Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Penulis
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian hidrosfer...........................................................................3
2. Penomena alam hidrosfer...................................................................3
3. Penomena Hidrosfer ..........................................................................6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
Teori tentang terjadinya bumi yang sudah diterima secara meluas adalah
yang dikembangkan pada tahun 1944 oleh seorang ahli teori bangsa Jerman Carl
F. von Weizsacker dan kemudian dimodifikasi oleh Gerard P. Kuiper dari
Universitas Arizona, AS. Teori ini mengemukakan bahwa matahari berkembang
dari awan hidrogen dan helium yang sangat banyak dan berbentuk gas. Dalam
awan ini terdapat unsur serta senyawa yang menjadi bahan semua planet dalam
bentuk debu halus yang tersebar dan meliputi satu persen dari seluruhnya. Air,
dalam bentuk uap dan hablur, adalah salah satu di antara senyawa-senyawa
tersebut.
Teori lain menyebutkan bahwa air dari bumi kemungkinan berasal dari
luar angkasa. Pendapat ini dikemukakan oleh Dr. Masaru Emoto, ketua dari
Institute International Hado Membership (IHM) yang telah melakukan beberapa
eksperimen yang menakjubkan mengenai kristal air. Menurutnya, lima tahun yang
lalu, sebuah asteroid membawa es ke bumi. Para peneliti dari Universitas Hawaii
mengukur dan menemukan bahwa beratnya 100 ton. "Setiap tahun ada puluhan
juta kepingan es sebesar itu jatuh ke bumi dari ruang angkasa. Apabila kita
menghitung jumlah air yang terbawa, orang akan melihat bahwa sangat mungkin
asal mula air di bumi berasal dari ruang angkasa. Para peneliti Universitas Hawaii
mengatakan bahwa mungkin pada permulaan di bumi tidak ada air dan air muncul
di bumi berasal dari ruang angkasa.
Pendapat Masaru Emoto tersebut diperkuat dengan penemuan terbaru.
Seorang peneliti dari ilmu fisika Universitas Iowa menyimpulkan bahwa setiap
hari ribuan komet berukuran rumah-rumah kecil memasuki atmosfer bumi, dan
semuanya dapat dikategorikan planet-planet air. Begitu komet-komet ini
memasuki atmosfer, mereka terurai dan berubah menjadi uap air. Foto-foto yang
merekam bumi pada saat itu memperlihatkan titik-titik gelap yang dinaungi oleh
uap air. Foto-foto ini dapat membantu mengindentifikasi ukuran dan jumlah
komet pembawa air memasuki atmosfer bumi. Fisikawan, Louis A. Frank
1
mengatakan bahwa mereka menemukan sesuatu datang pada kecepatan dua puluh
komet per menit atau satu komet per tiga detik. Dia juga mengatakan tipe komet
tersebut terlihat seperti dua buah kamar rumah kecil dan beratnya dua puluh
sampai empat puluh ton.
Profesor Frank menggunakan satelit NASA untuk mengambil gambar-
gambar tersebut. Pertama kali dia mempublikasikan hasil penelitiannya pada
tahun 1986. Dia mengatakan kepada wartawan CNN bahwa ini sepertinya "hujan
kosmik" yang halus dapat dianggap satu-satunya sumber air di bumi. NASA pun
menanggapi penelitian Dr. Frank dengan serius. Petugas NASA, Steve Maran
memberitahu CNN bahwa walaupun masih memerlukan banyak penelitian untuk
benar-benar memahami komet-komet ini, namun jelas sekali bahwa mereka
mengandung jumlah air yang besar.
"Kulit es yang keras ini mengelilingi dengan longgar membungkus "bola-
bola salju". Ketika komet-komet masuk ke atmosfer bumi, bola-bola salju tersebut
terurai dan menjadi uap air. Tidak seperti komet yang lebih besar, mereka tidak
mengandung debu dan metal. Kesimpulannya, mereka tidak terang seperti komet
besar ketika melintas udara. Sejak mereka terurai terpisah pada ketinggian di atas
965 km, mereka bukan sebuah ancaman bagi manusia atau pesawat terbang,"
demikian seperti dikutip CNN belum lama ini.
Berdasarkan penemuan baru ini, Profesor Frank terus melanjutkan
penelitiannya untuk semakin menguak takbir asal-usul air di bumi ini.
Bagaimanapun penemuannya telah memberikan kepada kita pengetahuan dan
inspirasi. Sepanjang sejarah, bumi memang tak henti-hentinya kedatangan banyak
benda luar angkasa, beberapa bahkan diyakni telah mengakibatkan kemusnahan
suatu jenis makhluk secara besar-besaran seperti dinosaurus. Dan, penemuan
sumber air di bumi menambah lapisan lain dari misteri asal-usul manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 PENGERTIAN HIDROSFER
Hidrosfer berasal dari kata hydro yang berarti air dan sphere yang
bermakna lapisan. Secara singkat hidrosfer adalah lapisan air di seluruh
permukaan bumi. Seluruh air di permukaan bumi adalah bagian dari hidrosfer
seperti air sungai, laut, danau, rawa-rawa, mata air, dan jenis lainnya.
Fenomena hidrosfer yang satu ini terjadi di Cenote Angelita yang terletak
di perairan Karibia Meksiko. Cenote dalam bahasa Maya diartikan sebagai gua,
jadi sebenarnya sungai ini dinaungi oleh lapisan hidrogen sulfida yang terbentuk
dari organisme membusuk didalam gua. Tumpukan itu membentuk sebuah
dinding yang membatasi air laut dan air tawar dan diberi nama halocline.
Fenomena halocline adalah zona vertikal di dalam laut yang terjadi karena
perbedaan tekanan lapisan air sehingga kadar garam menurun drastis dan
membuat air menjadi tawar
3
2. Danau dengan 3 warna berbeda
Indonesia adalah negara tropis yang hanya memiliki 2 musim. Namun jika
ingin melihat salju di negara ini, kita bisa mendaki Gunung Jayawijaya di Papua
dan menemukan salju di puncaknya tepatnya di Puncak Carstensz. Saking
tingginya gunung ini saljupun bersarang di atasnya. Tapi sangat disayangkan saat
ini ketebalan salju semakin menipis diakibatkan perubahan iklim dan pemanasan
global. Suhu udara yang semakin panas menyebabkan salju diatasnya meleleh
sedikit demi sedikit.
4
5. Air Laut di Selat Gibraltar
Selat Gibraltar adalah selat yang membatasi Benua Afrika dan Eropa. Di
selat ini terjadi pertemuan 2 laut yaitu Laut Tengah dan Samudra Atlantik.
Pertemuan kedua aliran tersebut tidak menyebabkan air tercampur, akan tetapi
keduanya terpisah jelas sesuai asalnya masing-masing. Air Laut Tengah berwarna
biru gelap dan air dari Samudra Atlantik berwarna biru cerah. Jika diperhatikan
seksama pertemuan dua arus tersebut menciptakan sebuah sekat yang tak
tertembus hingga kedalaman 1000 meter. Fenomena ini terjadi karena perbedaan
massa jenis arus laut yang bergerak dan cenderung mempertahankan keadaan
asalnya. Selain itu tegangan permukaan masing-masing air menciptakan ilusi
seolah ada partisi yang memisahkan keduanya sehingga air laut tidak tercampur.
5
B. Fenomena Hidrosfer yang Merugikan
2. Pencemaran air
Air yang tercemar oleh limbah masyarakat memberikan efek buruk bagi
manusia. Air limbah buangan pabrik yang dialirkan sembarangan ke sungai akan
membuat sungai menjadi kotor dan berbahaya. Baru-baru ini terdengar kabar dari
daerah Bandung Barat dimana air sungai Citarum yang memiliki warna merah dan
hijau karena limbah. Aliran sungai ini berbau tak sedap dan membuat kepala
pusing saat menghirupnya. Bila dibiarkan lebih lanjut pencemaran air sungai akan
membuat sumber air bersih menjadi semakin menipis dan hilang.
3. Banjir bandang
6
terjadi di pusat kota Bandung dan menyeret apapun di depannya padahal daerah
tersebut tak pernah didera banjir sebelumnya. Setelah diselidik banjir terjadi
karena hutan lebat di kawasan Bandung Utara yang sudah dipenuhi beton. Air
hujan yang tak tertampung akhirnya turun ke bawah dan membuat banjir besar di
titik vital kota kembang.
4. Kekeringan
5. Gelombang badai
7
mencapai 28-98 cm pada tahun 2100. Jika seluruh lapisan es mencair di
Greenland, air laut akan naik sampai 7 meter dan sanggup membenamkan kota
London.
7. Hujan es
Hujan es terjadi karena proses presifitasi yang tidak normal. Uap air yang
membentuk awan tidak terurai sempurna sehingga hujan turun berupa butiran-
butiran es. Di negara tropis hujan es bisa terjadi karena perbedaan suhu yang
terlalu besar dan kelembaban yang tinggi. Biasanya durasi hujan es sangatlah
singkat dan tidak menimbulkan kerugian. Namun hujan es bisa berakibat buruk
jika turun di lahan pertanian milik penduduk ataupun merusak atap rumah kita.
Hujan es bersifat asam yang dapat merusak tanaman sehingga tanaman kering dan
mati. Dampak ini pernah dirasakan di Kabupaten Puncak, Papua pada tahun 2015.
Cuaca ekstrim mengakibatkan hujan es turun di ladang penduduk dan membuat
ladang ubi penduduk gagal panen. Akses sulit menuju pemukiman penduduk,
membuat ribuan orang terancam kelaparan karena sumber makanan yang hilang.
8
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Demikianlah makalah kami, semoga bermanfaat bagi pembaca. Saran dan
kritik yang membangun dari dosen pembimbing dan teman-teman sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Watt, Fiona. 2004. Gempa Bumi dan Gunung Berapi. Bandung: Pakar
Raya.Buletin Mina Diklat, Oktober 2003 oleh Rahbiah
10