Anda di halaman 1dari 19

i

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dengan judul “Internalisasi Ilmu Pengetahuan”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 12 Maret 2020

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perbedaan Pengetahuan dan ilmu Pengetahuan......................................3


B. Pengertian internalisasi Ilmu Pengethauan.............................................4
C. Tahap Revisi Taksonomi Kognitif Benyamin Bloom............................4
D. Contoh Konkrit internalisasi Ilmu Pengethauan.....................................7

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..............................................................................................15
B. Saran .......................................................................................................15

REFERENSI

iii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Yang di maksud dengan Internalisasi dalam buku ini adalah menyatukan atau
mengintregrasikan sesuatu konsep atau pandangan atau nilai ke dalam psyche atau
kepribadian individu sehingga mengubah sikap ,pola pikir dan perilakunya sesuai prinsip –
prinsip yang terkandung dalam konsep,pandangan atau nilai yang di internalisasikan
.Misalnya menginternalisasikan nilai- nilai Pancasila.Semua indivudu yang belum
menginternalisasikan nilai – nilai pancaila ,sikap,pola pikir,dan perilakunya belim sesuai,atau
bahkan dapat bertentangan dengan nilai – nilai pancasila.Tetapi setelah menginternalisasikan
nilai – nilai pancasila,sikap,pola pikir,dan perilakunya menjadi sesuai.

Demikian pula dengan ilmu pengetahuan ,Setelah menginternalisasikan ilmu


pengetahuan ,sikap,pola pikir, dan perilaku individu menjadi sesuai. Artinya individu
tersebut tidak hanya memahami ilmu pengetahuan tetapi juga menguasai ( acquisition ) ilmu
pengetahuan yang telah di internalisasikan .Menguaai ( acquisition )berarti dapat menerapkan
tidak hanya dalam bidang akademis tetapi juga dalam bidang pekerjaannya.

Agar ilmu pengetahuan dapat di ketahui ada tahap- tahap yang harus di tempuh dalam
proes internalisasi tersebut.Tahap – Tahap internalisasi ilmu pengetahuan tersebut terkenal
dengan istilah Taksonomi Kognitif Benyamin Bloom.Konsep taksonomi bloom tersebut
mengalamiperbaikan seiring perkembangan dan kemajuan zaman dan teknologi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan pengetahuan dan ilmu pengetahun?
2. Apa yang dimaksud internalisasi ilmu pengetahuan ?
3. Bagaimana tahap revisi taksonomi kognitif benyamin bloom?
4. Bagaimana contoh konkrit internalisasi ilmu pengetahuan?

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan ilmu pengetahun.
2. Untuk mengtahui pengertian internalisasi ilmu pengetahuan.
3. Untuk mengetahui tahap-tahap revisi taksonomi kognitif benyamin bloom.
4. Untuk mengetahui contoh konkrit internalisasi ilmu pengetahuan

.
D. Manfaat
Dengan adanya makalah ini, maka dapatr memberikan manfaat serta pengetahuan yang
berguna bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa D4 Bidan pendidik dalam memahami
Intrnalisasi Ilmu Pengetahuan unyuk bekal menjadi bidan di masyarakat ataupun
pendidik bidan.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Perbedaan pengetahuan dan ilmu pengetahuan

Ilmu pengetahuan ( science ) berbeda dengan pengetahuan ( Knowledge /


Commonsense ).banyak orang yang tidak mengetahui perbedaan pengetahuan dengan ilmu
pengetahuan ,menyamakan pengertian pengetahuan dengan ilmu pengetahuan.Ernest Nagel
( 1961 ) membedakan pengetahuan dengan ilmu pengetahuan dalam enam ( 6 ) hal. Dalam
buku ini dipilih dua perbedaan yang sangat prinsipil saja,yaitu :

1. Dalam pengetahuan informasi tentang suatu fakta jarang di sertai penjelasan tentang
mengapa dan bagaimana dari suatu fenomena .Pernyataan mengapa menuntut jawaban
tentang faktor – faktor yang menyebabkan sehinga suatu fenomena itu terjadi.sedang
pertanyaan bagaimana menuntut jawaban proses terjadinya atau proses
perkembanganya atau dampak,atau cara – cara mengatasi suatu fenomena.Contohnya
penderita penyakit tuberkolosis ( TBC ).Pengetahuan hanya menginformasikan
gambaran atau ciri – ciri atau kondisi penderita penyakit TBC tetapi tidak memberikan
informasi factor factor penyebab ,dampak yang dapat menimbulkan bahkan juga tidak
memberikan informasi tentang cara – cara mengobati penderita penyakit TBC.Sedang
ilmu pengetahuan ( sience ) memberikan informasi tentang faktor- factor penyebab
,dampak yang di timbulkan,bahkan cara – cara mengobati penderita penyakit TBC,di
samping gambaran atau cirri cirri penderita penyakit TBC.
2. Penetahuan bersifat tetap tentang sedang ilmu pengetahuan bersifat dinamis artinya
berkembang terus – menerus atau dengan kata lain ilmu pengetahuan menampung
pengujian secara kritis terus menerus melalui penelitian ilmiah.Dengan penelitian
ilmiah ilmu pengetahuan dapat berubah berdasarkan adanya penemuan penemuan baru.

3
4

B. Internalisasi ilmu pengetahuan

Internalisasi ilmu pengetahuan yang akan diuraikan dalambuku ini mengacu pada
taksonomi bloom yang telah direvisi ( Anderson ,001 ).Seperti telah di uraikan sebelumnya
bahwa ilmupengetahuan yang di hasilkan dari pembelajaran tidak cukup hanya
dipahamitetapi harus di kuasai supanya dapat di terapkan baik dalam bidang akademis
maupun dalam kehidupan sehari-hari bahkan dalam menhgadapi tantangan pekerjaan.Agar
ilmu pengetahuan dapat di ketahui ada tahap- tahap yang harus di tempuh dalam proes
internalisasi tersebut.Tahap – Tahap internalisasi ilmu pengetahuan tersebut terkenal dengan
istilah Taksonomi Kognitif Benyamin Bloom.Konsep taksonomi bloom tersebut
mengalami perbaikan seiring perkembangan dan kemajuan zaman dan teknologi.

C. Tahap-tahap Taksonomi Kognitif Benyamin Bloom

Salah seorang murid bloom bernama Lorin Anderson merevisi Taksonomi


bloom,hasil perbaikannya di publikasikan tahun 004.semula taksonomi bloom terdiri 6 tahap
yaitu :

1. Pengetahun ( Knowledge )
2. Pemahaman ( Comprehension )
3. Penerapan ( Application )
4. Analisis ( Analysis )
5. Sintetis ( Synthesis )
6. Evaluasi ( Evaluation ).

Dengan 6 tahap tersebut berarti agar materi pelajaran dikuasai tidak cukup apabila
guru atau dosen puas bila siswa sudah memahaminya .Siswa harus dilatih untuk
menerapkan,menganalisis,mensinstesiskan dan mengevaluasi.Perlu di catat evaluasi bukan
berarti memberi nilai berbentuk angka – agka manifestasi tingkat pencapaian kemampuan
dalam 6 hal tersebut,tetapi mempunyai arti membuat keputusan ( judgement ) alternative
yang pilih dalam memecahkan masalah.Demikian juga Taksonomi Bloom yang direvisi
terdiri dari 6 Tahap yaitu :
5

1. Mengingat ( Remembering )
2. Memahami ( Understanding )
3. Menerapkan ( Applying )
4. Menganalisis ( Analysis )
5. Mengevaluasi ( Evaluating )
6. MenyusunKreatifitas ( Creating )
a. Yang di maksud dengan Mengingat adalah meliputi mengingat fakta
konsep,prosedur ,dan strategi metakognisi.
b. Yang dimaksud dengan Memahami adalah meliputi memahami fakta
,konsep,prosedur dan strategi metakognisi
c. Yang di maksud dengan Menerapkan adalah meliputi menerapkan fakta
,konsep ,Prosedur dan stratrgi metakognisi.
d. Yang di maksud dengan Analisis adalah meliputi analisis penggunaan fakta
,konsep,prinsip dan prosedur.
e. Yang di maksud dengan Evaluasi adalah meliputi fakta,konsep,,prinsipdan
prosedur serta menilai strategi – strategi metakognisi.
f. Yang dimaksud dengan Mengembangkan Kreatifitas ( creating ) adalah
meliputi menciptakan sesuatu yang baru dari fakta ,konsep,prinsip dan
prosedur.

Agar ada gambaran yang jelas akan di uraikan beberapa aktifitas atau indikator dari setiap
tahap

1. Tahap meningat meliputi aktifitas atau indikator :


- Mengenal
- Mendaftar
- Menggambarkan / Menguraikan
- Mengenali
- Mendapatkan kembali
- Memberi nama
- Menempatkan
- Menemukan
6

2. Tahap memahami, meliputi aktifitas dann indikator :


- Menginterpretasikan
- Meringkas
- Menguraikan dengan kata – kata sendiri
- Mengelompokkan
- Membandingkan
- Menjelaskan
- Memberikan contoh
3. Tahap menerapkan yang meliputi aktifitas dan indikator :
- Menerapkan
- Member contoh
- Menggunakan
- Melaksanakan
4. Tahap menganalisis yang meliputi aktifitas dan indikator :
- Membandingkan
- Mengatur
- Merinci
- Melengkapi
- Merumuskan garis besar
- Menemukan
- Mengintegrasikan
5. Tahap mengevaluasi yang meliputi aktifitas atau indikator :
- Mengecek
- Menyusun hipotesis
- Mengritisi
- Melakukan percobaan
- Membuat keputusan
- Mengetes
- Menemukan
- Memonitor
6. Tahap mengembangkan kreatifitas yang meliputi aktifitas dan indikator :
7

- Merancang
- Menyusun bagian – bagian dari keutuhan
- Merencanakan
- Menghasilkan
- Membuat / menciptakan
- Merencanakan suatu cara
- Membuat

D. Contoh konkrit Internalisasi Ilmu Pengetahuan

Berikut ini akan di uraikan contoh konkritnya internalisasi ilmu pengetahuan dalam
realitasnya atau dalam bahasaa sehati – hari adalah pembelajaran.Pembelajara memiliki dua
aspek yaitu siswa yang melakukan aktifitas belajar dan guru yang melakukan aktifitas
belajar,dimana pengertian belajar adalah proses perubahan perilaku yang relatife permanen
sebagai akibat dari latihan dan pengalaman dan bukan karna obat –obatan ,kelelahan dan
perkembangan ( Hilgard dalam Bugelski 1956 ).dalam hal ini siswa sebagai subyek yang
melakukan aktifitas belajar dan yang di pelajari adalah materi pembelajaran yang berisi
pengetahuan,ilmu pegetahuan,keterampilan ( skiil ),dan nilai – nilai.Dengan melakukan
aktifitas belajar siswa mendapatkan latihan dan pengalaman,dan dampak yang diperoleh bagi
siswa adalah adanya perubahan sikap,pola pikir,perilaku dan aspek aspek psikologi yang
lain.pada sisi yang lain guru menyediakan kondisi yang memungkinkan siswa melakukn
proses belajar dan aktifitas tersebut yang di lakukan oleh guru adalah proses mengajar.

Menurut Sudjana ( 1989 ) Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa


belajar,mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa ,sehingga
dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar.Rumusan mengajar
berpusat pada siswa yang belajar,hakikat mengajar sebagai proses belajar yang menghasilkan
perubahan perilaku.keterpaduan tentang pembelajaran kedua konsep tersebut yaitu proses
belajar dan mengajar yaitu proses pengajaran atau pembelajaran.

Berdasarkan konsep belajar mengajar atau pembelajaran terutama pembelajaran dengan


pendekatan proses dan konsep Taksonomi Kognitif Benyamin Bloom yang di refisi akan di
8

uraikan bagaimana pelaksanaannya.contoh konkret yang akan di sampaikan adalah materi


kuliah tentang “ Panca Indra ‘.

1. Aktivitas Siswa atau Mahasiswa pada tahap pertama (Membering )


a. Pada tahap pertama agar mahasiswa mampu mengingat ( remembering ),fakta
,konsep,prosedur,dan strategi metakoknisi.Panca indra yang terdiri dari 5 indra yaitu :
- Penglihatan
- Pendengaran
- Pengecapan
- Penciuman / Pembau
- Peraba
b. Konsep pokok dari ke lima indra itu adalah konsep transduksi yaitu proses menyerap
dan mengubah gelombang cahaya pada penglihatan,gelombang suara pada
pendegaran ,stimulus pengecapan,stimulus penciuman atau pembauan,dan stimulus
perabaan menjadi implus- implus syaraf yang berbentuk sinyal elektrik yang dikirim
ke otak untuk selanutnya diolah.
c. Prosedur pokok dari kelima indra berbeda antara indra yang satu dan indra yang lain.
1. Indra penglihatan,Prosedurnya adalah tahap – tahap yang terjadi mulai stimulus
masuk melalui kornea sampe ke otak.
2. Indra pendengaran prosedurnya adalah tahap- tahap yang terjadi mulai stimulus
masuk kesaluran pendengaran ,selaput gendang yang terdiri dari palu,peron/
beranda dan sanggurdi.
3. Indra pengecapan prosedurnya adalah tahap – tahap yang terjadi mulai stimulus
masuk ke lidah permukaan ,pucuk pengecapan.
4. Indra Penciuman atau pembau prosedurnya adalah tahap – tahap yang terjadi
mulai stimulus masuk saluran penciuman sampai pentolan penciuman.
5. Indra Peraba prosedurnya adalah tahap –tahap yang terjadi mulai stimulus masuk
melalui kulit luar rambut penerima,syaraf bebas aktif,sel darah pacinian
d. Aktivitas mahasiswa atau siswa dalam strategi metakoknisi adalah mengerjakan tugas
untuk mempelajari apa yang telah di jelaskan guru yaitu proses transduksi darikelima
indra serta prosedur atau tahap- tahap pemrosesan informasi mulai stimulus masuk
kea lat indra yang paling luar ( misalnya untuk indra penglihatan adalah kornea mata
9

sampai ke otak yaitu korteks penglihatan utama dan area asosiasi


penglihatan.begitupun indra yang lain mulai stumilus masuk ke bagian terluar dari
setiap indra sampai ke otak.
2. Aktifitas Siswa atau Mahasiswa pada tahap kedua ( understanding)
Berdasarkan kedua acuan maka pada tahap kedua aktifitas siswa atau mahasiswa adalah :
a. Setelah siswa dibagi dalam kelompok di mana setiap kelompok terdiri dari
6 orang atau sampe 7 orang di beri tugas untuk mempersentasikan atau
memaparkan proses transduksi dari lima indra yaitu :
penglihatan,pendengaran,penciuman,pengecapan,dan perabaan.
b. Memaparkan atau memprsentasikan tahap- tahap proses informasi mulai
dari stimulasi masuk bagian terluar dari masing masing indra sampai ke otak

3. Aktivitas Siswa atau Mahasiswa pada tahap ketiga ( menerapkan ).

Aktivitas mahasiswa dikelompokkan,maka kelompok mahasiswa ditugaskan


untuk membuat makalah yang berisi uraian penjelasan panca indra pada siswa
SD,SMP,SMA.masing – masing kelompok di beri tugas membuat makalah ( peper )
tentang panca indra.misalnya , indra penglihatan meliputi proses transduksi dan proses
inforamasi mulai gelombang cahaya masuk pupil sampai dengan proses diotak.tugas
pembahasanin berbeda dengan siswa SD dengan SMP begitupun SMA.hal ini di
karnakan kemampuan berfikir pada setiap tingkat tersebut berbeda.

4. Aktivitas Siswa atau Mahasiswa pada tahap keempat ( Analysis )


Pada tahap ini masing – masing kelompok di beri tugas untuk menganalisis “ Mengapa
ada individu yang buta ,buta warna dan yang menderita penyakit glaucoma “hasilnya
akan di koreksi guru dan apabila ada kelompok yang salah dalam penjelasan,maka guru
menjelaskan kepada semua kelompok tentang fenomena buta,buta warna,dan penyakit
glaucoma.
a. Fenomena Buta
Kebuataan adalah suatu jenis pnyakit yang menyerang mata dan menyebabkan
seseorang tidak bisa melihat.pengertian kebutaan menurut WHO sebagai badan
10

kesehatan dunia adalah ketidakmampuan mata untuk melihat dalam jarak 3 meter
atau kurang.
Gejala buta mata yang di tunjukkan memang mirip dengan tanda yang terdapat dalam
katarak,kebutaan sering kali datang tanpa meninggalkan rasa sakit apa pun pada
penderitanya.Langkah terbaik yang bias di lakukan adalah segera menghubungi
dokter jika ada gejala atau tanda aneh pada mata kita.apabila pasien segera
memeriksakan kondisinya secepat mungkin kemungkinan besar dapat ditangani,tetapi
jika terlambat maka tingkat keberhasilan akan sangat kecil.Pencegahan buta warna
dapat dapat di lakukan di antaranya
- Menghindari dari penyebab timbulnya kebutaan
- Membiasakan pola hidup sehat an menjaga kesehatan mata
b. Fenomena Buta Warna
Buta warna merupakan ketidakmampuan membedakan dua atau lebih corak/jenis
spectrum warna.Monokromat mempunyai buta warna total.dunia mereka kelihatan
dalam gerakan hitam dan putih,jenis buta warna ini jarang terjadi dan merupakan
akibat dari individu hanya mempunyai rods atau atau satu jenis fungsi .Dikromat
biasanya mengalami kesulitan untuk membedakan merah dari hijau ,karna mereka
hanya mempunyai dua jenis cones.dikromat merupakan kerusakan genetik yang di
wariskan dan kebanyakan di temukan di pria.

Di bawah ini anda akan melihat dua lingkaran berisi titik – titik berwarna yang
merupakan bagian dari tes untuk buta warna

Menurut Walgito orang yang tidak dapat membedakan warna satu dengan yang lain
disebut orang yang buta warna.Orangbyang buta warna sebenarnya tidak buta hanya tidak
dapat membedakan warna.buta warna bukan merupakan penyakit,melainkan suatu
penyakit,hal ini di sebabkan karna dalam retina tidak terdapat cones.Ada dua model buta
warna yaitu : buta warna total atau keseluruhan dan buta warna sebagian atau partial.

1. Buta warna total


Orang ini tidak dapat membedakan sama sekali warna – warna yang dilihatnya,semuanya
kelihatan kelabu,hal ini di sebabkankan karna dalam retina tidak terdapat cones,yang ada
basiles saja yang berfungsi membedakan gelap dan terang.
11

2. Buta warna sebagian


Buta warna sebagian di bedakan ;
a. Buta warna merah – hijau,orang ini tidak dapat membedakan antara warna merah
dengan warna hijau
b. Buta warna biru - kuning orang ini tidak dapat membedakan antara warna biru
dengan warna kuning

Fenomena Penyakit glaucoma

Glaukoma adalah penyakit mata di mana terjadi kerusakan saraf optik yang di ikuti pada lapang
pandangan yang khas.kondisiini utamanya di akibatkan oleh tekanan bola mata yang meninggi
yang biasanya di sebabkan oleh hambatan pengeluaran cairan bola mata dan gangguan suplai
darah ke serat saraf optic dan kelemahan saraf optiknya sendiri.

Glaukoma dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Glaucoma primer
Glaucoma primer adalah glaukoma yang tidak di ketahui penyebabnya.
2. Glaukoma skunder
Glaucoma yang timbul sebagai akibat dari penyakit mata lain,trauma pembedahan
penggunaaan kortikosteroid yang berlebihan atau penyakit sistemik lainnya.Glaukoma
bias menyerang siapa saja ,deteksi dan penanganan dini adalah jaln satu satunya untuk
menghindari kerusakan penglihatan serius akibat glaukoma.Faktor – factor
resikoGlaukoma adalah :
- Riwayat glaukoma di dalam keluarga ,saudara sekandung lebih
beresiko di bandingkan orang tua dan anaknya
- Tekanan bola mata tinggi
- Miopia ( rabun jauh )
- Diabetes ( kencing manis )dengan gula darah tinggi yang lama
- Hipertensi ( tekanan darah tinggi )
- Migrain atau penyempitan pembuluh darah otak ( sirkulasi buruk)
- Kecelakaaan /operasi pada mata sebelumnya
- Menggunakan steroid dalam jangka waktu lama
12

- Lebih dari 45 tahun


5. Aktifitas Siswa atau Mahasiswa Pada Tahap Kelima Mengevaluasi ( evaluating )

Dalam tahap ini masing masing kelompok di beri tugas untuk


menganalisis,membuat hipotesis cara menangani ketidak mampuan melihat dan
mendengar.Tahap ini mengandung aktifitas menyusun hipotesis mengkritik atau
mengkritisi,memprediksi,menilai,menguji,membenarkan,dan menyalahkan ( Anderson
001 ).

Contoh aktivitas tahap evaluasi berikut ini hanya mencakup menyusun hipotesis dan
menguji hipotesis.Pada indra penglihatan dapat di susun hipotesis “ upanya
meningkatkan kemampuan penglihatan pada individu yang mengalami berkurangnya
penglihatan baik untuk objek dengan jarak jauh atau dekat dilakukan dengan mengatur
kecembungan lensa sehingga menjadi lebih focus atau kurang terfokus.Hipotsis di
bangun atau di desain berdasarkan teori.teori pemrosesan informasi dalam indra yaitu
penhlihatan di mulai pada gelombang cahanya masuk kornea di teruskan ke lensa melalui
pupil,dari lensa gelombang cahaya di teruskan ke retina,di dalam retina melalui proses
transduksi yang terjadi pada tes ganglion dan cone dan rod.di ubah menjadi implu –
implus saraf yang mengandung sinyal elektrik menuju korteks penglihatan utama
kemudian dikirik ke area assosiasi penglihatan dan terjadi fenomena melihat suatu objek
secara keutuhan atau kebulatan,dari teori tersebut dapat di simpulkan bahwa lensa
matalah yang berfungsi mengatur kecembungan menjadi lebih fokus untuk objek jarak
dekat dan kurang fokus untuk objek jarak jauh.

6. Aktifitas Siswa atau Mahasiswa pada Tahap Keenam ( Memgembangkan kreatifitas


(creating )

Dalam tahap creating ini seperti pada tahap sebelumnya siswa atau mahasiswa di
kelompokkan menjadi beberapa kelompok,masing masing kelomok diberi tugas untuk
menciptakan alat untuk meningkatkan kemampuan penglihatan pada individu yang
mengalami berkurangnya penglihatan baik untuk objek dengan jarak jauh atau
dekat.selanjutnya kelompok di minta untuk mempersentasikan tugas,di lanjut dengan
13

diskusi.apabila dari presentase sebagian besar kelompok tidak tepat dalam menjelaskan
maka dosen atau guru dapat menjelaskan kembali.Tahap – tahap pembuatan lensa yaitu :

- Tahap pertama : Melapisi permukaan depan lensa agar terlindung dari goresan
selama proses pembuatan berlangsung
- Tahap kedua : Proses pencetakan,lensa di masukkan ke dalam pencetakan
dengan campuran special agar ukuran lensa cocok dengan mesin – mesin
pencetak.
- Tahap ketiga : Membentuk lensa sesuai dengan job ticket
- Tahap ke empat : Di lakukan grinding atau pengasahan di mana lensa tersebut di
masukkan ke dalam lensa mesin asahan ,dalam proses ini lensa dibuat sesuia
engan job ticketyang di minta,selanjutnya terjadi proses polishing atau
pemolesan,yaitu lensa dipoles menggunakan mesin dengan cairan spesial yang
membuatannya jadi transparan sekaligus memberikan sifat optic pada lensa
.kemudian lensa dilpaskan dari cetakan logam dan di lepaskannya lapisan yang
menempel pada lensa dalam tahap pertama dan kedaua.

Setelah jadi ,setiap lensa diperiksa oleh pengamat kualitas untuk memeriksa
ketebalan,daya, serta geometri lensa untuk memastikan apakah lensa sudah benar – benar
sesuai dengan job ticket.selanjutnya dilakukan multicoat,hanrd coat dan coloring yang
merupakan pengerjaan tambahan yang bertujuan untuk menambah kualitas dari lensa agar
menjadi lensa yang memiliki kualitas tinggi.untuk memberi warna,lensa di celupkan ke
dalam cairan warna spesial yang di sesuaikan dengan job ticket.kemudian untung memberi
penghalang atau menapis sinar ultraviolet di lakukan pengerjaan UV protection.

Lensa plastic sangat mudah tergores,oleh karna itu pembuatanya dilakukan pengerjaan
hard coat untuk memberikan lapisan tambahan,sehingga lensa memiliki sifat tahan
gores.tahap – tahapanya di antaranya seperti lensa di bersihkan dengan menggunakan
mesin otomatis untuk menghilankan partikel debu yang terdapat pada permukaan
lensa.kemudian lensa dicelupkan kedalam cairan hard coat dan kemudian dikeringkan
dalam suhu tinggi.Pengerjaan multicoat untuk memberikan lapisan tambahan pada lensa
yang fungi utamanya untuk memasukkan refleksi yang dapat melindungi mata dari radiasi
berbahaya.
14
15

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Internalisasi adalah menyatukan atau mengintregrasikan sesuatu konsep atau pandangan


atau nilai ke dalam psyche atau kepribadian individu sehingga mengubah sikap ,pola pikir
dan perilakunya sesuai prinsip – prinsip yang terkandung dalam konsep,pandangan atau nilai
yang di internalisasikan .Misalnya menginternalisasikan nilai- nilai Pancasila.Semua
indivudu yang belum menginternalisasikan nilai – nilai pancaila ,sikap,pola pikir,dan
perilakunya belim sesuai,atau bahkan dapat bertentangan dengan nilai – nilai
pancasila.Tetapi setelah menginternalisasikan nilai – nilai pancasila,sikap,pola pikir,dan
perilakunya menjadi sesuai.

Agar ilmu pengetahuan dapat di ketahui ada tahap- tahap yang harus di tempuh dalam
proes internalisasi tersebut.Tahap – Tahap internalisasi ilmu pengetahuan tersebut terkenal
dengan istilah Taksonomi Kognitif Benyamin Bloom.Konsep taksonomi bloom tersebut
mengalami perbaikan seiring perkembangan dan kemajuan zaman dan teknologi. Terdapat 6
tahap yaitu : Pengetahun ( Knowledge ), Pemahaman ( Comprehension ), Penerapan
( Application ), Analisis ( Analysis ), Sintetis ( Synthesis ), Evaluasi ( Evaluation ).

Dengan 6 tahap tersebut berarti agar materi pelajaran dikuasai tidak cukup apabila
guru atau dosen puas bila siswa sudah memahaminya. Siswa harus dilatih untuk
menerapkan,menganalisis,mensinstesiskan dan mengevaluasi.

B. Saran

Makalah ini perlu dikembangkan dan dijadikan sebagai salah satu sumber untuk
pengembangan ilmu pengetahuan, dan selanjutnya hendaknya melakukan pembaharuan pada
kasus yang berbeda tentang materi internalisasi Ilmu pengetahuan..

15
16

Anda mungkin juga menyukai