MAKANAN KADALUARSA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5 - 3 D IV A
Jl. Hang Jebat III Blok F3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12120
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga makalah dengan judul “Makanan Kadaluarsa ” dapat diselesaikan.
Perlu disadari bahwa penyusunan makalah ini tidak dapat selesai tanpa bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Kami menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun guna kesempurnanya makalah kami ini, Terimakasih.
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan pangan dan olahan nya memiliki batas waktu untuk bisa terus digunakan,
karena pada dasarnya semua bahan baku makanan berasal dari makhluk hidup yang
memiliki usia/life time. Faktor-faktor yang akan mempengaruhi lama tidaknya suatu
bahan pangan dan olahannya dapat digunakan dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya: faktor intrinsik bahan pangan, faktor pengolahan, faktor ekstrinsik, faktor
implisit dan faktor makanan itu sendiri. Berbagai upaya manusia dilakukan untuk
memperpanjang life time tersebut, misalnya dengan cara pengawetan ataupun dikemas
sedemikian rupa agar bisa bertahan.
B. Tujuan
Memahami Makanan Kadaluwarsa
Memahami Tanda Waktu Kadaluwarsa dan Implikasinya
Memahami cara Tolak Ukur Kadaluwarsa
Mengetahui cara Daya Simpan Seberapa Bahan Makanan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kadaluwarsa
Dari beberapa makanan kaleng yang yang berhubungan dengan bahaya timbulnya
keracunan, ditemukan beberapa kejanggalan sebagai berikut :
Penggunaan label tidak berbahasa Indonesia dan tidak menggunakan huruf latin,
terutama produk impor
Label yang ditempel tidak menyatu dengan kemasan
Tidak mencantumkan keterangan komposisi dan berat bersih
Tidak ada kode barang MD, ML atau P-IRT dan acuan kecukupan gizi yang tidak
konsisten dan tidak mencantumkan waktu kadaluwarsa
Tidak dicantumkannya alamat produsen atau importir bagi produknya
Makanan kaleng yang sudah mulai mengaiami kerusakan dapat dilihat dari kondisi
kaleng yang sudah mengalami penggembungan. Namun, ada juga yang tidak terdekteksi
dari luar, karena kedua ujung kaleng datar. Kerusakan produk makanan kaleng yang perlu
diwaspadai, dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Flat Sour, permukaan kaleng tetap datar tapi produknya sudah bau asam yang menusuk.
Ini disebabkan aktivitas spora bakteri tahan panas yang tidak terhancurkan selama proses
sterilisasi. Flipper, permukaan kaleng kelihatan datar, namun bila salah satu ujung kaleng
ditekan, ujung lainnya akan cembung.
Springer, salah satu ujung kaleng sudah cembung secara permanen, sedang ujung yang
lain sudah cembung. Jika ditekan akan cembung ke arah berlawanan.
Soft Swell, kedua ujung kaleng sudah cembung, namun belum begitu keras sehingga
masin bisa ditekan sedikit ke daiam.
Hard Swell, kedua ujunn permukaan kaleng cembung dan begitu keras sehingga tidak
bisa ditekan ke dalam oleh ibu jari.
Kiat sehat mengkonsumsi makanan kaleng, paling tidak mempertimbangkan lima
hal berikut :
Jangan mengkonsumsi makanan kaleng yang dicurigai sudah menunjukkan tanda-tanda
kerusakan, seperti kaleng kembung, berkarat, penyok, dan bocor. Makanan dalam kaleng
sebaiknya dipanaskan sampai mendidih selama 10 menit sampai 15 menit sebelum
dikonsumsi, Bacalah label secara seksama dan perhatikanlah tanggal kadaluwarsa. Demi
keamanan, pilihlah produk yang belum melampaui tanggal kadaluwarsa. Makanan kaleng
yang sudah dibuka harus digunakan secepatnya karena keawetannya sudah tak sama
dengan produk awalnya. Bila dicurigai adanya kebusukan, makanan kaleng tersebut harus
dibuang.
susu cokelat 16 12
bahan cokelat 24 24
Cokelat putih 16 24
Wafer cokelat 12 9
Cokelat berlemak 12 9
Sumber : kusnandar (2004);
Seperti diterangkan dalam peraturan kepala BPOM RI No. HK. 03.1.5.12.11. Tahun 2011
tentang pendaftaran pangan olahan dijelaskan bahwa :
Keterangan kadaluarsa merupakan batas akhir suatu pangan olahan dijamin mutunya
sepanjang penyimpananya mengikuti petunjuk yang diberikan produsen.
Produsen wajib mencantumkan keterangan kadaluarsa pada label pangan
Keterangan kadaluarsa dicantumkan pada label dengan mendahului tulisan “baik
digunakan sebelum”
Keterangan kadaluarsa untuk pangan olahan yang daya simpannya sampai dengan
3(tiga) bulan dinyatakan dalam tanggal, bulan dan tahun
Keterangan kadaluarsa untuk pangan olahan yang daya simpannya lebih dari 3(tiga)
bulan dinyatakan dalam bulan dan tahun
Keterangan kadaluarsa dapat dicantumkan terpisah dari tulisan “baik digunakan
sebelum”, akan tetapi harus disertai dengan petunjuk tempat pencantuman tanggal
kadaluwarsa
Jika tanggal kadaluwarsa sangat dipengaruhi oleh cara penyimpanan maka
petunjuk/cara penyimpanan harus dicantumkan pada label dan berdekatan dengan
keterangan kadaluwarsa,
contoh : “ baik digunakan sebelum 10-11 jika disimpan pada suhu 5 -7 ”
Pangan olahan yang tidak perlu mencantumkan keterangan tanggal kadaluarsa, yaitu:
Minuman beralkohol jenis anggur(wine)
Minuman yang mengandung alcohol lebih dari 10%
Cuka
Gula(sukrosa)
Roti dan kue yang mempunyai masa simpan kurang dari atau sama dengan 24 jam
Kriteria kadaluwarsa beberapa produk pangan
Mekanisme penurunan
Produk Kriteria kadaluwarsa
mutu
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Anwar,dkk (1989:45) Upaya hygiene dan sanitasi makanann harus
mendasar pada enam prinsip upaya pemilihan bahan makanan, upaya pengumpulan
bahan makanan,upaya pengolahan makanan.upaya pengangkutan makann, upaya
penyimpanan makanan,upaya penyajian makanan.
Batas kadaluarsa merupakan tanggal waktu/batasan waktu yang dikeluarkan oleh
produsen bahwa makanan tersebut masih aman untuk di konsumsi. Penetapan batas
kadaluarsa umumnya telah memperhitungkan tenggat waktu makanan tersebut dapat
dikonsumsi. Tanda kadaluwarsa harus jelas dan pada tempat yang mudah dibaca.
Beberapa tanda dapat ditemukan pada makanan yang sudah melewati batas
kadaluwarsanya seperti ada perubahan pada rasa, bau, warna, tekstur, kekentalan ataupun
pada kemasannya.
DAFTAR PUSTAKA