Anda di halaman 1dari 17

Mata Kuliah : Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Dosen Matkul : Musmuliadin, ST.Kep, M.Tr.Kep

KONSEP DAN PRINSIP KESELAMATAN PASIEN

OLEH

RISMUNANDAR MUZRI

164201021021

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IST BUTON

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur dipersembahkan atas kehadirat Allah SWT, Dialah Tuhan yang
menurunkan agama Islam sebagai agama penyelamat.Dialah Tuhan Yang Maha Kuasa
atas segala limpahan rahmat, inayah, taufiq dan hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada baginda Rasulullah
SAW. Pada kesempatan ini juga kami mengucapkan termakasih atas kedua orangtua yang
telah mendukung dan memberikan fasilitas untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah
ini berjudul “ Konsep dan Prinsip Keselamatan Pasien “ Dengan memahami pengertian –
pengertiannya diharapkan bagi semua pembaca makalah ini dapat memahami
pembahasan dan penjelasan yang dituangkan dalam makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Dan semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi
positif dalam proses belajar dan mengajar. Kami sadar, bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna.Oleh sebab itu, Kami mohon maaf bila ada informasi yang salah dan
kurang lengkap.Kami juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca mengenai
makalah ini Agar kedepannya Kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Bau-bau, 10 Oktober 2021

Rismunandar muzri
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................2

C. Tujuan Makalah.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Konsep Keselamatan Pasien 3


1. Pengertian Keselamatan Pasien 3
2. Tujuan Keselamatan Kerja 4
3. Langkah – langkah Keselamatan Kerja 5
4. Sasaran Keselamatan Kerja 6
B. Prinsip Keselamatan Kerja 9

BAB III PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11
B. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Patient safety atau keselamatan pasien di Indonesia menjadi salah satu
indikator pelayanan kesehatan, diatur dalam pasal 43 Undang-Undang No.
44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan untuk kepentingan pelaksanaannya
maka ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien yang merupakan penyempurnaan dari Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/Per/VIII/2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit dengan menganalisa perkembangan dan
kebutuhan pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan.
Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang
perlu diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien. Keselamatan pasien adalah suatu system dimana rumah sakit
memberikan asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya
cidera akibat kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnya diambil. System tersebut
meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi
untuk meminimalkan resiko.
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien
sudah sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian
bagi pasien. Oleh karena itu, Rumah Sakit harus mempunyai standar
tertentu dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Standar tersebut
bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam menerima pelayanan
kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan dalam
memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, beberapa pasal dalam
undang-undang kesehatan yang membahasa secara rinci mengenai hak dan
keselamatan pasien.
Keselamatan pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh
setiap petugas medis yang terlibat dalam memberikan pelyanan kesehatan
kepada pasien. Tindakan pelayanan, peralatan kesehatan, dan lingkungan
serta pasien sudah seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan
dari pasien tersebut. Oleh karena itu, tenaga medis harus memiliki
pengetahuan menenai hak pasien serta mengetahui secara luas dan teliti
tindakan pelayanan yang dapat menjaga keselamatan dari pasien.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian keselamatan pasien ?
2. Apakah tujuan keselamatan pasien ?
3. Bagaimana langkah – langkah keselamatan pasien ?
4. Bagaimana sasaran keselamatan kerja ?
5. Bagaimana prinsip keselamatan kerja ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian keselamatan pasien
2. Untuk mengetahui tujuan keselamatan pasien
3. Untuk mengetahui langkah – langkah keselamatan pasien
4. Untuk mengetahui sasaran keselamatan kerja
5. Untuk mengetahui prinsip keselamatan kerja
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Keselamatan Pasien


1. Pengertian Keselamatan Pasien
Menurut Canadian Nursing Association (2004) Keselamatan pasien
adalah bebas dari cidera fisik dan psikologis yang menjamin keselamatan
pasien, melalui penetapan system operasional, meminimalisasi terjadinya
kesalahan, mengurangi rasa tidak aman pasien dalam system perawatan
kesehatan dan meningkatkan pelayanan yang optimal. (Hadi, Irwan. 2016)
International Council Nurse (2002) mengatakan bahwa keselamatan
pasien merupakan hal yang mendasar dalam mutu pelayanan kesehatan dan
pelayanan keperawatan. Peningkatan keselamatan pasien meliputi tindakan
nyata dalam rekretmen, pelatihan dan retensi tenaga professional,
pengembangan kinerja, manajemen resiko dan lingkungan yang aman,
pengendalian infeksi, penggunaan obat – obatan yang aman, peralatan dan
lingkungan perawatan yang aman serta akumulasi pengetahuan ilmiah yang
terintegrasi serta berfokus pada keselamatan pasien yang disertai dengan
dukungan infrastruktur terhadap pengembangan yang ada. (Hadi, Irwan.
2016)
Canadian Nurse Association (2009) mengatakan bahwa keselamatan
pasien bukan hanya merupakan isu yang dibiarkan untuk berkembang dalam
keperawatan ataupun merupakan bagian dari apa yang akan dilakukan
perawat. Akan tetapi keselamatan pasien merupakan perwujudan dan
komitmen perawat terhadap kode etik untuk menjaga keselamatan pasien,
kompeten dan etis dalam keperawatan. Keselamatan pasien juga merupakan
dasar dalam melakukan asuhan keperawatan dimanapun perawat itu bekerja.
(Hadi, Irwan. 2016)
Menurut International of Madicine (IOM) keselamatan pasien
(Patient Safety) didefinisikan sebagai freedom from accidental injury.
Accidental injury disebabkan karena error yang meliputi kegagalan suatu
perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan.
Accidental injury juga akibat dari melaksanakan tindakan yang salah
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
(omission). Accidental injury dalam prakteknya akan berupa kejadian yang
tidak diiinginkan (near miss). Menurut Sir Liam Donaldson (Ketua WHO
World Alliance For Patient Safety, Forward Programme, 2006-2007)
Mengungkapkan bahwa “Safe care is not an option. It is the right of every
patient who entrusts their care to our health care system” yaitu pelayanan
kesehatan yang aman bagi pasien bukan sebuah pilihan akan tertapi
merupakan hak pasien untuk percaya pada pelayanan yang diberikan oleh
suatu system pelayanan kesehatan. (Hadi, Irwan. 2016)
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (2011) Keselamatan pasien
rumah sakit adalah suatu system dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman. System tersebut meliputi : assessment resiko, identifikasi
dan pengobatan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuaan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan mencegah
terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
System tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cidera yang
disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.(Hadi, Irwan. 2016)
Maka dari itu disimpulkan keselamatan pasien merupakan suatu
system yang aman yang dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan yang
dimulai dari assessment, identifikasi, sampai dengan analisis kejadian yang
bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Keselamatan Pasien


Menurut Institute of Medicine (IOM) (2008) Tujuan keselamatan
pasien ini diantaranya pasien aman (terhindar dari cidera), pelayanan
menjadi lebih efektif dengan adanya bukti yang kuat terhadap terapi yang
perlu atau tidak perlu diberikan kepada pasien, berfokus pada nilai dan
kebutuhan pasien, pengurangan waktu tunggu pasien dalam menerima
pelayanan dan efisien dalam penggunaan sumber – sumber yang ada.
Tujuan Keselamatan Pasien di rumah sakit menurut meliputi
terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatnya
akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya
KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) di rumah sakit, dan terlaksananya
program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diinginkan.

3. Tujuh Langkah Keselamatan Pasien


Kesehatan tahun 2008 dalam Hadi (2016) mencanangkan tujuh
langkah keselamatan pasien yang harus dijalankan ditiap rumah sakit, antara
lain adalah :
1) Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, ciptakan
kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
2) Pimpin dan dukung staf. Bangunlah komitment dan focus yang
kuat dan jelas tentang keselamatan pasien
3) Integrasikan aktivitas pengelolah resiko. Kembangkan system
dan proses pengelolahan resiko, serta lakukan identifikasi dan
assessment hal yang potensial bermasalah
4) Kembangkan system pelaporan. Pastikan staf agar lebih mudah
dapat melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit
mengatur pelaporan kepada KKP-RS (Komite Keselamatan
Pasien Rumah Sakit)
5) Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Kembangkan cara –
cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
6) Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien.
Dorong staf untuk melakukan analisis akar masalah untuk
belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul. Cegah
cedera melalui implementasi system keselamatan pasien
7) Gunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah
untuk melakukan perubahan pada system pelayanan.

4. Sasaran keselamatan Pasien


Setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan sasaran
keselamatan pasien (Permenkes, 2011). Sasaran keselamatan pasien
meliputi tercapainya hal – hal sebagai berikut ketepatan identifikasi pasien,
peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang
perlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien
operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan
pengurangan resiko pasien jatuh.
1) Ketepatan identifikasi pasien
Elemen ketepatan identifikasi pasien menurut Permenkes (2011)
sebagai berikut :
a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien (nama
pasien, nomor rekam medis, tanggal lahir dan gelang identitas
pasien dengan barcode) tidak boleh menggunakan nomor kamar
atau lokasi pasien.
b. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau
produk darah
c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan spesimen
lain untuk pemeriksaan klinis
d. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur
e. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi
yang konsisten pada semua situasi dan lokasi.
2) Peningkatan Komunikasi Yang Efektif
Elemen peningkatan komunikasi yang efektif menurut Permenkes
(2011) sebagai berikut :
a. Perintah lengkap secara lisan dan melalui telepon atau hasil
pemeriksaan ditulis secara lengkap oleh penerima perintah
b. Perintah lengkap lisan dan telpon atau hasil pemeriksaan
dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh pemberi
perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan
d. Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan verifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara
konsisten.
3) Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (High-Alert)
Elemen Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai menurut
Permenkes (2011) sebagai berikut :
a. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan agar memuat proses
identifikasi, menetapkan lokasi, dan penyimpanan eletrolit
konsentrat.
b. Implementasi kebijakan prosedur.
c. Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien
kecuali jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk
mencegah terjadinya pemakaian yang kurang hati hati pada area
tersebut sesuai kebijakan.
d. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayananan
pasien harus diberi label yang jelas, dan disimpan pada area
yang dibatasi ketat (restricted).
4) Kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur dan tepat Pasien-Operasi
Elemen kepastian Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur dan tepat Pasien-
Operasi menurut Permenkes (2011) sebagai berikut :
a. Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan
dimengerti untuk identifikasi lokasi operasi dan melibatkan
pasien didalam proses penandaan.
b. Rumah sakit menggunakan suatu checklistatau proses lain untuk
memverifikasi saat operasi tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat
pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan
tersedia, tepat dan fungsional.
c. Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur
“sebelum insisi/time-out”tepat sebelum dimulainya
prosedur/tindakan pembedahan
d. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung
proses yang seragam untuk memastikan tepat lokasi, tepat
prosedur, dan tepat pasien, termasuk prosedur medis dan dental
yang dilaksanakan diluar kamar operasi.
5) Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Elemen pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
menurut Permenkes (2011) sebagai berikut :
a. Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand
hygiene terbaru yang diterbitkan dan sudah di terima secara
umum (al.dari WHO Patient Safety)
b. Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif
c. Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan resiko dari infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan.
6) Pengurangan resiko pasien jatuh
Elemen pengurangan resiko pasien jatuh menurut Permenkes (2011)
sebagai berikut :
a. Rumah sakit menerapkan proses assessment awal atas pasien
terhadap resiko jatuh dan melakukan assesmen ulang pasien bila
diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau pengobatan, dan
lain – lain
b. Langkah – langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh
bagi mereka yang pada hasil assesmen dianggap beresiko jatuh
c. Langkah – langkah dimonitor hasilnya, baik keberhasilan
pengurangan cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian yang
tidak diharapkan.
B. Prinsip Keselamatan Pasien
Kohn, 2000 dalam Hadi 2016 menyusun 5 prinsip untuk merancang
safety system di organisasi kesehatan yakni :
1) Prinsip 1 : Provide Leadership meliputi :
a. Menjadikan keselamatan pasien sebagai tujuan
utama/proiritas
b. Menjadikan keselamatan pasien sebagai tanggung jawab
bersama
c. Menunjuk/menugaskan seseorang yang bertanggung
jawab dalam program keselamatan
d. Mengembangkan mekanisme yang efektif untuk
mengidentifikasi “unsafe” dokter.
2) Prinsip 2 : Memperthatikan keterbatasan manusia dalam
perancangan proses yakni :
a. Design job for safety
b. Menyederhanakan proses
c. Membuat standar proses
3) Prinsip 3 : Mengembangkan tim yang efektif
4) Prinsip 4 : Antisipasi untuk kejadian tak terduga :
a. Pendekatan proaktif
b. Menyediakan antidotum dan
c. Training simulasi
5) Prinsip 5 : Menciptakan atmosfer “learning”.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Keselamatan pasien merupakan suatu system yang aman yang


dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan yang dimulai dari assessment,
identifikasi, sampai dengan analisis kejadian yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

2. Tujuan Keselamatan Pasien di rumah sakit menurut meliputi


terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatnya
akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat, menurunnya
KTD (Kejadian Tidak Diinginkan) di rumah sakit, dan terlaksananya
program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diinginkan.

3. Sasaran keselamatan pasien meliputi tercapainya hal – hal sebagai


berikut ketepatan identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang
efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian
tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi, pengurangan resiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan resiko pasien
jatuh.

B. Saran

Keselamatan pasien yang baik akan meningkatkan mutu pelayanan


kesehatan khususnya asuhan keperawatan. Oleh karena itu nantinya kita
sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat agar kiranya dapat menerapkan
konsep dan prinsip keselamatan pasien tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Hadi, Irwan. 2016. Buku Ajar Manajemen Keselamatan Pasien. Yogyakarta :


Deepublish

Ismainar, Hetty. 2019. Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Yogyakarta :


Deepublish

Anda mungkin juga menyukai