1. Dian Sartika
2. Ellena Tri Banowati
3. Yustika Puspa Indah
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok kami untuk mata kuliah Etiket Perilaku yang membuat makalah
Konsep Etika dan Etiket.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................................
C. Tujuan...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika, karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Oleh karenanya, selain
mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat bidan juga
harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam memberikan
suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. Etika dalam pelayanan kebidanan
merupakan isu utama diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman
para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. (Hanum, 2014).
Menurut Daryl Koehn dalam The Ground of Professional Ethics, 1994 bahwa
Bidan dikatakan profesional, bila menerapkan etika dalam menjalankan praktek
kebidanan. Bidan berada pada posisi yang baik, yaitu memfasilitasi pilihan klien dan
membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan dalam strategi
praktek kebidanan (Mochtar, 2016).
Dari uraian di atas, makalah ini akan membahas tentang “Etika, Etiket Profesi
Bidan dan Moral” dalam masyarakat agar pembacanya dapat termotivasi dan terpacu
untuk menjadi bidan yang beretika, profesional dan berdedikasi tinggi di kalangan
masyarakat yang dapat dipelajari dalam kode etik bidan dan etik profesi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika dan etiket secara umum.
2. Untuk mengetahui apa perbedaan dan persamaan dari etika dan etiket.
3. Untuk mengetahui bagaimana contoh dari etika dan etiket dalam pelayanan
kebidanan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi Etika
Kata etika seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa Inggris),
mengandung banyak pengertian. Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal
dari kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut
pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan
masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu
ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang
dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti, karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu
subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik.
Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-
ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan
dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-
kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila. Dengan
demikian dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-
kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika adalah penyelidikan
filsafat bidang moral. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan membahas
bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar. Etika juga merupakan filsafat
praxis manusia. etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang
menitikberatkan pada pencarian salah dan benar dalam pengertian lain tentang moral.
Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam:
a) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak).
c) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat dibedakan antara etika perangai dan
etika moral :
a) Etika Perangai
1) Berbusana adat
2) Pergaulan muda-mudi
3) Upacara adat
b) Etika Moral
Etika sosial yang hanya berlaku bagi kelompok profesi tertentu disebut
kode etika atau kode etik. Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan
profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik
menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar
profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional. Fungsi dari kode etik profesi ialah sebagai berikut :
2. Definisi Etiket
Istilah etiket berasal dari kata Prancis etiquette, yang berarti kartu undangan, yang
lazim dipakai oleh raja-raja Prancis apabila mengadakan pesta. Dalam perkembangan
selanjutnya, istilah etiket berubah bukan lagi berarti kartu undangan yang dipakai
raja-raja dalam mengadakan pesta. Dewasa ini istilah etiket lebih menitik beratkan
pada cara-cara berbicara yang sopan, cara berpakaian, cara menerima tamu dirumah
maupun di kantor dan sopan santun lainnya. Jadi, etiket adalah aturan sopan santun
dalam pergaulan.
Dalam pergaulan hidup, etiket merupakan tata cara dan tata krama yang baik
dalam menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku. Etiket merupakan
sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting
untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses dalam perjuangan
hidup yang penuh dengan persaingan. Etiket juga merupakan aturan-aturan
konvensional melalui tingkah laku individual dalam masyarakat beradab. Etiket
adalah ketentuan tidak tertulis yang mengatur tindak dan gerak manusia yang
berkaitan dengan :
Yaitu bagaimana anda bersikap dan berperilaku dalam menghadapi suatu situasi.
2) Ekspresi wajah
Yaitu bagaimana raut muka yang harus anda tampilkan dalam menghadapi suatu
situasi, misalnya dalam melayani tamu.
3) Penampilan
Yaitu sopan santun mengenai cara anda menampilkan diri, misalnya: cara duduk,
cara berdiri adalah wajar dan tidak dibuat-buat dan sebagainya.
4) Cara berpakaian
Yaitu cara mengatur tentang sopan santun anda dalam mengenakan pakaian, baik
menyangkut gaya pakaian, tata warna, keserasian model yang tidak menyolok dan
lain-lain.
5) Cara berbicara
Yaitu tata cara/sopan santun anda dalam berbicara caik secara langsung maupun
tidak langsung.
6) Gerak-gerik
Yaitu sopan santun dalam gerak-gerik badan dalam berbicara secara langsung
berhadapan dengan tamu.
Manfaat beretiket yakni menjalin hubungan yang baik dengan tamu. Bila kita telah
menerapkan etiket dalam melayani tamu, maka tamu akan merasa dirinya diperhatikan
dan dihargai. Dengan demikian akan terjalin rasa saling menghargai dan hubungan baik
pun akan terbina, antara lain:
Etiket bersifat relatif, artinya adalah seseorang yang dianggap melanggar etiket
pada salah satu kebudayaan belum tentu dianggap melanggar etika pada kebudayaan
yang lain. Sedangkan etika bersifat tetap dan tidak dapat ditawar seperti “jangan
berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
1) Ketika pasien datang mengucapkan salam dengan ramah dan jabat tangan
dan mempersilahkan duduk.
2) Posisi duduk tegap, badan condong ke depan dan melakukan eye contact
dengan pasien dan tersenyum.
3) Berpakaian sopan dan pantas ketika sedang memberikan asuhan.
4) Berbicara dengan baik, sopan, dan jelas.
5) Mendengarkan dan memperhatikan keluhan pasien dengan baik.
6) Menutup hordeng, jendela atau pintu ketika sedang memeriksa pasien.
7) Berusaha memenuhi kebutuhan pasien, misalnya menyediakan minum
atau makanan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok social (profesi)
itu sendiri. Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bila
dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika,
profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat
yang memerlukannya.
Etika perlu dimiliki seorang pelayan kesehatan (bidan) agar mereka dapat
diarahkan secara tepat menuju tujuannya yaitu membantu memilih dan mengambil
keputusan tentang apa yang perlu dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan . Dengan
etika, para pelayan kesehatan diharapkan tetap sanggup mengambil sikap dan perilaku
yang dapat dipertanggungjawabkan. Etika mampu membuat pelayan-pelayan kesehatan
sanggup menghadapi ideologi-ideologi dengan kritis dan obyektif sehingga mereka tidak
mudah terpancing dengan berbagai hambatan-hambatan yang muncul dalam memberikan
pelayanan kesehatan.
Sedangkan etiket merupakan tata cara dan tata krama yang baik dalam
menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku. Etiket merupakan sekumpulan
peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui
oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses dalam perjuangan hidup yang penuh
dengan persaingan.
B. Saran
Azis, Ahmad Alimul Hidayat. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Salemba Medika
Marimbi, Hanum. 2014. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan Yogyakarta : Mitra Cendikia
Mochtar, Masrudi. 2016. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan.Banjarmasin: Pustaka baru press
Saryono, Anggriyana Tri Widianti. 2010. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).
Yogyakarta : Nuha Medika.