Anda di halaman 1dari 6

MATERI BAB TEKS EKSPOSISI

A. Tesis, Argumen, dan Rekomendasi dalam Teks Eksposisi


Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk menyajikan gagasan. Gagasan tersebut dikaji
oleh penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan
gagasan yang disampaikan, penulis atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis.
Dengan kata lain, ia bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau
mengklarifikasi permasalahan tersebut. Bentuk teks ini biasa digunakan dalam kegiatan
ceramah, perkuliahan, pidato, editorial, opini, dan sejenisnya.

Arti Istilah
1. Teks Eksposisi merupakan genre teks berisi gagasan yang bertujuan agar orang lain
memahami pendapat yang disampaikan. Gagasan tersebut disampaikan oleh penulis atau
pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang
disampaikan, penulis atau pembicara menyertakan alasan-alasan logis.
2. Tesis: pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam
karangan
3. Argumen: alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan
4. Rekomendasi: saran yang menganjurkan (membenarkan, menguatkan)

B. Struktur Teks Eksposisi


Teks eksposisi merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini. Sejalan dengan
isi teks eksposisi, struktur teks eksposisi meliputi (a) tesis atau penyataan
pendapat, (b) argumentasi, dan (c) penegasan ulang. Tesis atau pernyataan pendapat
adalah bagian pembuka dalam teks eksposisi. Bagian tersebut berisi pendapat umum yang
disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam teks eksposisi.
Argumentasi merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan.
Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan
para ahli. Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan
penulis atau pembicara.
Bagian terakhir adalah penegasan ulang, yaitu bagian yang bertujuan menegaskan
pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang
diangkat.
Contoh Teks Ekposisi dan Analisis Struktur Teks Eksposisi
Pembangunan dan Bencana Lingkungan
Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam
masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber
daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam,
serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan
alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi
yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan
yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan.
Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan
mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari harapan.
Kesulitan penerapannya terutama terjadi di Negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas
3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora dan
fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini
yang diikuti bencana bagi manusia.
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat, telah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah
longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami. Bencana
longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan
kondisi alam.
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena praktik
pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang
terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang
mengabaikan pelestarian lingkungan.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama
banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan
tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak
terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air hujan yang tinggi
menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi.
Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya
harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
Sumber: www.buletinpilar.com dengan penyesuaian.

Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang


Tesis/ Pernyataan serius. Enam masalah lingkungan yang utama adalah ledakan jumlah
Pendapat penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global,
kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta
peningkatan polusi dan kemiskinan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu
dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena
jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang
meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik
pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut
pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep
Argumentasi
pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan
mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi
kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh
dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara
berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di
Argumentasi negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha
(atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya
flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan
kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi manusia.
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana
tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13
Argumentasi
bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh
perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi
karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi
Argumentasi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007,
dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan
kerusakan lingkungan dan bencana alam.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air,
penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang
mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini
Argumentasi
diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak
terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air
hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera
Penegasan Ulang diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama
dan rekomendsi lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah
bertambah buruknya kondisi bumi.
C. Ciri Kebahasaan Teks Ekposisi
1. Banyak Mengunakan istilah yang sesuai dengan bidang permasalahan yang dibahas.
Penggunaan istilah tersebut membantu penulis atau pembicara memperkuat gagasan
yang disampaikan.
Contoh
a. polusi: pencemaran
b. habitat 1) mpat tinggal khas bagi seseorang atau kelompok masyarakat. 2) Bio
tempat hidup organisme tertentu; tempat hidup yang alami (bagi tumbuhan dan
hewan); lingkungan kehidupan asli. 3) Geo tempat kediaman atau kehidupan
tumbuhan, hewan, dan manusia dengan kondisi tertentu pada permukaan bumi.

2. Banyak menggunakan kata sifat.


Contoh
Serius: a) Sungguh-sungguh; b) gawat, genting (karena menghadapi bahaya, risiko,
akibat, dan sebagainya yang mungkin terjadi)

3. Banyak terdapat perubahan jenis kata karena afiksasi (pengimbuhan).

Kata Bentukan Jenis Imbuhan Kata Dasar Jenis


penipisan Nomina pe(N)-an tipis adjektiva

4. Banyak menggunakan kalimat verbal, yaitu kalimat berpredikat verba. Kalimat


lainnya, kalimat nominal, kalimat berpredikat nomina, adjektiva, numeralia, atau
adverbia, jarang digunakan dalam teks eksposisi
Contoh

No Kalimat Jenis Kalimat Verbal


Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah
1. Kalimat aktif transitif
lingkungan yang serius.
Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan
2. kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti Kalimat aktif transitif
bencana bagi manusia.
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah
3. Kalimat aktif intransitif
serius yang harus segera diatasi.
Enam masalah lingkungan yang utama tersebut
adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber
daya alam, perubahan iklim global, kepunahan
4. Kalimat aktif intransitive
tumbuhan dan hewan, kerusakan
habitat alam, serta peningkatan polusi dan
kemiskinan.
D. Menyusun Teks Eksposisi
Sebagaimana yang telah dipaparkan terdahulu bahwa teks eksposisi adalah teks yang
bersifat argumentatif. Di dalamnya dikemukakan sejumlah argumen dan diperkuat pula
oleh fakta-fakta sehingga bisa meyakinkan khalayak.Teks eksposisi banyak
menggunakan fakta dan argumentasi-argumentasi berdasarkan pendirian dan sudut
pandang penulis ataupun penuturnya.
Luasnya wawasan, kuatnya pendirian, serta keyakinan akan kebenaran atas topik
yang akan kita kemukakan sangatlah utama dalam teks eksposisi. Kita harus menyiapkan
berbagai sumber untuk bisa mengembangkan topik yang dipilih secara mendalam.
Dengan demikian, khalayak diharapkan dapat memperoleh pencerahan, keyakinan,
bahkan dapat terbujuk untuk melakukan sesuatu yang kita harapkan dalam teks tersebut.
Berdasarkan hal itu, langkah penulisan teks eksposisi adalah sebagai berikut.
1. Menentukan topik, yakni suatu hal yang memerlukan pemecahan masalah atau
sesuatu yang mengandung problematika di masyarakat. Hal itu, mungkin berkenaan
dengan masalah sosial, budaya, pendidikan, agama, bahasa, sastra, politik
a. Contoh:
kehidupan anak-anak jalanan di ibu kota besar;
b. perubahan perilaku masyarakat pedesaan oleh faktor media massa;
c. pendidikan bagi anak-anak terlantar;
d. perkawinan beda agama;
e. ragam bahasa anak baru gede;
f. sastra lisan dari kawasan Indonesia timur;
g. pemilihan kepala daerah secara langsung atau melalui perwakilan.
2. Mengumpulkan bahan dan data untuk memperkuat argumen, baik dengan membaca-
baca surat kabar, majalah, buku, ataupun internet. Data itu dapat diperoleh melalui
pengamatan ke lapangan atau dengan melakukan wawancara. Misalnya, untuk
menulis teks bertopik kehidupan anak-anak jalanan. Kita harus (1) membaca-baca
buku, artikel, berita tentang kondisi dan karakteristik anak-anak jalanan; (2)
mengobservasi/penelitian terhadap perilaku anak-anak jalanan; atau (3) melakukan
wawancara dengan pihak pemerintah, warga masyarakat, atau bahkan dengan para
anak jalanan itu sendiri.
3. Membuat kerangka tulisan berkenaan dengan topik yang akan kita tulis, yang
mencakup tesis, argumen, dan penegasan (kesimpulan). Langkah ini penting agar
tulisan kita itu tersusun secara lebih sistematis, lengkap, dan tidak tumpang tindih.
4. Mengembangkan tulisan sesuai dengan kerangka yang telah kita buat. Argumentasi
dan fakta yang telah dikumpulkan, kita masukkan ke dalam tulisan itu secara padu
sehingga teks itu bisa meyakinkan khalayak.
RUJUKAN

Kosasih, E. 2014. Jenis-Jenis Teks dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK.
Bandung: Yrama Widya

Suherli, dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Suherli, dkk. 2017. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas X Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai