Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH BAHAYA PENGGUNAAN SENYAWA CFC

(KLOROFLUOROKARBON)

OLEH:

1. AHMAD ALY AULIA RAHMAN (1)

2. ANNISA DWI PUSPITASARI (3)

3. AYUB DIAN AGUSTINA (4)

4. MUHAMMAD MUHYIDDIN (20)

5. RAHMAT HIDAYATULLAH (26)

6. REFITA ANGGRAENI BASUKI (27)

SMAN 3 TUBAN

TAHUN PELAJARAN

2022/2023
BAHAYA PENGGUNAAN CFC

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keseimbangan alam sering terganggu akibat ulah manusia, es di kutub mencair setiap harinya,
hutan-hutan terbakar secara tiba-tiba oleh raoleh radiasi sinar matahari. Pemanasan global sudah
mengancam bumi.

Pemanasan global itu berawal dari industri yang menghasilkan bahan-bahan yang berbahaya bagi
ozon seperti CO2 dan CFC. Zat yang dinamakan CFC (Kloro Floro Karbon) banyak digunakan sebagai
pelarut dalam pembersih alat-alat elektronik seperti kulkas dan AC.

Secara umum, setiap rumah didunia memiliki setidaknya satu AC dan satu kulkas.Berdasarkan itu
kita bisa bayangkan berapa banyak CFC yang digunakan diseluruh dunia. Itu belum termasuk
penggunaan CFC dikantor-kantor dan gedung-gedung bertingkat.

Berbagai negara di duniapun mulai mengurangi penggunaan CFC, termasuk di Indonesia.Namun,


tidak semua orang benar-benar pahan bagaimana CFC dapat merusak bumi.Penyusunpun berusaha
membahas lebih detail mengenai hal tersebut.

B. Perumusan Masalah

Penyusun membatasi perumusan masalah dalam karya ilmiah ini menjadi menjadi:

1. Apakah pengertian CFC?

2. Apakah kegunaan CFC?

3. Apakah Dampak dari penggunaan CFC?

4. Bagaimana penanggulangan dari Penggunaan CFC yang mengancam bumi?


C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk melengkapi tugas mata pelajaran Kimia kelas
XII IPA 1 semester genap.

D. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam karya ilmiah ini adalah:

1. Metode Kepustakaan
Dengan mengambil beberapa referensi dari buku, koran dan sumber tertulis lainnya
2. Metode Internet
Dengan menggunakan beberapa situs dan mengambil beberapa data yang berhubungan erat
dengan tugas karya ilmiah ini.

BAB II Pengertian CFC

A. Pengertian CFC dan Ozon

CFC adalah klorofluorokarbon, yaitu senyawa-senyawa yang mengandung atom karbon dengan
klorin dan fluorin terikat padanya. Dua CFC yang umum adalah CFC-11 (Trichloromonofluoromethane
atau freon 11) dan CFC-12 (Dichlorodifluoromethane)

CFC merupakan zat-zat yang tidak mudah terbakar dan tidak terlalu toksik. Satu buah molekul CFC
memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan

OZON (O,) adalah molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang berbentuk gas pada suhu kamar.
Ikatan antaratom oksigen dalam molekul ozon ini agak lemah dibandingkan dengan molekul oksigen
yang terdiri atas dua atom (O:), sehingga salah satu dari ketiga atom oksigennya mudah lepas dan
bereaksi dengan molekul yang lain.

Ozon merupakan bahan yang beracun. Gas ini sangat reaktif dan banyak digunakan untuk bahan
pemucat (bleaching), penghilang bau, dan sterilisasi. Ozon terutama terbentuk dan terurai di daerah
ekuator di mana terdapat hutan tropis yang cukup luas.
B. Mekanisme Perusakan Lapisan Ozon

Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10-50 km).
Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom KLORIN. Atom klorin
ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan LUBANG OZON.

Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu
seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan 'lubang tersebut terjadi setiap bulan September dan
pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.

Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh
Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon.
Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di
seluruh Antartika.

BAB III

Kegunaan CFC

Pada zaman sekarang, banyak sekali kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi. barang yang
dibutuhkan oleh masyarakat sekarang banyak sekali yang menggunakan CFC. Sebagian dari mereka
menggunakan CFC dengan cara yang tidak terkira banyaknya. Selama bertahun-tahun, senyawa-
senyawa kimia tersebut secara luas dipakai untuk berbagai keperluan, seperti:

1. Alat-alat pendingin ruangan (air conditioner/AC)


CFC yang digunakan pada alat pendingin ruangan (air conditioner/AC) lebih dikenal dengan
freon yang digunakan sebagai pendingin.
2. Media pendingin di lemari es.
Sama halnya seperti AC, pada kulkas terdapat CFC yang digunakan sebagai pendingin walaupun
tidak berpengaruh terlalu banyak coba bayangkan apabila seluruh masyarakat di dunia ini
menggunakan lemari es berapa banyak CFC yang terbuang tiap harinya.
3. Bahan pelarut
CFC yang terdapat pada bahan pelarut banyak digunakan bagi kilang-kilang elektronik. sebagai
pelarut untuk pembersih dan untuk tujuan pengeringan minyak.
4. Bahan dorong
CFC digunakan sebagai bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng semprot
pengharum ruangan, penyemprot rambut, minyak wangi (parfum).
5. Proses pembuatan plastik
untuk menghasilkan plastik busa seperti busa polistirena atau poliuretana yang memuai.
BAB IV

Dampak dari Penggunaan CFC

》CFC dapat merusak lapisan ozon. Pada lapisan atmosfir yang tinggi, ikatan C-Cl akan terputus
menghasilkan radikal-radikal bebas klorin. Radikal-radikal inilah yang merusak ozon. CFC sekarang ini
telah digantikan oleh senyawa senyawa yang lebih ramah lingkungan.

》CFC juga bisa menyebabkan pemanasan global. Satu molekul CFC-11 misalnya. memiliki potensi
pemanasan global sekitar 5000 kali lebih besar ketimbang sebuah molekul karbon dioksida. Di Indonesia,
manifestasi pemanasan global, antara lain, terganggunya siklus hidro-orologis yang telah merusak
sebagian besar sumber daya air (SDA) di Indonesia. Juga, meluasnya areal lahan kering. Itu harus disikapi
dengan pencarian bibit unggul tanaman pangan lahan kering. Juga, meluasnya lahan bera (lahan yang
tidak bisa ditanami) sebagai akibat terjangan intrusi air laut.

Baru-baru ini,Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC) memublikasikan hasil pengamatan


ilmuwan dari berbagai negara. Isinya sangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah
terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15-0,3" C. Jika peningkatan suhu itu
terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (32 tahun dari sekarang)lapisan es di kutub-kutub bumi
akan habis meleleh.

Jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga
kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat panas, jutaan orang berebut air dan
makanan. Napas tersengal oleh asap dan debu

Ozon mengabsorpsi radiasi ultraviolet yang dipancarkan matahari. Radiasi ini mempunyai panjang
gelombang di bawah 400 nm. Spektrum dari radiasi ini, yang terletak pada panjang gelombang di antara
290 nm - 320 nm, lebih dikenal dengan istilah radiasi UV- B. Telah terbukti bahwa peningkatan dosis
radiasi UV-B yang mencapai bumi mengakibatkan meningkatnya kasus penyakit kanker kulit,
menurunkan hasil panen, dan sangat mempengaruhi kehidupan plankton dan larva ikan laut Di lapisan
stratosfer ozon merupakan lapisan pelindung yang melindungi bumi dari spektrum radiasi matahari yang
berbahaya untuk kehidupan.

Tanpa adanya filter dari lapisan ozon, akan lebih banyak radiasi UV-B yang menembus atmosfer dan
akan mencapai ke permukaan bumi. Beberapa studi eksperimen terhadap tumbuhan, binatang, dan uji
klinis terhadap manusia menunjukkan adanya efek yang berbahaya bila terpapar radiasi UV-B secara
berlebihan

Beberapa studi mendokumentasikan adanya efek yang berbahaya dari ozon terhadap produksi
panen. pertumbuhan, hutan dan kesehatan manusia. Efek ini kontras dengan efek ozon stratosfer yang
menguntungkan. Oleh sebab itu, keberadaan ozon di atmosfer mempunyai arti yang sangat penting bagi
kehidupan di bumi ini. Mengingat hal tersebut maka keberadaan ozon di atmosfer harus selalu dipantau
agar dapat diupayakan tindakan- tindakan antisipasi yang diperlukan.
BAB V

Penanggulangan CFC

Seperti yang telah kita ketahui, Dunia mulai memperhatikan dampak CFC terhadap bumi kita. Sejak
tahun 1975, dikhawatirkan aktivitas manusia akan mengancam lapisan ozon. Oleh karena itu, atas
permintaan "United Nations Environment Programme" (UNEP), WMO memulai Penyelidikan Ozon
Global dan Proyek Pemantauan untuk mengkoordinasi pemantauan dan penyelidikan ozon dalam jangka
panjang. Semua data dari pemantauan di seluruh dunia diantarkan ke Pusat Data Ozon Dunia di
Toronto, Kanada, yang tersedia kepada masyarakat ilmiah internasional.

Pada tahun 1977, pertemuan pakar UNEP mengambil tindakan Rencana Dunia terhadap lapisan
ozon. Dan tahun 1987, ditandatangani Protokol Montreal, suatu perjanjian untuk perlindungan terhadap
lapisan ozon. Protokol ini kemudian diratifikasi oleh 36 negara termasuk Amerika Serikat.

Pada tahun 1990 Pelarangan total terhadap penggunaan CFC sejak diusulkan oleh Komunitas Eropa
(sekarang Uni Eropa) pada tahun 1989, yang juga disetujui oleh Presiden AS, George Bush. Dan tahun
1991, untuk memonitor berkurangnya ozon secara global. National Aeronautics and Space
Administration (NASA) meluncurkan Satelit Peneliti Atmosfer yang digunakan untuk mengukur variasi
ozon pada berbagai ketinggian dan menyediakan gambaran jelas pertama tentang kimiawi atmosfer di
atas.

Pada tahun 1995, lebih dari 100 negara setuju untuk secara bertahap menghentikan produksi pestisida
metil bromida di negara-negara maju. Bahan ini diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan lapisan
ozon hingga 15 persen pada tahun 2000. Kemudian ditahun yang sama, disetujui CFC tidak diproduksi
lagi di negara maju pada akhir tahun dan dihentikan secara bertahap di negara berkembang hingga
tahun 2010, Hidrofluorokarbon atau HCFC, yang lebih sedikit menyebabkan kerusakan lapisan ozon bila
dibandingkan CFC, digunakan sementara sebagai pengganti CFC.

Indonesia telah menjadi negara yang turut menandatangani Konvensi Vienna maupun Protokol
Montreal sejak ditetapkannya Keputusan Presiden No 23 Tahun 1992. Berdasarkan Keputusan Presiden
itu, Indonesia juga punya kewajiban untuk melaksanakan program perlindungan lapisan ozon (BPO)
secara bertahap.

Secara nasional Indonesia telah menetapkan komitmen untuk menghapus penggunaan BPO (Bahan
Perusak Lapisan Ozon) pada akhir tahun 2007, termasuk menghapus penggunaan freon dalam alat
pendingin pada tahun 2007. Untuk mencapai target penghapusan CFC pada tahun 2007, Indonesia telah
menyelenggarakan beberapa program. Dana untuk program penghapusan CFC diperoleh dalam bentuk
hibah dari Dana Multilateral Montreal Protocol (MEF), di mana UNDP menjadi salah satu lembaga
pelaksana. Dengan dukungan dari UNDP, Indonesia telah melaksanakan 29 proyek investasi tersendiri di
sektor busa dan 14 proyek investasi tersendiri di sektor pendinginan.
Hal ini juga didukung oleh Peraturan Departemen Industri No.33 Tahun 2007 yang akan melarang
penggunaan CFC (klorofloro karbon atau freon) untuk proses manufaktur mulai Juli 2008. Indonesia
berencana untuk melarang impor metil bromida dan CFC yang merupakan BPO, mulai 1 Januari 2008,
atau dua tahun lebih cepat dari tenggat waktu yang ditargetkan Protokol Montreal untuk penghapusan
CFC di negara-negara berkembang, dan tujuh tahun lebih cepat untuk penghapusan metil bromida.

Sesungguhnya penipisan ozon ini dipicu dari tingginya pemakaian CFC, namun guna menormalkan
kembali kondisi ozon, diperlukan kerja sama yang baik dari semua pihak. Tindakan yang dapat kita
lakukan saat ini demi memelihara lapisan ozon, misalnya mulai mengurangi atau tidak menggunakan lagi
produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat merusak lapisan pelindung bumi
dari sinar UV ini. Untuk itu, diperlukan upaya meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat
dalam program perlindungan lapisan ozon, pemahaman mengenai penanggulangan penipisan lapisan
ozon, memperkenalkan bahan, proses, produk, dan teknologi yang tidak merusak lapisan ozon. Bila
tidak, maka proses penipisan ozon akan semakin meningkat dan mungkin saja akan menyebabkan
lapisan ini tidak dapat dikembalikan lagi ke bentuk aslinya.

Walaupun begitu, tetap saja penggunaan CFCtidak akan mudah lepas begitu saja dari kehidupan
manusia. Penghapusan penggunaan CFC di Indonesia, tampaknya tidak mudah dilakukan. Terutama
karena alat-alat pendingin yang ada sekarang, misalnya kulkas dan AC, mayoritas masih menggunakan
tekhnologi berbasis CFC Untuk mengantisipasi penggunaan CFC berlebihan, telah ditemukan cara yang
dinilai sangat bermanfaat. Yakni melakukan daur ulang CFC, dan mencari bahan alternatif pengganti.

Mendaur ulang CFC, dibutuhkan alat yang disebut Recovery CFC. Alat canggih seharga 60 juta
rupiah ini, dinilai sangat membantu mengurangi kebocoran molekul CFC ke udara. Cara kerja alat
Recovery CFC, sangat sederhana, CFC lama di dalam alat pendingin, tak perlu lagi diganti. Tapi cukup
mendaur ulang, sehingga menghasilkan CFC baru. Namun mengurangi dampak penggunaan CFC, tak
hanya dilakukan dengan cara daur ulang. Namun juga dapat melalui penggunaan bahan alternatif
pengganti. Salah satunya Hydro Floro Carbon atau HFC.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Freon adalah salah satu zat yang berbahaya yang berpotensi mengakibatkan pemanasan global.
Kebocoran freon tidak akan menimbulkan dampak yang serius bagi kesehatan manusia. Ketika freon
(CFC) terlepas ke atmosfer, maka molekul CFC akan terurai atom C yang akan mengakibatkan timbulnya
karbon monoksida (CO). Ketika CO terbentuk. maka mereka akan menarik lagi satu atom O dari ozon-
ozon (03) lain sehingga menciptakan CO2, oleh karena itu ozon sebagai pelindung bumi dari sinar
ultraviolet menjadi rusak. sementara CO2 memiliki efek rumaha kaca yang dapat menahan panas di
bumi,dengan demikian bumi akan semakin panas.

B. SARAN

Setelah mengetahui bahaya dari freon setidaknya untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan oleh
Freon, mulai sekarang kurangi penggunaan Freon seperti yang terdapat pada AC. lemari pendingin dan
lain-lain. Agar dampak dari pemanasan global tidak akan menjadi semakin parah dengan penggunaan zat
yang berpotensi menimbulkan pemanasan global.

Anda mungkin juga menyukai