Anda di halaman 1dari 16

KONSEP ETIKA DAN ETIKET

Tugas ini dibuat Untuk Memenuhi Mata Kuliah Etiket Perilaku

Disusun oleh : Kelompok 1

1. Dian Sartika
2. Ellena Tri Banowati
3. Yustika Puspa Indah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN CIREBON
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok kami untuk mata kuliah Etiket Perilaku yang membuat makalah
Konsep Etika dan Etiket.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, Agustus 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................

B. Rumusan Masalah.........................................................................................

C. Tujuan...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Etiket.........................................................................

B. Perbedaan Antara Etika dan Etiket..............................................................

C. Contoh Etika dan Etiket Dalam Pelayanan Kebidanan................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................

B. Saran...........................................................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika, karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Oleh karenanya, selain
mempunyai pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat bidan juga
harus memiliki etika yang baik sebagai pedoman bersikap/ bertindak dalam memberikan
suatu pelayanan khususnya pelayanan kebidanan. Etika dalam pelayanan kebidanan
merupakan isu utama diberbagai tempat, dimana sering terjadi karena kurang pemahaman
para praktisi pelayanan kebidanan terhadap etika. (Hanum, 2014).

Bidan sebagai pemberi pelayanan harus menjamin pelayanan yang profesional


dan akuntabilitas serta aspek legal dalam pelayanan kebidanan. Bidan sebagai praktisi
pelayanan harus menjaga perkembangan praktek berdasarkan evidence based. Sehingga
di sini berbagai dimensi etik dan bagaimana pendekatan tentang etika merupakan hal
yang penting untuk digali dan dipahami. (Ningtyas, 2012)

Dalam praktik kebidanan, seringkali bidan dihadapkan pada beberapa


permasalahan yang dilematis, artinya pengambilan keputusan yang sulit yang berkaitan
dengan etik. Dilema muncul karena terbentur konflik moral, pertentangan batin atau
pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada. Untuk
dapat menjalankan praktek kebidanan dengan baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan
klinik yang baik, serta pengetahuan yang up to date, tetapi bidan juga harus mempunyai
pemahaman isu etik dalam pelayanan kebidanan.

Menurut Daryl Koehn dalam The Ground of Professional Ethics, 1994 bahwa
Bidan dikatakan profesional, bila menerapkan etika dalam menjalankan praktek
kebidanan. Bidan berada pada posisi yang baik, yaitu memfasilitasi pilihan klien dan
membutuhkan peningkatan pengetahuan tentang etika untuk menetapkan dalam strategi
praktek kebidanan (Mochtar, 2016).

Dari uraian di atas, makalah ini akan membahas tentang “Etika, Etiket Profesi
Bidan dan Moral” dalam masyarakat agar pembacanya dapat termotivasi dan terpacu
untuk menjadi bidan yang beretika, profesional dan berdedikasi tinggi di kalangan
masyarakat yang dapat dipelajari dalam kode etik bidan dan etik profesi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan etika dan etiket?

2. Apakah perbedaan dan persamaan dari etika dan etiket ?

3. Bagaimanakah contoh dari etika dan etiket dalam pelayanan kebidanan?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan etika dan etiket secara umum.

2. Untuk mengetahui apa perbedaan dan persamaan dari etika dan etiket.

3. Untuk mengetahui bagaimana contoh dari etika dan etiket dalam pelayanan
kebidanan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dan Etiket

1. Definisi Etika

Kata etika seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa Inggris),
mengandung banyak pengertian. Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal
dari kata Latin “Ethicos” yang berarti kebiasaan. Dengan demikian menurut
pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila sesuai dengan kebiasaan
masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah, bahwa etika adalah suatu
ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang
dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik. (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).

Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang
berarti, karakter, watak, kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Sebagai suatu
subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik.

Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-
ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan
dan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-
kadang orang memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila. Dengan
demikian dapat dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-
kewajiban manusia dan hal-hal yang baik dan buruk. Etika adalah penyelidikan
filsafat bidang moral. Etika tidak membahas keadaan manusia, melainkan membahas
bagaimana seharusnya manusia itu berlaku benar. Etika juga merupakan filsafat
praxis manusia. etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu ilmu tentang nilai, yang
menitikberatkan pada pencarian salah dan benar dalam pengertian lain tentang moral.
Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam:

a) Etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang


penilaian perbuatan seseorang.

b) Etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang


dikatakan etis apabila orang tersebut telah berbuat kebajikan.

c) Etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-


persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan (1988), etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu;

a) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral (akhlak).

b) Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.

c) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat dibedakan antara etika perangai dan
etika moral :

a) Etika Perangai

Etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambaran


perangai manusia dalam kehidupan bermasyarakat di aderah-daerah tertentu,
pada waktu tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena
disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku. Contoh etika
perangai:

1) Berbusana adat
2) Pergaulan muda-mudi

3) Upacara adat

b) Etika Moral

Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan


benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah
kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini
berasal dari kodrat manusia yang disebut moral. Contoh etika moral:

1) Berkata dan berbuat jujur

2) Menghargai hak orang lain

3) Menghormati orangtua dan guru

4) Membela kebenaran dan keadilan

5) Menyantuni anak yatim/piatu.

Etika moral ini terwujud dalam bentuk kehendak manusia


berdasarkan kesadaran, dan kesadaran adalah suara hati nurani. Dalam
kehidupan, manusia selalu dikehendaki dengan baik dan tidak baik, antara
benar dan tidak benar. Dengan demikian ia mempertanggung jawabkan
pilihan yang telah dipilihnya itu. Kebebasan kehendak mengarahkan
manusia untuk berbuat baik dan benar. Apabila manusia melakukan
pelanggaran etika moral, berarti dia berkehendak melakukan kejahatan,
dengan sendirinya berkehandak untuk di hukum. Dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, nilai moral dijadikan dasar hukum positif
yang dibuat oleh penguasa.

c) Etika Individual dan Etika Sosial

Etika individual adalah etika yang objeknya adalah manusia sebagai


individualis. Berkaitan dengan makna dan tujuan hidup manusia. Etika
sosial adalah etika yang membicarakan tingkah laku manusia sebagai
makhluk sosial dan hubungan interaksinya dengan manusia lain. Contoh
etika individual adalah:

1) Menjaga kesehatan jasmani dan rohani


2) Memelihara kerapihan diri
3) Meningkatkan ilmu pengetahuan

Contoh etika sosial adalah :


1) Etika terhadap sesame seperti tidak bernada keras saat
berbicara dengan orang yang lebih tua
2) Etika dalam keluarga seperti pamitan dan mencium tangan
orangtua sebelum keluar rumah
d) Etika Profesi

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus


melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi
guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya
pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi,
hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan
ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah
dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan
dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.

Menurut Martin (1993), etika didefinisikan sebagai “the discipline


which can act as the performance index or reference for our control
system”. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”,
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk
kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri. Kehadiran organisasi
profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi
dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta
kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala
bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian
(Wignjosoebroto, 1999). Sebuah profesi hanya dapat memperoleh
kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional
tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat
mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang
memerlukannya.

Etika sosial yang hanya berlaku bagi kelompok profesi tertentu disebut
kode etika atau kode etik. Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan
profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan
baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik
menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar
profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional. Fungsi dari kode etik profesi ialah sebagai berikut :

1) Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota


profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan.

2) Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi


masyarakat atas profesi yang bersangkutan.

3) Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar


organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan
profesi.

e) Manfaat etika antara lain :

1) Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan


moral.

2) Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan


mana yang boleh dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap
dapat yang layak diterima dan ditolak mengambil sikap yang bisa
dipertanggungjawabkan.
3) Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.

4) Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu


dan yang telah dianut oleh petugas.

2. Definisi Etiket

Istilah etiket berasal dari kata Prancis etiquette, yang berarti kartu undangan, yang
lazim dipakai oleh raja-raja Prancis apabila mengadakan pesta. Dalam perkembangan
selanjutnya, istilah etiket berubah bukan lagi berarti kartu undangan yang dipakai
raja-raja dalam mengadakan pesta. Dewasa ini istilah etiket lebih menitik beratkan
pada cara-cara berbicara yang sopan, cara berpakaian, cara menerima tamu dirumah
maupun di kantor dan sopan santun lainnya. Jadi, etiket adalah aturan sopan santun
dalam pergaulan.

Dalam pergaulan hidup, etiket merupakan tata cara dan tata krama yang baik
dalam menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku. Etiket merupakan
sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting
untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses dalam perjuangan
hidup yang penuh dengan persaingan. Etiket juga merupakan aturan-aturan
konvensional melalui tingkah laku individual dalam masyarakat beradab. Etiket
adalah ketentuan tidak tertulis yang mengatur tindak dan gerak manusia yang
berkaitan dengan :

1) Sikap dan perilaku

Yaitu bagaimana anda bersikap dan berperilaku dalam menghadapi suatu situasi.

2) Ekspresi wajah

Yaitu bagaimana raut muka yang harus anda tampilkan dalam menghadapi suatu
situasi, misalnya dalam melayani tamu.

3) Penampilan
Yaitu sopan santun mengenai cara anda menampilkan diri, misalnya: cara duduk,
cara berdiri adalah wajar dan tidak dibuat-buat dan sebagainya.

4) Cara berpakaian

Yaitu cara mengatur tentang sopan santun anda dalam mengenakan pakaian, baik
menyangkut gaya pakaian, tata warna, keserasian model yang tidak menyolok dan
lain-lain.

5) Cara berbicara

Yaitu tata cara/sopan santun anda dalam berbicara caik secara langsung maupun
tidak langsung.

6) Gerak-gerik

Yaitu sopan santun dalam gerak-gerik badan dalam berbicara secara langsung
berhadapan dengan tamu.

Manfaat beretiket yakni menjalin hubungan yang baik dengan tamu. Bila kita telah
menerapkan etiket dalam melayani tamu, maka tamu akan merasa dirinya diperhatikan
dan dihargai. Dengan demikian akan terjalin rasa saling menghargai dan hubungan baik
pun akan terbina, antara lain:

1) Memupuk persahabatan, agar kita diterima dalam pergaulan.

2) Untuk menyenangkan serta memuaskan orang lain.

3) Untuk tidak menyinggung dan menyakiti hati orang lain.

4) Untuk membina dan menjaga hubungan baik.

5) Membujuk serta mempertahankan klien lama.

B. Perbedaan Etika dan Etiket

Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia, artinya cara yang


ditentukan dan diharapkan dalam sebuah kalangan tertentu. Sedangkan etika tidak
terbatas pada cara melakukan suatu perbuatan, melainkan etika memberi norma tentang
perbuatan itu sendiri, serta membahas tentang masalah apakah perbuatan tersebut boleh
dilakukan atau tidak boleh dilakukan.

Etiket bersifat relatif, artinya adalah seseorang yang dianggap melanggar etiket
pada salah satu kebudayaan belum tentu dianggap melanggar etika pada kebudayaan
yang lain. Sedangkan etika bersifat tetap dan tidak dapat ditawar seperti “jangan
berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.

C. Contoh Etika dan Etiket dalam Pelayanan Kebidanan


a) Contoh etika dalam pelayanan kebidanan

1) Bertindak sesuai dengan keahlian dan didukung oleh pengetahuan


serta pengalaman dan keterampilan yang tinggi.
2) Bermoral tinggi.
3) Berlaku jujur
4) Tidak melakukan tindakan yang semata-mata didorong oleh
pertimbangan komersial.
5) Memegang teguh etika profesi.
6) Menyadari dan mengenal ketentuan hukum yang membatasi gerak-
gerik dan kewenangannya.
7) Memberikan asuhan berkualitas sesuai dengan standar etis.
8) Pemakaian teknologi secara etis.
9) Menjaga privasi klien
10) Memahami perbedaan budaya dan etnik.

b) Contoh etiket dalam pelayanan kebidanan

1) Ketika pasien datang mengucapkan salam dengan ramah dan jabat tangan
dan mempersilahkan duduk.
2) Posisi duduk tegap, badan condong ke depan dan melakukan eye contact
dengan pasien dan tersenyum.
3) Berpakaian sopan dan pantas ketika sedang memberikan asuhan.
4) Berbicara dengan baik, sopan, dan jelas.
5) Mendengarkan dan memperhatikan keluhan pasien dengan baik.
6) Menutup hordeng, jendela atau pintu ketika sedang memeriksa pasien.
7) Berusaha memenuhi kebutuhan pasien, misalnya menyediakan minum
atau makanan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala
sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok social (profesi)
itu sendiri. Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bila
dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika,
profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat
yang memerlukannya.

Etika perlu dimiliki seorang pelayan kesehatan (bidan) agar mereka dapat
diarahkan secara tepat menuju tujuannya yaitu membantu memilih dan mengambil
keputusan tentang apa yang perlu dilakukan dan yang tidak perlu dilakukan . Dengan
etika, para pelayan kesehatan diharapkan tetap sanggup mengambil sikap dan perilaku
yang dapat dipertanggungjawabkan. Etika mampu membuat pelayan-pelayan kesehatan
sanggup menghadapi ideologi-ideologi dengan kritis dan obyektif sehingga mereka tidak
mudah terpancing dengan berbagai hambatan-hambatan yang muncul dalam memberikan
pelayanan kesehatan.

Sedangkan etiket merupakan tata cara dan tata krama yang baik dalam
menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku. Etiket merupakan sekumpulan
peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun sangat penting untuk diketahui
oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses dalam perjuangan hidup yang penuh
dengan persaingan.

B. Saran

Semoga dengan tersusunnya makalah ini, dapat menambahkan ilmu pengetahuan


pembaca mengenai Etika, Etiket Profesi serta Norma sebagai acuan dalam bergaul
kepada siapapun, baik antar profesi maupun antar kelompok, terutama tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Azis, Ahmad Alimul Hidayat. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Salemba Medika

Marimbi, Hanum. 2014. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan Yogyakarta : Mitra Cendikia

Mochtar, Masrudi. 2016. Etika Profesi dan Hukum Kesehatan.Banjarmasin: Pustaka baru press

Ningtyas. 2012. Etika dalam pelayanan kesehatan. Surabaya : ORGNEZ

Saryono, Anggriyana Tri Widianti. 2010. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).
Yogyakarta : Nuha Medika.

Wahyuningsih, Heni Puji. 2008. Etika Profesi Kebidanan Yogyakarta : Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai