Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang.

Tidak ada yang salah dengan manusia yang mencoba memanfaatkan alam
untuk mendukung kehidupan mereka karena memang alam diciptakan untuk
mendukung kehidupan manusia. Akan tetapi, pemanfaatan alam menjadi hal yang
salah ketika pemanfaatan alam tidak diimbangi dengan pelestarian lingkungan
terlebih dengan fakta bahwa perkembangan teknologi yang kian hari kian pesat
dan menjadi tumpuan kehidupan bagi banyak manusia modern rupanya
merupakan salah satu faktor yang menggerus alam dalam waktu yang tidak begitu
lama.

Masalah lingkungan merupakan isu nyata yang sudah menjadi perbincangan


ramai dalam Konferensi PBB mengenai lingkungan hidup yang diadakan di
Stockholm, Swedia 15 Juni 1972. Di tahun yang sama pada tanggal 15-18 Mei,
Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional oleh
Universitas Pajajaran membahas isu mengenai masalah lingkungan hidup untuk
pertama kalinya di Indonesia. Kenyataan mengenai laju pertumbuhan populasi
penduduk yang kian tahun kian meningkat merupakan salah satu faktor yang
paling penting dalam masalah lingkungan.

Pertumbuhan penduduk membuat pembangunan dan industri semakin


diperlukan sementara itu pembangunan dan industri juga memberikan dampak
yang negatif terhadap lingkungan yang kemudian akan berimbas kepada manusia.

B. Tujuan pembahasan.

Adapun tujuan untuk membahas pembahasan ini adalah:

 Untuk mengetahui maksud dari isu lingkungan

1
 Untuk mengetahui apa itu isu lingkungan lokal, nasional, dan internasional
 Serta memaparkan lebih jelas apa contoh dan dampak dari ketiga isu
tersebut
BAB II

PEMBAHASAN

ISU LINGKUNGAN

Isu diklaim sebagai sesuatu yang bersifat bertentangan atau yang menimbulkan
polemik tentang seseorang (individu) atau sebuah organisasi. Isu bisa muncul
dalam bentuk opini, yaitu pernyataan yang bisa dikemukakan melalui kata-kata,
isyarat, atau cara-cara lain yang mengandung arti tertentu. Dalam Ensiklopedia
Indonesia, lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar suatu organism,
meliputi: (1) lingkungan mati (abiotik), yaitu lingkungan di luar suatu organisme
yang terdiri dari benda atau faktor alam yang tidak hidup, seperti bahan kimia,
suhu, cahaya, gravitasi, atmosfer dan lainnya.

Isu lingkungan adalah dampak negatif dari aktivitas manusia terhadap lingkungan
biofisik. Isu lingkungan sebagai isu kontemporer dalam ilmu hubungan
Internasional ada sejak setelah masa Perang Dunia II. Faktor terpenting dalam
permasalahan lingkungan adalah besarnya populasi manusia.

Permasalahan lingkungan hidup dan penyebabnya yang kita hadapi saat ini secara
lengkap adalah sebagai berikut:

1.Polusi

2.Perubahan iklim

3.Populasi

4.Penipisan sumber daya alam

5.Pembuangan limbah

6.Kepunahan keanekaragaman hayati

2
7.Deforestasi atau penggundulan hutan

8.Fenomena pengasaman laut

Bagaimana cara mengatasi masalah lingkungan hidup yang sering...

1.Melakukan upaya remidiasi (membersihkan permukaan tanah dari berbagai


macam polutan)

2.Melakukan Reboisasi (penanaman kembali hutan yang gundul)

3.Mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.

4.Menggunakan barang yang mudah terurai.

1. ISU LINGKUNGAN LOKAL.

Isu lingkungan lokal merupakan hal yang sangat mudah dilihat bahwa
Indonesia masih mempunyai kesadaran yang rendah terhadap isu lingkungan
terutama masyarakatnya yang kebanyakan masih terlalu terfokus pada usaha
untuk bertahan hidup dan mendapatkan kehidupan yang lebih layak secara
ekonomi sehingga mereka melakukan segala upaya untuk mendapatkan uang lebih
meskipun hal ini berarti mereka harus mengancam lingkungan dan alam. Kegiatan
ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun dan kini masyarakat mulai
merasakan imbas atas apa yang mereka lakukan terhadap alam. Berbagai macam
isu lingkungan muncul di berbagai wilayah di Indonesia dan tentu saja banyak
masyarakat yang merasakan derita baik secara langsung maupun tidak langsung
atas kerusakan alam yang terjadi di wilayah mereka. Boleh saja kita tidak
memberikan tanggapan serius terhadap isu lingkungan global seperti kerusakan
lapisan ozon karena pada dasarnya daerah yang terimbas pertama kali bukan
Indonesia melainkan kutub bumi meskipun kemudian tentu ada imbas besar yang
akan dirasakan oleh rakyat Indonesia. Kini, banyak peristiwa yang membawa
derita yang harus dialami oleh banyak orang di daerah asalnya masing-masing dan

3
hal ini terjadi bukan tanpa sebab yang berkaitan dengan ulah manusia terhadap
alam.

Saat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan. Sebagaimana


telah diketahui bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus
menipisnya lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan itu tidak ada atau
menghilang sama sekali dari alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak
akibat negatif yang akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini, antara lain:
penyakit-penyakit akan menyebar secara menjadi-jadi, cuaca tidak menentu,
pemanasan global, bahkan hilangnya suatu daerah karena akan mencairnya es
yang ada di kutub Utara dan Selatan. Jagat raya hanya tinggal menunggu masa
kehancurannya saja.

Memang banyak cara yang harus dipilih untuk mengatasi masalah ini. Para
ilmuwan memberikan berbagai masukan untuk mengatasi masalah ini sesuai
dengan latar belakang keilmuannya. Para sastrawan pun tak ketinggalan untuk
berperan serta dalam menanggulangi masalah yang telah santer belakangan ini.

CONTOH DAN DAMPAK ISU LINGKUNGAN LOKAL.

Ada banyak berita mengenai dampak lingkungan yang terjadi di berbagai


wilayah di Indonesia salah satunya Aceh yang terkenal dengan potensi alam dan
potensi wisata alam kini keadaanya sangat memprihatinkan. Kerusakan
lingkungan sudah menjadi pemandangan biasa dimana-mana. Eksploitasi tambang
yang berlebihan, perubahan fungsi hutan menjadi perkebunan kelapa sawit,
kebakaran hutan serta sejumlah isu lingkungan lainnya dituding menjadi
penyebab utama. Aceh sendiri tidak lepas dari akibat kerusakan lingkungan
tersebut. Berikut beberapa isu lingkungan di Aceh :

a. Kebakaran Hutan Di Aceh

Proses kebakaran hutan dapat terjadi karena proses alami atau ulah dari
manusia. Kebakaran oleh ulah manusia biasanya bermaksud untuk pembukaan
lahan untuk perkebunan. Manusia dengan sengaja membakar hutan supaya
memudahkan proses clearing.

4
Di Aceh selama beberapa tahun terakhir sering terjadi kebakaran hutan,
Lokasi kebakaran lahan berada di Aceh. Kejadian ini berlangsung sporadis dan
dalam waktu yang hampir bersamaan di setiap lokasi. Pemicu kebakaran diduga
berasal dari aktivitas pembukaan lahan pertanian.

Dampak kebakaran hutan.

Dampak dari pembakaran hutan adalah memberikan kontribusi CO2


diudara, hilangnya keanekaragaman hayati, ekonomi hasil hutan dan Asap. Asap
yang dihasilkan dapat menganggu kesehatan (system pernafasan) dan dapat
mengganggu aktivitas lainnya seperti penerbangan. Dampak asap ini tidak hanya
bersifat local akan tetapi bisa berdampak pada Negara lain.Contoh kebakaran
hutan asapnya sampai ke Negara singapura dan Malaysia.

b. Sampah di Perkotaan dan di Pemukiman.

Sampah - sampah di perkotaan dan di pemukiman sudah sangat meresahkan


warga dikarenakan tempat pembuangannya yang belum juga tertata rapi dengan
bau yang sangat menggangu serta masih kurang nya kesadaran masyrakat akan
sampah, membuat masyrakat membuang sampah tidak pada tempatnya, contoh :
sungai, parit, tepi jalan.

Dampak negatif sampah :

- Dampak terhadap Kesehatan.

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan


sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa
organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat
menjadi sumber penyebaran penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan adalah terjangkitnya penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan
cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur air minum, penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan
cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

- Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

5
Dampaknya akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi
masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah
bertebaran dimana-mana. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat
menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum
seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain. Infrastruktur lain dapat juga
dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya
biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah
kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan.
Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

c. Kekeringan

Kekeringan adalah kekurang air yang terjadi akibat sumber air tidak dapat
menyediakan kebutuhan air bagi manusia atau mahluk hidup lainnya.

Dampak kekeringan :

Dampak dari kekeringan bisa menyebabkan gangguan pada kesehatan,


keterancaman pangan.

d. Banjir

Di Aceh tiga kabupaten yaitu aceh selatan, aceh singkil dan simeuleu
terendam banjir sedalam 2,5 m. penyebab banjir didaerah tersebut karena adanya
tekanan rendah disebelah barat laut Aceh disekitar Samudera Hindia yang
menyebabkan cuaca ekstrim di Aceh.

Banjir merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung


limpaan air hujan karena proses infiltrasi mengalmi penurunan.Hal tersebut terjadi
karena daerah hijau sebagai penahan larian air hujan berkurang.

Dampak banjir :

Dampak dari banjir menyebabkan gangguan kesehatan, keterkendalaan


kegiatan aktivitas manusia, penurunan produktivitas. Dampak banjir merupakan

6
dampak lokal, akan tetapi bisa juga menjadi skala nasional seperti banjir dijakarta
yang menghambat aktivitas nasional karena bandara terisolasi.

e. Longsor

Longsor yang terjadi di Aceh tengah menyebabkan terkurungnya ribuan


warga kecamatan Rusip Antara. Longsor adalah terkikisnya daratan oleh air
lairan (run off) karena penahan air larian (daerah hijau) berkurang.

Dampak longsor :

Dampak dari longsor bisa berdampak terjadinya kerusakan tempat tinggal


atau tempat kegiatan aktivitas seperti ladang, sawah dan juga bisa menganggu
transportasi kegiatan perekonomian. Dampaknya sangat dirasakan bagi daerah
lokal dan ada kemungkinan berantai kedaerah lainnya.

f. Erosi Pantai ( Abrasi ).

Erosi di kawasan Ujong Mangki Kecamatan Bakongan dan Ujong Pulo


Rayek kecamatan Bakongan Timur Kabupaten aceh selatan kian meluas, bahkan
rumah warga yang berada di pesisir pantai mulai terkikis ombak.

Erosi adalah terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.
Erosi ini terjadi karena kurangnya vegetasi seperti bakau yang biasa tumbuh di
bibir pantai. Kurangnya vegetasi ini disebabkan karena kurangnya kesadaran
masyarakat akan kelestarian pantai.

Dampak erosi pantai :

Dampak erosi pantai berdampak lokal dan dapat menyebabkan kerusakan


tempat tinggal, dan hilang potensi ekonomi seperti kegiatan pariwisata.

g. Intrusi Air Laut

7
Masuknya air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah akibat air tanah telah
banyak digunakan oleh manusia dan tidak adanya tahanan intrusi air laut seperti
kawasan mangrove.

Dampak intrusi air laut :

Dampak dari intrusi air laut adalah terjadinya kekurangan stok air tawar,
menganggu kesehatan.

h. Penebangan Liar Hutan

Jika hutan itu terbuka dalam hamparan yang luas seperti pasca eksploitasi
HPH, penebangan hutan, dengan kerapatan dibawah 50 persen maka akan mudah
terbakar. Akibatnya dedaunan busuk dengan humus yang tebal, ranting dan dahan
yang kering lekang sehingga dengan pemantik kecil saja kawasan ini segera
terbakar. Keadaan hutan yang sudah longgar, pohon-pohon besar dan kecil
ditebang dan tidak ada regenerasi berdampak pada perairan terutama anak-anak
sungai akan banjir besar dan menerima debit air yang melebihi kapasitas normal.
Sungai yang dahulunya tidak bisa meluap dan begitu bersahabat sekarang
sebaliknya, seperti banjir di beberapa Kabupaten di Aceh. Sedangkan di musim
kemarau persediaan air sangat kurang.

Fakta di atas menunjukkan bahwa kawasan hutan bukit dan pegunungan


sudah kurang fungsinya sebagai penahan air agar secara perlahan-lahan mengalir
ke muara sungai. Yang kita khawatirkan jika musim hujan tiba dengan curah hujan
sangat tinggi yang merupakan siklus sepuluh tahunan maka air akan tertumpuk di
daerah muara.

i. Pengerukan Tanah Berlebihan

Mengeruk tanah di perbukitan dan tidak menanam pohon sebagai


penyangga tanah tersebut tentu merupakan bencana yang bisa membahayakan
masyarakat yang bermukim di bawah bukit tersebut, di kota Singkawang sendiri
telah banyak di temukan bukit-bukit yang tanahnya sudah siap mendatangkan
bencana seperti bencana banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin puting

8
beliung, dan lain sebagainya. Bencana itu disebabkan oleh keserakahan dan
kepongahan manusia yang senantiasa mengeksploitasi hutan demi mengeruk
keuntungan sebesar-besarnya. Anehnya justru mereka tidak pernah peduli atas
akibat yang ditimbulkannya.

j. Pencemaran Limbah Industry.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan


Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup adalah :
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

Pencemaran terjadi akibat pengelolaan limbah industri yang tidak baik dan
benar. Dampak dari pencemaran adalah gangguan kesehatan, penurunan kualitas
lingkungan dan dapat menurunkan produktivitas.

Dampak pencemaran limbah industry :

Dampak dari pencemaran limbah industri ini bisa berskala nasional karena
pencemaran bisa terjadi dibadan perairan mengalir atau udara sehingga
dampaknya tidak hanya satu daerah tetapi dirasakan oleh daerah lain.

2. ISU LINGKUNGAN NASIONAL

Di Indonesia, tonggak sejarah masalah lingkungan hidup dimulai dengan


diselenggarakannya Seminar Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan
Nasional oleh Universitas Pajajaran Bandung pada tanggal 15 – 18 Mei 1972.
Lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan adanya beberapa
faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya masalah mengenai
keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi yang terjadi di
berbagai daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat dibagi menjadi
tiga kelompok, yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna darat dan air),

9
kelompok abiotik ( sawah, air dan udara) dan kelompok kultur (ekonomi, sosial,
budaya serta kesehatan masyarakat).

Pengetahuan tentang hubungan antara jenis lingkungan sangat penting agar


dapat menanggulangi permasalahan lingkungan secara terpada dan tuntas. Dewasa
ini lingkungan hidup sedang menjadi perhatian utama masyarakat Indonesia dan
masyarakat dunia umumnya.

Meningkatnya perhatian masyarakat mulai menyadari akibat-akibat yang


ditimbulkan dan kerusakan lingkungan hidup. Sebagai contoh apabila ada
penumpukan sampah dikota maka permasalahan ini diselesaikan dengan cara
mengangkut dan membuangnya ke lembah yang jauh dari pusat kota, maka hal ini
tidak memecahkan permasalahan melainkan menimbulkan permasalahan seperti
pencemaran air tanah, udara, bertambahnya jumlah lalat, tikus dan bau yang
merusak, pemandangan yang tidak mengenakan. Akibatnya menderita interaksi
antara lingkungan dan manusia yang akhirnya menderita kesehatan.

Interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses


yang wajar dan terlaksana sejak manusia itu dilahirkan sampai akhir hidupnya.
Hal ini membutuhkan daya dukung lingkungan untuk kelangsungan hidupnya.

Masalah lingkungan hidup sebenatnya sudah ada sejak dahulu, masalah


lingkungan hidup bukanlah masalah yang hanya dimiliki atau dihadapi oleh
negaranegara maju ataupun negara-negara miskin, tapi masalah lingkungan hidup
adalah sudah merupakan masalah dunia dan masalah kita semua.

Keadaan ini ternyata menyebabkan kita betpikir bahwa pengetahuan tentang


hubungan antara jenis lingkungan ini sangat penting agar dapat menanggulangi
permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.

Masalah lingkungan hidup merupakan kenyataan yang harus dihadapi,


kegiatan pembangunan terutama di bidang industri yang banyak menimbulkan
dampak negatif merugikan masyarakat. Masalah lingkungan hidup adalah
merupakan masalah yang komplek dan harus diselesaikan dengan berbagai
pendekatan multidisipliner.

10
Keadaan kesehatan lingkungan di Indonesia masih merupakan hal yang
perlu mendapaat perhatian, karena menyebabkan status kesehatan masyarakat
berubah seperti: Peledakan penduduk, penyediaan air bersih, pengolalaan sampah,
pembuangan air limbah penggunaan pestisida, masalah gizi, masalah pemukiman,
pelayanan kesehatan, ketersediaan obat, populasi udara, abrasi pantai,
penggundulan hutan dan banyak lagi permasalahan yang dapat menimbulkan satu
model penyakit.

Jumlah penduduk yang sangat besar 19.000 juta harus benar-benar


ditangani. Masalah pemukiman sangat penting diperhatikan.

Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di


sungai, laut, tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:

1) Pencemaran Sungai dan laut

Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan
bahan logam berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas.
Secara biologis, fisik dan kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan.
Di berbagai sektor industri dan rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari
plastik.

2) Pencemaran Tanah

Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap


pupuk dan bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya
perubahan tanah menjadi kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah
kandungan garam yang sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu,
pencemara tanah juga dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada
umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran secara sempurna.

3) Pencemaran Hutan

Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak


terkendali dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya

11
penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus
maka dapat mengakibatkan penggundulan hutanMenurut paragdima Blum tentang
kesehatan dari lima faktor itu lingkungan mempunyai pengaruh dominan. Faktor
lingkungan yang mempengaruhi status kesehatan seseorang itu dapat berasal dari
lingkungan pemukiman, lingkungan sosial, linkungan rekreasi, lingkungan kerja.

Adapun permasalahan lingkungan yang sedang dihadapi di Indonesia


dengan penyebab dan dampak lingkungan Nasional yaitu :

- Kebaran Hutan : Proses kebakaran hutan dapat terjadi dengan alami atau
ulah manusia . kebakaran oleh manusia biasanya karena bermaksut
pembukaan lahan untuk perkembunan. Dampaknya: memeberi kontribusi
CO2 di udara, hilangnya keaneragaman hayati, asap yang dihasilkan dapat
mengganggu kesehatan dan asapnya bisa berdampak kenegra lain. Tidak
hanya pada local namun ke negra tetanggapun juga terkena.

- Pencemaran minyak lepas pantai : hasil ekploitasi minyak bumi diangkut


oleh kapal tanker ke tempat pengolahan minyak bumi. Pencemaran minyak
lepas pantai diakibatkan oleh sistem penampungan yang bocor atau kapal
tenggelam yang menyebankan lepasnya minyak ke perairan. Dampak :
mengakibatkan limbah tersebut dapat tersebar tergantung gelombang air
laut. Dapat berdampak kebeberapa negara, akibatnya tertutupnya lapisan
permukaan laut yang menyebabkan penetrasi matahari berkurng
menyebabkan fotosintesis terganggu, pengikatan oksigen, dan dapat
menyebabkan kematian organisme laut.

3. ISU LINGKUNGAN INTERNASIONAL

Isu lingkungan global merupakan permasalahan lingkungan dan dampak


yang ditimbulkan dari permasalahan lingkungan tersebut mengakibatkan dampak
yang luas dan serius bagi dunia serta menyeluruh. Isu lingkungan global mulai
muncul dalam berberapa dekade belakangan ini.

Isu Lingkungan Global

12
Masalah yang dialami bumi sekarang ini adalah pemanasan global. Menurut
tim IAD MKU UMS, TIM MUP (2008:150), pemanasan global adalah
peningkatan suhu bumi, yang meliputi peningkatan suhu atmosfer, hidrosfer,
dan suhu lithosfer.

Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya gas sulfur dioksida dan gas-
gas rumah kaca, seperti CO2 akibat dari pembakaran bahan bakar fosil.
Proses pemanasan global ini terjadi ketika radiasi dari sinar matahari akan
masuk ke bumi. Radiasi dari sinar matahari tersebut akan sampai bumi dan
menghangatkan bumi. Sebagian dari radiasi matahari akan diserap oleh
bumi, dan sebagian bumi akan memantulkan kembali ke angkasa. Jika
atmosfer bumi penuh dengan gas-gas rumah kaca maka panas dari bumi
tidak dapat diteruskan ke angkasa. Akibatnya, panas kembali ke bumi.

Adanya pemanasan global menyebabkan banyak pengaruh pada kehidupan


yang ada di bumi. Beberapa akibat dari pemanasan global adalah sebagai
berikut.

1. Iklim Mulai Tidak Stabil

Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah


bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan
memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung
es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang
terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya
mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada
pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin
sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di
beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung
untuk meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembap karena lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Para ilmuwan belum begitu yakin apakah kelembapan
tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih

13
jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca.
Sehingga, keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer.
Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang
lebih banyak, akibatnya akan memantulkan cahaya matahari kembali ke
angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan.
Kelembapan yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata,
sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Curah hujan di
seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir
ini. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah. Akibatnya, beberapa daerah akan menjadi lebih kering
dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan
pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya
dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan
pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan
terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

2. Peningkatan Permukaan Laut

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan
yang stabil secara geologi. Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan
lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan
menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak
es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume
air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4
- 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi
peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.

Perubahan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi kehidupan di daerah


pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah
Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi
dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan
mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan.
Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk

14
melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin
hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.

Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat memengaruhi


ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan
separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga
akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah
dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari
Florida Everglades.

3. Suhu Global Cenderung Meningkat

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan


lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama
di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan
mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya
masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa
bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang
menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika
snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir
alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman
pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang
lebih hebat.

4. Gangguan ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari
efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia.
Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub
atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya,
mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan
tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-
spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota
atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang

15
tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan
musnah.

5. Dampak sosial dan politik

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-


penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian.
Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan
muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan
peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat
menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam
(banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya
bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-
tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti diare,
malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan
lain-lain.

6. Dampak Terhadap Kesehatan Manusia

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit


melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui
vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam
Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini
berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini, maka ada beberapa
spesies vektor penyakit (eq Aedes aegypti), Virus, bakteri, plasmodium
menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang targetnya adalah
organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksikan bahwa ada beberapa
spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan
perubahan ekosistem yang ekstrem ini. Hal ini juga akan berdampak
perubahan iklim (Climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan
kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan,
DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu).

16
Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai
juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease.
Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak
terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit
saluran pernapasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit
jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

7. Perdebatan tentang Pemanasan Global

Tidak semua ilmuwan setuju tentang keadaan dan akibat dari pemanasan
global. Beberapa pengamat masih mempertanyakan apakah suhu benar-
benar meningkat. Yang lainnya mengakui perubahan yang telah terjadi tetapi
tetap membantah bahwa masih terlalu dini untuk membuat prediksi tentang
keadaan pada masa depan. Kritikan seperti ini juga dapat membantah bukti-
bukti yang menunjukkan kontribusi manusia terhadap pemanasan global
dengan berargumen bahwa siklus alami dapat juga meningkatkan suhu.
Mereka juga menunjukkan fakta-fakta bahwa pemanasan berkelanjutan
dapat menguntungkan di beberapa daerah.

Para ilmuwan yang mempertanyakan pemanasan global cenderung


menunjukkan tiga perbedaan yang masih dipertanyakan antara prediksi
model pemanasan global dengan perilaku sebenarnya yang terjadi pada
iklim. Pertama, pemanasan cenderung berhenti selama tiga dekade pada
pertengahan abad ke-20, bahkan ada masa pendinginan sebelum naik
kembali pada tahun 1970-an. Kedua, jumlah total pemanasan selama abad
ke-20 hanya separuh dari yang diprediksi oleh model. Ketiga, troposfer,
lapisan atmosfer terendah, tidak memanas secepat prediksi model. Akan
tetapi, pendukung adanya pemanasan global yakin dapat menjawab dua dari
tiga pertanyaan tersebut.

Kurangnya pemanasan pada pertengahan abad disebabkan oleh besarnya


polusi udara yang menyebarkan partikulat-partikulat, terutama sulfat, ke
atmosfer. Partikulat ini, juga dikenal sebagai aerosol, memantulkan sebagian

17
sinar Matahari kembali ke angkasa luar. Pemanasan berkelanjutan akhirnya
mengatasi efek ini, sebagian lagi karena adanya kontrol terhadap polusi
yang menyebabkan udara menjadi lebih bersih. Keadaan pemanasan global
sejak 1900 yang ternyata tidak seperti yang diprediksi disebabkan
penyerapan panas secara besar oleh lautan. Para ilmuwan telah lama
memprediksi hal ini tetapi tidak memiliki cukup data untuk
membuktikannya. Pada tahun 2000, U.S. National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA) memberikan hasil analisis baru tentang suhu air
yang diukur oleh para pengamat di seluruh dunia selama 50 tahun terakhir.
Hasil pengukuran tersebut memperlihatkan adanya kecenderungan
pemanasan. Suhu laut dunia pada tahun 1998 lebih tinggi 0,2 derajat Celsius
(0,3 derajat Fahrenheit) daripada suhu rata-rata 50 tahun terakhir, ada sedikit
perubahan tetapi cukup berarti.

Pertanyaan ketiga masih membingungkan. Satelit mendeteksi lebih sedikit


pemanasan di troposfer dibandingkan prediksi model. Menurut beberapa
kritikus, pembacaan atmosfer tersebut benar, sedangkan pengukuran
atmosfer dari permukaan Bumi tidak dapat dipercaya. Pada bulan Januari
2000, sebuah panel yang ditunjuk oleh National Academy of Sciences untuk
membahas masalah ini mengakui bahwa pemanasan permukaan Bumi tidak
dapat diragukan lagi. Akan tetapi, pengukuran troposfer yang lebih rendah
dari prediksi model tidak dapat dijelaskan secara jelas.

Upaya untuk mengurangi pemanasan global, antara lain:

1. Menanam pohon, karena pohon berperan besar dalam mengurangi


pemanasan global karena pohon dalam foto sintesis pada siang hari
menyerap CO2 dan menghasilkan O2. Sehingga dapat megurangi
kandungan karbondioksida di udara yang dapat memicu menipisnya ozon
dan terjadi pemanasan global.

2. Menghijaukan hutan yang telah gundul, karena sekarang ini banyak


pembalakan liar yang menyebabkan penggundulan hutan.

18
3. Melakukan efisiensi pada penggunaann bahan bakar fosil. Selain dapat
menyebabkan terjadinya pemanasan global, eksploitasi yang berlebihan
pada bahan bakar fosil juga akan menyebabkan kelangkaan pada bahan
bakar fosil tersebut, kerena bahanbakar fosil tidak dapat diperbarui.

4. Mencari alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan


harganya terjangkau oleh masyarakat luas.

Solusi Mengatasi Isu Lingkungan

· Upaya yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran air :

- Pemakaian jumlah pupuk dan insektisida yang tepat dan sesuai


aturan.

- Pengolahan kembali yang benar limbah industri agar tidak lagi


membahayakan pada lingkungannya.

- Pengurangan penggunaan bahan kimia yang dapat merubah


keasaman atau kebasaan air.

- Kesadaran diri agar membuang sampah pada tepatnya.

- Pemanfaatan limbah domestik menjadi kerajinan tangan dan lainnya.

· Upaya yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran tanah :

- Penggunaan insektisida dan pupuk yang benar dan jumlah yang


tepat.

- Pengolahan limbah industri yang baik dan benar, sehingga tidak lagi
merusak tanah.

- Pemanfaatan kembali limbah yang masih bisa digunakan menjadi


kerajinan tangan dan lainya.

- Mendaur ulang kembali sampah plastik, kertas dan kaca.

· Upaya yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran udara :

19
- Pengendalian jumlah kendaraan.

- Penggunaan teknologi ramah lingkungan

- Pengurangan bahan bakar fosil.

- Menjaga lingkungan sekitar.

· Usaha yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan


yang terjadi pada lingkungan :

- Menggunakan teknologi yang ramah lingkungan.

- Penegakan hukum yang adil dan konsisten dari pemerintah.

- Membatasi jumlah pengambilan tambang dan pemanfaatan SDA.

- Mengikut sertakan masyarakat untuk mengatasi permasalahan global.

- Penggunaan energi ramah lingkungan.

BAB III

KESIMPULAN

Dari wacana di atas dapat disimpulkan penyebab dan dampak lingkungan lokal :

- Kekeringan : kekeringan adalah kekurangan air yang terjadi akibat sumber air
tidak dapat menyediakan kebutuhan air bagi manusia dan makhluk hidup
yang lainnya. Dampak: menyebabkan ganggungan kesehatan, keterancaman
pangan.

- Banjir : merupakan fenomena alam ketika sungai tidak dapat menampung


limpahan air hujan karena proses influasi mengalami penurunan. Itu semua
dapat terjadi karena hijauan penahan air larian berkurang. Dampak:
ganggungan kesehatan, penyakit kulit, aktivitas manusia terhambat,
penurunan produktifitas pangan, dll.

20
- Manusia dengan pengetahuannya mampu mengubah keadaan lingkungan
sehingga meguntungkan dirinya, untuk memenuhi kebutuhannya. Awalnya
perubahan itu dalam lingkungan yang kecil dan pengaruhnya sangat
terbatas. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan manusia
untuk mengubah lingkungan semakin besar. Sehingga, manusia ingin
menguasai alam. Alam yang awalnya tetap dapat mempertahankan
keseimbangan sekarang keseimbangan itu hilang dan timbul kerusakan di
mana-mana karena ulah tangan manusia.

- Salah satu isu lingkungan global adalah pemanasan global. Pemanasan


global terjadi akibat meningkatnya gas sulfur dioksida dan gas-gas rumah
kaca, seperti CO2 akibat dari pembakaran bahan bakar fosil. Proses
pemanasan global ini terjadi ketika radiasi dari sinar matahari akan masuk
ke bumi. Radiasi dari sinar matahari tersebut akan sampai bumi dan
menghangatkan bumi. Sebagian dari radiasi matahari akan diserap oleh
bumi, dan sebagian bumi akan memantulkan kembali ke angkasa. Jika
atmosfer bumi penuh dengan gas-gas rumah kaca maka panas dari bumi
tidak dapat diteruskan ke angkasa. Akibatnya, panas kembali ke bumi.
Beberapa akibat dari pemanasan global adalah iklim mulai tidak stabil,
peningkatan permukaan laut, suhu global cenderung meningkat, gangguan
ekologis, dampak sosial dan politik, dampak terhadap kesehatan manusia,
perdebatan tentang pemanasan global. Cara mengurangi pemanasan global
adalah mencari alternatif energi lain yang lebih ramah lingkungan dan
harganya terjangkau oleh masyarakat luas, menanam pohon, menghijaukan
hutan yang telah gundul, dan melakukan efisiensi pada penggunaan bahan
bakar fosil.

- Ada beberapa masalah lingkungan nasional, diantaranya banjir, kerusakan


hutan di Indonesia, sampah, dan banjir lumpur panas di Sidoarjo. Selain
masalah lingkungan global dan nasional, ada masalah lokal. Beberapa
penyebab masalah lingkungan lokal, diantaranya kekeringan, banjir,
longsor, erosi pantai, dan instrusi air laut.

21
- Longsor : adalah terkikisnya daratan oleh air larian karena penahan air
berkurang. Dampaknya : terjadi kerusakan tempat tinggal, ladang, sawah,
mengganggu perekonomian dan kegiatan transportasi

- Erosi pantai : terkikisnya lahan daratan pantai akibat gelombang air laut.
Dampak : menyebabkan kerusakan tempat tinggal dan hilangnya potensi
ekonomi seperti kegiatan pariwisata.

- Instrusi Air Laut : air laut (asin) mengisi ruang bawah tanah telah banyak
digunakan oleh manusia dan tidak adanya tahanan instrusi air laut seperti
kawasan mangrove. Dampaknya: terjadinya kekurangan stok air tawar, dan
mengganggu kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

basahona sumanto, 2010. 10 isu lingkungan.


http://sumantobasahona.blogspot.com/2010/12/10-isu-
lingkungan.html diakses 26 Mei 2012

http://humairahworld.wordpress.com/2011/02/12/isu-lingkungan/, diakses 26 Mei


2012

kamil ridwan, 2012. Isu lingkungan lokal.


http://jujubandung.wordpress.com/2012/10/18/isu-lingkungan-lokal/
diakses 26 Mei 2012

Sutrisno adi, 2013. Identifikasi Penyebab Dan Dampak Permasalahan


Lingkunganbaik Lokal, Nasional, Maupun Global.

22
http://bidangkeilmuanfisika.wordpress.com/2013/03/04/adisutrisnobu
dakketapang/ diakses 26 Mei 2012

kamil ridwan, 2012. Isu lingkungan lokal.


http://jujubandung.wordpress.com/2012/10/18/isu-lingkungan-lokal/
diakses 26 Mei 2012

Kurniawan, Irwan. 2006. Lingkungan Hidup dan Polusi. Bandung: Penerbit


Jember.

Maskoeri, Jasin.1994. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Gafindo Persada.

http://laylafiyyy.blogspot.com/2013/06/makalah-isu-lingkungan.html

23

Anda mungkin juga menyukai