Anda di halaman 1dari 10

I

PENERAPAN STANDAR PATIENT SAFETY BERDASARKAN LEGAL


ASPEK DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patien SafetyProgram
Studi Profesi Jurusan Kebidanan Tasikmalaya

Dosen Pengampu: Nunung Mulyani, APP,M.Kes

Disusun Oleh :
CICA SITI KHOTIJAH
NIM: P20624822043

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
TASIKMALAYA
2022
I

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan Rahmat dan karunia
Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penerapan Standar Patient
Safety Berdasarkan Legal Aspek Dalam Pelayanan Kebidanan” untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Petient Safety di Program Studi Profesi Bidan.

Dalam proses penyusunan makalah ini kami menjumpai banyak hambatan serta
keterbatasan waktu , namun berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini, oleh karena itu melalui kesempatan ini kami menyampaikan
terimakasih dan penghargaan setinggi tingginya kepada semua pihak terkait yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini Untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih
kepada :

1. Hj Ani Radiati R,S.Pd, M.Kes, selaku direktur Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya

2. Nunung Mulyani,APP,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan dan Dosen Pengajar


Mata Kuliah

3. Dr. Meti Widiya Lestari, SST,M.Keb selaku ketua Program Studi Profesi Bidan

4. Keluarga dan teman-teman yang selalu memberi doa dan dukungan baik moril
ataupun materil. Serta semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.

Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dari laporan ini, baikdari materi
maupun teknik penyajiannya, mengingat masih kurangnya pengetahuan dan pengalaman.
Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Tasikmalaya, Agustus 2022


Penulis
I

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Keselamatan pasien (patient safety) merupakan komponen dasar dalam


memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi. Keselamatan pasien menjadi
hak bagi setiap pasien yang menerima pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi: assessment risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya risiko sehingga diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Hal ini untuk mencegah terjadinya
insiden keselamatan pasien (Lestari W, 2013).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2014 menyatakan


bahwa di negara maju sebanyak satu dari 10 pasien dirugikan saat menerima perawatan
kesehatan di rumah sakit. Selain itu di seluruh Amerika Serikat angka kematian akibat
KTD pasien rawat inap yang berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000-98.000
sebagai akibat dari kesalahan medis yang dapat dicegah, dan lebih banyak warga
meninggal karena kesalahan medis dari pada kecelakaan, kanker payudara dan
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Menurut KKP-RS, laporan insiden keselamatan pasien di Indonesia pada tahun


2010 berdasarkan Propinsi ditemukan bahwa Propinsi Jawa Timur menempati urutan
tertinggi yaitu 50% diantara lima propinsi lainnya (Jawa Tengah 33,4%, DKI Jakarta
5,6%, Banten 5,6%, Sumatera Selatan 2,7%, dan Sulawesi Selatan 2,7%), berdasarkan
status pelayanan laporan insiden terbanyak terjadi pada pasien rawat inap yaitu 70,6%,
kemudian pelaporan insiden KTD lebih banyak ditemukan yaitu 75% dibandingkan
insiden KNC sebesar 25% (Dian ES, 2017).
I

A. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Patien Safety


2. Apa Standar patien Safety
3. Legal Aspek dalam kebidanan

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian Sistem PatientSafety


2. Untuk mengetahui legal aspek dalam pelayanan Kebidanan sesuai standar
patient safety

C. Manfaat

Dapat menambah wawasan baru dan pengetahuan mengenai kaitanlegal aspek


dalam pelayanan kebidanan sesuai standar patient safety
I

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Patien Safety

Keselamatan pasien merupakan suatu upaya dalam mencegah terjadinya kesalahan


dan kejadian yang tidak diharapkan terhadap pasien yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan (Panesar, Carson-Stevens, Salvilla, & Sheikh, 2017). Menurut
(WHO, 2011) keselamatan pasien merupakan pengurangan risiko bahaya yang tidak
perlu terkait dengan perawatan kesehatan seminimal mungkin. International of Medicine
(IOM) mengartikan konsep keselamatan pasien (patient safety) sebagai freedom from
accidental injury. Accidental injury disebabkan karena error yang terdiri dari kegagalan
dalam suatu perencanaan ketika ingin mencapai tujuan, melakukan tindakan yang salah
(commission) dan/atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission)
(Hadi, 2017). Sejalan dengan pernyataan tersebut, Komite Keselamatan Pasien Rumah
Sakit (KPRS) menjelaskan tentang keselamatan pasien yang bebas dari cedera yang
seharusnya tidak terjadi atau potensial cedera akibat dari pelayanan kesehatan yang
disebabkan oleh error (Wardhani, 2017).

B. Standar Patient Safety

Terdapat 7 standar patient Safety yaitu

1. Hak pasien
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode dalam peningkatan kinerja
5. Peran kepemimpinan dalam keselamatan pasien
6. Mendidik staf dalam keselamatan pasien
7. Peran komunikasi bagi staf untuk keselamatan pasien

C. Sasaran Keselamatan Pasien


Setiap rumah sakit wajib melakukan upaya pemenuhan sasaran keselamatan pasien.
Menurut (Joint Commission, 2020) sasaran keselamatan pasien terdiri dari:
1. Identifikasi pasien dengan benar Menggunakan setidaknya dua cara untuk
mengidentifik
I

2. asi pasien. Misalnya, gunakan nama pasien dan tanggal lahir. Hal ini
dilakukan untuk memastikan setiap pasien mendapatkan obat dan
pengobatan yang tepat.
3. Meningkatkan komunikasi staf Meningkatkan komunikasi efektif antar staf
untuk menghindari miscommunication dan kesalahan tindakan.
4. Gunakan obat-obatan dengan aman
a. Sebelum prosedur, beri label obat yang tidak berlabel. Misalnya,
obatobatan di spuit, gelas, dan baskom. Lakukan ini di area tempat
obatobatan dan persediaan yang telah disiapkan.
b. Berhati-hatilah dengan pasien yang minum obat untuk mengencerkan
darah
c. Mencatat dan menyampaikan informasi yang benar tentang obatobatan
pasien, mencari tahu obat apa yang diminum pasien, membandingkan
obat tersebut dengan obat yang baru diberikan pasien, memberikan
informasi tertulis kepada pasien tentang obat-obatan yang perlu mereka
minum dan memberi tahu pasien bahwa penting untuk membawa daftar
obat terbaru mereka setiap kali mengunjungi dokter.
5. Menggunakan alarm dengan aman
Melakukan perbaikan untuk memastikan bahwa alarm pada peralatan
medis terdengar dan direspon tepat waktu.
6. Identifikasi risiko keselamatan pasien
Mengurangi risiko bunuh diri dengan mengidentifikasi setiap pasien yang
berisiko.
7. Mencegah kesalahan dalam pembedahan
a. Memastikan bahwa pembedahan yang benar dilakukan pada pasien
yang benar dan di tempat yang benar pada tubuh pasien.
b. Tandai tempat yang benar pada tubuh pasien pada lokasi pembedahan
yang akan dilakukan.
c. Jeda sebelum operasi untuk memastikan bahwa kesalahan tidak dilakukan.

D. Legal Aspek Pelayanan Kebidanan

Aspek Legal dalam Pelayanan Kebidanan adalah penggunaan norma


hukum yang telah disahkan oleh badan yang ditugasi untuk menjadi
sumber hukum yang paling utama dan sebagai dasar pelaksanaan
I

kegiatan dan membantu memenuhi kebutuhan seseorang atau


pasien/kelompok masyarakat masyarakat oleh Bidan dalam upaya
peningkatan, peningkatan, pencegahan, pengobatan dan pemulihan
kesehatan. UU no 4 tahun 2019 pasal 46 tentang Tugas dan Wewenang
BidanPermenkes 28 Tahun 2017 tentang ijin dan penyelenggraan praktek
kebidanan.
E. Kasus di lapangan terkait legal aspek dengan standar patient safety

1. Kronologis kasus :

Ada kasus ibu hamil datang ke Puskesmas dengan keluhan belum ada tanda-tanda
persalinan sedangkan usia kehamilan sudah lebih dari 40 minggu dan pada saat
dilakukan pemeriksaan palpasi di dapatkan bagian terendah janin yaitu bokong.
ibu dan keluarga bersikeras ingin bersalin di bidan tersebut dan tidak mau
dilakukan rujukan, Tetapi Bidan melakukan informed choice dan informed
consent dan akhirnya keluarga mengerti terhadap informasi yang diberikan oleh
bidan dan akhirnya bersedia untuk dilakukan rujukan.

2. Pembahasan kasus

Pada kasus diatas bidan sudah melaksanakan tugas dan wewenangnya dengan
memperhatikan standar patient safety yaitu melakukan edukasi kepada klien
dan keluarga sehingga keselamatan pasien dijadikan prioritas, karena
pertolongan persalinan dengan kasus presentasi bukan belakang kepala sudah
termasuk penapisan dan memerlukan rujukan, sehingga disini peran bidan
sebagai pemberi informasi dan edukasi sudah dilaksanakan dengan tepat.
I

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keselamatan pasien dapat diartikan sebagai upaya untuk melindungi
pasien dari sesuatu yang tidak diinginkan selama proses perawatan. Insiden
keselamatan pasien atau yang dikenal dengan istilah insiden menurut definisi
WHO adalah suatu kejadian atau keadaan yang dapat mengakibatkan, atau
mengakibatkan kerugian yang tidak perlu pada pasien, oleh karena itu pada
saat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, perawat/petugas
kesehatan harus mampu memastikan bahwa pelayanan
keperawatan/kesehatan yang diberikan mengedepankan keselamatan.
Petugas kesehatan harus memiliki kesadaran akan adanya potensi bahaya
yang terdapat di lingkungan pasien melalui pengidentifikasian bahaya yang
mungkin terjadi selama berinteraksi dengan pasien selama 24 jam penuh,
karena keselamatan pasien dan pencegahan terjadinya cedera merupakan
salah satu tanggung jawab petugas kesehatan selama pemberian asuhan
keperawatan berlangsung.
Penerapan Sistem Keselamatan Pasien perlu dilakukan dengan
berbagai upaya. Penerapan sistem keselamatan pasien membutuhkan
dukungan dari berbagai bidang/pihak, baik dari pengambil kebijakan ,
manajemen dan praktisi kinis sehingga sistem keselamatan pasien dapat
diterapkan secara maksimal
I

DAFTAR PUSTAKA

Endriani, S. (2012) Panduan identifikasi pasien.


https://www.academia.edu/keypass/
PANDUAN_IDENTIFIKASI_PASIEN. Diperoleh 14
Agustus 2017.
Hasri, E. T. (2015). Peningkatan Keamanan High-Alert Medication.
https://www.mutupelayanankesehatan.net/index.php/compone
nt/content/article/1680
https://www.mutupelayanankesehatan.net/index.php/compone
nt/content/artic le/1680

Kementerian Ristekdikti. (2015). Modul pelatihan untuk pelatih keselamatan


pasien. http://fk.ui.ac.id/uncategorized/e-book- modul-pelatihan-
untuk-pelatih- keselamatan-pasien.html
Nurdiana dan Sulistyani, D. Ed. (2016). Buku saku keperawatan. Jakarta:
Bidang KeperawatanRSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
NHS Foundation Trust. (2015). Patient Identification Policy.
.http://www.southernhealth.nhs.uk/_resources/assets/inline/full/0/71283.pdf

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017


TentangKeselamatan Pasien.
World Health Organization. (2011). WHO Patient Safety Curricullum
Guide: Multi Professional Edition.
(http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/44641/26/978924150
1958_ind.pdf Diterbitkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) pada tahun 2011 Lembaga Kesehatan Budi Kemuliaan.
(2015). Panduan Kurikulum KeselamatanPasien Edisi Multi-
Profesional.
I

Anda mungkin juga menyukai