Anda di halaman 1dari 28

PEDOMAN PENGORGANISASIAN

INSTALASI FARMASI

RSU ISLAMI MUTIARA BUNDA


Jln.Raya Pantura Cenderawasih Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes
Telp/Fax (0283) 877222, E-Mail : rsia_mutiarabunda@yahoo.co.id

1
RUMAH SAKIT UMUM ISLAMI
"MUTIARA BUNDA"
ALAMAT : JL. RAYA PANTURA CENDERAWASIH
KECAMATAN TANJUNG - KABUPATEN BREBES 52254
TELP/FAX (0283) 877222, E-MAIL : rsia_mutiarabunda@yahoo.co.id

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSU ISLAMI MUTIARA BUNDA


NOMOR :038/SK-DIR/RSUI-MB/IV/2021

TENTANG

PENETAPAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI


DI RSU ISLAMI MUTIARA BUNDA

DIREKTUR RSU ISLAMIMUTIARA BUNDA

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan RSU


Islami Mutiara Bunda maka diperlukan penyelenggaraan
pengorganisasian Instalasi Farmasi;
b. bahwa agar pelayanan Instalasi Farmasi RSU Islami
Mutiara Bunda dapat terlaksana dengan baik, maka perlu
adanya pengorganisasian Instalasi Farmasi RSU Islami
Mutiara Bunda sebagai landasan bagi penyelenggaraan
pelayanannya;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalama dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur
RSU Islami Mutiara Bunda ;

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan;
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran;
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72 Tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit;
5. Surat Pengangkatan Direktur RSU Islami Mutiara Bunda
Nomor 001/SK.DIR/PT.MB/III/2021;

i
RUMAH SAKIT UMUM ISLAMI
"MUTIARA BUNDA"
ALAMAT : JL. RAYA PANTURA CENDERAWASIH
KECAMATAN TANJUNG - KABUPATEN BREBES 52254
TELP/FAX (0283) 877222, E-MAIL : rsia_mutiarabunda@yahoo.co.id

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

Pertama : Keputusan Direktur RSU Islami Mutiara Bunda tentang


Penetapan Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasidi
RSU Islami Mutiara Bunda;

Kedua : Buku Penetapan Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi


di Rumah Sakit Umum Islami Mutiara Bundasebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Keputusan  ini  berlaku  sejak tanggal  ditetapkan,  dan


apabila  di kemudian hari ternyata diperlukan perbaikan,
maka akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Brebes
Pada tanggal : 20 Mei 2021
Direktur,
RSU Islami Mutiara Bunda

dr. Bisri Agus Setiawan


NRP 0892 0719 296

ii
Tembusan :

1. Semua Unit Kerja RS


2. Arsip

KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr. Wb.

Puji syukur senantiasa penulis haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,
yang telah melimpahkan rahmat, serta energi yang positif, sehingga penyusun
telah dapat menyelesaikan buku pedoman ini dengan baik. Salam tak lupa
penyusun sampaikan kepada setiap inspirasi dan motivasi yang selalu ada selama
penyusunan pedoman ini.
Buku ini berjudul Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi di RSU
Islami Mutiara Bunda, dengan disusunnya buku pedoman ini diharapkan dapat
menjadi acuan dalam pengorganisasian di Instalasi Farmasi RSU Islami Mutiara
Bunda. Selama penyusunan buku pedoman ini penyusun mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, baik berupa bantuan moril, bimbingan, pengarahan,
pemikiran dan saran-saran yang sangat berarti dan bermanfaat bagi penyusun
didalam penyusunan buku pedoman ini. Untuk itulah, penyusun ingin
mengucapkan banyak terima kasih.
Akhir kata penyusun berharap agar buku pedoman ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi karyawan Instalasi Farmasi RSU
Islami Mutiara Bunda dan Apoteker serta Asisten Apoteker.

Wassalamualaikum Wr.Wb

iii
SAMBUTAN
DIREKTUR RSU ISLAMI MUTIARA BUNDA

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat atas segala karunia dan petunjuk-
Nya sehingga penyusunan Buku Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi di
RSU Islami Mutiara Bunda telah dapat diselesaikan pada waktunya.
Proses penyusunan buku Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi di
RSU Islami Mutiara Bunda, tahun ini melibatkan beberapa Apoteker dan Asisten
Apoteker di Rumah Sakit khususnya Instalasi Farmasi. Dengan disusunnya buku
pedoman ini diharapkan dapat menunjang mutu Apoteker dan Asisten Apoteker
dalam melakukan Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Akhirnya kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua
pihak atas bantuan dan perhatiannya yang telah diberikan dalam penyusunan
Buku Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi di RSU Islami Mutiara Bunda.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk
kepada kita sekalian dalam melaksanakan tugas ini.Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Brebes, 20 Mei 2021


Direktur
RSU Islami Mutiara Bunda

dr. Bisri Agus Setiawan


NRP 0892 0719 296

iv
DAFTAR ISI

SK PENETAPAN PENGORGANISASIAN……………………………….. i
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
SAMBUTAN DIREKTUR............................................................................. iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II GAMBARAN UMUM RSUI MUTIARA BUNDA........................ 3
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS.................... 6
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RSUI MUTIARA BUNDA............... 9
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA.................................. 10
BAB VI URAIAN JABATAN.................................................................. 11
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA...................................................... 15
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL......... 16
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI............................................................ 18
BAB X PERTEMUAN/RAPAT............................................................... 19
BAB XI PELAPORAN........................................................................... 20

v
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit


dinyatakanbahwa Rumah Sakit harus memenuhi persyaratan lokasi, bangunan,
prasarana, sumber daya manusia, kefarmasian, dan peralatan. Persyaratan
kefarmasian harus menjamin ketersediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai yang bermutu, bermanfaat, aman, dan terjangkau.
Selanjutnya dinyatakan bahwa pelayanan Sediaan Farmasi di Rumah Sakit harus
mengikuti Standar Pelayanan Kefarmasian yang selanjutnya diamanahkan untuk
diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor
51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian juga dinyatakan bahwa dalam
menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian,
Apoteker harus menerapkan Standar Pelayanan Kefarmasian yang diamanahkan
untuk diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka dibentuklah sebuah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit yang
disebut dengan Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
Hampir semua Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) pemerintah di
Indonesia belummenerapkan pelayanan farmasi paripurna, tetapi masih pada
pelayanan farmasi nonklinik.Itupun belum optimal.Bahkan, di berbagai RS,
terutama milik pemerintah, Instalasi farmasi belum berfungsi sebagaimana
seharusnya karena beberapa apotek swasta telah beroperasi secara penuh di
hampir semua RS pemerintah.
Dengan keadaan pelayanan farmasi di RS permerintah seperti tersebut di
atas makaInstalasi farmasi tidak mungkin lagi mengendalikan semua obat yang
beredar dan digunakan di RS tersebut.Namun, keamanan, kemanfaatan, dan
kerasionalan penggunaan obat di RS tetap menjadi tanggung jawab apoteker
instalasi farmasi.Pimpinan RS pemerintah, panitia farmasi dan terapi, serta
Instalasi farmasi RS harus menyadarikekeliruan tersebut dan wajib memperbaiki

1
keadaan tersebut dengan mengembalikan semua kewajiban serta tanggung jawab
pelayanan farmasi hanya pada instalasi farmasi RS.
Farmasi RS mempunyai tanggung jawab yang jelas, antara lain dalam hal
peracikanobat, pendistribusian obat kepada penderita rawat inap dan rawat jalan,
pemeriksaan obat-obatan di semua tempat persediaan di RS, penyediaan obat di
Ruang Gawat Darurat, jaminan mutu obat, serta perbekalan farmasi lainnya.
Selain itu, juga perencanaan pengadaan obat di RS, pelaksanaan keputusan panitia
farmasi dan terapi tentang pengadaan obat, serta penyusunan agenda pertemuan
rutin panitia farmasi dan terapi.Salah satu industri jasa RS yang belum
dioptimalkan adalah jasa pengguna barang dan consumble farmasi.Ini sangat
terkait dengan belum diberdayakannya Instalasi farmasi sebagai pengelola tunggal
perbekalan farmasi di RS.Beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh Instalasi
farmasi RS agar dapat diberdayakan.
Farmasi RS harus mempunyai organisasi yang jelas dan memadai serta
dipimpin olehseorang apoteker yang mampu dan profesional karena farmasi RS
mempunyai bermacam-macam bagian yang melakukan pekerjaan tertentu
(Hassan, Hospital Farmasi, 1985).Secara umum, Farmasi RS harus mempunyai
organisasi yang jelas dan memadai.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM RSU ISLAMI MUTIARA BUNDA

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak di wilayah


Kecamatan Tanjung dan sekitarnya, hal yang menjadi dasar pertimbangan Bapak
dr.H.Noor Fauzan Mz,Sp.OG selaku Komisaris Utama PT. Mutiara Bunda untuk
mewujudkan harapan masyarakat dalam hal pemenuhan kebutuhan pelayanan
kesehatan Ibu dan Anak, maka dari itu Bapak dr.H.Noor Fauzan Mz,SpOG
mendirikan Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda guna melayani masyarakat
di wilayah Brebes bagian barat dan sekitarnya. Dengan adanya rumah sakit ini
diharapkan masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan rujukan secara
lebih cepat. Dengan demikian Angka Kematian Ibu ( AKI ) akibat “3T” (
Terlambat mengambil keputusan, Terlambat Transportasi dan Terlambat
mendapat penanganan dokter ahli) dapat berkurang. Di samping itu dengan
meningkatnya derajat kesehatan ibu maka kesejahteraan anak dapat juga
ditingkatkan, baik selama ia masih dalam kandungan maupun setelah ia dilahirkan
dan dibesarkan.
Kebutuhan akan pelayanan kesehatan Ibu dan Anak yang layak dan
memadai bagi masyarakat Kecamatan Tanjung dan sekitarnya sangat tinggi, dapat
dilihat dari tingginya angka hunian di Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) di
Kecamatan Tanjung dan sekitarnya. Hal tersebut bisa dikarenakan dalam
lingkungan Kecamatan Tanjung dan sekitarnya belum tersedianya sarana
kesehatan yang memiliki fasilitas pelayanan dan tenaga yang lebih lengkap
dengan jarak yang terjangkau dengan mudah. Sebelum berdirinya Rumah Sakit
Ibu dan Anak Mutiara Bunda, masyarakat Kecamatan Tanjung dan sekitarnya
harus menempuh jarak yang cukup jauh guna mendapatkan pelayanan kesehatan
yang lebih lengkap.
Pada tanggal 07 Pebruari 2005 Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara Bunda
mulai resmi beroperasi melayani masyarakat, yang membutuhkan pelayanan
kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak. Seiring dengan perkembangan dan
permintaan masyarakat akan pelayanan kesehatan umum maka sejak bulan Januari

3
2018 RSIA Mutiara Bunda berubah status menjadi RSU Islami Mutiara
Bunda.Dengan demikian pelayanan di RSU Islami Mutiara Bunda terdiri dari
pelayanan rawat jalan dan rawat inap kandungan dan kebidanan, anak, penyakit
dalam, bedah, umum, gigi dan mulut.

A. SEJARAH KEPEMIMPINAN
Tahun 2005 - 2007 : dr.Ari Widiastuti
Tahun 2007 - 2012 : dr. Agus Nawawi HS
Tahun 2012 - 2017 : dr.Anggi Ciptawan
Tahun 2017 – 2021 : dr.Linaldi Ananta
Tahun 2021 – Sekarang : dr. Bisri Agus Setiawan

B. RSU ISLAMI MUTIARA BUNDA SAAT INI


RSU Islami Mutiara Bunda terletak di Jalan Raya Pantura Cenderawasih
Kecamatan Tanjung Kabupaten Brebes Nomor Telp/Fax (0283)877222 dengan
alamat email : rsia_mutiarabunda@yahoo.co.id .
Berdiri di atas lahan dengan luas ± 10.600 M², RSU Islami Mutiara Bunda
berada di lokasi yang cukup strategis, dengan ditunjang kemudahan akses
transportasi dan tingginya mobilisasi penduduk dari beberapa kecamatan di
sekitar Tanjung.
Dasar hukum perijinan RSU Islami Mutiara Bunda :
1. Ijin Sementara I berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah
Nomor 503 / 10442 / 2005 / 5 tentang Ijin Sementara Penyelenggaraan
Sarana Kesehatan di Kabupaten Brebes.
2. Ijin sementara II yang disahkan secara resmi berdasarkan SK Gubernur
Jawa Tengah Nomor : 503 / 6496 / 5 tentang Ijin Sementara
Penyelenggaraan Sarana Kesehatan pada Tanggal 28 Maret 2006.
3. Sertifikat penetapan kelas . Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : HK 03.05/I/863/2012 tentang Penetapan Kelas
Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Mutiara Bunda. Ditetapkan di Jakarta
tanggal 29 Mei 2012.

4
4. Surat Ijin Bupati Brebes Nomor : 503.10/KPPT/VIII/032/2012 tentang
Pemberian Ijin Operasional tetap Rumah Sakit Ibu dan Anak Mutiara
Bunda. Ditetapkan di Brebes pada tanggal 13 Agustus 2012.
5. Surat Ijin Kepala Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Brebes Nomor : 503.10/DPMPTSP/00256/I/2018 Tentang
Pemberian Izin Operasional Rumah Sakit Umum Islami Mutiara Bunda.
Ditetapkan di Brebes pada Tanggal 29 Januari 2018.
6. Sertifikat Penetapan Kelas RSU Islami Mutiara Bunda. Berdasar Keputusan
Pemerintah Kabupaten Brebes Nomor : 503.10/DPMPTSP/00256/I/2018
Tanggal 29 Januari 2018 Tentang Penetapan Rumah Sakit Kelas D.
Ditetapkan di Brebes pada tanggal 29 Januari 2018.

5
BAB III
VISI,MISI, FALSAFAH,NILAI DANTUJUAN

A. RSU ISLAMI MUTIARA BUNDA


1. Visi
Menjadi Rumas Sakit yang islami, kekeluargaan, memasyarakat.
2. Misi
1. Mengutamakan nilai-nilai agamis
2. Melayani dengan ikhlas profesional
3. Menjunjung tinggi moral dan etika
4. Mewujudkan Rumah Sakit yang menjadi andalan masyarakat
3. Motto
Ikhlas melayani untuk beramal
4. Falsafah
1. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjunjung tinggi kehidupan dan nilai–nilai luhur kemanusiaan.
3. Menghargai pentingnya persatuan dan kerja sama.
4. Menjunjung keseimbangan dan kelestarian lingkungan.
5. Kebersamaan dalam kemajuan dan kesejahteraan.
5. Nilai
Pembelajar, Inovatif, Profesional, Kasih-Sayang, Ikhlas, Semangat
Kerjasama, Integritas dan Spiritual.
1. PEMBELAJAR
Sikap dan perilaku yang selalu belajar dari fakta-fakta kegagalan atau
kesuksesan, berani menerima kritikan dan kekurangan diri sendiri dan
selalu berusaha untuk memperbaikinya.
2. INOVATIF
Sikap dan perilaku yang kreatif dan berani mengambil risiko untuk
mencoba hal-hal baru.

6
3. PROFESIONAL
Sikap dan perilaku kerja yang menjunjung tinggi etika dan standar-
standar profesi.

4. KASIH SAYANG
Sikap dan perilaku yang senantiasa bersedia memberi bantuan dan
bersedia melayani dengan ramah, hangat dan bersahabat.
5. IKHLAS
Sikap dan perilaku yang tulus, tanpa pamrih, dapat menerima kelebihan
dan kekurangan.
6. SEMANGAT
Sikap dan perilaku kerja/pelayanan yang dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh, disiplin disertai dengan perasaan senang dan gembira.
7. KERJA SAMA
Sikap dan perilaku yang sanggup bekerja sama dalam sebuah tim,
menghargai perbedaan dan keragaman, serta menghargai kelebihan dan
hak orang lain;
8. INTEGRITAS
Sikap dan perilaku yang jujur dan terbuka, utuh dan satu antara pikiran,
ucapan dan perbuatan;
9. SPIRITUAL
Sikap dan perilaku yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan
universal,hukum alam dan kebesaran Allah SWT.

6. Tujuan
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang memenuhi
kaidah keselamatan pasien (patient safety).
2. Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang bermutu tinggi dengan tarif
yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
3. Terwujudnya pengembangan berkesinambungan dan akuntabilitas bagi
pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian.

7
4. Terwujudnya sumber daya manusia yang profesional dan berorientasi
kepada pelayanan pelanggan.
B. VISI, MISI, MOTTO, TUJUAN
1. Visi
Terpenuhi dan tercapainya efektifitas, efisiensi dan kualitas optimal
pelayanan Tata Usaha.
2. Misi
Tercapainyatertiblayananadministrasipengonsepan surat, pengetikan,
pengarsipan, pengadaan,pendistribusiansurat,dan penerimaan tamu bagi
pimpinan.
3. Motto
Bangga di Mutiara Bunda
4. Tujuan
a. Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dan paripurna yang memenuhi
kaidah keselamatan pasien (patient safety).
b. Terwujudnya pelayanan rumah sakit yang bermutu tinggi dengan tarif
yang terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
c. Terwujudnya pengembangan berkesinambungan dan akuntabilitas bagi
pelayanan kesehatan, pendidikan dan penelitian.
d. Terwujudnya sumber daya manusia yang profesional dan berorientasi
kepada pelayanan pelanggan.
e. Terwujudnya kesejahteraan yang adil dan merata bagi seluruh sumber
daya manusia rumah sakit.
5. Logo RSU Islami Mutiara Bunda
(1) Logo RSU Islami Mutiara Bunda adalah sebagai berikut :

(2) Makna logo sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas ialah:

8
(3) Lingkaran luar warna merah besar artinya menunjukkan kolaborasi
antara Sp.OG dan IBI (Ikatan Bidan Indonesia).
(4) Lingkaran dalam warna merah agak tebal artinya menunjukkan islami.
(5) Huruf M warna merah membentuk uterus, mengandung arti tempat
berlindungnya janin, dan M kepanjangan dari “Mutiara”.

9
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

9
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

(APOTEKR)
KEPALA INSTALASI FARMASI
(APOTEKER)

FARMASI RAWAT FARMASI GUDANG/


JALAN RAWAT INAP PENYIMPANAN
(APOTEKER) (APOTEKER) (1 ORANG)

AA ENTRY
( 1 ORANG) AA ENTRY
( 1 ORANG) STAFF
GUDANG
AA MERACIK (1 ORANG)
( 2 ORANG) AA
MERACIK
(1 ORANG)
AA KIE
( 1 ORANG)
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. KEPALA INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT


1. Tanggung jawab
- Bertanggung jawab terhadap keakuratan, kebenaran, dan ketepatan
dalam pelayanan farmasi.
- Bertanggung jawab terhadap ketertiban, kejelasan dan kebenaran tata
kerja di instalasi farmasi.
- Bertanggung jawab atas terpenuhinya layanan farmasi
- Bertanggung jawab terhadap keakuratan, kebenaran, dan ketepatan
laporan berkala dan laporan khusus di instalasi farmasi.
2. Uraian tugas
- Menyusun program kerja
- Mengatur pelaksanaan pelayanan obat
- Mengatur pelaksanaan pelayanan peralatan kesehatan
- Mengatur pelaksanaan penyediaan stock obat
- Mengatur pelaksanaan pelayanan resep rawat jalan
- Mengatur pelaksanaan pelayanan resep rawat inap
- Mengatur pelaksanaan peracikan obat
- Mengatur pelaksanaan pengawasan pelayanan instalasi farmasi
- Mengatur pelaksanaan pelayanan kebutuhan obat
- Menyusun kebutuhan instalasi farmasi
- Melaksanakan pembinaan pegawai instalasi farmasi
- Mengatur pelaksanaan pencatatan dan pelaporan
- Mengadakan evaluasi pelayanan farmasi
- Melaksanakan tugas/ kegiatan lain sesuai pengarahan pimpinan
- Memberikan saran baik dimintaataupun tidak diminta kepada pimpinan
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan tugas /kegiatan
instalasi farmasi.
- Melakukan konseling kepada pasien

11
- Melakukan penyimpanan obat
- Melakukan distribusi obat
- Koordinasi dengan Rawat inap, Rawat jalan/IGD, OK, VK dan
PONEK.
- Memberikan nilai dan mengevaluasi kepada Apoteker Pendamping.

B. APOTEKER PENDAMPING
1. Tanggung jawab
- Bertanggung jawab terhadap keakuratan, kebenaran, dan ketepatan
dalam pelayanan farmasi.
- Menjaga kelancaran, ketepatan administrasi di instalasi farmasi rumah
sakit.
2. Uraian tugas
- Membuat laporan penjualan, laporan obat, dan laporan obat kadaluarsa
- Membuat laporan farmasi rumah sakit
- Membuat laporan pengambilan obat keapotek rekanan
- Membuat surat penyiapan arsip
- Mencatat barang-barang inventaris (penyedia alat tulis kantor)
- Membuat laporan keuangan bulanan dan tahunan
- Monitoring pelayanan/penggunaan obat Rawat Inap
- Melakukan pelayanan informasi obat
- Memberikan penilaian atau mengevaluasi kepada TTK
- Melakukan konseling obat kepada pasien
- Melakukan penyimpanan obat
- Melakukan pendistribusian obat
- Membuat laporan penggunaan obat dan resep rawat inap kepada kepala
Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
- Melakukan tugas/kegiatan lain sesuai pengarahan kepala IFRS
- Memberikan saran kepada kepala IFRS tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan tugas atau kegiatan IFRS.

12
C. SUB IF PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI
1. Tanggung jawab
Mengelola perbekalan farmasi yang efektif dan efisien di instalasi farmasi
2. Uraian tugas
- Melakukan koordinasi terhadap penyimpanan perbekalan farmasi yang
tersedia di unit produksi, distribusi dan penyimpanan
- Melakukan koordinasi terhadap pembuatan laporan kondisi persediaan
di unit produksi, distribusi dan penyimpanan
D. UNIT DISTRIBUSI
1. Tanggung jawab
Menjaga kelancaran dan ketepata waktu pelayanan obat dan alat
kesehatan, penjagaan mutu pelayanan, penjagaan kualitas dan kuantitas
obat dan alat kesehatan
2. Unit tugas
- Melakukan koordinasi dan pengawasan pelayanan farmasi bagi pasien
rawat jalan dan rawat inap
- Melakukan koordinasi dan pengawasan kuantitas dan mutu obat di
setiap unit distribusi
- Melakukan koordinasi pembuatan laporan bulanan tentang pemakaian
obat dan evaluasinya di unit distribusi
E. UNIT PENYIMPANAN (GUDANG)
1. Tanggung jawab
Menjaga ketepatan dan keamanan penyimpanan perbekalan farmasi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
2. Uraian tugas
- Mengkoordinasi penyusunan perbekalan farmasi yang akan dibeli atau
dipesan sesuai dengan keperluan di unit distribusi
- Mengkoordinasi penyimpanan persediaan obat diunit penyimpanan
- Mengkoordinasi pembuatan laporan kondisi persediaan obat di unit
penyimpanan

13
F. SUB IF FARMASI KLINIK
1. Tanggung jawab
Menjamin penggunaan obat dan alat kesehatan sesuai dengan indikasi,
efektif, dan aman untuk pasien melalui kerjasama dengan tenaga kesehatan
profesional terkait di rumah sakit.
2. Uraian tugas
- Melakukan pemantauan terapi obat (PTO)
- Melakukan kegiatan konseling dan pusat Informasi Obat (PIO)
- Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
- Melakukan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
- Melakukan Pemantauan Kesalahan Obat (PKO)
G. SUB IF MANAJEMEN MUTU FARMASI
1. Tanggung jwab
Mengawasi mutu produk dan pelayanan farmasi sesuai dengan standar
pelayanan farmasi rumah sakit yang sudah ditetapkan
2. Uraian tugas
- Melakukan penilaian kualitas pelayanan farmasi yang sedang berjalan
berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan
- Menyusun rencana dan program dalam upaya peningkatan kualitas
pelayanan di instalasi farmasi
- Mengembangkan kualitas SDM melalui program diklat serta seminar
kefarmasian

14
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Instalasi farmasi RSU Islami Mutiara Bunda Tanjung merupakan Instalasi


dibawah Wadir Medik, penunjang dan keperawatan. Instalasi Farmasi dipimpin
oleh apoteker yang membawahi apoteker sebagai pengelola perbekalan farmasi,
apoteker sebagai kendali mutu pelayanan farmasi dan apoteker klinik sebagai
pemberi layanan farmasi klinik, tenaga teknis kefarmasian yang membantu
apoteker dalam melakukan pengelolaan perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi
klinik, serta tenaga administrasi dengan tata hubungan kerja sebgai berikut:
f. Tata hubungan kerja internal
- Kepala instalasi farmasi bertanggung jawab kepada direktur.
- Kepala instalasi farmasi melakukan koordinasi dengan kepala seksi
penunjang medik.
- Kepala instalasi farmasi mengawasi dan mngendalikan mekanisme kerja
apoteker dan TTK sebagai pelaksana teknis pelayanan kefarmasian.
- Kepala instalasi farmasi melakukan koordinasi dengan unit kerja lain
dilingkungan rumah sakit.
- Kepala unit bertanggung jawab kepada kepala instalasi farmsi.
- Kepala unit mengawasi dan mengendalikan mekanisme kerja penanggung
jawab setiap bagian.
- Koordinasi pelayanan bertanggung jawab kepada kepala instalasi farmasi.
- Koordinasi pelayanan bertanggung jawab kepada kepala unit.
- Koordinasi pelayanan bagian melakukan koordinasi dengan koordinator
pelayanan lain.
g. Tata hubungan kerja eksternal dan sektor terkait
Kepala instalasi farmasi melakukan koordinasi dengan beberapa sektor terkait
di lingkungan RS dalam melaksanakan pelayanan farmasi.

15
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

NO NAMA JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH YANG JUMLAH


(PENDIDIKAN) DIBUTUHKAN YANG ADA
1 APJ/Ka.IFRS Profesi Apoteker 1 1
2 Apoteker Pendamping Profesi Apoteker 6 2
3 TTK (Tenaga Teknis D3 Farmasi 12 8
Kefarmasian)
4 Penanggung Jawab SMA/Sederajat 1 1
Gudang
5 Asisten TTK SMK Farmasi 3 3

1. JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA PERHARI


Y = (BK : JKE)
BK = JT x WT
Rumusan di IFRS RSU Islami Mutiara Bunda
BK = (150 Pasien x 30 menit)
= 4500
Y = 4500
273
= 16 tenaga/hari

2. JUMLAH KEBUTUHAN TENAGA


= Y + ( 92 X Y )
273
= 16 + ( 92 X 11 )
273
= 21 tenaga
PENJELASAN :
 150 pasien : Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan
 30 menit : Waktu yang dibutuhkan untuk penyiapan obat tiap resep.
KETERANGAN :

16
BK : Benan kerja
JK : Jumlah hari efektif selama 1 tahun, 273 hari
JT : Jumlah transaksi/hari
WT : Waktu yang dibutuhkan tiap transaksi

KESIMPULAN :
Jumlah tenaga farmasi yang dibutuhkan untuk melakukan pelayanan dalam satu
hari adalah 16 orang, dan jumlah tenaga farmasi yang dibutuhkan secara
keseluruhan berjumlah 21 orang.

17
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi yang dilakukan di instalasi farmasi RSU Mutiara Bunda


Tanjung meliputi beberapa hal sebagai berikut:
A. Organisasi
Merupakan pengenalan organisasi yang meliputi organisasi RSU Mutiara
Bunda Tanjung.
B. Visi, misi instalasi farmasi
1. Visi
Memberikan pelayanan kefarmasian yang berkualitas dan berorientasi
pada kepuasan pasien
2. Misi
- Pelayanan yang mengutamakan 5 TEPAT (Tepat pasien, tepat obat,
tepat dosis, tepat waktu penggunaan, dan tepat cara penggunaan)
- Pelayanan dengan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun)
- Memberikan KIE dengan ramah dan jelas
C. SDM
Memperkenalkan kualifikasi SDM yang bekerja pada instalasi farmasi
RSU Mutiara Bunda yang meliputi latar belakang pendidikan dan status
kepegawaian SDM
D. Pelayanan
Memperkenalkan alur pelayanan instalasi farmasi sebagai penunjang
pelayanan medis RSU Islami Mutiara Bunda Tanjung.
E. Sarana dan prasarana
Memperkenalkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam melakukan
pelayanan kefarmasian.
F. Fisik
Memperkenalkan sarana fisik yang ada di RSU Islami Mutiara Bunda
Tanjung dan menjelaskan mengenai standar fasilitas RSU Islami Mutiara
Bunda Tanjung sesuai dengan peraturan yang berlaku.

18
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

Instalasi farmasi RSU Islami Mutiara Bundamengadakan pertemuan/rapat


setiap satu kali dalam satu minggu yaitu setiap hari sabtu. Rapat harus dihadiri
oleh semua SDM farmasi kecuali yang melakukan pelayanan atau berhalangan
dengan alasan yang jelas.
Beberapa hal yang harus dipersiapkan sebelum pertemuan/rapat adalah
sebagai berikut:
1. Undangan
2. Daftar hadir
3. Agenda rapat
4. Notulen rapat

19
BAB XI
PELAPORAN

Instalasi Farmasi RSU Mutiara Bunda melaksanakan pelaporan pelayanan


farmasi yang meliputi:
A. Laporan harian
Berisi laporan harian mengenai kegiatan pelayanan farmasi
1. Laporan transaksi
2. Laporan jumlah resep
B. Laporan bulanan
1. Laporan Narkotika, psikotropika dan prekusor
2. Laporan kegiatan instalasi farmasi
a. Laporan penerimaan instalasi farmasi berdasarkan lembar resep
b. Laporan penulisan dan pelayanan resep berdasarkan item obat (R/)
c. Laporan pendapatan instalasi farmasi
d. Laporan hasil stok opname
C. Laporan triwulan
1. Laporan kegiatan instalasi farmasi
a. Laporan penerimaan instalasi farmasi berdasarkan lembar resep
b. Laporan penulisan dan pelayanan resep berdasarkan item obat (R/)
c. Laporan pendapatan instalasi farmasi
d. Laporan hasil stok opname
2. Laporan standar pelayanan minimal
a. Laporan waktu tunggu
b. Laporan peresepan sesuai formularium
c. Laporan petugas pemberi pelayanan kefarmasian
d. Laporan kesalahan dalam pelayanan
e. Laporan survey kepuasan pasien
D. Laporan tahunan
1. Laporan kegiatan instalasi farmasi
a. Laporan penerimaan instalasi farmasi berdasarkan lembar resep

20
b. Laporan penulisan dan pelayanan resep berdasarkan item obat (R/)
c. Laporan pendapatan instalasi farmasi
d. Laporan hasil stock opname
2. Laporan standar pelayanan minimal
a. Laporan waktu tunggu
b. Laporan peresepan sesuai formularium
c. Laporan petugas pemberi pelayanan kefarmasian
d. Laporan kesalahan dalam pelayanan
e. Laporan survey kepuasan pasien

21

Anda mungkin juga menyukai