rakyat Indonesia.
Tokoh-tokoh Putera dikenal dengan sebutan empat serangka, yaitu Soekarno,
Mohammad Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Mas Mansyur.

Maksud didirikan Putera adalah untuk memusatkan segala potensi rakyat


Indonesia untuk membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya, sedangkan
pendirian Putera bagi bangsa Indonesia adalah membangun dan menghidupkan
kembali aspirasi bangsa yang masih terbelenggu poilitik imperialisme Belanda.

Dalam rapat raksasa dan siaran radio, pembicaraan mereka terarah pada upaya
menyiapkan rakyat menyambut kemerdekaan. Mereka tidak mempropagandakan
politik Jepang, tetapi melakukan kaderisasi nasional rakyat Indonesia. Akhirnya
Jepang menyadari bahwa Putera lebih banyak bermanfaat bagi bangsa Indonesia
daripada untuk Jepang sendiri. Jepang menilai bahwa kegiatan Putera kurang
menunjukkan dukungan terhadap kebijakan politk Jepang. Oleh karena itu, pada
tanggal 1 Januari 1944 Putera dibubarkan dan diganti Jawa Hokokai.

c. MIAI
MIAI merupakan satu-satunya organisasi pergerakan nasional yang
diperbolehkan berdiri pada masa Pendudukan Jepang ikarena dianggap mudah
dirangkul Jepang. Kegiatan MIAI terbatas pada pembentukan baitulmal (badan
amal) dan menyelenggarakan peringatan hari-hari besar keagamaan.

129
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
d. Masyumi
Pada tanggal 24 Oktober 1943, MIAI dibubarkan karena perkembangannya
tidak sesuai dengan harapan Jepang Sebagai gantinya, dibentuk Masyumi (Majelis
Syura Muslimin Indonesia) pada tang9gal 22 November 1943. Ketuanya adalah
Hasyim Asyari, wakil ketuanya Mas Mansyur dan Wahid Hasyim. Sebagai penasihat
yaitu Ki Bagus Hadikusuma dan Abdul Wahab.

e. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)


Pada tahun 1944 Panglima Tentara Keenam Belas, Letjen Kumakichi Harada
menyatakan berdirinya organisasi Jawa Hokokai, yaitu organisasi pusat (sentral)
yang anggotanya terdiri dari bermacam-macam hokokai (himpunan kebaktian)
sesuai dengan bidang profesinya antara lain sebagai berikut.

1) Kyoiku Hokokai (kebaktian para guru).


2) Izi Hokokai (kebaktian para dokter).
3) Fujinkai (organisasi wanita).
4) Keimin Bunka Shidosho (pusat kebudayaan).
5) Boei Engokai (tata usaha pembantu prajurit Peta dan heiho).
6) Hokokai perusahaan.

Organisasi tersebut didirikan oleh pemerintah pendudukan Jepang. Alasan


pemerintah Jepang membentuk badan baru tersebut karena semakin hebatnya Perang
Asia Timur Raya sehingga perlu digiatkan dan dipersatukan segala Kekuatan rakyat.
Dasar pengorbanan itu adalah hoko seishin (semangat kebaktian) yang meliputi tiga
dasar yaitu mengorbankan diri, mempertebal rasa persaudaraan, dan melaksanakan
sesuatu dengan bukti nyata. Ketiga unsur tersebut dituntut oleh pemerintah Jepang
terhadap masyarakat Indonesia.

Jawa Hokokai dengan tegas dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah.


Pimpinan Jawa Hokokai pada tingkat pusat dipegang langsung oleh gunseikan,
sedangkan di daerah-daerah dipegang oleh pemimpin daerah mulai dari shucokan
sampai kuco. Adapun program-program kegiatan Jawa Hokokai, antara lain
melaksanakan segala sesuatu dengan nyata dan khlas demi pemerintah Jepang,
memimpin rakyat untuk mengembangkan tenaganya berdasarkan semangat
persaudaraan, dan memperkukuh pembelaan tanah air. Tugas Jawa Hokokai antara
lain mengerahkan rakyat untuk mengumpulkan padi, besi tua, pajak, dan menanam
jarak sebagai bahan baku pelumas untuk Jepang. Organisasi ini tidak berkembang di
luar Pulau Jawa.

2. Organisasi Semiliter
Selain memberikan perhatian kepada kaum nasionalis, pemerintah pendudukan
Jepang juga memberi perhatan kepada pemuda di perdesaan. Jepang menganggap para

130
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
pemuda belum teralu terpengaruh oleh pemikiran Barat. Dengan dasar tersebut, Jepang
membentuk beberapa organisasi semimiliter dan militer untuk mengakomodasi
aktivitas pemuda. Berikut organisasi semimiliter bentukan Jepang.

a. Pengerahan Tenaga Pemuda


Sebelum Jepang secara resmi membentuk organisasi-organisasi semimiliter
Jepang telah melatih para pemuda untuk menjadi pemuda yang disiplin, memiliki
semangat juang tinggi (seishin), dan berjiwa kesatria (bushido) yang tinggi. Untuk
menanamkan nilai-nilai (semangat, jiwa kesatria, disiplin, dan menghilangkan
rendah diri) kepada kaum pemuda adalah dengan pendidikan, baik pendidikan umum
(sekolah rakyat dan sekolah menengah) maupun pendidikan khusus (latihan yang
diadakan Jepang).

Latihan yang diadakan Jepang seperti BPAR (Barisan Pemuda Asia Raya).
BPAR digunakan untuk menanamkan semangat Jepang BPAR diadakan dari tingkat
pusat di Jakarta. Di daerah-daerah dibentuk Komite Penginsafan Pemuda yang
anggotanya terdiri dari unsur kepanduan.

BPAR tingkat pusat diresmikan pada tanggal 11 Juni 1942 dengan pimpinan dr.
Slamet Sudibyo dan SA. Saleh. BPAR adalah bagian dari Gerakan Tiga A. Program
latihan BPAR diadakan dalam jangka waktu tiga bulan dan jumlah peserta tidak
dibatasi. Dalam latihan ditekankan pentingnya semangat dan keyakinan, mengingat
mereka akan menjadi pimpinan para pemuda.

b. Seinendan (Barisan Pemuda)

Sumber: Kompas.com

Gambar 5.3 Organisasi Seinendan

Seinendan merupakan organisasi pemuda yang didirikan pada tanggal 9 Maret


1943. Adapun pelantikan anggota Seinendan pada tanggal 29 April 1943, tepat pada
hari ulang tahun kaisar Jepang. Seinendan bersifat semimiliter berada di bawah
pimpinan gunseikan.

Tujuan pembentukan Seinendan adalah mendidik dan melatih pemuda agar


dapat menjaga dan memepertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri. Namun,

131
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
maksud tersembunyi pembentukan organisasi tersebut adalah untuk mendapatkan
tenaga cadangan sebanyak-banyaknya yang diperlukan bagi kemenangan perang
Jepang. Pada awalnya Seinendan beranggotakan pemuda-pemuda Asia yang berusia
antara 15-25, kemudian diubah menjadi 14-22 tahun. Anggota Seinendan sebanyak
3.500 orang yang berasal dari seluruh Jawa. Jumlah tersebut berkembang menjadi
500.000 orang pemuda pada akhir masa Pendudukan Jepang.

c. Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)


Keibodan juga merupakan organisasi pemuda yang dibentuk bersamaan dengan
pembentukan Seinendan. Berbeda dengan Seinendan, dalam pembentukan keibodan
tampak bahwa pemerintah Jepang berusaha agar tidak terpengaruh oleh golongan
nasionalis bahkan kaum nasionalis pada tingkat bawah pun tidak mempunyai
hubungan dengan keibodan karena badan ini langsung ditempatkan di bawah
pengawasan polisi.

Seinendan dan keibodan dibentuk di Sumatra dan daerah-daerah yang berada di


bawah kekuasaan Angkatan Laut. Di Sumatra, keibodan dikenal dengan nama
Bogodan. Di Kalimantan disebut Borneo Konen Hokokudan.

d. Suishintai (Barisan Pelopor)


Barisan Pelopor dibentuk pada tanggal 14 September 1944 dan diresmikan pada
tanggal 25 September 1944. Organisasi semimiliter ini dibentuk sebagai hasil
keputusan siding ketiga dari Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat). Barisan
Pelopor dipimpin oleh Ir. Soekarnoe, wakilnya adalah adalah R.P. Suroso, Otto
Iskandardinata, dan dr. Buntaran Martoatmojo. Tokoh nasionalis dalam barisan
pelopor berusaha menanamkan semangat nasionalisme di kalangan para pemuda.
Barisan pelopor merupakan organisasi pemuda Pertama yang dibimbing langsung
oleh tokoh nasionalis Indonesia seperti Ir. Soekarno.

e. Hizbullah
Pembentukan barisan semimiliter khusus yang direkrut dari goionigan Islam
diberi nama Hizbullah. Organisasi semimiliter ini diketuai oleh K.H. Zainal Arifin
dan wakilnya Moh. Roem. Anggota-anggotanya antara lain Prawoto Mangun
Sasmito, Kiai Zarkasi, dan Anwar Cokroaminoto. Hizbullah berdiri pada tanggal 15
Desember 1944. Dalam istilah Jepangnya disebut Kaikyo Seinen Teishintai.
Hizbullah mempunyai tugas pokok sebagai berikut.

1) Sebagai tentara cadangan dengan tugas dan program sebagai berikut.


a) Melatih diri, baik jasmani maupun rohani dengan segiat-giatnya.
b) Membantu tentara Dai Nippon.
c) Menjaga bahaya udara dan mengintai mata-mata musuh.
d) Menggiatkan dan menguatkan usaha-usaha untuk kepentingan perang.

132
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
2) Sebagai pemuda Islam dengan tugas dan program menyiarkan agama Islam,
memimpin umat Islam agar taat menjaiankan agama islam, dan membela agama.
3. Organisasi Militer
a. Heiho
Heiho dibentuk berdasarkan instruksi bagian Angkatan Darat Markas Besar
Umum Kemaharajaan Jepang pada tanggal 2 September 1942 dan mulai merekrut
anggotanya pada tanggal 22 April 1943. Syarat untuk menjadi anggota heiho adalah
pemuda berusia 18-25 tahun dengan pendidikan terendah SD. Anggota heiho
ditempatkan langsung pada angkatan perang Jepang (AL-AD), walaupun hanya
berstatus sebagai pembantu prajurit Jepang Anggota heiho dilatih untuik
menggunakan senjata dan mengoperasikan meriam meriam pertahanan udara
Jepang. Awal pembentukan heiho untuk membantu pekerjaan kasar militer seperti
membangun kubu dan parit pertahanan, serta penjagaan. Dalam perkembangannya,
heiho dipersenjatai dan dilatih untuk diterjunkan di medan perang.

Jumlah pasukan heiho diperkirakan mencapai 42.000 orang dan setengahnya


berada di Pulau Jawa. Meskipun heioho hanya sebagai pembantu prajurit Jepang,
heiho dimasukkan dalam komando militer Jepang. Jadi, heiho merupakan organisasi
militer resmi. Prajurit heiho tidak hanya menghadapi peperangan di Indonesia, tetapi
juga dikirim ke luar negeri, seperti Malaya (Malaysia) dan Burma (Myanmar) untuk
menghadapi pasukan Sekutu.

b. Peta
Peta resmi berdiri pada tanggal 3 Oktober 1943 berdasarkan peraturan
pemerintah Jepang yang disebut Osamu Seirei Nomor 44 yang mengatur tentang
Peta. Pembentukan Peta dilakukan oleh Letjen Kumakichi Harada. Anggota Peta
terdiri dari orang Indonesia yang mendapat pendidikan militer Jepang. Berdirinya
Peta mendapat sambutan hangat di kalangan pemuda. Beberapa tokoh Peta yaitu
Supriyadi dan Sudirman.

Tugas Peta adalah mempertahankan tanah air Indonesia. Peta memiliki peranan
yang sangat besar dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan
karena pada masa selanjutnya Peta menjadi tulang punggung kekuatan TNI.

Adapun ide awal pembentukan Peta berdasarkan surat dari Gatot Mangkupraja
kepada gunseikan pada bulan September 1943 yang isinya agar bangsa Indonesia
diperkenankan membantu tentara Jepang di medan perang.
Dalam Peta ada lima sistem kepangkatan yaitu sebagai berikut.
1) Daidanco (komandan batalion), dipilih dari kalangan tokoh-tokoh masyarakat
atau orang-orang terkemuka di daerah, seperti pegawai pemerintah, pemimpin
agama (ulama), pamong praja, poitikus, dan penegak hukum.

133
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
2) Cudanco (komandan kompi), dipilih dari kalangan pekerja, tetapi belum
mencapai pangkat dan jabatan tinggi, seperti guru sekolah atau juru tulis.
3) Shodanco (komandan peleton), dipilih dari kalangan pelajar sekolah lanjutan atas
atau sekolah lanjutan pertama.
4) Budanco (komandan regu), dipilih dari kalangan pemuda dari tingkat sekolah
dasar.
5) Giyuhei (prajurit sukarela), anggotanya sama dengan budanco.

C. Perlawanan terhadap Penjajahan Jepang


1. Ekonomi Perang
Pada masa Pendudukan Jepang diterapkan konsep ekonomi perang. Ekonomi
perang adalah segala kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk kepentingan perang.
Berikut tujuan sistem ekonomi perang yang diterapkan Jepang di Indonesia.

a. Menguasai dan memperoleh sumber bahan mentah terutama minyak bumi yang
diperlukan untuk melanjutkan perang.
b. Memotong garis suplai musuh yang bersumber dari Indonesia.

Kebijakan ekonomi yang diterapkan Jepang di Indonesia didasarkan pada asas


ekonomi perang. Adapun ciri ekonomi perang adalah penerapan berbagai pengaturan,
pembatasan, penguasaan produksi oleh negara untuk tujuan memerangi perang. Konsep
ini berarti pemerintah Jepang harus menguasai seluruh sektor ekonomi yang melipuli
Sektor produksi dan lalu lintas perdagangan.
Dengan pola ekonomi perang yang diterapkan Jepang, setiap wilayah di
Indonesia harus melaksanakan sistem autarki. Sistem autarki adalah setiap daerah harus
memenuhi kebutuhannya sendiri serta harus dapat memenuhi kebutuhan perang Jepang.
Jepang membagi Jawa menjadi 17 autarki, Sumatra 3 autarki, dan 3 autarki di
lingkungan minseifu (wilayah yang diperintah Angkatan Laut). Akibat dari sistem
ekonomi tersebut, keadaan ekonomi pada tahun 1944 semakin parah. Di beberapa
tempat terjadi kekurangan sandang dan pangan. Akhirnya hal tersebut disiasati dengan
pengerahan barang dan menambah bahan pangan yang dilakukan oleh Jawa Hokokai,
Nagyo Kumiai (Koperasi Pertanian), dan instansi-instansi pemerintah lainnya.
Untuk meningkatkan produksi pangan, pemerintah Jepang menganjurkan
rakyat untuk membuka lahan-lahan baru. Anjuran tersebut berdampak buruk untuk
hutan di Indonesia. Pemerintah Jepang menentukan kuota beras yang harus diserahkan
sebagai setoran wajib. Rakyat Indonesia hanya boleh memiliki 40% dari hasil panen
mereka. 30% harus diserahkan kepada pemerintah melalui kumiai penggilingan padi.
30% untuk penyediaan bibit dan disetorkan kepada lumbung desa. Penderitaan rakyat
Indonesia semakin bertambah saat Jepang memerintahkan penanaman pohon jarak.

134
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
2. Pengendalian di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan pada masa Pendudukan Jepang mengalami kemunduran bila
dibandingkan masa sebelumnya. Pada masa kolonial Belanda ada 199 cabang Taman
Siswa di seluruh Indonesia. Pada tahun 1944 jumlah cabang Taman Siswa menurun
hanya tinggal 59 di seluruh Indonesia. Mundurnya pendidikan pada masa Jepang
disebabkan oleh berkurangnya guru. Guru direkrut untuk dijadikan tenaga administrasi
di kantor-kantor pemerintahan. Adapun kebijakan Jepang di Indonesia dalam bidang
pendidikan didasarkan pada prinsip utama berikut.

a. Menata kembali pendidikan berdasarkan keseragaman dan persamaan untuk semua


kelompok etnik dan kelas sosial.
b. Menghapus secara sistematis pengaruh Belanda dari sekolah-sekolah dan
menjadikan unsur Indonesia sebagai landasan utama.
c. Menjadikan semua lembaga pendidikan sebagai alat untuk memasukkan doktrin
“Kemakmuran Asia Timur Raya" di bawah pimpinan Jepang.

Adapun terhadap pendidikan Islam, Jepang menerapkan beberapa kebijakan


sebagai berikut.

a. Mengubah kantor voor Islamistische Zaken pada masa kolonial Belanda yang
dipimpin kaum orientalis menjadi Sumubi yang dipimpin oleh tokoh Islam (K.H.
Hasyim Asyari).
b. Pondok pesantren sering mendapat kunjungan dan bantuan pemerintah Jepang.
c. Mengizinkan pembentukan barisan Hizbullah yang mengajarkan latihan dasar semi
kemiliteran bagi pemuda islam di bawah pimpinan K.H. Zainal Arifin.
d. Mengzinkan ulama dan pemimpin nasionalis membentuk barisan Pembela Tanah
Air (Peta).
e. Mengizinkan MIAI tetap berdiri sekalipun kemudian diganti Majelis Syura
Muslimin Indonesia.
Dalam bidang kebudayaan, bahasa Indonesia djadikan sebagai bahasa
pengantar di seluruh sekolah dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Pada awalnya
penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah mengalami kendala.
Kendala tersebut karena sebagian besar guru telah terbiasa menggunakan bahasa
Belanda. Namun, dalam perkmbangannya, dalam waktu yang singkat kondisi tersebut
berubah. Guru-guru yang terdidik dalam sistem Belanda dengan cepat menyesuaikan
diri.

135
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
3. Pengerahan Romusa
Peraturan mengenai romusa dikeluarkan oleh Naimubu (Departemen Urusan
Umum). Naimubu menetapkan bahwa romusa harus berusia 16-45 tahun dan
membentuk badan rekrutmen romusa. Badan tersebut memiliki cabang-cabang hingga
di desa-desa. Setiap kepala desa harus mengeluarkan tenaga kerja sesuai daftar yang
telah dibuat Jepang.

Peraturan yang dibuat badan rekrutmen romusa cukup baik dan tidak
memberatkan romusa. Namun, pelaksanaan di lapangan ternyata berbeda. Dalam
sebuah peraturan dijelaskan bahwa orang atau badan yang memerlukan romusa harus
mengajukan permohonan kepada kepala daerah setempat. Selain itu, mereka harus
mengisi formulir mengenai nama romusa, tempat romusa dipekerjakan, jumlah yang
diperlukan, dan lamanya waktu dipekerjakan. Ternyata dalam praktiknya peraturan
tersebut tidak dijalankan, apalagi jika pihak militer Jepang yang memerlukan romusa.

Pengerahan romusa berdampak pada struktur sosial masyarakat. Banyak


pemuda desa yang meninggalkan desa karena takut dijadikan romusa. Orang-orang
yang tinggal di desa hanya kaum perempuan dan laki-laki tua. Oleh karena itu, tidak
ada pemuda yang mengerjakan sawah, dampaknya hasil pertanian pun menurun.

4. Perjuangan Melalui Gerakan Bawah Tanah


Perjuangan bawah tanah adalah perjuangan yang dilakukan secara tertutup dan
rahasia. Umumnya perjuangan bawah tanah dilakukan oleh bangsa Indonesia yang
bekerja pada instansi-instansi pemerintahan Jepang. Di balik kepatuhannya terhadap
pemerintah Jepang, tersembunyi kegiatan-kegiatan yang bertujuan menghimpun dan
mempersatukan rakyat untuk meneruskan perjuangan dalam rangka mencapai
kemerdekaan Indonesia.

Kegiatan yang dilakukan para tokoh gerakan bawah tanah dilakukan secara
sembunyi-sembunyi, antara lain sebagai berikut.

a. Menjalin komunikasi untuk memelihara semangat nasionalisme.


b. Menyiapkan kekuatan yang diperiukan untuk menyambut kemerdekaan Indonesia.
c. Mempropagandakan semangat dan kesiapan untuk merdeka di kalangan rakyat.
d. Memantau perkembangan Perang Asia Timur Raya melalui radio luar negeri.
Perjuangan melalui gerakan bawah tanah tersebut dilakukan di berbagai tempat,
seperti di Jakarta, Bandung. Surabaya, dan Medan. Adapun tokoh-tokoh yang
melakukan gerakan bawah tanah seperti dilakukan oleh kelompok Sukani, kelompok
Ahmad Subarjo, dan kelompok Sutan Syahrir.

136
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
a. Kelompok Sukarni
Bersama Adam Malik, Kusnaeni, Pandu Wiguna, dan Maruto Nitimiharjo,
Sukarni menggembleng para pemuda untuk berjuang demi kemerdekaan Indonesia,
menyebarluaskan cita-cita kemerdekaan, menghimpun orang-orang yang berjiwa
revolusioner serta mengungkapkan kebohongan-kebohongan yang dilakukan oleh
Jepang.

b. Kelompok Ahmad Subarjo


Ahmad Subarjo pada masa Pendudukan Jepang menjabat sebagai kepala Biro
Riset Kaigun Bukanfu (Kantor Penghubung Angkatan Laut). Sambil melakukan
tugas di Kantor Penghubung Angkatan Laut, Ahmad Subarjo berusaha menghimpun
tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang bekerja di Angkatan Laut Jepang dan
mendirikan asrama pemuda bernama"Asrama Indonesia Merdeka". Di asrama
tersebut, para pemuda lndonesia diberi pelajaran-pelajaran untuk menanamkan
semangat nasionalisme

c. Kelompok Sutan Syahrir


Dalam mengadakan perlawanan dengan Jepang, Sutan Syahrir membangun
jaringan gerakan bawah tanah antifasis. Sutan Syahrir percaya bahwa Jepang tidak
mungkin memenangkan Perang Asia Timur Raya. Oleh karena itu, kaum pergerakan
terus menyiapkan diri untuk merebut kemerdekaan pada saat yang tepat.

5. Perlawanan Bersenjata
Selain dengan cara kooperatif dan melakukan gerakan bawah tanah, rakyat
Indonesia juga melakukan perlawanan dengan bersenjata. Berikut perlawanan
bersenjata tersebut.

a. Perlawanan di Aceh
Rakyat Aceh di bawah pimpinan seorang guru mengaji (Tengku Abdul Jalil)
melakukan perlwanan terhadap tentara Jepang di Cot Plieng. Perlawanan terjadi
pada 10 November 1942. Perlawanan berawal dari tindakan sewenang-wenang yang
dilakukan pemerintah pendudukan Jepang. Usaha perundingan juga dilakukan,
tetapi menglami kegagalan. Karena gagal berunding, kemudian Jepang menyerang
Cot Plieng. Tengku Abdul Jalil bersama para pengikutnya ditembak pada waktu
mencoba melarikan diri dari kepungan Jepang. Dalam perlawanan di Cot Plieng ini
menewaskan 90 tentara Jepang dan 3.000 rakyat Cot Plieng.

137
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
b. Perlawanan di Singaparna
Pemberontakan di Singaparma (Tasikmalaya, Jawa Barat) dipimpin oleh K.H.
Zainal Mustafa, seorang pimpinan Pondok Pesantren Sukamanah, Singapama. K.H.
Zainal Mustata tidak bersedia melakukan seikerei, yaitu pemberian penghormatan
kepada kaisar Jepang dengan membungkukkan badan ke arah Tokyo. Jepang
memiliki kepercayaan bahwa kaisar Jepang adalah putra dewa matahari yang mereka
sebut dengan Amaterasu Omikami. Bendera Jepang Hinomaru mempunyai lambang
matahari yang harus dihormati. Bagi siapa saja yang menolak melakukannya,
dianggap sebagai pembangkangan. Oleh karena itu, tentara Jepang tidak segan-segan
memberi hukuman yang berat. Selain tidak mau melakukan seikerei, K.H. Zainal
Mustafa melakukan perlawanan terhadap Jepang karena melihat kondisi kehidupan
rakyat yang sangat menderita dan memprihatinkan akibat tindakan kesewenang-
wenangan Jepang. Karena tidak mau melakukan seikere, bahkan melakukan
pemberontakan, Jepang mengirimkan pasukan untuk menggempur Sukamanah dan
menangkap K.H. Zainal Mustafa. Pertempuran pun terjadi dan K.H. Zainal Mustafa
beserta pengikutnya berhasil ditangkap dan ditahan di Tasikmalaya, kemudian
dipindahkan ke Jakarta.

c. Perlawanan Peta
Perlawanan Peta terjadi hingga tiga kali, yaitu sebagai berikut.

1) Perlawanan Peta di Blitar


Pada tanggal 14 Februari 1945, terjadi pemberontakan Peta di bawah
pimpinan Supryadi (putra bupati Blitar). Dalam memimpin perlawanan ini
Supriyadi tidak sendirian, tetapi dibantu oleh terman-temannya, sepeti dr. Ismail,
Mudan, dan Suwondo. Peta melakukan perlawanan karena sudah tidak tahan lagi
melihat penderitaan rakyat. Perlawanan juga disebabkan oleh persoalan
pengumpulan padi, romusa, dan heiho yang dilakukan secara paksa dan di luar
batas perikemanusiaan. Perlawanan di Bilitar ini benar-benar mengejutkan
Jepang, karena banyak tentara Jepang yang ada di Biütar terbunuh, terlebih lagi
pada saat itu Jepang terus-menerus mengalami kekalahan di dalam Perang Asia
Timur Raya dan Perang Pasifik.

Jepang mengepung kedudukan Supriyadi, tetapi pasukan Supriyadi tetap


mengadakan perlawanan. Setelah itu, Jepang melakukan suatu tipu musilihat
dengan menyerukan agar para pejuang menyerah saja dan akan dijamin
keselamatannya serta akan dipenuhi segala tuntutannya. Tipuan Jepang tersebut
ternyata berhasil dan akibatnya banyak anggota Peta yang menyerah. Pasukan
Peta yang menyerah mendapat hukuman mati seperti Ismail dan kawan-
kawannya. Di samping itu, ada pula yang meninggal karena siksaan Jepang.

138
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
2) Perlawanan Peta di Meureueh, Aceh (November 1944)
Perlawanan di Meureueh ini dipimpin oleh Perwira Giyugun T. Hamid.
Adapun latar belakang perlawanan karena sikap Jepang yang kejam terhadap
rakyat pada umumnya dan prajurit Indonesia pada khususnya.

3) Perlawanan Peta di Gumilir, Cilacap (April 1945)


Perlawanan di Gumilir dipimpin oleh pemimpin regu (budanco) Kusaeri
dan teman-temannya. Rencana perlawanan dimulai tanggal 21 April 1945, tetapi
diketahui Jepang sehingga Kusaeri ditangkap pada tanggal 25 April 1945. Kusaeri
divonis hukuman mati, tetapi tidak terlaksana karena Jepang terdesak oleh
Sekutu.

d. Perlawanan Rakyat Indramayu


Pada bulan April 1944, terjadi peristiwa Indramayu. Peristiwa Indramayu
disebabkan oleh adanya kewajiban menyetorkan sebagian hasil padi dan pelaksanaan
kerja paksa atau romusa yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang
berkepanjangan. Pada bulan April 1944, terjadi perlawanan di Karangampel. Rakyat
yang tinggal di Cidamper dan Lohbener juga melakukan perlawanan terhadap Jepang.
Oleh karena sifat perlawanan spontan, perlawanan mudah dihentikan oleh Jepang.

e. Perlawanan Rakyat Kalimantan


Adanya tindakan Jepang yang semena-mena mendorong rakyat Kalimantan
melakukan perlawanan terhadap Jepang. Perlawanan rakyat di Kalimantan dipimpin
oleh Pangsuma. Pangsuma adalah pemimpin suku Dayak yang besar pengaruhnya di
kalangan suku-suku di daerah Tayan dan Meilau. Perlawanan dilakukan dengan perang
gerilya. Dalam menghadapi perlawanan gerilya rakyat Kalimantan, Jepang merasa
kewalahan. Akhirnya Jepang mengubah taktik dengan mengirimkan mata-mata. Akibat
taktik Jepang tersebut, banyak pengikut gerakan yang ditangkap. Adanya penangkapan
tersebut menyebabkan perlawanan rakyat Kalimantan semakin berkurang.

f. Perlawanan Rakyat Papua


Perlawanan rakyat Papua terjadi di beberapa daerah, yaitu sebagai berikut.

1) Perlawanan Rakyat di Biak (1944)


Perlawanan ini dipimpin oleh L Rumkoren, pimpinan gerakan "Koreri" yang
bertugas di Biak. Adapun latar belakang perlawanan adalah adanya penderitaan
rakyat yang diperlakukan sebagai budak belian, dipukuli, dan dianiaya. Dalam
perlawanan ini banyak jatuh korban, tetapi rakyat tetap melawan dengan gigih.
Akhirnya Jepang meninggalkan Pulau Biak.

139
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
2) Perlawanan di Pulau Yapen Selatan
Perlawanan di Pulau Yapen Selatan dipimpin oleh Nimrod. Oleh Jepang,
Nimrod dihukum pancung dengan tujuan menakut-nakuti rakyat. Namun, rakyat
tidak takut dan muncullah seorang pemimpin gerilya bernama S. Papare.

3) Perlawanan Rakyat di Tanah Besar, Dataran Irian (Papua)


Perlawanan di Tanah Besar dipimpin oleh Simson. Dalam perlawanan ini,
rakyat di Papua terjadi hubungan kerja sama antara gerilyawan dan pasukan
penyusup Sekutu sehingga rakyat mendapatkan modal senjata dari Sekutu.

D. Akhir Pendudukan Jepang di Indonesia


1. Dampak Pendudukan Jepang
a. Dampak Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia
Dalam rangka memenangkan Perang Asia Timur Raya, Jepang menghalalkan
segala cara. Jepang mengeruk kekayaan alam di daerah yang didudukinya (begitu
pula di Indonesia). Pada waktu Jepang masuk ke Indonesia, daerah-daerah penghasil
minyak djadikan sasaran pertama untuk dikuasai. Daerah tersebut seperti Tarakan,
Balikpapan, dan Palembang. Tujuan utama Jepang menguasai daerah tersebut agar
Jepang mempunyai persediaan bahan bakar untuk melanjutkan ofensifnya ke daerah
lain. Akibatnya, alokasi minyak untuk penduduk pribumi menjadi semakin terbatas.

Selain itu, Jepang juga memaksa para petani untuk menyerahkan hasil panennya
(padi). sedangkan para petani hanya memperoleh sedikit dari hasil kerja kerasnya.
Keadaan tersebut menimbulkan kelaparan di daerah perdesaan. Untuk rakyat yang
tidak memiliki beras terpaksa makan gaplek atau nasi jagung. Adanya kekurangan
pangan tersebut lama-kelamaan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dan
angka kematian meningkat di berbagai daerah.

Adanya romusa telah mengubah struktur sosial di perdesaan. Para pemuda yang
takut direkrut menghilang dari desa dan pergi ke kota. Hal tersebut menyebabkan
tenaga yang tersisa di daerah perdesaan hanya kaum perempuan, orang tua, anak-
anak, dan orang sakit sehingga menimbulkan terbengkalainya lahan pertanian di
desa.

Adanya perampasan kekayaan pribadi (uang. perhiasan, dan kendaraan) dengan


dalih untuk membiayai perang telah menimbulkan meningkatnya kemiskinan.
Dengan perampasan tersebut menyebabkan banyak di antara penduduk yang
menggunakan pakaian dari goni karena tidak mampu membeli pakaian.

140
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
b. Dampak Positif Pendudukan Jepang di Indonesia
Dampak positif pendudukan Jepang di Indonesia terlihat dengan munculnya
kelompok-kelompok pemuda yang memiliki pengetahuan kemiliteran. Jepang
banyak mendirikan organisasi semimiliter dan militer untuk memenangkan Perang
Asia Timur Raya. Para pemuda yang bergabung dalam organisasi tersebut kelak
setelah Indonesia merdeka menjadi pelopor pembentukan organisasi kemiliteran.
Adanya pengetahuan kemiliteran tersebut sangat berguna dalam menghadapi Sekutu
dan Belanda.

Dalam bidang penggunaan bahasa, pemerintah pendudukan Jepang melarang


penggunaan bahasa Belanda dalam kegiatan resmi pemerintahan. Dengan
pelarangan tersebut, memberi kesempatan bagi bahasa Indonesia untuk berkembang.
Bahasa Indonesia dapat dipakai sebagai bahasa resmi pemerintahan dan kegiatan
belajar di sekolah, bahkan pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 20 Oktober
1943 membentuk Komisi Bahasa Indonesia.

2. Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia


(BPUPKI)
Memasuki tahun 1945, posisi Jepang dalam menghadapi Sekutu semakin tidak
menguntungkan. Tanda-tanda bahwa Jepang akan kalah perang sudah mulai terlihat.
Pendaratan Sekutu di Irian pada bulan April 1944 dan jatuhnya Pulau Saipan pada bulan
Juli 1944 telah mengancam kedudukan Jepang di Indonesia.

Untuk mempertahankan diri dari Sekutu, Jepang tidak mempunyai cara lain
kecuali dengan meningkatkan bantuan kekuatan dari rakyat Indonesia. Agar usaha
tersebuit berjalan dengan lancar, melalui Perdana Menteri Koiso Jepang menjanjikan
kemerdekaan di kemudian hari. Pada waktu Jepang berada di bawah Kabinet Koiso,
situasi tidak bertambah baik. Seiring dengan jatuhnya Pulau Okinawa, Kabinet Koiso
pun mengalami kejatuhan dan diganti dengan Kabinet Suzuki. Kabinet Koiso berakhir
pada tanggal 5 April 1945. Dengan berakhimya Kabinet Koiso, berarti Koiso tidak lagi
berbuat apa pun atas rencana pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) yang
diumumkan Panglima Bala Tentara XVI Letnan Jenderal Kumakichi Harada pada
tanggal 1 Maret 1945.

Sebagai pemerintah yang sah dan mengingat posisi Jepang yang tidak membaik,
Kabinet Suzuki tidak mengelak dari tanggung jawab atas "Janji Koiso". Untuk itu, pada
tanggal 29 April 1945 susunan keanggotaan BPUPKI diumumkan. Dengan ketua
(kaico) terpilih Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat yang dibantu oleh dua orang
wakil ketua (fuku kaico), yaitu Ichibangase (orang Jepang) yang menjabat sebagai

141
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
kepala badan perundingan dan R.P. Suroso sebagai kepala sekretariat yang dibantu oleh
Toyohito Masuda (orang Jepang) dan Mr. A.G. Pringgodigdo. BPUPKI dibentuk
dengan tujuan mempelajari dan menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan
pembentukan negara Indonesia merdeka.

BPUPKI diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 di Gedung Chuo Sangi in di


Jalan Pejambon (sekarang Gedung Departemen Luar Negeri) Jakarta. Dalam upacara
peresmian ini dihadiri oleh dua orang pejabat militer Jepang. yaitu Jenderal Itagaki
(Panglima tentara Ketujuh yang bermarkas di Singapura) dan Letnan Jenderal Nagano
(Panglima Tentara Keenam Belas yang baru). Pada peresmian BPUPKI ini dikibarkan
bendera Jepang (Hinomaru) oleh Mr. A.G. Pringgodigdo, kemudian disusul dengan
pengibaran bendera Merah Putih oleh Toyohito Masuda. Peristiwa peresmian BPUPKI
ini membangkitkan semangat para anggota BPUPKI dalam usaha mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia.
Tugas pokok BPUPKI yaitu melakukan penyelidikan terhadap usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, BPUPKI membentuk beberapa panitia
kerja. Panitia kerja yang dibentuk adalah sebagai berikut.

a. Panitia perumus terdiri dari sembilan orang yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Tugas
panitia perumus adalah merumuskan naskah rancangan pembukaan undang-undang
dasar.
b. Panitia perancang UUD, diketuai oleh Ir. Soekarno. Dalam panitia perancang UUD
ini dibentuk lagi panitia kecil yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Supomo.
c. Panitia ekonomi dan keuangan diketuai oleh Drs. Moh. Hatta.
d. Panitia pembela tanah air diketuai oleh Abikusno Cokrosuyoso.

Setelah kepanitiaan terbentuk, kemudian BPUPKI segera mengadakan sidang-


sidang, yaitu sebagai berikut.
a. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945)

Sidang pertama BPUPKI ini membicarakan mengenai rumusan dasar negara


Indonesia merdeka. Ketua BPUPKI dalam pembukaannya meminta pandangan
kepada para anggota mengenai rumusan dasar negara Indonesia tersebut. Tokoh-
tokoh yang mengusulkan rumusan dasar negara tersebut, antara lain Mr. Muh.
Yamin, Prof. Dr. Supomo, dan Ir. Soekarno. Pada sidang pertama BPUPKI tanggal
29 Mei 1945, Mr. Muh. Yamin mengajukan lima asas dasar negara kebangsaan
Republik Indonesia, yaitu peri kebangsaan, perikemanusiaan, peri ketuhanan, peri
kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.

Pada sidang tanggal 31 Mei 1945. Prof. Dr. Supomo mengajukan dasar negara
Indonesia merdeka, yaitu persatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir dan batin,
musyawarah, serta keadilan sosial. Pada sidang tanggal 1 Juni 1945. Ir. Soekarno

142
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
mengemukakan lima rumusan dasar negara Indonesia merdeka, yaitu kebangsaan
Indonesia, internasionalisme atau perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi,
kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan Yang Maha Esa. Berdasarkan masukan dari
seorang ahli bahasa, kelima rumusan dasar negara tersebut oleh Ir. Soekarno diberi
nama Pancasila. Menurut Ir. Soekarno, Pancasila bisa diringkas menjadi tiga sila
(trisila) terdiri dari sosial nasionalisme, sosial demokrasi, dan ketuhanan. Ir.
Soekarno juga menegaskan bahwa ketiga sila tersebut dapat diringkas lagi menjadi
satu sila (ekasila) yaitu gotong royong.

Sidang pertama BPUPKI berakhir pada tanggal 1 Juni 1945, tetapi belum
menghasilkan keputusan akhir mengenai dasar negara Indonesia merdeka. Akhirnya
diadakan masa reses selama satu bulan. Pada tanggal 22 Juni 1945 BPUKI
membentuk panitia kecil dengan tugas membahas usul dan konsep para anggota
mengenai dasar negara Indonesia. Panitia kecil ini beranggotakan Sembilan orang.
Oleh karena itu, panitia ini disebut dengan Panitia Sembilan.

Panitia Sembilan beranggotakan Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Muh.
Yamin, Mr. Ahmad Subarjo. Mr. AA. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, Wahid
Hasyim, H. Agus Salim, dan Abikusno Cokrosuyoso. Panitia Sembilan ini
menghasilkan dokumen yang berisi asas dan tujuan negara Indonesia merdeka.

Dokumen tersebut dikenal sebagai Piagam Jakarta (Jakarta Charter) yang isinya
sebagai berikut.
1) Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2) Dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5) Mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

b. Sidang Kedua BPUPKI (10-17 Juli 1945)


Hasil yang dicapail oleh panitia kecil tersebut diajukan dalam sidang kedua
BPUPKI. Sidang kedua BPUPKI membahas masalah rancangan undang-undang
dasar termasuk mengenal pembukaan (preambul). Selain itu, sidang kedua BPUPKI
juga menetapkan pembentukan tiga panitia, yaitu panitia hukum dasar, panitia
masalah ekonomi, dan panitia masalah bela negara.

Pada sidang tanggal 11 Juli 1945, panitia hukum dasar yang ditugaskan
membahas masalah rancangan Undang-Undang Dasar 1945 membentuk panitia
kecil yang diketuai oleh Prof. Dr. Mr. Supomo.

143
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Pada tanggal 14 Juli 1945, Ir. Soekarno selaku ketua panitia hukum dasar
melaporkan hasil panitia kecil pada sidang yang isinya sebagai berikut.

1) Pernyataan Indonesia merdeka.


2) Pembukaan UUD (diambil dari Piagam Jakarta).
3) Batang tubuh yang kemudian disebut undang-undang dasar

Rancangan pernyataan Indonesia merdeka diambil dari tiga kalimat awal alinea
pertama rancangan pembukaan UUD, sedangkan rancangan pembukaan UUD
diambil dari Piagam Jakarta. Akhirnya hasil kenja panitia hukum dasar yang
dilaporkan dalam sidang BPUPKI diterima. Dengan demikian, BPUPKI telah
menghasilkan pembukaan UUD, batang tubuh, aturan tambahan, dan aturan
peralihan. Intinya sidang BPUPKImmeminta secara bulat hasil kerja panitia.

3. Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK)


Setelah BPUPKI berhasil menyusun rancangan UUD, BPUPK dianggap telah
selesai melaksanakan tugasnya, kemudian pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI
dibubarkan oleh pemerintah Jepang. Sebagai gantinya pemerintah Jepang (Jenderal
Terauchi) menyetujui dibentuknya Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
atau Dokuritsu Junbi Inka. Tugas PPKI adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI dan
menyiapkan pemindahan kekuasaan dan pihak Jepang kepada bangsa Indonesia.

Pemilihan anggota PPKI secara langsung dilakukan oleh Marsekal Terauchi,


penguasa perang tertinggi Jepang untuk seluruh Asia Tenggara. Anggota PPKI
berjumlah dua puluh satu orang yang dipilih tidak hanya terbatas pada wakil-wakil dari
Jawa yang berada di bawah pemerintahan Tentara Keenam Belas, tetapi juga dari
berbagai pulau, yaitu dua belas wakil dari Jawa, tiga wakil dari Sumatra, dua wakil dari
Sulawesi, seorang dari Kalimantan, seseorang dari Sunda Kecil (Nusa Tenggara),
seorang dari Maluku, dan seorang lagi dari golongan penduduk Cina. Sebagai ketua
PPKI ditunjuk Ir. Soekarno, wakilnya Drs. Moh. Hatta, dan Ahmad Subarjo ditunjuk
sebagai penasihat. Gunseikan Mayor Jenderal Yamamoto menegaskan kepada para
angota PPKI tidak hanya dipilih oleh pejabat di lingkungan Tentara Keenam Belas,
tetapi juga oleh Jenderal Terauchi yang menjadi penguasa perang tertinggi di seluruh
Asia Tenggara.

PPKI berbeda dengan BPUPKI karena BPUPKI ditetapkan oleh Panglima


Tentara Keenam Belas di Jawa, sedangkan PPKI ditetapkan oleh penguasa perang
tertinggi tentara Jepang di Asia Tenggara. Oleh karena itu, berkaitan dengan penetapan
tersebut pada tanggal 9 Agustus 1945, Marsekal Terauchi memanggil Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta, dan Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat untuk pergi ke Dalat, Saigon
menerima informasi tentang Kemerdekaan Indonesia. Dalam pertemuan pada tanggal
12 Agustus 1945 di Dalat, Jenderal Terauchi menyampaikan kepada ketiga tokoh
tersebut bahwa kemaharajaan Jepang telah memutuskan untuk memberikan

144
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
kemerdekaan kepada Indonesia pada tanggal 24 Agustus 1945. Untuk pelaksanaannya
dapat dilakukan segera setelah persiapannya selesai oleh PPKI. Wilayah Indonesia akan
meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda.

Dalam perkembangan selanjutnya atas inisiatif anggota PPKI, anggotanya


ditambah menjadi enam orang tanpa seizin pemerintah Jepang sehingga seluruh
anggota PPKI berjumlah dua puluh tujuh orang. Adapun maksud penambahan anggota
tersebut adalah agar PPKI tidak terkesan badan bentukan Jepang. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa PPKI telah dapat diambil alih dan dikendalikan oleh
pemimpin-pemimpin Indonesia sehingga menjadi alat perjuangan rakyat Indonesia.

145
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
LATIHAN SOAL
Pilihan Ganda

1. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!


1) Jepang menyerang Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii.
2) Serangan tersebut menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi Amerika Serikat.
3) Tujuan penyerangan adalah melumpuhkan kekuatan Amerika Serikat yang
diperkirakan menjadi penghalang ekspansi Jepang.
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal …

A. 2 Desember 1941
B. 4 Desember 1941
C. 7 Desember 1941
D. 11 Desember 1941
E. 15 Desember 1941
2. Peristiwa awal berkobarnya Perang Asia Timur Raya atau Perang Pasifik yang
berimplikasi sangat luas untuk bangsa-bangsa di Kawasan Asia Pasifik, termasuk
Indonesia adalah …
A. Adanya Restorasi Meiji
B. Adanya Perjanjian Shimonoseki
C. Jepang membentuk Gerakan 3A
D. Penandatanganan Perjanjian Kalijati
E. Amerika Serikat menyatakan perang terhadap Jepang pada tanggal 8 Desember
1941
3. Perhatikan nama kota berikut!
1) Pontianak
2) Makassar
3) Batavia
4) Bandung
Kota-kota yang diserang Jepang pada bulan Maret 1942 ditunjukkan pada nomor …

A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 3) dan 4)
4. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Indonesia dijadikan sumber bahan mentah dan bahan bakar bagi kepentingan
industri Jepang
2) Indonesia dijadikan sebagai pasar hasil industri Jepang karena jumlah penduduk
Indonesia sangat banyak

146
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
3) Indonesia dijadikan sumber untuk mendapatkan tenaga buruh dengan upah yang
murah
4) Indonesia dijadikan mitra kerja sama perdagangan
5) Indonesia dijadikan pusat penelitian
Tujuan pendudukan Jepang atas Indonesia ditunjukkan pada nomor …

A. 1), 2), dan 3)


B. 1), 3), dan 5)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)
5. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Dibetuk pemerintah Jepang pada tanggal 5 September 1942.
2) Tugas utamanya adalah mengajukan usul kepada pemerintah, terutama berkaitan
dengan masalah politik.
3) Ketuanya Soekarno.
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, yang dimaksud adalah …
A. Naiseibu
B. Keisatsubu
C. Cokan Kanbo
D. Chou Sangi In
E. Seiko shikikan
6. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Merupakan usaha pertama Jepang untuk menggalang dukungan rakyat Indonesia.
2) Merupakan satu-satunya organisasi pergerakan nasional yang diperbolehkan berdiri
pada masa Pendudukan Jepang.
3) Merupakan organisasi nasional yang dirangkul Jepang untuk mempropagandakan
politik hakko ichiu kepada rakyat Indonesia.
4) Tokoh-tokohnya dikenal dengan sebutan empat serangkai.
5) Pada tanggal 1 Januari 1944 dibubarkan.
Keterangan-keterangan yang berhubungan dengan Putera ditunjukkan pada nomor …

A. 1), 2), dan 3)


B. 1), 3), dan 5)
C. 2), 3), dan 4)
D. 2), 4), dan 5)
E. 3), 4), dan 5)

147
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
7. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Satu-satunya organisasi pergerakan nasional yang diperbolehkan berdiri pada masa
Pendudukan Jepang.
2) Kegiatannya terbatas pada pembentukan baitulmal dan menyelenggarakan
peringatan hari-hasi besar keagamaan.
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, organisasi yang dimaksud adalah …

A. MIAI
B. Putera
C. Masyumi
D. Seinendan
E. Jawa Hokokai
8. Perhatikan nama-nama organisasi berikut!
1) Heiho
2) Peta
3) MIAI
4) Suishintai
5) Seinendan
Organisasi militer bentukan Jepang ditunjukkan pada nomor …

A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 4) dan 5)
9. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Merupakan organisasi pemuda yang didirikan pada tanggal 9 Maret 1943.
2) Tujuan pembentukan adalah mendidik dan melatih pemuda agar dapat menjaga dan
mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
3) Pada awalnya beranggotakan pemuda-pemuda Asia yang berusia antara 15-25
tahun, kemudian diubah menjadi 14-22 tahun.

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, organisasi semimiliter pada masa


Pendudukan Jepang yang dimaksud adalah …

A. Heiho
B. Keibodan
C. Hizbullah
D. Suishintai
E. Seinendan

148
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
10. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Dibentuk berdasarkan instruksi bagian Angkatan Darat Markas Besar Umum
Kemaharajaan Jepang.
2) Berdiri pada tanggal 15 Desember 1944.
3) Anggotanya ditempatkan langsung pada Angkatan perang Jepang, walaupun hanya
berstatus sebagai pembantu prajurit Jepang.
4) Diresmikan berdasarkan peraturan pemerintah Jepang yang disebut Osamu Seirei
Nomor 44.
Keterangan-keterangan yang berhubungan dengan Heiho ditunjukkan pada nomor …
A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 3)
D. 2) dan 4)
E. 3) dan 4)
11. Perhatikan nama-nama berikut!
1) Ir. Soekarno
2) Moh. Hatta
3) Ki Hajar Dewantara
4) K.H. Mas Mansyur

Tokoh-tokoh tersebut adalah tokoh-tokoh organisasi Putera. Tokoh tersebut dikenal


dengan sebutan …

A. Tokoh Putera
B. Tiga serangkai
C. Tokoh pejuang
D. Empat serangkai
E. Tokoh pemberani
12. Salah satu sistem kepangkatan dalam Peta yang dipilih dari kalangan pelajar sekolah
lanjutan atas atau sekolah lanjutan pertama adalah …
A. Giyuhei
B. Cudanco
C. Budanco
D. Daidanco
E. Shodanco
13. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Badan yang mengeluarkan peraturan mengenai romusa.
2) Badan yang menetapkan bahwa romusa harus berusia 16-45 tahun.
3) Memiliki cabang-cabang hingga di desa-desa.

149
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, badan yang dimaksud adalah …

A. Kotsubu
B. Sumobu
C. Shihobu
D. Zaimubu
E. Sangvobu
14. Perhatikan keterangan-keterangan berikut!
1) Terjadi pada bulan April 1944.
2) Penyebabnya adalah adanya kewajiban menyetorkan Sebagian hasil padi dan
pelaksanaan kerja paksa yang telah mengakibatkan penderitaan rakyat yang
berkepanjangan.

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, daerah perlawanan penjajahan Jepang


yang dimaksud adalah …

A. Aceh
B. Papua
C. Indramayu
D. Singaparna
E. Kalimantan
15. Perhatikan nama-nama berikut!
1) Abikusno Cokrosuyoso
2) Moh. Hatta
3) R.P. Suroso
4) Ichibanganse
5) Ahmad Subarjo

Tokoh-tokoh yang menjadi wakil ketua (fuku kaico) dalam BPUPKI ditunjukkan pada
nomor …

A. 1) dan 2)
B. 1) dan 3)
C. 2) dan 3)
D. 3) dan 4)
E. 4) dan 5)

150
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Uraian

1. Pemerintahan Jepang di Indonesia membentuk pemerintahan militer dengan seluruh wilayah


kepulauan Indonesia bekas Hindia Belanda dibagi menjadi tiga wilayah militer. Kemukakan
susunan pemerintahan militer Jepang!

2. Terangkan hal yang dilakukan Jepang untuk mendukung kelancaran pemerintahan


pendudukan Jepang di Indonesia!

3. Pada tahun 1944 Panglima Tentara Keenam Belas, Letjen Kumakichi Harada menyatakan
berdirinya organisasi Jawa Hokokai, yaitu organisasi pusat yang anggotanya terdiri dari
bermacam-macam hokokai sesuai dengan bidang profesinya. Kemukakan alasan pemerintah
Jepang membentuk badan baru tersebut!

4.BPUPKI diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 di Gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon
(sekarang Gedung Departemen Luar Negeri) Jakarta. Kemukakan tugas pokok BPUPKI!

5.Dalam pembukaannya dalam siding pertama BPUPKI, ketua BPUPKI meminta pandangan
kepada para anggota mengenai rumusan dasar negara Indonesia. Kemukakan tokoh-tokoh
tersebut!

151
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
BAB VI
INDONESIA MERDEKA

Sumber: Kemendikbud, 2013.

Gambar 6.1 Tugu Proklamasi

Tujuan pembelajaran:

Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:

1. Menganalisis peristiwa Proklamasi dan maknanya bagi kehidupan bangsa.


2. Merekontruksi pemerintahan dan NKRI.
3. Meneladani perjuangan para tokoh proklamasi.
4. Mensyukuri nikmat Tuhan YME yang telah memberi karunia kemerdekaan kepada
bangsa Indonesia.

152
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
A. Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
Setelah beberapa abad bangsa Indonesia berada di bawah kekuasaan asing, akhirnya
bangsa Indonesia dapat meraih kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan titik kulminasi perjuangan bangsa
Indonesia. Berikut peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan.

1. Peristiwa Rengasdengklok

Sumber: Historia.id
Gambar 6.2 Rumah “Penculikan” Soekarno-Hatta di Rengasdengklok

Penyebab utama munculnya peristiwa Rengasdengklok adalah adanya


perbedaan sikap antara golongan tua dan golongan pemuda. Perbedaan tersebut
mengenai kapan saat yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Perbedaan ini muncul sebagai reaksi kekalahan Jepang melawan Sekutu.
Setelah mendengar berita kekalahan Jepang dari siaran radio luar negeri, pada
malam harinya Sutan Syahrir menyampaikan berita kekalahan Jepang tersebut kepada
Moh. Hatta. Syahrir juga menanyakan mengenai kemerdekaan Indonesia sehubungan
dengan kekalahan Jepang tersebut.

Pada tanggal 15 Agustus 1945 para pemuda berkumpul di salah satu ruang
Lembaga Bakteriologi Jalan Pegangsaan Timur No. 13 Jakarta di bawah pimpinan
Chairul Saleh. Para pemuda sepakat bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan hak dan
masalah rakyat Indonesia yang tidak bergantung pada bangsa atau negara lain. Rapat
juga memutuskan untuk mendesak Soekano-Hatta memproklamas an kemerdekaan
Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945. Hasil keputusan tersebut disampaikan oleh
Darwis dan Wikana kepada Soekarno-Hatta tetapi tidak dicapai kata sepakat. Oleh
karena tidak dicapai kata sepakat, golongan pemuda bermaksud mengamankan

153
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Soekarno-Hatta ke luar Jakarta. Maksud golongan pemuda itulah yang kemudian
melahirkan peristiwa Rengasdengklok. Perbedaan pendapat tersebut berkisar pada cara
melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

a. Golongan tua (Soekarno, Moh, Hatta, Ahmad Subarjo, dan lain-lain) menghendaki
agar Proklamasi Kemerdekaar Indonesia dilaksanakan dengan mengadakan sidang
PPKI terlebih dahulu yang direncanakan pada tanggal 18 Agustus 1945. Dengan
pertimbangan mengingat kenyataannya Jepang masih tetap berkuasa dan bersenjata
lengkap, sebab jika kemerdekaan Indonesia diproklamasikan di luar PPKI (tanpa
sidang PPK) pasti akan dicegah oleh Jepang.
b. Golongan pemuda (Sukarni, Adam Malik, Chairul Saleh, Yusuf Kunto, Wikana, dan
lain-lain) menghendaki agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan di luar PPKI
(tanpa sidang PPKI). Dengan pertimbangan, jika Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dilakukan dengan terlebih dahulu mengadakan sidang PPKI, kemerdekaan
bangsa Indonesia akan dianggap sebagai ciptaan Jepang dan pasti akan dihancurkan
oleh pasukan Sekutu yang tidak lama lagi akan tiba di Indonesia.

Golongan pemuda mengadakan rapat lagi di asrama Baperpi, Cikini, Jakarta


pada tengah malam menjelang tanggal 16 Agustus 1945. Selain peserta rapat di
Lembaga Bakteriologi, rapat tersebut juga dihadiri oleh Sukami, Yusuf Kunto, dr.
Muwardi, dan Shodanco Singgih. Dalam rapat tersebut memutuskan untuk
mengamankan Soekarno-Hatta ke luar Jakarta. Keputusan tersebut dengan
pertimbangan sebagai berikut.

a. Proklamasi kemerdekaan lepas dari pengaruh pihak mana pun, termasuk Jepang dan
harus tetap dilaksanakan.
b. Soekarno-Hatta harus diamankan ke luar Jakarta agar terlepas dari pengaruh Jepang
sehingga mereka berani memproklamasikan kemerdekaan sesuai dengan kemauan
golongan pemuda.

Tempat yang dipilih untuk mengamankan Soekarno-Hatta adalah


Rengasdengklok, Kabupaten Karawang (Jawa Barat) yang terletak 15 km dari jalan
raya Jakarta-Cirebon. Untuk menghindari kecurigaan dari pihak Jepang, Shodanco
Singgih mendapat kepercayaan melaksanakan rencana tersebut dibantu oleh Sukarni
dan Yusuf Kunto. Penculikan Soekarno dan Moh. Hatta dilakukan pada tanggal 16
Agustus 1945 pukul 04.30 waktu Jawa zaman Jepang atau pukul 04.00 WIB.

Rengasdengklok dipilih sebagai tempat untuk mengamankan Soekarno-Hatta


karena letaknya terpencil sekitar 15 km dari jalan raya Jakarta-Cirebon, terdapat
pasukan Peta yang persenjataannya lengkap, serta daerahnya dapat dipantau dari
berbagai penjuru (dapat dengan mudah mengawasi tentara Jepang yang akan datang ke
Rengasdengklok).

154
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Setelah sampai di Rengasdengklok, Soekarno dan Moh. Hatta ditempatkan di
rumah milik warga masyarakat keturunan Tionghoa yang bernama Djiaw Kie Siong.
Golongan pemuda kembali mendesak agar Soekarno dan Moh. Hatta bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia, tetapi pembicaraan tersebut tidak
membawa hasil. Akan tetapi, dalam pembicaraan pribadi antara Shodanco Singgih dan
Soekarno, Shodanco Singgih menyimpulkan bahwa Soekarno bersedia
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia segera setelah kembali ke Jakarta.
Kesediaan Soekarno tersebut disampaikan kepada golongan pemuda di Jakarta.

Sementara itu, di Jakarta sedang terjadi pembicaraan antara Ahmad Subarjo


(mewakili golongan tua) dan Wikana (mewakili golongan pemuda) yang kemudian
tercapai kata sepakat bahwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan di
Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 sebelum pukul 12.00 WIB. Di samping itu,
Laksamana Muda Tadashi Maeda mengizinkan rumah kediamannya dijadikan sebagai
tempat perundingan dan bersedia menjamin keselamatan para pemimpin bangsa
Indonesia. Akhirnya, Soekarno-Hatta dijemput dari Rengasdengklok dan tiba di Jakarta
pada pukul 17.30 WIB.

Untuk mengenang peristiwa pengamanan Bing Karno dan Bung Hatta oleh
golongan pemuda, di Rengasdengklok tepatnya di Markas Besar Kompi Peta dibangun
Monumen Rengasdengklok.

2. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sumber: nasional.kompas.com
Gambar 6.3 Tempat perumusan Teks Proklamasi

Perumusan teks proklamasi kemerdekaan semula direncanakan Soekarno-Hatta


sesuai dengan langkah yang ditetapkan oleh Jepang, tetapi sikap Soekarno-Hatta
berubah setelah bertemu dengan pemuka militer Jepang di Jakarta.

155
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
a. Pertemuan Soekarno-Hatta dengan Mayor Jenderal Nishimura
Perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilakukan di rumah
Laksamana Muda Tadashi Maeda di Jalan Imam Bonjol No. 1 (sekarang
Perpustakaan Nasional, Depdiknas). Laksamana Muda Tadashi Maeda adalah
seorang Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jepang di Jakarta tempat Ahmad Subarjo
bekerja sebagai stafnya. Sebelum ke rumah Laksamana Muda Maeda, Soekarno-
Hatta terlebih dahulu menemui Kepala Pemerintahan Umum (Sumobuco) Mayor
Jenderal Nishimura untuk menjajaki sikap Nishimura mengenai rencana Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
Soekarno-Hatta ditemani oleh Laksamana Muda Maeda bersama Shegetada
Nishijima, Tomegoro Yoshizumi, dan Miyoshi sebagai penerjemah. Nishimura
ternyata tidak berani mengizinkan adanya rapat PPKI dan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia karena takut disalahkan oleh Sekutu. Nishimura bersikeras memelihara
status quo di Indonesia sesuai dengan garis kebijakan Sekutu. Nishimura melarang
kegiatan dalam bentuk apa pun termasuk rapat PPKI dan proklamasi kemerdekaan.
Tidak adanya kesepahaman tersebut, meyakinkan Soekarno-Hatta untuk
melaksanakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia walaupun tidak disetujui oleh
Jepang.

b. Perumusan Konsep Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


Setelah Soekarno-Hatta bertemu dengan Nishimura dan yakin bahwa Nishimura
tidak menyetujui pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, mereka bergegas
ke rumah Laksamana Muda Maeda. Di rumah Laksamana Muda Maeda telah
berkumpul para anggota PPKI dan para golongan pemuda, kemudian terjadilah
peristiwa bersejarah berupa perumusan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Teks proklamasi dirumuskan di ruang makan oleh Soekarno, Moh. Hatta, dan
Ahmad Subarjo serta disaksikan oleh Sukani, B.M. Diah, dan Sudiro. Soekarno
menuliskan konsep pada secarik kertas, kemudian disempurnakan oleh Moh. Hatta
dan Ahmad Subarjo. Konsep teks proklamasi kemerdekaan terdiri dari dua kalimat,
yaitu kalimat pertama merupakan pernyataan kemauan bangsa lndonesia untuk
menentukan nasibnya sendiri dan pada kalimat kedua merupakan pemyataan
mengenai pengalihan kekuasaan (transfer of sovereignity).

Menjelang subuh naskah proklamasi berhasil diselesaikan, kemudian Soekarno


membuka pertemuan dengan peserta rapat. Naskah dibacakan di hadapan peserta
rapat di ruang depan sekitar pukul 04.00 WIB.

156
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
c. Pengesahan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Setelah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekano,
terjadi perdebatan mengenai siapa yang harus menandatangani teks proklamasi
kemerdekaan. Soekarno mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh
yang hadir seperti pada deklarasi kemerdekaan Amerika Serikat. Namun, usul
tersebut ditentang oleh golongan pemuda yang tetap menganggap golongan tua
sebagai kolaborator (orang yang bekerja sama dengan musuh). Sukarni kemudian
mengusulkan agar proklamasi kemerdekaan benar-benar bersih dari pengaruh
Jepang, maka teks proklamasi tersebut agar ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas
nama bangsa Indonesia. Usulan ini berdasarkan alasan bahwa kedua tokoh tersebut
sebagai pemimpin utama rakyat Indonesia. Usul Sukarni ini disetujui oleh hadirin.

Setelah mendapat persetujuan isi serta siapa yang menandatangani, teks tersebut
kemudian diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan yang kemudian
ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Perubahan tersebut
pada tulisan "tempoh diganti menjadi "tempo", tulisan "wakil-wakil bangsa
Indonesia" diganti menjadi "atas nama bangsa Indonesia", dan tulisan "Djakarta, 17-
08-05 diganti menjadi "Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen '05".

3. Detik-Detik Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Sumber: Kemendikbud, 2013.

Gambar 6.4 Pembacaan Teks Proklamasi

Pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56
Jakarta di rumah Soekarno (sekarang Gedung Perintis Kemerdekaan di Jalan
Proklamasi) diadakan persiapan untuk Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Menjelang
pembacaan teks proklamasi kemerdekaan, massa telah memadati halaman rumah
Soekarno dengan berbaris secara teratur dan tertib. Keamanan rumah Soekarno dijaga
oleh pasukan Peta di bawah pimpinan Shodanco Latief Hendraningrat dan Shodanco
Arifin Abdurrahman. Persiapan upacara dipimpin oleh Suwiryo, wali kota Jakarta.

157
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Kurang lebih pukul 10.00 WIB, Drs. Moh. Hatta datang ke rumah Ir. Soekarno.
Keduanya kemudian keluar menuju ruang depan dengan langkah yang tegap dan tegas,
di depan pengeras suara atas nama bangsa Indonesia membacakan teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.

Setelah pembacaan naskah proklamasi, acara dilanjutkan dengan mengibarkan


bendera Merah Putih di halaman rumah Ir. Soekarno. Bendera Merah Putih tersebut
adalah hasil jahitan Ibu Fatmawati Soekarno. Pengibar bendera dilakukan oleh Suhud
dan Latief Hendraningrat dengan disaksikan oleh segenap hadirin dan diakhiri dengan
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan W.R. Supratman.
Semua yang hadir dalam upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal
17 Agustus 1945 berdiri dengan khidmat dan tertib. Sebuah peristiwa besar telah
tercatat dalam perjalanan sejarah perjuangan Indonesia. Meskipun peristiwa tersebut
hanya berlangsung sekitar satu jam, telah membawa perubahan besar dalam kehidupan
bangsa Indonesia. Keberhasilan bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan
pada tanggal 17 Agustus 1945 memiliki arti penting dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.

4. Penyebarluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


a. Kegiatan Para Pemuda
Kelompok Sukarni yang bermarkas di Jalan Bogor (sekarang Jalan Dr. Saharjo)
pada dini hari tanggal 17 Agustus 1945 mengadakan rapat di Kepu (Kemayoran)
yang kemudian pindah ke Defensielijn van den Bosch (sekarang Jalan Bungur
Besar). Untuk mengatur cara penyebaran Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, para
pemuda memanfaatkan media komunikasi untuk menyebarluaskan berita
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Media komunikasi yang banyak digunakan
adalah pamflet dan surat kabar yang disebar di berbagai penjuru kota. Pamflet
dipasang di tempat yang strategis yang bisa dilihat banyak orang.

b. Kegiatan Kantor Berita Domei


Pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, wartawan Kantor Berita Domei yang
bernama Syahrudin menyampaikan salinan teks proklamasi kepada Waidan B.
Palenewen kepala bagian radio. Segera ia memerintahkan kepada markonis (petugas
telekomunikasi) yang bernama F. Wuz untuk menyiarkan berita proklamasi. Pada
saat penyiaran, tentara Jepang memerintahkan untuk menghentikan siaran, tetapi
Waidan B. Palenewen memerintahkan agar penyiaran proklamasi tetap diteruskan.

Penyebarluasan penyiaran dihalangi oleh Jepang dengan menyegel Kantor


Berita Domei pada tanggal 20 Agustus 1945 dan para pegawainya dilarang masuk
kantor. Tindakan Jepang ini tidak menyurutkan tekad para pegawai Kantor Berita
Domei. Dengan bantuan sejumlah teknisi radio, para pemuda membuat pemancar

158
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
baru. Peralatan yang dibutuhkan diambil bagian demi bagian dari Kantor Berita
Domei. Sebagian dibawa ke rumah Waidan dan sebagian lagi dibawa ke Jalan
Menteng No. 31. Akhirnya berdirilah pemancar baru di Jalan Menteng No. 31
dengan kode panggilan DJK I.

c. Penyebarluasan Berita Proklamasi


Surat kabar yang pertama kali menyiarkan berita tentang Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia adalah Tjahaja yang terbit di Bandung dan Soeara Asia
yang terbit di Surabaya. Penyambutan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
oleh seluruh rakyat dibuktikan dengan pelucutan senjata pasukan Jepang,
pengambilalihan pucuk pimpinan, serta semangat terus berjuang untuk merebut dan
mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Di samping melalui siaran radio, koran, dan selebaran-selebaran, berita


proklamasi kemerdekaan secara resmi dibawa oleh para utusan yang kebetulan
menghadiri sidang PPKI dan menyaksikan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Utusan-utusan tersebut, seperti Teuku Mohammad Hassan (Aceh), Sam
Ratulangie (Sulawesi), Ktut Puja (Bali), dan AA. Hamidhan (Kalimantan).

5. Dukungan Spontan terhadap Proklamasi Kemerdekaan


a. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pertempuran dan bentrokan antara
pemuda Indonesia dan pasukan Jepang tidak dapat dihindarkan. Para pemuda
Indonesia ingin menegakkan kedaulatan Indonesia yang baru saja merdeka,
sedangkan penguasa militer Jepang ingin memelihara status quo sesuai dengan
perintah Sekutu.

Pada waktu itu yang berperan sebagai pelopor gerakan pemuda di Jakarta adalah
Komite van Actie Menteng 31. Komite van Actie Menteng 31 inilah yang
memberikan gagasan untuk mengerahkan massa dalam suatu rapat di lapangan lkada
(Ikatan Atletik Djakarta). Tujuan diadakan rapat raksasa di lapangan Ikada adalah
agar para pemimpin bangsa Indonesia dapat berbicara langsung di hadapan rakyat
Indonesia. Rakyat telah siap menunggu perintah dan tugas-tugas selanjutnya dalam
rangka mendukung dan mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh. Hatta, dan para menteri pada
prinsipnya setuju dengan gagasan Komite van Actie Menteng 31 tersebut. Namun,
pemerintah tetap mempertimbangkan reaksi Jepang seandainya mengetahui adanya
rapat raksasa. Setelah itu, masalah rapat raksasa dibicarakan dalam sidang kabinet
yang berlangsung di rumah Presiden Soekarno pada tanggal 19 September 1945.

159
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Dalam sidang ini tidak menghasilkan kesepakatan sehingga sidang ditunda sampai
pukul 10.00 WIB, kemudian sidang dilanjutkan di lapangan Banteng.

Dalam sidang di lapangan Banteng ini dihadiri juga oleh para wakil pemuda
dari van Actie Menteng 31. Para pemuda tersebut mendesak pemerintah agar rapat
raksasa tetap dilangsungkan. Akhirnya sidang memutuskan untuk tetap
melangsungkan rapat raksasa.

Dengan dipelopori oleh Komite van Actie Menteng 31, rakyat Jakarta
membanjiri lapangan Ikada. Mereka siap mendengarkan pidato para pemimpin
bangsa Indonesia. Rapat raksasa di lapangan Ikada ini mengalami banyak hambatan
sebagai berikut.

1) Pada tanggal 16 Agustus 1945, Jepang mengeluarkan pernyataan yang berisi


melarang pelaksanaan rapat-rapat.
2) Adanya pro dan kontra di kalangan para menteri, mengingat bahaya yang
ditimbulkan terhadap larangan dari Jepang tersebut.
3) Pada saat terlaksananya rapat, lapangan lkada dijaga ketat dalam radius satu
kilometer oleh pasukan tank, pasukan pejalan kaki, dan tentara Jepang yang
dilengkapi dengan bayonet.

Dalam suasana tegang, kendaraan presiden dan wakil presiden tiba di lapangan
Ikada, kemudian Presiden Soekarno bergegas menuju panggung yang telah
disediakan dan berpidato singkat. Inti pidato Presiden Soekarno tersebut sebagai
berikut.

1) Meminta dukungan dan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah Republik


Indonesia.
2) Meminta rakyat agar mematuhi kebijakan pemerintah dengan disiplin.
3) Memerintahkan rakyat untuk meninggalkan lapangan Ikada dengan tenang.

Akhirnya rapat raksasa berakhir dengan tertib tanpa adanya bentrokan.


Walaupun rapat raksasa di lapangan Ikada ini hanya berlangsung beberapa menit,
peristiwa ini memiliki makna yang besar, Makna tersebut sebagai berikut.

1) Rapat tersebut berhasil mempertemukan pemerintah Republik Indonesia dengan


rakyatnya.
2) Rapat tersebut merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah Republik
Indonesia di hadapan rakyat.
3) Rapat tersebut berhasil menggugah kepercayaan rakyat akan kekuatan bangsa
Indonesia sendiri.

160
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
b. Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Sultan Ngayogyakarta Hadiningrat
memberikan dukungan terhadap Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17
Agustus 1945. Sri Sultan Hamengku Bowono IX mengatakan bahwa negeri
Ngayogyakarta Hadiningrat secara resmi menjadi bagian dari wilayah kekuasaan
negara Republik Indonesia dengan kedudukannya sebagai daerah istimewa.
Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX tersebut mendapat sambutan dari
seluruh rakyat Indonesia untuk memberikan dukungan serta mempertahankan
kedaulatan negara Republik Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus
1945.

6. Makna dan Arti Proklamasi Kemerdekaan


Makna dan arti penting Proklamasi Kemerdekaan Indonesia antara lain sebagai
berikut.

a. Dengan proklamasi kemerdekaan, bangsa Indonesia telah lahir sebagai bangsa dan
negara yang merdeka, baik secara de facto maupun secara de jure.
b. Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi
inspirasi dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di setiap keadaan.
c. Proklamasi kemerdekaan merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam
mencapai kemerdekaan.
d. Dari segi hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang berisi keputusan bangsa
Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia) dan
menghapuskan tatanan hukum kolonial.
e. Dari segi politik dan ideologi, proklamasi merupakan pernyataan bangsa Indonesia
yang lepas dari penjajahan dan membentuk negara Rupublik Indonesia yang bebas,
merdeka, dan berdaulat penuh.

B. Terbentuknya Pemerintahan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia


Tahukah Anda, siapa tokoh yang mengusulkan pemilihan presiden dan wakil presiden
dilakukan secara aklamasi pada waktu sidang pertama PPKI? Tokoh tersebut adalah Otto
lskandardinata. Cara tersebut diusulkan Otto Iskandardinata dengan mengusulkan nama
calon presiden aan nama calon wakil presiden, yaitu Soekarno dan Moh. Hatta. Agar
negara Republik Indonesia yang baru lahir dapat berjalan terus, maka perlu disusun tata
kehidupan kenegaraan. Tugas tersebut dipikul oleh PPKI. Berikut akan dipelajari
terbentuknya pemerintahan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

161
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
1. Penyusunan Landasan dan Lembaga Pemerintahan
Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) mengadakan sidang yang pertama di Gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon,
Jakarta. Sebelum rapat pleno dimulai, Soekarno-Hatta meminta kesediaan Ki Bagus
Hadikusumo, K.H. Wahid Hasyim, Mr. Kasman Singodimejo, dan Mr. Teuku Moh.
Hassan untuk membahas masalah rancangan pembukaan undang-undang dasar.
Masalah tersebut mengenai kalimat "Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya." Kalimat tersebut bagi pemeluk agama lain merasa
keberatan. Keberatan pemeluk agama lain adalah kata tersebut dapat membahayakan
persatuan negara Republik Indonesia yang baru lahir.

Sidang pertama PPKI dipimpin oleh Soekarno dengan dua puun delapan orang
anggota. Ir. Soekarno membuka sidang pertama PPKI pada pukul 11.30 WIB dengan
pidato singkat. Dalam pidato ini, Soekarno menekankan agar para anggota PPKI
menyadari kepentingan bangsa dan negara serta melupakan hal-hal kecil yang tidak
perlu. Dalam sidang PPKI ini menghasilkan keputusan yang penting bagi pemerintahan
negara Republik Indonesia yang baru berdiri. Hasil keputusan tersebut antara lain
sebagai berikut.

a. Mengesahkan rancangan undang-undang dasar negara yang dibahas dalam sidang


BPUPKI menjadi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Selanjutnya,
undang-undang dasar itu lebih dikenal dengan istilah Undang-Undang Dasar 1945
(UUD 1945). Dengan demikian, berarti sehari setelah proklamasi kemerdekaan,
bangsa Indonesia telah memiliki landasan negara yang merupakan landasan bagi
jalannya pemerintahan. Dalam Berita Republik Indonesia Tahun ke-2 Nomor 7
Tahun 1946 halaman 45-48 diumumkan pengesahan UUD 1945. Berikut sistematika
UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
1) Pembukaan (mukadimah) yang meliputi empat alinea.
2) Batang tubuh UUD yang merupakan isi dan terdiri dari 16 bab, 37 pasal, 4 pasal
aturan peralihan, dan 2 ayat aturan tambahan.
3) Penjelasan UUD yang terdiri dari penjelasan umum dan penjelasan pasal demi
pasal.
b. Memilih serta mengangkat presiden dan wakil presiden sebagai pelaksana
pemerintahan yang sah dari negara Republik Indonesia yang baru. Memilih dan
menetapkan Soekarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil
presiden. Pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan secara aklamasi. Cara
tersebut diusulkan oleh Otto Iskandardinata dengan mengusulkan nama calon
presiden dan calon wakil presiden, yaitu Soekarno dan Mohammad Hatta dan
ternyata usul tersebut diterima oleh para peserta sidang PPKI. Pengangkatan
presiden dan wakil presiden Republik Indonesia diringi dengan lagu Indonesia Raya
yang dinyanyikan oleh peserta sidang secara spontan.

162
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
c. Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai lembaga yang membantu presiden
dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebelum terbentuknya Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) melalui pemilu.

Sidang pertama PPKI tanggal 18 Agustus 1945 berjalan dengan lancar dan
berhasil membentuk serta mengesahkan UUD 1945, memilih serta mengangkat
presiden dan wakil presiden, serta membentuk KNI. Berarti sejak tanggal 18 Agustus
1945, tepatnya sehari setelah Indonesia merdeka, negara Republik Indonesia telah
memiliki sistem pemerintahan yang sah dan diakui oleh seluruh rakyat Indonesia.

2. Pembentukan Departemen dan Pemerintah Daerah


Pada tanggal 19 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB di Gedung Chuo Sangi In,
PPKI mengadakan sidang kedua. Hasil sidang kedua PPKI adalah sebagai berikut.

a. Menetapkan dua belas kementerian yang membantu tugas presiden dalam


pemerintahan.
b. Membagi wilayah Republik Indonesia menjadi delapan provinsi.

Sebelum rapat pleno, Presiden Soekarno menugaskan panitia kecil untuk


membahas susunan kementerian. Ketua panitia kecil adalah Ahmad Subarjo dengan
anggotanya Sutarjo Kartohadikusumo dan Kasman Singodimejo. Rapat pleno ini
membahas penyusunan dua belas menteri yang memimpin departemen.

Mengenai pembagian wilayah Republik Indonesia, Presiden Soekarno


menugaskan panitia kecil untuk membahas pembagian wilayah negara. Panitia kecil ini
terdiri dari Otto Iskandardinata (ketua), Ahmad Subarjo, Sayuti Melik, lwa Kusuma
Sumantri, Wiranata Kusumah, Dr. Amir, A.A. Hamidhan, Dr. Ratulangie, dan Mr. 1
Gusti Ktut Puja. Dalam rapat ini ditetapkan pembagian delapan provinsi beserta
gubernur yang menjabatnya. Berikut pembagian wilayah Republik Indonesia.

a. Provinsi Sumatra dipimpin oleh Mr. Teuku Mohammad Hassan.


b. Provinsi Jawa Barat dipimpin oleh Sutarjo Kartohadikusumo.
c. Provinsi Jawa Tengah dipimpin oleh R. Panji Suroso.
d. Provinsi Jawa Timur dipimpin oleh R.A. Surya.
e. Provinsi Sunda Kecil dipimpin oleh Mr. 1 Gusti Ktut Puja.
f. Provinsi Maluku dipimpin oleh Mr. J. Latuharhary.
g. Provinsi Sulawesi dipimpin oleh Dr. G.S.S.J. Ratulangie.
h. Provinsi Kalimantan dipimpin oleh Ir. Pangeran Mohammad Noor

Sebagai realisasi dari pembentukan kementerian dan pembagian wilayah


Republik Indonesia, pada tanggal 2 September 1945 dibentuk susunan Kabinet
Republik Indonesia yang pertama. Susunan kabinet tersebut terdiri dari dua belas
menteri ditambah dengan empat Menteri Negara.

163
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Berikut dua belas menteri yang memimpin departemen dan empat Menteri
Negara.

a. Menteri Dalam Negeri : R.A.A. Wiranata Kusumah


b. Menteri Luar Negeri : Mr. Ahmad Subarjo
c. Menteri Kehakiman : Prof. Dr. Supomo, S.H.
d. Menteri Kemakmuran : Ir. Surakhman Cokroadisuryo
e. Menteri Keuangan : Mr. A.A. Maramis
f. Menteri Kesehatan : dr. Buntaran Martoatmojo
g. Menteri Pengajaran : Ki Hajar Dewantara
h. Menteri Sosial : Mr. Iwa Kusuma Sumantri
i. Menteri Penerangan : Mr. Amir Syarifuddin
j. Menteri Perhubungan a.i. : Abikusno Cokrosuyoso
k. Menteri Keamanan Rakyat : Supriyadi
l. Menteri Pekerjaan Umum : Abikusno Cokrosuyoso
m. Menteri Negara :Wahid Hasyim
n. Menteri Negara : Dr. M. Amir
o. Menteri Negara : Mr. R.M. Sartono
p. Menteri Negara : R. Otto Iskandardinata

Selain itu, dilantik pula para pejabat tinggi negara. Para pejabat tinggi negara
tersebut sebagai berikut.

a. Ketua Mahkamah Agung : Dr. Kusumah Atmaja


b. Jaksa Agung : Gatot Tarunamiharja
c. Sekretaris Negara : A.G. Pringgodigdo
d. Juru Bicara Negara : Sukarjo Wiryopranoto

3. Pembentukan Badan-Badan Negara


Di Jalan Gambir Selatan (sekarang Merdeka Selatan) Nomor 10 pada malam
hari tanggal 19 Agustus 1945 beberapa tokoh, seperti Presiden Soekarno, Wakil
Presiden Moh. Hatta, Mr. Sartono, Suwiyo, Otto Iskandardinata, Sukardjo
Wirjopranoto, dr. Buntaran, Mr. A.G. Pringgodigdo, Sutardjo Kartohadikusumo, dan
dr. Tajuluddin berkumpul untuk membahas siapa saja yang akan diangkat sebagai
anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 memutuskan mengenai pembentukan


Komite Nasional seluruh Indonesia dengan pusatnya di Jakarta. Komite Nasional
dibentuk sebagai penjelmaan tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia untuk
menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat.

164
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Anggota KNIP diresmikan pada tanggal 29 Agustus 1945. Adapun pelantikan
tersebut di Gedung Kesenian Pasar Baru, Jakarta. Tokoh yang menjadi ketua KNIP
adalah Mr. Kasman Singodimejo dengan beberapa wakil yaitu Sutardjo
Kartohadikusumo, Mr. J. Latuharhary, dan Adam Malik.

Pada tanggal 16 Oktober 1945 diselenggarakan sidang KNIP di Gedung Balai


Muslimin Indonesia, Jakarta. Pemimpin sidang adalah Kasman Singodimejo. Dalam
sidang diusulkan kepada presiden agar KNIP diberi hak legislatif selama DPR dan MPR
belum terbentuk. Hal tersebut dirasa penting karena dalam rangka menegakkan
kewibawaan kehidupan kenegaraan.
Syahrir dan Amir Syarifuddin mengusulkan adanya BPKNIP (Badan Pekerja
KNIP) untuk menghadapi suasana genting. BPKNIP tersebut akan mengerjakan tugas-
tugas operasional dari KNIP.

Berdasarkan usul-usul dalam sidang tersebut, wakil presiden selaku wakil


pemerintah mengeluarkan maklumat yang lazim disebut dengan Maklumat wakil
Presiden Nomor X. Dengan adanya Maklumat Wakil Presiden Nomor X tersebut, untuk
sementara Indonesia sudah memiliki badan negara yang memiliki kekuasaan legislatif.
KNIP yang semula sebagai pembantu presiden dan merupakan wadah pemusatan
kehendak rakyat serta pengobar semangat perebutan kekuasaan dari Jepang, setelah
dikeluarkan Maklumat Wakil Presiden Nomor X ini diharapkan berperan sebagai MPR
dan DPR, meskipun hanya bersifat sementara. Untuk menjalankan kegiatannya telah
dibentuk BPKNIP yang diketuai Sutan Syahrir.

4. Pembentukan Berbagai Partai Politik


Pada sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 juga memutuskan adanya
pembentukan partai politik nasional yang kemudian terbentuk PNI. Partai PNI ini
diharapkan sebagai wadah persatuan pembinaan politik bagi rakyat Indonesia. BPKNIP
mengusulkan perlu dibentuknya partai-partai politik yang kemudian ditindaklanjuti
oleh wakil presiden dengan makiumat pada tanggal 3 November 1945. Maklumat
politik tersebut berisi sebagai berikut.

a. Pemerintah menghendaki adanya partai-partai politik, karena partai politik itu dapat
membuka jalan bagi semua aliran atau paham yang ada dalam masyarakat.
b. Pemerintah berharap supaya partai-partai politik itu telah tersusun sebelum
dilaksanakannya pemilihan anggota Badan Perwakilan Rakyat pada bulan Januari
1946

Setelah dikeluarkan maklumat tersebut, berdirilah partai-partai politik. Berikut


partai-partai politik tersebut.

a. Masyumi berdiri pada tanggal 7 November 1945 dipimpin oleh dr. Sukiman
Wiryosanjoyo.

165
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
b. PKI (Partai Komunis Indonesia) berdiri pada tanggal 7 November 1945 dipimpin
oleh Mr. Moh. Yusuf. Sebenarnya oleh tokoh-tokoh komunis, PKI sudah didirikan
tanggal 21 Oktober 1945.
c. PBI (Partai Buruh Indonesia) berdiri pada tanggal 8 November 1945 dipimpin oleh
Nyono.
d. Partai Rakyat Jelata berdiri pada tanggal 8 November 1945 dipimpin oleh Sutan
Dewanis.
e. Parkindo (Partai Kristen Indonesia) berdiri pada tanggal 10 November 1945
dipimpin oleh Dr. Prabowinoto.
f. PSI (Partai Sosialis Indonesia) berdiri pada tanggal 10 November 1945 dipimpin
oleh Amir Syarifuddin.
g. PRS (Partai Rakyat Sosialis) berdiri pada tanggal 20 November 1945 dipimpin oleh
Sutan Syahrir.
h. PKRI (Partai Katolik Republik Indonesia) berdiri pada tanggal 8 Desember 1945
dipimpin oleh I.J. Kasimo.
i. Permai (Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia) berdiri pada tanggal 17 Desember
1945 dipimpin oleh J.B. Assa.
j. PNI (Partai Nasional Indonesia) berdiri pada tanggal 29 Januari 1946. PNI
merupakan penggabungan dari Partai Rakyat Indonesia (PRI), Gerakan Republik
Indonesia, dan Serikat Rakyat Indonesia dipimpin oleh Sidik Joyosukarto.

5. Pembentukan Organisasi Ketentaraan

Pada rapat PPKI tanggal 19 Agustus 1945, diusulkan kepada presiden Republik
Indonesia untuk membentuk panitia kecil yang bertugas membahas pembentukan
tentara kebangsaan. Usulan tersebut kemudian ditindaklanjuti presiden dengan
menugasi Abdulkadir, Kasman Singodimejo, dan Otto lskandardinata untuk
menyiapkan pembentukan tentara kebangsaan.

Pada sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 memutuskan pembentukan Badan


Keamanan Rakyat (BKR). Badan ini ditetapkan sebagai bagian dari Badan Penolong
Keluarga Korban Perang (BPKKP). BPKKP ini merupakan induk organisasi yang
dibentuk dengan tujuan memelihara keselamatan masyarakat.

Presiden Soekarno mengumumkan pembentukan BKR pada tanggal 23 Agustus


1945. Tujuan pembentukan BKR adalah menghindari permusuhan dengan kekuatan-
kekuatan asing di Indonesia dan menjaga keamanan masing-masing daerah. Anggota
BKR adalah unsur-unsur dari Peta, heiho, Seinendan, keibodan, dan mantan anggota
Koninklijk Nederlands Indische Leger (KNIL) atau Tentara Kerajaan Hindia Belanda.
Berdirinya BKR ini ditindaklanjuti dengan pembentukan BKR pusat dan BKR daerah.
Pemimpin BKR pusat adalah Kaprawi (ketua umum), Sutalaksana (ketua I), dan Latief

166
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Hendraningrat (ketua II). Adapun para pemimpin BKR daerah antara lain Aruji
Kartowinata (Jawa Barat), Sudiman (Jawa Tengah), dan drg. Mustofa (Jawa Timur).

Dengan tidak jadi dibentuknya tentara kebangsaan mengundang kekecewaan


para anggota BKR. BKR pusat pada bulan September 1945 mengadakan koordinasi
dengan para mantan perwira KNIL Mereka menemui Amir Syarifuddin (Menteri
Penerangan merangkap Menteri Keamanan Rakyat) untuk mendesak presiden agar
membentuk tentara kebangsaan. Pada awalnya desakan ini ditolak oleh presiden dan
wakil presiden. Namun, setelah mengalami tindakan provokasi pasukan Sekutu dan
Belanda yang mengancam keamanan negara serta perkembangan situasi yang semakin
membahayakan negara, pemerintah menyadari perlunya dibentuk tentara kebangsaan.
Pemerintah menugasi mantan anggota KNIL Mayor Urip Sumoharjo untuk menyusun
tentara kebangsaan. Pada tanggal 5 Oktober 1945, pemerintah mengeluarkan maklumat
yang meresmikan berdirinya Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Berdasarkan pada maklumat pemerintah tersebut, kemudian Urip Sumoharjo
membentuk Markas Tertinggi TKR di Yogyakarta. Urip Sumoharjo menjabat sebagai
Kepala Staf Umum TKR dan sebagai Panglima TKR ditunjuk Supriyadi (tokoh
pahlawan Peta di Blitar). Oleh karena Supriyadi tidak pernah menduduki jabatannya,
dalam Konferensi TKR yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 12
November 1945 terpilih Kolonel Sudirman (Komandan Divisi Banyumas). Sebulan
kemudian Sudirman dilantik sebagai Panglima Besar TKR dengan pangkat jenderal dan
Urip Sumoharjo menjadi Kepala Staf Umum TKR dengan pangkat letnan jenderal.

Tugas utama Panglima Besar TKR adalah meninjau kembali struktur organisasi,
struktur Kerja, dan landasan perjuangan TKR supaya diadakan penyempurnaan lebih
lanjut. Setelah itu, diadakan rapat dengan para panglima divisi. Hasil rapat pimpinan
itu pada tanggal 1 Januari 1946 menyebabkan pemerintah menqubah nama Tentara
Keamanan Rakyat menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, Kementerian Keamanan
Rakyat menjadi Kementerian Pertahanan.

Pada tanggal 26 Januari 1946, pemerintah mengeluarkan maklumat untuk


mengganti nama Tentara Keselamatan Rakyat menjadi Tentara Republik Indonesia
(TRI). Presiden mengeluarkan dekret pada tanggal 5 Mei 1947 untuk membentuk
Panitia Pembentukan Organisasi Tentara Nasional Indonesia dengan beranggotakan 21
orang. Panitia ini dipimpin oleh Presiden Soekarno. Pada tanggal 7 Juni 1947, keluar
sebuah penetapan presiden yang membentuk satu organisasi tentara bernama Tentara
Nasional Indonesia (TNI) sebagai penyempurnaan dari TRI.
Dalam penetapan ini, antara lain diputuskan bahwa mulai tanggal 3 Juni 1947
secara resmi berdiri Tentara Nasional Indonesia dengan segenap anggota angkatan
perang yang ada sebagai inti kekuatan. Selain itu, anggota laskar-laskar bersenjata, baik

167
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
yang sudah bergabung maupun yang belum bergabung dalam biro perjuangan
dimasukkan serentak ke dalam Tentara Nasional Indonesia.

C. Proklamator dan Peran Tokoh Proklamasi Kemerdekaan


1. Peran Tokoh Proklamator
a. Ir. Soekarno

Sumber: Kemendikbud, 2013.


Gambar 6.5 Ir. Soekarno

Ir. Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur. Ir.
Soekarno lahir dari pasangan Raden Sukemi Sosrodiharjo dengan Ida Ayu Nyoman
Rai. Soekarno pertama kali bersekolah di sekolah rakyat (Volkschool), Standard
School, Europeesche Lagere School di Sidoarjo, Jawa Timur. Pada tahun 1915
Soekarno melanjutkan ke HBSS Surabaya dan lima tahun kemudian melanjutkan ke
THS di Bandung. Pada tahun 1925 lulus dari perguruan tinggi dan menyandang gelar
insinyur.
Pada waktu belajar di Surabaya, Soekarno banyak belajar tentang politik,
terutama dari politikus besar bernama Cokroaminoto. Dari sinilah rasa nasionalisme
dalam diri Soekarno makin menggelora. Soekarno mulai menulis di majalah
Oetoesan Hindia dengan nama samaran Bima. Pada waktu kuliah di Bandung,
Soekarno tinggal di rumah Haji Sanusi. Di rumah Haji Sanusi ini Soekamo pernah
berinteraksi dengan tokoh politik tiga serangkai dari organisasi lIndische Partij.
Setelah lulus kuliah tahun 1925, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di
Bandung. Perkumpulan tersebut merupakan cikal bakal berdirinya PNI. PNI
didirikan Soekarno pada tanggal 4 Juli 1927.

Pada saat Jepang menduduki Indonesia, Jepang menyadari bahwa Soekarno


adalah tokoh penting sehingga Jepang mulai memanfaatkan Soekano untuk menarik
perhatian penduduk Indonesia terhadap propaganda Jepang. Pada waktu Jepang
mulai terjepit dalam Perang Asia Timur Raya, Soekarno mulai aktif mempersiapkan
kemerdekaan. Soekarno pernah menjadi pemimpin Putera. Dalam keanggotaan

168
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
BPUPKI Soekarno menjadi ketua panitia sembilan dan dalam PPKI menjadi
ketuanya.

Dalam sidang PPKI, Soekarno terpilih menjadi presiden Republik Indonesia


pertama dan Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Dengan didampingi Moh. Hatta,
Soekarno membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Ir. Soekarno meninggal dunia pada tanggal 21 Juni 1970 di Jakarta dan
jenazahnya dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Sebagai wujud rasa terima kasih
bangsa dan negara atas jasa-jasa Ir. Soekarno, pemerintah menganugerahkan gelar
kepada Ir. Soekarno sebagai Pahlawan Proklamasi.

Sebagai tokoh pada masa perjuangan hingga masa kemerdekaan, Bung Karno
menjadi panutan bagi para pejuang kemerdekaan yang lain. Berikut beberapa peran
Bung Karno dalam proklamasi kemerdekaan.

1) Menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda


bersama Bung Hatta dan Ahmad Subarjo.
2) Menandatangani teks proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung
Hatta.
3) Membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di kediamannya di Jalan
Pegangsaan Timur Nomor 56 Jakarta.

b. Drs. Mohammad Hatta

Sumber: Kemendikbud, 2013.


Gambar 6.6 Mohammad Hatta

Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat pada tanggal 12 Agustus


1902. Nama asli Mohammad Hatta adalah Mohammad Athar. Moh. Hatta adalah
putra dari Haji Muhammad Djamil. Pendidikan Moh. Hatta dimulai dari sekolah
dasar Belanda (ELS) di Bukittinggi, kemudian melanjutkan ke Meer Uitgebreid
Lager Onderwijs (MULO) di Padang. Setelah tamat MULO, Moh. Hatta berangkat
ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di Prins Hendrik School (Sekolah
Dagang Menengah). Pada tahun 1921, Moh. Hatta mendapat beasiswa untuk belajar

169
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
di Handels Hoge School (Sekolah Tinggi Dagang) di Rotterdam, Belanda dan lulus
tahun 1932.

Pada waktu di Padang, Moh. Hatta mulai aktif dalam organisasi kepemudaan
dan bergabung dalam Jong Sumatranen Bond. Pada waktu di Belanda, Moh. Hatta
bergabung dalam Perhimpunan Hindia (Indische Vereeniging). yaitu perkumpulan
para pelajar Indonesia yang ada di negeri Belanda. Pada tahun 1927, Moh. Hatta
aktif dalam liga menentang imperialisme dan kolonialisme. Dalam kongres
internasional yang diadakan oleh organisasi tersebut, Moh. Hatta sering
menyuarakan perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan kolonialisme Belanda.
Pada masa Pendudukan Jepang, Moh. Hatta bersama tokoh lain memimpin
Putera. Menjelang masa kemerdekaan ditunjuk sebagai wakil Soekarno dalam PPKI.
Bersama Ir. Soekano termasuk salah satu tokoh kunci dalam proses perumusan teks
proklamasi dan pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pada
sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 ditunjuk sebagai wakil presiden Republik
Indonesia. Selain itu, Moh. Hatta juga pernah menjabat perdana menteri pertama
Republik Indonesia merangkap Menteri Pertahanan. Pada waktu pemerintahan
Republik Indonesia berbentuk RIS, Moh. Hatta juga diangkat sebagai perdana
menteri. Pada waktu RIS kembali menjadi NKRI pada tahun 1950, Drs. Moh. Hatta
juga kembali dipercaya sebagai wakil presiden mendampingi Presiden Soekarno.

Pada tanggal 1 Desember 1956, Moh. Hatta tiba-tiba mengundurkan diri dari
jabatannya sebagai wakil presiden. Walaupun tidak aktif di pemerintahan, Moh.
Hatta tetap berjuang untuk rakyat. Dalam bidang ekonomi, Moh. Hatta banyak
mengeluarkan ide-ide tentang perkoperasian Indonesia. Berkat jasanya dalam
perkoperasian Indonesia, Moh. Hatta memperoleh sebutan sebagai Bapak Koperasi
Indonesia. Moh. Hatta meninggal pada tanggal 14 Maret 1980 dan dimakamkan di
tempat pemakaman umum (TPU) Tanah Kusir Jakarta. Sampai akhir hayatnya, Moh.
Hatta dikenal sebagai tokoh besar yang sederhana, jujur, bersih, dan bermoral
sehingga namanya tetap harum dikenang masyarakat. Atas jasa-jasanya tersebut,
pemerintah Republik Indonesia menganugerahi gelar sebagai Pahlawan Proklamasi.
Peran Bung Hatta dalam proklamasi kemerdekaan sangat penting. Berikut beberapa
peran Bung Hatta dalam proklamasí kemerdekaan.

1) Menyusun konsep teks proklamasi di rumah Laksamana Muda Tadashi Maeda


bersama Bung Karno dan Ahmad Subarjo.
2) Menandatangani teks proklamasi atas nama bangsa Indonesia bersama Bung
Karno

170
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
2. Peran Para Tokoh Sekitar Proklamasi Kemerdekaan
a. Ahmad Subarjo
Ahmad Subarjo lahir di Karawang, Jawa Barat pada tanggal 23 Maret 1896.
Ahmad Subarjo merupakan tokoh perjuang kemerdekaan Indonesia, diplomat, dan
seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ahmad Subarjo adalah Menteri Luar Negeri
Indonesia yang pertama dan memiliki gelar Maester in de Rechten yang diperoleh di
Universitas Leiden Belanda pada tahun 1933.

Pada waktu menjadi mahasiswa, Ahmad Subarjo aktif dalam memperjuangkan


kemerdekaan Indonesia melalui beberapa organisasi, seperti Jong Java dan persatuan
mahasiswa di Belanda. Pada waktu pendudukan Jepang, Ahmad Subarjo dipilih
sebagai anggota BPUPKI yang diangkat oleh gunseikanbu berkat Ahmad Subarjo
pengalamannya bekerja untuk Laksamana Muda Maeda.

Menjelang proklamasi kemerdekaan, peran Ahmad Subarjo sangat besar dalam


terlaksananya proklamasi. Ahmad Subarjo berperan dalam membawa Soekarno dan
Hatta kembali ke Jakarta setelah mereka diculik oleh para pemuda ke
Rengasdengklok. Ahmad Subarjo berhasil membujuk para pemuda untuk membawa
kembali Soekarno-Hatta ke Jakarta dan meyakinkan mereka untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ahmad Subarjo berhasil membujuk
Laksamana Muda Maeda agar rumahnya dapat digunakan untuk menyusun naskah
proklamasi. Dipilihnya.rumah Laksamana Muda Maeda karena jabatannya sehingga
pihak Angkatan Darat Jepang tidak dapat masuk ke dalam rumah Laksamana Muda
Maeda, dan juga untuk menjaga keselamatan Soekarno-Hatta. Ahmad Subarjo
menjadi salah satu tokoh penting yang terlibat langsung dalam penyusunan naskah
proklamasi. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB saat Soekarno dan
Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Nomor 56
Jakarta, Ahmad Subarjo juga turut serta dalam peristiwa tersebut.

Setelah Indonesia merdeka, Ahmad Subarjo ditunjuk oleh Presiden Soekarno


sebagai Menteri Luar Negeri yang pertama pada Kabinet Presidensial. Ahmad
Subarjo meninggal dalam usia 82 tahun di Rumah Sakit Pertamina dan dimakamkan
di Cipayung, Bogor. Pemerintah mengangkat Ahmad Subarjo sebagai Pahlawan
Nasional pada tahun 2009.

b. Sukarni
Sukarni (Sukarni Kartodiwirjo) lahir di Blitar, Jawa Timur pada tanggal 14 Juli
1916. Sukarni meninggal di Jakarta pada tanggal 7 Mei 1971 dalam usia 54 tahun.
Sukarni adalah tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia dan salah seorang tokoh
pemuda serta pejuang yang gigih melawan penjajah. Peran Sukarni dalam
proklamasi kemerdekaan yaitu mengusulkan agar yang menandatangani teks
prokiamasi adalah Bung Karno dan Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia.

171
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
c. Sayuti Melik
Sayuti Melik merupakan tokoh pemuda yang berperan dalam proklamasi
kemerdekaan. Peran Sayuti Melik dalam proklamasi kemerdekaan adalah mengetik
naskah proklamasi setelah disempurnakan dari tulisan tangan Bung Karno.

d. B.M. Diah
B.M. Diah merupakan tokoh yang berperan sebagai wartawan dalam
menyiarkan berita Indonesia merdeka ke seluruh penjuru tanah air.

e. Suwiryo
Suwiryo adalah gubernur Jakarta yang mengusahakan kegiatan upacara
proklamasi serta pembacaan proklamasi berjalan aman dan lancar.

f. Muwardi
Muwardi lahir pada tanggal 30 Januari 1907 di Pati, Jawa Tengah. Muwardi
adalah dokter spesialis THT lulusan STOVIA. Muwardi merupakan putra ketujuh
dari sebelas bersaudara putra-putri keluarga M. Sastrowardoyo. Pendidikannya
diawali di Sekolah Dasar Bumiputra. Oleh karena kepandaiannya, kemudian
dipindahkan ke HIS (merupakan sekolah dasar berpengantar bahasa Belanda).
Setamat dari HIS, ia melanjutkan sekolah di ELS. Setamat ELS Muwardi
melanjutkan studinya ke Sekolah Dokter Jawa (STOVIA) di Jakarta dan berhasil
lulus serta resmi menjadi dokter pada tanggal 1 Desember 1933.
Pada masa Pendudukan Jepang, Muwardi masuk ke salah satu organisasi
bentukan Jepang (karena semua organisasi dibubarkan Jepang). Muwardi masuk
dalam organisasi Barisan Pelopor dan bahkan Muwardi diangkat sebagai komandan
untuk tingkat Jakarta dan sekitarnya. Menjelang proklamasi, Muwardi diangkat
menjadi pemimpin Barisan Pelopor untuk seluruh Jawa. Sebagai komandan Barisan
Pelopor, Muwardi pernah berjasa dalam pengamanan terhadap lapangan Ikada,
sehari menjelang dilaksanakannya proklamasi. Pada saat itu, Muwardi diberi tugas
untuk mengamankan lapangan Ikada dari kerusuhan dan ancaman bala tentara
Jepang karena menurut rencana tempat tersebut akan digunakan sebagai tempat
untuk pembacaan teks proklamasi kemerdekaan. Oleh karena itu, dengan segala
kemampuannya, ia berupaya mengerahkan Barisan Pelopor seluruh Jawa untuk
mengamankan tempat tersebut dari segala macam ancaman yang mungkin terjadi.

Atas semua perjuangannya yang sangat tulus pada bangsa dan negara, maka
pemerintah melalui presiden Republik Indonesia mengangkat almarhum Muwardi
sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan SK Presiden Nomor
190/Tahun 1964/Tanggal 4 Agustus 1964.

172
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
g. Frans S. Mendur
Frans S. Mendur adalah seorang wartawan yang menjadi perekam sejarah
melalui gambar-gambar hasil bidikannya pada peristiwa-peristiwa perjuangan
Kemerdekaan Republik Indonesia bersama kawan-kawannya di Indonesia Press
Photo Service (IPPHOS).

h. Syahrudin
Syahrudin adalah seorang telegrafis pada kantor berita Jepang yang
mengabarkan berita Proklamasi Kemerdekaan lndonesia ke seluruh dunia secara
sembunyi-sembunyi pada waktu personel Jepang istirahat tanggal 17 Agustus 1945
pukul 4 sore.

i. Latief Hendraningrat
Pada saat pelaksanaan proklamasi, Latief Hendraningrat adalah salah satu tokoh
yang cukup sibuk. Beliau menjemput beberapa tokoh penting untuk hadir di rumah
Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Pada waktu pelaksanaan
proklamasi, setelah menyiapkan barisan, beliau mempersilakan Soekarno
membacakan teks proklamasi. Dengan dibantu S. Suhud mengibarkan Sang Saka
Merah Putih dan yang membantu membawakan bendera adalah S.K. Trimurti.

j. S. Suhud
S. Suhud adalah seorang pemuda yang ditugasi mencari tiang bendera dan
mengusahakan bendera Merah Putih yang akan dikibarkan. Bersama Latief
Hendraningrat mengibarkan bendera Merah Putih di halaman Soekarno pada saat
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

k. F.Wuz dan Yusuf Ronodipuro


Kedua tokoh tersebut berperan penting dalam penyebarluasan berita proklamasi
kemerdekaan. F. Wuz dan Yusuf Ronodipuro adalah penyiar-penyiar yang cukup
berani dan tidak jarang mendapat ancaman dari pihak kempetai.

173
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Proyek
Lakukan Langkah-langkah kegiatan berikut!

1. Carilah informasi tentang tokoh-tokoh sekitar Proklamasi Kemerdekaan Indonesia!


2. Buatlah tulisan tentang peranan tokoh-tokoh dalam Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia!
3. Tulisan minimal dua halaman.
4. Carilah informasi yang mendukung di buku, koran, majalah, dan internet!
5. Hasil kegiatan dipresentasikan di kelas.

LATIHAN SOAL
1. Monumen Rengasdengklok dibangun untuk mengenang peristiwa pengamanan Bung
Karno dan Bung Hatta oleh golongan pemuda. Kemukakan penyebab utama munculnya
peristiwa Rengasdengklok!
2. Setelah teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno, terjadi
perdebatan mengenai sipa yang harus menandatangani teks proklamasi kemerdekaan.
Bagaimana usul Soekarno dan Sukarni mengenai siapa yang harus menandatangani teks
proklamasi kemerdekaan?
3. Kemukakan inti pidato Presiden Soekarno di lapangan Ikada!
4. Salah satu hasil sidang kedua PPKI adalah membagi wilayah Republik Indonesia
menjadi delapan provinsi. Kemukakan delapan provinsi beserta yang menjabatnya!
5. Kemukakan beberapa peran Bung Hatta dalam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia!
6. Mengapa muncul perbedaan antara golongan pemuda dan golongan tua mengenai saat
yang tepat untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?
7. Sebelum merumuskan teks proklamasi kemerdekaan, Soekarno-Hatta terlebih dahulu
menemui kepala Pemerintahan Umum (Sumobuco) Mayor Jenderal Nishimura.
Bagaimana tanggapan Nishimura mengenai Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?
8. Kemukakan bukti penyambutan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh
seluruh rakyat!
9. Pada tanggal 23 Agustus 1945, Presiden Soekarno mengumumkan pembentukan BKR.
Kemukakan tujuan pembentukan BKR tersebut!
10. Bagaimana peran F. Wuz dan Yusuf Ronodipuro dalam proklamasi kemerdekaan!

174
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
BAB VII
REVOLUSI MENEGAKKAN
PANJI-PANJI NKRI

Tujuan pembelajaran:

Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu:

1. Menganalisis perkembangan dan tantangan awal kemerdekaan Indonesia.

2. Mengevaluasi perjuangan bangsa Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan melalui

perang dan diplomasi.

3. Merekontruksi sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam menegakkan kemerdekaan.

4. Mengamalkan nilai-nilai perjuangan para tokoh masa Revolusi.

175
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
A. Tantangan Awal Kemerdekaan
1. Kondisi Awal Indonesia Merdeka
Secara politis keadaan Indonesia pada awal kemerdekaan belum begitu mapan. Ketegangan,
kekacauan, dan berbagai insiden masih terus terjadi. Pemerintahan memang telah terbentuk,
beberapa alat kelengkapan negara juga sudah tersedia, tetapi karena baru awal kemerdekaan
tentu masih banyak kekurangan. PPKI yang keanggotaannya sudah disempurnakan berhasil
mengadakan sidang untuk mengesahkan UUD dan memilih Presiden-Wakil Presiden. Bahkan,
untuk menjaga keamanan negara juga telah dibentuk TNI.

Kondisi perekonomian negara masih sangat memprihatinkan sehingga terjadi inflasi yang
cukup berat. Hal ini dipicu karena peredaran mata uang rupiah Jepang yang tak terkendali,
sementara nilai tukarnya sangat rendah. Kemudian pada 1 Oktober 1946 Indonesia
mengeluarkan uang RI yang disebut ORI (Oeang Republik Indonesia).

Sementara dalam hal pendidikan, pemerintah mulai menyelenggarakan pendidikan yang


diselaraskan dengan alam kemerdekaan. Menteri Pendidikan dan Pengajaran juga sudah
diangkat.

2. Kedatangan Sekutu dan Belanda


Sekutu masuk ke Indonesia diboncengi NICA. Mereka masuk melalui beberapa pintu
wilayah Indonesia terutama daerah yang merupakan pusat pemerintahan pendudukan Jepang
seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Setelah PD II, terjadi perundingan Belanda dengan
Inggris di London yang menghasilkan Civil Affairs Agreement. Isinya tentang pengaturan
penyerahan kembali Indonesia dari pihak Inggris kepada Belanda, khusus yang menyangkut
daerah Sumatra sebagai daerah yang berada di bawah pengawasan SEAC (South East Asia
Command).

Louis Mountbatten membentuk pasukan komando khusus yang disebut AFNEI (Allied
Forces Netherlands East Indiers) di bawah

pimpinan Letnan Jenderal Sir Philip Christison. Mereka tergabung di dalam pasukan tentara
Inggris yang berkebangsaan India, yang sering disebut sebagai tentara Gurkha. Tugas tentara
AFNEI sebagai berikut.
a. menerima penyerahan kekuasaan tentara Jepang tanpa syarat.
b. membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu;
c. melucuti dan mengumpulkan orang-orang Jepang untuk dipulangkan ke negerinya;

d. menegakkan dan mempertahankan keadaan damai, menciptakan ketertiban, dan


keamanan, untuk kemudian diserahkan kepada pemerintahan sipil; dan

176
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
e. mengumpulkan keterangan tentang penjahat perang untuk kemudian diadili sesuai
hukum yang berlaku.

3. Merdeka atau Mati


a. Perjuangan rakyat Semarang dalam melawan tentara Jepang
Wongsonegoro selaku pimpinan pemerintahan di Semarang mengeluarkan pernyataan
atau perintah sebagai berikut.
Berdasarkan atas pengumuman-pengumuman Panitia Persiapan Kemerdekaan

Indonesia dan Komite Nasional di Jakarta, maka dengan ini kami atas nama
rakyat Indonesia mengumumkan sementara aturan-aturan pernerintahan
untuk menjaga keamanan umum di daerah Semarang.

1. Mulai hari ini tanggal 19 Agustus 1945 jam 13.00 Permerintah RI untuk daerah
Semarang mulai berlaku.

2. Terhadap segala perbuatan yang menentang pemerintah RI akan diambil tindakan


yang keras.

3. Senjata api, kecuali yang di tangan mereka yang berhak memakainya harus diserahkan
kepada polisi.
4. Hanya bendera Indonesia Merah Putih boleh berkibar.

5. Terhadap segala perbuatan yang mengganggu ketenteraman dan kesejahteraan umum


diambil tindakan keras.

6. Selanjutnya semua penduduk hendaknya melakukan pekerjaannya sehari-hari


sebagaimana biasa.
Semarang, 19 Agustus 1945
Kepala Pemerintahan RI Daerah Semarang
Wongsonegoro

b. Pengambilalihan Kekuasaan Jepang di Yogyakarta


Di Yogyakarta, perebutan kekuasaan secara serentak dimulai pada tanggal 26 September
1945. Sejak pukul 10 pagi, semua pegawai instansi pemerintah dan perusahaan-perusahaan
yang dikuasai oleh Jepang mengadakan aksi pemogokan. Mereka memaksa orang-orang
Jepang agar menyerahkan semua kantor mereka kepada orang Indonesia. Pada tanggal 27

177
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
September 1945, KNI Daerah Yogyakarta mengumumkan bahwa kekuasaan di daerah itu telah
berada di tangan Pemerintahan RI.

Kepala Daerah Yogyakarta yang dijabat oleh Jepang (Cokan) harus meninggalkan
kantornya di jalan Malioboro. Tanggal 5 Oktober 1945, gedung Cokan Kantaiberhasil direbut
dan kemudian dijadikan sebagai kantor Komite Nasional Indonesia Daerah. Gedung Cokan
Kantai kemudian dikenal dengan Gedung Nasional atau Gedung Agung. Satu hari setelah
perebutan gedung Cokan Kantai,para pejuang Yogyakarta ingin melakukan perebutan senjata
dan markas Osha Butai di Kotabaru. Rakyat dan para pemuda terus mengepung markas Osha
Butai diKotabaru. Rakyat dan para pemuda terdiri dari berbagai kesatuan, antara lain TKR,
Polisi Istimewa, dan BPU (Barisan Penjagaan Umum) sudah bertekad untuk menyerbu markas
Jepang di Kotabaru.

c. Arek-arek Surabaya untuk Indonesia

Sumber: Tirto.id
Gambar 7.1 Suasana dalam pertempuran Surabaya

Semangat tempur arek-arek Surabaya dalam melawan pasukan Sekutu, tidak dapat
dilepaskan dari kemenangannya melawan kekuatan Jepang di Surabaya dan sekitarnya.
Arek-arek Surabaya berhasil menyerbu dan menguasai markas Kempetai yang terletak
di depan Kantor Gubernur Surabaya. Semua senjata Kempetai Jepang dilucuti.
Pertempuran meluas ke Markas Angkatan Laut Jepang di Embong Wungu. Markas
Jepang ini juga berhasil dikuasai para pejuang. Gudang peluru di Kedung Cowek juga
berhasil direbut oleh arek-arek Surabaya. Pertempuran perebutan

kekuasaan terhadap Jepang ini berakhir setelah komandan Angkatan Darat Jepang
Jenderal Iwabe menyerah dan menyusul komandan Angkatan Laut Laksamana Shibata.
Semua kapal perang dan senjata serta pangkalannya diserahkan kepada pejuang
Indonesia.

d. Pertempuran Palagan Ambarawa

178
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 29 November dan berakhir pada 15
Desember 1945 antara pasukan TKR dan pemuda Indonesia melawan pasukan Inggris.
Latar belakang dari peristiwa ini dimulai dengan insiden yang terjadi di Magelang
sesudah mendaratnya Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 di Semarang pada tanggal
20 Oktober 1945.

pimpinan pasukan TKR Purwokerto Kolonel Sudirman turun langsung memimpin


pasukan. Sudirman menyodorkan taktik perang Supit Urang. Taktik ini segera
diterapkan. Musuh mulai terjepit dan situasi pertempuran semakin menguntungkan
pasukan TKR.
Pada tanggal 15 Desember 1945 musuh meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur
ke Semarang. Pertempuran di Ambarawa ini mempunyai arti penting karena letaknya
yang sangat strategis. Apabila musuh menguasai Ambarawa, mereka dapat mengancam
3 kota utama di Jawa Tengah, yaitu Surakarta, Magelang dan Yogyakarta. Untuk
mengenang pertempuran Ambarawa, tanggal 15 Desember dijadikan Hari Infanteri. Di
Ambarawa juga dibangun Monumen Palagan, Ambarawa.

e. Pertempuran Medan Area


tim dari RAPWI telah mendatangi kamp-kamp tawanan di Pulu Berayan, Saentis,
Rantau Prapat, Pematang Siantar dan Berastagi untuk membantu membebaskan para
tawanan dan dikirim ke Medan atas persetujuan Gubernur M. Hasan. Ternyata
kelompok itu langsung dibentuk menjadi Medan Batalion KNIL. Mereka bersikap
congkak karena merasa sebagai pemenang atas perang. Sikap ini memancing timbulnya
berbagai insiden yang dilakukan secara spontan oleh para pemuda.

f. Bandung Lautan Api


Di Bandung pertempuran diawali oleh usaha para pemuda untuk merebut pangkalan
udara Andir dan pabrik senjata bekas Artillerie Constructie Winkel (ACW-sekarang
Pindad) dan berlangsung terus sampai kedatangan pasukan Sekutu di Bandung pada 17
Oktober 1945. Seperti halnya di kota-kota lain, di Bandung pun pasukan Sekutu dan
NICA melakukan teror terhadap rakyat, sehingga terjadi pertempuran-pertempuran.
Menjelang bulan November 1945, pasukan NICA semakin merajalela di Bandung.
NICA memanfaatkan kedatangan pasukan Sekutu untuk mengembalikan kekuasaan
kolonialnya di Indonesia. Namun, semangat juang rakyat dan para pemuda yang
tergabung dalam TKR, laskar-laskar dan badan-badan perjuangan semakin berkobar.
Pertempuran demi pertempuran terjadi.

179
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
g. Berita Proklamasi di Sulawesi
Setelah berita proklamasi kemerdekaan tersebar keseluruh penjuru Sulawesi, sejak
itu pula bendera merah putih mulai berkibar menjadi lambang Indonesia merdeka. Cita-
cita yang sudah lama diinginkan oleh rakyat pun terwujud. Di Sulawesi Tenggara
misalnya, bendera merah putih dikibarkan pada 17 September 1945 dengan dipimpin
oleh D. Andi Kasim. Di Lasusua bendera merah putih dikibarkan pada 5 Oktober 1945
yang dihadiri oleh kepala distrik Patampanua dan beberapa pimpinan pemuda RI dari
Luwu. Sementara itu, pada 14 Februari 1946, B.W. Lapian sebagai pemimpin sipil pada
saat itu memimpin pasukan pemuda bersama Letkol. Ch. Taulu dan Serda S.D. Wuisan
merobek bagian biru pada bendera Belanda di tangsi militer Belanda, di Teling,
Menado. Peristiwa heroik itu menandai berkibarnya bendera merah putih.

h. Operasi Lintas Laut Banyuwangi – Bali


Operasi lintas Laut Banyuwangi-Bali merupakan operasi gabungan dan pertempuran
laut pertama sejak berdirinya negara Republik Indonesia. peristiwa itu dimulai dengan
kedatangan Belanda dengan membonceng Sekutu, mendarat di Bali dengan jumlah
pasukan yang cukup besar, tanggal 3 Maret 1946. Hal ini dimaksudkan Bali sebagai
batu loncatan untuk menyerbu Jawa Timur yang dinilai sebagai lumbung pangan untuk
kemudian mengepung pusat kekuasaan RI. Bali juga dapat dijadikan penghubung ke
arah Australia.

B. Antara Perang dan Diplomasi

1. Rangkaian Perjanjian Linggarjati

Sumber: Kompas.com

Gambar 7.2 Suasana dalam Perjanjian Linggarjati

180
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Perjanjian Linggarjati merupakan langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah
Republik Indonesia untuk memperoleh pengakuan kedaulatan dari pemerintah Belanda
dengan jalan diplomatik. Perjanjian itu melibatkan pihak Indonesia dan Belanda, serta
Inggris sebagai penengah.

a. Perundingan Awal di Jakarta


Inggris mengirim Sir Archibald Clark Kerr. Di bawah pengawasan dan
perantaraan Clark Kerr, pada tanggaI 10 Februari 1946 diadakan perundingan
Indonesia dengan Belanda di Jakarta. Dalam perundingan ini Van Mook selaku
wakil dari Belanda.Sutan syahrir selaku wakil dari Indonesia. isi pokoknya antara
lain sebagai berikut:

1) supaya pemerintah Belanda mengakui kedaulatande factoRI atas Jawa dan


Sumatra;
2) supaya RI dan Belanda bekerja sama membentuk RIS; dan

3) RIS bersama-sama dengan Nederland, Suriname, dan Curacao, menjadi


peserta dalam ikatan kenegaraan Belanda.

b. Perundingan Hooge Veluwe


Perundingan dilanjutkan di negeri Belanda, di kota Hooge Veluwe bulan April
1946. Pokok pembicaraan dalam perundingan itu adalah memutus pembicaraan
yang dilakukan di Jakarta oleh Van Mook dan Syahrir. Sebagai penengah dalam
perundingan, Inggris mengirim Sir Archibald Clark Kerr. Pada kesempatan itu
Syahrir mengirim tiga orang delegasi dari Jakarta, yaitu Mr. W. Suwandi, dr.
Sudarsono, dan A.K. Pringgodigdo. Dari Belanda hadir lima orang yaitu Van
Mook, J.H. van Royen. J.H. Logeman, Willem Drees, dan Dr. Schermerhorn.
Perundingan tersebut untuk menyelesaikan perundingan yang tidak tuntas saat di
Jakarta.

c. Pelaksanaan Perundingan Linggarjati


Pada awal November 1946, perundingan diadakan di Indonesia, bertempat di
Linggarjati. Pelaksanaan sidang-sidangnya berlangsung pada tanggal 11 - 15
November 1946. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Sutan Syahrir, anggotanya Mr.
Moh. Roem, Mr. Susanto Tirtoprojo, dan A.K. Gani. Sementara pihak Belanda
dipimpin oleh Prof. Schermerhorn dengan beberapa anggota, yakni Van Mook, F
de Boor, dan van Pool. Sebagai penengah dan pemimpin sidang adalah Lord
Killearn, juga ada saksi-saksi yakni Amir Syarifudin, dr. Leimena, dr. Sudarsono,
dan Ali Budiarjo. Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta juga hadir di
dalam perundingan Linggarjati itu.

181
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Isi pokok Perundingan Linggarjati antara lain sebagai berikut:

1) Pemerintah Belanda mengakui kekuasaan secara de facto pemerintahan RI atas


wilayah Jawa, Madura, dan Sumatra. Daerahdaerah yang diduduki Sekutu atau
Belanda secara berangsur-angsur akan dikembalikan kepada RI;

2) Akan dibentuk Negara Indonesia Serikat (NIS) yang meliputi seluruh wilayah
Hindia Belanda (Indonesia) sebagai negara berdaulat;
3) Pemerintah Belanda dan RI akan membentuk Uni Indonesia-Belanda yang
dipimpin oleh raja Belanda;

4) Pembentukan NIS dan Uni Indonesia- Belanda diusahakan sudah selesai sebelum
1 Januari 1949;
5) Pemerintah RI mengakui dan akan memulihkan serta melindungi hak milik asing;

6) Pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk mengadakan pengurangan jumlah


tentara; dan

7) Bila terjadi perselisihan dalam melaksanakan perundingan ini, akan menyerahkan


masalahnya kepada Komisi Arbitrase.

d. Konferensi Malino
penyelenggaraan konferensi ini bertujuan untuk membentuk negara-negara
federal di daerah yang baru diserahterimakan oleh Inggris dan Australia kepada
Belanda. Di samping itu, di Pangkal Pinang, Bangka diselenggarakan konferensi
untuk golongan minoritas. Konferensi Malino diselenggarakan pada 15-26 juli
1946, sedangkan Konferensi Pangkal Pinang pada 1 Oktober 1946.

2. Agresi Militer I
Belanda pada tanggal 27 Mei 1947 mengirim nota ultimatum yang isinya antara
lain sebagai berikut.
a. Pembentukan Pemerintahan Federal Sementara (Pemerintahan Darurat) secara
bersama.
b. Pembentukan Dewan Urusan Luar Negeri.

c. Dewan Urusan Luar Negeri, bertanggung jawab atas pelaksanaan ekspor, impor,
dan devisa; dan

d. Pembentukan Pasukan Keamanan dan Ketertiban Bersama (gendarmerie),


Pembentukan Pasukan Gabungan ini termasuk juga di wilayah RI.

Pada tanggal 21 Juli 1947 tengah malam, pihak Belanda melancarkan ‘aksi
polisional’ mereka yang pertama. Pasukan-pasukan bergerak dari Jakarta dan

182
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki
Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang lebih kecil
mengamankan wilayah Semarang. Dengan demikian, Belanda menguasai semua
pelabuhan di Jawa. Di Sumatra, perkebunan-perkebunan di sekitar Medan,
instalasi-instalasi minyak dan batu bara di sekitar Palembang dan Padang
diamankan. Pasukan-pasukan Republik bergerak mundur dalam kebingungan dan
menghancurkan apa saja yang dapat mereka hancurkan.

3. Peran Komisi Tiga Negara


Atas usul Amerika Serikat DK PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN)
yang beranggotakan Amerika Serikat, Australia, dan Belgia. KTN berperan aktif
dalam penyelenggaraan Perjanjian Renville Serangan Belanda pada Agresi Militer
II dilancarkan di depan mata KTN sebagai wakil DK PBB di Indonesia. KTN
membuat laporan yang disampaikan kepada DK PBB, bahwa Belanda banyak
melakukan pelanggaran.

5. Perjanjian Renville

Sumber: Tirto.id
Gambar 7.3 Suasana Perundingan Renville

Perundingan Renville secara resmi dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 di


kapal Renville yang sudah berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok. Delegasi
Indonesia dipimpin oleh Amir Syarifuddin, sedangkan delegasi Belanda dipimpin
oleh R. Abdulkadir Wijoyoatmojo, orang Indonesia yang memihak Belanda. isi
Perundingan Renville yang terdiri atas tiga hal sebagai berikut:

a) Persetujuan tentang gencatan senjata yang antara lain diterimanya garis


demarkasi Van Mook (10 pasal).

183
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
b) Dasar-dasar politik Renville, yang berisi tentang kesediaan kedua pihak
untuk menyelesaikan pertikaiannya dengan cara damai (12 pasal).

c) Enam pasal tambahan dari KTN yang berisi, antara lain tentang kedaulatan
Indonesia yang berada di tangan Belanda selama masa peralihan sampai
penyerahan kedaulatan (6 pasal).

5. Agresi Militer II dan Penangkapan Pimpinan Negara


pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan agresinya yang kedua. Sebelum
pasukan Belanda bergerak lebih jauh, Van Langen (Wakil Jenderal Spoor) berbisik kepada Van
Beek (komandan lapangan agresi II): “overste tangkap Sukarno, Hatta, dan Sudirman, mereka
bertiga masih ada di istana”. Agresi militer II itu telah menimbulkan bencana militer dan
politik, baik bagi Belanda maupun Indonesia. Walaupun Belanda tampak memperoleh
kemenangan dengan mudah, tetapi sebenarnya membayar cukup mahal. Serangan Belanda ini
telah menuai kritik dari berbagai negara.

6. Peran PDRI : Penjaga Eksistensi RI


Syafruddin berhasil mendeklarasi berdirinya Pemerintah Darurat Republik Indonesia ini
dilakukan di Kabupaten Lima Puluh Kota pada tanggal 19 Desember 1948.Susunan
pemerintahannya antara lain sebagai berikut:

a. Mr. Syafruddin Prawiranegara sebagai ketua merangkap Perdana Menteri, Menteri


Pertahanan dan Menteri Penerangan;
b. Mr. T.M. Hassan sebagai wakil ketua merangkap Menteri Dalam Negeri, Menteri
Pendidikan, dan Menteri Agama;
c. Ir. S.M. Rasyid sebagai Menteri Keamanan merangkap Menteri Sosial, Pembangunan
dan Pemuda;
d. Mr. Lukman Hakim sebagai Menteri Keuangan merangkap Menteri Kehakiman;
e. Ir. Sitompul sebagai Menteri Pekerjaan Umum merangkap Menteri Kesehatan;
f. Maryono Danubroto sebagai Sekretaris PDRI;
g. Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar;
h. Kolonel A.H. Nasution sebagai Panglima Tentara Teritorial Jawa; dan
i. Kolonel Hidayat sebagai Panglima Tentara Teritorial Sumatra.

PDRI dapat berfungsi sebagai mandataris kekuasaan pemerintah RI dan berperan sebagai
pemerintah pusat. PDRI juga berperan sebagai kunci dalam mengatur arus informasi, sehingga
mata rantai komunikasi tidak terputus dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Radiogram
mengenai masih berdirinya PDRI dikirimkan kepada Ketua Konferensi Asia, Pandit Jawaharlal
Nehru oleh Radio Rimba Raya yang berada di Aceh Tengah pada tanggal 23 Januari 1948.
PDRI juga berhasil menjalin hubungan dan berbagi tugas dengan perwakilan RI di India. Dari

184
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
India informasi-informasi tentang keberadaan dan perjuangan bangsa dan negara RI dapat
disebarluaskan ke berbagai penjuru dunia.

7. Tetap Memimpin Gerilya


Panglima Besar Sudirman yang dalam kondisi sakit hanya dengan satu paru-paru justru tetap
teguh untuk memimpin perang gerilya. Ia dan rombongan melakukan perjalanan dan
pergerakan dari Yogyakarta menuju Gunungkidul dengan melewati beberapa kecamatan,
menuju Pracimantoro, Wonogiri, Ponorogo, Trenggalek dan Kediri. Dalam gerakan gerilya
dengan satu paru-paru itu Sudirman kadang harus ditandu atau dipapah oleh pengawal masuk
hutan, naik gunung, turun jurang harus memimpin pasukan, memberikan motivasi dan
komando kepada TNI dan para pejuang untuk terus mempertahankan tegaknya panji-panji
NKRI. Dari Kediri lalu memutar kembali melewati Trenggalek, terus melakukan perjalanan
sampai akhirnya di Sobo. Di tempat ini telah dijadikan markas gerilya sampai saat Presiden
dan Wakil Presiden dengan beberapa menteri kembali ke Yogyakarta.

8. Serangan Umum 1 Maret 1949


Pada tanggal 1 Maret 1949 dini hari sekitar pukul 06.00 sewaktu sirine berbunyi sebagai
tanda berakhirnya jam malam, serangan umum dilancarkan dari segala penjuru. Letkol
Soeharto langsung memegang komando menyerang ke pusat kota. Serangan umum ini ternyata
sukses. Selama enam jam (dari jam 06.00 - jam 12.00 siang) Yogyakarta dapat diduduki oleh
TNI. Setelah Belanda mendatangkan bala bantuan dari Gombong dan Magelang, dapat
memukul mundur para pejuang kita.

9. Persetujuan Roem-Royen
Atas inisiatif Komisi PBB untuk Indonesia pada tanggal 14 April 1949 diselenggarakan
perundingan di Jakarta di bawah pimpinan Merle Cochran, anggota Komisi dari AS. Delegasi
Indonesia dipimpin oleh Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh H.J. Van Royen.
Isi Persetujuan Roem-Royen antara lain sebagai berikut:

a. Pihak Indonesia bersedia mengeluarkan perintah kepada pengikut RI yang bersenjata


untuk menghentikan perang gerilya. RI juga akan Ikut serta dalam Konferensi Meja
Bundar (KMB) di Den Haag, guna mempercepat penyerahan kedaulatan kepada Negara
Indonesia Serikat (NIS), tanpa syarat.

b. Pihak Belanda menyetujui kembalinya RI ke Yogyakarta dan menjamin penghentian


gerakan-gerakan militer dan membebaskan semua tahanan politik. Belanda juga berjanji
tidak akan mendirikan dan mengakui negara-negara yang ada di wilayah kekuasaan RI
sebelum Desember 1948, serta menyetujui RI sebagai bagian dari NIS.

10. Yogya Kembali

185
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Sejak awal 1949, ada tiga kelompok pimpinan RI yang ditunggu untuk kembali ke
Yogyakarta. Kelompok pertama adalah Kelompok Bangka.Kedua adalah kelompok PDRI
dibawah pimpinan Mr. Syafruddin Prawiranegara. Kelompok ketiga adalah angkatan perang
di bawah pimpinan Panglima Besar Jenderal Sudirman. Sultan Hamangkubuwono IX bertindak
sebagai wakil Republik Indonesia, karena Keraton Yogyakarta bebas dari intervensi Belanda,
maka mempermudah untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait dengan kembalinya
Yogya ke Republik Indonesia. Kelompok Bangka yang terdiri atas Sukarno, Hatta, dan
rombongan kembali ke Yogyakarta pada tanggal 6 Juli 1949, kecuali Mr. Roem yang harus
menyelesaikan urusannya sebagai ketua delegasi di UNCI, masih tetap tinggal di Jakarta.

11. Konferensi Inter Indonesia


Pada bulan Juli dan Agustus 1949 diadakan konferensi Inter-Indonesia. Dalam konferensi
itu diperlihatkan bahwa politik devide et impera Belanda untuk memisahkan daerah-daerah di
luar wilayah RI mengalami kegagalan. Hasil Konferensi Inter-Indonesia yang diselenggarakan
di Yogyakarta antara lain:

a. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS)
berdasarkan demokrasi dan federalisme;

b. RIS akan dikepalai oleh seorang presiden dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung
jawab kepada presiden;
c. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari RI maupun Belanda;

d. Angkatan Perang RIS adalah Angkatan Perang Nasional, dan Presiden RIS adalah
Panglima Tertinggi Angkatan Perang; dan
e. Pembentukan Angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia sendiri.
Dalam konferensi selanjutnya juga diputuskan untuk membentuk Panitia

Persiapan Nasional yang anggotanya terdiri atas wakil-wakil RI dan BFO. Tugasnya
menyelenggarakan persiapan dan menciptakan suasana tertib sebelum dan sesudah KMB.

12. Konferensi Meja Bundar


Indonesia telah menetapkan delegasi yang mewakili KMB yakni Moh. Hatta, Moh. Roem,
Mr. Supomo, Dr. J. Leimena, Mr. Ali Sastroamijoyo, Dr. Sukiman, Ir. Juanda, Dr. Sumitro
Joyohadikusumo, Mr. Suyono Hadinoto, Mr. AK. Pringgodigdo, TB. Simatupang, dan Mr.
Sumardi. Sedangkan BFO diwakili oleh Sultan Hamid II dari Pontianak.

186
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
KMB dibuka pada tanggal 23 Agustus 1949 di Den Haag. Delegasi Belanda dipimpin oleh
Mr. Van Maarseveen dan dari UNCI sebagai mediator adalah Chritchley. Tujuan diadakan
KMB adalah untuk:
a. menyelesaikan persengketaan antara Indonesia dan Belanda; dan

b. mencapai kesepakatan antara para peserta tentang tata cara penyerahan yang penuh dan
tanpa syarat kepada Negara Indonesia Serikat, sesuai dengan ketentuan Persetuiuan
Renville.
Hasil-hasil keputusan dalam KNIB antara lain sebagai berikut:

a. Belanda mengakui keberadaan negara RIS (Republik Indonesia Serikat) sebagai negara
yang merdeka dan berdaulat. RIS terdiri dari RI dan 15 negara bagian/daerah yang pernah
dibentuk Belanda.
b. Masalah Irian Barat akan diselesaikan setahun kemudian, setelah pengakuan kedaulatan.

c. Corak pemerintahan RIS akan diatur dengan konstitusi yang dibuat oleh para delegasi
RI dan BFO selama KMB berlangsung.

d. Akan dibentuk Uni Indonesia Belanda yang bersifat lebih longgar , berdasarkan kerja
sama secara sukarela dan sederajat. Uni Indonesia Belanda ini disepakati oleh Ratu
Belanda.
e. RIS harus membayar utang-utang Hindia Belanda sampai waktu pengakuan kedaulatan.

f. RIS akan mengembalikan hak milik Belanda dan memberikan izin baru untuk
perusahaan-perusahaan Belanda.

13. Pembentukan Republik Indonesia Serikat


Tanggal 14 Desember 1949 diadakan pertemuan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta.
Pertemuan ini dihadiri oleh wakil-wakil Pemerintah RI, pemerintah negara-negara bagian, dan
daerah untuk membahas Konstitusi RIS. Pertemuan ini menyetujui naskah Undang-Undang
Dasar yang akan menjadi Konstitusi RIS.
Pada tanggal 16 Desember1949, Ir. Sukarno terpilih sebagai Presiden RIS.

Secara resmi Ir. Sukarno dilantik sebagai Presiden RIS tanggal 17 Agustus 1949, bertempat di
Bangsal Siti Hinggil Keraton Yogyakarta oleh Ketua Mahkamah Agung, Mr. Kusumah
Atmaja, dan Drs. Moh. Hatta diangkat sebagai Perdana Menteri. Tanggal 20 Desember 1949
Kabinet Moh. Hatta dilantik. Dengan demikian terbentuk Pemerintahan RIS.

14. Pengakuan Kedaulatan

187
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Pada tanggal 27 Desember 1949, terjadilah penyerahan kedaulatan Belanda kepada
Indonesia yang dilakukan di Belanda dan di Indonesia. Di Negeri Belanda, delegasi Indonesia
dipimpin oleh Moh. Hatta sedangkan pihak Belanda hadir Ratu Juliana, Perdana Menteri
Willem Drees, dan Menteri Seberang Lautan Sasseu bersama-sama menandatangani akte
penyerahan kedaulatan di Ruang Tahta Amsterdam. Di Indonesia dilakukan oleh Sri Sultan
Hamengkubuwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.S. Lovink. Pengakuan pertama
datang dari negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab, yaitu Mesir, Suriah, Lebanon,
Saudi Arabia, Afganistan, India, dan lainlain.

15. Kembali ke Negara Kesatuan


Perdana Menteri RIS, Moh. Hatta mengadakan pertemuan dengan Sukawati (NIT) dan
Mansur (Sumatra Timur). Mereka sepakat untuk membentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Setelah itu diadakan konferensi yang dihadiri oleh wakil-wakil RIS,
termasuk dari Sumatra Timur dan NIT. Melalui konferensi itu akhirnya pada tanggal 19 Mei
1950 tercapai persetujuan yang dituangkan dalam Piagam Persetujuan. Isi pentingnya adalah :

a. Kesediaan bersama untuk membentuk negara kesatuan sebagai penjelmaan dari negara
RI yang berdasarkan pada Proklamasi 17 Agustus 1945; dan
b. Penyempurnaan Konstitusi RIS, dengan memasukkan bagian-bagian penting dari UUD
RI tahun 1945. Untuk ini diserahkan kepada panitia bersama untuk menyusun Rencana
UUD Negara Kesatuan.

Panitia bersama juga ditugaskan untuk melaksanakan isi Piagam Persetujuan 19 Mei 1950.
Pada tanggal 12 Agustus 1950, pihak KNIP RI menyetujui Rancangan UUD itu menjadi UUD
Sementara. Kemudian, tanggal 14 Agustus 1950, DPR dan Senat RIS mengesahkan Rancangan
UUD Sementara KNIP, menjadi UUD yang terkenal dengan sebutan Undang-Undang Dasar
Sementara (UUDS) tahun 1950. Dengan demikian, berakhirlah riwayat hidup negara RIS, dan
secara resmi tanggal 17 Agustus 1950 terbentuklah kembali Negara Kesatuan RI. Sukarno
kembali sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden RI.

C. Nilai-nilai Kejuangan Masa Revolusi


1. Persatuan dan Kesatuan
2. Rela Berkorban dan Tanpa Pamrih
3. Cinta pada Tanah Air
4. Saling Pengertian dan Harga Menghargai

188
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
Proyek
Lakukan langkah-langkah kegiatan berikut!

1. Carilah informasi tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam
upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda!
2. Buatlah tulisan tentang strategi dan bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda!
3. Tulisan minimal dua halaman.
4. Carilah informasi yang mendukung di buku, koran, majalah, dan internet!
5. Hasil kegiatan dipresentasikan di kelas

LATIHAN SOAL
1. Pasukan Sekutu yang bergabung dalam AFNEI mendarat di Jakarta pada tanggal 29
September 1945. Kekuatan AFNEI tersebut dibagi menjadi tiga divisi. Kemukakan tiga
divisi tersebut!
2. Kemukakan perintah yang berikan A.H. Nasution selaku Panglima Divisi III TRI untuk
rakyat Bandung!
3. Mengapa hubungan antara Indonesia-Belanda kurang begitu baik, walaupun Perjanjian
Linggajati telah ditandatangani?
4. Konferensi Meja Bundar diadakan di Ridderzaal, Den Haag, Belanda dan berlangsung
pada tanggal 23 Agustus-2 November 1949. Ada beberapa masalah yang sulit
dipecahkan dalam KMB. Kemukakan beberapa masalah tersebut!
5. Kemukakan pentingnya nilai persatuan dan kesatuan!
6. Pada tanggal 19 Agustus 1945 berkumandang melalui radio tentang sebuah pernyataan
dan perintah agar pemindahan kekuasaan dari tangan Jepang ke pihak Indonesia terus
dilakukan. Hal tersebut semakin membakar semangat para pemuda Semarang dan
sekitarnya untuk melakukan perebutan kekuasaan. Selaku pimpinan pemerintahan di
Semarang, Wongsonegoro mengeluarkan pernyataan atau perintah. Kemukakan
pernyataan atau perintah yang dikeluarkan Wongsonegoro tersebut!
7. Pertempuran Ambarawa diawali dengan kedatangan tantara Sekutu di Semarang pada
tanggal 20 Oktober 1945. Mengapa perintah Indonesia mengizinkan pendaratan tantara
Sekutu tersebut?
8. Terangkan bahwa Konferensi Inter-Indonesia berlangsung dua kali!
9. Kemukakan hasil-hasil yang dicapai KMB pada tanggal 2 November 1949 di Den
Haag, Belanda!
10. Kemukakan tokoh yang membubuhkan tanda tangan pada waktu penyerahan
kedaulatan di negeri Belanda pada tanggal 27 Desember 1949!

189
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Belajar Praktis Sejarah Indonesia Mata Pelajaran Wajib Untuk SMA/MA Kelas XI Semester
1. Klaten: Viva Pakarindo.

Belajar Praktis Sejarah Indonesia Mata Pelajaran Wajib Untuk SMA/MA Kelas XI Semester
2. Klaten: Viva Pakarindo.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Jakarta: PT. Gramedia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Buku Guru: Sejarah Indonesia untuk
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XI (Edisi Revisi). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Mustopo, M. Habib. 2014. Sejarah Indonesia Kelas XI SMA. Jakarta: Yudistira.

Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional Indonesia
Jilid IV-V. Jakarta: Balai Pustaka.
Rickleffs, M.C. 1993. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Internet
https://www.historia.id/
https://www.kompas.com/
https://www.nasional.kompas.com/
https://tirto.id/
https://youtube.com/

190
Yayasan Tarakanita Sejarah Peminatan SMA Kelas XI

Anda mungkin juga menyukai