Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum yang harus


dapat diwujudkan melalui pembangunan yang berkesinambungan. Pembangunan
kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan yang masyarakat yang optimal.
Berdasarkan Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,
salah satu unsur kesehatan adalah sarana kesehatan. Sarana kesehatan merupakan
tempat melakukan upaya kesehatan dasar atau upaya kesehatan rujukan dan/atau
upaya kesehatan penunjang. Selain itu, sarana kesehatan dapat juga dipergunakan
untuk kepentingan pendidikan dan pelatihan, penelitian, serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan. Salah satu sarana kesehatan
tersebut adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan
yang mempunyai misi untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal tersebut diperjelas dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 983 tahun 1992 tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, yang menyebutkan bahwa tugas rumah
sakit mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta
melaksanakan upaya rujukan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan di Rumah Sakit adalah pelayanan farmasi yang berlangsung di
instalasi farmasi rumah sakit.
Instalasi farmasi rumah sakit mempunyai pengaruh yang sangat besar pada
perkembangan professional rumah sakit dan perekonomian rumah sakit. Instalasi
farmasi rumah sakit adalah satu-satunya bagian di rumah sakit yang
bertanggungjawab penuh atas pengelolaan dan pengendalian seluruh sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan lain yang digunakan di rumah sakit, mulai dari
pengelolaan obat, pengendalian mutu, serta pharmaceutical care kepada pasien.

1
BAB II
GAMBARAN UMUM RSU BHAKTI RAHAYU

RSU Bhakti Rahayu merupakan salah satu perusahaan yang termasuk


kedalam group perusahaan PT. Bhakti Rahayu Group yang terdapat di Denpasar,
Tabanan, Surabaya, dan Ambon. Rumah sakit Bhakti Rahayu pada mulanya hanya
berdiri sebagai BKAIA dan Rumah Bersalin. Kemudian, Rumah Sakit Bhakti
Rahayu berubah menjadi rumah sakit yang dikhususkan untuk bedah. Baru pada
tahun 1997 ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Bhakti Rahayu yang
mempunyai komitmen yaitu turut serta berpartisipasi dalam memberikan
pelayanan secara efisien dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
RSU Bhakti Rahayu Denpasar melakukan beberapa jenis pelayanan kepada
pasien, antara lain :
1. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat ( IGD ) 24 Jam;
2. Pelayanan Rawat Jalan/Poliklinik meliputi poliklinik umum, poli speliasis,
dan poli gigi;
3. Pelayanan Rawat Inap dengan kapasitas 66 tempat tidur, terdiri dari ruang
VIP, Kelas 1 (A dan B), Kelas 2 (A dan B), Kelas 3 (A dan B), dan ruang
Isolasi;
4. Pelayanan Instalasi Laboratorium;
5. Pelayanan Instalasi Radiologi;
6. Pelayanan Ruang operasi dengan 3 ruang OK di untuk operasi Bedah,
Kebidanan dan Kandungan;
7. Pelayanan Kamar Bersalin (VK);
8. Pelayanan Instalasi Farmasi 24 Jam;
9. Pelayanan Ambulance;
10. Pelayanan kamar Jenasah;
11. Pelayanan Laundry;
12. Pelayanan Gizi;

2
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, TUJUAN, MOTTO, NILAI
RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU DENPASAR

1. Visi Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar :


Menjadi rumah sakit keluarga yang aman, terpercaya, dan terjangkau pada
setiap lapisan masyarakat.

2. Misi Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar :


a. Meningkatkan kuantitas & kualitas pelayanan secara profesional.
b. Menciptakan suasana lingkungan rumah sakit yang sehat, indah, asri
penuh rasa kekeluargaan.
c. Meningkatkan kualitas performa sumber daya manusia demi terciptanya
mutu pelayanan yang lebih baik.
d. Menyediakan sarana & prasarana pelayanan di dalam mendukung pola
pelayanan yang optimal.

3. Falsafah Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar :


Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan berlandaskan pada patient
oriented.

4. Tujuan Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar :


a. Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, bermutu, dan efisien
kepada pasien;
b. Menjadikan rumah sakit yang berkualitas;
c. Memberikan kepuasaan pelayanan terhadap pasien;
d. Sumber daya manusia professional, berkomitmen dan menjunjung tinggi
nilai-nilai spiritual;
e. Growth Management untuk memperluas jangkauan pelayanan.

5. Motto Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar :


Kami Peduli dan Kami Melayani (We Care and We Serve).

3
6. Nilai Rumah Sakit Bhakti Rahayu Denpasar mengikuti prinsip-prinsip Good
Coorporate Governancee yaitu :
a. Transparansi;
b. Akuntabilitas;
c. Responsibilitas;
d. Integritas;
e. Keadilan.

4
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM BHAKTI RAHAYU DENPASAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi RSU Bhakti Rahayu

5
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT CLAIMER

Struktur Organisasi unit claimer ditetapkan melalui proses evaluasi, analisa dan telaah dengan mempertimbangkan peningkatan
mutu pengklaiman dan mengantisipasi perubahan standar pengklaiman yang ditetapkan oleh Rumah Sakit.

Gambar 5.1. Struktur Organisasi unit claimer

6
BAB VI
URAIAN TUGAS

Dalam pelaksanaan Pengklaiman di RSU Bhakti Rahayu Denpasar dipimpin oleh


seorang Kepala Tim dibantu oleh 4 orang pelaksana.
Adapun job description antara lain:

A. Kepala Instalasi Farmasi


Kepala TimRSU Bhakti Rahayu Denpasar adalah seorang tenaga yang
diberi wewenang dalam membantu melaksanakan tugas operasional dan
pengklaiman di RSU Bhakti Rahayu Denpasar.
Uraian Tugas :
1. Menjalankan dan memantau pelaksanaaan Formularium RSU Bhakti
Rahayu Denpasar. Mengkoordinir, mengawasi, mengendalikan dan
memberi petunjuk kepada bawahannya dalam melaksanakan tugasnya
masing-masing;
2. Merencanakan, mengorganisir dan mengarahkan kebijakan-kebijakan
dan prosedur farmasi dalam hubungannya dengan pengembangan
kebijakan rumah sakit;
3. Mengontrol, mengawasi dan mengendalikan persediaan perbekalan
farmasi secara terus-menerus dengan menggunakan sistem yang cocok
guna menjamin tersedianya stok yang memadai;
4. Memeriksa daftar pesanan perbekalan farmasi yang dibuat sebelum
dilakukan pemesanan ke distributor resmi;
5. Mengawasi, mengendalikan dan bertanggung jawab atas ketelitian,
ketepatan dan kerahasiaan perbekalan farmasi yang diserahkan kepada
pasien;
6. Bekerja sama dan menjalin hubungan kerja yang baik dan harmonis
dengan satuan organisasi atau karyawan lainnya yang berkaitan dalam
pelaksanaan tugasnya;
7. Mengajukan penyesuaian tenaga dan sarana yang dibutuhkan untuk
menjamin kelancaran kegiatan instalasi farmasi;

7
8. Mengkoordinir pertemuan dan rapat koordinasi dengan bawahan
secara periodik dan setiap kali diperlukan;
9. Mengamati dengan seksama, menyeleksi, memilih bawahan yang lebih
berpotensi untuk mendapatkan bimbingan, pelatihan, serta penambahan
ilmu pengetahuannya untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit;
10. Menilai prestasi kerja dan kemampuan bawahannya;
11. Mengajukan promosi, mutasi, kenaikan gaji berkala, memberikan
penghargaan, teguran serta mengambil tindakan disipliner yang
diperlukan.

Tanggung Jawab :
1. Memastikan bahwa Formularium Obat RSU Bhakti Rahayu Denpasar
telah dilaksanakan;
2. Memberi penilaian kepada Apoteker Pendamping, Tenaga Teknis
Kefarmasian, dan Administrasi Farmasi.

Wewenang :
1. Mengelola Instalasi Farmasi berdasarkan standar pelayanan farmasi
rumah sakit;
2. Menandatangani daftar pesanan perbekalan farmasi;
3. Menandatangani Surat Pesanan Perbekalan Farmasi;
4. Menandatangani laporan narkotika dan psikotropika;
5. Menandatangani laporan pemakaian obat generik;
6. Memberikan penilaian terhadap karyawan di instalasi farmasi;

Syarat Jabatan :
1. Pendidikan minimal Sarjana Farmasi + Profesi Apoteker;
2. Memiliki Sertifikat Kompetensi yang diperbaharui setiap 5 tahun;
3. Wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA);
4. Wajib memiliki Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA);
5. Terdaftar di organisasi profesi;
6. Memiliki pengalaman kerja di Instalasi Farmasi minimal 2 tahun;

8
7. Mampu melakukan pelayanan kefarmasian;
8. Mampu mengorganisir seluruh kegiatan kefarmasian;
9. Mampu mengoperasikan komputer dan program rumah sakit;
10. Mampu berkomunikasi dengan baik dengan atasan, rekan kerja, bawahan
dan petugas bagian lain.

B. Sub Perencanaan Kebutuhan


Untuk merencakan segala kebutuhan perbekalan farmasi di Instalasi
Farmasi, maka diperlukan seorang Apoteker yang mana sebagai Kepala Instalasi
Farmasi untuk merencanakan kebutuhan perbekalan kefarmasian.
1. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal;
2. Menyiapkan perencanaan kebutuhan rutin perbekalan farmasi secara
harian;
3. Melakukan pemilihan perbekalan farmasi yang dibutuhkan;
4. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan.

C. Sub Penerimaan dan Penyimpanan


Sub Penerimaan dan Penyimpanan Instalasi Farmasi RSU Bhakti Rahayu
Denpasar adalah seorang tenaga yang diberi wewenang dalam membantu
melaksanakan proses penerimaan, penyimpanan hingga pendistribusian obat dan
alat kesehatan dengan supervisi dari apoteker dan asisten apoteker di Instalasi
Farmasi RSU Bhakti Rahayu Denpasar.
Uraian Tugas :
1. Melakukan penerimaan barang datang;
2. Melakukan penyimpanan barang;
3. Pemenuhan barang habis di farmasi berdasarkan buku
purchase request dari Instalasi Farmasi.

Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas distribusi obat dari gudang ke instalasi farmasi.

Syarat Jabatan :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya (D III Farmasi atau Asisten
Apoteker);

9
2. Wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian
(STRTTK);
3. Wajib memiliki Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK);
4. Mampu melakukan pelayanan kefarmasian;
5. Mampu mengoperasikan komputer dan program rumah sakit.

D. Sub Pelayanan dan Mutu


Sub Pelayanan dan Mutu Instalasi Farmasi RSU Bhakti Rahayu Denpasar
merupakan seorang tenaga yang diberi wewenang dalam menajaga mutu
pelayanan yang terbaik dengan supervisi dari apoteker di Instalasi Farmasi RSU
Bhakti Rahayu Denpasar.
Uraian Tugas :
Melakukan pemantauan mutu pelayanan kefarmasian.

Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas tercapainya mutu pelayanan yang baik di Instalasi
Farmasi.

Syarat Jabatan :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya (Sarjana Farmasi + Profesi
Apoteker dan/atau DIII Farmasi);
2. Wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) dan/atau Surat
Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK);
3. Wajib memiliki Surat Ijin Praktek Apoteker dan/atau Surat Izin Kerja
Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK);
4. Mampu melakukan pelayanan kefarmasian;
5. Mampu mengoperasikan komputer dan program rumah sakit.

E. Pelaksana
Pelaksana di instalasi farmasi adalah seorang tenaga asisten apoteker yang
diberi wewenang dalam membantu melaksanakan keadministrasian dan
koordinasi pelayanan di Instalasi Farmasi RSU Bhakti Rahayu Denpasar.
Uraian Tugas :

10
1. Melakukan pemesanan kebutuhan perbekalan farmasi
harian;
2. Menyusun obat sesuai sistem yang berlaku di rumah
sakit;
3. Menyiapkan modal untuk penjualan perbekalan farmasi;
4. Menelaah resep yang masuk ke instalasi farmasi;
5. Menyiapkan resep pasien rawat inap dan rawat jalan;
6. Menghitung biaya pelayanan yang telah diberikan pada
pasien;
7. Menghitung dosis obat;
8. Menyiapkan obat racikan puyer, kapsul, salep dan bedak;
9. Menjalankan formularium yang berlaku;
10. Menyerahkan obat kepada pasien;
11. Memberikan informasi dasar terkait obat pada pasien;
12. Menyelesaikan kelengkapan administrasi pasien
tanggungan perusahaan atau asuransi sesuai mekanisme penagihan
masing-masing perusahaan atau asuransi;
13. Melayani pembayaran pemeriksaan penunjang;
14. Membuat laporan penerimaan uang setiap shiftnya;
15. Membuat laporan penunjang lain yang ditugaskan oleh apoteker;
16. Menyiapkan obat Unit Dose bagi pasien rawat inap di ruangan
keperawatan;
17. Memasukkan data obat pasien rawat inap ke computer;
18. Melakukan stock opname sesuai jadwal yang telah
ditetapkan

Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas kinerja pelayanan rawat inap dan pelayanan rawat jalan.

Wewenang :
Mengkonfirmasikan obat yang tidak jelas kepada dokter

11
Syarat Jabatan :
1. Memiliki ijazah sesuai dengan pendidikannya (D III Farmasi atau Asisten
Apoteker);
2. Wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Tenaga Teknis Kefarmasian
(STRTTK);
3. Wajib memiliki Surat Izin Kerja Tenaga Teknis Kefarmasian (SIKTTK);
4. Mampu melakukan pelayanan kefarmasian;
5. Mampu mengoperasikan komputer dan program rumah sakit.

F. Administrasi
Pelaksana Administrasi Instalasi Farmasi RSU Bhakti Rahayu Denpasar
adalah seorang tenaga yang diberi wewenang dalam membantu melaksanakan
keadministrasian dan koordinasi pelayanan di Instalasi Farmasi RSU Bhakti
Rahayu Denpasar.
Uraian Tugas :
1. Membantu distribusi obat ke unit-unit yang memerlukan dengan cepat dan
tepat;
2. Menginput obat pasien rawat jalan dan rawat inap sesuai sistem yang
berlaku di rumah sakit;
3. Pelayanan pasien pulang ,retur obat dan obat pulang;
4. Rekap dan arsip resep narkotika dan psikotropika;
5. Rekap nota obat pasien rawat jalan, pasien rawat inap yang pulang (pasien
umum dan BPJS)
6. Melakukan pengarsipan yang dibutuhkan di Instalasi Farmasi.
Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas distribusi obat untuk pelayanan rawat inap dan pelayanan
rawat jalan.

12
Wewenang :
Memberikan input distribusi obat yang baik dalam pelayanan rawat jalan dan
rawat inap

Syarat Jabatan :
1. Pendidikan minimal SLTA/Sederajat;
2. Mempunyai ijazah yang lengkap;
3. Mampu berkomunikasi dengan baik;
4. Teliti;
5. Mampu mengoperasikan komputer dengan baik.

13
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Tata hubungan kerja di Instalasi Farmasi RSU Bhakti Rahayu Denpasar


dimulai dari Direktur RSU Bhakti Rahayu Denpasar yang membawahi Kepaa
Divisi Penunjang Medis. Kepala Divisi Penunjang Medis membawahi Kepala
Instalasi Farmasi. Kepala Instalasi Farmasi dalam seluruh pelayanan kefarmasian
yang diberikan ke pada pasien maupun dokter. Dalam hal pelayanan kefarmasian
Kepala Instalasi Farmasi yaitu apoteker, dibantu oleh apoteker pendamping,
tenaga teknis kefarmasian (asisten apoteker), dan administrasi farmasi.

Gambar 7.1. Tata Hubungan Kerja Instalasi Farmasi RSU Bhakti Rahayu
Denpasar

Pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi RSU Bhakti Rahayu Denpasar


dilaksanakan selama 24 jam dalam 3 shift. Hubungan tata kerja di Instalasi
Farmasi bersifat garis komunikasi, koordinasi dan informasi dalam pelaksanaan
kegiatan. Dilakukan melalui pertemuan dan atau surat dinas.

14
Instalasi farmasi menyediakan data-data sebagai bahan komunikasi,
koordinasi dan informasi yang dibutuhkan unit-unit dalam pelayanan rawat inap
dan rawat jalan serta keuangan dan manajemen dalam mengambil keputusan.
Instalasi farmasi menyediakan perbekalan farmasi sesuai kebutuhan masing-
masing unit dalam pelayanan rawat jalan dan rawat inap.

15
BAB VIII
STANDAR KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI

Dalam upaya mempersiapkan tenaga farmasi yang handal, perlu kiranya


melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang
tepat bagi instalasi farmasi. Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM,
yaitu proses mengantisipasi dan menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam
dan ke luar Instalasi Farmasi. Tujuannya adalah mendayagunakan sumber-sumber
tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang tepat dapat disediakan
sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan. Perencanaan bertujuan
untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan instalasi farmasi dalam
mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.

A. Kualifikasi SDM
Tenaga kerja di instalasi farmasi terdiri dari apoteker, tenaga teknis
kefarmasian, dan administrasi farmasi yang memiliki kualifikasi masing-
masing. Kualifikasi tenaga kerja tersebut yaitu :
1. Apoteker
a. Lulusan S1 farmasi + apoteker;
b. Memiliki Sertifikat Kompetensi;
c. Memiliki STRA;
d. Memiliki SIPA;
e. Memiliki jiwa kepemimpinan;
f. Mampu mengorganisir kegiatan kefarmasian;
g. Dapat berkomunikasi dengan baik.

2. Tenaga Teknis Kefarmasian


a. Lulusan SMF/D3 Farmasi;
b. Memiliki STRTTK;
c. Memiliki SIKTTK;
d. Dapat melakukan pekerjaan kefarmasian;
e. Dapat menggunakan computer;

16
f. Dapat berkomunikasi dengan baik.

3. Administrasi Farmasi
a. Minimal lulusan SMA atau sederajat;
b. Mempunyai ijazah lengkap;
c. Dapat menggunakan komputer;
d. Dapat berkomunikasi dengan baik.

B. Distribusi Ketenagaan
Tenaga kerja di instalasi farmasi terdistribusi dalam beberapa bagian yaitu :
1. Kepala Instalasi Farmasi : 1 Orang (Apoteker);
2. Apoteker Pendamping : 2 Orang ;
3. Tenaga Teknis Kefarmasian (Asisten Apoteker) :
Terdiri dari 3 shift dengan pembagian :
a. Shift pagi : 1 orang
b. Shift sore : 2 orang
c. Shift malam : 1 orang
4. Tenaga Teknis Kefarmasian Gudang : 2 Orang;
5. Administrasi Farmasi : 4 Orang

Fungsi utama dari Instalasi Farmasi adalah memberikan pelayanan


kefarmasian yang baik kepada pasien, baik pasien rawat jalan maupun rawat inap.
Farmasi rumah sakit merupakan departemen di dalam Rumah sakit yang dipimpin
oleh seorang Apoteker. Apoteker adalah administrator rumah sakit di segala
persoalan tetang penggunaan obat. Kriteria Pelayanan farmasi antara lain:
1. Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh seorang apoteker;
2. Pelayanan kefarmasian diselenggarakan dan dikelola oleh apoteker
yang mempunyai pengalaman minimal 2 tahun di bagian rumah sakit;
3. Apoteker telah terdaftar di Depkes dan mempunyai surat ijin kerja;
4. Pada pelaksanaannya, apoteker dibantu oleh tenaga ahli madya
farmasi dan tenaga menengah farmasi;
5. Kepala instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap
segala aspek hukum dan peraturan-peraturan baik terhadap pengawasan
distribusi maupun administrasi barang;

17
6. Setipa saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk
melangsungkan dan mengawasi pelayanan kefarmasian dan harus ada
pendelegasian wewenang yang bertanggung-jawab jika kepala farmasi
berhalangan hadir;
7. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan
dengan kebutuhan;
8. Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi mahasiswa fakultas
farmasi atau tenaga farmasi lainnya, harus ditunjuk apoteker yang memiliki
kualifikasi pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya pelatihan tersebut;
9. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang
terkait dengan pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan
kerja yang dihasilkan dalam meningkatkan mutu pelayanan.

Dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di rumah sakit, Apoteker dibantu


oleh Asisten Apoteker yang telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK). Keputusan
Menteri Kesehatan No. 679/MENKES/SK/V/2003, tentang Peraturan Registrasi
dan Izin Kerja Asisten Apoteker, yaitu :
1. Surat Izin Asisten Apoteker adalah bukti tertulis atas kewenangan yang
diberikan kepada pemegang Ijazah Sekolah Asisten Apoteker atau Sekolah
Menengah Farmasi, Akademi Farmasi dan Jurusan Farmasi, Politeknik
Kesehatan, Akademi Analis Farmasi dan Makanan, Jurusan Analis Farmasi
serta Makanan Politeknik Kesehatan untuk menjalankan Pekerjaan
Kefarmasian sebagai Asisten Apoteker;
2. Surat Izin Kerja Asisten Apoteker adalah bukti tertulis yang diberikan kepada
pemegang Surat Izin Asisten Apoteker untuk melakukan pekerjaan
Kefarmasian disarana kefarmasian.
Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian dilaksanakan oleh tenaga farmasi
profesional yang berwewenang berdasarkan undang-undang, memenuhi
persyaratan baik dari segi aspek hukum, strata pendidikan, kualitas maupun
kuantitas dengan jaminan kepastian adanya peningkatan pengetahuan,
keterampilan dan sikap keprofesian terus menerus dalam rangka menjaga mutu

18
profesi dan kepuasan pelanggan. Kualitas dan rasio kuantitas harus disesuaikan
dengan beban kerja dan keluasan cakupan pelayanan serta perkembangan dan visi
rumah sakit.

Analisa kebutuhan tenaga


Analisa kebutuhan tenaga disusun berdasarkan beban kerja pelayanan,
dimana beban kerja tersebut tergantung pada kapasitas tempat tidur/BOR, jumlah
resep per hari, dan volume perbekalan farmasi. Untuk kebutuhan tempat tidur
idalnya 30 tempat tidur dipegang oleh 1 apoteker. Jumlah ketenagaan Instalasi
Farmasi disusun setahun sekali berdasarkan data tahun berjalan dan perkiraan
perkembangan tahun yang dianggarkan.

19
BAB IX
SELEKSI KARYAWAN BARU DAN PROGRAM ORIENTASI

A. Seleksi Karyawan Baru


Seleksi karyawan dilakukan melalui proses penarikan calon karyawan.
Seleksi karyawan adalah proses menyeleksi pelamar, sehingga Instalasi Farmasi
dapat memperoleh karyawan yang paling sesuai dengan tuntutan jabatan yang
diinginkan. Penarikan calon adalah aktivitas atau usaha yang dilakukan untuk
mengundang para pelamar sebanyak mungkin sehingga Instalasi Farmasi
memiliki kesempatan yang luas untuk menemukan calon yang paling sesuai
dengan tuntutan jabatan yang diinginkan.
Penarikan calon dilakukan karena berdasarkan analisa kebutuhan tenaga,
ditemukan jumlah pasien dan kegiatan tidak seimbang dengan jumlah tenaga yang
ada. Calon berasal dari luar rumah sakit dan diseleksi sesuai persyaratan di rumah
sakit.
Proses penarikan calon dari luar RS dapat dilakukan dengan cara :
1. Dari mulut ke mulut.
2. Iklan media cetak.
3. Lembaga-lembaga pendidikan

Bentuk tes yang dilakukan terdiri atas :


1. Tes Tertulis
Tes tertulis diberikan dalam bentuk pilihan ganda terdiri dari 50 soal,
dengan materi soal ilmu kefarmasian. Batas kelulusan adalah 75 % benar.

2. Tes Keterampilan
Tes ketrampilan yang diujikan merupakan praktek langsung meracik
obat untuk menilai ketelitian, kerapian dan kecepatan dalam meracik obat.

20
3. Tes Wawancara
Tes ini dilakukan untuk mengetahui peminatan terhadap
penyelenggaraan instalasi farmasi, pandangan terhadap penyelenggaraan
instalasi farmasi yang berorientasi terhadap kepuasan pelanggan.

4. Tes Kesehatan
Tes kesehatan harus dilakukan di Rumah Sakit Bhakti Rahayu. Tes
kesehatan meliputi pemeriksaan radiologi, tes darah dan pemeriksaan urin.

B. Program Orientasi Karyawan Baru


Dalam upaya meningkatkan mutu kualitas sumber daya manusia di RSU
Bhakti Rahayu Denpasar, maka untuk calon karyawan diadakan orientasi umum
dibawah tanggung jawab Divisi HRD dan Bagian Diklat selama 1 (satu) hari.
Adapun materi yang diberikan antara lain:
1. Profil rumah sakit yang berisi informasi mengenai Profil Kepemimpinan
RS, sejarah RSU Bhakti Rahayu Denpasar, Visi, Misi, Motto, Nilai-Nilai
Perusahaan, Struktur Organisasi, serta Jenis Pelayanan RSU Bhakti
Rahayu Denpasar;
2. Hak dan Kewajiban Karyawan;
3. Penampilan dan cara berpakaian, serta sikap dan perilaku kerja di RSU
Bhakti Rahayu Denpasar;
4. Hospital Tour dan perkenalan dengan direksi dan seluruh staff di
lingkungan RSU Bhakti Rahayu Denpasar.
Bila karena suatu kondisi yang tidak memungkinkan materi umum
diberikan secara lengkap sesuai dengan batas waktu, maka materi yang tersisa
akan diberikan pada sela-sela waktu orientasi khusus. Pelaksanaannya akan diatur
oleh bagian diklat setelah berkoordinasi dengan pemberi materi dan unit kerja
yang bersangkutan.
Setiap tenaga baru di Instalasi Farmasi wajib melaksanakan orientasi
khusus dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Instalasi Farmasi menetapkan
jadwal kegiatan orientasi, materi orientasi, laporan kegiatan, absensi selama
orientasi, serta penilaian dan evaluasi hasil orientasi pada setiap kegiatan yang
dilaksanakan. Materi yang diberikan di unit kerja farmasi meliputi :

21
1. Penjelasan mengenai falsafah, tujuan, visi, misi dan struktur organisasi
Unit Farmasi RS Kasih Ibu Denpasar;
2. Penjelasan mengenai protap dan dokumen pendukung unit farmasi;
3. Sosialisasi uraian tugas unit farmasi;
4. Sosialisasi sistim kerja, wewenang, tanggung jawab dan hubungan kerja
unit farmasi;
5. Sosialisasi sarana dan prasarana kerja unit farmasi;
6. Praktek/simulasi sistem kerja unit farmasi;
7. Evaluasi kegiatan orientasi.

Penilaian dilakukan berdasarkan hasil monitoring selama orientasi yang


meliputi :
1. Penilaian kedisiplinan dalam menghadiri setiap sesi orientasi;
2. Penilaian kemampuan dalm bidang pengetahuan dan praktek
kefarmasian;
3. Penilaian kemampuan umum terkait rumah sakit, seperti
penggunaaan program komputer dan tarif-tarif pelayanan.

22
Hari
Materi PIC
ke-
- Struktur Organisasi Farmasi
Kepala Instalasi
1 - Tata Tertib Internal Farmasi
Farmasi
- Tugas Dan Fungsi Aa Pelaksana

- Spo Rawat Inap Dan Sistem Pengadaan Barang


2 Apoteker
- Tata Letak Ruangan

- Spo Rawat Jalan


3 Apoteker
- Peraturan Pt/Asuransi/Rekan Kerja
-Metode Penyampaian Permasalahan/Pengamprahan
4-6 Alat/Sarana Apoteker
- Hak dan kewajiban karyawan

7-11 - Praktek Lapangan Apoteker


Kepala Instalasi
12 Post Test Farmasi dan
Apoteker

Tabel 9.1. Jadwal Orientasi Karyawan Baru

C. SASARAN
Sasaran yang ditargetkan pada orientasi ini adalah calon petugas farmasi
memperoleh nilai yang baik. Standar ini ditetapkan dengan alasan ingin
mendapatkan petugas farmasi yang siap kerja, profesional, mandiri dan memiliki
rasa tanggung jawab yang tinggi serta mampu memberikan pelayanan dengan
baik.

23
BAB X
PENILAIAN KINERJA KARYAWAN

A. Penilaian Kinerja Karyawan


Penilaian kinerja adalah proses formal yang dilakukan untuk mengevaluasi
tingkat pelaksanaan pekerjaan atau unjuk kerja seorang karyawan dan
memberikan umpan balik untuk tingkat kinerja. Penilaian kinerja mencakup faktor
– faktor antara lain :
1. Pengamatan, yang merupakan proses menilai dan menilik prilaku yang
ditentukan oleh sistem kerja
2. Ukuran, yang dipakai mengukur prestasi kerja seorang karyawan
dibanding dengan uraian pekerjaan yang telah ditetapkan untuk karyawan
tersebut.
3. Pengembangan, yang bertujuan untuk memotivasi karyawan mengatasi
kekurangannya dan mendorong yang bersangkutan untuk mengembangkan
kemapuan dan potensi yang ada pada dirinya.

Penilaian kinerja pada dasarnya mempunyai dua tujuan utama yaitu :


1. Penilaian Kemampuan Personal
Merupakan tujuan yang mendasarkan dalam rangka penilaian karyawan secara
individual, yang dapat digunakan sebagai informasi untuk penilaian efejtivitas
manajemen sumber daya manusia
2. Pengembangan Personel
Sebagai informasi untuk pengambilan keputusan untuk pengembangan
karyawan seperti promosi, mutasi, terminimalasi, dan penyesuaian kompensasi

Secara spesifik penilaian kinerja bertujuan antara lain untuk :


1. Mengenali SDM yang perlu dilakukan pembinaan
Kegiatan penilaian kinerja adalah membandingkan hasil karya yang
dilakukan karyawan dengan standar prestasi kerja yang telah ditetapkan
sebelumnya, bila dari hasil penialian ini ternyata karyawan yang bersangkutan
masih jauh atau belum dapat mencapai tolak ukur yang ditetapkan itu, maka

24
mungkin salah satu penyebabnya adalah masih belum sepenuhnya karyawan
tersebut melaksanakan disiplin kerja, sering mangkir atau sering menunda-
nunda pekerjaan. Dengan sering tidak disiplinnya karyawan, target
penyelesaian pekerjaan tidak pernah tercapai. Dari data Penilaian ini,
pimpinan dapat meningkatkan pembinaan karyawan tersebut, terutama
pembinaan disiplin kerja yang akhir-akhir ini mungkin sudah mulai kendur.
Atau mungkin pula yang bersangkutan kurang mempunyai motivasi dan
semangat kerja. Bila setelah dilakukan pembinaan disiplin ternyata hasil
penilaian kinerja yang bersangkutan pada periode penilaian berikutnya masih
belum baik, maka Pimpinan perlu untuk mempertimbangkan kemungkinan
dilakukan mutasi atau rotasi kerja ke bidang pekerjaan lain yang cocok dengan
minimal karyawan sehingga dapat meningkatkan keahlian dan motivasi kerja
karyawan.
2. Menentukan kriteria tingkat pemberian kompensasi
Dengan angka-angka dan nilai yang diperoleh dari penilaian kinerja, maka
dapat ditentukan pemberian kompensasi untuk karyawan yang bersangkutan
sesuai dengan tabel gaji Pokok Karyawan yang telah disahkan oleh Ketua
Pengurus Yayasan Salus Infirmorum. Bila penilaiannya jelek dan
dipertimbangkan maka pemberian kompensasi akan ditunda sampai penilaian
periode berikutnya.
3. Memperbaiki kualitas pelaksanaan pekerjaan
Dari hasil penilaian kinerja dapat diketahui kira-kira kelemahan yang
dipunyai oleh seorang karyawan. Apabila kualitas dan kuantitas pelaksanaan
pekerjaan selama ini ternyata dibawah standar, maka karyawan tersebut perlu
mendapatkan bimbingan dan perhatian khusus untuk meningkatkan kinerja.
Perhatian dan bimbingan berkesinambungan tentang technical know how
bagaimana cara melakukan pekerjaan harus secara langsung dipraktekkan
sampai yang bersangkutan dalam waktu tidak terlalu lama dapat memperbaiki
kuantitas dan kualitas pelaksanaan pekerjaan.
Bila hasil penilaian menunjukkan bahwa karyawan tersebut masih belum
berhasil mencapai target yang diinginkan karena kurang trampil dalam

25
bekerja, karyawan tersebut perlu diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan
pengembangan keterampilan. Tetapi bila karyawan tersebut berhasil mencapai
target yang dibebankan kepadanya, maka yang bersangkutan dapat diberi
tugas-tugas baru dengan wewenang dan tanggung jawab yang lebih besar.
Mungkin keberhasilan yang dicapainya ini dapat dijadikan dasar untuk
promosi jabatan yang lebih tinggi ataupun mutasi (alih tugas) ke tempat-
tempat yang orang-orangnya potensial.
4. Bahan perencanaan manajemen program SDM masa datang
Dari penilaian kinerja yang dilakukan terhadap para karyawan, pimpinan
dapat membuat perencanaan SDM untuk pelatihan dan peningkatan karier
karyawan pada organisasi. Hasil penilaian dapat digunakan untuk
mengembangkan SDM mana yang cocok untuk menduduki posisi yang ada.
Disamping itu dengan terjadinya penggeseran SDM, maka mungkin terjadi
pula kekosongan-kekosongan dalam bagian tertentu yang perlu diisi segera.
Maka pimpinan bidang SDM perlu pula membuat program rekruitmen SDM
baru guna mengisi lowongan yang tersedia.
5. Memperoleh umpan balik atas hasil prestasi karyawan
Hasil penilaian kinerja yang dilaksanakan oleh pimpinan terhadap masing-
masing personel, dapat digunakan untuk pengembangan SDM. Disamping itu
juga dapat untuk memperbaiki kondisi kerja yang selama ini mungkin belum
mendukung tercapainya prestasi kerja yang tinggi bagi yang bersangkutan.
Yang juga penting dari hasil penilaian kinerja adalah memberikan kesempatan
bagi karyawan untuk memperoleh umpan balik tentang sampai dimana prestasi
yang telah dicapainya selama ini. Demikian pula sebaliknya pimpinanpun
dapat pula mengetahui prestasi keberhasilan dirinya dalam membina dan
memimpin karyawan yang menjadi bawahannya. Oleh karena itu, penilaian
kinerja ini dapat pula dijadikan cerminimal keberhasilan pimpinan dalam
melakukan tugasnya selama periode tertentu. Karena prestasi Karyawan turut
menentukan prestasi yang dicapai seorang Pimpinan.

26
B. Teknis Penilaian Kinerja Karyawan
Penilaian kinerja karyawan RSU Bhakti Rahayu menggunakan format
“PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN” (terlampir) yang terbagi dalam 3 (tiga)
bagian yaitu:
1. Halaman /lembar pertama berisi “ LAPORAN PENILAIAN” tentang data-
data Karyawan, Absensi, yang diisi oleh Bagian Kepegawaian dan untuk
perubahan berdasarkan hasil penilaian diisi oleh Pejabat Penilai.
2. Lembar 2 (kedua) Faktor-faktor yang menguatkan, diisi oleh atasan langsung
(pejabat penilai). Dibagian ini atasan langsung (pejabat penilai) menuliskan
hal-hal positif atau kelebihan dari Karyawan yang dinilai, berdasarkan nilai
terbaik atau tertinggi yang diperoleh Karyawan yang bersangkutan. Beri nilai
0 hingga 3 untuk masing-masing faktor penilaian yang ada pada kolom
penilaian tersebut dan setiap faktor dijumlah untuk mendapatkan hasil nilai
terakhir dengan pengertian :
a. Nilai 0-5 berarti JELEK;
b. Nilai 6-10 berarti DIPERTIMBANGKAN;
c. Nilai 11-15 berarti BAIK;
d. Nilai 16-20 berarti Sangat Baik.
3. Lembar 3 (ketiga) SARAN DAN HASIL WAWANCARA pada/halaman
lembar ini ada dua bagian terdiri dari :
a. Saran untuk Karyawan
Pada bagian ini atasan langsung (pejabat penilai) menuliskan saran untuk :
- Pengembangan
1) Saran untuk pengembangan karyawan yang bersangkutan
berkenaan dengan kekurangan yang masih ada pada karyawan yang
bersangkutan.
2) Saran tentang kemampuan khusus yang dimiliki oleh karyawan
yang perlu untuk dikembangkan.
- Kemungkinan Mutasi/Promosi

27
Pada bagian atasan langsung (pejabat penilai) memberikan masukan, jika
ada kemungkinan bagi karyawan yang bersangkutan untuk dimutasikan
atau dipromosikan.

b. Laporan Wawancara
Bagian ini terdiri dari 3 unsur penting yaitu :
- Komentar/saran dari Karyawan yang dinilai, bagian ini harus diisi
langsung oleh Karyawan yang bersangkutan sekaligus sebagai bukti bahwa
karyawan tersebut benar telah dinilai secara obyektif. Komentar dan saran
yang diberikan adalah berkenaan dengan hasil penilaiannya saja.
- Kesimpulan penilai
Bagian ini diisi oleh atasan langsung (pejabat penilai) yang berisi tentang
kesimpulan dari seluruh proses penilaian yang telah dilaksanakan dan
rekomendasi atas hasil penilaian yang ada.
- Tanggal Wawancara
Pada bagian ini atasan langsung (pejabat penilai) menuliskan tanggal,
bulan dan tahun berapa penilaian /wawancara dilakukan.

C. Tanda Tangan Para Pihak


Setelah selesai proses penilaian dilaksanakan, atasan langsung (pejabat
penilai) dan karyawan yang dinilai wajib menandatangani berikut nama
terangnya. Lalu diteruskan ke wakil direktur untuk ditandatangani berikut nama
terangnya.

28
BAB XI
PERTEMUAN RUTIN INSTALASI FARMASI

A. Rapat Rutin
Rapat Rutin diselenggarakan pada :
1. Waktu : Setiap Bulan, Minggu terakhir.
2. Jam : 13.00 s/d selesai.
3. Tempat : Instalasi Farmasi.
4. Peserta :
Ka. Instalasi Farmasi dan seluruh staf Farmasi yang sedang tidak bertugas.
5. Materi :
a. Evaluasi kinerja dan SDM Instalasi Farmasi
b. Evaluasi terhadap materi dan pelaksanaan pelayanan Farmasi
c. Perencanaan dan upaya peningkatan kinerja SDM di Instalasi Farmasi.
d. Rekomendasi dan usulan untuk peningkatan kinerja pelayanan Instalasi
Farmasi
6. Kelengkapan Rapat :
a. Undangan;
b. Absensi rapat;
c. Notulen rapat;
d. Laporan/rekomendasi/usulan kepada pimpinan.

B. Rapat Insidentil
Rapat Insidentil diselenggarakan pada :
1. Waktu : Sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu
dibahas dan diselesaikan segera.
2. Jam : Sesuai undangan
3. Tempat : Sesuai undangan
4. Peserta :
Ka. Instalasi Farmasi dan seluruh staf Farmasi yang sedang tidak bertugas.
5. Materi : Sesuai dengan masalah yang perlu dibahas.

29
6. Kelengkapan Rapat :
a. Undangan;
b. Absensi rapat;
c. Notulen rapat;
d. Laporan/rekomendasi/usulan kepada pimpinan.

30
BAB XII
PELAPORAN

A. Laporan Harian
Laporan harian instalasi farmasi meliputi :
1. Laporan resep rawat jalan dan rawat inap;
2. Laporan insiden kejadian pasien;
3. Laporan kekosongan stok obat.

B. Laporan Bulanan
Laporan bulanan terdiri dari laporan intern dan extern :
1. Laporan intern yaitu laporan persentase waktu tunggu obat,
laporan uang resep, laporan stok opname, dan laporan kekayaan Instalasi
Farmasi.
2. Laporan extern dilaporkan ke Dinas Kesehatan terdiri dari :
a. Laporan penggunaan obat narkotika
b. Laporan penggunaan obat psikotropika
c. Laporan penggunaan
obat generik

C. Laporan Triwulan
Laporan triwulan yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSU Bhakti Rahayu
Denpasar, yaitu laporan penggunaan obat generik yang akan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kota Denpasar.

D. Laporan Tahunan
Laporan tahunan yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSU Bhakti Rahayu
Denpasar, yaitu laporan amanjemen dan review penggunan obat selama setahun.

31
Lampiran 1.

Format PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN


Nomor : ………/PK/……/…………. Denpasar, ...............................
Lampiran : Daftar Penilaian Prestasi
Perihal : Laporan Penilaian Prestasi Karyawan
Periode …………………………….
LAPORAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Jabatan :
Menerangkan bahwa:
Nama :
Pendidikan :
Jabatan/ unit :
Mulai Bekerja :
Jumlah Absensi :
Terdiri dari :
- Istirahat : ................ hari
- Izin meninggalkan pekerjaan : ................. hari
- Cuti melahirkan : .................. hari
- Terlambat : ................. hari

Setelah menjalankan tugas selama tahun bulan


Maka Saudara tersebut dinilai :
a. Baik untuk diperpanjang masa kontrak
b. Tidak baik untuk diperpanjang masa kontrak
c. Baik untuk diangkat sebagai karyawan Tetap
d. Baik untuk diangkat sebagai karyawan tetap
e. Tidak baik untuk diangkat sebagai karyawan tetap
f. Baik untuk diberikan kenaikan gaji berkala / Golongan
g. Tidak Baik untuk diberikan kenaikan gaji berkala / Golongan
Demikianlah agar dapat dimaklumi dan atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.

Hormat kami,
.....................

32
I. TINGKAT PRESTASI
( Berilah tanda (x) pada prestasi yang sesuai)

FAKTOR PENILAIAN NILAI KET


1. KUALITAS :
 Secara konsisten menampilkan mutu yang lebih dari yang ditentukan. 3
 Mutu hasil pekerjaan sesuai dengan yang telah ditentukan. 2
 Mutu hasil pekerjaan dapat diterima, walaupun agak sering membuat 1
kesalahan. 0
 Mutu hasil pekerjaan meragukan, jauh dari apa yang diharapkan
2. KUANTITAS : 3
 Terus menerus melebihi beban pekerjaan yang telah ditentukan. 2
 Kadang-kadang melapaui beban pekerjaan yang telah ditentukan
1
 Terus menerus sesuai dengan beban pekerjaan yang telah ditentukan
 Sering gagal menyelesaikan beban pekerjaan. 0

3. KEMAMPUAN BEKERJA SENDIRI


 Dapat bekerja sendiri baik untuk pekerjaan rutin maupun tugas khusus 3
 Dapat bekerja sendiri, tetapi untuk tugas khusus masih memerlukan 2
pengawasan.
1
 Dapat bekerja sendiri dalam tugas rutin.
 Harus selalu diawasi. 0

4. INISIATIP

 Menampilkan banyak ide produktif dan banyak berprakarsa dalam 3


tugasnya. 2
 Kadang-kadang menampilkan ide produktif dan berprakarsa dalam
1
tugasnya.
 Dapat melaksanakan pekerjaan rutin tanpa menunggu petunjuk 0
 Untuk dapat memulai pekerjaan rutin pun biasanya menunggu perintah.

33
5. KERJASAMA :

 Mudah diajak bekerja sama sekaligus dapat mengajak orang untuk bekerja 3
sama. 2
 Mudah diajak bekerja sama dan bersedia memberi bantuan kepada
1
kelompoknya.
 Tidak selalu dapat bekerja sama 0
 Sukar untuk bekerja sama.
6. TANGGUNG JAWAB :

 Penuh tanggung jawab baik terhadap penyelesaian tugasnya sendiri maupun 3


tugas kelompoknya.
 Tugas yang menjadi tanggung jawabnya sendiri diselesaikan dengan baik.
2
 Kadang-kadang lalai terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
 Enggan melakukan pekerjaan. 1
0
7. SIKAP TERHADAP PEKERJAAN & LINGKUNGAN KERJA

 Minat terhadap pekerjaannya sangat baik. Resposif terhadap kritik dan


3
petunjuk yang diterimanya. Tidak pernah melanggar peraturan dan tata
tertib yang berlaku.
 Semangat kerja dan hasratnya untuk berkembang cukup baik. Sikapnya
biasa dalam menerima petunjuk, kritik dan saran. Hampir tidak pernah 2
melanggar peraturan tata tertib Rumah Sakit yang berlaku.
 Kadang-kadang menunjukkan sikap acuh tak acuh terhadap petunjuk dan
kritik. Kurang menunjukkan hasrat untuk menyempurnakan karyanya. 1
Beberapa kali melakukan pelanggaran kecil terhadap peraturan-peraturan
yang berlaku.
 Bekerja tidak dengan sepenuh hati, acuh dan seolah-olah tugasnya dirasakan
sebagai beban. Sangat lamban dalam kemampuan belajarnya. Pernah
mendapat Surat Peringatan I. 0
TOTAL SCORE SELURUHNYA

Nilai Score :

 16-20 : Sangat baik  6-10 : Dipertimbangkan


 11-15 : Baik  0-5 : Jelek

34
II. SARAN-SARAN

1. Untuk pengembangan :
a. Untuk pengembangan yang bersangkutan lebih lanjut, apa saran yang diperlukan untuk
memperbaiki kekurangannya.?

b. Kemampuan khusus apa yang dimiliki oleh yang bersangkutan yang kiranya perlu
dikembangkan.?

c. Untuk maksud tersebut diatas, training apa yang dibutuhkan?

2. Kemungkinan Mutasi/Promosi :

b. Bila yang bersangkutan dapat dipertimbangkan untuk dinaikkan jabatannya, jabatan


mana yang Saudara rasa tepat baginya.

c. Jika yang bersangkutan dianggap perlu untuk dipindahkan, pekerjaan apa yang kiranya
sesuai baginya.

III. LAPORAN WAWANCARA

35
1. Komentar / saran-saran Karyawan yang dinilai terhadap wawancara dan penilaian :

2. Kesimpulan penilai :

3. Wawancara dilakukan pada tanggal, : ……………………………………..

Tanda tangan Tanda tangan Tanda tangan


Penilai Atasan Penilai Karyawan yang dinilai

(…………) (………………..) (………………………..)

36

Anda mungkin juga menyukai