PERCOBAAN I
PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN METODE REFRAKTOMETRI
OLEH
KENDARI
2020
HALAMAN PENGESAHAN
kesehatan (ilmu biologi) maupun dalam ilmu fisika. Salah satu bagian dari optik
cahaya dimana cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu, salah satu diantaranya ialah
permukaan bidang batas yang memisahkan dua medium yang berbeda, seperti
dan memasuki medium kedua, perubahan arah dari sinar yang ditransmisikan
perubahan kelajuan gelombang cahaya ketika cahaya merambat melalui dua zat
yang indeks biasnya berbeda. Dengan demikian, pembiasan cahaya ini sangat
parameter fisik berupa konsentrasi, suhu, tekanan dan lain-lain. Dalam bidang
kimia, pengukuran terhadap indeks bias secara luas telah digunakan antara lain
penyusun larutan. Indeks bias juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas
suatu larutan. Indeks bias larutan adalah parameter karakteristik yang sangat
penting dan beberapa parameter terkait seperti suhu, konsentrasi, dll, dapat
diperkirakan dari itu. Indeks bias dan viskositas memiliki banyak manfaat dalam
dimana minyak yang memiliki kualitas paling baik yaitu minyak yang memiliki
padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan
hukum snellius yang berbunyi "sudut kritis yang dibentuk oleh cahaya yang
Gula merupakan zat optis aktif yang mempunyai sifat dapat memutar arah
getar cahaya yang melewatinya. Peristiwa ini akibat adanya atom C pada molekul
gula sehingga larutan gula bersifat optis aktif yaitu dapat memutar bidang
polarisasi tanpa pengaruh medan. Larutan gula yang merupakan larutan optis aktif
2015).
Prinsip dari praktikum ini yaitu berdasarkan pada penentuan kadar gula
yang didasarkan pada indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat
refraktometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Refraktometer
German pada permulaan abad 20. Refraktometer Abbe merupakan alat untuk
mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks
bias dari 1,300 sampai 1,700 dan presentase padatan 0% - 95%. Cara kerja
refraktometer abbe didasarkan pada hukum snellius yang berbunyi "sudut kritis
yang dibentuk oleh cahaya yang datang akan menghasilkan zat yang dianalisa"
(Novestiana, 2015).
Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting
dari medium. Indeks bias suatu zat merupakan ukuran kelajuan cahaya di dalam
zat cair dibanding ketika di udara. Indeks bias adalah suatu nilai mutlak yang
penafsiran indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya pada dua medium
(Zamroni, 2013).
zat cair, dimana semakin kental zat cair, indeks biasnya semakin besar. Begitu
pula sebaliknya, semakin encer zat cair maka indeks biasnya semakin kecil;
Kecepatan rambat cahaya, dimana semakin besar cepat rambat cahaya dalam
medium, maka indeks biasnya semakin kecil; Suhu, dimana semakin besar suhu
maka indeks biasnya semakin kecil; Panjang gelombang, dimana semakin besar
dimana semakin besar konsentrasi larutan maka indeks bias semakin besar,
sebaliknya jika semakin kecil konsentrasi larutan maka indeks biasnya juga
Dalam bidang kimia, pengukuran terhadap indeks bias secara luas telah
komposisi bahan-bahan penyusun larutan. Indeks bias juga dapat digunakan untuk
mengetahui kualitas suatu larutan (Zamroni, 2013). Pengukuran indeks bias dalam
suhu dan tekanan. Indeks bias juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas
Gula merupakan zat optis aktif yang mempunyai sifat dapat memutar arah
getar cahaya yang melewatinya. Peristiwa ini akibat adanya atom C pada molekul
gula sehingga larutan gula bersifat optis aktif yaitu dapat memutar bidang
polarisasi tanpa pengaruh medan. Larutan gula yang merupakan larutan optis aktif
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Refraktometri” dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Mei 2020, pukul 09:00 WITA-
Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu refaktometer, pipet volum
25 mL, gelas kimia 50 mL, labu takar 25 mL, pipet ukur 10 mL, tabung reaksi.
botol timbang, spatula, filler, botol semprot, gelas ukur 10 ml dan batang
pengaduk.
3.2 2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gula dan aquades.
konsentrasi sampel X yang belum diketahui. Dibuat kurva kalibrasi antara indeks
(n) versus konsentrasi (%). Dengan mengalurkan data indeks bias larutan gula
sampel pada kurva kalibrasi, ditentukan konsentrasi larutan gula sampel tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
20
f(x) = 101.25 x − 1.43
Indeks bias (n)
15 R² = 0.996216170254118
Series2
10 Linear (Series2)
0
2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 20% 22%
Konsentrasi
Dik : y = 101,25x – 1,43
Penyelesaian :
dihitung.
y = 101,25x – 1,43
y = mx +C
y-C = mx
y−C
= x atau
m
y−C
× 100% = x
m
17,2+1,43
x= ×100 %
101,25
x = 18,4 %
4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penentuan konsentrasi suatu larutan gula
melalui kurva kalibrasi yang berdasarkan pada indeks bias larutan gula dengan
reaksi cahaya. Prinsip kerja dari refraktometer yaitu jika cahaya yang masuk
melalui prisma cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma
kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentuyang ditentukan
oleh sudut batas antara cairan dan alas. Perbedaan indeks bias dari tiap-tiap
sampel disebabkan karena kecepatan cahaya pada masing-masing medium atau
sampel berbeda-beda, dimana laju cahaya pada kecepatan vakum lebih cepat dari
pada laju cahaya ketika sudah melewati suatu medium. Perlambatan ini terjadi
karena dalam medium terjadi penyerapan dan hamburan cahaya saat bergerak dari
atom ke atom.
antara konsentrasi dengan nilai indeks bias. Dan untuk mencari konsentrasi nilai
larutan gula dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 4%, 8%, 12%, 16%, dan
20% serta sampel X yang belum diketahui konsentrasinya. Nilai indeks bias yang
diperoleh dari keenam sampel tersebut secara berturut-turut yaitu 3,1; 6,3; 10,3;
gula maka semakin besar pula indeks biasnya, hal ini dipengaruhi oleh kekentalan
zat cair, dimana semakin kental zat cair tesebut, indeks biasnya juga akan semakin
besar. Begitupun sebaliknya, semakin encer zat cair tersebut maka indeks biasnya
larutan gula berbanding lurus dengan indeks biasnya, sehingga semakin tinggi
konsentrasi larutan gula yang digunakan maka semakin besar indeks biasnya.
5.1 Kesimpulan
didasarkan prinsip jika cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa
melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang
terletak dalam batas-batas tertentuyang ditentukan oleh sudut batas antara cairan
dan alas. Selain itu konsentrasi berbanding lurus dengan indeks bias, dimana
semakin besar konsentrasi larutan gula maka semakin besar pula indeks biasnya.
Dari kurva kalibrasi antara konsentrasi dan indeks bias diperoleh persamaan y =
5.2 Saran
Elisa dan juliana. 2015. Perbedaan Indeks Bias Minyak Goreng Curah Dengan
Minyak Goreng Kemasan Bermerek Sunco. Jurnal Fisika Edukasi (JFE).
Vol. 2(2)
Novestiana, T. R. dan Eko H. 2015. Penentuan Indeks Bias Dari Konsentrasi
Sukrosa (C12h22o11) Pada Beberapa Sari Buah Menggunakan Portable
Brixmeter. Youngster Physics Journal. Vol. 4(2).
Suhadi dan Nanda, S. W. 2019. Kajian Indeks Bias Terhadap Air Keruh
Menggunakan Metode Plan Paralel. Jurnal Penelitian Fisika dan
Terapannya. Vol. 1(1).
Zamroni, A. 2013. Pengukuran Indeks Bias Zat Cair Melalui Metode Pembiasan
Menggunakan Plan Paralel. Jurnal Fisika. Vol. 3(2).
LAMPIRAN I
ANALISIS DATA
Penyelesaian :
dihitung.
y = 101,25x – 1,43
y= mx +C
y-C = mx
y−C
= x atau
m
y−C
×100% = x
m
17,2+1,43
x= ×100%
101,25
x = 18,4 %
LAMPIRAN II
PROSEDUR KERJA
A. Pembuatan Larutan
25 gram gula
- Ditambahkan aquades 25 mL
- dihomogenkan
Larutan gula 50 %
10 mL larutan gula
50%
- dihomogenkan
Larutan gula 20 %
3. Pembuatan Larutan Gula 16 %
8 mL larutan gula
50%
- dihomogenkan
Larutan gula 16 %
6 mL larutan gula
50%
- dihomogenkan
Larutan gula 12 %
4 mL larutan gula
50%
- dihomogenkan
Larutan gula 8 %
6. Pembuatan Larutan Gula 4 %
2 mL larutan gula
50%
- dihomogenkan
Larutan gula 4 %
Larutan glukosa 4 %
(%).
LAMPIRAN III
1. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi larutan dan dapat dinyatakan dalam
2. Berapa ml air yang harus dicampurkan dengan 50 gram gula untuk membuat
larutan gula 50 %, 40 %, 30 %, 20 %, 10 %?
Jawab :
berdasarkan perbandingan kuantitas zat terlarut dan zat pelarut dan dapat
dinyatakan dalam bentuk fraksi mol, persen berat, Molalitas (m), Molaritas
Dit: berapa air yang harus ditambahkan untuk membuat larutan dengan
konsentrasi:
a. 50% ?
b. 40% ?
c. 30% ?
d. 20% ?
e. 10% ?
Jawab
50
a. 50 %= ×100 %
50+ x
(=) 50 + x = 100
50
b. 40 %= ×100 %
50+ x
250−100
(=) x =
2
50
c. 30 %= ×100 %
50+ x
500−150
(=) x =
3
50
d. 20 %= ×100 %
50+ x
(=) 50 + x = 250
(=) x = 250 - 50
50
e. 10 %= ×100 %
50+ x
(=) 50 + x = 500
(=) x = 500 - 50
a. Larutan 50 %
50 1000
= X
180 50
= 5,56 m
b. Larutan 40 %
= 3,7 m
c. Larutan 30 %
50 1000
= X
180 116,67
= 2,38 m
d. Larutan 20 %
50 1000
= X
180 200
= 1,39 m
e. Larutan 10 %
50 1000
= X
180 450
= 0,617 m
LAMPIRAN IV
1. Jelaskan pengertian dari indeks bias dan jelaskan metode-metode yang digunakan
2. Jelaskan prinsip kerja, manfaat, kelebihan dan kekurangan dari alat refraktometer.
Jawab:
1. Indeks bias suatu zat merupakan ukuran kelajuan cahaya di dalam zat cair
dibanding ketika di udara. Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat
optis yang penting dari medium. Dalam bidang kimia, pengukuran terhadap indeks
bias secara luas telah digunakan antara lain untuk mengetahui konsentrasi larutan
Jika melalui suatu medium maka cahaya tersebut akan mengalami perubahan
rambang cahaya di ruang hampa c. Ketika cahaya merambat di dalam suatu bahan,
kelajuannya akan turun sebesar suatu faktor yang ditentukan oleh karakteristik
febry-perot terbuat dari plat transparan dengan dua permukaan yang dapat
Refleksi besar.
gelombang berjalan pada panjang lintasan yang berbeda. Pemasukan objek yang
transparan pada salah satu lengan dari interferometer akan mengubah beda lintasan
optik diantara dua berkas gelombang. Perubahan pola interfensi dapat digunakan
untuk menentukan indeks bias (n) suatu bahan sampel dengan sangta teliti.
Interfensi cahaya ini akan menghasilkan pola gelap dan terang. Jika kedua
gelombang memiliki fase yang sama maka akan terjadi interferensi kontruktif
(saling menguatkan) sehingga nantinya akan terbentuk pola terang, sedangkan jika
kedua gelombang tidak mempunyai fase yang sama maka akan terjadi interferensi
monokromatik, prisma atau kristal dan teropong. Penentuan indeks bias dengan
metode ini adalah dengan mengamati sudut deviasi minimum dari cahaya
monokromatik yang berasal dari sumber yang keluar dari prisma atau kristal yang
ditangkap oleh teropong. Metode ini cukup akurat untuk mengukur indeks bias.
Akan tetapi pengoperasian alat dengan metode ini cukup rumit selain itu
membutuhkan sampel penelitian yang banyak dan juga membutuhkan waktu yang
mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut, sampel yang digunakan juga relatif
cahaya ketika melalui suatu larutan, refraktometer memakai prinsip ini untuk
kedalamnya. Sumber cahaya ditansmisikan oleh serat optik kedalam salah satu sisi
prisma dan secara internal akan dipantulkan ke interface prisma dan sampel larutan.
Bagian cahaya ini akan dipantulkan kembali kesisi yang berlawanan pada sudut
tertentu yang tergantung dari indeks bias larutannya. Manfaat dari refraktometri ini
yaitu untuk mengetahui indeks refleksi, kerapatan jenis, dan konsentrasi dari suatu
terdapat sensor digital dan menggunakan layar LCD dalam menamilkan hasil
energi namun kelemahannya tidak akurat jika digunakan diluar rentang suhu 20°C.
3. kadar gula total dapat ditentukan dengan menggunakan alat refraktometer yaitu
memanfaatkan indeks bias. Makin tingi kadar gula maka indeks biasnya akan
besar. Metode refraktometer ini adalah salah satu metode yang umum digunakan
untuk penentuan kadar/ konsentrasi larutan karena metode ini termasuk metode
yang sederhana dan sampel yang digunakan juga relatif lebih sedikit dibandingkan
TUGAS PENDAHULUAN
KIMIA FISIK II
PERCOBAAN I
PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN METODE REFRAKTOMETRI
OLEH
A. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
prinsip kerja refraktometri, dan menentukan konsentrasi suatu larutan gula
melalui kurva kalibarasi.
B. Prinsip percobaan
Prinsip dari percobaan ini yaitu penentuan kadar gula yang didasarkan pada
indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat refraktometri.
1. Refraktometer Gula
3. Pipet volume 25 ml
4. Beaker glass 50 ml
5. Pengaduk
6. Tabung reaksi
D. Prosedur Kerja
1. Dipelajari terlebih dahulu bagian-bagian refraktometer.
2. Dibuat larutan gula dengan konsentrasi 50 % berat dengan cara
mencampurkan 25 gram gula dan 25 gram air (kurang lebih 25 ml air)
3. Diteteskan larutan gula 50 % tersebut di atas prisma refraktometer ,
kemudian tutup, diamati dan dicatat indeks biasnya.
4. Diulangi langkah 3 untuk larutan dengan konsentrasi 40 %, 30 %,20 %, 10
% (dengan mengencerkan larutan) dan 0 % yakni air murni tanpa gula.
5. Dibuatkan kurva kalibrasi antara indeks bias (n) versus konsentrasi (%).
6. Dengan mengalurkan data indeks bias larutan gula sampel pada kurva
kalibarasi, tentukan konsentrasi larutan gula sampel tersebut.
E. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
a. Data Pengamatan Proses
No Perlakuan Pengamatan
Dipelajari terlebih dahulu bagian-bagian
1
refraktometer.
Dibuat larutan gula dengan konsentrasi 50 %
2 berat dengan cara mencampurkan 25 gram gula
dan 25 gram air (kurang lebih 25 ml air).
Diteteskan larutan gula 50 % tersebut di atas
3 prisma refraktometer , kemudian tutup, diamati
dan dicatat indeks biasnya.
4 Diulangi langkah 3 untuk larutan dengan
konsentrasi 40 %, 30 %, 20 %, 10 % (dengan
mengencerkan larutan) dan 0 % yakni air murni
tanpa gula.
Dibuatkan kurva kalibrasi antara indeks bias (n)
5
versus konsentrasi (%).
Dengan mengalurkan data indeks bias larutan
6 gula sampel pada kurva kalibarasi, tentukan
konsentrasi larutan gula sampel tersebut.
2. Analisis Data
3. Perhitungan
4. Pembahasan singkat
Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optik yang penting dari
medium suatu bahan. Indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan parameter
karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat dengan parameter-parameter lain
seperti temperatur, konsentrasi, dan lain-lain yang sering dipakai dalam optik, kimia dan
industri obat-obatan. Pengukuran indeks bias dapat dilakukan dengan menggunakan
refraktometer atau metode interferometri seperti Mach-Zender, Jamin, Michelson dan
Fabry-Perot.
Kendari, 14 Mei
2020
Asisten Pembimbing Praktikan