Anda di halaman 1dari 23

PERGELARAN

Pengertian Pergelaran

Pergelaran adalah suatu kegiatan dalam pertunjukan hasil karya seni kepada orang
banyak pada tempat tertentu. Untuk mencapai suatu tujuan pada dasarnya pergelaran adalah
merupakan kegiatan konsumsi secara tidak langsung antara pemain dengan penonton untuk
mencapai kepuasan masing-masing (baik penonton maupun pemain). Baik tidaknya suatu
pergelaran dapat di ukur dengan melihat bagaimana respon dan tanggapan serta perhatian
penonton selama pergelaran itu berlangsung. Kadang-kadang ada suatu pergelaran yang di
tinggalkan oleh penonton ini menandakan bahwa pergelaran itu tidak dapat berkomunikasi
dengan penontonnya.
Maksud dan Tujuan
1) Untuk hiburan dalam acara tertentu
2) Untuk menghibur masyarakat
3) Untuk apresiasi
4) Untuk ucapan khusus
5) Untuk komersial
6) Supaya kesenian tidak hilang
7) Supaya kesenian dilestarika
Unsur Pergelaran

1) Materi sajian

Materi sajian adalah bentuk karya seni karawitan yang akan disajikan dengan maksud dan
tujuan pergelaran, karena baik buruknya suatu materi sajian tergantung pada tujuan
penyelenggara pergelaran. Maksud dan tujuan suatu pergelaran itu banyak sekali baik
dalam pergelaran kecil maupun dalam pergelaran besar.

2) Pemain
Pemain adalah orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan seni, baik sebagai juru
sekar, juru gendang, maupun yang memainkan suatu pemeran seorang tokoh yang
dimaksud dalam suatu materi sajian. Pergelaran pemain adalah merupakan unsur
terpenting dalam pergelaran karena materi sajian pergelaran dalam hal ini secara
langsung dipertontonkan oleh seorang pemain. Kesuksesan serta keberhasilan suatu
pergelaran tergantung pula kepada pemain. Oleh karena itu seorang pemain harus benar-
benar siap pentas, dalam arti siap segala-galanya baik mentalitas maupun penguasaan
materi sajian. Sehingga dapat bermain dengan sempurna serta dapat memberika suatu
kepuasan kepada penonton.

3) Sarana
Sarana merupakan unsur pendukung yang tidak boleh dianggap enteng dalam suatu
pergelaran. Karena unsur sarana sangat berpengaruh banyak terhadap kesuksesan dan
keberhasilan dalam pencapaian tujuan pada suatu pergelaran. Unsur sarana meliputi,
tempat pergelaran dan hal yang digunakan dalam pergelaran seperti: dekorasi, pentas, tata
cahaya, saund system, tata rias, tata busana, dan lain-lain.

4) Penonton
Menonton suatu pergelaran karawitan adalah merupakan sebagian dari kebutuhan hidup
yang menyenangkan. Jadi dengan menonton pergelaran karawitan, orang dapat
melepaskan diri sejenak dari kejenuhan dan kejemuan sehari-hari. Kepuasan yang didapat
akan melahirkan kebahagiaan bagi penonton. Karena itu penonton menginginkan materi
sajian yang menyenangkan. Apabila sajian pergelaran itu tidak memuaskan hal ini dapat
menimbulkan kekecewaan bagi penonton, kadang-kadang penonton dengan spotanitas
melontarkan tanggapannya baik kekagumannya maupun kekecewaannya karena tidak
puas. Dengan demikian penonton adalah merupakan salah satu unsur yang penting dalam
suatu pergelaran.

5) Penyelenggara Pergelaran Kesenian

Pergelaran melputi bagian yang bersifat management dan bagian yang langsung
berurusan dengan kegiatan seni. Yang dimaksud dengan bagian management yaitu
kumpulan orang- orang yang melakukan suatu kegiatan dalam mengurus operasional
pergelaran yang dipimpin oleh produser. Di sekolah biasanya dipimpin oleh ketua panitia
atau oleh Kepala Sekolah. Bagian ini mengurusi tentang memeroleh dana dan cara
penggunaannya seta mempersiapkan keperluan- keperluan penyelenggaraan pergelaran,
seperti; perijinan, tempat pergelaran, perlengkapan- perlengkapan pergelaran, konsumsi,
transportasi akomodasi, dan penonton. Bagian yang berlangsung dengan kegiatan seni
yaitu kumpulan orang- orang yang melakukan suatu kegiatan khusus sesuai dengan
tugasnya masing- masing seperti; pemain, Pagelaran atau Drama mempunyai unsur-unsur
pembangunan cerita dan unsur-unsur tersebut biasanya disebut unsur-unsur intrinsik.
Unsur-unsur itu adalah tema, alur, perwatakan, amanat, latar (setting), dan titik
pengisahan (point of view).

1. Tema
Tema merupakan ide yang mendasari suatu cerita sehingga mampu memaparkan
suatu karya fiksi yang diciptakannya. Persoalan, cita-cita, dan gagasan yang
diungkapkan pengarang tidak terlepas dari tema.

2. Alur
Alur atau plot adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tahapan-tahapan
peristiwa sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh para pelaku dalam
suatu cerita. Alur disusun tidak lepas dari tema. Jalan cerita yang disusun atau
dijalin tidak boleh meloncat ke lain tema. Tiap-tiap kejadian akan berhubungan
sehingga seluruh cerita merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-
pisahkan.

3. Karakter/ Perwatakan
Dalam cerita rekaan, ada individu yang diceritakan. Individu ini dalam karya
sastra lazim disebut tokoh. Tokoh tersebut digambarkan mempunyai karakter
atau watak, misalnya pemarah, periang, pemabuk, pemalu, penyabar, atau rajin.
Penggambaran watak tokoh dapat secara langsung ataupun tidak langsung.
Orang yang mempunyai watak pemarah, tidak langsung dikatakan ‘dia pemarah’,
tetapi dengan kalimat atau uraian lain sehingga pembaca mengetahui bahwa
tokoh yang igambarkan dalam cerita tersebut memiliki sifat pemarah.

4. Amanat
Dalam cerita rekaan, terdapat pesan yang dituangkan oleh pengarang. Pesan atau
amanat ini dapat ditafsirkan sendiri oleh pembacanya. Tidak mustahil terjadi
perbedaan penafsiran amanat pembaca dengan amanat atau pesan yang
dikehendaki pengarang.

5. Latar/ Setting
Latar adalah segala keterangan atau petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan
waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra beserta
tempatnya. Dari pengertian latar ini, dikenal latar waktu (kapan), latar tempat (di
mana), dan latar sosial (keadaan lingkungan masyarakat). Pengungkapan latar
ada yang secara langsung dan yang tidak langsung. Dalam cerita yang baik,
antara latar dan penokohan sangat menyatu sehingga baik penokohan maupun
latar tidak dapat dipertukarkan.

6. Sudut Pandang/ Titik Pengisahan (Point of view)

a. Sudut pandang fisik, yaitu posisi dalam waktu dan ruang yang
digunakan pengarang dalam pendekatan materi cerita.
b. Sudut pandang mental, yaitu perasaan dan sikap pengarang terhadap
masalah dalam cerita;
c. Sudut pandang pribadi, yaitu hubungan atau keterlibatan pengarang
dengan pokok masalah dalam cerita.

7. Menjiwai Karakteristik Tokoh Drama

Untuk mendapatkan hasil pementasan yang baik, salah satunya terletak pada
kemampuan pemain dalam menjiwai karakteristik tokoh yang diperankannya.
Dalam hal ini, seorang pemain harus berusaha menghayati sedalam mungkin
karakter tokoh yang akan diperankannya sehingga ia mampu menempatkan
dirinya sehingga seorang tokoh di dalam drama tersebut, bukan sebaliknya
menjadi dirinya sendiri. Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan
ketika memerankan tokoh drama, diantaranya sebagai berikut,

8. Kosentrasi
Pemusatan pikiran untuk menghayati dan menjiwai karakteristik tokoh yang
akan diperankan. Pemusatan pikiran ini melibatkan tiga faktor, yaitu faktor fisik,
mental, dan emosional.

9. Kemampuan mendayagunakan emosional

Seorang pemain diharuskan mampu untuk menampilkan bentuk-bentuk


emosional tokoh yang diperankan dengan baik. Bentuk-bentuk emosional
biasanya ditampilkan dalam bentuk mimik muka, gerak, ataupun suara.
10. Kemampuan laku dramatic

Kemampuan laku dramatik ialah kesanggupan pemain dalam melakukan sikap,


tindakan, serta prilaku, yang merupakan ekspresi dari tuntutan emosi.

11. Kemampuan membangun karakter

Karakter pemain sebisa mungkin identik dengan karakter tokoh yang ingin
diperankan. Seorang pemain dituntut untuk tidak tampil dengan karakter diri
pribadinya, melainkan sebagai tokoh yang diperankannya.

12. Kemampuan melakuakan observasi

Kemampuan ini berkaitan dengan kemapuan pemain dalam menampilkan gerak


yang seidentik mungkin dengan gambaran kenyataan yang ada dalam naskah
drama. Kemampuan tersebut bisa dilatih dengan melakukan
observasi/pengamatan langsung terhadap sikap aktivitas manusia sehari-hari.

13. Kemampuan menguasai irama

Irama yang dimaksud ialah tempo permainan gerak atau prilaku agar terjadi
kehormatan dalam pemeranan. Tempo tersebut didasarkan pada deskripsi yang
ada dalam naskah drama.

Susunan Kepanitiaan Pameran Umum

a. Penasihat

Penasihat adalah orang yang dianggap tertua (senior) dalam kepanitiaan. Biasanya
orang yang menjadi penasihat dalam kepanitiaan sekolah adalah kepala sekolah.
Penasihat harus memberikan arahan dan motivasi kepada semua panitia, sehingga dalam
pelaksanaan pergelaran nanti dapat terlaksana dengan baik. Adapun tugas yang harus
dilaksanakan seorang penasihat pertunjukan tari adalah:

1) Menerima laporan yang diajukan oleh panitia.


2) Memberikan evaluasi pada laporan yang dibuat panitia.
3) Memberikan nasihat dan saran mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan
pertunjukan tari.
4) Bertanggung jawab atas terselenggaranya pertunjukan.

b. Penanggung jawab

Penanggung jawab adalah pelaksana harian yang harus selalu mengikuti atau
memantau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kepanitiaan. Penanggung jawab
dapat mewakili penasihat apabila ada hal yang mendesak. Biasanya penanggung jawab
adalah wakil kepala sekolah. Penanggung jawab memiliki tugas yang sama dengan tugas
penasihat.

c. Ketua Panitia

Ketua panitia adalah pimpinan penyelenggaraan pameran yang bertanggung


jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pameran. Ketua dalam pelaksanaan tugasnya
harus dapat berkomunikasi, bekerja sama dengan baik, dan bekerja sama dengan berbagai
pihak yang mendukung dan menyukseskan kegiatan pameran. Seorang ketua harus
memiliki sikap tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab atas pekerjaan.

d. Wakil Ketua

Secara umum tugas sebagai wakil ketua adalah pendamping ketua, bertanggung
jawab atas kepengurusan berbagai hal dan memperlancar kegiatan seksi-seksi, juga
mengganti ketua atau melaksanakan tugas ketua, apabila ketua berhalangan. Seorang
wakil ketua harus memiliki sikap tegas, jujur, sabar, serta memiliki rasa tanggung jawab
atas pekerjaan.

e. Sekretaris

Tugas pokok sekretaris dalam suatu kegiatan pameran atau suatu organisasi
diantaranya adalah menulis seluruh kegiatan panitia selama penyelenggaraan pameran.
Pembuatan surat-surat pemberitahuan kepada kepala sekolah, orang tua, kepada dinas
terkait, apabila pergelaran tersebut akan dilangsungkan di sekolah. Sedangkan apabila
pameran tersebut akan diselenggarakan di luar sekolah, perlu ada surat izin dan dan
pemberitahuan kepada instansi pemerintah yang berwewenang. Tugas sekretaris lainnya
adalah mengarsipkan surat-surat penting tersebut dan menyusunnya sesuai tanggal, waktu
pengeluaran surat-surat tersebut secara cermat dan teratur. Selain itu, bersama ketua,
membuat laporan kegiatan sebelum, sedang dan sesudah pergelaran berlangsung.
Sekretaris harus memiliki sikap jujur, tangung jawab, dan tertib karena tugas sekretaris
sangat erat hubungannya dengan administrasi.

f. Bendahara

Seorang bendahara bertanggung jawab secara penuh tentang penggunaan,


penyimpanan, dan penerimaan uang dana yang masuk sebagai biaya penyelenggaraan
pameran. Bendahara harus juga dapat menyusun laporan pertanggungjawaban atas
penggunaan dan pengelolaan keuangan selama pameran berlangsung. Bendahara harus
memiliki sikap jujur, tanggung jawab, teliti, dan cermat dalam mengatur pengrluaran
yang digunakan selama kegiatan berlangsung.

g. Seksi-Seksi

Seksi-seksi dibentuk dalam rangka membantu tugas dan menyukseskan kegiatan


yang akan dilaksanakan. Pembentukan seksi-seksi bisa berkembang sesuai kebutuhan
acara yang akan digelar. Seksi-seksi harus memiliki sikap jujur, bertangung jawab, dan
disiplin dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Berikut merupakan contoh dari seksi-seksi

a) Seksi Kesekretariatan

Seksi ini bertugas membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen


tertulis seperti surat-menyurat, penyusunan proposal kegiatan, dan mencatat
segala sesuatu yang terjadi hingga pameran selesai.

b) Seksi Sponsor

Seksi ini berkewajiban membantu Ketua dalam pencarian dana atau


sumbangan dari berbagai pihak, untuk mmencukupi biaya pameran.

c) Seksi Publikasi dan Dokumentasi


Seksi publikasi bertugas sebagai juru penerang kepada umum melalui
berbagai media, seperti dengan surat-surat pemberitahuan, spanduk kegiatan,
pembuatan poster pameran, katalog, undangan, dan sebagainya. Apabila dalam
masalah pemberitahun tersebut ternyata memerlukan surat-surat izin dapat
berhubungan dengan sekertaris penyelenggaraan pameran. Seksi publikasi juga
bertugas untuk membuat laporan dokumentasi pameran, dengan jalan
mengumpulkan hasil pemotretan tentang kegiatan dari awal sampai selesai
(berakhir), dokumentasi pameran ini sangat penting sebagai tolok ukur dan
wawasan di masa mendatang.

d) Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang

Seksi Dekorasi dan Penataan Ruang pameran bertugas mengatur tata


ruang pameran. Seksi ini selain bertugas untuk menghias ruang pameran juga
bertugas mengatur denah dan penempatan karya yang dipamerkan.

e) Seksi Stand

Seksi stand atau petugas stand adalah penjaga pameran yang bertugas
menjaga kelancaran pameran, mengatur (mengarahkan) pengunjung mulai dari
masuk sampai ke luar dari ruang pameran. Petugas penjaga stand diharapkan
melayani para pengunjung secara ramah dan sopan membantu memberikan
informasi tentang karya-karya yang dipamerkan.

f) Seksi Pengumpulan dan Seleksi Karya

Karya yang akan dipamerkan dikumpulkan dan dipilih, dikategorikan


sesuai dengan tema pameran yang ditentukan. Seksi pengumpulan dan seleksi
karya bertugas melakukan pencataan dan pendataan karya (nama seniman, judul,
tahun pembuatan, kelas, harga, dll) serta melakukan pemilihan karya yang akan
dipamerkan.

g) Seksi Perlengkapan
Seksi Perlengkapan memiliki tugas untuk mengatur berbagai perlengkapan
(alat dan fasilitas lain) yang digunakan dalam penyelenggaraan pameran. Seksi
ini bekerjasama dengan seksi dekorasi dan penataan ruang mempersiapkan
tempat penyelenggaraan pameran serta berkordinasi secara khusus dengan seksi
pengumpulan dan seleksi karya dalam pengumpulan dan pemilihan karya.

h) Seksi Keamanan

Tugas seksi keamanan dinataranya menjaga ketertiban dan keamanan


lokasi pameran khususnya kemanan karya-karya yang dipamerkan.

i) Seksi Konsumsi

Seksi Konsumsi bertugas menyediakan dan mengatur konsumsi ketika


pembukaan dan penutupan pameran. Seksi konsumsi juga bertanggung jawab
menyediakan dan mengatur konsumsi dalam kegiatan kepanitian pameran.

j) Seksi Kegiatan

Seksi kegiatan bertugas mengatur jadwal berlangsungnya acara dan


bertangung jawab atas keberlangsungan acara.

k) Seksi Humas(Hubungan Masyarakat)

Seksi ini bertugas mengurus segala perijinan dengan pihak terkait yang
akan digunakan atau diminta bantuan dalam acara.

Tugas Kepanitiaan Pameran

1. Tim Produksi
Tim Produksi ini dipimpin oleh ketua yang bertugas mengorganizir pementasan
suatu seni pertunjukan. Tim produksi terdiri dari : Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi
Dokumentasi, Seksi Publikasi, Seksi Pendanaan, dan Tiketing

No. Struktur Tugas dan Fungsi


Panitia
1. Ketua Orang yang ditunjuk untuk mengorganisir
pementasan suatu seni pertunjukan.

2. Sekretaris Orang yang bertanggungjawab dalam membukukan


dan mencatat semua kegiatan yang berhubungan
dengan produksi seni pertunjukan.

3. Bendahara Orang yang bertanggungjawab terhadap semua hal


yang berhubungan dengan keuangan.

4. Seksi Orang yang bertanggungjawab atas dokumentasi


Dokumentasi kegiatan.

5. Seksi Orang yang bertanggungjawab terhadap segala


Publikasi urusan promosi dari kegiatan pementasan
pertunjukan

6. Seksi Orang yang bertanggungjawab terhadap penyediaan


Pendanaan dana yang dibutuhkan dalam proses dan
pelaksanaan pementasan seni pertunjukan

7. Tiketing Orang yang bertanggungjawab atas penjualan dan


pembelian karcis pertunjukan

2. House Manager

No. Struktur Tugas dan Fungsi


Panitia

1. Keamanan Orang yang bertanggung jawab terhadap sistem


keamanan pertunjukkan tari
2. Akomodasi Orang yang bertanggung jawab terhadap segala hal
yang berhubungan dengan akomodasi setiap proses
pelaksanaan penyelenggaraan pertunjukan

3. Konsumsi Orang yang bertanggung jawab terhadapurusan


konsumsi.

4. Transportasi Orang yang bertanggung jawab terhadap urusan


penyediaan transportasi

5. Seksi Orang yang bertanggung jawab terhadap penyewaan


Gedung ataupun penyediaan gedung pertunjukkan

House Manager Orang yang bertugas mengemban pelayanan publik serta


bertanggung jawab kepada pimpinan produksi dalam layanan staf dan layanan publik.
House manager membawahi beberapa seksi yaitu : Keamanan, Akomodasi, Konsumsi,
Transportasi, dan Seksi Gedung

3. TimArtistik
Tim artistik terdiri dari : Sutradara/Koreografer, Pimpinan Artistik/Art Director,
Stage Manajer, Penata Panggung/Scenery, Penata Cahaya, Penata Rias dan Busana,
Penata Suara, dan Penata Musik/Sound

No. Struktur Panitia Tugas dan Fungsi

1. Sutradara/Koreografer Orang yang membuat konsep dari


pertunjukan, dan mengatur alur atau laku
dari sebuah pertunjukan tari.

2. Pimpinan Artistik Pimpinan Artistik Penanggungjawab


artistik karya, performa penyajian hingga
tata urut pementasan agar dapat
menyajikan urutan pementasan

3. Stage Manager Orang yang mengkordinasi seluruh bagian


yang ada di panggung
4. Penata Panggung Penata Panggung Tugas penata panggung
adalah menjadi layanan pemenuhan kepada
penyaji karya seni dan tuntutan artistik
garapan berdasarkan prasaran dari
pimpinan artistik

5. Penata Cahaya Penata Cahaya Tugas penata cahaya adalah


menjadi sumber sukses dan artistiknya
pementasan karya seni yang dipergelarkan
yang berhubungan dengan masalah
pencahayaan, terang-padamnya lampu,
serta bagaimana cara mengatasi apabila
terjadi kecelakaan matinya lampu dari
Perusahaan Listrik Negara (PLN)

6. Penata Rias/Busana Penata Rias dan Busana Penata Rias dan


Busana adalah orang yang mempunyai
tugas atau tanggungjawab merias dan
menata busana pemain

7. Penata Suara Orang yang mempunyai tugas atau


tanggungjawab mengatur suara atau bunyi
selama pertunjukan berlangsung.

8. Penata Musik Tugas penata musik dan sound adalah


menjadi sumber sukses dan kualitas musik
yang disajikan dalam pementasan

Tata Lampu

A. Pengertian Tata lampu


Tata lampu adalah segala perlengkapan perlampuan baik tradisional maupun
modern yang digunakan untuk keperluan penerangan dan penyinaran dalam seni
pertunjukan.

B. Tujuan dan Fungsi Tata lampu

1. Menerangi

Lampu digunakan sekedar untuk memberi terang, melenyapkan gelap.


Penerangan ini bersifat penerangan umum yang dapat menerangi seluruh bagian
pentas dengan rata (General Illumination/General Light). Seluruh pentas atau
property yang ada di pentas diterangi secara merata dengan lampu berwarna putih,
merah, biru, hijau, kuning, atau violet. Misalnya: untuk adegan di hutan digunakan
penerangan berwarna hijau dan untuk adegan di medan perang digunakan lampu
berwarna merah.

2. Menyinari

Tata lampu bertujuan untuk menyinari daerah permainan atau suatu objek
tertentu sehingga dapat menimbulkan efek dramatik. Penyinaran ini merupakan jenis
penerangan yang bersifat khusus (Specicific Illumination/ Spot Light). Dengan
penerangan ini suatu daerah atau objek tertentu akan nampak lebih dominan sehingga
situasi dramatis akan lebih kuat. Misalnya: untuk adegan dua pemain di tengah hutan,
maka lampu yang berfungsi menyinari difokuskan pada panggung yang ditempati
dua pemain, sedangkan bagian panggung yang lain secara merata diterangi oleh
general light berwarna hijau.

C. Istilah Dalam Tata Cahaya.


1) Lampu: sumber cahaya, ada bermacam, macam tipe, seperti par 38, halogen, spot,
follow light, focus light, dll.
2) Holder: dudukan lampu.
3) Kabel: penghantar listrik.
4) Dimmer: piranti untuk mengatur intensitas cahaya.
5) Main light: cahaya yang berfungsi untuk menerangi panggung secara keseluruhan.
6) Foot light: lampu untuk menerangi bagian bawah panggung.
7) Wing light: lampu untuk menerangi bagian sisi panggung.
8) Front light: lampu untuk menerangi panggung dari arah depan.
9) Back light: lampu untuk menerangi bagian belakang panggung, biasanya ditempatkan
di panggung bagian belakang.
10) Silouet light: lampu untuk membentuk siluet pada backdrop.
11) Upper light: lampu untuk menerang bagian tengah panggung, biasanya ditempatkan
tepat di atas panggung.
12) Tools: peralatan pendukung tata cahaya, misalnya circuit breaker (sekring), tang,
gunting, isolator, solder, palu, tespen, cutter, avometer, saklar, stopcontact, jumper,
dll.
13) Seri light, lampu yang diinstalasi secara seri atau sendiri-sendiri. (1 channel 1 lampu)
14) Paralel light, lampu yang diinstalasi secara paralel (1 channel beberapa lampu).
Seperti yang telah di ungkapkan di atas, secara sederhana hal-hal tersebut adalah
yang pada umumnya harus diketahui oleh lightingman, selanjutnya baik tidaknya
tatacahaya bergantung pada pemahaman, pengalaman dan kreatifitas dari lightingman.
Intinya, jika ingin menjadi ‘lightingman sejati’, Anda harus banyak belajar dan mencoba
(trial and error).
D. Asas-Asas Penataan Cahaya
1) Fungsi dan kualitas cahaya
2) Aspek reka bentuk dalam cahaya
3) Asas elektrik; mengenali bentuk-bentuk seri dan paralel serta menggunakan undang-
undang Ohm untuk menyelesaikan masalah tentang arus, rintangan, voltan dan
tenaga.
4) Aspek optik – yaitu aspek pantulan dan pembiasan cahaya di dalam berbagai
permukaan jenis reflektor dan ciri-cirinya tentang pembiasan cahaya.
5) Jenis dan fungsi lampu yang digunakan di dalam teater
6) Kegunaan warna di dalam pementasan teori warna dan pengawalan warna
7) Sistem pemalap [dimmer system] – manual dan memory
8) Mencipta ‘light plot’ dan membentuk ‘lighting cues’
E. Perlengkapan Tata Lampu
Teater yang bermateri pokok manusia, pada mulanya sangat erat kaitannya
dengan sifat religius. Tidaklah mengherankan apabila pada mulanya teater lebih banyak
dipentaskan pada siang hari. Namun pekembangan situasi membawa manusia ke arah
yang lebih dinamis dan kreatif. Dinamika dan kreatifitas manusia menimbulkan
penemuan baru, dan makin lama makin berkembang sehingga makin sempurna. Dari
perapian meningkat pada penggunaan lampu minyak sampai akhirnya memanfaatkan
tenaga elektronik, kesemuanya itu juga merupakan perkembangan tata lampu dalam
teater. Konstruksi teater tradisional yang bersifat spesifik (Pendopo, Bale, Banjar, Rumah
Gadang) ternyata masih besar pengaruhnya terhadap nilai ritual dan keagungan teater
tradisional.

Demikian pula sebenarnya bila kita resapi dalam tata lampu untuk teater
tradisional. Lidah api yang bergerak-gerak terkena hembusan angin (Blencong) ternyata
mampu memberi nafas kehidupan kepad benda (wayang kulit). Ilusi kita ternyata
terhanyut mengikuti gerak semu benda tersebut yang diakibatkan oleh gerakan lidah api.
Tata lampu Pendopo ternyata membawa keagungan tersendiri yang bersifat karakteristik
dan dapat memberikan efek spiritual magis. Oleh karena itulah maka tidak semua bentuk
teater dapat menerapkan teknik lighting modern.

F. Unsur-Unsur Dalam Lighting.


1) Tersedianya peralatan dan perlengkapan. Yaitu tersedianya cukup lampu, kabel,
holder dan beberapa peralatan yang berhubungan dengan lighting dan listrik. Tidak
ada standard yang pasti seberapa banyak perlengkapan tersebut, semuanya
bergantung dari kebutuhan naskah yang akan dipentaskan.
2) Tata letak dan titik fokus. Tata letak adalah penempatan lampu sedangkan titik fokus
adalah daerah jatuhnya cahaya. Pada umumnya, penempatan lampu dalam
pementasan adalah di atas dan dari arah depan panggung, sehingga titik fokus tepat
berada di daerah panggung. Dalam teorinya, sudut penempatan dan titk fokus yang
paling efektif adalah 450 di atas panggung. Namun semuanya itu sekali lagi
bergantung dari kebutuhan naskah. Teori lain mengatakan idealnya, lighiting dalam
sebuah pementasan (apapun jenis pementasan itu) tatacahaya harus menerangi setiap
bagian dari panggung, yaitu dari arah depan, dan belakang, atas dan bawah, kiri dan
kanan, serta bagian tengah.
3) Keseimbangan warna. Maksudnya adalah keserasian penggunaan warna cahaya yang
dibutuhkan. Hal ini berarti, lightingman harus memiliki pengetahuan tentang warna.
4) Penguasaan alat dan perlengkapan. Artinya lightingman harus memiliki pemahaman
mengenai sifat karakter cahaya dari perlengkapan tata cahaya. Tata cahaya sangat
berhubungan dengan listrik, maka anda harus berhati-hati jika sedang bertugas
menjadi light setter atau penata cahaya.
5) Pemahaman naskah. Artinya lightingman harus paham mengenai naskah yang akan
dipentaskan. Selain itu, juga harus memahami maksud dan jalan pikiran sutradara
sebagai ‘penguasa tertinggi’ dalam pementasan.
Dalam sebuah pementasan, semua orang memiliki peran yang sama pentingnya
antara satu dengan lainnya. Jika salah satu bagian terganggu, maka akan mengganggu
jalannya proses produksi secara keseluruhan. Begitu pula dengan “tukang tata cahaya’.
Dia juga menjadi bagian penting selain sutradara dan aktor, disamping make up, stage
manager, dan unsur lainnya. Dengan kata lain, lightingman juga harus memiliki disiplin
yang sama dengan semua pendukung pementasan. Dari paparan di atas, semuanya dapat
dicapai dengan belajar mengenai tata cahaya dan unsur pendukung lainnya.
G. Macam-macam Lampu

1. Lampu tradisional

Lampu tradisional adalah semua lampu yang memiliki sumber cahaya yang dapat
digunakan dan dimanfaatkan untuk kepentingan pertunjukan atau pergelaran seni.
Lampu ini memiliki bentuk yang sederhana dan dibuat secara turun temurun dan
merupakan warisan budaya nenek moyang kita. Sebagai contoh bentuk lampu yang
dapat digunakan mulai dari api unggun, blencong, obor dari bambu, oncor dari kaleng
bekas, dari botol-botol bekas, lampu teplok, lampu gantung, sampai dengan petromaks.

Lampu tradisional memiliki kelebihan dan kekurangan apabila dipergunakan


dalam pertunjukan. Kelebihan dalam lampu tradisional, barang atau bahan mudah
ditemukan/diperoleh, harga murah, bentuk sederhana, tidak memerlukan belajar di
sekolah, serta memiliki nilai artistik yang tinggi dan membantu suasana pertunjukan.
Kekurangannya antara lain, apabila bahan bakar habis segera diganti atau ditambah,
membuat polusi udara, asap maupun langes membuat wajah menjadi kotor/hitam,
warna cahaya satu warna dan tidak berubah, intensitas cahaya kecil, sinar menyorot ke
pemain hanya satu arah.

2. Lampu Non Tradisional (Modern)

Lampu non tradisional atau modern adalah lampu yang dihasilkan oleh manusia
melalui pengembangan IPTEKS dengan menggunakan listrik sebagai bahan dasar
utamanya. Dengan kemajuan IPTEKS dan berkembangnya seni pertunjukan, maka
kedua belah pihak saling membutuhkan, sehingga instrumen lighting di zaman
sekarang ini telah canggih dan siap mendukung segala macam kebututuhan
pertunjukan. Ada beberapa macam bentuk lighting modern.

A.. Strip Light

1. Open System

Deretan lampu yang berada dalam kotak panjang tanpa sekat, jenis ini
dipasang pada Apron, untuk lampu kaki (Foot Light)). Di samping berfungsi
sebagai penerangan umum juga dapat untuk menetralkan sinar dari atas.

2. Compartment System

Deretan lampu dalam kotak panjang yang bersekat. Di dalam


kesatuannya, deret lampu ini dapat dibagi menjadi beberapa kelompok
warna. Lampu ini dipasang di daerah Border sebagai Border Light.

B. Spot Light

Sumber sinar berkekuatan besar, sinar yang dipantulkan oleh reflector


dibiaskan oleh lensa dan biasannya sesuai dengan jenis lensanya. Ada berbagai
macam lampu khusus atau Spot Light

1. Fresnell Spot light


Fresnell adalah lampu spot yang menggunakan reflector spherical
dan lensa patent fresnell yang memiliki cahaya menyatu tidak tajam
(lembut).

2. Plano Convex Spot Light

Lampu spot ini menggunakan reflector ellipsoidal dan lensa plano-


konvex yang memiliki cahaya menyatu tajam. Lampu lensa dengan berbagai
ukuran 5-8 dengan kekuatan antara 250 watt sampai 3000 watt.

3. Ellipsoidal Spot Light

Lampu lensa berukuran 3- 12 dengan kekuatan antara 250 watt


sampai 3000 watt.

4. Follow spot light

Follow spot adalah lampu yang memiliki intensitas atau berkekuatan


besar dan voltase/tegangan tinggi. Sinar dapat dipergunakan untuk
mengikuti pemain berpindah atau bergerak untuk berganti posisi. Intensitas
lampu follow minimal 1000 watt dan maximal 2500 watt.

5. Flood Light

Flood light adalah lampu yang mempunyai kekuatan yang besar


tanpa lensa. Apa yang ditaruh di bawah dipancangkan pada suatu standar
untuk menerangi jalan-jalan keluar masuk, drop, cyclorama, dan sebagainya.
Ada yang digantungkan untuk menerangi daerah permainan, sebuah
backdrop, sebuah cyclorama.

H. Pengaturan Lampu

Di dalam Stage Lighting terdapat dua permasalahan (1) masalah fisikal yaitu
lighting unit yang dipergunakan serta penempatannya. (2) masalah mekanikal yaitu
proses kerja lighting. Menata sinar tidak jauh bedanya dengan melukis di atas kanvas.
Pengetahuan tentang sifat warna dapat membantu konsep lighting. Dengan penempatan
lampu secara cermat, maka pelukisan situasi dramatis lewat warna dapat lebih mantap
sehingga komunikasi akan lebih lancar. Hal-hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah:

1) Tujuan lighting harus tercapai sesuai dengan rencananya dalam menyinari pentas
dan aktor sehingga hidup.
2) Pelukisan situasi secara logis.
3) Keseimbangan tata warna di dalam lukisan sinar.
4) Perubahan kombinasi warna yang tepat dan cermat.
5) Oleh karena itu tata lampu bukan hanya sekedar menerangi, maka harus pula
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pentas beserta perlengkapannya.

I. Alat Pengaturan Penyinaran:

1) Master Switch : Sumber pengendali utama terhadap keselamatan kerja lighting.


2) Switch : Tombol penyambung dan pemutus aliran.
3) Switch Board : Papan untuk menempatkan tombol-tombol.
4) Dimmer : Pengatur redup terangnya sinar.

J. Bentuk Penyinaran

1) Penyinaran primer, merupakan penyinaran yang langsung menuju pada satu


daerah atau objek. Penyinaran ini akan menimbulkan bayangan.
2) Penyinaran sekunder, merupakan penyinaran untuk menetralisir bayangan.
Perpaduan antara penyinaran primer dengan penyinaran sekunder akan dapat
menghasilkan efek tiga dimensi dalam tata lampu. Maka lampu sekunder ditaruh
berlawanan dengan lampu primer untuk menciptakan efek sinar yang tidak
dimensional, caranya menggabungkan lampu primer dan lampu sekunder
sehingga masing-masing sinar saling bersilangan.
3) Penyinaran latar belakang, khusus untuk menerangi Cyclorama.
4) Penghidup dekor, untuk membuat serta menghidupkan dekorasi. Dengan
menggunakan spot kita dapat membuat dekorasi kebakaran, kilat, gelombang laut.
Suasana pagi, siang, malam, dapat pula kita hadirkan dengan lighting.
5) Penghidup permainan, merupakan penyinaran yang langsung diarahkan pada aktor
(dengan Follow Spot). Pada saat penyinaran di sekitar objeknya dibuat redup atau
agak gelap.
6) Variasi penyinaran, dihasilkan dengan menggunakan alat pembentuk sinar yang
disebut Shooter dan Gelatin. Gelatin dan Shooter ini dipasang di depan lensa.
7) Sistem dua penyinaran (Two Way System) merupakan Non Proscenium Lighting.
8) Sistem tiga penyinaran (Three Way System) juga merupakan bentuk penyinaran
Non Proscenium Lighting.
9) Lighting Plot merupakan konsep pengaturan perlampuan yang dijadikan pedoman
dalam menempatkan lampu-lampu pentas. Hal ini diperlukan agar lebih mudah
dalam penanganan atau pengoperasionalan alat tersebut. Koreografer atau
sutradara akan lebih cepat membuat formasi atau komposisi bagi para pemain
untuk menyesuaikan tempat atau daerah yang tepat ada cahaya atau sinar lighting.
Di samping lighting plot masih ada lagi yaitu scriptlighting atau catatan lampu
yang harus dibuat oleh koreografer atau lighting designer.

K. Proses Penyinaran

1. Pembagian 6 daerah permaian

Suatu adegan yang dititikberatkan pada daerah permainan tertentu perlu


disoroti dengan Baby Spot yang khusus untuk daerah tersebut. Daerah khusus ini dapat
diperluas menjadi satu ruangan pentas penuh. Agar supaya seluruh pentas tersebut
dapat memberi kesan bahwa sebenarnya adalah daerah khusus yang diperluas, maka
penyinaran Baby Spot tadi secara lembut diganti menjadi penyinaran warna yang sama
dengan menggunakan kombinasi Border Light dan Foot Light.

Pada sustu saat sutradara menghendaki penonjolan pada tokoh atau bagian dari
adegan tertentu atas dasar interpretasinya terhadap nafas lakon. Untuk keperluan ini
maka penyinaran Border dan Foot diredupkan, kemudian tokoh atau daerah tertentu
tersebut disoroti dengan Spot light. Apabila penonjolan tadi lebih dititikberatkan pada
tokoh, baik dalam keadaandiam maupun bergerak, maka tokoh tersebut kita ikuti
dengan sorotan Follow Spot.
2. Pembagian sembilan (9) daerah permainan

Proses penyinaran bagi pentas dibagi menjadi 9 daerah permaian pada pentas
dengan 6 ruangan. Untuk membentuk pentas ini mengadi 9 daerah permainan, maka
penyinaran daerah khusus tidak menggunakan kombinasi Baby Spot, melainkan
menggunakan sekelompok lampu jenis lampu PAR yang memiliki reflektor dan warna
sama.

L. Sifat Daerah Permainan

1) Pentas 6 daerah permaian :

Up Right (UR) : Tegang, Kejam, Warna Merah

Up Cetre (UC) : Agung, Wibawa, Warna Biru

Up Left (UL) : Sedih, Hening, Warna Kuning

Down Right (DR) : Romantis, Warna Merah Muda

Down Centre(DC) : Sejuk, Tenang, Warna Biru Muda

Down Left (DL) : Ceris, Gairah, Warna Hijau Muda

2) Pentas 9 daerah permainan

Up Right (UR) : Tegang, Kejam, Warna Merah

Up Centre (UC) : Agung, Wibawa, Warna Biru

Up Left (UL) : Sedih, Hening, Warna Kuning

Midle Right (MR) : Kosong, Lemah, Warna Ungu

Midle Centre (MC): Netral, Warna Kuning Muda

Midle Left (ML) : Kosong, Lemah, Warna Ungu

Down Right (DR) : Romantis, Warna Merah Muda


Down Centre (DC): Sejuk, Tenang, Warna Biru Muda

Down Left (DL) : Ceria, Gairah, Warna Hijau Muda

Berdasarkan proses penyinaran dengan tembakan warna tertentu yang dikaitkan


dengan sifat dan kesan masing-masing daerah permaianan menurut pembagian yang ada,
maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa:

a. Setiap bagian dari pentas dapat diperbesar menjadisatu ruangan penuh


b. Di sembarang daerah permaianan dapat ditampilkan pengungkapan karakter dan
emosi.

M. Trik Aplikasi Warna


1) Aplikasi warna cerah pada salah satu elemen luar, misalnya untuk warna merah
bata pada pagar, menjadi aksen untuk keseluruhan rumah.
2) Warna netral untuk fasad bangunan lebih baik, tapi jika ingin menggunakan wana
cerah, aplikasikan hanya pada satu bidang.
3) Perpaduan warna cokelat dengan hijau dapat membuat atmosfer ruang menjadi
lebih tenang.
4) Abu-abu muda serta hijau kecokelatan mampu menghadirkan kecerahan dalam
ruangan.
5) Pada warna ruangan yang terlihat monoton, tambahkan cahaya buatan agar
ruangan lebih “hidup”.
6) Warna-warna lembut dan cahaya buatan yang temaram dapat memberikan
kehangatan dan keakraban suasana pada ruang keluarga dan kamar tidur.
7) Permainan dinding dengan warna natural akan membuat ruangan lebih luas.
8) Warna dinding natural yang berbeda-beda pada setiap ruang akan menciptakan
suasana yang berbeda pula untuk masing-masing ruang tersebut.
9) Pagar merah bata, dinding abu-abu tua, dan dinding abu kecokelatan membuat
tampilan rumah lebih dinamis.
10) Untuk menghilangkan kesan gelap di kamar mandi, gunakan keramik warna krem
pada dinding dan putih pada lantai.
Unsur dekor juga memanfaatkan cahaya untuk membantu suasana tertentu.
Misalnya, cahaya terang menyiratkan siang hari, atau cahaya berwarna biru menyiratkan
suasana malam hari. Cahaya berwarna juga digunakan untuk memberi aksentuasi pada
adegan atau tokoh tertentu.

Anda mungkin juga menyukai