Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN LENGKAP

ANALISIS MAKANAN DAN MINUMAN (P)


“UJI KADAR GULA (SUKROSA) PADA SAMPEL MINUMAN
MENGGUNAKAN HAND REFRAKTOMETER”

OLEH:

KELOMPOK: I (SATU)

KELAS: 17 C

AYU ICA SAHUPALA (17 3145 453 081)

ASTRIANA DEWI (17 3145 453 114)

DELAVITA KUNDARO (17 3145 453 085)

MARIA FAUSTINA PETRIN NAHAK (17 3145 453 095)

NURHAYATI (17 3145 453 101)

SRI HIDAYANTI (17 3145 453 108)

FAKULTAS FARMASI TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN


INFORMATIKA

UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR

2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara garis besar pekerjaan analisis kimia dapat digolongkan dalam
dua kategori yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Melalui analisis
kuantitatif dan kualitatif kita dapat mendeteksi dan mengidentifikasi jenis dan
jumlah dari komponen penyusun bahan yang dianalisis atau lebih dikenal
sebagai analit. Perkembangan instrument sebagai hasil perkembangan
teknologi, memungkinkan kita melakukan analisis dalam berbagai bentuk
komposisi analit.
Refaktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar atau
konsentrasi bahan terlarut. Misalnya gula, garam, protein dan sebagainya.
Prinsip kerja dari refaktormeter sesuai dengan namanya adalaah
memanfaatkan reaksi cahaya. Pengukurannya didasarkan atas prinsip bahwa
cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya bias melewati bidang batas
antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-
batastertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara cairan dan alas.
Refaktometer yang digunakan sebelumnya distandarisasi dengan
menggunakan larutan tak berkonsentrasi, yaitu aquades sehingga kemudian
dapat digunakan untuk mengukur indeks bias larutan yang spesifik.
Kemurnian dan konsentrasi bahan yang digunakan akan terlihat dengan
refaktometer dalam waktu singkat. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
dilakukan percobaan uji kadar gula (sukrosa) pada sampel minuman
menggunakan hand refraktometer.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara pemeriksaan kadar gula (sukrosa)
pada sampel minuman kemasan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dan penggunaan alat
Refaktometer

C. Prinsip
Prinsipnya bahwa penentuan kadar atau konsentrasi larutan gula
didasarkan indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat refraktometer
yang mana jika cahaya yang masuk melalui prisma cahaya hanya bisa
melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang
terletak dalam batas-batas tertentu yang ditentukan oleh sudut batas antara
cairan dan alas digunakan sebagai dasar pengukuran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting dari
medium suatu bahan. Nilai indeks bias ini banyak diperlukan untuk
menginterpretasi suatu jenis data spektroskopi. Indeks bias dari suatu bahan atau
larutan merupakan parameter karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat
dengan parameter-parameter lain seperti temperatur, konsentrasi dan lain-lain yang
sering dipakai dalam optik, kimia dan industri obat-obatan. Indeks bias juga
berperan penting dalam beberapa bidang diantaranya dalam teknologi film tipis dan
fiber optik. Dalam bidang kimia, indeks bias dapat digunakan untuk mengetahui
konsentrasi dan komposisi larutan, untuk menentukan kemurnian dan kadaluarsa
dari oli, untuk menentukan kemurnian minyak goreng (Hidayanto, 2010).
Indeks bias merupakan salah satu sifat optik yang banyak digunakan untuk
mencirikan keadaan suatu material transparan. Refractive index suatu material pada
suatu panjang gelombang tertentu akan mengalami perubahan bila komposisi
material tersebut mengalami perubahan. Beberapa industri karenanya
menggunakan ukuran refractive index dalam penetapan kualitas produk solid atau
liquid transparannya (Marzuki, 2012).
Dalam bidang industri makanan dan minuman, indeks bias juga dapat
digunakan untuk mengetahui besarnya konsentrasi gula dalam produk makanan dan
minuman, seperti contoh untuk mengetahui kandungan gula dalam jus buah,
kandungan gula dalam kue, dan lain-lain. Indeks bias suatu larutan dapat diukur
dengan menggunakan beberapa metode antara lain dengan metode interferometri
yang meliputi interferometri Mach-Zender, interferometri Fabry-Perot dan
interferometri Michelson. Metode-metode ini merupakan metode yang sangat
akurat untuk mengukur indeks bias. Akan tetapi metode-metode tersebut
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain pengoperasian alat yang cenderung
rumit dan membutuhkan waktu yang lama (Karyoni.2010).
Metode standard dalam pengukuran indeks bias yang paling sederhana yaitu
dengan mengukur sudut pembelokan cahaya yang melewati wadah berbentuk
prisma berisi larutan uji. Meskipun metode ini akurat, namun membutuhkan
ruangan yang cukup besar. Kemudian dikembangkan metode lain. Umumnya
metode interferometri bekerja dengan mengukur jari-jari cincin interferensinya,
namun untuk bisa menghasilkan bayangan cincin-cincin interferensi
(Kitinoja.2009).
Nilai indeks bias diperlukan untuk menginterpretasi suatu jenis data.
Spektroskopi indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan parameter
karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat dengan parameter-parameter
lain seperti temperatur, konsentrasi dan lain-lain yang digunakan dalam optik,
kimia dan industri obat-obatan. Refraktometer bekerja menggunakan prinsip
pembiasan cahaya ketika melalui suatu larutan. Ketika cahaya datang dari udara ke
dalam larutan maka kecepatannya akan berkurang. Refraktometer memakai prinsip
ini untuk menentukan jumlah zat terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya
ke dalamnya. Metode analisis kuantitatif refraktometrik pada berbagai media cair
berkembang lebih pesat dan lebih luas, menggantikan metode yang volumetrik dan
gravimetri yang lebih banyak memakan waktu dan kurang akurat. Refraktometer
modern berbeda-beda antara satu dengan yang lain dalam berbagai aspek jangkauan
pengukuran, tingkat akurasi, metode yang digunakan untuk merekam pergeseran
cahaya, metode pengukuran indeks bias, sifat dari sumber cahaya, pembuatan
perangkat sampling, pengukuran sel dan lain-lain. Indeks bias mutlak suatu medium
adalah rasio dari kecepatan gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa dengan
kecepatannya dalam media tersebut. Indeks bias relatif adalah rasio dari kecepatan
cahaya dalam satu medium ke dalam medium lain yang berdekatan. Refraksi terjadi
pada semua jenis gelombang tetapi umumnya terjadi pada gelombang cahaya.
Indeks bias medium memiliki panjang gelombang yang berbeda-beda. Efek
dispersi, memungkinkan prisma memisahkan cahaya putih menjadi warna
penyusunnya. Untuk warna tertentu, indeks bias medium bergantung pada
kerapatan medium, yang juga merupakan fungsi dari konsentrasi. Nilai indeks bias
refraktometer, juga dikenal sebagai nilai oBrix (BV), adalah konstan untuk suatu zat
pada kondisi suhu dan tekanan standar (Hidayanto, 2010).
Gula adalah zat padat terlarut yang terbanyak terdapat dalam jus buah-buahan
dan karenanya zat padat terlarut dapat digunakan sebagai penafsiran rasa manis.
Sebuah refraktometer tangan dapat digunakan di luar rumah untuk mengukur %
SSC (derajat ekuivaln oBrix untuk larutan gula) dalam sampel jus buah yang kecil.
Suhu akan mempengaruhi pengukuran (meningkat sekitar 0,5% total padatan
terlarut atau TPT untuk setiap peningkatan 5oC atau 10oF), sesuaikan pengukuran
dengan suhu ruang. Bersihkan dan standarisasi refraktometer setiap akan
melakukan pengukuran dengan air distilasi (Tanjung.2013).
BAB III
METODE PERCOBAAN

Hari, tanggal: Kamis, 31 Januari 2019


Waktu : 11.00 – Selesai
Tempat : Laboratorium kimia DIII analis kesehatan Universitas Mega Rezky
Makassar
A. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum yakni:
1. Gelas kimia.
2. Pipet tetes
3. Refraktometer 1 set
B. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu:
1. aquades
2. Minuman bermerek (Ale-ale jeruk)
3. Tissue/lap halus
C. Prosedur Kerja
1. Kalibrasi Alat Refraktometer
a. Disiapkan 1 set alat Refraktometer.
b. Dibuka penutup pada alat Refraktometer dan dibersikan
menggunakan tissu/lap halus.
c. Diteteskan 1 tetes larutan aquades diatas kaca alat dan ditutup
kembali penutup pada alat Refraktometer
Cat : pada saat hendak menutup penutup alat, sebaiknya pelan-pelan
dan berhati-hati agar tidak terjadi gelembung yang mana dapat
mempengaruhi hasil.
d. Dilihat pada cahaya terang dan diamani skala yang ada
Cat : apa biala skala yang ada pada alat tidak sampai pada skala 0
maka alat tersebut distel ketelitiannya pada bagian bawa alat dengan
memutarkanya kekiri hingga skala berada pada garis 0.
e. Dibersihkan kembali alat dengan tissue dan alat siap untuk digunakan
pada sampel yang akan di uji kadar gulanya.
2. Uji Kadar Gula Pada Sampel Minuman Kemasan
a. Diteteskan 1 tetes sampel diatas kaca pada alat.
b. Ditutup kembali penutup pada alat refraktometer, jangan sampai
terdapat gelembung.
c. Dilihat pada cahaya terang skala yang terbentuk
d. Dibersihkan sisa sampel yang masi ada pada alat
e. Dicatata skala yang didapat pada minuman kemasan tersebut
f. Diulangi prosedur a-e dengan sampel yang akan digunakan
BAB IV
HASIL PENGAMAT

A. Table Hasil Pengamatan


NO Sampel Kadar Sukrosa (%brix)

1 Ale-ale Jeruk 10,6 %briks


BAB V
PEMBAHASAN

Pengukuran nilai % obrix larutan gula pada sampel minuman kemasan (ale-
ale jeruk). Hal pertama yang kami lakukan ialah pada alat refraktometer dikalibrasi
terlebih dahulu ke 0 dengan meneteskan 1 tetes aquades ke permukaan kaca optik.
Lalu di amai sehingga angka % obrixnya menunjukkan 0. Kemudian cairan aquades
tadi dibersihkan menggunakan tisu tanpa menekan permukaan kaca optik. Larutan
gula atau sampel yang kami gunakan diteteskan ke atas permukaan kaca optik 1
tetes, lalu ditutup agar tidak terkena cahaya dari luar.
Untuk menguji nilai % brix konsentrasi larutan gula berikutnya, maka cairan
larutan gula atau sampel sebelumnya dibersihkan menggunakan tisu. Refraktometer
dikalibrasi kembali seperti pada langkah awal dengan menggunakan akuades,
begitu seterusnya.
Masing-masing konsentrasi larutan gula dilakukan 3 kali pengulangan
pengukuran % brix untuk mendapatkan nilai atau data yang benar. Konsentrasi
larutan gula, masing-masing ditentukan oleh nilai %brixnya diukur menggunakan
alat refraktometer. Semakin besar nilai konsentrasi larutan gula, maka nilai % brix
yang diperoleh semakin besar.
Dimana hasil yang diperoleh dari percobaan ini adalah Pada uji gula (sukrosa)
pada sampel minuman kemasan yang bermerek dengan menggunakan alat
refraktometer yaitu pada sampel ale-ale jeruk memiliki kadar sukrosa sebesar 10,6
% brix yang artinya nilai yang diperoleh dibawah dari nilai batas kadar sukrosa
pada sampel minuman menurut keputusan PERMENKES RI Nomor
224/Menkes/2007.
Menurut keputusan PERMENKES RI Nomor 224/Menkes/2007 batas kadar
sukrosa pada minuman maksimal ialah 30% .Yang mana apabila yang nilai kadar
sukrosa lebih dari batas maka sampel minuman kemasan tersebut tidak
diperbolehkan untuk dikonsumsi karena dapat menyebabkan gangguan pada
kesehatan.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan pada praktikum yang telah dilaksanakan, maka
disini dapat disimpulkan bahwa pada sampel ale-ale jeruk memiliki kadar
sukrosa sebesar 10,6 %brix yang masih layak untuk dikonsumsi karena
kandungan gula sukrosa tersebut masih dalam batas skala yang normal.
B. Saran
Saran dari percobaan ini adalah sebaiknya pada percobaan kali ini alat
refraktometer yang digunakan harus selalu dijaga dan diperhatikan
kebersihan maupun kekeringan pada alat, yang mana hal-hal tersebut dapat
merusak alat dan mempengaruhi pada hasil pemeriksaan kekeruhan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayanto, dkk. 2010. Aplikasi Portable Brix Meter untuk Pengukuran Indeks Bias.
Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13. No. 4. Semarang

Karyono dkk. 2010. Penyetaraan Nilai Viskositas terhadap Indeks Bias pada Zat
Cair Bening. Jurnal Berkala Fisika. Vol. 13. No. 4. Yogyakarta

Kitinoja, dkk. 2009. Praktik-praktik Penanganan Pascapanen Skala Kecil: Manual


untuk Produk Hortikultura (Edisi ke 4). University of California, Davis
Postharvest Technology Research and Information Center

Marzuki, dkk. 2012. Sensor Fiber Optik dari Bahan Fiber Optik Polimer Untuk
Pengukuran Refracrive Index Larutan Gula. Indonesian Journal of Applied
Physich. Vol. 2. No. 1. Surakarta

Tanjung. 2013. Pengembangan Sensor Larutan Gula Berbasis Absorbsi Gelombang


Evanescent pada Serat Optik. Skripsi. Bogor: FMIPA Institut Pertanian
Bogor
LAMPIRAN

A. Kalibrasi Alat Refaktometer

1 2

Diteteskan 1 tets aguades


Disiapkan 1 set alat refraktometer
diatas kaca pada alat dan di tutup
kemudian di standarisasi
kembali penutup pada alat

Diamati pada cahaya terak


dan dilihat sekala yang terbenruk
berada pada skala 0 untuk proses
stadarisasi
Contoh skala yang tepat
untuk proses tandarisasi alat
refraktometer
2. Uji Kadar Gula (Sukrosa) Pada Minuman Ale-Ale Jeruk Sampel Air

1 2

Disiapkan seluruh
sampel minuman kemasan
yang bermerek yang akan diuji
gula ( sukrosa).
3 Disiapkan 1 set alat refraktometer
yang telah distandarisasi, kemudian
dibersihkan bekas standarisasi
sebelumnya menggunakan kapas

Diteteskan 1 tets
sampel yang akan di uji
diatas kaca alat
refraktometer

Diamati pada cahaya terang dan


dilihat sekala yang terbenruk pada
sampel yang diuji, kumidain sisa
sampel dibersihkan denggan tissue
kemudian diganti dengan sampel
berikutnya yang akan digunakan

Anda mungkin juga menyukai