Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patien SafetyProgram
Studi Profesi Jurusan Kebidanan Tasikmalaya
Disusun Oleh :
CICA SITI KHOTIJAH
NIM: P20624822043
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan Rahmat dan karunia
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan Standar Patient
Safety Berdasarkan Legal Aspek Dalam Pelayanan Kebidanan” untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Petient Safety di Program Studi Profesi Bidan.
Dalam proses penyusunan makalah ini kami menjumpai banyak hambatan serta
keterbatasan waktu , namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada semua pihak terkait yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini Untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih
kepada :
3. Dr. Meti Widiya Lestari, SST,M.Keb selaku ketua Program Studi Profesi Bidan
4. Keluarga dan teman-teman yang selalu memberi doa dan dukungan baik moril
ataupun materil. Serta semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baikdari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
C. Manfaat
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Hak pasien
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode dalam peningkatan kinerja
5. Peran kepemimpinan dalam keselamatan pasien
6. Mendidik staf dalam keselamatan pasien
7. Peran komunikasi bagi staf untuk keselamatan pasien
2. asi pasien. Misalnya, gunakan nama pasien dan tanggal lahir. Hal ini
dilakukan untuk memastikan setiap pasien mendapatkan obat dan
pengobatan yang tepat.
3. Meningkatkan komunikasi staf Meningkatkan komunikasi efektif antar staf
untuk menghindari miscommunication dan kesalahan tindakan.
4. Gunakan obat-obatan dengan aman
a. Sebelum prosedur, beri label obat yang tidak berlabel. Misalnya,
obatobatan di spuit, gelas, dan baskom. Lakukan ini di area tempat
obatobatan dan persediaan yang telah disiapkan.
b. Berhati-hatilah dengan pasien yang minum obat untuk mengencerkan
darah
c. Mencatat dan menyampaikan informasi yang benar tentang obatobatan
pasien, mencari tahu obat apa yang diminum pasien, membandingkan
obat tersebut dengan obat yang baru diberikan pasien, memberikan
informasi tertulis kepada pasien tentang obat-obatan yang perlu mereka
minum dan memberi tahu pasien bahwa penting untuk membawa daftar
obat terbaru mereka setiap kali mengunjungi dokter.
5. Menggunakan alarm dengan aman
Melakukan perbaikan untuk memastikan bahwa alarm pada peralatan
medis terdengar dan direspon tepat waktu.
6. Identifikasi risiko keselamatan pasien
Mengurangi risiko bunuh diri dengan mengidentifikasi setiap pasien yang
berisiko.
7. Mencegah kesalahan dalam pembedahan
a. Memastikan bahwa pembedahan yang benar dilakukan pada pasien
yang benar dan di tempat yang benar pada tubuh pasien.
b. Tandai tempat yang benar pada tubuh pasien pada lokasi pembedahan
yang akan dilakukan.
c. Jeda sebelum operasi untuk memastikan bahwa kesalahan tidak dilakukan.
1. Kronologis kasus :
Ada kasus ibu hamil datang ke Puskesmas dengan keluhan belum ada tanda-tanda
persalinan sedangkan usia kehamilan sudah lebih dari 40 minggu dan pada saat
dilakukan pemeriksaan palpasi di dapatkan bagian terendah janin yaitu bokong.
ibu dan keluarga bersikeras ingin bersalin di bidan tersebut dan tidak mau
dilakukan rujukan, Tetapi Bidan melakukan informed choice dan informed
consent dan akhirnya keluarga mengerti terhadap informasi yang diberikan oleh
bidan dan akhirnya bersedia untuk dilakukan rujukan.
2. Pembahasan kasus
Pada kasus diatas bidan sudah melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan
memperhatikan standar patient safety yaitu melakukan edukasi kepada klien
dan keluarga sehingga keselamatan pasien dijadikan prioritas, karena
pertolongan persalinan dengan kasus presentasi bukan belakang kepala sudah
termasuk penapisan dan memerlukan rujukan, sehingga disini peran bidan
sebagai pemberi informasi dan edukasi sudah dilaksanakan dengan tepat.
I
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan pasien dapat diartikan sebagai upaya untuk melindungi
pasien dari sesuatu yang tidak diinginkan selama proses perawatan. Insiden
keselamatan pasien atau yang dikenal dengan istilah insiden menurut definisi
WHO adalah suatu kejadian atau keadaan yang dapat mengakibatkan, atau
mengakibatkan kerugian yang tidak perlu pada pasien, oleh karena itu pada
saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat/petugas
kesehatan harus mampu memastikan bahwa pelayanan
keperawatan/kesehatan yang diberikan mengedepankan keselamatan.
Petugas kesehatan harus memiliki kesadaran akan adanya potensi bahaya
yang terdapat di lingkungan pasien melalui pengidentifikasian bahaya yang
mungkin terjadi selama berinteraksi dengan pasien selama 24 jam penuh,
karena keselamatan pasien dan pencegahan terjadinya cedera merupakan
salah satu tanggung jawab petugas kesehatan selama pemberian asuhan
keperawatan berlangsung.
Penerapan Sistem Keselamatan Pasien perlu dilakukan dengan
berbagai upaya. Penerapan sistem keselamatan pasien membutuhkan
dukungan dari berbagai bidang/pihak, baik dari pengambil kebijakan ,
manajemen dan praktisi kinis sehingga sistem keselamatan pasien dapat
diterapkan secara maksimal
I
DAFTAR PUSTAKA