Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN IV
ENZIM

OLEH :

NAMA : NURLIAN
STAMBUK : A1L1 19 011
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN PEMBIMBING : MUHAEMIN AL-MAHDALY

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Telah diperiksa secara teliti dan disetujui oleh asisten pembimbing Biokimia
“Enzim” yang dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Sabtu, 28 Mei 2022
Waktu : 13.30 WITA – Selesai
Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Kendari, Juni 2022


Menyetujui
Asisten pembimbing

Muhaemin Al-Mahdaly
ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum biokimia dengan judul enzim oleh Nurlian


(A1L119011). Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel
hidup. Perubahan suhu dan pH mempunyai pengaruh besar terhadap kerja
enzim.Kecepatan reaksi enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim dan
konsentrasi substrat, Pengaruh aktivator, inhibitor, koenzim dan konsentrasi elektrolit
dalam beberapa keadaan juga merupakan faktor-faktor yang penting. Praktikum ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pH dan suhu terhadap kerja enzim. Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Alat
dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu labu takar 100 mL dan 250 mL,
gelas kimia 100 mL dan 500 mL, batang pengaduk, botol semprot, spatula, filler,
pipet ukur 25 mL, gelas timbang, corong, neraca digital dan pipet tetes, gegep,
erlemyer 100 mL dan 250 mL, oven, buah papaya, buah nenas, larutan garam,
Alkohol 80%, dan kertas saring. Prosedur kerja dalam praktikum ini diantaranya
ekstraksi enzim bromelin buah nenas dengan alkohol 80%, ekstraksi enzim bromelin
buah nenas dengan larutan garam, ekstraksi enzim papain buah pepaya dengan
larutan alkohol 80% dan ekstraksi enzim papain buah pepaya dengan larutan garam.
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan diperoleh hasil bahwa nanas merupakan
sumber enzim protease dengan konsentrasi tinggi dalam buah yang masak, serta
papain merupakan enzim protease yang terkandung dalam getah pepaya, baik dalam
buah, batang dan daunnya.

Kata kunci : Enzim, Papain, Bromalin, Enzim Protease


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalisis seluruh reaksi


kimia dalam sistem biologis. Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini
adalah protein. Aktivitas katalitiknya bergantung kepada integritas strukturnya
sebagai protein. Enzim mengikat molekul substrat membentuk kompleks enzim
substrat yang bersifat sementara dan lalu terurai membentuk enzim bebas dan
produknya. Enzim mempunyai kekhususan aktivitas, yaitu peranannya sebagai katalis
hanya terhadap satu reaksi atau beberapa reaksi yang sejenis saja. Jadi dapat
melibatkan beberapa jenis substrat. Spesifinitas enzim didefinisikan sebagai
kemampuan suatu enzim untuk mendiskriminasikan substratnya berdasarkan
perbedaan afinitas substrat-substrat untuk mencapai sisi aktif enzim. Sifat spesifinitas
ini dapat dimanfaatkan untuk tujuan reaksi atau jenis produk yang diharapkan
(Styrer, 2000).
Perkembangan enzim sudah semakin pesat dan menempati posisi penting
dalam bidang teknologi dan industri. Kesadaran masyarakat terhadap masalah
lingkungan yang semakin tinggi serta adanya inisiatif dari para ahli menjadikan
teknologi enzim sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan berbagai proses
kimiawi dalam bidang industri seperti industri tekstil, detergen, bahan pangan dan
minuman, bahan kimia, obat obatan dan industri kulit (Muchtadi, Nurleni dan
Made,1992). Enzim akan mampu mengkatalis suatu reaksi biologis bila berada dalam
kondisi nyamannya. Banyak faktor yang mempengaruhi kerja enzim seperti suhu,
keasaman (pH), konsentrasi enzim dan substrat, penyinaran, inhibitor,
sertaaktivator.Faktor-faktor tersebutlah yang menyebab kanter kadang enzim mampu
mempercepat reaksi atau bahkan menghambat reaksi yang berlangsung (Iman 2005).
Enzim protease merupakan enzim yang bekerja sebagai katalis dalam reaksi
pemecahan molekul protein dengan cara hidrolisis. Protease merupakan salah satu
kelompok enzim yang banyak digunakan dalam bidang industri. Salah satunya adalah
protease asam yang memiliki residu asam aspartat pada sisi aktifnya. Protease
aspartat enzim ini memiliki urutan asam amino yang kaya akan aspartat dan
glutamate. Asam aspartat diperlukan keberadaannya ditempat interaksi dengan
molekul. Jika aspartat ditempat tersebut diubah menjadi amida maka sifat katalitik
enzim akan hilang. Protease aspartat disebut juga protease karboksil bebas dalam
residu asam amino tertentu yang ada di bagian enzim tersebut berinteraksi dengan
protein subtrat dan memecahnya. Protease golongan ini bekerja pada pH rendah yaitu
pH berkisar 2-6 dan memiliki titik isolistrik pada selang pH 3-5 (Sadikin,2002).
Protease dihasilkan dari tiga sumber utama, yaitu tanaman, hewan dan mikroba.
Enzim protease dapat bekerja maksimal pada suhu, pH, serta konsentrasi yang
optimum (Iman 2005). Mengetahui suhu, pH, serta konsentrasi optimum menjadi hal
penting dalam mempelajari enzim karena terkait dengan kemampuannya dalam
mempercepat reaksi dalam tubuh.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan identifikasi pengaruh
suhu dan pH terhadapat aktifitas enzim

1.2 Tujuan Praktikum

Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu dan pH terhadap


aktivitas enzim.

1.3 Prinsip Praktikum

Prinsip dari percobaan ini yaitu mengidentifikasi adanya pengendapan enzim


melalui ekstraksi enzim bromelin dan ekstraksi enzim papain.
1.4 Manfaat Praktikum

Manfaat dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui pengaruh
suhu dan pH terhadap aktifitas enzim.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Nenas

. Nanas merupakan salah satu buah yang mengandung serat dan air. Dalam
nanas terdapat kandungan serat sebesar 1,4 gram dan air sebesar 86,37 gram tiap 100
gram daging buah nanas. Nanas merupakan buah yang mempunyai kandungan sangat
kompleks, dengan khasiat yang beraneka ragam. Buah nanas juga mengandung enzim
bromelin yang dapat menekan pertumbuhan bakteri pembentuk plak. ) kulit nanas
mengandung 81,71% air, 20,87% serat kasar, 17,53% karbohidrat termasuk di
dalamnya gula reduksi sebesar 13,65% dan 4,41% protein. Kulit nanas memiliki
sejumlah glukosa dari golongan polisakarida. Termasuk dalam jenis ini adalah d-
glucosamine, d-mannose, d-xylose, l-fructose in ratios of 2:2:1:1. buah nanas per
100 g mengandung karbohidrat total sebesar 12,63 g dengan kadar gula sebesar 9,26 g
dan serat makanan sebesar 1,4 g. Penelitian yang dilakukan oleh Rakhmanda bahwa
nanas mempunyai efek antibakteri baik menghambat (bacteriostatik) maupun
membunuh (bacterisidal) bakteri penyebab karies terutama Streptococcus mutans
yang banyak terdapat pada plak (Embisa, dkk., 2017).

2.2 Pepaya

Tanaman pepaya (Carica papaya, L.) merupakan salah satu tanaman yang
telah diketahui khasiatnya dalam pengobatan. Batang, daun, dan buah pepaya
mengandung getah yang berwarna putih yang mengandung enzim pemecah
protein/proteolitik yaitu enzim papain, kimopapain,dan lisozim. Papain dari batang
dan daun hanya memiliki aktivitas proteolitik sekitar 200 MCU/gram sementara dari
buahnya jauh lebih banyak, seriar 400 MCU/gram. ya jauh lebih banyak, seriar 400
MCU/gram. Ada beberapa keuntungan dalam penggunaan enzim papain ini, yakni
tidak bersifat toksik, tak ada reaksi samping, tak ada mengubah tekanan, suhu dan pH
yang drastis, dan pada konsentrasi rendah sudah bisa berfungsi baik.4 Menurut
Satrija, getah pepaya memiliki aktivitas obat cacing (anthelmintika) dengan efikasi
tinggi, dan diduga zat yang mempunyai aktivitas kuat sebagai antelmintika dari getah
pepaya adalah enzim proteolitik (Widiastuti, dkk., 2017).

2.3 Garam Dapur

Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal
yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida (>80%)
serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium sulfat, kalsium klorida,
dan lain-lain. Garam mempunyai sifat/karakteristik higroskopis yang berarti mudah
menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8-0,9 dan titik lebur pada
tingkat suhu 801oC. Hingga saat ini, petani garam hanya dapat menghasilkan garam
dengan kadar 85-95% NaCl melalui proses evaporasi air laut. Garam NaCl atau
garam dapur merupakan hasil reaksi kimia antara asam kuat HCl dengan basa kuat
(NaOH). Pada garam dapur terdapat ikatan ion antara Na + dengan Cl-. Sebagai akibat
adanya gaya tarik menarik itu terbentuklah kelompok dari sejumlah besar ion Na + dan
Cl- yang merupakan kristal padat. Kadar ini masih belum memenuhi standar kualitas
garam industri yang membutuhkan garam dengan kadar 96% pada SNI 0303:2012
(Wahab dan Ramli, 2020).

2.4 Alkohol

Alkohol memiliki rumus umum R-OH dan dicirikan oleh hadirnya gugus
hidroksil (hydroxyl group) -OH. Strukturnya mirip dengan air, tetapi dengan satu
hydrogen digantikan dengan gugus alkil Jhon Wiley dan Soon dalam bukunya
Introduction to Organic Chemistry menjelaskan Bahwa: “Alkohol adalah senyawa
organik yang memiliki gugus hidroksil (-OH) yang terikat pada atom karbon, yang ia
sendiri terikat pada atom hydrogen dan atau atom karbon lain. Dengan
mensubtitusikan –OH ke H dari CH4, maka didapat CH 3OH yang dikenal dengan
methanol dan ethanol. Rumus fungsional dari alkohol adalah OH dengan formula
umum untuk alkohol ROH, dimana R adalah alkil atau subtitusi kelompok alkil.
Alkohol dapat dibagi kedalam beberapa kumpulan yaitu alkohol monohidrik, alkohol
dihidrik, gula alkohol dan alkohol lemak (Zuhri dan Dona, 2021).

2.5 Ekstraksi

Ekstraksi adalah proses perpindahan suatu zat atau solut dari larutan asal atau
padatan ke dalam pelarut tertentu. Ekstraksi merupakan proses pemisahan
berdasarkan perbedaan kemampuan melarutnya komponenkomponen yang ada dalam
campuran. Secara garis besar ekstraksi dibedakan menjadi dua macam, yaitu ekstraksi
padat-cair (leaching) dan ekstraksi cair-cair. Ekstraksi padat-cair atau leaching adalah
proses pemisahan solut dari padatan yang tidak dapat larut yang disebut inert. proses
ekstraksi padat-cair yaitu kontak antara padatan dan pelarut serta pemisahan larutan
dari padatan inert. Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi memiliki syarat
utama yaitu dapat melarutkan solut yang terkandung dalam padatan inert. Mekanisme
yang berlangsung selama proses ekstraksi padat-cair adalah: Pelarut bercampur
dengan padatan inert sehingga permukaan padatan dilapisi oleh pelarut (Aji, dkk.,
2017).

2.6 Enzim

Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalisis seluruh reaksi


kimia dalam sistem biologis. Enzim adalah biokatalisator yang berfungsi sebagai
katalis dalam fungsi biologis. Secara umum, enzim menghasilkan kecepatan,
spesifikasi, dan kendali pengaturan terhadap reaksi dalam tubuh. Enzim berfungsi
sebagai katalisator yaitu senyawa yang meningkatkan reaksi kimia, suatu enzim dapat
mempercepat laju reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dibandingkan ketika reaksi
tidak menggunakan katalis. dengan efisiensi kerja yang diakibatkan oleh enzim maka
muncul suatu inovasi baru bernilai ekonomis berasal dari sumberdaya perairan (Putra,
dkk., 2021).
2.7 Enzim Bromelin

Enzim bromelin, yaitu suatu enzim proteolitik yang dapat mengkatalisis reaksi
hidrolisis dari protein. Bagian-bagian tanaman nenas yang telah berhasil diekstraksi
enzim bromelinnya adalah daging buah, batang, dan bonggol Enzim bromelin
memiliki banyak kegunaan. Bagi kesehatan manusia, enzim bromelin dapat
mengurangi rasa sakit dan pembengkakan karena luka atau operasi, mengurangi
radang sendi, menyembuhkan luka bakar, serta meningkatkan fungsi paruparu pada
penderita infeksi saluran pernapasan. Selain itu ekstrak nenas yang bersumber dari
batang, daging, bonggol, dan kulit yang telah digunakan dalam proses pengempukan
daging. Informasi tentang kandungan enzim bromelin dalam daging buah nenas,
batang, dan bonggol telah banyak dilaporkan (Kumaunang dan kamu, 2020).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Biokimia “Enzim” dilaksanakan pada hari Sabtu, 28 Mei 2022


pukul 13.00 WITA – selesai bertempat di lab Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu labu takar 100 mL, gelas
kimia 100 mL dan 500 mL, batang pengaduk, botol semprot, spatula, filler, pipet ukur
25 mL, gelas timbang, corong, neraca digital dan pipet tetes, gegep, erlemyer 100 mL
dan 250 mL, dan oven.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buah papaya, buah nenas,
larutan garam, Alkohol 80%, dan kertas saring.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Ekstraksi Enzim Bromelin Buah Nenas dengan Alkohol 80%

Buah nenas di potong kecil-kecil, kemudian ditimbang sebanyak 200 gram,


diblender yang kemudian disaring hingga diperoleh ekstrak nenas berwarna bening.
Ekstrak kemudian ditambahkan alkohol 80% dengan perbandingan 1: 4. Dibiarkan
selama satu malam pada suhu 10 ͦ C agar enzim mengendap. Kemudian ekstrak
tersebut disaring menggunakan kertas saring agar diperoleh endapan dari ekstrak
nenas. Setelah itu dikeringkan menggunakan oven, dan kemudian ditimbang dan
dihitung berat endapan.
3.3.2 Ekstraksi Enzim Bromelin Buah Nenas dengan Larutan Garam

Buah nenas di potong kecil-kecil, kemudian ditimbang sebanyak 200 gram,


diblender yang kemudian disaring hingga diperoleh ekstrak nenas berwarna bening.
Ekstrak kemudian ditambahkan larutan garam sebanyak 50 mL. Kemudian dibiarkan
selama satu malam pada suhu 10 ͦ C agar enzim mengendap. Kemudian ekstrak
tersebut disaring menggunakan kertas saring agar diperoleh endapan dari ekstrak
nenas. Setelah itu, dikeringkan menggunakan oven, dan kemudian ditimbang dan
dihitung berat endapan.

3.3.3 Ekstraksi Enzim Papain dengan Alkohol

Buah papaya muda disadap (mengambil) getahnya dan dimasukkan ke dalam


wadah yang berbedah, Setelah didapat getah papaya, dilarutkan dengan menggunakan
pelarut alkohol 80% 25 mL.. Kemudian dibiarkan selama satu malam pada suhu 10 ͦ C
agar enzim mengendap. Kemudian ekstrak tersebut disaring menggunakan kertas
saring agar diperoleh endapan. Setelah itu, dikeringkan menggunakan oven, dan
kemudian ditimbang dan dihitung berat endapan.

3.3.3 Ekstraksi Enzim Papain dengan Larutan Garam

Buah papaya muda disadap (mengambil) getahnya dan dimasukkan ke dalam


wadah yang berbedah, Setelah didapat getah papaya, dilarutkan dengan menggunakan
larutan garam sebanyak 25 mL.. Kemudian dibiarkan selama satu malam pada suhu
10ͦ C agar enzim mengendap. Kemudian ekstrak tersebut disaring menggunakan
kertas saring agar diperoleh endapan. Setelah itu, dikeringkan menggunakan oven,
dan kemudian ditimbang dan dihitung berat endapan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Ekstraksi Enzim Bromelin pada Buah Nanas dengan Alkohol 80%
Tabel 1.Ekstraksi Enzim Bromelin Buah Nenas dengan Alkohol 80%
No. Perlakuan Pengamatan
Ditimbang potongan buah nanas
1. Padat
sebanyak 200 gram
2. Dihaluskan menggunakan blender Diperoleh ekstak nanas
Dimasukkan ke dalam gelas kimia 500
3. Berwarna kuning jernih
mL
Dilarutkan dengan Alkohol 80%
4. Larut
sebanyak 50 mL
Didiamkan selama satu malam pada
5. Terbentuk Endapan
suhu 100C
6. Disaring menggunakan kertas saring Diperoleh Endapan
Endapan dikeringkan menggunakan
7. Endapan Padat
Oven dengan suhu 600C
8. Ditimbang 1,6471
Percobaan pertama yang dilakukan yaitu ekstraksi bromelin pada buah nenas
dengan alkohol 70%. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui adanya kandungan
enzim pada buah nanas, dimana enzim dapat diperoleh dari tumbuhan. Beberapa
contoh enzim protease yang bersumber dari tumbuhan adalah enzim bromelin dari
buah nanas, dimana nanas yang digunakan dalam percobaan ini adalah buah nanas
yang sudah masak. Dalam penelitian Herdyastuti (2006) menyatakan bahwa distribusi
bromelin pada nanas tidak merata dan tergantung pada umur tanaman. Kandungan
bromelin pada jaringan yang umurnya belum tua terutama yang bergetah sangat
sedikit bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali. Sehingga kandungan enzim
bromelin lebih banyak dibagian daging buahnya, hal ini di tunjukkan oleh
aktifitasnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktifitas dibagian batangnya.
Dalam percobaan ini untuk mendapatkan ekstrak dari buah nanas maka nanas
dihaluskan terlebih dahulu kemudian dilarutkan dengan menggunakan alkohol 70%
sebanyak 50 mL. Penambahan pelarut alkohol bertujuan karena alkohol adalah
pelarut yang bersifat polar, dimana alkohol memiliki konstanta dielektrik yang
dinyatakan sebagai gaya tolak menolah antara dua partikel yang bermuatan listrik
dalam suatu molekul. Semakin tinggi konstanta dielektriknya maka pelarut bersifat
semakin polar. Dalam hal ini tingginya ekstrak buah nenas dengan pelarut alkohol
mampu mengekstrak senyawa lebih baik karena perolehan senyawa didasari oleh
kesamaan sifat kepolaran terhadap pelarut. Ekstrak buah nanas yang diperoleh dari
hasil penyaringan kemudian didiamkan selama satu malam pada suhu 10 0C agar
diperoleh suatu endapan enzim bromelin pada larutan, enzim bromelin memiliki
kisaran temperature dalam aktivitasnya yaitu berkisar 65% dan akan mengalami
penurunan aktivitas enzim pada temperature 70-80 0C. Hasil akhir dari percobaan
diperoleh suatu endapan sebanyak 1,6471g setelah di panaskan menggunakan oven
60%. Hal ini terbukti bahwa adanya enzim bromelin yang diperoleh dari ekstrak buah
nanas, dimana enzim ini mampu menghidrolisis ikatan peptide pada protein atau
polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil (Haryati, 2010).

4.1 Ekstraksi Enzim Bromelin pada Buah Nanas dengan Larutan Garam
Tabel 2.Ekstraksi Enzim Bromelin Buah Nenas dengan Larutan Garam
No. Perlakuan Pengamatan
Ditimbang potongan buah nanas
1. Padat
sebanyak 200 gram
2. Dihaluskan menggunakan blender Diperoleh ekstak nanas
Dimasukkan ke dalam gelas kimia 500
3. Berwarna kuning jernih
mL
Dilarutkan dengan larutan garam
4. Larut
sebanyak 50 mL
Didiamkan selama satu malam pada
5. Terbentuk Endapan
suhu 100C
6. Disaring menggunakan kertas saring Diperoleh Endapan
Endapan dikeringkan menggunakan
7. Endapan Padat
Oven dengan suhu 600C
8. Ditimbang 1,0314
Percobaan selanjutnya yang dilakukan yaitu ekstraksi bromelin pada buah
nenas dengan larutan garam. Dalam percobaan ini untuk mendapatkan ekstrak dari
buah nanas maka nanas dihaluskan terlebih dahulu kemudian dilarutkan dengan
menggunakan larutan garam sebanyak 50 mL. Penambahan larutan garam bertujuan
karena larutan garam sangat efektif dalam mengendapkan enzim, dimana garam
memiliki jumlah muatan (anion) multivalent. kemampuan garam dalam
mengendapkan enzim dilihat dari konsentrasi enzim yang dihasilkan dari
pengendapan oleh tiap garam (Kusuma, 2015). Ekstrak buah nanas yang diperoleh
dari hasil penyaringan kemudian didiamkan selama satu malam pada suhu 10 0C agar
diperoleh suatu endapan enzim bromelin pada larutan, enzim bromelin memiliki
kisaran temperature dalam aktivitasnya yaitu berkisar 65% dan akan mengalami
penurunan aktivitas enzim pada temperature 70-80 0C. Hasil akhir dari percobaan
diperoleh suatu endapan sebanyak 1,0314 setelah di panaskan menggunakan oven
dengan suhu 600C. Hal ini terbukti bahwa adanya enzim bromelin yang diperoleh dari
ekstrak buah nanas dengan menggunakan larutan garam. semakin banyaknya jumlah
ion garam yang mengikat air semakin banyak endapan enzim bromelin yang
terbentuk. Berdasarkan hasil pengamatan jumlah endapan yang diperoleh dari ekstrak
buah nanas dengan larutan garam lebih sedikit dibanding ekstrak buah nanas dengan
menggunakan alkohol. hal ini disebabkan karena aktifitas dari enzim bromelin dapat
terganggu dengan adanya sisa kotoram garam pada endapan (Kusuma,2015).
4.3 Ekstraksi Enzim Papain dengan alkohol 80%
Tabel 3. Ekstraksi Enzim Papain dengan Alkohol 80%
No. Perlakuan Pengamatan
1. Disayat (diambil) getah buah papaya Padat
2. Dimasukkan kedalam wadah Padat
3. dilarutkan dengan 25 mL alkohol Berwarna putih keruh
5. Didiamkan selama satu malam pada suhu 100C Terbentuk Endapan

6. Disaring menggunakan kertas saring Diperoleh Endapan


7. Endapan di keringkan menggunakan Oven Endapan Padat
dengan suhu 600C
8. Ditimbang 0,6009
Percobaan selanjutnya yang dilakukan yaitu ekstraksi enzim papain pada
getah papaya dengan alkohol 70%. Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui adanya
kandungan enzim papain pada buah pepaya, dimana enzim dapat diperoleh dari
tumbuhan. Beberapa contoh enzim protease yang bersumber dari tumbuhan adalah
enzim papain dari buah pepaya, dimana pepaya yang digunakan dalam percobaan ini
adalah buah papaya yang belum masak. Dalam penelitian supartono (2004) juga
menyatakan bahwa enzim papain dapat diperoleh dari getah buah papaya, sehingga
papaya yang bagus digunakan adalah papaya yang belum masak. Dalam percobaan
ini untuk mendapatkan ekstrak dari getah pepaya maka getah pepaya dihaluskan
terlebih dahulu kemudian dilarutkan dengan menggunakan alkohol 70% sebanyak 25
mL. Penambahan pelarut alkohol bertujuan karena alkohol adalah pelarut yang
bersifat polar, dimana alkohol memiliki konstanta dielektrik yang dinyatakan sebagai
gaya tolak menolah antara dua partikel yang bermuatan listrik dalam suatu molekul.
Semakin tinggi konstanta dielektriknya maka pelarut bersifat semakin polar. Dalam
hal ini tingginya ekstrak buah nenas dengan pelarut alkohol mampu mengekstrak
senyawa lebih baik karena perolehan senyawa didasari oleh kesamaan sifat kepolaran
terhadap pelarut. Ekstrak getah pepaya yang diperoleh dari hasil penyaringan
kemudian didiamkan selama satu malam pada suhu 10 0C agar diperoleh suatu
endapan enzim papain pada larutan, enzim papain mempunyai pH sebesar 5-7 dan
memiliki kisaran temperature dalam aktivitasnya yaitu berkisar 100C sampai 700C dan
akan mengalami penurunan aktivitas enzim pada temperature 70-85 0C, oleh karena
itu apabila enzim papain dalam suhu tinggi, maka enzim tidak dapat berfungsi dengan
baik dan enzim menjadi tidak aktif (Haryati, 2010). Hasil akhir dari percobaan
diperoleh suatu endapan sebanyak 0,6009g setelah di panaskan menggunakan oven
dengan suhu 600C. Hal ini terbukti bahwa adanya enzim papain yang diperoleh dari
getah papaya meskipun endapan yang diperoleh sangat sedikit, hal ini disebabkan
karena tingginya suhu yang diatur pada oven mengakibatkan enzim papain bekerja
kurang maksimal.
4.3 Ekstraksi Enzim Papain dengan Larutan Garam
Tabel 3. Ekstraksi Enzim Papain
No. Perlakuan Pengamatan
1. Disayat (diambil) getah buah papaya Padat
2. Dimasukkan kedalam wadah Padat
Dilarutkan dengan 50 mL larutan garam
3. Berwarna putih keruh
4. Didiamkan selama satu malam pada suhu 10 C 0
Berwarna putih keruh
5. Disaring menggunakan kertas saring Terbentuk Endapan
Diperoleh Endapan
Endapan dikeringkan menggunakan Oven
6. Endapan Padat
dengan suhu 600C
7. Ditimbang 0,8086
Percobaan selanjutnya yang dilakukan yaitu ekstraksi enzim papain pada
getah papaya dengan larutan garam. Dalam percobaan ini untuk mendapatkan ekstrak
dari getah pepaya maka getah pepaya dihaluskan terlebih dahulu kemudian dilarutkan
dengan menggunakan larutan garam sebanyak 25 mL. Penambahan larutan garam
bertujuan karena larutan garam sangat efektif dalam mengendapkan enzim, dimana
garam memiliki jumlah muatan (anion) multivalent. kemampuan garam dalam
mengendapkan enzim dilihat dari konsentrasi enzim yang dihasilkan dari
pengendapan oleh tiap garam (Kusuma, 2015). Ekstrak getah pepaya yang diperoleh
dari hasil penyaringan kemudian didiamkan selama satu malam pada suhu 10 0C agar
diperoleh suatu endapan enzim papain pada larutan, enzim papain mempunyai pH
sebesar 5-7 dan memiliki kisaran temperature dalam aktivitasnya yaitu berkisar 10 0C
sampai 700C dan akan mengalami penurunan aktivitas enzim pada temperature 70-
850C, oleh karena itu apabila enzim papain dalam suhu tinggi, maka enzim tidak
dapat berfungsi dengan baik dan enzim menjadi tidak aktif (Haryati, 2010). Hasil
akhir dari percobaan diperoleh suatu endapan sebanyak 0,8086g setelah di panaskan
menggunakan oven dengan suhu 600C. Hal ini terbukti bahwa adanya enzim papain
yang diperoleh dari getah papaya dengan menggunakan larutan garam meskipun
endapan yang diperoleh sangat sedikit, hal ini disebabkan karena tingginya suhu yang
diatur pada oven mengakibatkan enzim papain bekerja kurang maksimal.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa enzim


bromelin merupakan salah satu enzim protease sulfidril yang mampu menghidrolisis
ikatan peptide pada protein atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil. enzim
bromelin memiliki kisaran temperature dalam aktivitasnya yaitu berkisar 65% dan
akan mengalami penurunan aktivitas enzim pada temperature 70-80 0C. enzim
bromelin dapat ditemukan pada daging buah nenas. enzim papain merupakan enzim
protease sulfidril yang dapat diperoleh dari getah buag papaya enzim papain
mempunyai pH sebesar 5-7 dan memiliki kisaran temperature dalam aktivitasnya
yaitu berkisar 100C sampai 700C dan akan mengalami penurunan aktivitas enzim pada
temperature 70-850C, oleh karena itu apabila enzim papain dalam suhu tinggi, maka
enzim tidak dapat berfungsi dengan baik dan enzim menjadi tidak aktif, enzim papain
dapat ditemukan pada getah buah papaya.

5.2 Saran

Saran yang dapat saya berikan pada praktikum ini yaitu sebaiknya pada
ekstraksi getah buah papaya dengan larutan garam dapur diganti dengan
menggunakan pelarut NaCl, sehingga tidak ada zat pengotor yang di temukan pada
ppercobaan.
DAFTAR PUSTAKA

Aji, A., Bahri, S., dan Tantalia. 2017. Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Konsentrasi
HCl untuk Pembuatan Pektin dari Kulit Jeruk Bali (Citrus Maxima). Jurnal
Teknologi Kimia Unimal. 6(1).

Embiso, Y. A. 2017. Pengaruh Konsumsi Nanas (Ananas Comosus L. Merr)


terhadap Penurunan Indeks Plak pada Anak Usia 10-12 Tahun. Jurnal e-Gigi
(Eg). 4(2).

Kumaunang. M., dan Kamu, V. 2021. Aktifitas Enzim Bromelin dari Ekstrak Kulit
Nenas (Anenas Comosus). Jurnal Ilmiah Sains. 11(2).
Putra, W. A., Karnila, R.,dan Diharni, A. 2021. Aktivitas Ekstrak Kasar Enzim
Kolagenase dari Organ dalam Ikan Malong (Congresox Talabon) pada pH
Berbeda. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia.13(1).

Wahab, N., dan Ramli, I. 2020. Analisa Pemurnian Garam dengan Metode Hodro
Ekstraksi Batch dan Kontinue di Kabupaten Jeneponto. Jurnal Ilmiah
Techno Entrepreneur. 5(1).

Widiastuti, R. Ismiyanti, dan Aini, R. 2017. Pengaruh Pemberian Berbagai Kadar


Getah Buah Pepaya (Carica Pepaya, L) terhadap Jumlah Kumulatif
Kematian Larva Aedes Aegypti. Jurnal Kesmas. 9(1). ISSN. 1978-0575.

Zuhri., dan Dona, V. 2021. Penggunaan Alkohol untuk Kepentingan Medis Tinjauan
Isthsan. Jurnal Jolsic. 9(1).
LAMPIRAN

Lampiran 1 : Diagram Alir

1. Ekstraksi Enzim Bromelin Buah Nanas dengan Alkohol 80%

Buah Nanas

 Dipotong kecil-kecil
 Ditimbang 200 gram
 Diblender
 Disaring hingga diperoleh
ekstraknya

Ekstrak Buah Nanas

 Ditambahkan Alkohol 80%


sebanyak 50 mL
 Dibiarkan selama semalam pada
suhu 10oC
 Disaring menggunakan keras saring
 Endapan yang diperoleh
dikeringkan dan ditimbang.

Hasil Pengamatan
2.Ekstraksi Enzim Bromelin Buah Nanas dengan Larutan Garam

Buah Nanas

 Dipotong kecil-kecil
 Ditimbang 200 gram
 Diblender
 Disaring hingga diperoleh
ekstraknya

Ekstrak Buah Nanas

 Ditambahkan larutan garam


sebanyak 50 mL
 Dibiarkan selama semalam pada
suhu 10oC
 Disaring menggunakan keras saring
 Endapan yang diperoleh
dikeringkan dan ditimbang.

Hasil Pengamatan
3. Ekstraksi Enzim Papain Getah Papaya dengan Alkohol 80%

Buah Pepaya

 Disadap (diambil) getahnya


 Ditimbang 5 gram
 Dilatutkan dengan Alkohol 80%
sebanyak 25 mL
 Dibiarkan selama semalam pada suhu
10oC
 Disaring menggunakan keras saring
 Endapan yang diperoleh dikeringkan
dan ditimbang

Hasil Pengamatan

4. Ekstraksi Enzim Papain Getah Papaya dengan Larutan Garam

Buah Pepaya

 Disadap (diambil) getahnya


 Ditimbang 5 gram
 Dilatutkan dengan larutan garam
sebanyak 25 mL
 Dibiarkan selama semalam pada suhu
10oC
 Disaring menggunakan keras saring
 Endapan yang diperoleh dikeringkan
dan ditimbang.

Data Pengamatan
Lampiran 2. Analisis Data

1. Berat Endapan Murni dari Ekstrak Nanas Ditambahkan Alkohol

Dik: Berat kertas saring kosong 1 = 1,066 gram

Berat kertas saring + Endapan 1 = 1,6852 gram

Berat kertas saring kosong 2= 1, 980 gram

Berat kertas saring + Endapan 2 = 3,0079 gram

Dit : Berat Endapan Murni…..?

Peny: Berat Endapan murni = ( Berat kertas saring + Endapan ) –(Berat

kertas saring kosong)

= (1,6852 + 3,0079) – (1,066 + 1, 980)

= 4,6931 – 3,046

= 1,6471 gram

2. Berat Endapan Murni dari Ekstrak Nanas Ditambahkan Larutan Garam

Dik: Berat kertas saring kosong 1= 0,699 gram

Berat kertas saring + Endapan 1 = 1,6715 gram

Berat kertas saring kosong 2= 1,878 gram

Berat kertas saring + Endapan 2 = 1,9369 gram

Dit: Berat Endapan Murni…..?


Peny: Berat Endapan murni = ( Berat kertas saring + Endapan ) - Berat

kertas saring kosong

= (1,6715 + 1,9369) – (0,699 + 1,878)

= 3,6084-2,577

= 1,0314 gram

3. Berat Endapan MurniEkstrakGetah Pepaya Ditambahkan Alkohol

Dik: Berat kertas saring kosong = 1,138 gram

Berat kertas saring + Endapan = 1,7389 gram

Dit : Endapan Murni…..?

Peny: Berat Endapan murni = ( Berat kertas saring + Endapan ) –

Beratkertas saring kosong

= 1,7389 – 1,138

= 0,6009 gram

4. Berat Endapan MurniEkstrak GetahPepayaDitambahkan Larutan Garam

Dik: Berat kertas saring kosong = 1,099 gram

Berat kertas saring + Endapan = 1,9076 gram

Dit: Berat Endapan Murni…..?

Peny: Berat Endapan murni = ( Berat kertas saring + Endapan ) - Berat

kertas saring kosong

= 1,9076 – 1,099

= 0,8086 gram

Anda mungkin juga menyukai