Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

LAPORAN FISIKA LINGKUNGAN

DOSEN PENGAJAR:
MUTIA YUHESTI,SKM
DI SUSUN OLEH:
LIDYA JOANDA PUTRI
NURUL SYAFIKA
JUWITA MINANGSARI
NUR AZIZAH
LEONY SENDI SAPUTRI
PURWANTO
MUHARAM
NANDITO PRATAMA P
M.RAJA RAFLI
KURNIAWAN RAMADHAN

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PRODI DIII SANITASI
POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG
TA 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”LAPORAN FISIKA LINGKUNGAN”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu Mutia
Yuhesti,SKM Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
”LAPORAN FISIKA LINGKUNGAN” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mutia Yuhesti,SKM selaku Dosen Mata Kuliah
Praktek Fisika Lingkungan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tanjungbatu,19 April 2021

Penulis
BAB I
PENDAHLUUAN
1.1 Latar Belakang
Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, manusia tidak ada yang bisa
hidup tanpa keberadaan air. Hampir 95% tubuh manusia terdiri dari air karena itu air untuk
kebutuhan manusia harus memenuhi syarat fisik, kimia, bakteriologis mau zat berbahaya lainnya.
Air bersih yang tidak memenuhi persyaratan untuk kesehatan dapat menyebabkan terjadinya
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air (waterborne deseases) seperti penyakit thypus,
colera, disentri, gatal-gatal di kulit, dan sebagainya.
Pengambilan contoh air minum/bersih secara bakteriologis dilakukan dalam rangka pemeriksaan
air minum/bersih di laboratorium terhadap kandungan mikrobiologi dalam air bersih/minum
tersebut. Pemeriksaan persyaratan fisik air merupakan suatu memenuhi tersedianya salah satu
kualitas air yang di persyaratkan oleh Menteri Kesehatan RI dalam Permenkes RI
No.492/MEN.KES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.
Penggunaan lux meter adalah alat ukur kuat penerangan dalam suatu ruang. Juga untuk
mengetahui nilai ambang batas dari suatu pencahayaan.
Penggunaan sound level meter adalah alat pengukur suara. Gunanya juga untuk mengetahui nilai
ambang batas dari suara/kebisingan.
Penggunaan thermohygrometer adalah alat untuk mengukur suhu dan kelembapan. Gunanya
untuk mengetahui suhu dan kelembapan pada suatu ruangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana cara menggunakan alat Luxmeter?
2. Bagaimana cara menggunakan alat Sound Level Meter?
3. Bagaimana cara menggunakan alat Termohidro?
4. Bagaimana cara melakukan pengukuran debit air?
5. Bagaimana cara pengambilan sampel air bersih melalui kran?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat Luxmeter dengan benar.
2. Dapat mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat Sound Level Meter dengan
benar.
3. Dapat mengetahui prinsip kerja dan cara penggunaan alat Termohidro dengan benar.
4. Dapat mengetahui prinsip pengukuran debit air dan lmelakukan praktik pengukuran
debit air.
5. Dapat mengetahui peertimbangan dan prinsip pengambilan sampel air bersih
6. Dapat melakukan praktik teknik pengambilan sampel air bersih melalui kran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penjelasan Penggunaan Alat
1. Lux meter

Bagian-bagian alat :
1. Layar panel
Fungsinya adalah untuk menampilkan hasil pengukuran yang sudah dilakukan
menggunakan skala. 
2. Tombol power
berfungsi untuk bisa menghidupkan dan mematikan, sehingga penggunaannya juga dapat
lebih diatur.
3. Tombol Range
Berfungsi untuk menentukan jangkauan pengukuran hingga sebesar apa.
4. Zero Adjust VR.
Pada bagian ini berfungsi untuk mengatasi masalah alat yang berkaitan dengan
pembagian tanda skala. Apabila terjadi error, Zero adjust VR mampu mengembalikannya
seperti semula, namun artinya Anda juga harus mengulang kembali proses pengukuran
dari awal.
5. Sensor Cahaya.
Bagian yang satu ini memiliki peran yang paling penting karena digunakan untuk
menangkap cahaya yang hendak diukur.
Cara kerja :
1. Lakukan pembagian titik untuk mengukur pencahayaan (bagi 6 titik) sesuai ruangan
2. nyalakan alat terlebih dahulu dengan cara menekan tombol on atau yang memiliki
gambar bulat dengan garis di tengahnya.
3. pilih kisaran range untuk dijadikan patokan saat proses pengukuran. Tekan tombol
berwarna merah yang bertuliskan range, lalu pilih tiga kisaran level yang ditampilkan
yakni 2.000 lux, 20.000 lux, dan 50.000 lux. Sebenarnya jika ingin mengukur cahaya
alami lebih disarankan menggunakan range 2.000 lux karena nanti hasilnya akan lebih
jelas dan mudah untuk dibaca.
4. mengarahkan sensor cahaya pada sudut area yang ingin diketahui jumlah intensitas
cahayanya. Pastikan untuk mengarahkan pada tempat yang strategis, agar nantinya sensor
yang diperoleh benar-benar akurat.
5. Kemudian setelah ketiga proses tersebut dilakukan dengan baik, Anda bisa menunggu
sejenak dan nantinya hasil dari pengukuran akan muncul pada layar panel. Cara membaca
hasilnya bergantung pada kisaran range yang dipilih, kemudian dikalikan dengan jumlah
1 lux.
6. Setelah dapat pengukurannya dibagi dengan jumlah titiknya.

2. Sound Level Meter


Bagian-bagian alat :

1. Mikrofon serta sirkuit elektronik seperti attenuator


2. Skala indicator
3. 3 jaringan respon frekuensi dan amplifier

Cara kerja :

1. Sebelum digunakan kita perlu melakukan kalibrasi alat untuk memastikan nilai akurasi
pada saat melakukan pengukuran.
2. Kalibrasi ideal adalah 90% ke atas, dengan menggunakan alat kalibrasi yang dimasukkan
ke microphone. Alat dikalibrasikan dengan 114 dB (A).
3. Selanjutnya, yaitu menentukan range dan satuan yang akan digunakan. Satuan yang
digunakan pada umumnya yaitu dB (decibel).
4. Selanjutnya, memasang windscreen pada microphone agar suara angin tidak masuk ke
dalam alat. Selain itu, akan mencegah debu apabila alat ditempatkan pada ruangan yang
berdebu, sehingga microphone dapat terjaga.
5. Lalu, microphone diarahkan ke sumber suara yang akan diukur. Terakhir, alat akan
menunjukkan angka sebagai tingkat kebisingan suara.

2.2 Penjelasan penggunaan alat untuk parameter fisika kekeruhan

1. Thermohygrometer

Bagian-bagian alat :

1. Skala Dry
Bagian ini bisa dikatakan sebagai bagian utama karena fungsinya adalah untuk mengukur
kelembaban udara sekitar.
2. Skala Wet
Bagian utama yang kedua adalah Skala Wet yang berguna dalam pengukuran suhu udara
yang basah atau jenuh atau lembap.
3. Sumbu
Sumbu adalah bagian yang berfungsi untuk menghantarkan air ke skala wet.
4. Tabung
Tabung pada alat ini berguna dalam penampungan air
5. Air
Air ini sangat berguna dalam mengetahui suhu basah yang terdapat pada alat ini.
Cara kerja :

1. Meletakkan thermohygrometer pada tempat yang ingin di ukur kelembaban dan suhu
udaranya.
2. Tunggulah tiga sampai lima menit
3. Mengamati skala yang ada pada thermohygrometer analog.

4. Turbidimeter

Bagian-bagian alat :
1. Standar angka kekeruhan
2. Tempat sampel : untuk meletakkan botol sampel yang berisi sampel
3. Tombol zero
4. Tombol test
5. Tombol kal : untuk mengakses kalibrasi modus dan tetap aktif selama kalibrasi
6. Display
7. Botol standar
8. Botol sampel : untuk meletakkan sampel

Cara kerja :
1. Masukkan sampel kedalam botol sampai mendekati garis tera
2. Botol sampel di lap dengan tisu untuk membersihkan atau mengeringkannya
3. Tekan tombol On/Off untuk menghidup matikannya
4. Tekan call
5. Tekan read, monitor akan menunjukkan NTU kemudian angka turbiditas akan muncul
dalam NTU.
6. Catat angka turbiditas setelah symbol lampu padam

2.3 Pengambilan Sampel Air Kran


Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, manusia tidak ada yang bisa
hidup tanpa keberadaan air. Hampir 95% tubuh manusia terdiri dari air karena itu air untuk
kebutuhan manusia harus memenuhi persyaratan fisik, kimia, bakteri maupun zat berbahaya
lainnya. Air bersih yang tidak memenuhi persyaratan untuk kesehatan dapat menyebabkan
terjadinya penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air (Waterborne deseases) seperti penyakit
thyphus, colera, disentri, gatal-gatal di kulit, dan sebagainya. Pengambilan contoh air minum/
bersih secara bakteriologis dilakukan dalam rangka pemeriksaan air minum/bersih di
laboratorium terhadap kandungan mikrobiologi dalam air bersih/minum tersebut. Pemeriksaan
persyaratan fisik air merupakan suatu usaha untuk memenuhi tersedianya salah satu kualitas air
yang dipersyaratkan oleh Menteri Kesehatan RI dalam Permenkes RI No.
492/MEN.KES./PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air
yagn melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi pesyaratan
kesehatan dan dapat langsung diminum.

Alat dan bahan :


1. Botol Sampel steril
2. Botol tenggelam/ botol sampel dengan pemberat steril
3. Lampu Bunsen/lampu spiritus
4. Korek api.
5. Stop watch
6. Thermometerg
7. Pengukur pH (pH meter atau kertas lakmus)
8. Cool box (box pendingin)
9. Pinset
10. Beker glas
11. Alkohol 70%
12. Kertas pembungkus
13. Tali / karet
14. Spiritus

Cara kerja :
1) Kran dibuka penuh dan dibiarkan mengalir selama 2-3 menit, atau dalam waktu yang
dianggap cukup untuk membersihkan pipa parsial, kemudian ditutup
2) Kran dipanaskan sampai cukup panas dengan nyala lampu spiritus/ Bunsen (diflambir)
3) Kran dibuka selama 1 –2 menit, kemudian tutup botol dilepas dengan tangan kiri dan
botol dipegang dengan tangan kanan.
4) Botol Sampel dibuka pembungkusnya dari bagian atas, kertas pembungkus ditaruh dalam
cool box, kemudian mulut botol sampel diflambir dengan lampu Bunsen.
5) Botol diisi sampai penuh kemudian tuangkan ke dalam beker glass kurang lebih sepertiga
bagian untuk pemeriksaan suhu atau pH kemudian mulut botol difalmbir lagi.
6) Botol yang telah berisi contoh air 2/3 bagian (lebih besar dari 100 ml) kemudian
dibungkus kembali dengan kertas pembungkus, diikat pada lehernya, kemudian
ditempelkan kertas label

2.4 Pemeriksaan Sampel Air Secara Fisik


Secara fisik, kualitas air dapat diketahui dengan menggunakan indera penglihatan, perasa,
penciuman, dan mencicipi untuk mengetahui rasa, kekeruhan, warna dan bau. Air sampel disini
adalah air yang akan diuji yang biasa digunakan masyarakat setempat sehari-hari.
Alat dan bahan :
1) Air sampel
2) Indra pengrasa
3) Alat tulis
Cara kerja :
1) Siapkan sampel yang fisiknya terlihat mencurigakan (seperti adanya perubahan warna
dan bau)
2) Kemudian amati fisik sampel tersebut
3) Setelah itu lihat apakah ada warna yg mencurigakan.
4. Lakukan juga analisis dengan indra perasa apabila memungkinkan
5. Lakukan juga mengunakan imdra penciuman apabila baunya tidak membahayakan
4) Catat la hasil pengamatan baik (baunya,rasanya,ataupun warnanya)

HASIL PENGAMATAN :

N Sampel Jenis Warna Bau


O
1 Air Sumur Jernih Sedikit Asam
2 Air Laut Sedikit Keruh Tidak Berbau
3 Air Sampel 1 Warna Hijau Sabun Cuci Piring
4 Air Sampel 2 Putih Keruh Sabun Cair (Badan)
2.5 Pemeriksaan Parameter Debit Air

Pengukuran debit dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Pengukuran debit
secara langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan peralatan berupa alat
pengukur arus (current meter), pelampung, zat warna, dll. Debit hasil pengukuran dapat dihitung
segera setelah pengukuran selesai dilakukan.

Pengukuran debit secara tidak langsung adalah pengukuran debit yang dilakukan dengan
menggunakan rumus hidrolika misal rumus Manning atau Chezy. Pengukuran dilakukan dengan
cara mengukur parameter hidraulis sungai yaitu luas penampang melintang sungai, keliling
basah, dan kemiringan garis energi.

Alat Dan Bahan


1. Gelas Beker 1000 ML
2. Stopwatch
3. Alat Tulis
4. Keran Air

Cara Kerja

1. Siapkan Gelas Beker dan taruh di keran, siapkan stopwatch.


2. Buka keran secara penuh , isi botol sampai 500 ml, lalu itung waktunya.
3. Setelah dapat waktu nya cari hasilnya.

HASIL PRAKTIKUM :
1000 ml keran penuh = 21,70 detik
1000 ml keran setengah = 20,88 detik
500 ml keran penuh = 11,40 detik
500 ml keran setengah = 15,38 detik

- Q = V/t = 1/21,70 = 0,04


- Q = V/t = 1/20,88 = 0,047
- Q = V/t = 0,5/11,40 = 0,043
- Q = V/t = 0,5/15,38 = 0,032
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktik fisika lingkungan dalam waktu sehari yang dilakukan di
POLTEKKES KEMENKES TANJUNG PINANG, maka penulis dapat mengambil kesimpulan
Sebagai berikut :

1. Dengan adanya praktik langsung ini, Para mahasiswa/i cukup


banyak mendapatkan pelajaran baru khususnya mengenai materi
fisika lingkungan ini sehingga menambah motivasi para
mahasiswa/i untuk lebih giat lagi dalam belajar dan memperdalam
ilmunya
2. Setelah pelaksanaan kegiatan praktik fisika lingkungan ini, dapat
disimpulkan bahwa antara teori yang diberikan melalui daring
dengan prakrik langsung ada banyak perbedaan karena teori ini
lebih sulit untuk dipahami sedangkan kegiatan praktik ini lebih
mudah dipahami
3. Keberhasilan kegiatan praktik ini sangat dibutuhkan oleh para
mahasiswa/i sebagai bukti adanya nilai praktik dan untuk
mengikuti UAS. Dibuatnya laporan kegiatan praktik fisika
lingkungan ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi lancarnya
kegiatan praktik fisika lingkungan untuk kedepannya.

3.2 Saran

1. Bagi pihak kampus diharapkan agar lebih


meningkatkan lagi kualitas dan kuantitas
belajar Para mahasiswa/i guna kesesiapan
mahasiswa/i untuk melakukan praktik
2. Pihak kampus juga diharapkan untuk lebih
meningkatkan kegiatan praktik di kampus
dan tetap mematuhi protokol kesehatan
dalam keadaan sekarang ini
3. Pihak kampus juga diharapkan untuk banyak
memberi pembekalan khusus agar
mahasiswa/i siap terjun ke lapangan dan
bersosialisasi langsung dengan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai