Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini. Makalah yang berjudul “Teori Belajar Gagne dan
Bruner” ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Strategi
Pembelajaran.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan,
baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh sebab itu, kami
dengan senang hati menerima saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
penyusunan makalah berikutnya di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kami selaku penyusun khususnya dan umumnya bagi para
pembaca dan pengguna makalah ini. Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
BAB III............................................................................................................................19
PENUTUP.......................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan............................................................................................................19
3.2 Saran......................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Belajar merupakan key term (istilah kunci) yang paling penting dalam pendidikan.
Dapat dikatakan bahwa tanpa belajar, sesungguhnya tak pernah ada pendidikan.
Karena demikian pentingnya belajar maka tidak heran bila masalah-masalah belajar
terus menjadi kajian menarik bagi banyak ahli pendidikan. Teori merupakan prinsip
umum yang didukung oleh data dengan maksud untuk menjelaskan sekumpulan
fenomena. Dengan menggunakan teori sebagai dasarnya, kita bentuk hipotesis yang
kemudian kita tes validitasnya dengan melakukan eksperimen.
Dari pengertian belajar dan teori yang dikemukakan di atas secara ringkas dapat
dikatakan, teori belajar merupakan hukum-hukum/prinsip-prinsip umum yang
melukiskan terjadinya belajar.
Proses belajar tidak bersifat tunggal tetapi terdapat beberapa jenis belajar yang
masing – masing mempunyai ciri – cirinya sendiri biarpun semuanya merupakan
suatu proses belajar. Sekedar istilah ada pakar yang menggunakan istilah ”bentuk
belajar” ada yang menggunakan istilah ”jenis belajar” Robert M. Gagne menyusun
sistematika bentuk atau jenis belajar yang diberi nama ”Lima jenis belajar” Dasar
pemikirannya dipusatkan pada hasil belajar yang diperoleh, tetapi hasil itu
dipandang sebagaima kemampuan internal (Capability) yang menjadi milik pribadi
seseorang dan memungkinkan orang itu untuk melakukan sesuatu. Selain hasil
belajar, Gagne juga meninjau proses belajar yang dilalui orang untuk sampai pada
hasil itu. Misalnya seorang yang telah mempunyai kemampuan main volley dengan
baik, mestinya telah menjalani suatu proses belajar sebelumnya selama beberapa
waktu. Dalam meninjau aspek proses belajar, perhatian khusus diberikan pada
syarat – syarat yang harus dipenuhi pelajar, supaya suatu proses belajar dapat
1
berhasil (internal condition), dan pada syarat – syarat yang harus dipenuhi dalam
lingkungan dimana proses belajar berlangsung agar efisien (eksternal condition).
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dari pengertian belajar dan teori yang dikemukakan di atas secara ringkas dapat
dikatakan, teori belajar merupakan hukum-hukum/prinsip-prinsip umum yang
melukiskan terjadinya belajar. Teori belajar ini sangat membantu pengajar dalam
menyampaikan bahan pelajaran kepada peserta didik. Dengan memahami teori
belajar, pengajar akan memahami proses terjadinya belajar manusia. Pengajar
dalam hal ini guru mengerti bagaimana seharusnya memberikan stimulasi sehingga
peserta didik menyukai belajar.
4
dimiliki dan telah terbentuk didalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman
dan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya.
Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan
hubungan antara stimulus dan respon. Namun lebih dari itu, belajar melibatkan
proses berfikir yang sangat kompleks. Model belajar kognitif merupakan suatu
bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perceptual. Model belajar
kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang Nampak.
Dalam teori belajarnya Jerome S Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan
berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau
kesimpulan tertentu. Bruner berpendapat bahwa dalam proses belajar dapat
dibedakan menjadi 3 tahap, yaitu :
5
stimulasi. Pertumbuhan tersebut tergantung kepada kondisi internal dalam system
penyimpanan inormasi atau frame psikologisnya Frame psikologis adalah
“representation system” atau internal model yang memberi arti dan organisasi yang
teratur dalam pengalaman individu.
Menurut Bruner belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan .
pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan bertahan lama dan
mempunyai efek transfer yang lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan
penalaran dan kemampuan berpikir secara bebas dan melaih keterampilan-
keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah. Belajar
memecahkan masalah pada dasarnya adlaha belajar menggunakan metode-metode
ilmiah/berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti. Tujuannya ialah untuk
memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah serta
rasinal, lugas dan tuntas
2) Anak usia sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik,
terutama jika menggunakan benda-benda kognitif.
6
3) Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena
hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
7
3) Memilih materi pelajaran
4) Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan
anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.
8
6) Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan
beberapa alternative secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat
memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi.
9
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan
cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap
perkembangan orang tersebut. Gagasannya mengenai kurikulum spiral (a spiral
curriculum) sebagai suatu cara mengorganisasikan materi pelajaran tingkat
makro, menunjukkan cara mengurutkan materi pelajaran mulai dari umum ke
rinci yang dikemukakannya dalam model kurikulum spiral merupakan bentuk
penyesuaian antara materi yang dipelajari dengan tahap perkembangan kognitif
orang yang belajar.
Demikian juga model pemahaman konsep dari Bruner (dalam Degeng, 1989)
menjelaskan bahwa pembentukan konsep dan pemahaman konsep merupakan
dua kegiatan mengategori yang berbeda, yang menuntut proses berpikir yang
berbeda pula. Seluruh kegiatan mengkategori meliputi: mengidentifikasi dan
menempatkan contoh-contoh (objek-objek atau peristiwa-peristiwa) kedalam
kelas dengan menggunakan dasar criteria tertentu. Dalam pemahaman konsep,
konsep-konsep sudah ada sebelumnya sedangkan dalam pembentukan konsep
adalah sebaliknya, yaitu tindakan untuk membentuk kategori-kategori baru, jadi
merupakan tindakan penemuan konsep.
Menurut Bruner kegiatan mengkategori memiliki dua komponen yaitu:
1) Tindakan pembentukan konsep, dan
2) Tindakan pemahaman konsep. artinya, langkah pertama adalah pembentukan
konsep kemudian baru pemahaman konsep. Menurut Bruner, pembelajaran yang
selama ini diberikan disekolah lebih banyak menekankan pada perkembangan
kemampuan analisis, kurang mengembangkan kemampuan berpikir intuitif. Cara
yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti dan hubungan, melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (discovery
learning).
10
internal dengan kondisi eksternal individu. Kondisi internal adalah keadaan dalam
diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang
terjadi di dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
11
Proses aliran informasi yang terjadi dalam model belajar seperti pada gambar di
atas adalah sebagai berikut. Stimulus lingkungan mempengaruhi reseptor peserta
didik dan masuk ke sistem saraf melalui registor penginderaan (sensory register).
Penerimaan stimulus ini adalah persepsi objek yang pertama kali bagi peserta didik.
Stimulus yang berupa informasi itu dikodekan dalam registor penginderaan yang
representasinya berbentuk pola tertentu. Memasuki ingatan jangka pendek (short-
term memory) informasi itu dikodekan lagi ke dalam konseptual. Jika informasi itu
harus diingat maka sekali.
lagi informasi itu ditransformasikan dan masuk ke dalam ingatan jangka panjang
(long-term memory), disimpan untuk diungkapkan kembali. Perlu dicatat bahwa
ingatan jangka pendek maupun ingatan jangka panjang sebenarnya tidak berbeda
dalam struktur, tetapi hanya berbeda pada cara penggunaannya. Informasi, baik dari
“ingatan jangka pendek” maupun dari “ingatan jangka panjang” bila diungkapkan
akan melalui penghasil respon (respon generator). Penghasil respon akan
mentransformasikan informasi itu ke dalam tindakan. Perintah/pesan dalam struktur
ini mengaktifkan “efektor” yang berupa otot-otot dan kemudian menghasilkan
tingkah laku yang mempengaruhi lingkungan peserta didik. Dari tingkah laku
peserta didik tersebut dapat diamati bahwa stimulus telah mengakibatkan tingkah
laku yang diharpkan. Ini berarti bahwa informasi telah diproses, sehingga peristiwa
belajar telah terjadi.
12
Dalam proses tersebut yang sangat penting adalah kontrol eksekutif (executive
control) dan harapan (expectancies). Sinyal-sinyal dari sruktur ini berperan untuk
mengaktifkan dan memodifikasi arus informasi. Cara bagaimana belajar terjadi
sangat dipengaruhi oleh proses yang terjadi di dalm struktur kontrol eksekutif dan
harapan. Sebagai contoh, dalam situasi belajar setiap individu mempunyai harapan
tentang apa yang akan dapat dilakukan setelah belajar. Harapan ini membimbing
bagaimana individu akan menerima stimulus, bagaimana mengkodekan dalam
ingatan (memory) dan bagaimana mentransformasikan ke dalam tindakan.
13
tahu untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang disajikan oleh pengajar.
14
d. Fase retensi (Retention phase)
Biasanya informasi itu kurang nilainya jika tidak dapat diterapkan di luar
konteks dimana informasi itu dipelajari. Jadi, generalisasi atau transfer
informasi pada situasi-situasi baru merupakan fase kritis dalam belajar.
Transfer ini dapat ditolong dengan menyuruh siswa menggunakan informasi
yang telah didapat ke dalam situasi yang berbeda dengan situasi waktu
informasi itu didapat. Jadi dalam fase generalisasi ini peserta didik dapat
belajar untuk memanfaatkan informasi yang telah didapat ke dalam
permasalahan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
15
h. Fase umpan balik (Feedback phase)
Para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka yang
menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang
diajarkan. Umpan balik ini dapat memberikan reinforcement (penguatan)
pada mereka untuk penampilan yang berhasil.
16
diri siswa tentang kemampuan dan upaya yang harus dilakukan agar
tujuannya tercapai.
Bila siswa telah memiliki perhatian dan pengharapan yang baik pada
pelajara, guru perlu mengingatkan siswa tentang materi apa saja yang
telah dikuasai sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan. Dengan
pengetahuan yang ada pada memori kerjanya, diharapkan siswa siap
untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang lama dengan
pengetahuan yang baru yang akan dipelajari. Ada banyak cara yang dapat
dilakukan guru untuk mengingatkan siswa pada materi yang telah
dipelajari misalnya dengan mengingatkan siswa pada topik-topik yang
telah dipelajari dan memninta siswa untuk menjelaskannya secara
singkat.
Hal ini dilakukan dengan cara menyajikan bahan kepada siswa berupa
pokok-pokok materi yang penting yang bersifat kunci. Sebelum itu, guru
harus menentukan bahan apa yang harus disajikan berupa informasi
verbal, keterampilan intelektual, atau belajar sikap. Berdasarkan jenis
kemampuan atau bahan ini maka dapat dipilih bentuk kegiatan apa saja
yang akan disajikan sehingga proses pembelajaran berjalan lancar.
Misalnya, bila akan mengajarkan tentang sikap maka pilihlah bahan
berupa model-model perilaku manusia. Bila akan mengajarkan
keterampilan motorik maka demonstrasikanlah contoh bahan keterampilan
tersebut dan tunjukkan caranya secara tepat.
17
siswa hrus menguasai keterampilan tertentu, maka bimbinglah dengan cara
menjelaskan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menguasai
keterampilan tersebut.
18
pengetahuan barunya kapan saja diperlukan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Teori belajar menurut Bruner mengatakan bahwa belajar terjadi lebih ditentukan
oleh cara seseorang mengaturpesan atau informasi dan bukan ditentukan oleh
umur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang telah memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang telah tertata dalam bentuk struktur kognitif yang telah
dimilikinya.
2. Bruner berpendapat bahwa dalam proses belajar dapat dibedakan menjadi 3
tahap, yaitu : Tahap informasi, Tahap transformasi, Tahap evaluasi
3.2 Saran
20
DAFTAR PUSTAKA
Fitria Puteri, dkk., 2010, “Teori Belajar The Conditions Of Learning Menurut
Robert Mills Gagne” Makalah (online), diakses pada September 2012 dari
http://www.slideshare.net/AdeRifaiKolot/makalah-robert-gagne
Tanwey Gerson Ratumanan. 2004 Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University
Press
Nana Sudjana. 1991. Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta ; Lembaga Penerbit
Fak. Ekonomi UI.
21