Di susun oleh :
1.1 Tujuan
1.3 Manfaat
R+ + O2 → ROO+
+
ROO + RH → ROOH + R+ (Reaksi Propagasi)
(peroksida)
R+ + R+ →
+
R + ROO+ → Produk non radikal (Reaksi Terminasi)
ROO+ + ROO+ →
Bahan
- Sampel 1 : roti sisir paulus
- Sampel 2 : roti kering biskitop
- Sampel 3 : roti kering jordan
Bahan
- Larutan glukosa standar 0,25%
- Fehling A
- Fehling B
- Larutan indikator Metilen Blue
- Sampel
Bahan
- Minyak kelapa
- Asam asetat glasial
- Larutan Na2 S2O3 0,1 M
- Aquades
- Kloroform
- KI jenuh
- Amilum 1 %
4) Analisis kalsium
Alat
- AAS
Bahan
- Sampel 1 = air minum Le mineral
- Sampel 2 = isoplus
- Sampel 3 = air minum santri
- Sampel 4 = minuman fruit tea
- Asam nitrat 1%
Bahan
- Pewarna sintetik makanan (kuning FCF)
- Pewarna alami (kunyit)
- Tepung beras
- Air
Bahan
- Reagen biuret terdiri dari : CuSO4. 5H2O , NaK Tartrat dan NaOH 10%
- Aquades
- Sampel protein (telur)
- Larutan standart protein/ albumin
3.2 Diagram alir
a. Analisis kadar air
Setting alat
infrared Masukkan
Timbang Sample akan Catat hasil
moisture sampel ke
Siapkan alat sampel dipanaskan yang
dengan suhu dalam alat
dan bahan sebanyak dan ditunjukkan
110° C Infrared
0,5 gr dikeringkan oleh alat
selama 15 Moisture
menit
1 ml larutan
glukosa
Campur 5 ml
standar Panaskan
Fehling A dan Titrasi hingga Tambahkan 3 Panaskan Titrasi hingga
dicampurkan pada suhu
5 ml Fehling warna biru tetes metil kembali , lalu warna biru
kedalam 160°C selama
B ke dalam kemerahan biru dinginkan hilang
larutan 4 menit
erlenmeyer
Fehling dan
B
5 ml larutan
sampel
Campur 5 ml
sukrosa Panaskan
Fehling A dan Titrasi hingga Tambahkan 3 Panaskan Titrasi hingga
dicampurkan pada suhu
5 ml Fehling warna biru tetes metil kembali , lalu warna biru
kedalam 160°C selama
B ke dalam kemerahan biru dinginkan hilang
larutan 4 menit
erlenmeyer
Fehling dan
B
c. Penentuan bilangan peroksida
Blanko
Masukkan
3,6 ml Diamkan
Titrasi
asam aetat Tambahkan dengan Tambahkan Tambahkan
dengan
glasial 2 tetes KI sewaktu- 6 ml ±2 tetes
larutan Na
dengan 2,4 jenuh waktu di aquades amilum 1%
0,1 M
ml goyang
kloroform
d. Analisis kalsium
Hitung
Buat Siapkan Baca
Siapkan alat Buat kurva konsentrasi
larutan larutan absorbansi
dan bahan standar Ca Ca dalam
standar sampel dengan AAS
sampel
Ukur absorbansi
Tabung reaksi diisi Tambahkan 5 ml Diinkubasi pada
dengan alat
dengan 1 ml reagen biuret, lalu suhu 37°C selama
spektrofotometri
aquades di kocok 10 menit
UV-VIS
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari data hasil pengamatan diatas, telah diketahui seberapa besar kadar air
pada beberapa sampel produk pangan. Menurut SNI No 01-2973-1992, kadar
air untuk kue kering adalah maksimal 5% b/b hal ini berarti untuk sampel 2
sudah sesuai memenuhi standar mutu untuk kue kering, sedangkan untuk
sampel 3 belum memenuhi standar mutu untuk kue kering. Lalu menurut SNI
01-3840-1995 kadar air untuk roti adalah maksimal 40 %b/b, hal ini berarti
untuk sampel 1 sudah memenuhi standar mutu untuk roti manis.
5. Memanaskan hingga
mendidih
[( ) 8 100 ]
D. Analisis kalsium
Data hasil pengamatan
Sampel Kadar Ca
(mg/L)
Sampel 1 (Le mineral) 2,174
Sampel 2 (Isoplus) 14,47
Sampel 3 (Air santri) 3,563
Sampel 4 (Fruit tea) 8,063
Hasil Pengamatan
Warna sebelum Warna sesudah dikukus
No Adonan
dikukus
2 tetes 4 tetes 2 tetes 4 tetes
1. Adonan A Putih susu Putih Kuning pudar Kuning
(pewarna alami) kekuningan sedikit pekat
2. Adonan B Oren Oren Oren sedikit Oren pekat
(pewarna sintetik) muda pekat
Dari data hasil pengamatan, ada perbedaan warna antara adonan yang diberi
pewarna alami dengan adonan yang diberi pewarna sintetik bahkan sebelum
adonan dikukus. Adonan dengan pewarna sintetik memiliki warna yang lebih
kuat daripada adonan dengan pewarna alami. Setelah dikukus warna yang
dihasilkan sama-sama lebih pekat. Inilah kelebihan dari pewarna sintetik yaitu
menghasilkan warna yang lebih tajam pada produk yang dicampurkan. Namun
penggunaan pewarna sintetis tidak boleh digunakan secara berlebihan.
Pemerintah telah menetapkan batas ambang penggunaan pewarna sintetis
yang tertuang dalam Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 37 Tahun 2013
tentang Batas Maksimum Pengunaan Bahan Tambahan Pangan.
Sebelum dikukus
Sesudah dikukus
F. Penentuan kadar protein
Kurva kalibrasi
Afriza, R., Ismanilda. (2019). Analisis Perbedaan Kadar Gula Pereduksi dengan
Metode Lane Eynon dan Luff Schoorl pada Buah Naga Merah (Hylocereus
Polyrhizus). Jurnal Teknologi dan Manajemen Pengelolaan Laboratorium
(Temapela). 2(2), 90-96
Fauziah, Y., Hasnawati. (2017). Analisis Kadar Kalsium pada Minuman Air Tahu
Secara Spektrofotometri Serapan Atom. Warta Farmasi. 6(1), 65-72
Nadia, L., dkk. (2019). Praktikum Kimia dan Analisis Pangan. Tangerang Selatan :
Universitas Terbuka
Sahputra, R. (2021). Analisis Kandungan Kalsium (Ca) pada Air Tanah Bansir Drat
Pontianak Tenggara. Jurnal Pembelajaran IPA dan Aplikasinya (QUANTUM).
1(2), 67-72