Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

“PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA GANET”

Disusun Oleh :

Nama : Ainiyyah Dwi Salsabila


Nim : PO723320 765
Kelas : 2A SANITASI

Dosen Pengampu : Veronika A Simbolon, MK


Instruktur : Mutia Yuhesti, S.KM

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGPINANG

PROGRAM STUDI DIII SANITASI

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya sehingga
dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengolahan Sampah” ini. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua.

Saya sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas Mata
Kuliah Pencemaran Lingkungan. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak
berbagai hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat pertolongan-Nya, saya
berusaha dan bersabar sehingga Alhamdulillah saya mampu mengatasi semuanya.

Tanjungpinang, 21 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Tujuan Observasi…………………………………..………………………………...2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................3
2.1 Pengertian Sampah......................................................................................................3
2.2 Tempat Pembuangan Akhir Sampah...........................................................................4
2.3 AIR LINDI..................................................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................6
3.1 Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Ganet.......................................................6
3.2 IPL DAN IPLT ( Instalasi Pengelohan Lindi dan Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja).................................................................................................................................7
3.3 Pengomposan………………………………………………………………………...8
3.4 PENGENDALIAN GAS.............................................................................................9
3.5 Pemanfaatan Plastik Sampah Menjadi Paving Blok....................................................9
3.6 Mengolah Sampah Menjadi Bahan Bakar………………………………………….10
BAB IV PENUTUP…………...……………………………………………………………...11
4.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………11
4.2 Saran………………………………………………………………………………..12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sampah (refuse) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan
yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis
(karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat.
Sumber sampah bisa bermacam-macam, diantaranya adalah: dari rumah tangga,
pasar, warung, kantor, bangunan umum, industri, dan jalan. Perkembangan dan
pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan mengakibatkan daerah
pemukiman semakin luas dan padat. Peningkatan aktivitas manusia, lebih lanjut
menyebabkan bertambahnya sampah. Faktor yang mempengaruhi jumlah sampah
selain aktivitas penduduk antara lain adalah: jumlah atau kepadatan penduduk,
sistem pengelolaan sampah, keadaan geografi, musim dan waktu, kebiasaan
penduduk, teknologi serta tingkat sosial ekonomi (Depkes RI., 1987).
Persoalan sampah tidak henti hentinya untuk dibahas, karena berkaitan
dengan pola hidup serta budaya masyarakat itu sendiri. Olehnya penanggulangan
sampah bukan hanya urusan pemerintah semata akan tetapi penanganannya
membutuhkan partisipasi masyarakat secara luas. Dalam hal penanganan sampah
dapat diasumsikan bahwa laju produksi sampah tidak sebanding dengan proses
penanganannya. Hal tersebut tentu memacu pemerintah daerah untuk lebih awal
memikirkan bagaimana strategi yang efisien dalam menanggulangi masalah
persampahan. Dalam kapasitas kota sebagai sumber pemenuhan kebutuhan
manusia maka sudah selayaknya untuk menyediakan berbagai sarana dan
prasarana yang memadai dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui
pengelolaan persampahan yang baik.Sampah merupakan salah satu permasalahan
kompleks yang dihadapi oleh negara-negara berkembang maupun negara-negara
maju di dunia, termasuk Indonesia.

1
2

Permasalahan sampah bukan lagi sekedar masalah kebersihan dan


lingkungan saja, akan tetapi sudah menjadi masalah sosial yang berpotensi
menimbulkan konflik (Damanhuri, 2010). Sistem pengolahan sampah di
Indonesia umumnya masih terbilang tradisional ini seringkali akhirnya berubah
menjadi praktek pembuangan sampah secara sembarangan tanpa mengikuti
ketentuan teknis di lokasi yang sudah ditentukan. Pengelolaan sampah saat ini
berdasarkan UU No 18 Tahun 2008 dan PP No 81 Tahun 2012 di lakukan dengan
dua fokus utama yakni pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan
sampah seperti yang di jelaskan di dalam UU maupun PP yang telah disebutkan
dilakukan mulai dari sumber sampah sampai pada pengelolaan akhir. Pada
dasarnya pengolahan sampah difokuskan pada TPS (Tempat pengolahan
sementara) dan TPA (Tempat Pengelolaan Akhir) yang sudah ditentukan oleh
pemerintah setempat, hal ini sebenarnya belum terlalu efektif dalam hal
penanganan sampah.

1.2 Tujuan Observasi


1. Untuk Mengetahui Pengelolaan Sampah Yang Ada di TPA DI Ganet.
2. Untuk Mengetahui Gambaran Pengelolaan IPLT di TPA Ganet.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah


Menurut American Public Health Association, sampah (waste) diartikan
sebagai suatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang
dibuang, berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Menurut
Mustofa (2000) sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untukmaksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian, barang rusak atau
bercacat dalam pembikinan atau materi berkelebihan atau ditolak atau buangan.

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani


sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir Secara garis besar,
kegiatan pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbunan sampah, pengumpulan
sampah, transfer dan transport, pengolahan, dan pembuangan akhir (Sejati, 2009).
Pengelolaan sampah menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 adalah suatu
kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
pengurangan dan penanganan. Pengurangan sampah meliputi kegiatan pembatasan
timbunan, pendaur ulangan sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Adapun
penanganan sampah meliputi kegiatan pemilahan, pengumpulan, pengangkutan,
pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah. Adapun tujuan dari pengelolaan sampah
adalah meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan
sampah sebagai sumber daya.

a. Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2018 sampah adalah sisa


kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.
b. Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah
sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan
sendirinya (Candra, 2006)

3
4

c. Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga,


perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri, puing
bahan bangunan, dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor. Sampah
merupakan hasil samping yang sudah tidak terpakai (Sucipto, 2012)

2.2 Tempat Pembuangan Akhir Sampah


Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, maka sampah didefinisikan sebagai
suatu zatatau benda-benda yang tidak terpakai lagi yang bersumber dari aktivitas
manusia dan proses alam baik yang bersifat zat organik dan zat anorganik yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan.Menurut SNI 03-3241-1994, tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
adalah saranafisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah berupa
tempat yangdigunakan untuk mengkarantina sampah kota secara aman.

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) adalah tempat untuk memroses


danmengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusiadan
lingkungan.Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) adalah tempat
mengkarantinakan sampahatau menimbun sampah yang diangkut dari sumber sampah
sehingga tidak mengganggulingkungan.Pembuangan sampah akhir adalah tahap
pelaksanaan dimana sampah dari kendaraan-kendaraan pengangkut dibuang ke
tempat pembuangan yang telah ditentukan.

2.3 AIR LINDI


Air lindi adalah suatu cairan yang dihasilkan dari pemaparan air hujan di
timbunan sampah. Cairan ini sangat berbahaya dan beracun bagi lingkungan karena
mengandung konsentrasi senyawa organik maupun senyawa anorganik tinggi, yang
terbentuk dalam landfill (sistem pengelolaan sampah dengan cara membuang dan
menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya
dengan tanah) akibat adanya air hujan yang masuk ke dalamnya. Selain itu, cairan
tersebut juga dapat mengandung unsur logam, yaitu seng (Zn) dan raksa (Hg). Air
5

lindi dalam kehidupan sehari-hari dapat dianalogikan seperti seduhan teh yang
membawa materi tersuspensi dan terlarut dari produk degradasi sampah. Cairan itu
dapat diproses menjadi biogas dan pupuk cair. Hal ini disebabkan karena air tersebut
mengandung berbagai macam bahan organik, yaitu nitrat dan mineral.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Ganet


Pemrosesan Akhir Sampah di TPA Ganet di awali dengan sampah yang
dibawa oleh lori/truk. Selanjutnya dilakukan penimbangan kotor, setelah ditimbang
lori/truk menuju ke titik bongkar untuk melakukan pembongkaran. Setelah dibongkar
sampah dilakukan pemilahan yang dilakukan oleh petugas TPA dan pemulung
disekitar. Lori/truk yang telah kosong dilakukan penimbangan lagi untuk
menghasilkan berat lori/truk yang membawa sampah tersebut. Lori pengangkutan
sampah di TPA ganet terbagi menjadi dua yaitu : lori umum dan lori dinas.

Berat lori/truk yang membawa sampah dikurang dengan berat lori/truk kosong
maka akan mendapatkan hasil sampah yang dibawa.Sampah yang dipilah yaitu
sampah bahan organik dan non organik, seteah dilakukan pemilahan selama 15 menit
sampah di dorong dengan alat berat yaitu buldoser, selanjutnya sampah yang
didorong tersebut dinaikkan ke tumpukan yang paling atas dengan menggunakan
eskavator kemudian diratakan sampai berbentuk trap/sel, selanjutnya dirapatkan
dengan tanah, penimbunan di TPA Ganet dilakukan 1 minggu sekali, selanjutnya
dilakukan pmasangan instalasi gas metana. Pada setiap tahunnya sampah bisa
menghasilkan 80-90 ton .

Manfaat penimbunan sampah yaitu :

 Mengurangi bau
 Mencegah penyebaran sampah
 Kontrol kelembaban sampah
 Pencegahan penyebaran gas metan

Setelah dilakukan penimbunan dengan tanah barulah dipasang pipa untuk


menangkap gas metan. Pemasangan pipa tersebut untuk menghindari terjadinya

6
7

ledakan akibat, maka akan menimbulkan ledakan jika gas metan keluar ke udara
bebas dan terkekna udara panas akan menghasilkan gas CO2.

3.2 IPL DAN IPLT ( Instalasi Pengelohan Lindi dan Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja)
Di TPA Ganet terdapat 2 IPL :

 IPL 1 untuk menampung air lindi di zona 1,2 dan 3


 IPL 2 untuk menampung air lindi di zona 4

Proses yang terjadi di IPL 2 yaitu :

IPL 2 terdapat 9 bak

1. Air Lindi
2. Bak Inlet
3. Bak Aerob 1
4. Bak Aerob 2
5. Bak Aerob 3
6. Bak Aerob 4
7. Bak Fakultatif 1
8. Bak Fakultatif 2
9. Bak Maturasi
10. Bak Outlet

Sistem IPL yang digunakan di TPA Ganet dilakukan secara biologi, di TPA
Ganet dilakukan pengukuran pH dan suhu yang dilakukan pengukurannya setiap hari,
sedangkan pengukuran COD dilakukan 1 bulan sekali pada bak inlet dan outlet. Di
IPL 2 terdapat 2 sumur pantau yang berfungsi sebagai indikator.

IPLT 2 ini di bangun ada tahun 2015, pengolahan yang dilakukan di IPLT 2
yaitu pengolahan secara biologi. Lumpur tinja yang dibawa lori/truk dibawa ke TPA
Ganet, setelah sampai di TPA Ganet dibawa ke IPLT 2 untuk dilakukan pengolahan,
selanjutnya proses lumpur tinja yaitu sebagai berikut :
8

Bak Inlet

Bak Anaerob

Bak Fakultatif

Bak Maturasi

3.3 Pengomposan
Pengomposan dilakukan dua kali Pengolahan yaitu Pengolahan pencacahan
dan Pengolahan kedua yaitu penghalus. Sampah organik dari zona 2 dibawa ke rumah
kompos untuk diolah menjadi kompos.

Cara Pembuatan Pengomposan :

1. Sampah organik dimasukkan ke dalam mesin untuk dilakukan proses


pencacahan
2. Setelah dilakukan pencacahan sampah organik di oven menggunakan plastik
selama 3 minggu
3. Kemudian dianginkan dan dibolak balik seminggu sekali sampai kering
sekitar 1 bulan
4. Setelah kering kompos dimasukkan ke dalam mesin penghalus
5. Setelah kompos tersebut halus dilakukan pengayakan
6. Terakhir kompos dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam karung
7. Kompos siap dipakai

Didalam adonan kompos tidak ada campuran apa-apa melainkan murni


sampai organic. Kompos yang dihasilkan tidak diperjual belikan, tetapi dimanfaatkan
oleh TPA dan DISPERKIM.
9

3.4 PENGENDALIAN GAS


Sumber Sampah akan menghasilkan sampah yang secara kuantitas disebut
timbulan sampah . Timbulan sampah merupakan banyaknya sampah yang dapat
dinyatakan dalam satuan berat ataupun volume. Jumlah dan komposisi sampah
yang timbul dari berbagai provinsi di Indonesia sangat bervariasi dan tergantung
pada aspek ekonomi,social,budaya, dan gaya hidup Masyarakat. Timbunan
sampah juga bisa menghasilkan gas maka dari itu pada proses pengendalian gas
di TPA Ganet sudah memiliki pipa-pipa pengangkap gas yang ditanam dilahan
penimbunan sampah dengan pipa penangkap gas dipasang secara progresif ke
atas sesuai dengan ketinggian sampah yang dicapai . Pemasangan pipa untuk gas
metan ini cenderung dilakukan karena lebih berpotensi jadi energy alternative di
Tanjung Pinang, karena selain volume sampah yang besar, energy ini juga sudah
dialirkan kerumah tangga sekitar TPA dengan jarak yang lumayan jauh.

3.5 Pemanfaatan Plastik Sampah Menjadi Paving Blok


Di TPA Ganet sampah plastic yang menjadi ancaman bagi penduduk
bumi ternyata bisa di olah menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan menjadi
produk berdaya guna dan bernilai jual. Bahan yang digunakan untuk
pembuatan paving block yaitu campuran plastik dan pasir.
Cara pembuatan :
1. Dibutuhkan 1 kilogram sampah plastik dicampur dengan pasir sebanyak 1
kilogram.
2. Tahap awal, siapkan bahan berupa kompor, dandang, air dan cetakan.
3. Kemudian tuangkan oli ke dalam dandang dan panaskan di atas kompor.
Setelah oli mendidih, baru bahan baku berupa plastik dimasukkan.
4. Lalu diaduk hingga meleleh.
5. Tambahkan bahan pembantu berupa pasir, setelah diaduk dan dimasukkan
ke dalam cetakan dilakukan pres supaya lebih padat dan kuat.
6. Setelah dicetak, ditekan baru dimasukkan ke bak air untuk pendingin
( dilakukan selama 212 jam )
10

Proses pembuatan paving blok bisa menghasilkan sebanyak 6-7


keping setiap harinya Pembuatan paving blok ini juga merupakan upaya yang
baru dalam mengurangi penggunaan sampah plastic.

3.6 Mengolah Sampah Menjadi Bahan Bakar


Di TPA Ganet mengolah sebagian sampah menjadi bahan bakar
Sampah yang diolah menjadi bahan bakar ialah sampah plastik bening
termasuk plastik bekas pembungkus baju. Sebelum dimasak, sampah- sampah
plastik terlebih dulu dibersihkan menggunakan air lalu dijemur sampah
kering. Sampah plastik yang sudah bersih dan kering kemudian akan
dimasukkan ke dalam tabung besi untuk diproses. Pemrosesan pembuatan
Bahan Bakar Minyak (BBM) pada TPA ganet menggunakan alat yang
namanya virolisis. Pada pembuatan ini dibutuhkan 10 kilogram sampah
plastik bening yang dimana nanti akan menghasilkan 3 liter solar dan 4,5 liter
bensin dan proses memasaknya sekitar 3 sampai 4 jam. Pada alat virolis
memiliki 2 makna yang isinya berbeda yang dimana tabung satu
menghasilkan solar dan tabung ke 2 menghasilkan bensin
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Sampah (refuse) adalah sebagian dari sesuatu yang tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi bukan biologis (karena
human waste tidak termasuk didalamnya) dan umumnya bersifat padat. Pengurangan
sampah seperti yang di jelaskan di dalam UU maupun PP yang telah disebutkan
dilakukan mulai dari sumber sampah sampai pada pengelolaan akhir.

Berdasarkan berbagai pengertian tersebut, maka sampah didefinisikan sebagai


suatu zatatau benda-benda yang tidak terpakai lagi yang bersumber dari aktivitas
manusia dan proses alam baik yang bersifat zat organik dan zat anorganik yang
dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan.Menurut SNI 03-3241-1994, tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
adalah saranafisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah berupa
tempat yangdigunakan untuk mengkarantina sampah kota secara aman.

Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) Ganet Pemrosesan Akhir Sampah


di TPA Ganet di awali dengan sampah yang dibawa oleh lori/truk. Prosesnya berawal
dari penimbangan, pemilihan anorganik dan organic,padatan, dan penimbunan.
Manfaat dari penimbunan sampah yaitu mengurangi bau, mencegah penyebaran
sampah, kontrol kelembapan sampah dan penyebaran gas metan. Sistem IPL yang
digunakan di TPA Ganet dilakukan secara biologi , di TPA Ganet dilakukan
pengukuran PH dan Suhu dilakukan setiap harinya sedangkan pengukuran COD
dilakukan 1 bulan sekali pada baik inlet dan outlet

11
12

4.2 Saran
Saran saya sebagai mahasiswa D3 sanitasi hasil praktikum yang saya lakukan
di TPA Ganet Sebaiknya pihak atau pengelola di TPA Ganet lebih tegas lagi dalam
hal melihat kondisi pemulung atau petugas disana yang tidak menggunakan APD
seperti masker dan sarung tangan, karena ini sangat berbahaya untuk kesehatan dan
mengakibatkan timbulnya penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Aisyah. 2013. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat Di Rt50


Kelurahan Sungai Pinang Dalam (Tinjauan Peraturan Daerah
KotaSamarinda Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah).
Beraja Niti 2(12).
Air lindi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (2022).

Kartikawan,Yudhi.2009. Pengelolaan Persampahan. Jurnal Lingkungan


Hidup.Yogyakarta.

SNI 03-3241-1994 Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah |
NAWASIS – National Water and Sanitation Information Services. (2022).
Tjiptojuwono, E., & Tjiptojuwono, E. (2019). Menjual Produk Kepada Konsumen
Retail.
LAMPIRAN

GAMBAR KET

Foto Bersama

Timbangan Untuk Mengukur Berat


Sampah

Tumpukan Sampah Yang Sedang


Diolah
Bak IPL 2

Alat Yang Menghasilkan Bensin Dan


Solar

Alat Pembuatan Paving Blok

Hasil Pembuatan Paving Blok


Proses Pembuatan Kompos

Hasil Pengomposan

Alat Pengecekan COD

Alat Pengecekan PH
Kalibrasi

Anda mungkin juga menyukai