Anda di halaman 1dari 5

Rangkuman Sitohisto

Nama: Maria Faustina Petrin Nahak (17 3145 453 095)

A. SEL
1. Pengertian sel
Semua organisme hidup terdiri dari satu atau lebih sel. Sel muncul
dari replikasi sel yang sudah ada sebelumnya.
2. Struktur dan fungsi sel
Sel berukuran kecil karena sel membutuhkan rasio luas permukaan
pervolume yang besar. Fungsi sel untuk memperlancar mobilitas keluar
masuk ion dan menentukan aktifitas fungsi didalam sel.
3. Komponen sel
Sel adalah kompartemen tertutup. Yang dipisahkan dari ruangan
ekstraseluler oleh membrane sel atau membrane plasma. Terdiri dari
sitosol dan sel oganel itraseluler.
4. Organel sel
a. Membrane sel
Membrane sel disusun oleh phospholipid, cholesterol, protein
dan rantai oligisakarida. Fungsi membrane sel:
1) Lapisan fisik: menetapkan batas fleksibel, melindungi konten
selulet atau sel again luar dan mendukung struktur sel.
2) Permeabilitas selektif: mengatur masuk dan keluarnya ion
nutrisi, dan molekul terbuang melalui membrane.
3) Komunikasi: mengandung resptor yang mengenali dan
merespon sinyal molekuler.
b. Nucleus
Nucleus merupakan pusat penyimpanan informasi genetic pada
sel. Fungsi nucleus yakni regulasi seluler (menampung materi
genetic, yang mengarahkan semua aktifitas seluler dan mengatur
struktur seluler) dan produksi (menghasilkan subunit ribosom di
nucleolus dan dikirim ke sitoplasma untuk dirangkai menjadi
ribosome)
c. Reticulum endoplasma (RE)
Fungsi dari reticulum endoplasma yakni:
1) Mensintesis: tempat untuk terjadinya reaksi kimia
RE halus: tempat produk lipid dan karbohidrat
RE kasar: protein untuk sel lain
2) Transport: akan mengirim produk ke organela lain
3) Penyimpanan: menyimpan molekul yang baru disintesis
4) Detoksifikasi: membersihkan racun pada RE halus
d. Apparatus golgi
Menerima protein dari RE. Memodifikasi protein dan
mengemasnya untuk tujuan seluler atau ekstraseluler.
e. Vesicle
Bertugas sebagai kurir atau pengirim (pembawa atau
pengatur) dari protein.
f. Lisosom
Sebagai tempat pembuangan apabila terjadi kegagalan dalam
apparatus golgi.
g. Mitokondria
Aktifitas sel tidak bisa berjalan karena membutuhkan energy.
Dan energy dihasilkan dalam mitokondria.
h. Sitoskeleton
Berperan dalam pembentukan sel dan pergerakan organel-
organel sel.
B. Jaringan Epitel
1. Pengertian jaringan epitel
Jaringan epitel adalah jaringan yang salah satunya menghadap luar
dan yang satunya menghadap kedalam. Fungsi jaringan epitel yaitu:
1) Menutupi lapisan dan melindungi permukaan (epidermis kaki)
2) Penyerapan (misalnya, lapisan usus)
3) Secrection (misalnya, sel kelenjar parenkim)
2. Tipe jaringan epitel
1) Penutupi (atau lapisan) epitel
Disusun menjadi satu atau lebih lapisan yang menutupi permukaan
luar atau melapisi rongga-rongga organ. Jenis-jenis jaringan epitel
penutup:
a. Kategori tergantung pada bentuknya terdiri dari: epitel skuamosa
yang berbentuk pipih, epitel berbentuk kubus dan epitel berbentuk
kolom
b. Kategori berdasarkan pada susunannya terdiri dari:
 Epitel sederhana yang memeliki satu lapis jaringan dan selnya
berbentuk pipih (lokasinya: lapisan pembuluh atau
endothelium, pericardium, pleura), berbentuk kubus
(lokasinya: ovary, tiroid) dan berbentuk kolom (lokasinya:
lapisan usus, kantong empedu)
 Epitel yang memiliki lebih dari satu lapis selnya berbentuk
pipih (lokasinya: epidermis, mulut, kerongkongan, laring,
vagina, saluran anal), berbentuk kubus (lokasinya: kelenjar
keringat, folikel ovarium), dan berbentuk kolom (lokasinya:
konjungtiva)
 Epitel yang memiliki lapisan sel yang bertingkat (lokasinya:
lapisan trakea, bronkus, rongga hidung)
2) Epitel sekretori (grandular): Sel epitel yang berfungsi terutama untuk
memproduksi dan mengeluarkan berbagai molekul yang terjadi
secara epithelial. Jenis-jenis jaringan epitel sekretori:
a. Kelenjar eksokrin: sehubungan dengan epitel permukaan, koneksi
yang membentuk saluran tuba yang dilapisi dengan epitel dimana
material yang disekresikan meninggalkan kelenjar.
b. Kelenjar endokrin: kehilangan koneksi ke epitel aslinya dank
arena itu kekurangan saluran.
C. Jaringan Ikat
Jaringan ikat yaitu jaringan yang memelihara jaringan lainnya dari organ-
organ diseluruh tubuh. Fungsi jaringan ikat yaitu menghubungkn dan
mengikat jaringan ke organ-organ, dan mendukung difusi nutrisi dan produk
limbah kesolat.
1. Bahan extraceluler (matrix)
a. Serat protein
1) Serat kolagen
Serat kolagen dibentuk oleh protein dari keluarga kolagen,
tidak elastis, sangat kuat, proteinnya tebal dan berserat yang
tidak bercabang. Serat kolagen berkemampuan untuk membenuk
berbagai struktur ekstraseluler. Kategori serat kolagen:
 Serat kolagen thype I: Ditemukan di dermis kulit, tendon,
ligament, dan tulang. Sangat kuat dan menawarkan ketahanan
yang hebat terhadap tekanan tarik.
 Serat kolagen thype II: Ditemukan dalam tulang rawan hialin
dan tulang rawan elastis. Serat memberikan ketahanan
terhadap tekanan.
 Serat kolagen thype III: Serat kolagen ini tipis, ditemukan di
kelenjar getah bening, limpa, dan sumsum tulang.
 Serat kolagen thype IV: Ditemukan dalam lamina basal dari
membran basement, yang melekat pada daerah basal sel.
2) Serat reticular
Dibentuk oleh protein dari keluarrga kolagen. Elastisitas
rendah, lebih tipis dari serat kolagen. Fungsinya adalah untuk
menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lain. Serat
ditemukan dihati, limpa dan kelenjar getah bening. Serat reticular
terdiri dari kolagen tipe III.
3) Serat elastis
Serat elastis terutama terdiri dari protein elastis. Lebih tipis
dari serat kolagen. Memiliki sifat yang sangat elastis dan tingkat
fleksibilitas yang tinggi. Serat elastis ditemukan di pembuluh
darah, ligamen, membran.
b. zat dasar
Yang terdiri dari Glycosaminoglycans (GAGs) /
mucopolysaccharides, Proteoglikan dan Glikoprotein multiadhesif.

D. Jaringan Otot
Jaringan otot dikompresi oleh sel. Memiliki sel-sel satelit yang berfungsi
menghasilkan serat otot baru setelah cedera otot. Tipe jaringan otot yaitu:
a. Otot rangka
Otot rangka tunas selnya sangat panjang, berinti banyak dengan lurik
silang. Kontraksi cepat, kuat dan biasanya dibawah kendali sukarela.
b. Otot jantung
Otot jantung memiliki lintas striations yang memanjang. Sel-selnya
bercabang terikat satu sama lain pada strukturnya. Kontraksi otot jantung
tidak disengaja, kuat dan ritmis.
c. Otot polos
Otot polos terdiri dari kumpulan fusi dari sel yang luriknya kurang.
Kontraksi otonya lambat, dan kontraksi tak disengaja.
E. Jaringan Saraf
Jaringan saraf meruakan jaringan yang berperan sebagai pengontrol
sisitem tubuh. Fungsinya yaitu membawa dan menerima implus saraf ke dan
dari system saraf pusat, menanggapi rangsangan lingkungan, serta aktif
bereaksi terhadap rangsangan yang dating dari gerakan. Sel-sel yang
membentuk jaringan saraf yaitu:
a. Neuron (sel saraf)
struktur sel saraf yakni:
1) sel tubuh atau perikaryon, yang terdiri dari: nucleus, reticulum
endoplasma kasar, apparatus golgi, mikrotubulus dan filament
intermediet. Yang fungsinya yaitu sebagai pusat sintesis untuk
seluruh neuron.
2) Dendrit, yang berbentuk pendek dan bercabang dari perikaryon,
ditutupi dengan banyak sinapsis. Yang berfungsi untuk penerima
sinyal utama pada neuron (khususnya untuk menerima rangsangan).
3) Axon, yang berfungsi untuk menghasilkan dan melakukan implikasi
saraf ke sel lain (sel saraf, otot, dann kelenjar)
b. sel glia
sel glia merupakan sel pendukung dalam pelakasaanan fungsi
jaringan saraf.
F. Histoligi Organ Respirasi
Organ respirasi merupakan organ tempat pertukaran gas pernapasan.
Secara fungsional striktur organ respirasi terbagi atas:
1. Bagian konduksi
Bagian konduksi berfungsi menyediakan tempat udara keluar masuk
pada paru-paru danmengkondisikan udra yang dihirup. Bagian konduksi
terdiri dari: rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronki, bronkiolus,
bronkiolus terminalis.
2. Bagian resipiratorik
Bagian resipiratorik berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Bagian
resipiratorik terdiri dari: bronkiolus resipiratoris, duktus alveolaris dan
alveoli.
G. Histoligi Organ Sirkulasi
Organ sirkulasi merupakan organ yang berperan pada peredaran cairan
pada tubuh. System sirkkulasi terbagi atas:
1. Sistem vascular darah
Sistem vascular darah yang terdiri atas: jantung, arteri, kapiler dan
vena.
2. Limfatik
Limfatik yang terdiri dari pembuluh limfe.
H. Histoligi Organ Sistem Digesti
Organ system digesti merupakan organ yang berperan pada proses
pencernaan. Yang terdiri dari: rongga mulut, esophagus, lambung, usus
halus, usus besar, rectum dan anus. Ciri struktur umum saluran cerna yakni:
Mukosa, Submukosa, Muskularis dan Serosa
I. Histoligi Organ Perkemihan
Organ perkemihan merupakan organ yang memelihara homeostasis
cairan tubuh. Yang terdiri dari:
1. Ginjal
a. Lapisan eksternal ginjal
Yang terbagi atas faskiola renal, kapsul adipose, dan kapsul renal.
b. Lapisan internal ginjal
Yang terbagi atas korteks dan medulla.
c. Struktur histologi bagian ginjal
Yang terbagi atas glomerulus, glomerular (kapsula bowman), tubulus
proksimal kontortus, tubulus distal kontortus, renal papilla.
J. Inflamasi Peradangan
Inflamasi merupakan respon fisiologi tubuh terhadap infeksi atau
gangguan yang menyebabkan kerusakan jaringan. Tipe inflamasi yakni:
1. Inflamasi akut
Inflamasi yang berlangsung singkat (menit – hari). Ditandai terjadinya
peningkatan permeabilitas vaskular, adanya eksudasi cairan dan protein
plasma serta peningkatan neutrofil. Tahapan iflamasi akut antara lain:
pelepasan mediator-mediator inflamasi, proses kemotaksis dan
fagositosis.
2. Inflamasi kronik
Inflamasi berlangsung lama. Ditandai adanya limfosit dan makrofag,
proliferasi pembuluh darah.
K. Pemeriksaan Sitohistologi
Tujuan pemeriksaan sitohistologi yaitu untuk mengidentifikasi Struktur sel
dan jaringan dan menegakkan diagnosa penyakit (Perubahan aktivitas pada
sel dan jaringan dan Komponen biologis sel dan jaringan).
1. Spesimen pada sitohistologi
Spesimen sitologi didapat dari sel yang terlepas dari jaringan, berupa
urin, dahak, cairan seresbropinal, cairan vagina dan cairan tubuh lainnya.
Sedangkan histologi didapat dari jaringan pada organ misalnya organ
yang diambil dari pasien.
2. Teknik pengambilan spesimen
Teknik pengambilan specimen sitologi yakni dari Goresan sel dan
aspirasi sel (aspirasi jarum halus). Sedangkan teknik pengambilan
histologi yakni dari biopsi jarum setalh itu biopsi endoskopi dan biopsi
eksisi.
3. Pembuatan preparat histologi
Langkah-langkahnya yaitu:
 Fiksasi: Mempertahankan struktur dan komponen pada sel
 Dehidrasi: Menghilangkan air dan larutan fiksasi dari jaringan
 Clearing: Menghilangkan dehidran dan menjernihkan jaringan
 Infiltras: Mengadaptasikan jaringan pada lingkungan parafin
 Embedding: Membenamkan jaringan kedalam paraffin sehingga
terbentuk blok paraffin.
4. Pembuatan preparat histologi
Langkah-langkahnya yaitu:
 Pengambilan specimen
 Metode pembuatan sediaan
 Fiksasi sediaan sitology
 Pewarnaan

Anda mungkin juga menyukai