Anda di halaman 1dari 13

MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI

MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI

Kompetensi Dasar

3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks


eksposisi yang didengar dan atau dibaca

4.3 Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi) teks


eksposisi secara lisan dan/tulis

3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi

4.4 Mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi (permasalahan, argumen,


pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan

(Lampiran Permendikbud nomor 24 tahun 2016)

A. Tesis, Argumen, dan Rekomendasi dalam Teks Eksposisi

Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk menyajikan gagasan. Gagasan tersebut dikaji oleh
penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang
disampaikan, penulis atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis. Dengan kata
lain, ia bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi
permasalahan tersebut. Bentuk teks ini biasa digunakan dalam kegiatan ceramah,
perkuliahan, pidato, editorial, opini, dan sejenisnya.

Arti Istilah

1. Teks Eksposisi merupakan genre teks berisi gagasan yang bertujuan agar orang lain
memahami pendapat yang disampaikan. Gagasan tersebut disampaikan oleh penulis atau
pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang
disampaikan, penulis atau pembicara menyertakan alasan-alasan logis.

2. Tesis: pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam
karangan

3. Argumen: alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan

4. Rekomendasi: saran yang menganjurkan (membenarkan, menguatkan)


B. Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini. Sejalan dengan isi
teks eksposisi, struktur teks eksposisi meliputi (a) tesis atau penyataan
pendapat, (b) argumentasi, dan (c) penegasan ulang.
Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka dalam teks eksposisi. Bagian tersebut
berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam
teks eksposisi.
Argumentasi merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan.
Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan
para ahli. Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis
atau pembicara. 
Bagian terakhir adalah penegasan ulang, yaitu bagian yang bertujuan menegaskan pendapat
awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.
Contoh Teks Ekposisi dan Analisis Struktur Teks Eksposisi
Pembangunan dan Bencana Lingkungan
Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam
masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber
daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam,
serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar
kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam
dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik
pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang
tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia
saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi
kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari harapan.
Kesulitan penerapannya terutama terjadi di Negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas
3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora
dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi
saat ini yang diikuti bencana bagi manusia. 
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat, telah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah
longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami.
Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang
mengabaikan kondisi alam. 
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena praktik
pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang
terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota
yang mengabaikan pelestarian lingkungan.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab
utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air
dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan
tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air hujan yang
tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan. 
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi.
Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya
harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
Sumber: www.buletinpilar.com dengan penyesuaian.

Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang


serius. Enam masalah lingkungan yang utama adalah ledakan jumlah
penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global,
kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta
Tesis/ Pernyataan
peningkatan polusi dan kemiskinan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu
Pendapat
dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena
jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang
meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik
pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut
pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep
Argumentasi
pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan
mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi
kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh
dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara
berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di
Argumentasi negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha
(atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya
flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan
kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi manusia.
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana
tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13
Argumentasi
bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh
perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi
karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi
Argumentasi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007,
dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan
kerusakan lingkungan dan bencana alam.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air,
penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang
mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini
Argumentasi
diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak
terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air
hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera
Penegasan Ulang diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama
dan rekomendsi lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah
bertambah buruknya kondisi bumi.
 C. Ciri Kebahasaan Teks Ekposisi

1. Banyak Mengunakan istilah yang sesuai dengan bidang permasalahan yang dibahas.
Penggunaan istilah tersebut membantu penulis atau pembicara memperkuat gagasan yang
disampaikan.

Contoh

a. polusi: pencemaran

b. habitat a. Tempat tinggal khas bagi seseorang atau kelompok masyarakat. b. Bio tempat
hidup organisme tertentu; tempat hidup yang alami (bagi tumbuhan dan hewan); lingkungan
kehidupan asli. c. Geo tempat kediaman atau kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia
dengan kondisi tertentu pada permukaan bumi.

2. Banyak menggunakan kata sifat.

Contoh

Serius: a. Sungguh-sungguh; b. gawat, genting (karena menghadapi bahaya, risiko, akibat,


dan sebagainya yang mungkin terjadi)

3.  Banyak terdapat perubahan jenis kata karena afiksasi (pengimbuhan).

Kata
Jenis Imbuhan Kata Dasar Jenis
Bentukan
penipisan nomina pe(N)-an tipis adjektiva

4. Banyak menggunakan kalimat verbal, yaitu kalimat berpredikat verba. Kalimat lainnya,
kalimat nominal, kalimat berpredikat nomina, adjektiva, numeralia, atau adverbia, jarang
digunakan dalam teks eksposisi

Contoh

No Kalimat Jenis Kalimat Verbal


Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah
1. Kalimat aktif transitif
lingkungan yang serius.
Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan
2. kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti Kalimat aktif transitif
bencana bagi manusia.
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah
3. Kalimat aktif intransitif
serius yang harus segera diatasi.
4. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut Kalimat aktif intransitif
adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber
daya alam, perubahan iklim global, kepunahan
tumbuhan dan hewan, kerusakan
habitat alam, serta peningkatan polusi dan
kemiskinan.

D. Menyusun Teks Eksposisi


Sebagaimana yang telah dipaparkan terdahulu bahwa teks eksposisi adalah teks yang bersifat
argumentatif. Di dalamnya dikemukakan sejumlah argumen dan diperkuat pula oleh fakta-
fakta sehingga bisa meyakinkan khalayak.Teks eksposisi banyak menggunakan fakta dan
argumentasi-argumentasi berdasarkan pendirian dan sudut pandang penulis ataupun
penuturnya.
Luasnya wawasan, kuatnya pendirian, serta keyakinan akan kebenaran atas topik yang akan
kita kemukakan sangatlah utama dalam teks eksposisi. Kita harus menyiapkan berbagai
sumber untuk bisa mengembangkan topik yang dipilih secara mendalam. Dengan demikian,
khalayak diharapkan dapat memperoleh pencerahan, keyakinan, bahkan dapat terbujuk untuk
melakukan
sesuatu yang kita harapkan dalam teks tersebut.
Berdasarkan hal itu, langkah penulisan teks eksposisi adalah sebagai berikut.
1. Menentukan topik, yakni suatu hal yang memerlukan pemecahan masalah atau sesuatu
yang
mengandung problematika di masyarakat. Hal itu, mungkin berkenaan dengan masalah
sosial, budaya, pendidikan, agama, bahasa, sastra, politik.
Contoh:
a. kehidupan anak-anak jalanan di ibu kota besar;
b. perubahan perilaku masyarakat pedesaan oleh faktor media massa;
c. pendidikan bagi anak-anak terlantar;
d. perkawinan beda agama;
e. ragam bahasa anak baru gede;
f. sastra lisan dari kawasan Indonesia timur;
g. pemilihan kepala daerah secara langsung atau melalui perwakilan.
2. Mengumpulkan bahan dan data untuk memperkuat argumen, baik dengan membaca-baca
surat kabar, majalah, buku, ataupun internet. Data itu dapat diperoleh melalui pengamatan ke
lapangan atau dengan melakukan wawancara. Misalnya, untuk menulis teks bertopik
kehidupan anak-anak jalanan. Kita harus (1) membaca-baca buku, artikel, berita tentang
kondisi dan karakteristik anak-anak jalanan; (2) mengobservasi/penelitian terhadap perilaku
anak-anak jalanan; atau (3) melakukan wawancara dengan pihak pemerintah, warga
masyarakat, atau bahkan dengan para anak jalanan itu sendiri.
3. Membuat kerangka tulisan berkenaan dengan topik yang akan kita tulis, yang mencakup
tesis,
argumen, dan penegasan (kesimpulan). Langkah ini penting agar tulisan kita itu tersusun
secara lebih sistematis, lengkap, dan tidak tumpang tindih.
4. Mengembangkan tulisan sesuai dengan kerangka yang telah kita buat. Argumentasi dan
fakta
yang telah dikumpulkan, kita masukkan ke dalam tulisan itu secara padu sehingga teks itu
bisa meyakinkan khalayak.
MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI

Kompetensi Dasar

3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks


eksposisi yang didengar dan atau dibaca

4.3 Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi) teks


eksposisi secara lisan dan/tulis

3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi

4.4 Mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi (permasalahan, argumen,


pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan

(Lampiran Permendikbud nomor 24 tahun 2016)

A. Tesis, Argumen, dan Rekomendasi dalam Teks Eksposisi

Eksposisi biasa digunakan seseorang untuk menyajikan gagasan. Gagasan tersebut dikaji oleh
penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang
disampaikan, penulis atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis. Dengan kata
lain, ia bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi
permasalahan tersebut. Bentuk teks ini biasa digunakan dalam kegiatan ceramah,
perkuliahan, pidato, editorial, opini, dan sejenisnya.

Arti Istilah

1. Teks Eksposisi merupakan genre teks berisi gagasan yang bertujuan agar orang lain
memahami pendapat yang disampaikan. Gagasan tersebut disampaikan oleh penulis atau
pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang
disampaikan, penulis atau pembicara menyertakan alasan-alasan logis.

2. Tesis: pernyataan atau teori yang didukung oleh argumen yang dikemukakan dalam
karangan

3. Argumen: alasan yang dapat dipakai untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat,
pendirian, atau gagasan

4. Rekomendasi: saran yang menganjurkan (membenarkan, menguatkan)

B. Struktur Teks Eksposisi


Teks eksposisi merupakan teks yang dibangun oleh pendapat atau opini. Sejalan dengan isi
teks eksposisi, struktur teks eksposisi meliputi (a) tesis atau penyataan
pendapat, (b) argumentasi, dan (c) penegasan ulang.
Tesis atau pernyataan pendapat adalah bagian pembuka dalam teks eksposisi. Bagian tersebut
berisi pendapat umum yang disampaikan penulis terhadap permasalahan yang diangkat dalam
teks eksposisi.
Argumentasi merupakan unsur penjelas untuk mendukung tesis yang disampaikan.
Argumentasi dapat berupa alasan logis, data hasil temuan, fakta-fakta, bahkan pernyataan
para ahli. Argumen yang baik harus mampu mendukung pendapat yang disampaikan penulis
atau pembicara. 
Bagian terakhir adalah penegasan ulang, yaitu bagian yang bertujuan menegaskan pendapat
awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap permasalahan yang diangkat.
Contoh Teks Ekposisi dan Analisis Struktur Teks Eksposisi
Pembangunan dan Bencana Lingkungan
Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam
masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber
daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam,
serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar
kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam
dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik
pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang
tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia
saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi
kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari harapan.
Kesulitan penerapannya terutama terjadi di Negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas
3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora
dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi
saat ini yang diikuti bencana bagi manusia. 
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat, telah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah
longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami.
Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang
mengabaikan kondisi alam. 
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena praktik
pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang
terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota
yang mengabaikan pelestarian lingkungan.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab
utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air
dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan
tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air hujan yang
tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan. 
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi.
Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya
harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
Sumber: www.buletinpilar.com dengan penyesuaian.

Tesis/ Pernyataan Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang
Pendapat serius. Enam masalah lingkungan yang utama adalah ledakan jumlah
penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global,
kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta
peningkatan polusi dan kemiskinan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu
dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena
jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang
meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan
permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik
pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut
pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep
Argumentasi
pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan
mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi
kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh
dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara
berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di
Argumentasi negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha
(atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya
flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan
kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi manusia.
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana
tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13
Argumentasi
bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh
perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi
karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi
Argumentasi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007,
dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan
kerusakan lingkungan dan bencana alam.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air,
penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang
mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini
Argumentasi
diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak
terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air
hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera
Penegasan Ulang diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama
dan rekomendsi lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah
bertambah buruknya kondisi bumi.

 C. Ciri Kebahasaan Teks Ekposisi

1. Banyak Mengunakan istilah yang sesuai dengan bidang permasalahan yang dibahas.
Penggunaan istilah tersebut membantu penulis atau pembicara memperkuat gagasan yang
disampaikan.

Contoh
a. polusi: pencemaran

b. habitat a. Tempat tinggal khas bagi seseorang atau kelompok masyarakat. b. Bio tempat
hidup organisme tertentu; tempat hidup yang alami (bagi tumbuhan dan hewan); lingkungan
kehidupan asli. c. Geo tempat kediaman atau kehidupan tumbuhan, hewan, dan manusia
dengan kondisi tertentu pada permukaan bumi.

2. Banyak menggunakan kata sifat.

Contoh

Serius: a. Sungguh-sungguh; b. gawat, genting (karena menghadapi bahaya, risiko, akibat,


dan sebagainya yang mungkin terjadi)

3.  Banyak terdapat perubahan jenis kata karena afiksasi (pengimbuhan).

Kata Bentukan Jenis Imbuhan Kata Dasar Jenis


penipisan nomina pe(N)-an tipis adjektiva

4. Banyak menggunakan kalimat verbal, yaitu kalimat berpredikat verba. Kalimat lainnya,
kalimat nominal, kalimat berpredikat nomina, adjektiva, numeralia, atau adverbia, jarang
digunakan dalam teks eksposisi

Contoh

No Kalimat Jenis Kalimat Verbal


Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah
1. Kalimat aktif transitif
lingkungan yang serius.
Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan
2. kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti Kalimat aktif transitif
bencana bagi manusia.
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah
3. Kalimat aktif intransitif
serius yang harus segera diatasi.
Enam masalah lingkungan yang utama tersebut
adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber
daya alam, perubahan iklim global, kepunahan
4. Kalimat aktif intransitif
tumbuhan dan hewan, kerusakan
habitat alam, serta peningkatan polusi dan
kemiskinan.

D. Menyusun Teks Eksposisi


Sebagaimana yang telah dipaparkan terdahulu bahwa teks eksposisi adalah teks yang bersifat
argumentatif. Di dalamnya dikemukakan sejumlah argumen dan diperkuat pula oleh fakta-
fakta sehingga bisa meyakinkan khalayak.Teks eksposisi banyak menggunakan fakta dan
argumentasi-argumentasi berdasarkan pendirian dan sudut pandang penulis ataupun
penuturnya.
Luasnya wawasan, kuatnya pendirian, serta keyakinan akan kebenaran atas topik yang akan
kita kemukakan sangatlah utama dalam teks eksposisi. Kita harus menyiapkan berbagai
sumber untuk bisa mengembangkan topik yang dipilih secara mendalam. Dengan demikian,
khalayak diharapkan dapat memperoleh pencerahan, keyakinan, bahkan dapat terbujuk untuk
melakukan
sesuatu yang kita harapkan dalam teks tersebut.
Berdasarkan hal itu, langkah penulisan teks eksposisi adalah sebagai berikut.
1. Menentukan topik, yakni suatu hal yang memerlukan pemecahan masalah atau sesuatu
yang
mengandung problematika di masyarakat. Hal itu, mungkin berkenaan dengan masalah
sosial, budaya, pendidikan, agama, bahasa, sastra, politik.
Contoh:
a. kehidupan anak-anak jalanan di ibu kota besar;
b. perubahan perilaku masyarakat pedesaan oleh faktor media massa;
c. pendidikan bagi anak-anak terlantar;
d. perkawinan beda agama;
e. ragam bahasa anak baru gede;
f. sastra lisan dari kawasan Indonesia timur;
g. pemilihan kepala daerah secara langsung atau melalui perwakilan.
2. Mengumpulkan bahan dan data untuk memperkuat argumen, baik dengan membaca-baca
surat kabar, majalah, buku, ataupun internet. Data itu dapat diperoleh melalui pengamatan ke
lapangan atau dengan melakukan wawancara. Misalnya, untuk menulis teks bertopik
kehidupan anak-anak jalanan. Kita harus (1) membaca-baca buku, artikel, berita tentang
kondisi dan karakteristik anak-anak jalanan; (2) mengobservasi/penelitian terhadap perilaku
anak-anak jalanan; atau (3) melakukan wawancara dengan pihak pemerintah, warga
masyarakat, atau bahkan dengan para anak jalanan itu sendiri.
3. Membuat kerangka tulisan berkenaan dengan topik yang akan kita tulis, yang mencakup
tesis,
argumen, dan penegasan (kesimpulan). Langkah ini penting agar tulisan kita itu tersusun
secara lebih sistematis, lengkap, dan tidak tumpang tindih.
4. Mengembangkan tulisan sesuai dengan kerangka yang telah kita buat. Argumentasi dan
fakta
yang telah dikumpulkan, kita masukkan ke dalam tulisan itu secara padu sehingga teks itu
bisa meyakinkan khalayak.
Pengertian Teks Eksposisi
Teks Eksposisi adalah sebuah teks yang berisi informasi dan pengetahuan yang
dimuat secara singkat dan padat.

Tujuan teks eksposisi untuk menjelaskan informasi tertentu agar bisa menambah


ilmu pengetahuan pembaca, sehingga dengan membaca teks ini maka pembaca
akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian.

Struktur Teks Eksposisi


Ketiga struktur penyusun teks eksposisi sebagai berikut:
1. Pernyataan Pendapat (tesis); bagian teks yang berisikan pernyataan
pendapat (tesis) penulis. disebut juga bagian pembuka.
2. Argumentasi; bagian yang memuat alasan yang bisa memperkuat argumen
penulis dalam memperkuat ataupun menolak suatu gagasan.
3. Penegasan Ulang Pendapat (Reiteration); bagian yang berisi penegasan
ulang pendapat penulis.

Ciri Ciri Teks Eksposisi


 Menjelaskan informasi-informasi pengetahuan
 Gaya informasi yang mengajak
 Biasanya menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, dimana, mengapa,
bagaimana
 Berusaha menjelaskan tentang sesuatu
 Gaya bersifat informatif
 Fakta dipakai sebagai alat kontribusi
 Singkat, Padat, Akurat
 Berusaha menjelaskan sesuatu
 Fakta juga dipakai sebagai alat konkritasi
 Penyampaian secara lugas serta memakai bahasa yang baku
 Tak memihak, yang berarti tak memaksakan kemauan penulis pada pembaca
 Fakta dipakai sebagai alat kontribusi dan alat kontritasi
 Paragraf eksposisi umumnya menjawab tentang askadimega

Unsur Kebahasaan
Ciri kebahasaan yang ada pada teks ekposisi:

 Menggunakan pronomina; jenis kata yang menggantikan nomina


atau frasa nomina.
 Memakai konjungsi; konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk
memperkuat argumentasi.
 Memakai kata leksikal tertentu (kata yang mengacu pada kamus);
merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak.
Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan
maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan.
Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau.

Jenis Jenis
1. Teks Eksposisi Ilustrasi

Menggunakan penggambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide.


Mengilustrasikan sesuatu yang mempunyai kesamaan sifat. Menggunakan frasa
penghubung.

2. Teks Eksposisi Berita


Memberikan informasi dari suatu kejadian, sering dijumpai dalam berita atau surat
kabar.

3. Teks Eksposisi Perbandingan

Menerangkan ide atau gagasan pada kalimat utama dengan metode


perbandingan.

4. Teks Eksposisi Proses

Berisi mengenai panduan atau tata cara membuat sesuatu.

5. Teks Eksposisi Definisi

Berisi tentang pengertian dari suatu obyek.

6. Teks Eksposisi Pertentangan

Berisi pertentangan antara sesuatu obyek dengan obyek yang lain. biasa
menggunakan frasa penghubung “meskipun begitu, akan tetapi, sebaliknya.”

7. Teks Eksposisi Analisis

Proses memisahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi


beberapa sub-bagian, Kemudian melakukan pengembangan secara berurutan.

Baca juga: Contoh Kata Pengantar Makalah

Contoh Teks Eksposisi Singkat


Berikut ini Yuksinau.id berikan contoh singkat teks eksposisi dengan strukturnya,
dengan judul: Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah

Tesis:

Kebersihan lingkungan sekolah adalah satu dari beberapa faktor penting untuk
menciptakan kenyamanan di lingkungan sekolah dan sekitarnya. Setiap sekolah
selalu mengajarkan siswa-siwi agar menjaga kebersihan.

Tak jarang banyak dilakukan lomba kebersihan sekolah untuk menarik minat siswa-
siswi agar peduli terhadap kebersihan. Beberapa cara bisa dilakukan untuk menjaga
kebersihan lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, menghapus
papan tulis, menyapu ruang kelas.

Argumentasi:

Di kelas biasanya dilakukan pembagian piket per hari untuk menjaga kebersihan,
petugas piket biasanya melakukan tugas untuk menyapu, menghapus papan tulis,
dan mempersiapkan alat tulis guru.
Di hari jumat semua anggota kelas melakukan kerja bakti membersihkan sekolah
setelah pelajaran pertama selesai. Salah satu manfaatnya yaitu membuat hubungan
antara murid dan murid maupun guru dan murid semakin akrab.

Penegasan Ulang: 

Kebersihan lingkungan sekolah menjadi hal yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupan sekolah dan menjadi faktor penting demi meraih proses belajar mengajar
yang nyaman. Kebersihan lingkungan sekolah juga menjamin kebersihan seseorang
dan kesehatannya. Sehingga kebersihan adalah usaha manusia sehingga
lingkungan tetap sehat terawat secara terus menerus.

Anda mungkin juga menyukai