Anda di halaman 1dari 15

PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK DI INDUSTRI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sanitasi Industri Dan K3

Dosen Mata kuliah:

Agus Joko Susanto, SKM.M.KKK

Indah Restiaty, SKM, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 6 Tingkat 4 STr A

Istigfaratri Kusumadewi M P21335118025

Renaldi Ardiya H P213351180xx

Silma Salsabilla S P21335118062

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II


PROGRAM STUDI SARJANA SANITASI LINGKUNGAN
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120
Telp. 021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769
E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

KATA PENGANTAR..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Tujuan........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5

2.1 Pengertian Sampah Anorganik..................................................................5

2.2 Pengelolaan Sampah Anorganik...............................................................5

2.3 Jenis-Jenis Sampah Anorganik dan Pemanfaatannya...............................7

BAB III PENUTUP..............................................................................................11

3.1 Kesimpulan..............................................................................................11

LAMPIRAN..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Sanitasi Industri dan K3”. Sebagai tugas dan bahan
diskusi, yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Sampah Anorganik.

Kami berterima kasih kepada para dosen yang telah membeikan arahan dan
bantuan, kami menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan
tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh Karena itu melalui kesempatan ini
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata penulis haturkan permohonan maaf atas segala maaf, bila penyusunan
Makalah ini dianggap kurang berkenan, terutama oleh pihak dianggap dirugikan
dan lain-lain. Oleh karena itu keritikan yang bersikap konstruktis senantiasa kami
harapkan, baik dari pembimbing maupun yang membaca Makalah ini agar kami
dapat memperbaiki diri.

Oleh sebab itu akibat segalah kekurangan isi Makalah kami, kami ucapkan banyak
terimakasih jika ada segalah kritik dan saran dari berbagai pihak pembaca.
Semoga Tuhan yang Maha Esa senantiasa membalas kebaikan yang telah
diperbuat dan memaafkan setiap kekeliruan yang telah kami lakukan. Kami
menyadari bahwa Makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh sebab itu kami
akan sangat berterima kasih sekirahnya mendapatkan masukan untuk
menyempurnakan.

Jakarta, Juli 2021

Kelompok 6

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah adalah sisa suatu usaha atau kegiatan manusia yang berwujud padat baik berupa
zat organik maupun anorganik yang bersifat dapat terurai maupun tidak terurai dan
dianggap sudah tidak berguna lagi sehingga dibuang ke lingkungan (Nasih, 2010:1).

Definisi sampah menurut UU-18/2008 adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat. Sampah merupakan salah satu permasalahan yang
dihadapi oleh banyak kota di seluruh dunia. Semakin tingginya jumlah penduduk dan
aktivitasnya, membuat volume sampah terus meningkat. Akibatnya, untuk mengatasi
sampah diperlukan biaya yang tidak sedikit dan lahan yang semakin luas. Pengelolaan
sampah dimaksudkan agar sampah tidak membahayakan kesehatan menusia dan tidak
mencemari lingkungan. Pengelolaan sampah juga diakukan untuk memperoleh manfaat
atau keuntungan bagi manusia.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sampah anorganik
2. Untuk mengetahui pengelolaan sampah anorganik
3. Untuk mengetahui jenis-jenis sampah anorganik dan pemanfaatannya

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sampah Anorganik


Sampah anorganik atau sampah kering atau sampah non-hayati adalah sampah yang
sukar atau tidak dapat membusuk, seperti logam, kaleng, plastik, kaca, dan
sebagainya. Seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan pola hidup,
komposisi jenis sampah anorganik, khususnya di kota besar semakin banyak hampir
menyentuh di angkat 40-50% (Hasil Studi BPPT-JICA, 2007).

Secara umum memang jenis sampah terbagi dua, jenis sampah organik yang dapat
diolah dengan pengomposan, dan jenis sampah anorganik yang sulit untuk
dikomposkan. Kedepannya diharapkan jenis sampah anorganik ini dapat dipilah lebih
spesifik lagi menjadi jenis sampah anorganik yang dapat didaur ulang, jenis sampah
anorganik yang tidak dapat didaur ulang (residu), dan sampah jenis B3. Pemilahan
sampah di sumber akan mempengaruhi kualitas input sampah yang akan didaur ulang
dan memudahkan proses pengolahan sampah selanjutnya. Oleh karena itu pemilahan
sampah di sumber harus dilakukan untuk mencapai keberhasilan pengelolaan.
Kegiatan pemilahan sejak dari sumber penghasil sampah diwajibkan sesuai dengan
amanah UndangUndang Pengelolaan Sampah No.18 Tahun 2008. Walaupun kegiatan
pemilahan dapat dilakukan di Tempat Pembuangan Sampah, akan tetapi tidak efektif
karena menambah beban operasional operator TPS dan mempengaruhi kualitas input
daur ulang sampah.

2.2 Pengelolaan Sampah Anorganik


Pengolahan sampah anorganik yang dapat didaur ulang diantaranya adalah memilah
secara spesifik seperti memilah kertas, botol, kaleng, logam, plastik, dll. Kemudian
dapat dilakukan pemadatan (pengepressan) agar dapat dikirim ke pelaku daur ulang
tingkat lanjut yang berlokasi dekat dengan lokasi TPS. Selain itu, pengolahan sampah
dapat juga dilakukan dengan mencacah plastik hingga ukuran kecil kemudian dicuci
dan dikeringkan. Tahap selanjutnya plastik yang sudah berukuran kecil tersebut dapat
diolah dengan proses pemanasan sehingga dapat dibentuk menjadi produk yang kita
inginkan. Skema tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut ini

2
Aktivitas yang direkomendasikan untuk dapat dilakukan dalam program pembuangan
sampah 3R antara lain pemilahan secara spesifik yang dilakukan sejak dari sumber,
pemadatan/pengepresan hingga volume terkecil di lokasi TPS, dan kemudian
dikirimkan atau dijual ke pelaku usaha daur ulang terdekat untuk proses lanjutan. Jadi
pada tahap Perencanaan Awal, perlu dilakukan pemetaan terhadap pelaku 3R lainnya
yang berada di lokasi sekitar TPS, diutamakan pelaku yang merupakan warga yang
menjadi area pelayanan TPS. Masyarakat juga dapat memanfaatkan bank sampah
yang berada di lokasi terdekat untuk dapat menabung sampah anorganik daur ulang
nya.

Harga dan jenis sampah anorganik yang dikirim atau dijual ke pelaku usaha daur
ulang dapat beraneka ragam, bergantung pada pelaku usaha daur ulang di lingkungan

3
setempat. Semakin baik (bersih) kualitas sampah yang dipilah maka semakin tinggi
nilai jual sampah anorganik tersebut sehingga residu sampah yang dihasilkan semakin
sedikit.. Pelaku daur ulang sampah yang dimaksud di atas diantaranya lapak/bandar
pengepul sampah anorganik atau bahkan bisa juga dikirimkan ke bank sampah yang
sudah memiliki skala daya tampung yang besar.

2.3 Jenis-Jenis Sampah Anorganik dan Pemanfaatannya


1. Plastik
Plastik yang dikumpulkan oleh pelaku usaha daur ulang dapat berupa alat-alat
rumah tangga yang berbahan plastik seperti ember pecah, gayung, tempat
makanan yang sudah tidak dipakai, kemasan dan lain sebagainya. Sampah plastik
dapat dilelehkan menjadi bijih plastik sebagai bahan dasar produk baru. Jenis
sampah plastik yang dapat didaur ulang secara spesifik ditunjukkan pada tabel

4
2. Logam

Logam yang dapat didaur ulang bisa berupa kaleng, potongan besi, alumunium,
kuningan, tembaga, seng, dll. Sampah logam ini dapat dilelehkan menjadi bahan
dasar produk baru. Kaleng baja 100% dapat didaur ulang karena siklus hidupnya
tidak akan pernah berakhir. Perlakuan kaleng bekas tergantung jenis kegunaan
wadahnya. Kaleng cat harus dibersihkan dari sisa-sisa catnya dengan kertas koran
dan biarkan kering, kemudian bisa dimanfaatkan kembali sebagai pot bunga dan
sebagainya. Kaleng yang mengandung aerosol, seperti parfum dan cat semprot
harus ditangani hati-hati, jangan ditusuk atau digepengkan. Untuk kaleng drum
bisa dimanfaatkan sebagai tempat sampah atau pot. Sebagai contoh, logam yang
dapat dikumpulkan untuk didaur ulang seperti yang ditunjukkan pada Gambar
berikut ini.

3. Kertas/kardus

5
Sampah kertas atau kardus yang dapat didaur ulang ada bermacammacam. Mulai
kertas/kardus yang kecil dan tipis seperti kardus susu bubuk, kardus tebal seperti
duplex, hingga kertas HVS dan tetrapack. Sampah kertas dapat dihancurkan dan
dibuat bubur kertas sebagai bahan dasar produk baru. Contoh kertas dan kardus
yang dapat didaur ulang ditunjukkan pada Gambar berikut.

4. Kaca
Sampah kaca yang dapat dikumpulkan untuk didaur ulang dapat berupa botol
kaca, gelas kaca atau pun potongan-potongan kaca seperti yang ditunjukkan pada
Gambar sebagai contoh. Sampah kaca di tangan pendaur ulang dapat dihancurkan
dan dilebur menjadi bahan bauk untuk produk baru.

5. Sampah kain

Sampah kain bisa digunakan untuk cuci motor atau sebagai bahan baku kerajinan.
Pakaian yang sudah tidak terpakai, tapi masih layak pakai bisa disumbangkan
kepada yang membutuhkan, atau dijual dengan harga miring. Sisa kain atau kain

6
perca juga dimanfaatkan untuk banyak aplikasi bisa selimut, tutup dispenser,
magic jar, dan lainnya.

Banyak sektor informal yang telah memanfaatkan sampah anorganik menjadi


kerajinan tangan. Sampah anorganik seperti sampah kemasan kopi, kemasan
sabun, gelas plastik telah banyak dimanfaatkan menjadi bahan baku tas, sandal,
payung dan kerajinan tangan lainnya. Contoh bentuk pemanfaatan sampah
anorganik menjadi barang daur ulang sebagai hasil kerajinan tangan ditunjukkan
oleh gambar dibawah ini.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami di alam, oleh karena itu
perlu dilakukan pengeolaan dan pengolahan terhadap sampah anorganik ini
dimanapun, baik di sarana dan prasarana publik, industri, rumah sakit, rumah
tangga, fasilitas pelayanan pubik, dan instansi-instansi lainnya. Ada berbagai
macam jenis sampah anorganik yang dapat diolah, didaur ulang atau dilebur
kembali menjadi produk baru yaitu sampah kertas, kaleng, plastik, kaca, kain,
logam dll.

8
LAMPIRAN

CHECKLIST INSPEKSI PENGELOLAAN SAMPAH ANORGANIK DI INDUSTRI

Nama Industri
Alamat Industri
Jenis Industri
Luas Lahan Industri
Petugas Inpeksi
Tanggal Inpeksi

I. PENGETAHUAN

No Pernyataan Benar Salah


1 Apakah Industri harus menyediakan fasilitas
pemilahan sampah
2 Sampah yang dihasilkan di industry apakah anorganik
(Kaca, kaleng, plastic)
3 Akibatnya yang ditimbulkan jika sampah tidak
dikelola dengan baik adalah terjangkitnya berbagai macam
penyakit
4 Benda tajam harus diolah dengan insinerator bila
memungkinkan, dan dapat diolah bersama dengan
limbah infeksius lainnya
5 Sampah dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insinerator
pirolitik (pyrolytic incinerator), rotary kiln, dikubur secara
aman, sanitary landfill,
6 Kantong sampah anorganik tajam, B3 padat harus aman
dari jangkauan manusia maupun binatang.

9
7 Limbah dengan kandungan mercuri atau kadmium tidak
boleh dibakar atau diinsinerasi karena berisiko mencemari
udara
8 Dilakukan pemilahan sampah organic, anorganik, B3
antara limbah yang dapat dimanfaatkan kembali dengan
limbah yang tidak dapat dimanfaatkan kembali

II. KETERSEDIAAN FASILITAS

TIDA
NO KETENTUAN YA KET
K
KRITERIA BANGUNAN TPS
1 Apakah luas TPS lebih besar dari 200 m2 ?
2 Apakah TPS yang tersedia kuat?
3 Apakah TPS yang tersedia dilengkapi tutup?
4 Apakah TPS yang tersedia kedap air
5 Apakah TPS dilengkapi dengan unit penghasil gas bio,
gudang, zona penyangga, dan tidak mengganggu
estetika serta lalu lintas?
6 Apakah TPS ditempatkan di lokasi yang mudah bagi
petugas pengumpul dan pengangkut untuk masuk dan
keluar dari lokasi pengambilan?
7 Apakah TPS mudah dan efektif untuk dibersihkan?
PEMILAHAN, PEWADAHAN SAMPAH
8 Apakah dilakukan kembali pemilahan antar sampah
anorganik ? (logam, kaleng, plastik, kaca, kertas, botol
dsb)
9 Apakah wadah penampung sampah diberi keterangan
jenis sampah dengan warna yang berbeda-beda
10 Apakah dilakukan pemadatan/pengepresan menjadi
volume terkecil sebelum dikirimkan atau dijual
kepelaku usaha daur ulang untuk proses lanjutan?
11 Apakah sampah anorganik yang sudah dipilah dilakukan
pembersihan dengan maksud mengurangi residu pada
sampah dan juga meningkatkan nilai jual?
PENGANGKUTAN SAMPAH
12 Apakah memiliki jadwal rutin dalam melakukan
pengangkutan untuk mencegah penumpukan?
13 Apakah pengangkutan sampah dilakukan setiap hari

10
atau kurang sehari jika 2/3 bagian telah terisi.
14 Saat mengangkut apakah petugas menggunakan APD
dengan lengkap
15 Apakah trolly pengangkut sampah yang digunakan
dalam keadaan baik/tidak bocor

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Tth. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sampah. BAPELKES: Cikarang.

Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Direktorat Pengembangan


Penyehatan Lingkungan Permukiman Tahun 2017 Tentang Petunjuk Teknis TPS 3R Tempat
Pengolahan Sampah 3R

Ramlan, Jamaludin. Sumihardi. 2018. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan: Sanitasi Industri
dan K3. Jakarta: BPPSDMK Kemenkes RI

Suryano, Hadi. Yulianto. 2018. Bahan Ajar Kesehatan Lingkungan: Praktek Kerja Industri.
Jakarta: BPPSDMK Kemenkes RI

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2016 Tentang Standar
Dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri

Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Padat Karya, Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (Tps 3r). Nomor : 03/Se/Dc/2020.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik Indonesia No 03/Prt/M/2013 Tentang


Penyelenggaraan Prasarana Dan Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah
Tangga Dan Sampah Sejenis Rumah Tangga.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah

12

Anda mungkin juga menyukai