Anda di halaman 1dari 20

KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT.  Shalawat  dan  salam  selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya
penyusun  mampu  menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas  mata kuliah
Etika Umum dan Profesi.
Kami juga berterima kasih pada Bapak Drs. Kusdar, M.Ag selaku Dosen
mata kuliah Etika Umum dan Profesi program studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman yang
telah memberikan tugas ini kepada kami. Dan terima kasih pula kepada seluruh
anggota kelompok 4 yang telah berperan aktif dalam membantu penyelesaian
tugas makalah ini.
Tak ada gading yang tak retak, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembacanya.

Samarinda, 16 Maret 2020

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 ETIKA DAN ETIKET...................................................................................3
A. Etika...........................................................................................................3
B. Etiket.........................................................................................................6
2.2 PERSAMAAN & PERBEDAAN ETIKET DAN ETIKA.............................8
2.3 ETIKA PROFESI...........................................................................................9
A. Definisi Profesi..........................................................................................9
B. Ciri-ciri Profesi........................................................................................10
C. Pengertian Etika Profesi..........................................................................10
D. Pengertian Kode Etik...............................................................................11
E. Sifat Kode Etik Profesional.....................................................................11
F. Sasaran Kode Etik...................................................................................11
G. Fungsi dari Kode Etik Profesi.................................................................12
2.4 NORMA.......................................................................................................12
A. Definisi Norma........................................................................................12
B. Macam-macam Norma............................................................................12
BAB III...............................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................16
3.1 Kesimpulan..............................................................................................16
3.2 Saran........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

      1.1 Latar Belakang


Guru merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika,
karena lingkup kegiatan guru sangat berhubungan erat dengan
masyarakat. Oleh karenanya, selain mempunyai pengetahuan dan
keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat, guru juga harus
memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap atau bertindak dalam
memberikan suatu pengajaran. Etika dalam proses belajar mengajar
merupakan isu utama diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena
kurang pemahaman para pendidik terhadap etika.
Guru sebagai pendidik harus menjamin adanya sistem pembelajaran
yang profesional dalam kegiatan belajar-mengajar. Sehingga di sini
berbagai dimensi etik dan bagaimana pendekatan tentang etika
merupakan hal yang penting untuk digali dan dipahami.
Dalam praktiknya, seringkali guru dihadapkan pada beberapa
permasalahan yang dilematis, artinya pengambilan keputusan yang sulit
yang berkaitan dengan etik. Dilema muncul karena terbentur konflik
moral, pertentangan batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang
diyakini guru dengan kenyataan yang ada. Untuk dapat menjalankan
sistem belajar dengan baik, tidak hanya dibutuhkan pengetahuan yang
baik, serta pengetahuan yang up to date, tetapi guru juga harus
mempunyai pemahaman isu etik dalam pelayanan pengajaran. Dari
uraian di atas, makalah ini akan membahas tentang “Etika dan Etiket
Umum” dalam masyarakat agar pembacanya dapat termotivasi dan
terpacu untuk menjadi guru yang beretika, profesional dan berdedikasi
tinggi di kalangan masyarakat yang dapat dipelajari dalam kode etik
profesi.
     1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Etika dan Etiket secara umum?
2. Apakah perbedaan dan persamaan dari Etika dan Etiket ?
3. Apakah yang dimaksud dengan Etika Profesi?
4. Apakah yang dimaksud dengan Norma ?
5. Sebutkan macam-macam norma ?

      1.3 Tujuan
1. Mampu mengetahui pengertian dari Etika dan Etiket secara umum.
2. Mampu mengetahui persamaan dan perbedaan dari Etika dan Etiket.
3. Mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan Etika Profesi.
4. Mampu mengetahui pengertian Norma secara umum.
5. Mampu mengetahui dan memahami macam-macam 3 norma umum.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 ETIKA DAN ETIKET


A. Etika
1. Definisi Etika
Kata etika, seringkali disebut pula dengan kata etik atau ethics
(bahasa Inggris), mengandung banyak pengertian. Dari segi etimologi
(asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos” yang berarti
kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang
dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat.
Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah
suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku
manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai
tidak baik. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Etika juga disebut ilmu normatif, maka dengan sendirinya berisi
ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Etika merupakan cabang
filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan persoalan-
persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-
kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila.
Dengan demikian dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis
mengenai kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan
buruk. Etika adalah penyelidikan filsafat bidang moral. Etika tidak
membahas keadaan manusia, melainkan membahas bagaimana
seharusnya manusia itu berlaku benar. Etika juga merupakan filsafat
praxis manusia. etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang
nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar dalam
pengertian lain tentang moral.
2. Macam-macam Etika
 Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
a) Etika sebagai ilmu, merupakan kumpulan tentang kebajiakan,
tentang penilaian perbuatan seseorang.
b) Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya,
seseorang dikatakan etis apabila orang tersebutlah berbuat
kebajikan.
c) Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan,
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.

 Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan (1988), etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu;
a. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak).
b. Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
c. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.

 Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat dibedakan antara


etika perangai dan etika moral.
a. Etika Perangai
Etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang
menggambaran perangai manusia dalam kehidupan
bermasyarakat di aderah-daerah tertentu, pada waktu tertentu
pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati
masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku.
Contoh etika perangai:
1) Berbusana adat
2) Pergaulan muda-mudi
3) Perkawinan semenda
4) Upacara adat

b. Etika Moral
Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang
baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini
dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik
dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang
disebut moral.
Contoh etika moral:
1) Berkata dan berbuat jujur
2) Menghargai hak orang lain
3) Menghormati orangtua dan guru
4) Membela kebenaran dan keadilan
5) Menyantuni anak yatim/piatu.
Etika moral ini terwujud dalam bentuk kehendak manusia
berdasarkan kesadaran, dan kesadaran adalah suara hati nurani.
Dalam kehidupan, manusia selalu dikehendaki dengan baik dan
tidak baik, antara benar dan tidak benar.
Dengan demikian ia mempertanggung jawabkan pilihan yang
telah dipilihnya itu. Kebebasan kehendak mengarahkan manusia
untuk berbuat baik dan benar. Apabila manusia melakukan
pelanggaran etika moral, berarti dia berkehendak melakukan
kejahatan, dengan sendirinya berkehandak untuk di hukum.
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, nilai moral
dijadikan dasar hukum positif yang dibuat oleh penguasa.

c. Etika Pribadi dan Etika Sosial


Dalam kehidupan masyarakat kita mengenal etika pribadi
dan etika sosial. Untuk mengetahui etika pribadi dan etika social
diberikan contoh sebagai berikut:
3. Manfaat Etika
Antara lain yakni, sebagai berikut :
1) Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan
moral.
2) Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan
mana yang boleh dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap
dapat yang layak diterima dan ditolak mengambil sikap yang bisa
dipertanggungjawabkan.
3) Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4) Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa
tamu dan yang telah dianut oleh petugas

B. Etiket
1. Definisi Etiket
Istilah etiket berasal dari kata Prancis etiquette, yang berarti kartu
undangan, yang lazim dipakai oleh raja-raja Prancis apabila
mengadakan pesta. Dalam perkembangan selanjutnya, istilah etiket
berubah bukan lagi berarti kartu undangan yang dipakai raja-raja
dalam mengadakan pesta. Dewasa ini istilah etiket lebih
menitikberatkan pada cara-cara berbicara yang sopan, cara berpakaian,
cara menerima tamu dirumah maupun di kantor dan sopan santun
lainnya. Jadi, etiket adalah aturan sopan santun dalam pergaulan.
Dalam pergaulan hidup, etiket merupakan tata cara dan tata krama
yang baik dalam menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku.
Etiket merupakan sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang
tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang
yang ingin mencapai sukses dalam perjuangan hidup yang penuh
dengan persaingan.
Etiket juga merupakan aturan-aturan konvensional melalui tingkah
laku individual dalam masyarakat beradab, merupakan tatacara formal
atau tata krama lahiriah untuk mengatur relasi antarpribadi, sesuai
dengan status social masing-masing individu

2. Macam-macam etiket
a) Nilai-nilai kepentingan  umum
b) Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan dan kebaikan
c) Nilai-nilai kesejahteraan
d) Nilai-nilai kesopanan, harga-menghargai
e) Nilai diskresi (discretion: pertimbangan) penuh piker. Mampu
membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan boleh dikatakan
atau tidak dirahasiakan.
Eiket adalah ketentuan tidak tertulis yang mengatur tindak dan gerak
manusia yang berkaitan dengan:
a) Sikap dan perilaku
yaitu bagaimana anda bersikap dan berperilaku dalam
menghadapi suatu situasi.
b) Ekspresi wajah
yaitu bagaimana raut muka yang harus anda tampilkan dalam
menghadapi suatu situasi, misalnya dalam melayani tamu.
c) Penampilan
yaitu sopan santun mengenai cara anda menampilkan diri,
misalnya: cara duduk, cara berdiri adalah wajar dan tidak dibuat-
buat dan sebagainya.
d) Cara berpakaian
yaitu cara mengatur tentang sopan santun anda dalam
mengenakan pakaian, baik menyangkut gaya pakaian, tata warna,
keserasian model yang tidak menyolok dan lain-lain.
e) Cara berbicara
yaitu tata cara/sopan santun anda dalam berbicara caik secara
langsung maupun tidak langsung.
f) gerak-gerik
yaitu sopan santun dalam gerak-gerik badan dalam berbicara
secara langsung berhadapan dengan tamu.

3. Manfaat beretiket
Manfaat beretiket yakni menjalin hubungan yang baik dengan
tamu. Bila kita telah menerapkan etiket dalam melayani tamu, maka
tamu akan merasa dirinya diperhatikan dan dihargai. Dengan
demikian akan terjalin rasa saling menghargai dan hubungan baik pun
akan terbina, antara lain:
1) Memupuk persahabatan, agar kita diterima dalam pergaulan.
2) Untuk menyenangkan serta memuaskan orang lain.
3) Untuk tidak menyinggung dan menyakiti hati orang lain.
4) Untuk membina dan menjaga hubungan baik.
5) Membujuk serta mempertahankan klien lama.

2.2 PERSAMAAN & PERBEDAAN ETIKET DAN ETIKA


Dari uraian diatas, mengenai perbedaan etika dan etiket, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
PERSAMAAN PERBEDAAN
Etika dan Etiket menyangkut 1. Etiket menyangkut cara
perilaku manusia. Kedua-duanya melakukan perbuatan manusia,
mengatur perilaku manusia secara artinya cara yang ditentukan dan
normatif artinya memberi norma diharapkan dalam sebuah
bagi perilaku manusia. Dengan kalangan tertentu. Sedangkan
demikian menyatakan apa yang etika tidakterbatas pada cara
harus dilakukan dan apa yang boleh melakukan suatu perbuatan,
dilakukan. melainkan etika memberi
normatentang perbuatan itu
sendiri, serta membahas tentang
masalah apakah
perbuatantersebut boleh
dilakukan atau tidak boleh
dilakukan.

2. Etiket hanya berlaku untuk


pergaulan, maksudnya adalah
etiket hanya berlakuapabila ada
orang lain atau saksi mata.
Sedangkan Etika selalu berlaku
walaupuntidak ada orang lain.

3. Etiket bersifat relatif, artinya


adalah seseorang yang dianggap
melanggar etiketpada salah satu
kebudayaan belum tentu
dianggap melanggar etika
padakebudayaan yang lain.
Sedangkan Etika bersifat tetap
dan tidak dapat ditawar.

2.3 ETIKA PROFESI


A. Definisi Profesi
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus
melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi
guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya
pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi,
hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan
ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah
dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan
dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.

B. Ciri-ciri Profesi
 Tiga Ciri Utama Profesi
1) Sebuah profesi mensyaratkan  pelatihan ekstensif sebelum
memasuki sebuah profesi
2) Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan
3) Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting
kepada masyarakat.
 Tiga Ciri Tambahan Profesi
1) Adanya proses lisensi atau sertifikat
2) Adanya organisasi
3) Otonomi dalam pekerjaannya.

C. Pengertian Etika Profesi


Menurut Martin (1993) , etika didefinisikan sebagai “the discipline
which can act as the performance index or reference for our control
system”. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok sosial(profesi) itu sendiri. Kehadiran organisasi
profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi
dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta
kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala
bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian
(Wignjosoebroto, 1999). Sebuah profesi hanya dapat memperoleh
kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional
tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat
mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya.

Etika sosial yang hanya berlaku bagi kelompok profesi tertentu


disebut kode etika atau kode etik.
D. Pengertian Kode Etik
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak
benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan
apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa
yang harus dihindari.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya
kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional.

E. Sifat Kode Etik Profesional


Sifat kode etik profesional yakni, sebagai berikut:
1) Singkat
2) Sederhana
3) Jelas dan konsisten
4) Masuk akal
5) Dapat diterima
6) Praktis dan dapat dilaksanakan dan lengkap
7) Positif dalam formulasinya

F. Sasaran Kode Etik


Adapun sasaran kode etik yakni:
1) Rekan
2) Profesi
3) Badan
4) Nasabah/Pemakai
5) Negara
6) Masyarakat.
G. Fungsi dari Kode Etik Profesi
1) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi 
tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.
2) Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat 
atas profesi yang bersangkutan.
3) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi 
profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

2.4 NORMA
A. Definisi Norma
Norma adalah kaidah, pedoman, acuan, dan ketentuan berperilaku dan
berinteraksi antar manusia di dalam suatu kelompok masyarakat dalam
menjalani kehidupan bersama-sama.
Secara etimologi, kata norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu
“Norm” yang artinya patokan, pokok kaidah, atau pedoman. Namun
beberapa orang mengatakan bahwa istilah norma berasal dari bahasa latin,
“Mos” yang artinya kebiasaan, tata kelakuan, atau adat istiadat.

B. Macam-macam Norma
1. Norma Khusus
adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan
khusus, misalnya aturan olah raga, aturan pendidikan dan lain-lain.

2. Norma Umum
sebaliknya lebih bersifat umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh
dikatakan bersifat universal.
a) Norma Sopan santun
Norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriah dalam
pergaulan sehari-hari. Etika tidak sama dengan Etiket. Etiket hanya
menyangkut perilaku lahiriah yang menyangkut sopan santun atau
tata karma.
Contoh-contoh norma kesopanan, antara lain :
1) Yang muda harus menghormati yang lebih tua usianya
2) Berangkat kesekolah harus berpamitan dengan orang tua
terlebih dahulu
3) Memakai pakaian yang pantas dan rapi dalam mengikuti
pelajaran disekolah
4) Jangan meludah dalam kelas
Bagi mereka yang melanggar norma kesopanan, sanksi yang
dijatuhkan akan menimbulkan celaan dari sesamanya, dan celaan
itu dapat berwujud kata-kata sikap kebencian, pandangan yang
rendah dari orang sekelilingnya, dijauhi dari pergaulan, sehingga
akan menimbulkan rasa malu, rasa hina, rasa dikucilkan yang
dirasakan sebagai penderitaan batin.

b) Norma Hukum
Norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat
karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan
kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Contoh beberapa norma hukum, antara lain :
1. Pasal 362 KUHP yang menyatakan bahwa barang siapa
mengambil sesuatu barang yang seluruhnya atau sebagian
milik orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara
melawan hukum, diancam karena pencurian dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak enam
puluh juta rupiah.
2. Pasal 1234 BW menyatakan bahwa tiap-tiap perikatan adalah
untuk memberikan sesuatu,untuk berbuat sesuatu atau untuk
tidak berbuat sesuatu
3. Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang nomor 15 tahun 2002
(undang-undang tentang tindak pidana pencucian
uang)menyatakan bahwa setiap orang yang melaporkan
terjadinya dugaan tindak pidana pencucian uang, wajib diberi
perlindungan khusus oleh Negara dari kemungkinan ancaman
yang membahayakan diri, jiwa dan atau hartanya termasuk
keluarganya.
Bagi pelanggar norma hukum dapat dikenakan sanksi berupa
pidana penjara ataupun denda maupun pembatalan atau pernyataan
tidak sahnya suatu kegiatan atau perbuatan, dan sanksi tersebut
dapat dipaksakan oleh penguasa atau lembaga yang berwenang.
      
c) Norma Moral
Aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.
Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil
tidaknya tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai
manusia.Ada beberapa ciri utama yang membedakan norma moral
dari norma umum lainnya ( kendati dalam kaitan dengan norma
hukum ciri-ciri ini bisa tumpang tindih) :
1) Kaidah moral berkaitan dengan hal-hal yang mempunyai atau
yang dianggap mempunyai konsekuensi yang serius bagi
kesejahteraan, kebaikan dan kehidupan manusia, baik sebagai
pribadi maupun sebagai kelompok.
2) Norma moral tidak ditetapkan dan/atau diubah oleh keputusan
penguasa tertentu. Norma moral dan juga norma hukum
merupakan ekspresi, cermin dan harapan masyarakat mengenai
apa yang baik dan apa yang buruk. Berbeda dengan norma
hukum, norma moral tidak dikodifikasikan, tidak ditetapkan atau
diubah oleh pemerintah. Ia lebih merupakan hukum tak tertulis
dalam hati setiap anggota masyarakat, yang karena itu mengikat
semua anggota dari dalam dirinya sendiri
3) Norma moral selalu menyangkut sebuah perasaan khusus
tertentu, yang oleh beberapa filsuf moral disebut sebagai
perasaan moral (moral sense)
Sanksi bagi pelanggar norma moral adalah penyesalan. Contoh
norma ini adalah jujur dalam berkata dan berbuat, menghormati
sesama manusia, membantu orang yang membutuhkan, nggak
mengganggu orang lain, dan menjauhi tindak bullying.

                             
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri. Sebuah profesi hanya
dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bila dalam diri para elit
profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika, profesi
pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada
masyarakat yang memerlukannya.
Etika perlu dimiliki seorang pelayan kesehatan (bidan) agar mereka
dapat diarahkan secara tepat menuju tujuannya yaitu membantu memilih
dan mengambil keputusan tentang apa yang perlu dilakukan dan yang
tidak perlu dilakukan . Dengan etika, para pelayan kesehatan diharapkan
tetap sanggup mengambil sikap dan perilaku yang dapat
dipertanggungjawabkan. Etika mampu membuat pelayan-pelayan
kesehatan sanggup menghadapi ideologi-ideologi dengan kritis dan
obyektif sehingga mereka tidak mudah terpancing dengan berbagai
hambatan-hambatan yang muncul dalam memberikan pelayanan
kesehatan.

3.2 Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini, dapat menambahkan ilmu
pengetahuan pembaca mengenai Etika, Etiket Profesi serta Norma sebagai
acuan dalam bergaul kepada siapapun, baik antar profesi maupun antar
kelompok, terutama tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Azis, Ahmad Alimul Hidayat. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta:


Salemba Medika
Saryono, Anggriyana Tri Widianti. 2010. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar
Manusia (KDM).Yogyakarta : Nuha Medika.
Wahyuningsih, Heni Puji.2008.Etika Profesi Kebidanan Yogyakarta : Fitramaya
Marimbi, Hanum.2014.Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan Yogyakarta :
Mitra Cendikia
Ningtyas, 2012. Etika dalam pelayanan kesehatan. Surabaya : ORGNEZ
Mochtar, masrudi. 2016. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan.Banjarmasin:
Pustaka baru press

Anda mungkin juga menyukai