Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu instrumentasi adalah aspek esensial dari perwujudan sains. Semua
filsafat tersebut di atas tergolong dalam filsafat sains baru yang menolak filsafat
sains lama yang terbatas pada logika, bahasa dan analisis proposisi sains saja.
Sebaliknya, sains harus dilihat dalam arti konkretnya, yakni dari segi praktis yang
menyangkut persepsi dan yang mengutamakan peranan instrumen dalam
menghasilkan pengetahuan baru bagi dunia (Lim, 2008).
Mikroskop adalah alat yang memungkinkan perbesaran citra obyek untuk
mengamati rincian data obyek tersebut. Perkembangannya mulai dari mikroskop
optik yang menggunakan satu seri lensa gelas untuk membelokkan gelombang
cahaya tampak agar menghasilkan citra yang diperbesar, mikroskop petrografik,
mikroskop medan-gelap, mikroskop rasa, mikroskop ultraviolet, mikroskop
medan dekat dan mikroskop elektron yang menggunakan berkas elektron untuk
mengiluminasi obyek. Jenis mikroskop optik pada umumnya tidak dapat
membentuk citra yang lebih kecil dari pada panjang gelombang cahaya yang
digunakan, jadi kekuatan perbesaran mikroskop optik dibatasi oleh panjang
gelombang cahaya (Ardisasmita, 2000).
Pengukuran kualitas air meliputi oksigen terlarut, karbondioksida, pH, suhu
dan salinitas diukur bersamaan dengan pengambilan sampel air dan tanah secara
langsung (in situ) dengan alat DO meter untuk pengukuran oksigen terlarut dan
suhu perairan, pH meter untuk pengukuran pH perairan serta Refractometer untuk
pengukuran salinitas air (Suparjo, 2008).
Salinitas dapat diukur dengan beberapa alat seperti refractometer,
refactometer maupun CTD. Metode pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan
mengukur secara langsung air laut tanpa perlu menganalisa air laut secara kimia.
Alat—alat pengukuran tersebut menggunakan prinsip konduktivitas atau daya
hantar listrik. Sedangkan refraktometer menggunakan prinsip pembelokan cahaya
(refractive index) jika cahaya melalui dua medium yang berbeda yaitu air laut
(sampel) dan prisma pada refractometer. Semakin banyak kandungan garam pada
sampel akan mengakibatkan nilai pembelokan cahaya semakin besar dan semakin
besar pula nilai salinitasnya (Yona, 2017).
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai
kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas
ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat
relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan berdasarkan
persetujuan internasional. Bila pH < 7 larutan bersifat asam, pH > 7 larutan
bersifat basa. Dalam larutan neutral pH=7. Untuk mengukur Ph di gunakan sistem
alat ukur pH meter (Ihsanto dan Hidayat, 2014).
Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda (probe pengukur) yang
terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai
pH.Prinsip kerja utama pH meter adalah terletak pada sensor probe berupa
elektrode kaca (glass electrode) dengan jalan mengukur jumlah ion H3O+ di
dalam larutan.Ujung elektrode kaca adalah lapisan kaca setebal 0.1 mm yang
berbentuk bulat (bulb). Bulb ini dipasangkan dengan silinder kaca non konduktor
atau plastik memanjang, yang selanjutnya diisi dengan larutan HCl (0,1
mol/dm3). Di dalam larutan HCl, terendam sebuah kawat elektrode panjang
berbahan perak yang pada permukaannya terbentuk senyawa setimbang AgCl
Konstannya jumlah larutan HCl pada sistem ini membuat elektrode Ag/AgCl nilai
stabil (Azmi et al. 2016).
Alat yang dipakai untuk pengukuran suhu tersebut disebut Termometer;
prinsip dasar dari alat ukur ini ialah fenomena pemuaian yang merupakan indeks
temperatur. Contoh : termometer air raksa dan termometer alkohol. Air raksa
mempunyai suatu batas muai dan titik uap tertentu yaitu pada —400C air raksa
akan membeku dan titik uap berkisar di atds 3600C sellingga perlu ada metoda
lain/alat lain untuk mengukur suhu suatu benda. Macam-macam termometer :
Termometer air raksa/alcohol, Termometer tahanan (termistor thermometer),
Termometer elemen (termocouple), Pyrometer optik dan Termometer gas yang
bervolume yang tetap dalam bidang kedokteran penggunaan (Gabriel, 1988).
Terdapat dua jenis mikroskop elektron yaitu mikroskop dan eletron
transmisi (TEM-transmission electron microscope) dan mikroskop elektron
sapuan (SEM -scanning eleclron microscope). Setiap mikroskop elektron
memiliki senapan elektron yaitu filamen yang dipercepat oleh suatu pelat anoda
yang memancarkan berkas elektron untuk mengiluminasi lembaran cuplikan.
Lensa magnetik silinder untuk fokuskan elektron diperoleh citra obyek pacta
sistem penyimpan atau penampil. Pacta TEM, berkas di elektron dipancarkan
langsung melalui obyek yang akan di perbesar, sebagian diserap dan sebagian
yang lainnya dilewatkan (Ardisasmita, 2000).
Jenis alat timbangan laboratorium memiliki berbagai macam-macam, tetapi
yang paling penting adalah suatu timbangan yang dapat dipergunakan pada saat
adanya penimbangang yang dapat menimbang sampai satuan yang sangat terkecil
(miligram). Tetapi timbangan yang paling praktis adalah neraca kimia yang biasa
dipakai pada laboratorium atau pada suatu apotik. Jika tidak ada timbangan jenis
ini, dapat juga menggunakan timbangan yang dipakai oleh tukang emas. Untuk
penimbangan sampai dengan satuan mikrogram, menggunakan timbangan yang
lebih halus yaitu timbangan analitik. Yang sering digunakan dalam laboratorium
kedokteran adalah timbangan analitik (Hendrayono dan Wijayani, 1994).
Alat ukur pH meter keasaman pada air tersebut untuk mengukur kandungan
pH atau kadar keasaman air mulai dari pH 0 sampai pH 14. Dimana pH normal
memiliki nilai 6.5 hingga 7.5 sementara nilai pH < 6.5 menunjukkan zat tersebut
memiliki sifat asam sedangkan nilai pH > 7.5 menunjukkan zat tersebut memiliki
sifat basa. pH 0 menunjukkan derajat keasaman yang tinggi (Azmi et al. 2016).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui definisi alat mikroskop dan optik lab, termometer, hand
refraktometer, timbangan analitik, DO meter dan pH meter.
2. Untuk mengetahui penggunaan dari mikroskop dan optik lab, termometer, hand
refraktometer, timbangan analitik, DO meter dan pH meter.

1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini agar dapat menambah pengetahuan dan
mempermudah praktikan dalam melakukan penelitian yang akan dilakukan.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Instrumentasi di laksanakan pada hari Senin, 3 September 2018
pukul 13:00 sampai dengan selesai WIB. Bertempat di Laboratorium Bioekologi
Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Sriwijaya.

2.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahn yang di gunakan dalam praktikum ini sebagai
berikut:
No Alat dan Bahan Fungsi
1. Mikroskop dan optilab Untuk melihat objek yang berukuran kecil
2. Termometer Alat untuk menukur suhu
3. Handrefrakto meter Alat untuk memguku salitas dan densitas
4. Timbangan Analitik Alat untuk menimbang bahan dengan
ketelitian yang tinggi
5. Do Meter Alat untuk mengukur kadar oksigen terlarut
dalam air
6. PH Meter Indikator ukur asam basa

2.3 Cara Kerja


2.3.1 Cara Menggunakan Mikroskop

Pertama hidupkan mikroskop dengan disalurkan ke listrik

pastikan bahwa mikroskop menggunakan kekuatan perbesaran yang paling


rendah karena akan lebih mudah untuk memfokuskan preparat 

Letakkan preparat di meja objek mikroskop


Gunakan pemutar halus untuk lebih memfokuskan preparat

Aturlah diafragma yang berada di bawah meja objek

Ubahlah ke lensa objektif dengan kekuatan tinggi hanya jika Anda tidak dapat
memfokuskan benda dengan cakupan lensa objektif dengan kekuatan rendah.

Kendurkan pemutar kasar saat Anda sudah selesai

Simpanlah mikroskop di dalam pelindung debu sehingga meja objek dan


lensanya tetap bersih

2.3.2 Cara Menggunakan pH Meter

Langkah pertama sediakan cairan yang hendak diukur keasamannya. Sediakan


secukupnya, jangan terlalu sedikit dan jangan pula terlalu banyak

perhatikan terlebih dahulu kadar suhu larutan yang hendak diukur dengan suhu
yang telah di kalibrasi sebelumny

buku penutup elektrode alat PH Meter menggunakan air khusus, selanjutnya


bersihkanlah ampai kering menggunakan tisu

Nyalakan PH Meter, kemudian celupkan elektrode ke dalam cairan yang


hendak diuku

Setelah itu tekan tombol bertuliskan MEAS dan akan muncul kata HOLD di
layar. Kemudian tunggu beberapa saat sampai muncul angka PH yang
menunjukkan dadar PH dari cairan
2.3.3 Cara Menggunakan DO Meter

kalibrasi alat pada skala nol


Celupkan ujung probe pada sampel lalu Tekan Ar

Tekan RUN selanjutnya Tekan ENTER

Tunggu pembacaan alat sampai angka yang ditunjukkan stabil

Selanjutnya tekan off

Membran dilepas, kemudian dicuci dengan akuades dan Cuci juga elektrode
dengan akuades, kemudian dikeringkan

kalibrasi setiap selesai pemakaian, dengan membersihkan ujung


probenya.simpan pada suhu ruang.

2.3.4 Cara Menggunakan Termometer

Pasukan ujung termomoter ke dalam larutan yang akan di ukur suhunya

Tunggu sampai air raksa berhenti menurun atau menaik

Catat hasil yang di tunjukan oleh termometer tersebut


2.3.5 Cara Menggunakan Handfraktometer

Teteskan sau sampai dua tetes cairan sample yang akan diukur

Tutuplah prisma yang sudah ditetesi cairan sample secara perlahan agar cairan
tidak meluber atau tumpah

arahkan alat ke sumber cahaya yang cukup agar bisa melihat dengan jelas skala
penunjuknya, karena alat ini semata mata mengandalkan sumber cahaya
Disitu akan kelihatan hasil dari lautan tesebut salitasnya maupun densitasnya,
Setelah memakainya, bersihkan alat yang terkena cairan di lap menggunakan
tissue untuk menghindari goresan pada prisma.

2.3.6 Cara Menggunakan Neraca Digital

Tekan tombol ON untuk menghidupkan neraca

Tempatkan wadah kosong diatas piringan neraca

Tekan tombol 0 untuk memunculkan indicator 0

Tempatkan objek yang akan ditimbang di atas wadah

Tunggu beberapa saat hingga nilai yang ditunjukkan pada angka stabil

2.3.7 Cara Menggunakan Turbiditimeter

Tekan tombol ON untuk menyalakan turbiditimeter

Masukkan cell sampel dalam ruang sel dengan mengorientasikan tanda garis
pada ruang depan sel

Pilih daerah range secara manual atau otomatis dengan menekan tombol range
dan Pilih mode signal dan tekan tombol read untuk menunjukkan nilai NTU
pada monitor

2.3.8 Cara Menggunakan Optik Lab

Lepaskan satu lensa okulernya, digantikan dengan lensa kamera optilab, lalu
pasang perangkat kamera optilab dengan lensanya.

Tancapkan kabel pada kamera yang dihubungkan dengan laptop kita. Gambar
pada preparat akan terlihat pada layar laptop dengan software optilab
viewware, 2.2 by miconostranstata nusantara
DAFTAR PUSTAKA

Ardisasmita MS. 2000. Pengolahan Citra Digital dan Analisis Kuantitatif dalam
Citra Mikroskopik. Jurnal Mikroskopi dan Mikroanalisis Vol.3(1):25-29.

Azmi Z, Saniman, Ishak. 2016. Sistem Penghitung pH Air pada Tambak Ikan
Berbasis Mikrokontroller. Jurnal Saintikom Vol 15(2):102-108.

Gabriel JF. 1988. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC.

Hendrayono DPS, Wijayani A. 1994. Teknik Kultur Jaringan.


Yogyakarta:Kanisius.

Ihsan F, Wahyudi A. 2010. Teknik analisis kadar sukrosa pada buah pepaya.
Jurnal Buletin Teknik Pertanian Vol 1(15): 10-11.

Ihsanto E, Hidayat S. 2014. Rancang Banun Sistem Pengukuran pH Meter dengan


Menggunakan Mikrokontroller Arduino Uno. Jurnal Teknologi Elektro
Vol 5(3):130-137.

Lim F. 2008. Filsafat Teknologi Don Ihde Tentang Manusia dan Alat.
Yogyakarta:Kanisius.

Miftuchah, Winaya A, Zainudin A. 2014. Analisis Biologi Molekuler. Sleman:


Deepublish.

Novestiana TR, Hidayanto E. 2015. Penentuan Indeks Bias dari Konsentrasi


Sukrosa (C12H22O11) pada Beberapa Sari Buah Menggunakan Portable
Brixmeter. Jurnal Youngster phiscs Vol 2(4) : 173-175.

Puspita EM, Yulanti L. 2016. Perancangan Sistem Peramalan Cuaca Berbasis


Logika Fuzzy. Jurnal Media Infotama Vol 12(1): 1 – 10.

Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
SebagaiSsalah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan. Jurnal
oseana Vol 3(30) : 21-22.

Suparjo MN. 2008. Daya Dukung Lingkungan Perairan Tambak Desa Mororejo
Kabupaten Kendal Jurnal Saintek Perikanan Vol 4(1):50-55.

Supu I, Usman B, Basri S, Sunarmi. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Perpindahan


Panas pada Material yang Berbeda. Jurnal Dinamika Vol 7(1): 62-64.

Tirtasari NL. 2017. Uji Kalibrasi (Ketidakpastian Pengukuran) Neraca Analitik di


Laboratorium Biologi FMIPA UNNES. Indonesian journal of chemical
science Vol 2(2): 28-22.
Yona D. 2017. Fundamental Oseanografi. Malang: Ub Press.

Anda mungkin juga menyukai