Anda di halaman 1dari 20

STANDAR PATIENT SAFETY

Resume ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Patient
Safety Program Studi Profesi Kebidanan

Dosen Pembimbing
Nunung Mulyani, APP, M.Kes

KELOMPOK 1
Oleh:

1. Arih Fadhilah 7. Widya Aprilliani Utami

2. Nadya Mualifatus 8. Ucu Siti Nurjanah

3. Indah Permadani 9. Imas Puspitasari

4. Aini Musydah 10. Ervin Erpiana

5. Ismah Khaerunisa 11. Febby Nadila

6. Novia Rizqi Fauziah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
JURUSAN KEBIDANAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul

“Standar Patient Safety”.

Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mendapat bimbingan,

bantuan, saran dan dorongan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan

segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan banyak terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Hj.Ani Radiati, S.Pd, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Tasikmalaya.

2. Nunung Mulyani, APP, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Tasikmalaya

serta dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama

proses penyusunan makalah ini.

3. Dr. Meti Widiya Lestari, SST, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Sarjana

Terapan Kebidanan Tasikmalaya.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan, baik dalam penulisan maupun tata bahasa. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan

makalah ini.

Tasikmalaya, Agustus 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang ................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................2

C. Tujuan Penelitian .............................................................................2

D. Manfaat Penelitian ...........................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Standar Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan Kesehatan .........3

B. Peraturan Mengenai Standar Keselamatan Pasien di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan .......................................................................5

C. 7 Standar Keselamatan Pasien ..........................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .....................................................................................16

B. Saran ..............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang dapat membuat

asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko identifikasi dan

pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan

belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk

meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang

disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil. (Permenkes RI, 2017)

Pada tahun 2013, kesalahan medis (medical error) menjadi

penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat, sekitar lebih dari 250.000

kematian per tahun . 6 . Survei terbaru tahun 2017 masih menemukan sekitar

21% pasien memiliki pengalaman kesalahan medis. Ketika kesalahan medis

terjadi, itu turut berdampak pada kesehatan fisik dan emosional pasien,

finansial/keuangan serta hubungan keluarga. (NPSF. 2017).

Di Indonesia, penelitian Utarini et al. menunjukkan bahwa angka

KTD sangat bervariasi, untuk kesalahan diagnosis yaitu 8,0% hingga 98,2%

dan kesalahan pengobatan sebesar 4,1% hingga 91,6%. Terus

berkembangnya penelitian tentang keselamatan pasien di berbagai daerah,

namun sampai saat ini belum ada studi nasional .3 Fasilitas pelayanan

kesehatan harus dapat menjamin keamanan dan mutu pelayanan kesehatan

1
yang diberikan kepada pasien. Berdasarkan uraian diatas penulis bermaksud

menjelaskan mengenai konsep patient safety pada pelayanan kesehatan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah “Bagaimana konsep patient safety pada pelayanan

kesehatan?”.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui konsep patient safety pada pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Khusus

a. Mendapatkan gambaran Standar Keselamatan Pasien di Fasilitas

Pelayanan Kesehatan.

b. Mendapatkan gambaran Peraturan Mengenai Standar

Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

c. Mendapatkan gambaran 7 Standar Keselamatan Pasien.

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat serta dapat menambah

wawasan baru dan pengetahuan mengenai Standar Patient Safety.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Standar Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang dapat membuat

asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko identifikasi dan pengelolaan

risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden

dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk meminimalkan

timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh

kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan

yang seharusnya diambil.

Masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani

segera difasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Maka, diperlukan standar

keselamatan pasien fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan acuan bagi

fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia untuk melaksanakan kegiatannya.

Standar keselamatan pasienwajib diterapkan fasilitas pelayanan kessehatan

dan penilaiannya dilakukan dengan menggunakan instrument akreditasi.

Standar keselamatan pasien tersebut yaitu:

1. Hak pasien

2. Mendidik pasien dan keluarga

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan

4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi

dan program peningkatan keselamatan pasien

3
5. Peran kepemimpinan dalam peningkatan keselamatan pasien

6. Mendidik staf dengan keselamatan pasien

7. Komunikasi merupakan kunci staf untuk mencapai keselamatan pasien

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gunawan dkk (2019)

dengan judul “Analisis Pelaksanaan Standar Keselamatan Pasien (Patient

Safety) di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara”

menyebutkan bahwa pelaksanaan standar keselamatan pasien dari segi

pelaksanaan hak pasien sebagian besar yakni 89,3% terpenuhi dan 10,7% tidak

terpenuhi. Pelaksanaan standar keselamatan pasien dari segi pendidikan pada

pasien dan keluarga sebagian besar yakni 83,9% dalam kategori dilakukan dan

16,1% tidak dilakukan. Pelaksanaan standar keselamatan pasien dari segi

kesinambungan pelayanan 85,7% dalam kategori dilakukan dan 14,3% tidak

dilakukan. Pelaksanaan standar keselamatan pasien dari segi komunikasi

Perawat sebagian besar yakni 80,4% dalam kategori dilakukan dan 19,6% tidak

dilakukan. Alasan standar keselamatan pasien tidak terpenuhi 100%

dikarenakan beban kerja yang ditanggung oleh perawat dan juga kurangnya

motivasi dari perawat untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas

dan berkesinambungan.

Penelitian ini dipertegas oleh penelitian yang dilakukan oleh

Retnaningsih dan Fatmawati (2016) bahwa ada hubungan bermakna antara

beban kerja perawat dengan implementasi patient safety di ruang rawat inap.

4
B. Peraturan mengenai Standar Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan

Kesehatan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien di Rumah Sakit,

standar keselamatan pasien tercamtum dalam BAB III pasal 7 ayat (1) (2) dan

(3).

Pasal 7 (1) Setiap rumah sakit wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien

Pasal 7 (2) Standar Keselamatan Pasien sebagai mana dimaksud pada ayat (1)

meliputi:

1. Hak pasien;

2. Mendidik pasien dan keluarga;

3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan;

4. Penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan

evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien;

5. Peran kepemimpinan dalam peningkatan keselamatan pasien;

6. Mendidik staf dengan keselamatan pasien; dan

7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai

keselamatan pasien.

Pasal 7 (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai Standar Keselamatan Pasien

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tercantum dalam Lampiran

Peraturan ini.

5
C. 7 Standar Keselamatan Pasien

1. Standar 1. Hak pasien

Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan

informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan

terjadinya kejadian tak diharapkan.

Kriteria:

a. Harus ada dokter penanggung jawabpelayanan.

b. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat

rencanapelayanan.

c. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan

secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana

dan hasil pelayanan, pengobatan dan prosedur untuk pasien termasuk

kemungkinan KTD.

Gambar 1. Hak Pasien dan Keluarga

2. Standar II. Mendidik pasien dan keluarga.

Standarnya adalah fasilitas pelayanan kesehatan harus mendidik

pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien

6
dalam asuhan pasien. Kriterianya adalah keselamatan dalam pemberian

pelayanan dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien yang merupakan

partner dalam proses pelayanan. Karena itu, di fasilitas pelayanan kesehatan

harus ada sistem dan mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang

kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan

pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat:

a. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur

b. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga

c. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti

d. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan

e. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan fasilitas pelayanan

kesehatan

f. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa

g. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakat

Gambar 2. Hak pasien dan keluarga

7
3. Standar III. Keselamatan Pasien dan Kesinambungan Pelayanan.

Standarnya adalah fasilitas pelayanan kesehatan menjamin

keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan dan menjamin

koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan.

Kriterianya adalah terdiri dari :

a. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien

masuk, pemeriksaan, diagnosis, perencanaan pelayanan, tindakan

pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari fasilitas pelayanan

kesehatan.

b. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan

pasien dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga

pada seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat

berjalan baik dan lancar.

c. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi

untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan,

pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer

dan tindak lanjut lainnya.

d. Terdapat komunikasi dan transfer informasi antar profesi kesehatan

sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan

efektif.

8
Gambar 3. Dimensi kesinambungan pelayanan

4. Standar IV : Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk

melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien

Standarnya adalah fasilitas pelayanan kesehatan harus mendesain

proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan

mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara

intensif insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja

serta keselamatan pasien. Kriterianya adalah terdiri dari :

a. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan proses

perancangan (desain) yang baik, mengacu pada visi, misi, dan tujuan

fasilitas pelayanan kesehatan, kebutuhan pasien, petugas pelayanan

kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-

faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai dengan “Tujuh

Langkah Menuju Keselamatan Pasien”.

9
b. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan pengumpulan

data kinerja yang antara lain terkait dengan: pelaporan insiden,

akreditasi, manajemen risiko, utilisasi, mutu pelayanan, keuangan.

c. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus melakukan evaluasi

d. intensif terkait dengan semua insiden, dan secara proaktif melakukan

evaluasi satu proses kasus risiko tinggi.

e. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menggunakan semua data dan

informasi hasil analisis untuk menentukan perubahan sistem yang

diperlukan, agar kinerja dan keselamatan pasien terjamin

5. Standar V. Peran Kepemimpinan Dalam Meningkatkan Keselamatan

Pasien.

Standar:

a. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program

keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui

penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien“.

b. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk

identifikasi risiko keselamatan pasien dan program menekan atau

mengurangi insiden.

c. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi

antar unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan

tentang keselamatan pasien.

10
d. Pimpinan mengalokasikan sumber daya yang adekuat untuk mengukur,

mengkaji, dan meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan serta

meningkatkan keselamatan pasien.

e. Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifitas kontribusinya dalam

meningkatkan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan keselamatan

pasien.

Kriteria:

a. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan

pasien.

b. Tersedia program proaktif untuk identifikasi risiko keselamatan dan

program meminimalkan insiden. Insiden meliputi Kondisi Potensial

Cedera (KPC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera

(KTC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD). Selain Insiden diatas,

terdapat KTD yang mengakibatkan kematian, cedera permanen, atau

cedera berat yang temporer dan membutuhkan intervensi untuk

mempertahankan kehidupan, baik fisik maupun psikis, yang tidak terkait

dengan perjalanan penyakit atau keadaan pasien yang dikenal dengan

kejadian sentinel

Contoh : Kejadian sentinel antara lain Tindakan invasif/pembedahan

pada pasien yang salah, Tindakan invasif/ pembedahan pada bagian

tubuh yang keliru, Ketinggalan instrumen/alat/ benda-benda lain di

dalam tubuh pasien sesudah tindakan pembedahan, Bunuh diri pada

pasien rawat inap, Embolisme gas intravaskuler yang mengakibatkan

11
kematian/kerusakan neurologis, Reaksi Haemolitis transfusi darah akibat

inkompatibilitas ABO, Kematian ibu melahirkan, Kematian bayi “Full-

Term” yang tidak di antipasi, Penculikan bayi, Bayi tertukar, Perkosaan

/tindakan kekerasan terhadap pasien, staf, maupun pengunjung. Selain

contoh kejadian sentinel diatas terdapat kejadian sentinel yang

berdampak luas/nasional diantaranya berupa Kejadian yang sudah

terlanjur di “ blow up” oleh media, Kejadian yang menyangkut pejabat,

selebriti dan publik figure lainnya, Kejadian yang melibatkan berbagai

institusi maupun fasilitas pelayanan kesehatan lain, Kejadian yang sama

yang timbul di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan dalam kurun waktu

yang relatif bersamaan, Kejadian yang menyangkut moral, misalnya :

perkosaan atau tindakan kekerasaan.

c. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari

fasilitas pelayanan kesehatan terintegrasi dan berpartisipasi dalam

program keselamatan pasien.

d. Tersedia prosedur “cepat-tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan

kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada orang lain

dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan

analisis.

e. Tersedia mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan dengan

insiden termasuk penyediaan informasi yang benar dan jelas tentang

Analisis Akar Masalah “Kejadian Nyaris Cedera” (KNC/Near miss) dan

12
“Kejadian Sentinel’ pada saat program keselamatan pasien mulai

dilaksanakan.

f. Tersedia mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden, misalnya

menangani “Kejadian Sentinel” (Sentinel Event) atau kegiatan proaktif

untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung staf

dalam kaitan dengan “Kejadian Sentinel”.

g. Terdapat kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit

dan antar pengelola pelayanan di dalam fasilitas pelayanan kesehatan

dengan pendekatan antar disiplin.

h. Tersedia sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam

kegiatan perbaikan kinerja fasilitas pelayanan kesehatan dan perbaikan

keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap kecukupan

sumber daya tersebut.

i. Tersedia sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan

kriteria objektif untuk mengevaluasi efektivitas perbaikan kinerja

fasilitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien, termasuk rencana

tindak lanjut dan implementasinya.

6. Standar VI. Mendidik Staf Tentang Keselamatan Pasien.

Standarnya adalah terdiri dari :

a. Fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit memiliki proses

pendidikan, pelatihan dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup

keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas.

13
b. Fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit menyelenggarakan

pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan

memelihara kompetensi staf serta mendukung pendekatan

interdisipliner dalam pelayanan pasien.

Kriterianya adalah terdiri dari :

a. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit harus

memiliki program pendidikan, pelatihan dan orientasi bagi staf baru

yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan tugasnya masing-

masing.

b. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan terutama rumah sakit harus

mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam setiap kegiatan in-

service training dan memberi pedoman yang jelas tentang pelaporan

insiden.

c. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menyelenggarakan pelatihan

tentang kerjasama kelompok (teamwork) guna mendukung pendekatan

interdisipliner dan kolaboratif dalam rangka melayani pasien.

7. Standar VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai

keselamatan pasien.

Standarnya adalah:

a. Fasilitas pelayanan kesehatan merencanakan dan mendesain proses

manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan

informasi internal dan eksternal.

b. Transmisi data dan informasi harus tepat waktu dan akurat.

14
Kriterianya adalah terdiri dari :

a. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses

manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal

terkait dengan keselamatan pasien.

b. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi

untuk merevisi manajemen informasi yang ada

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan Keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang

membuat asuhan pasien lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi

dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan

belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta implementasi solusi untuk

meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang

disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak

mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Peraturan yang berlaku di

Indonesia mewajibkan setiap fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit

maupun pelayanan primer lainnya harus menyelenggarakan keselamatan

pasien melalui menerapkan standar keselamatan pasien.

B. Saran

Adapun saran bagi fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit maupun

pelayanan primer lainnya menerapkan budaya keselamatan pasien dan

segera menindaklanjuti dan melaporkan jika terjadi insiden.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. IHI/NPSF. 2017. New Survey Finds 21 Percent of Americans Report Personal


Experience with Medical Errors.

2. Utarini A, Koentjoro T, At Thobari J. Accreditation of Health Care


Organization, Health Profesional, Health Project V, Central Java Province.
Centre for Health Service Management, Faculty of Medicine. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta. 2017.

3. Gunawan, Wawan., Narmi., Sahmad. Analisis Pelaksanaan Standar


Keselamatan Pasien (Patient Safety) di Rumah Sakit Umum Bahteramas
Provinsi Sulawesi Tenggara. Jurnal Keperawatan. 2019; 3(1): 53-59

4. Retnaningsih, D., Fatmawati, D. Beban Kerja Perawat Terhadap Implementasi


Patient Safety Di Ruang Rawat Inap. Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing). 2016; 11(1)

5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesa. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes; 2011

6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesa. Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia Nomor XI/2017 tentang Keselamatan Pasien. Jakarta:
Kemenkes; 2017

7. Tutiyani, dkk. 2017. Manajemen Keselamatan Pasien. PPSDM. Kementrian

Kesehatan.

17

Anda mungkin juga menyukai