Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bekerja di laboratorium mikrobiologi diperlukan ketelitian


khusus dalam proses pengerjaannya karena organisme yang diamati tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang sehingga organisme tersebut berukuran
sangat kecil. Organisme berukuran sangat kecil ini yang disebut sebagai
mikroorganisme.

Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang berukuran sangat kecil


yaitu dalam skala micrometer dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Yang termasuk dalam golongan mikroorganisme adalah bakteri, fungi,
protozoa, alga, virus. Golongan ini sering disebut mikroba atau jasad renik.
Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya karena ukurannya yang
kecil dan sukar dilihat dengan mata telanjang, tetapi juga pengaturan
kehidupannya yang lebih sederhana sehingga kehidupan mikroba dapat
mengganggu proses pengerjaan dilaboratorium mikrobiologi. Untuk
memudahkan penghindaran kehidupan mikroba khususnya bakteri dan
sporanya dilakukan tindakan sterilisasi.

Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk membebaskan


alat, barang atau bahan dari mikroorganisme hidup termasuk bakteri dan
sporanya dari alat atau bahan yang steril. Penghindaran mikroba dalam proses
sterilisasi tergantung ketahanan tubuhnya. Oleh karena itu dalam
memusnahkan atau membebaskan kehidupan mikroba, tindakan sterilisasinya
juga berbeda yaitu sterilisasi mekanik, fisik dan kimiawi. Hal ini yang
mendasari keberhasilan suatu proses pengerjaan di laboratorium
mikrobiologi.
B. Tujuan

Untuk mengetahui teknik sterilisasi dan melakukan pekerjaan


dilaboratorium secara aseptis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik


atau mikroba yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh
renik yang paling tahan panas yaitu spora bekteri. Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih
berlangsung dan tidak sempurna proses sterilisasi. Jika proses sterilisasi
berlangsung sempurna, maka alat atau bahan yang disterilkan terbebas dari
mokroorganisme hidup termasuk bakteri dan sporanya.

(Lay dan Hatowo,1992)

Sterilisasi yang umum dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu


sterilisasi fisik,mekanik dan kimiawi. Sterilisasi secara mekanik dilakukan
degan cara filtrasi atau penyaringan dengan mengalirkan larutan melalui suatu
alaat penyaring yang memiliki pori-pori cukup kecil untuk menahan
mikroorganisme dengan ukuran tertentu: penyarian dilakukan untuk
mensterilkan cairan yang tidak tahan terhadap pemanasan dengan suhu tinggi
seperti serum, larutan yang mengandung enzim, toksin kuman, ekstrak sel,
antibiotik dan asam amino. Selanjutnya sterilisasi secara fisik dapat dilakukan
dengan cara pemanasan atau penyinaran, terhadap empat macam sterilisasi
dengan pemanasan yaitu yang pertama pemijaran api dilakukan dengan
membakar alat pada api secara langsung contoh alatnya yaitu jarum
inokulum, pinset, batang; yang kedua panas kering, sterilisasi ini
menggunakan udarah panas dan karakteristik sterilisasi kering adalah
menggunakan oven dengan suhu 160º-180ºc selama dua jam, sterilisasi ini
sangat cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi yang telah ditutup; yang ketiga uap panas, konsep ini hampir sama
dengan mengukur dan bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan
metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi; yang keempat uap panas
bertekanan. Alat yang digunakan adalah autoclave dengan suhu 121ºc selama
15-3 menit, sterilisasi uap panas bertekanan sangat cocok untuk alat-alat yang
terbuat dari kaca, alat bedah dan medis lainnya. Dan terakhir sterilisasi secara
kimiawi, biasanya digunakan pada alat atau bahan yang tidak tahan panas dan
menggunakan senyawa desinfektan yaitu alkohol. (Surlawiria, 2005)

Alat yang digunakan dalam proses sterilisasi mempunyai prinsip


yang berbeda-beda yaitu diantaranya spritus digunakan untuk membebaskan
alat-alat atau bahan dari mikroorganisme dengan prinsipnay pemijaran secara
langsung atau membakar alat pada api secara langsung. Oven dalam proses
membebaskan mikroba memiliki prinsip kerjanya yaitu sterilisasi kering. Dan
autoclave dalam proses penghilangan mikroba dan alat yang terbuat dari kaca,
alat bedah dan media memiliki prinsip yaitu sterilisasi dengan uap panas
bertekanan. (Ferdias, 1992)
BAB III
METODE KERJA

A. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal : Senin, 12 Maret 2018

Pukul : 08.00 – 09.50 WITA

Tempat : Laboratorium Bakteriologi Stikes Mega Rezky

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Autoklaf
b. Cawan petri
c. Erlenmeyer
d. Kertas koran
e. Ose
f. Oven
g. Pipet tetes
h. Spirtus
i. Tabung reaksi

2. Bahan
a. Aquades
b. Almunium foil
c. Kapas
C. Prosedur Kerja

1. Sterilisasi dengan menggunakan autoklaf


a. Diperiksa dahulu banyaknya air dalam autoklaf sebelum
melakukan sterilisasi. Jika air kurang dari batas yang ditentukan,
maka dapat ditambahkan air sampai batas tersebut. Gunakan air
hasil destilasi, untuk menghindari terbentuknya kerak dan karat.
b. Ditutup rapat labu erlenmeyer dengan kapas dan almunium foil
kemudian masukkan ke dalam autoklaf.
c. Ditutup autoklaf dengan rapar lalu kencangkan baut pengaman agar
tidak ada uap yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman
jangan dikencangkan terlebih dahulu.
d. Dinyalakan autoklaf, kemudian atur timer dengan waktu 15 menit
pada suhu 1210C.
e. Ditunggu alaram tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan
dalam kompartemen turun sehingga sama dengan tekanan udara di
lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjukkan ke angka
nol). Setelah beberapa menit, kemudian klep pengaman dibuka dan
dikeluarkan isi autoklaf dengan hati-hati.

2. Sterilisasi kering menggunakan oven

a. Dilindungi alat-alat lab yang digunakan dalam proses sterilisasi


dengan membungkus menggunakan kertas koran.
b. Dilakukan sterilisasi selama 2 jam dengan suhu 1600C-1800C.
c. Didiamkan oven bila proses sterilisasi selesai selama beberapa menit
hingga suhu turun dan mencapai suhu kamar.

3. Sterilisasi dengan menggunakan bunsen

a. Disiapkan bunsen, kemudian dinyalakan.


b. Disterilisasi alat-alat yang terbuat dari platina atau nikrom seperti
ose dengan apai bunsen hingga pijar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

No Jenis Alat/Bahan Alat/Bahan Waktu Suhu


sterilisasi yang yang
digunakan disterilkan

1. Fisik Spiritus  Kawat Tidak Tidak


Pemijaran platinum ditentukan ditentukan
langsung (ose)
 Pingset
 Mulut
tabung
reaksi
 Mulut
erlenmeyer
2. Fisik Oven  Cawan 1-2 jam 160ºc-
Uap pans petri 180ºc
kering  Tabung
reaksi
 Pingset
(dibungkus
dengan
kertas

3. Fisik Autoclave  Tabung 15-30 121ºc


Uap panas reaksi menit
bertekanan  Pingset
 Cawan
petri
 Erlenmeyer
yang berisi
media

B. Pembahasan

Dalam percobaan dilakukan teknik sterilisasi secara fisik yaitu


sterilisasi pemijaran secara langsung dengan membakar alat secara langsung
menggunakan spritus, selanjutnya sterilisasi uap panas kering dengan
menggunakan udara panas dilakukan dengan alat oven dan yang terakhir
teknik yang dilakukan yaitu sterilisasi uap panas bertekanan dengan
menggunakan alat autoclave.

Prinsip kerja oven yaitu alat sterilisasi dengan menggunakan uap


panas kering sehingga protein microba akan mengalami dehidrasi hingga
terjadi kekeringan, selanjutnya teroksidasi oleh oksigen di udara dan
menyebabkan matinya mikroba. Tidak semua alat cocok untuk desterilisasi
dengan oven dan alat yang cocok desterilisasi menggunakan oven adalah alat
yang terbuat dari kaca misalnya, erlenmeyer, tabung reaksi yang telah ditutup
kapas dan lain-lainnya. Kelebihan dari proses sterilisasi menggunakan oven
yaitu tidak ada uap air yang menetas pada alat dan bahan yang disterilkan
karena menggunakan uap panas kering. Kekurangan dari penggunaan oven
yaitu memerlukan temperatur yang tinggi dan waktu yang lama. Hal yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan oven yaitu alat yang dapat disterilisasi
yaitu alat-alat yang terbuat dari kaca dan alat yang terbuat dari besi tidak
dapat disterilkan menggunakan oven karena dapat menyebabkan besi tersebut
meleleh didalam proses penggunaan alat oven untuk sterilisasi dikarenakan
oven menggunakan temperatur yang tinggi dan waktu yang lama. Suhu yang
digunakan dalam proses sterilisasi menggunakan oven yaitu 160ºc-180ºc
dengan waktu dua jam.

Prinsip kerja autoclave yaitu alat sterilisasi dengan menggunakan


uap panas bertekanan denga suhu 121ºc selama 15-30 menit. Sterilisasi
dengan menggunakan autoclave ini cocok untuk alat-alat yang terbuat dari
kaca, alat bedah dan media. Kelebihan dari penggunaan autoclave yaitu
waktu proses sterilisasi lebih cepat karena menggunakan uap panas dan
tekanan, dapat digunakan untuk sterilisasi hampir semua alat termasuk alat
ukur, dan ada tetes uap air pada alat dan bahan yang disterilkan. Kekurangan
dari penggunaan autoclave yaitu sangat bergantung pada kelembapan dan
temperatur yang ditingkatkan, uap air yang menetes dapat merusak media-
media tertentu, dan terdapatnya tetesan uap air yang mengenai alat dan bahan
yang disterilkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam proses sterilisasi dengan
menggunakan autoclave yaitu sebelum melakukan sterilisasi terlebih dahulu
mengecek banyaknaya air dalam autoclave. Jika air kurang dari batas yang
ditentikan, maka dapat ditambahkan air sampai batas tersebut dan
memperhatikan untuk menutup autoclve dengan rapat lalu mengecangkan
baut pengaman agar tidak ada uap yang keluar dari bibir autoclave.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dapat disimpulakan bahwa untuk membebaskan


atau membunuh mikroorganisme yang hidup di alat-alat serta bahan maka
dilakukan proses sterilisasi. Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan
untuk membebaskan alat, barang atau bahan dari mikroorganisme hidup
termasuk bakteri dan sporanya dari alat atau bahan yang steril. Pada
prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan secara mekanik, fisik dan kimiawi.

B. Saran

Sebelum melakukan sterilisasi diharapkan untuk memahami cara


penggunaan alat dan memperhatikan proses sterilisasi alat atau bahan yang
ingin disterilkan tidak terkontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ferdias. S. 1992, Mikrobiologi pangan. Gramedia pustaka utama, Jakarta.

Lay. B. 1994, Analisis mikroba di laboratorium , Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Suriawirra, Unus. 1995. Pengantar mikrobiologi umum, Bandung. Angkasa.


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam bidang penelitian mkrobiologi, dibutuhkan suatu teknik khusus


untuk mempelajari mikroorganisme. Mikroorganisme yang diteliti berukuran
sangat kecil sehingga dalam menumbuhkan dan mempelajari sifat-sifat
mikroorganisme yang sangat kecil seperti bakteri diperlukan suatu tempat
pertumbuhan mikroorganisme yakni suatu media.

Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat
hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Untuk
tujuan mikroorganisme dapat tumbuh diperlukan suatu medium sebagai tempat
pembiakan dan tempat isolasi mikroorganisme. Dengan mengisolasi suatu
bakteri dan menumbuhkannya dengan media dapat mengidentifikasi dan
mempelajari sifat suatu bakteri.

Bakteri dalam medium juga memerlukan makanan untuk pertumbuhannya


atau memerlukan nutrisi. Nutrisi yang diperlukan baik yang terbuat dari
susunan atau campuran zat-zat makanan maupun unsur-unsur hara dari media
tersebut. Media tersebut dapat berbentuk cair, padat dan semi padat tergantung
mikroorganisme khususnya bakteri yang akan ditumbuhkan sehingga harus
dipahami jenis-jenis nutrisi yang diperlukan untuk masing-masing
mikroorganisme dalam mencapai keberhasilan dalam suatu pembuatan media.

B. Tujuan

Untuk mengetahui pembuatan media pertumbuhan bakteri.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat


makanan (nutrisi) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan mikroorganisme. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi
media berupa molekul kecil yang dirakit untuk proses pertumbuhannya.
Pertumbuhan mikroorganisme sangat memerlukan nutrisi. Nutrisi yang
dibutuhkan terbuat dari susunan atau campuran zat-zat makanan maupun zat-
zat hara dari media tersebut. (Collin dan Patricia, 1987)

Menurut wujudnya dikenal tiga macam media yaitu media


cair,padat dan semi padat. Media semi padat merupakan media yang
mengandung agar 0,3 – 0,4%, sehingga menjadi sedikit kental tidak padat dan
tidak begitu cair. Media ini dibuat dengan tujuan agar pertumbuhan mikrob
dapat menyebar keseluruh media tetapi tidak mengalami pencampuran
sempurna jika tergoyang dan untuk mencegah atau menekan difusi oksigen.
Media cair merupakan media yang tidak mengandung agar 15 % sehingga
setelah dingin menjadi padat, media ini digunakan untuk
mengembangbiakkan mikroba. (Hadro etomo dan Ratna, 199)

Menurut sifatnya dikenal beberapa jenis media yaitu yang pertama


media transport yaitu media yang digunakan untuk mengirim klinik spesimen
dari satu tempat ke laboratorium, didalam media ini bakteri yang ada dalam
spesimen tidak mati dan tidak berkembang biak contohnya carry dan blair,
amies dan stuart. Yang kedua enrenchiment media yang digunakan untuk
memperbanyak atau menumbuhkan bakteri menjadi lebih besar, ada yang
berifat umum dan ada yang bersifat khusus, cbrain heart infusioontoh yang
bersifat umum yakni natrium agar, nutrien both, n agar, brain heart infusion
broth, agar. Yang ketiga, media selektif yaitu media yang digunakan untuk
memilih koloni satu jenis bakteri dari koloni-koloni yang lain, ada yang
bersifat umum dan ada yang bersifat khusus, contoh yang bersifat umum
yaitu blood agar plate (untuk gram negatif dan gram positif), mac conky agar
( untuk gram negatif batang), contoh yang bersifat khusus TCBS agar plate,
SS agar plate, Mannitol salt agar plate. Yang keempat universal media yaitu
media yang dapat ditumbuhi oleh hampir semua jenis bakteri. Misalnya
Blood agar, Trytose Soy Broth, BHI Broth dan sebagainya. (Ratu safitri,
2010).
BAB III
METODE KERJA

A. Waktu dan Tempat

Hari / Tanggal: Senin, 19 Maret 2018

Pukul : 08.00 – 09.50 WITA

Tempat : Laboratorium Bakteriologi Stikes Mega Rezky

B. Alat dan Bahan

1. Alat
a. Autoklaf
b. Cawan petri
c. Erlenmeyer
d. Ose
e. Oven
f. Pipet tetes
g. Spirtus
h. Tabung reaksi

2. Bahan
a. Aquades
b. Almunium foil
c. Kapas

C. PROSEDUR KERJA

1. Disiapkana alat dan bahan yang digunakan.


𝑔𝑟𝑎𝑚
2. Dipersiapkan perhitungan untuk penimbangan dengan rumus: ×V
𝑉

 Timbang media SIM 30 ml dalam 1 liter:


30 𝑔𝑟𝑎𝑚
× 100 ml = 3 gram
1.000 𝑚𝑙
 Timbang media NA 28 ml dalam 1 liter:
28 𝑔𝑟𝑎𝑚
× 100 ml = 2,8 gram
1.000 𝑚𝑙
 Timbang media NB 8 ML dalam 1 liter:
8 𝑔𝑟𝑎𝑚
× 100 ml = 0,8 gram
1.000 𝑚𝑙

3. Disiapkan padatan NA sebanyak 2,8 gram, padatan SIM 3 gram dan NB


sebanyak o,8 gram.

4. Dilarutkan media NA, SIM dan NB dengan aquades 100 ml dan


menggunakan hotplate sambil masing-masing media diaduk hingga
mendidih.

5. Dituangkan NA, SIM dan NB kedalam masing-masing tabung reaksi


dengan 2 tabung reeaksi sebanyak 5 ml.

6. Disterilkan media yang telah dibuatkan kedalam autoklaf.

7. Disimpan media kedalam lemari pendingin.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Media Natrium Agar (NA)

Media: Natrium Agar (NA) Keterangan


a. b. a. sebelum sterilisasi
warna: kuning
konsistensi: cair
b. sesudah sterilisasi
warna: kuning keruh
konsistensi: padat

Media: Natrium Agar (NA) Keterangan


Cawan petri a. sebelum sterilisasi
warna: kuning
keemasan
konsistensi: semi
padat
b. sesudah sterilisasi
warna: kuning
keemasan
konsistensi: padat
2. Media Natrium Broth (NB)

Media: Natrium Broth (NB) Keterangan


a. b. a. sebelum sterilisasi
warna: bening
kekuning
konsistensi: cair
b. sesudah sterilisasi
warna: kuning bening
konsistensi: cair

3. Media Sulfide Indole Motility (SIM)

Media: Sulfide Indole Motility (SIM) Keterangan


a. b. a. sebelum sterilisasi
warna: bening
kekuning
konsistensi: cair
b. sesudah sterilisasi
warna: bening
keemasan
konsistensi: semi
padat
B. Pembahasan

Dalam percobaan media yang digunakan ialah media padat, media cair dan
media semi padat. Media padat yang digunakan ialah nutrien agar (NA), yang
dimaksud dengan nutrien agar yakni medium padat untuk pertumbuhan
mikroorganisme. NA juga merupakan media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, stok
kultur untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri dan untuk mengisolasi
organisme dalam kultur murni ada beberapa jenis agar yang tumbuh sebagai
jenis bakteri baik. Beberapa lebih memiliki banyak garam didalamnya dan
beberapa memiliki lebih banyak protein. Untuk nutrien afgar yang ditabung
reaksi yang diletakkan miring berfungsi dalam memperbanyak kultur dan
mengisolasi kultur sedangkan nutrien agar yang dicawan petri berfungsi
melihat morfologi bakteri dan permukaannya yang luas. Untuk komposisi
nutrien agar adalah ekstrak beef dan pepton sehingga digunakan sebagai
pemadat, karena sifatnya yang mudah membeku dan mengandung karbohidrat
yang berupa galaktam sehingga tidak mudah diuraikan oleh mikroorganisme.

Media cair yang digunakan ialah nutrien Borth (NB), yang dimaksud
dengan nutrien Borth adalah medium cair untuk pertumbuhan
mikroorganisme dengan bahan dasar adalah ekstrak beef dan pepton. Medium
inidigunakan sebagai medium standar untuk pertumbuhan mikroorganisme di
laboratorium. Perbedaan konsentis antara NA dengan NB yitu NA berbentuk
padan dan NB berbentuk cair. Fungsi kimia dari NB sebagai media umum
untuk melihat fermentasi bakteri.

Media semi padat yang digunakan ialah SIM, yang dimaksud dengan
media SIM (sulfide indole motiliti) media yang berbentuk semi solit untuk
pertumbuhan mikroorganisme, media ini digunakan untuk tes kemampuan
organisme untuk melakukan beberapa hal yang mengurani sulfur yang
direduksi menjadi H2S. Bakteri yang hidup dalam media ini akan
memfermentasi (semacam senyawa). Media ini tidak dimiringkan dalam
penyimpanannya disebabkan agar dapat melihat berapa panjang pergerakan
bakteri dari atas sampai kebawah. Komposisi media SIM yaitu peptone yang
merupakan sumber energi atau nutrisi bagi mikroorganisme berupa protein
dan karbohidrat, sodium thiosuphate sebagai sumber mineral dan energi bagi
mikroorganisme, kandungan agar sebagai bahan pemadat media dan tempat
tumbuhnya mikroorganisme, casein pepton berfungsi untuk menghasilkan
tripton yang nantinya akan membentuk indole sebagai sumber karbon.

Sebelum melakukan persiapan media terlebih dahulu yaitu mengetahui


𝑔𝑟𝑎𝑚 ×𝑉2
berapa gram yang perlu ditimbang dengan rumus = dengan gram
V1

yaitu berat dari media yang perlu ditimbang, V1 yaitu volume yang dimiliki
media, dan V2 volume yang perlu diukur dalam proses pelarutan media
tersebut.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan media adalah


media harus mengandung zat hara makanan yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme, media harus mempnyai
tekanan osmosi, tegangan permukaan dan PH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroorganisme, media harus dalam keadaan steril sebelum ditanami
mikroorganisme yang dimaksud, jadi tidak ditumbuhi oleh mikroorganisme
yang tidak diharapkan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasl percobaan dapat disimpulkan bahwa dalam penumbuhan suatu


organisme untuk mengetahui suatu ciri khas, sifat dan jenis diperlukan suatu
cara yaitu dengan pembiakan. Pembiakan dilakukan dengan membuat suatu
media agar dapat menumbuhkan suatu mikroorganisme.

B. Saran

Dalam pembuatan media diperlukan serta disarankan agar dalam


praktikum sebelum memulai pembuatan media dipastikan peralatan steril
serta dalam proses pelarutan media diharapkan agar media tersebut benar-
benar larut.
DAFTAR PUSTAKA

Collin, CH dan Patricia M, Lyne. 1987. Miccrobrological Method. Fifth Edition.


Buteterworth London

Hadioetomo, dan Ratna. 1990. Mikrobiologi Dalam Praktek. PT Gramedia.


Jakarta

Dr. Ratu Safitri, MS. 2010. Medium Analisis Mikroorganisme (Isolasi Kultur).
CV. Trans Ifo Media. Jakarta Timur

Anda mungkin juga menyukai