Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK II

PERCOBAAN I
PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN METODE REFRAKTOMETRI

OLEH

NAMA : RENI TRI FEBRIYANTI


STAMBUK : A1L1 18 017
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN PEMBIMBING : LA ODE MUHAMAD ALIBONTO, S.PD

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh Asisten Pembimbing

Praktikum Kimia Fisik II dengan percobaan “Penentuan Konsentrasi Larutan

Metode Refraktometri” yang di laksanakan pada:

Hari, Tanggal : Kamis, 14 Mei 2020

Waktu : 09:00 WITA – Selesai

Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan

..Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Kendari, Mei 2020


Menyetujui,
Asisten Pembimbing

La Ode Muhamad Alibonto,


S.Pd
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Optik sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam dunia

kesehatan (ilmu biologi) maupun dalam ilmu fisika. Salah satu bagian dari optik

adalah optika geometris yang membahas tentang pemantulan dan pembiasan

cahaya dimana cahaya mempunyai sifat-sifat tertentu, salah satu diantaranya ialah

cahaya dapat dibiaskan. Ketika sebuah berkas cahaya mengenai sebuah

permukaan bidang batas yang memisahkan dua medium yang berbeda, seperti

misalnya sebuah permukaan udara ke kaca, energi cahaya tersebut dipantulkan

dan memasuki medium kedua, perubahan arah dari sinar yang ditransmisikan

tersebut disebut pembiasan. Penyebab terjadinya pembiasan karena adanya

perubahan kelajuan gelombang cahaya ketika cahaya merambat melalui dua zat

yang indeks biasnya berbeda. Dengan demikian, pembiasan cahaya ini sangat

ditentukan oleh indeks bias bahannya (Elisa, 2015).

Pengukuran indeks bias dalam industri dapat digunakan untuk menemukan

parameter fisik berupa konsentrasi, suhu, tekanan dan lain-lain. Dalam bidang

kimia, pengukuran terhadap indeks bias secara luas telah digunakan antara lain

untuk mengetahui konsentrasi larutan dan mengetahui komposisi bahan-bahan

penyusun larutan. Indeks bias juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas

suatu larutan. Indeks bias larutan adalah parameter karakteristik yang sangat

penting dan beberapa parameter terkait seperti suhu, konsentrasi, dll, dapat
diperkirakan dari itu. Indeks bias dan viskositas memiliki banyak manfaat dalam

kehidupan sehari-hari, misalnya sebagai parameter kualitas minyak goreng

dimana minyak yang memiliki kualitas paling baik yaitu minyak yang memiliki

indeks bias dan viskositas yang tinggi (Zamroni, 2013).

Refraktometer Abbe merupakan alat untuk mengukur indeks bias cairan,

padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks bias dari 1,300 sampai 1,700 dan

presentase padatan 0% - 95%. Cara kerja refraktometer abbe didasarkan pada

hukum snellius yang berbunyi "sudut kritis yang dibentuk oleh cahaya yang

datang akan menghasilkan zat yang dianalisa" (Novestiana, 2015).

Gula merupakan zat optis aktif yang mempunyai sifat dapat memutar arah

getar cahaya yang melewatinya. Peristiwa ini akibat adanya atom C pada molekul

gula sehingga larutan gula bersifat optis aktif yaitu dapat memutar bidang

polarisasi tanpa pengaruh medan. Larutan gula yang merupakan larutan optis aktif

berfungsi untuk membelokkan cahaya yang telah melalui polarisator (Purwasih,

2015).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka perlu adanya praktikum

mengenai Penentuan Konsentrasi Larutan Metode Refraktometri tersebut, untuk

memahami prinsip kerja refraktometri, dan menentukan konsentrasi suatu larutan

gula melalui kurva kalibarasi.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini yaitu setelah melakukan percobaan ini

diharapkan mahasiswa dapat memahami prinsip kerja refraktometri, dan

menentukan konsentrasi suatu larutan gula melalui kurva kalibarasi.


1.3 Prinsip Praktikum

Prinsip dari praktikum ini yaitu berdasarkan pada penentuan kadar gula

yang didasarkan pada indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat

refraktometri.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Refraktometer

Refraktometer ditemukan oleh Dr. Ernes Abbe seorang ilmuan dari

German pada permulaan abad 20. Refraktometer Abbe merupakan alat untuk

mengukur indeks bias cairan, padatan dalam cairan atau serbuk dengan indeks

bias dari 1,300 sampai 1,700 dan presentase padatan 0% - 95%. Cara kerja

refraktometer abbe didasarkan pada hukum snellius yang berbunyi "sudut kritis

yang dibentuk oleh cahaya yang datang akan menghasilkan zat yang dianalisa"

(Novestiana, 2015).

2.2 Indeks bias

Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optis yang penting

dari medium. Indeks bias suatu zat merupakan ukuran kelajuan cahaya di dalam

zat cair dibanding ketika di udara. Indeks bias adalah suatu nilai mutlak yang

dimiliki oleh setiap medium sehingga terjadinya pembiasan. Secara umum

penafsiran indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya pada dua medium

(Zamroni, 2013).

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Bias

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi indeks bias, yaitu Kekentalan

zat cair, dimana semakin kental zat cair, indeks biasnya semakin besar. Begitu

pula sebaliknya, semakin encer zat cair maka indeks biasnya semakin kecil;
Kecepatan rambat cahaya, dimana semakin besar cepat rambat cahaya dalam

medium, maka indeks biasnya semakin kecil; Suhu, dimana semakin besar suhu

maka indeks biasnya semakin kecil; Panjang gelombang, dimana semakin besar

panjang gelombang maka indeks biasnya semakin kecil; Konsentrasi larutan,

dimana semakin besar konsentrasi larutan maka indeks bias semakin besar,

sebaliknya jika semakin kecil konsentrasi larutan maka indeks biasnya juga

semakin kecil (Elisa, 2015).

2.4 Manfaat Indeks Bias

Dalam bidang kimia, pengukuran terhadap indeks bias secara luas telah

digunakan antara lain untuk mengetahui konsentrasi larutan dan mengetahui

komposisi bahan-bahan penyusun larutan. Indeks bias juga dapat digunakan untuk

mengetahui kualitas suatu larutan (Zamroni, 2013). Pengukuran indeks bias dalam

industri dapat digunakan untuk menemukan parameter fisik berupa konsentrasi,

suhu dan tekanan. Indeks bias juga dapat digunakan untuk mengetahui kualitas

nilai dari suatu larutan (Suhadi, 2019).

2.5 Larutan Gula

Gula merupakan zat optis aktif yang mempunyai sifat dapat memutar arah

getar cahaya yang melewatinya. Peristiwa ini akibat adanya atom C pada molekul

gula sehingga larutan gula bersifat optis aktif yaitu dapat memutar bidang

polarisasi tanpa pengaruh medan. Larutan gula yang merupakan larutan optis aktif

berfungsi untuk membelokkan cahaya yang telah melalui polarisator. Untuk


menemukan sinar yang telah dibelokkan oleh larutan gula, digunakan analisator

yang sudutnya dapat diubah-ubah (Purwasih, 2015).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia Fisik II “Penentuan Konsentrasi Larutan Metode

Refraktometri” dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Mei 2020, pukul 09:00 WITA-

selesai. Bertempat di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu refaktometer, pipet volum

25 mL, gelas kimia 50 mL, labu takar 25 mL, pipet ukur 10 mL, tabung reaksi.

botol timbang, spatula, filler, botol semprot, gelas ukur 10 ml dan batang

pengaduk.

3.2 2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu gula dan aquades.

3.3 Prosedur Kerja


3.3.1 Pembuatan Larutan
3.3.1.1 Pembuatan Larutan Gula 50 %
Diambil larutan gula sebanyak 25 gram, dimasukkan dalam gelas kimia

ukuran 50 mL, ditambahkan air sebanyak 25 mL dan dihomogenkan.

3.3.1.2 Pembuatan Larutan Gula 20 %

Diambil 10 mL larutan gula 50 %, dimasukkan dalam labu takar 25 mL,

ditambahkan aquades hingga batas tera dan dihomogenkan.

3.3.1.3 Pembuatan Larutan Gula 16 %

Diambil 8 mL larutan gula 50 %, dimasukkan dalam labu takar 25 mL,

ditambahkan aquades hingga batas tera dan dihomogenkan.

3.3.1.4 Pembuatan Larutan Gula 12 %

Diambil 6 mL larutan gula 50 %, dimasukkan dalam labu takar 25 mL,

ditambahkan aquades hingga batas tera dan dihomogenkan.

3.3.1.5 Pembuatan Larutan Gula 8 %

Diambil 4 mL larutan gula 50 %, dimasukkan dalam labu takar 25 mL,

ditambahkan aquades hingga batas tera dan dihomogenkan.

3.3.1.6 Pembuatan Larutan Gula 4 %

Diambil 2 mL larutan gula 50 %, dimasukkan dalam labu takar 25 mL,

ditambahkan aquades hingga batas tera dan dihomogenkan.

3.3.2 Penentuan Konsentrasi Larutan Glukosa


Diteteskan larutan glukosa dengan konsentrasi 4 % di atas prisma

refraktometer, kemudian ditutup, diamati dan dicatat indeks biasnya. Diulangi

langkah tersebut untuk larutan dengan konsentrasi 8 %, 12 %, 16 %, 20 %, dan

konsentrasi sampel X yang belum diketahui. Dibuat kurva kalibrasi antara indeks

(n) versus konsentrasi (%). Dengan mengalurkan data indeks bias larutan gula

sampel pada kurva kalibrasi, ditentukan konsentrasi larutan gula sampel tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Tabel 4.1.1 Data Pengukuran Indeks Bias Larutan Gula


No Konsentrasi Larutan Gula Indeks Bias (n)
1 4% 3,1
2 8% 6,3
3 12 % 10,3
4 16 % 14,8
5 20% 19,1
6 Sampel X 17,2

4.2 Penentuan Konsentrasi Larutan Gula

Grafik 4.2.2 Hubungan antara Konsentrasi dan Indeks Bias

Hubungan indeks bias (n) terhadap konsentrasi


25

20
f(x) = 101.25 x − 1.43
Indeks bias (n)

15 R² = 0.996216170254118
Series2
10 Linear (Series2)

0
2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 16% 18% 20% 22%
Konsentrasi
Dik : y = 101,25x – 1,43

Dit : Konsentrasi sampel X =.....?

Penyelesaian :

Dalam persamaan-persamaan garis linear y = mx + C, jadi m dan C dapat

diketahui yaitu, m= 117,2dan C= 0,9; sehingga konsentrasis ampel X dapat

dihitung.

y = 101,25x – 1,43

y = mx +C

y-C = mx

y−C
= x atau
m

y−C
× 100% = x
m

17,2+1,43
x= ×100 %
101,25

x = 18,4 %

4.3 Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan penentuan konsentrasi suatu larutan gula

melalui kurva kalibrasi yang berdasarkan pada indeks bias larutan gula dengan

menggunakan alat refraktometer. Refraktometer merupakan alat yang digunakan

untuk mengukur kadar atau konsentrasi bahan terlarut dengan memanfaatkan

reaksi cahaya. Prinsip kerja dari refraktometer yaitu jika cahaya yang masuk

melalui prisma cahaya hanya bisa melewati bidang batas antara cairan dan prisma

kerja dengan suatu sudut yang terletak dalam batas-batas tertentuyang ditentukan

oleh sudut batas antara cairan dan alas. Perbedaan indeks bias dari tiap-tiap
sampel disebabkan karena kecepatan cahaya pada masing-masing medium atau

sampel berbeda-beda, dimana laju cahaya pada kecepatan vakum lebih cepat dari

pada laju cahaya ketika sudah melewati suatu medium. Perlambatan ini terjadi

karena dalam medium terjadi penyerapan dan hamburan cahaya saat bergerak dari

atom ke atom.

Untuk penentuan konsentrasi sampel maka digunakan grafik hubungan

antara konsentrasi dengan nilai indeks bias. Dan untuk mencari konsentrasi nilai

X digunakan persamaan y = Ax + B. pada percobaan ini digunakan sampel berupa

larutan gula dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 4%, 8%, 12%, 16%, dan

20% serta sampel X yang belum diketahui konsentrasinya. Nilai indeks bias yang

diperoleh dari keenam sampel tersebut secara berturut-turut yaitu 3,1; 6,3; 10,3;

14,8; 19,1; dan sampel X sebesar 17,2.

Hasil tersebut membuktikan bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan

gula maka semakin besar pula indeks biasnya, hal ini dipengaruhi oleh kekentalan

zat cair, dimana semakin kental zat cair tesebut, indeks biasnya juga akan semakin

besar. Begitupun sebaliknya, semakin encer zat cair tersebut maka indeks biasnya

semakin kecil. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa konsentrasi

larutan gula berbanding lurus dengan indeks biasnya, sehingga semakin tinggi

konsentrasi larutan gula yang digunakan maka semakin besar indeks biasnya.

Adapun untuk sampel X merupakan larutan yang belum diketahui konsentrasinya,

sehingga konsentrasinya dicari dengan menggunakan kurva kalibrasi dan

diperoleh nilai konsentrasinya sebesar 18,4%.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini yaitu prinsip kerja dari refraktometer

didasarkan prinsip jika cahaya yang masuk melalui prisma-cahaya hanya bisa

melewati bidang batas antara cairan dan prisma kerja dengan suatu sudut yang

terletak dalam batas-batas tertentuyang ditentukan oleh sudut batas antara cairan

dan alas. Selain itu konsentrasi berbanding lurus dengan indeks bias, dimana

semakin besar konsentrasi larutan gula maka semakin besar pula indeks biasnya.

Dari kurva kalibrasi antara konsentrasi dan indeks bias diperoleh persamaan y =

101,25x – 1,43, sehingga diperoleh konsentrasi larutan sampel X sebesar 18,4%.

5.2 Saran

Saran yang dapat saya sampaikan yaitu sebaiknya untuk praktikum

selanjutnya mungkin dapat juga digunakan bahan pembanding lain.


DAFTAR PUSTAKA

Elisa dan juliana. 2015. Perbedaan Indeks Bias Minyak Goreng Curah Dengan
Minyak Goreng Kemasan Bermerek Sunco. Jurnal Fisika Edukasi (JFE).
Vol. 2(2)
Novestiana, T. R. dan Eko H. 2015. Penentuan Indeks Bias Dari Konsentrasi
Sukrosa (C12h22o11) Pada Beberapa Sari Buah Menggunakan Portable
Brixmeter. Youngster Physics Journal. Vol. 4(2).

Purwasih, M. K. 2015. Pengaruh Konsentrasi Berbagai Larutan Gula Sakarosa


Terhadap Sudut Putar Jenis Cahaya Merah, Hijau Dan Kuning. Prosiding
Seminar Nasional Fisika (E-Journal). Vol. 4

Suhadi dan Nanda, S. W. 2019. Kajian Indeks Bias Terhadap Air Keruh
Menggunakan Metode Plan Paralel. Jurnal Penelitian Fisika dan
Terapannya. Vol. 1(1).

Zamroni, A. 2013. Pengukuran Indeks Bias Zat Cair Melalui Metode Pembiasan
Menggunakan Plan Paralel. Jurnal Fisika. Vol. 3(2).
LAMPIRAN I

ANALISIS DATA

Dik : y = 101,25x – 1,43

Dit :konsentrasi sampel X=.....?

Penyelesaian :

Dalam persamaan-persamaan garis linear y = mx + C, jadi m dan C dapat

diketahui yaitu, m= 117,2dan C= 0,9; sehingga konsentrasis ampel X dapat

dihitung.

y = 101,25x – 1,43

y= mx +C

y-C = mx

y−C
= x atau
m

y−C
×100% = x
m

17,2+1,43
x= ×100%
101,25

x = 18,4 %
LAMPIRAN II

PROSEDUR KERJA

A. Pembuatan Larutan

1. Pembuatan Larutan Gula 50 %

25 gram gula

- Dimasukkan kedalam gelas kimia 50 mL

- Ditambahkan aquades 25 mL

- dihomogenkan

Larutan gula 50 %

2. Pembuatan Larutan Gula 20 %

10 mL larutan gula
50%

- Dimasukkan kedalam labu takar 25 mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tera

- dihomogenkan

Larutan gula 20 %
3. Pembuatan Larutan Gula 16 %

8 mL larutan gula
50%

- Dimasukkan kedalam labu takar 25 mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tera

- dihomogenkan

Larutan gula 16 %

4. Pembuatan Larutan Gula 12 %

6 mL larutan gula
50%

- Dimasukkan kedalam labu takar 25 mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tera

- dihomogenkan

Larutan gula 12 %

5. Pembuatan Larutan Gula 8 %

4 mL larutan gula
50%

- Dimasukkan kedalam labu takar 25 mL


- Ditambahkan aquades sampai batas tera

- dihomogenkan

Larutan gula 8 %
6. Pembuatan Larutan Gula 4 %

2 mL larutan gula
50%

- Dimasukkan kedalam labu takar 25 mL

- Ditambahkan aquades sampai batas tera

- dihomogenkan

Larutan gula 4 %

B. Penentuan Konsentrasi Larutan Glukosa

Larutan glukosa 4 %

- Diteteskan di atas prisma refraktometer dan ditutup

- Diamati dan dicatat indeks biasnya

- Diulangi langkah tersebut untuk larutan dengan

konsentrasi 8 %, 12 %, 16 %, 20 %, dan konsentrasi

sampel X yang belum diketahui.

- Dibuat kurva kalibrasi antara indeks (n) versus konsentrasi

(%).

- ditentukan konsentrasi larutan gula sampel tersebut.


Kosentrasi larutan
glukosa

LAMPIRAN III

PERTANYAAN SETELAH PRAKTIKUM

1. Apa yang dimaksud dengan konsentrasi larutan dan dapat dinyatakan dalam

bentuk apa saja?

2. Berapa ml air yang harus dicampurkan dengan 50 gram gula untuk membuat

larutan gula 50 %, 40 %, 30 %, 20 %, 10 %?

3. Nyatakan soal no. 2 dalam molalitas!

Jawab :

1. Kosentrasi larutan adalah derajat kepekatan suatu larutan yang diukur

berdasarkan perbandingan kuantitas zat terlarut dan zat pelarut dan dapat

dinyatakan dalam bentuk fraksi mol, persen berat, Molalitas (m), Molaritas

(M), dan Normalitas (N).

2. Dik: massa gula = 50 gram

Dit: berapa air yang harus ditambahkan untuk membuat larutan dengan

konsentrasi:

a. 50% ?

b. 40% ?

c. 30% ?
d. 20% ?

e. 10% ?

Jawab

50
a. 50 %= ×100 %
50+ x

(=) 50 (50 + x) = 50 × 100

(=) 50 + x = 100

(=) x = 50 gram air = 50 mL air

50
b. 40 %= ×100 %
50+ x

(=) 40 (50 + x) = 50 × 100

(=) 100 + 2x = 250

250−100
(=) x =
2

(=) x = 75 gram air = 75 mL air

50
c. 30 %= ×100 %
50+ x

(=) 30 (50 + x) = 50 × 100

(=) 150 + 3x = 500

500−150
(=) x =
3

(=) x = 116,67 gram air = 116,67 mL air

50
d. 20 %= ×100 %
50+ x

(=) 20 (50 + x) = 50 × 100

(=) 50 + x = 250
(=) x = 250 - 50

(=) x = 200 gram air = 200 mL air

50
e. 10 %= ×100 %
50+ x

(=) 10 (50 + x) = 50 × 100

(=) 50 + x = 500

(=) x = 500 - 50

(=) x = 450 gram air = 450 mL air

3. Nyatakan soal no. 2 dalam molalitas :

a. Larutan 50 %

Massa gula = 50 gram

Massa air = 50 gram

Massa molar gula 180 g /mol

massa gula 1000


M= x
Mr gula P

50 1000
= X
180 50

= 5,56 m

b. Larutan 40 %

Massa gula = 50 gram

Massa air = 75 gram

Massa molar gula 180 g /mol

massa gula 1000


M= x
Mr gula P
50 1000
= X
180 75

= 3,7 m

c. Larutan 30 %

Massa gula = 50 gram

Massa air = 116,67 gram

Massa molar gula 180 g /mol

massa gula 1000


M= x
Mr gula P

50 1000
= X
180 116,67

= 2,38 m

d. Larutan 20 %

Massa gula = 50 gram

Massa air = 200 gram

Massa molar gula 180 g /mol

massa gula 1000


M= x
Mr gula P

50 1000
= X
180 200

= 1,39 m

e. Larutan 10 %

Massa gula = 50 gram


Massa air = 450 gram

Massa molar gula 180 g /mol

massa gula 1000


M= x
Mr gula P

50 1000
= X
180 450

= 0,617 m

LAMPIRAN IV

TUGAS RESPON PERCOBAAN REFRAKTOMETER.

1. Jelaskan pengertian dari indeks bias dan jelaskan metode-metode yang digunakan

dalam menentukan indek bias.

2. Jelaskan prinsip kerja, manfaat, kelebihan dan kekurangan dari alat refraktometer.

3. Apakah kadar gula total dapat ditentukan dengan menggunakan refraktometer?

Jelaskan dengan mempertimbangkan karakteristik dari alat ini.

Jawab:

1. Indeks bias suatu zat merupakan ukuran kelajuan cahaya di dalam zat cair

dibanding ketika di udara. Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat

optis yang penting dari medium. Dalam bidang kimia, pengukuran terhadap indeks

bias secara luas telah digunakan antara lain untuk mengetahui konsentrasi larutan

dan mengetahui komposisi bahan-bahan penyusun larutan. Indeks bias juga dapat

digunakan untuk mengetahui kualitas suatu larutan. Indeks bias menyatakan

perbandingan (rasio) antara kelajuan cahaya di ruang hampa terhadap kelajuan


cahaya didalam bahan. Cepat rambat gelombang cahaya di ruang hampa sebesar c.

Jika melalui suatu medium maka cahaya tersebut akan mengalami perubahan

kecepatan menjadi v, dimana besarnya v jauh lebih kecil dibandingkan cepat

rambang cahaya di ruang hampa c. Ketika cahaya merambat di dalam suatu bahan,

kelajuannya akan turun sebesar suatu faktor yang ditentukan oleh karakteristik

bahan yang dinamakan indeks bias (n).

Beberapa metode dapat digunakan dalam menentukan indeks bias dari

berbagai jenis zat cair maupun larutan seperti interferometri Michelson,

interferometri Fabry-Perot, dan interferometri Mach-Zender serta menggunakan

refraktometer dan spektrometer. Metode interferometri Fabry-Perot adalah metode

penentuan indeks bias dengan menggunakan alat interferometer febry-perot yaitu

instrumen yang menggunakan prinsip inferensi dengan banyak sinar. interferometer

febry-perot terbuat dari plat transparan dengan dua permukaan yang dapat

memantulkan cahaya atau dua plat parallel dengancermin memiliki kekuatan

Refleksi besar.

interferometri Mach-Zender didasrkan pada dua berkas gelombang yang

berinterferensi disebabkan pembagian amplitudo dari gelombang yang masuk. Dua

gelombang berjalan pada panjang lintasan yang berbeda. Pemasukan objek yang

transparan pada salah satu lengan dari interferometer akan mengubah beda lintasan

optik diantara dua berkas gelombang. Perubahan pola interfensi dapat digunakan

untuk menentukan indeks bias (n) suatu bahan sampel dengan sangta teliti.

interferometri Michelson merupakan metode penentuan indeks bias dengan

menggunakan alat interferometer michelson yang memenfaatkan gejala interferensi


cahaya. Interferensi cahaya merupakan perpaduan antara dua gelomabng cahaya.

Interfensi cahaya ini akan menghasilkan pola gelap dan terang. Jika kedua

gelombang memiliki fase yang sama maka akan terjadi interferensi kontruktif

(saling menguatkan) sehingga nantinya akan terbentuk pola terang, sedangkan jika

kedua gelombang tidak mempunyai fase yang sama maka akan terjadi interferensi

destruktif (saling melemahkan) sehingga terbentuk pola gelap.

Metode spektrometerterdiri atas beberapa bagian yaitu sumber cahaya

monokromatik, prisma atau kristal dan teropong. Penentuan indeks bias dengan

metode ini adalah dengan mengamati sudut deviasi minimum dari cahaya

monokromatik yang berasal dari sumber yang keluar dari prisma atau kristal yang

ditangkap oleh teropong. Metode ini cukup akurat untuk mengukur indeks bias.

Akan tetapi pengoperasian alat dengan metode ini cukup rumit selain itu

membutuhkan sampel penelitian yang banyak dan juga membutuhkan waktu yang

lama. Metode refraktometer adalah metode yang sederhana digunakan untuk

mengukur kadar/ konsentrasi bahan terlarut, sampel yang digunakan juga relatif

lebih sedikit dibandingkan dengan metode-metode yang lain.

2. Prinsip kerja refraktometer yaitu bekerja dengan menggunakan prinsip pembiasan

cahaya ketika melalui suatu larutan, refraktometer memakai prinsip ini untuk

menentukan jumlah zat terlarut dalam larutan dengan melewatkan cahaya

kedalamnya. Sumber cahaya ditansmisikan oleh serat optik kedalam salah satu sisi

prisma dan secara internal akan dipantulkan ke interface prisma dan sampel larutan.

Bagian cahaya ini akan dipantulkan kembali kesisi yang berlawanan pada sudut

tertentu yang tergantung dari indeks bias larutannya. Manfaat dari refraktometri ini
yaitu untuk mengetahui indeks refleksi, kerapatan jenis, dan konsentrasi dari suatu

zat terlarut seperti gula dan protein dalam tubuh.

Kelebihan pada refraktometri digital lebih mudah dioperasikan karena

terdapat sensor digital dan menggunakan layar LCD dalam menamilkan hasil

pengukuran sementara refraktometri tangan hanya digunakan untuk mengukur kadar

tertentu saja. Refraktometri abbe memeiliki penyesuaian menghilangkan indeks bias

dengan kemampuan untuk dipergunakan terhadap sampel padat, kelemahannya

menggunakan baterai kurang efisien karena kurang ekonomis.sementara

refraktometri tangan analog nyaman digunakan karena tidak memerlukan sumber

energi namun kelemahannya tidak akurat jika digunakan diluar rentang suhu 20°C.

3. kadar gula total dapat ditentukan dengan menggunakan alat refraktometer yaitu

dengan meneteskan cairan gula kesalah satu bagian refraktometer dengan

memanfaatkan indeks bias. Makin tingi kadar gula maka indeks biasnya akan

semakin tinggi sehingga refraktometer akan menunjukkan skala yang semakin

besar. Metode refraktometer ini adalah salah satu metode yang umum digunakan

untuk penentuan kadar/ konsentrasi larutan karena metode ini termasuk metode

yang sederhana dan sampel yang digunakan juga relatif lebih sedikit dibandingkan

dengan metode lain.


LAMPIRAN V

TUGAS PENDAHULUAN
KIMIA FISIK II
PERCOBAAN I
PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN METODE REFRAKTOMETRI

OLEH

NAMA : RENI TRI FEBRIYANTI


NIM : A1L118017
KELOMPOK : I (SATU)

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020
Judul Percobaan : Penentuan Konsentrasi Larutan Metode Refraktometri
Hari / Tanggal : Kamis, 14 Mei 2020
Praktikum Ke - :I

A. Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
prinsip kerja refraktometri, dan menentukan konsentrasi suatu larutan gula
melalui kurva kalibarasi.

B. Prinsip percobaan
Prinsip dari percobaan ini yaitu penentuan kadar gula yang didasarkan pada
indeks bias larutan gula dengan menggunakan alat refraktometri.

C. Alat dan Bahan


No Alat Bahan

1. Refraktometer Gula

2. Pipet ukur 10 ml Aquadest

3. Pipet volume 25 ml
4. Beaker glass 50 ml

5. Pengaduk

6. Tabung reaksi

D. Prosedur Kerja
1. Dipelajari terlebih dahulu bagian-bagian refraktometer.
2. Dibuat larutan gula dengan konsentrasi 50 % berat dengan cara
mencampurkan 25 gram gula dan 25 gram air (kurang lebih 25 ml air)
3. Diteteskan larutan gula 50 % tersebut di atas prisma refraktometer ,
kemudian tutup, diamati dan dicatat indeks biasnya.
4. Diulangi langkah 3 untuk larutan dengan konsentrasi 40 %, 30 %,20 %, 10
% (dengan mengencerkan larutan) dan 0 % yakni air murni tanpa gula.
5. Dibuatkan kurva kalibrasi antara indeks bias (n) versus konsentrasi (%).
6. Dengan mengalurkan data indeks bias larutan gula sampel pada kurva
kalibarasi, tentukan konsentrasi larutan gula sampel tersebut.

E. Hasil Pengamatan
1. Data Pengamatan
a. Data Pengamatan Proses
No Perlakuan Pengamatan
Dipelajari terlebih dahulu bagian-bagian
1
refraktometer.
Dibuat larutan gula dengan konsentrasi 50 %
2 berat dengan cara mencampurkan 25 gram gula
dan 25 gram air (kurang lebih 25 ml air).
Diteteskan larutan gula 50 % tersebut di atas
3 prisma refraktometer , kemudian tutup, diamati
dan dicatat indeks biasnya.
4 Diulangi langkah 3 untuk larutan dengan
konsentrasi 40 %, 30 %, 20 %, 10 % (dengan
mengencerkan larutan) dan 0 % yakni air murni
tanpa gula.
Dibuatkan kurva kalibrasi antara indeks bias (n)
5
versus konsentrasi (%).
Dengan mengalurkan data indeks bias larutan
6 gula sampel pada kurva kalibarasi, tentukan
konsentrasi larutan gula sampel tersebut.

b. Data pengukuran indeks bias larutan gula.


No Larutan gula Indeks bias (n)
1 50 %
2 40 %
3 30 %
4 20 %
5 10 %
6 0%
7 Sampel X

2. Analisis Data
3. Perhitungan
4. Pembahasan singkat
Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat optik yang penting dari
medium suatu bahan. Indeks bias dari suatu bahan atau larutan merupakan parameter
karakteristik yang sangat penting dan berkaitan erat dengan parameter-parameter lain
seperti temperatur, konsentrasi, dan lain-lain yang sering dipakai dalam optik, kimia dan
industri obat-obatan. Pengukuran indeks bias dapat dilakukan dengan menggunakan
refraktometer atau metode interferometri seperti Mach-Zender, Jamin, Michelson dan
Fabry-Perot.

Kendari, 14 Mei
2020
Asisten Pembimbing Praktikan

RENI TRI FEBRIYANTI

Anda mungkin juga menyukai