Anda di halaman 1dari 9

BAHAN AJAR

Nama: Suprat Anamelawati


Sekolah : SMAN 2 Cibeber
A. Judul Materi : Teks Anekdot
B. Kompetensi Dasar, IPK, dan Tujuan Pembelajaran

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari 3.5.1 Mendata pokok-pokok isi anekdot
aspek makna tersirat. 3.5.2 Mengidentifikasi kelucuan anekdot
3.5.3 Mengevaluasi makna tersirat dalam teks anekdot
4.5 Mengonstruksi makna tersirat 4.5.1 Menulis kritik yang terkandung dalam anekdot.
dalam sebuah teks anekdot. 4.5.2 Mengontruksi makna tersirat dalam anekdot
Tujuan Pembelajaran
Pertemuan Ke-1 Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran discovery learning peserta didik dapat mendata pokok-pokok isi
anekdot dengan aktif, kreatif, kooperatif serta komunikatif selama proses
pembelajaran.
Pertemuan Ke-2 1. Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran discovery learning peserta didik dapat mengidentifikasi kelucuan
anekdot dengan aktif, kreatif, kooperatif serta komunikatif selama proses
pembelajaran.
2. Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran discovery learning peserta didik dapat mengevaluasi makna
tersirat dalam teks anekdot dengan aktif, kreatif, kooperatif serta komunikatif
selama proses pembelajaran.
Pertemuan Ke-3 1. Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran discovery learning peserta didik dapat menulis kritik yang
terkandung dalam anekdot.dengan aktif, kreatif, kooperatif serta komunikatif
selama proses pembelajaran.
2. Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model
pembelajaran discovery learning peserta didik dapat mengontruksi makna
tersirat dalam teks anekdot dengan aktif, kreatif, kooperatif serta komunikatif
selama proses pembelajaran.
Materi Pokok a. Defnisi teks anekdot
b. Ciri-ciri teks anekdot
c. Jenis teks anekdot
d. Pokok-pokok isi anekdot
e. Makna tersirat dalam teks anekdot.
C. Pendahuluan
Bahan ajar merupakan seperangkat materi pelajaran yang dapat membantu tercapainya tujuan
kurikulum yang disusun secara sistematis dan utuh sehingga tercipta lingkungan belajar yang
menyenangkan, memudahkan siswa belajar, dan guru mengajar.
Bentuk Bahan Ajar
1. Bahan ajar cetak (printed), yaitu sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat
berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi. Contoh: handout, buku,
modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wall chart, foto/gambar, model, atau maket
2. Bahan ajar dengar (audio) atau program audio, yaitu: semua sistem yang menggunakan sinyal
radio secara langsung, yang dapat dimainkan atau didengar oleh seseorang atau sekelompok
orang. Contoh: kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio
3. Bahan ajar pandang dengar (audio visual), yaitu: segala sesuatu yang memungkinkan sinyal
audio dapat dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Contoh: video,
compact disk, dan film.
4. Bahan ajar interaktif (interactive teaching materials), yaitu: kombinasi dari dua atau lebih
media (audio, teks, grafik, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunanya dimanipulasi
atau diberi perlakuan untuk mengendalikan suatu perintah dan atau perilaku alami dari
presentasi. Contoh: compact disk interaktif.

Materi yang akan dibahas dalam bahan ajar ini adalah teks anekdot. Dengan mempelajari teks
anekdot diharapkan, peserta didik dapat menciptakan suatu kritik social berbentuk cerita lucu yang
berpotensi pada suatu kebaikan.

D. Uraian Materi
1. Definisi Teks Anekdot
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena
lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan
kejadian yang sebenarnya.

2. Ciri Teks Anekdot


a. Teks anekdot bersifat humor atau lelucon, artinya teks anekdot berisikan kisah-kisah
lucu atau bualan.
b. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa terhibur
dengan kelucuan yang ada dalam teks.
c. Bersifat menyindir, artinya isi dalam teks anekdot terkadang menyindir sebagian
kelompok tertentu.
d. Menceritakan orang penting, seperti pejabat ataupun tokoh terkenal, tetapi bisa juga
menceritakan orang biasa.
e. Memiliki tujuan tertentu
f. Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng
g. Menceritakan karakter hewan dan manusia sering terhubung secara umum dan realitas

3. Jenis Anekdot
a. Berdasarkan Sifat Peristiwa
1) Anekdot nonfiksi
Anekdot nonfiksi adalah anekdot yang menceritakan peristiwa nyata dengan tokoh
dan latar sebenarnya
2) Anekdot fiksi
Anekdot fksi adalah anekdot yang menceritakan kisah fiksi atau khayal.
b. Berdasarkan Tokoh
1) Anekdot Tokoh Terkenal
Anekdot tokoh terkenal adalah anekdot yang menceritakan kisah orang-orang
terkenal
a) Anekdot Tokoh Terkenal Nonfiksi
Anekdot tokoh terkenal fiksi bersumber dari kisah-kisah nyata yang dilakoni
tokoh-tokoh terkenal. Anekdot ini sering diceritakan sendiri oleh tokoh
bersangkutan atau oleh orang lain yang mengetahui kejadian sebenarnya.
b) Anekdot Tokoh Terkenal Fiksi
Anekdot tokoh terkenal fiksi menceritakan kisah tokoh terkenal yang
merupakan hasil rekaan pengarangnya. Tokoh tersebut dapat diambil dari tokoh
film, tokoh nove, atau tokoh dongeng. Contoh anekdot tokoh terkenal berupa
fiksi adalah anekdot Abu Nawas.
2) Anekdot Sufi
Anekdot sufi adalah anekdot yang menceritakan kisah-kisah sufi atau pemuka
agama. Anekdot sufi menceritakan pengalaman sehari-hari seorang sufi. Sufi yang
menjadi tokoh dalam anekdot ini bersifat fiksi ataupun nonfiksi.
3) Anekdot Binatang
Anekdot binatang adalah anekdot yang menggunakan tokoh seekor binatang.
Anekdot ini mengumpamakan binatang seperti manusia.
c. Berdasarkan Tujuan
1) Anekdot Kritik
Anekdot kritik adalah anekdot yang bertujuan untuk mengkritik.
2) Anekdot Nasihat
Anekdot nasihat adalah anekdot yang bertujuan untukmenasihati
3) Anekdot Hiburan
Anekdot hiburan adalah anekdot bertujuan menghibur orang lain. Anekdot hiburan
sering digunakan untuk sekadar berkelakar.

4. Mendata Pokok-Pokok Isi dalam Teks Anekdot


Pokok-pokok isi tersebut dapat ditemukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai
dengan isi cerita. Anda dapat menggunakan kata tanya berikut untuk mendata pokok-pokok
isi dalam teks anekdot.
a. Apa
Kata tanya apa digunakan untuk menanyakan nama, jenis, ataupun sifat. Pada teks
anekdot kata tanya apa digunakan untuk mengidentifikasi peristiwa yang diceritakan
b. Siapa
Kata tanya siapa diganakan untuk menanyakan orang. Pada teks anekdot kata tanya
siapa digunakan untuk mengidentifikasi tokoh yang diceritakan
c. Kapan
Kata tanya kapan diganakan untuk menanyakan waktu. Pada teks anekdot kata tanya
kapan diganakan untuk mengidentifikasi latar waktu dalam cerita.
d. Di mana
Kata tanya dimana diganakan untuk menanyakan tempat. Pada teks anekdot kata tanya
di mana diganakan untuk mengidentifikasi latar tempat dalam cerita.
e. Mengapa
Kata tanya mengapa diganakan untuk menanyakan sebab, alasan, ataupun perbuatan.
Pada teks anekdot kata tanya mengapa diganakan untuk mengidentifikasi alasan
peristiwa terjadi.
f. Bagaimana
Kata tanya bagaimana diganakan untuk menanyakan akibat suatu tidakan. Pada teks
anekdot kata tanya bagaimana diganakan untuk mengidentifikasi akibat yang dari
tindakan yang dilakukan dalam tokoh cerita.

5. Makna Tersirat dalam Teks Anekdot


Anekdot adalah sebuah cerita yang mengandung makna tersirat. Makna tersirat dalam
anekdot dapat diketahui setelah Anda membaca keseluruhan cerita.
Adapun cara mengidentifikasi makna tersirat dalam tekls anekdot sebagai berikut.
a. Membaca teks anekdot dengan saksama
b. Menganalisis pesan, kritik, ataupun nasihat dengan menilai tindakan ataupun dialog
yang disampaikan tokoh.
c. Menyimpulkan makna tersirat berupa pesan, kritik, ataupun nasihat dari cerita.
Makna tersirat dalam teks anekdot disampaikan dalam cerita humor. Artinya dalam teks
anekdot terdapat factor humor yang menjadi factor kelucuan dalam cerita. Anda dapat
mengidentifikasi faktor kelucuan dalam cerita anekdot dengan melakukan langkah-
langkah sebagai berikut.
a. Membaca teks anekdot dengan saksama
b. Menganalisis peristiwa janggal yang dialami tokoh, baik melalui tindaka tokoh maupun
dialog tokoh.
c. Menyimpulkan faktor kelucuan pada teks anekdot tersebut

Contoh Teks Anekdot 1


Dosen yang juga Menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang

berbincang-bincang.

Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah

mau berdiri.”

Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”

Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”

Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”

Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”

Udin : “Loh, apa hubungannya.”

Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”

Udin : “???”
Contoh Teks Anekdot 2
Cara Keledai Membaca Buku
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi
Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang
hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat, agar Nasrudin mengajari
terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk
memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.
Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu ia memikirkan apa
yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima
hadiah, namun jika tidak maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke
sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai.
Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut, dan membuka sampulnya.
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian si Keledai mulai
membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman
terakhir. Setelah itu, si Keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi
bukunya.
“Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya,” kata. Timur Lenk merasa
ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin.
Namun, ia minta jawaban, “Bagaimana cara mengajari keledai membaca?”
Nasrudin berkisah, “Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaranlembaran besar mirip buku.
Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai
itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu. Kalau tidak ditemukan biji
gandumnya, ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih
membalik-balik halaman buku itu.”
“Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?” tukas Timur Lenk. Nasrudin
menjawab, “Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa
mengerti isinya.” Jadi, kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh
keledai, bukan? Kata Nashrudin dengan mimik serius.
Contoh Teks Anekdot 3
Kumpulan Tikus dan Petani Serang Ular

Dalam rantai makanan pada ekosistem sawah, tikus


dianggap sebagai hama yang merugikan petani. Sementara ular
justru lebih menguntungkan karena bisa membasmi hama tikus,
sedangkan petani yang tidak mengerti hal ini justru
memusnahkan ular karena dianggap berbahaya sehingga tikus
pun semakin meKetua Genglela.
Suatu hari di sawah petani pada malam hari, beberapa
ekor tikus sedang mendiskusikan hal penting di markas bawah
tanahnya dengan serius. Mereka ingin menyerah sawah petani di malam hari dan memakan beberapa
sayur dan tanaman segar.
Ketua Geng Tikus : “ Jadi rencana kita nanti harus sukses agar kita bisa menambah lebih banyak
persediaan makanan”
Anggota Tikus 1 : “ Tapi, bos, makanan kita cukup banyak, bisa untuk mencukupi kebutuhan hingga
tiga hari ke depan.”
Ketua Geng Tikus : “ Kamu pikir makanan itu hanya untuk makan dirimu sendiri? Tentu tidak, kan
ada aku!”
Para angota dari kelompok tikus tersebut pun hanya terdiam dan menurut dengan apa yang dikatakan
Ketua Gengnya.
Anggota Tikus 2 : “ Tapi Ketua Geng, misi kita malam ini tidak berhasil jika ada musuh yang paling
berbahaya.”
Ketua Geng Tikur : “Ooh, si ular itu? Tenang saja, aku sudah memiliki rencana untuk menghadapinya.
Kita serang ular itu bersama-sama malam ini, dan pastikan dia tidak berkutik lagi kembali ke lahan
petani ini. Tetapi, harus ada satu tikus yang menjadi umpannya.”
Para tikus pun saling berpandangan dan berharap tidak ada yang akan dijadikan umpan di
antara mereka semua. Kemudian Ketua Geng menunjuk secara acak, dan mau tidak mau harus
menurutinya.
Di lahan petani yang gelap itu, muncullah seekor ular yang sedang mencari para tikus
berkeliaran yang hendak mencuri makanan hasil tani.
Ular Sawah berkata, “Kemana para tikus ini, padahal aku sangat kelaparan.”
Kemudian seekor tikus bergerak perlahan untuk memancing perhatian si ular. Ketika ular
tersebut mulai mendekati dengan gerakan tanpa suara tapi gesit, tikus-tikus yang lain pun
mengikutinya dan berharap misi mereka bisa berjalan sesuai harapan.
Saat hampir menuju keberhasilan, para tikus mulai bermunculan secara beramai-ramai hendak
menyerang si ular. Si ular yang mengetahui akan ancaman tersebut pun segera berencana melarikan
diri, karena kegesitannya tidak bisa dikalahkan oleh seekor tikus manapun. Namun, suatu ketika saat
sedang mengejar si ular, para tikus tiba-tiba beralih untuk tidak mengejarnya, dan hal tersebut
membuat si ular heran. Kemudian dilihatnya seorang petani yang tiba-tiba keluar dari rumah.
Petani yang kaget melihat seekor ular dan menganggapnya berbahaya itupun sontak memukul
si ular hingga tidak berdaya. Ular tersebut terlihat belum mati, namun si petani segera membuangnya
ke sungai kecil yang berada tidak jauh dari lahan sawahnya. Tubuh ulah yang lemas itu pun ikut
terbawa arus sungai yang cukup deras di malam hari tersebut. Si petani dengan bangga kembali ke
rumahnya karena merasa bahwa ancaman dari ular telah hilang tanpa mengetahui dampak yang akan
dialami.
Para tikus yang mengetahui kejadian tersebut pun sangat senang bukan kepalang, dengan
segera mereka menyusun rencana untuk menguasai lahan petani saat si petani sudah tidak terlihat lagi
di balik kegelapan malam.
Keesokan harinya, saat si petani kembali ke lading untuk bertani, Ia telah dikejutkan dengan
kondisi lahannya yang berantakan. Kemudian para petani lain yang sedang melewati lahannya berkata
pada si petani.
“Wah, itu sepertinya karena ulah para tikus tadi malah itu, pak. Makanya kalau ada ular sebaiknya
dijaga aja pak, bila perlu dipelihara malah, buat ngusir para tikus yang rakus itu.”
Si petani tidak bisa berkata-kata, sementara ia mengingat bahwa Ia tidak memiliki alat pengusir
tikus, ataupun hewan peliharaan yang bisa memangsa tikus-tikus rakus itu. Apalagi ia juga baru
tersadar bahwa ular pemangsa yang biasa menghilangkan hama tersebut telah dibunuhnya kemarin
malam. Dan si petani pun hanya bisa menyesali semua perbuatannya tersebut.

Pesan : Amanat atau pesan yang ada di dalam teks anekdot tersebut seperti sebuah perumpamaan.
Tikus secara umum diibaratkan sebagai koruptor, sedangkan si ular adalah penangkap para koruptor,
dan si petani adalah rakyat.
Kisah tersebut menggambarkan keadaan di dunia nyata, yakni para koruptor berdasi yang memiliki
jabatan tinggi bisa mempengaruhi rakyat agar tetap mendukungnya tanpa sadar sehingga secara tidak
sadar pula rakyat tersebut juga melemahkan keadaan para pembela anti korupsi yang bertugas
membersihkannya.
E. Referensi Sumber Bahan Ajar
 http://seputarpengertian.blogspot.com/2018/05/pengertian-bahan-ajar-serta-bagian.html
 Suherli dkk. 2016. Buku Guru Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK X. Jakarata: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
 Suherli dkk. 2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK X. Jakarata: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
 Darmayanti, Uti dan Artati, Budi. 2018. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X Semester
1. Yogyakarta: Intan Pariwara
 https://www.mypurohith.com/contoh-teks-anekdot/

Anda mungkin juga menyukai