Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PERCOBAAN V

PENGARUH ENZIM, SUBSTRAT DAN PH TERHADAP AKTIVITAS

ENZIM

OLEH :

NAMA : SEPTI ARIA PUTRI

STAMBUK : F1C1 20 043

KELOMPOK : V (EMPAT)

ASISTEN : RISMAWATI

LABORATORIUM KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Biokatalisator (enzim) merupakan katalisator organik yang diproduksi oleh

sel. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa enzim merupakan komponen

penting dalam kehidupan hal ini dikarenakan semua reaksi metabolisme akan

dikatalis oleh enzim. Maka dengan kata lain, reaksi metabolisme dan pertumbuhan

sel akan terhambat jika tidak ada enzim. Reaksi enzimatik ini diperlukan bakteri

untuk berkembangbiak, memperoleh makanan/ nutrisi dalam keadaan terlarut

sehingga dapat diserap ke dalam sel, pergerakan, memperoleh energi kimia yang

digunakan untuk biosintesis, dan lain sebagainya. Ada beberapa jenis enzim dalam

sistem pencernaan, salah satunya yakni enzim amilase yang berfungsi untuk

memecah ikatan pada amilum sehingga terbentuknya maltosa. Enzim ini terbagi

menjadi 3 macam, yaitu α amilase, β amilase dan γ amilase. Dalam ludah atau saliva

dan pankreas terdapat enzim α amilase ( Damira dkk., 2021).

Enzim amilase merupakan suatu enzim yang mampu mengkatalis reaksi

hidrolisis pati dan glikogen menjadi maltose, maltotriosa, isomaltosa dan glukosa.

Aktivitas bakteri yang menghasilkan enzim amilase dapat ditunjukkan melalui

penambahan larutan iodin pada media agar yang mengandung pati, apabila terbentuk

zona bening maka hal tersebut menunjukkan adanya aktivitas amilase. Enzim

amilase dapat memecah ikatan polimer pati menjadi lebih pendek, oligosakarida atau

molekul gula yang lebih sederhana (Novitasari, dkk., 2021).

Produksi enzim amilase yang tinggi, dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

mendukung keberhasilan produksi suatu enzim yaitu suhu sangat memengaruhi


aktivitas enzim karena enzim adalah rangkaian asam amino yang sistem kerjanya

berkaitan erat dengan suhu lingkungan. Aktivitas enzim juga akan dipengaruhi oleh

pH. pH akan berkaitan dengan keberadaan ion hidrogen. Konsentrasi ion hidrogen

sangat memengaruhi aktivitas enzim, karena enzim dapat aktif apabila asam amino

yang merupakan sisi aktif enzim berada dalam keadaan ionisasi yang tepat. Faktor

berikutnya yang perlu diperhatikan dalam memproduksi enzim amilase dari bakteri

adalah konsentrasi substrat yang digunakan harus mengandung kadar pati yang

tinggi. Bakteri sangat membutuhkan substrat untuk mendegrasi pati menjadi

karbohidrat yang lebih sederhana. Untuk menentukan aktivitas enzim amilase dapat

dilakukan dengan menggunakan substrat yang spesifik, kemudian aktivitas enzim

amilase dapat diukur dengan memantau jumlah glukosa pereduksi yang

dihasilkannya (Istia’nah dkk., 2020). Berdasarkan latar belakang di atas maka di

lakukan percobaan Pengaruh Enzim, Substrat dan pH Terhadap Aktivitas Enzim

Amilase.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang terdapat pada percobaan Pengaruh Enzim, Substrat

dan pH Terhadap Aktivitas Enzim Amilase adalah bagaimana pengaruh enzim,

substrat dan pH terhadap aktivitas enzim amilase ?

1.3. Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai pada percobaan Pengaruh Enzim, Substrat dan

pH Terhadap Aktivitas Enzim Amilase adalah untuk mengetahui pengaruh enzim,

substrat dan pH terhadap aktivitas enzim amilase


1.4. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan Pengaruh Enzim, Substrat dan

pH Terhadap Aktivitas Enzim Amilase adalah dapat mengetahui mengetahui

pengaruh enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim amilase


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Enzim Amilase

Enzim adalah senyawa biologis yang bertindak sebagai katalis, yang

mempercepat biokimia dan reaksi biologis. Mereka situs aktif tempat molekul

substrat mengikat dan mengubahnya menjadi produk. Enzim diproduksi oleh hewan,

tumbuhan, dan mikroba. Dari sini, enzim mikroba sangat penting karena lebih

ekonomis untuk diproduksi dan stabil. Di antara semua enzim mikroba. amilase

adalah enzim yang sangat umum digunakan. Amilase juga dikenal sebagai 'glikosida

hidrolase". Amilase memiliki fungsi vial dalam pati. Amilase bekerja pada ikatan

glikosidik -1,4 dan -1,6 yang ada dalam pati dan glikogen, polisakarida terkait pati.

Mereka mengkatalisis hidrolisis molekul pati menjadi gula seperti maltosa dan

dekstrin, serta polimer yang lebih kecil yang terdiri dari unit glukosa (Joshi.,dkk,

2021).

2.2. Kinerja Enzim Lock And Key

Model kunci-dan-kunci buku teks untuk katalisis enzim pertama kali

diperkenalkan oleh ahli kimia organik pemenang Nobel Emil Fischer pada tahun

1894. Model induced-fit dan selected-fit, kadang-kadang juga disebut sebagai seleksi

konformasi, memperluas model kaku Fischer untuk mencakup fleksibilitas ligan dan

juga enzim , perubahan konformasi enzim dalam model induced-fit, sedangkan pada

model yang dipilih-fit enzim ada dalam keseimbangan antara beberapa keadaan

konformasi, beberapa di antaranya ligan dapat mengikat dan menstabilkan

konformasi reaktif. Model keyhole-lock-key menggabungkan dari ligan pe gikatan


ligan mengiduksi melalui terowongan(lubang kunci) kesitus katalitik enzim dan

keluarnya dari situs kelingkungan sekitarnya(kokkonen., dkk, 2019).

2.3. Pati

Pati terakumulasi sebagai partikel yang tidak larut dalam air, yaitu granula

pati, sedangkan sebagian besar lainnya spesies menghasilkan glikogen yang larut

dalam air sebagai karbohidrat penyimpanan. Keduanya polimer serupa dalam fungsi

biologis dan komposisi kimia, terdiri dari unit glukosa yang dihubungkan oleh -1,4

dan -1,6 glikosidik obligasi. Parameter fisik pati sangat berbeda dari glikogen dan

bertanggung jawab atas tingginya nilai pati di berbagai aplikasi. Pati adalah

biomaterial serbaguna dengan minat khusus karena kelimpahan, murahnya, sifat

tidak beracun, dan biodegradabilitas untuk berbagai industri makanan dan non-

makanan. ( Apriyanto, dkk., 2020)

2.4. Asam Asetat (CH3COOH)

Asam asetat (CH3COOH) adalah bahan baku industri yang penting, terutama

diproduksi dari minyak mineral atau gas alam. Sejak minyak, asetat yang paling

penting bahan baku asam, menipis, sumber daya terbarukan harus dipertimbangkan

pertimbangan untuk menghasilkan asam asetat. Asam asetat adalah terutama

diproduksi oleh tiga proses kimia yang menggunakan mineral minyak atau gas alam:

(a) oksidasi n-butana, (b) karbonilasi metanol dan (c) oksidasi asetaldehida. Tujuan

global adalah mengembangkan cara alternatif untuk produksi asam asetat: dari bahan

baku tak terbarukan ke bahan baku terbarukan (biomassa). Biologis Produksi asam

asetat dari bakteri memiliki beberapa keunggulan dalam hal: dari biaya terendah yang
dibutuhkan dan spesifisitas tertinggi, selanjutnya bakteri memiliki ketahanan terbesar

terhadap keracunan dan memungkinkan emisi polutan minimum (Merli dkk, 2021).

2.5. iodin

Iodin telah diakui sebagai agen bakterisida yang efektif sejak tahun 1800-

an. Povidone-iodine (iodin dengan polimer yang larut dalam air

polyvinylpyrrolidone, PVP-I) ditemukan pada tahun 1955 di Industrial Laboratorium

Toksikologi di Philadelphia oleh H. A. Shelanski dan M. V. Shelanski. Ini

dikembangkan untuk menemukan alternatif bentuk kompleks antimikroba yodium

yang kurang beracun daripada tingtur iodin. Permulaan aksi antimikroba PVP-I

dimulai ketika iodin bebas terdisosiasi dari kompleks polimer. Bentuk bebas yodium

dengan cepat menembus mikroba mengganggu protein dan mengoksidasi asam

nukleat struktur yang pada akhirnya menyebabkan kematian mikroba (Muhamed

Khan dkk, 2020).

2.6. Derajat Keasaman (pH)

Pengukuran pH adalah teknik yang cepat, sederhana, dan hemat biaya yang

mendasar untuk kimia analitik dan banyak digunakan dalam semen sains. Beton

semen portland segar biasanya memiliki pH > 13. Mempertahankan pH tinggi seperti

itu sangat penting untuk memastikan pasivasi baja dibeton bertulang, sehingga

mencegah kerusakan struktural. PH larutan aktivator dalam bahan yang teraktivasi

alkali berperan sebagai peran penting dalam pembubaran prekursor, dan larutan pH

tinggi (> 13) biasanya digunakan untuk tujuan ini. Di kedua Portland semen dan

sistem material yang diaktifkan alkali, pembentukan reaksi produk juga telah terbukti

bergantung pada pH [7-10] (Traynor dkk, 2020).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu Dan Tempat

Percobaan Pengaruh Konsentrasi Enzim, Substrat dan pH terhadap Aktivitas

Enzim, dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Oktober 2022 pukul 07.30-10.00 WITA

dan bertempat di Laboratorium Kimia Fisika, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan pada percobaan Pengaruh Konsentrasi Enzim,

Substrat dan pH terhadap Aktivitas Enzim, adalah gelas kimia 250 mL, gelas ukur

10 mL, rak tabung, pipet tetes, timbangan analitik, labu takar 250 mL, batang

pengaduk, spatula, tabung reksi, stop watch dan corong.

2. bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan Pengaruh Konsentrasi Enzim,

Substrat dan pH terhadap Aktivitas Enzim, Adalah Enzim amilase (Saliva), larutan

pati ( air gula ), larutan asam asetat (CH3COOH), larutan natrium hidroksida (NaOH),

akuades (H2O), pereaksi iodin, kertas pH, Tisu, Aluminium Foil Dan Plastic Wrap.
C. Prosedur Kerja

1. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim

larutan pati

- di pipet 2 mL
- di masukkan kedalam 3 tabung yang
berbeda
- di tambahkan enzim amilase pada tabung
1,2 dan 3 berturut-turut 1 ml ,2 ml dan 3 ml
- di kocok

Campuran

- di diamkan selama 15 menit


- di detetesi pereaksi iodin pada masing
masing tabung
- diamati
- di catat peribahan yang terjadi

Tabung 1 : Berwarna Kuning Kecoklatan

Tabung 2 :Berwarna Kuning Kecoklatan

Tabung 3 : Berwarna Kuning , Terdapat Endapan


2. Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap Aktivitas Enzim

1 mL larutan 2 mL larutan 4 mL larutan 6 mL larutan


pati pati pati pati

- dimasukkan kedalam tabung reaksi


- di tambahkan 1 mL enzim amilase
pada masing-masing tabung
- dikocok

Campuran

- didiamkan selama 15 menit


- ditetesi pereaksi iodin pada masing-
masing tabung
- diamati
- dicatat perubahan warna yang terjadi

Tabung 1 : Berwarna Coklat Pekat

Tabung 2 : Berwarna Kuning Kecoklatan

Tabung 3 : Berwarna Berwarna Coklat Kekuningan

Tabung 4 : Berwarna Coklat


3. Pengaruh ph Terhadap Aktivitas Enzim

Larutan pati

- di pipet sebanyak 2 ml
- di masukkan dalam 3 tabung reaksi yang berbeda

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3

- di tambahkan 2 mL - di tambahkan 2 mL - di tambahkan 2 mL


larutan NaoH 5% larutan CH3COOH akuades

- di tambahkan 1 mL enzim amilase


pada masing-masing tabung
- di kocok
campuran

- didiamkan selama 15 menit


- ditetesi pereaksi iodin pada masing - masing
tabung
- diamati
- dicatat perubahan warna yang terjadi

Tabung 1 : Bening , pH = 13

Tabung 2 : Berwarna Coklat Pekat, Terdapat Endapan, pH = 3

Tabung 3 : Berwarna Kecoklatan, pH= 7


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan

a. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim

No. Perlakuan Hasil pengamatan Keterangan


1. 2 mL larutan pati + 1 Berwarna kuning
mL enzim amilase kecoklatan
+pereaksi iodin

2. 2 mL larutan pati +1 Berwarna kuning


mL enzim amilase + kecoklatan
pereaksi iodin

3. 2 mL larutan pati + 1 Berwarna kuning ,


mL enzim amilase+ terdapat endapan
pereaksi iodin
2. Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap Aktivitas Enzim

No Perlakuan Hasil pengamatan Keterangan

1. 1 mL larutan pati + 1 mL Berwarna coklat pekat


enzim amilase+ pereaksi
iodin

2. 2 mL larutan pati + 1 mL Berwarna kuning


enzim amilase +pereaksi kecoklatan
iodin

3. 4 mL larutan pati + 1 mL Berwarna coklat


enzim amilase + pereaksi kekuningan
iodin

4. 6 mL larutan pati +1 mL Berwarna coklat


enzim amilase + pereaksi
iodin
3. Pegaruh Konsentrasi pH Terhadap Aktivitas Enzim

No. Perlakuan Hasil pengamatan Keterangan


1. 2 mL larutan pati + 2 Berwarna bening
mL larutan natrium
hidroksida 5% + 1 mL
enzim amilase +
pereaksi iodin

2. 2 mL larutan pati + Berwarna coklat pekat,


2mL larutan asam terdapat endapan
asetat + 1 mL enzim
amilase + pereaksi
iodin

3. 2 mL larutan pati +2 Berwarna kecoklatan


mL
Akuades + 1 mL
enzim amilase +
pereaksi iodin

B. Pembahasan

Amilase adalah enzim yang mempunyai kemampuan memecah ikatan

glukosida pada polimer pati. Penggunaan amilase dilaporkan mengalami peningkatan

setiap tahunnya. Permintaan akan enzim golongan amilase telah mencapai sekurang-

kurangnya 25% dari keseluruhan pasar enzim. Kelompok enzim ini memiliki banyak

variasi dalam aktivitasnya, sangat spesifik, tergantung pada tempatnya bekerja. Seiring

dengan penemuan-penemuan baru mengenai enzim amilase, kelompok dari amilase

semakin bertambah. Beberapa kelompok dari enzim amilase adalah α-amilase, β-

amilase, dan γamilase. Secara molekuler, pemecahan amilase dibantu oleh residu asam
amino pada sisi aktif enzim. Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim amilase

diantaranya yaitu konsentrasi enzim, substrat dan pH.

Percobaan pengaruh enzim, substrat dan ph terhadap aktivitas enzim amilase

bertujuan untuk mengetahui pengaruh enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas

enzim amilase. Perlakuan pertama yaitu pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas

enzim dimana larutan pati dimasukkan kedalam tiga tabung berbeda dengan volume

yang sama untuk kemudian ditambahkan enzim amilase dengan konsentrasi berbeda,

selanjutnya dihomogenkan,kemudian campuran didiamkan dan diteteskan pereaksi

iodin yang berfungsi pemberi warna pada masing-masing tabung untuk kemudian

diamati. Konsentrasi enzim akan berpengaruh terhadap aktivitas enzim itu sendiri,

pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan

bertambahnya konsentrasi enzim. Jika konsentrasi enzim yang digunakan tetap,

sedangkan substrat dinaikkan maka pada penambahan pertama kecepatan reaksi naik

dengan cepat (Budiman dkk, 2019). Didasarkan pada teori tersebut, maka hasil yang

diperoleh berbanding lurus, dimana tabung yang memiliki konsentrasi enzim lebih

tinggi, aktivitas enzim yang bekerja sangat optimal ditandai dengan beningnya larutan

campuran pada tabung.

Perlakuan kedua yaitu uji pengaruh substrat terhadap aktivitas enzim, dimana

larutan pati dengan konsentrasi berbeda dimasukkan kadalam tabung reaksi yang

berbeda untuk kemudian dilakukan proses yang sama pada perlakuan sebelumnya.

Substrat merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil atau jumlah produk

akhir yang dihasilkan oleh enzim. Enzim membutuhkan substrat yang memberikan sisi

aktif enzim sehingga membentuk produk. Penambahan konsentrasi substrat pada


reaksi yang dikatalis oleh enzim awalnya akan meningkatkan laju reaksi. Konsentrasi

substrat dinaikkan untuk lebih lanjut sehingga laju reaksi akan mencapai titik jenuh

dan tidak bertambah lagi (Rozi dkk, 2020). Berdasarkan teori tersebut, maka hasil yang

diperoleh dari perlakuan kedua ini, hasilnya berbanding terbalik kemungkinan hal

tersebut dapat dipengaruhi oleh pereaksi iodin yang terkontaminasi ataupun adanya

kesalahan dalam proses pengukuaran.

Perlakuan selanjutnya yaitu uji pengaruh ph terhadap aktivitas enzim dimana

larutan pati dengan konsentrasi berbeda dimasukkan kedalam tabung reaksi yang

berbeda untuk kemudian ditambahkan larutan natrium hidroksida (NaOH) sebagai

pemberi suasana basa, larutan asam asetat sebagai pemberi suasana asam dan larutan

akuades sebagai pemberi suasana netral, kemudian dilakukan proses yang sama

dengan percobaan sebelumnya. Aktivitas enzim terus meningkat dari pH 4 hingga pH

6 dan menurun tajam saat pH lebih besar dari 6. Pada pH optimum jumlah ion H + tidak

mempengaruhi konformasi enzim sehingga konformasinya sama dengan konformasi

substrat. Hal ini menyebabkan interaksi antara enzim dan substrat meningkat dan

mencapai aktivitas yang paling tinggi. Enzim amilase pemecah pati bekerja optimum

pada 2 rentang, yaitu pada rentang pH asam dan netral (Hidayatia dkk, 2018).

Berdasarkan teori tersebut hasil yang diperoleh dari perlakuan diatas dimana pada

penambahan larutan naoh hasil yang diperoleh berwarna bening, selanjutnya pada

penambahan asam asestat hasil yang diperoleh berwarna coklat pekat dan adanya

endapan pada tabung, sementara pada penambahan akuades hasil yang diperoleh yaitu

pH netral.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada percobaan pengaruh

konsentrasi enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa aktivitas enzim dapat dipengaruhi oleh konsentrasi enzim,

substrat dan PH. Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan

meningkat hingga batas konsentrasi tertentu. Pada konsentrasi substrat tetap, dalam

batas tertentu, laju suatu reaksi enzimatik meningkat sebanding dengan

meningkatnya konsentrasi enzim. Hal ini berarti makin banyak enzim, sampai batas

tertentu, maka banyak substrat yang terkonversi karena makin tinggi aktivitas

enzim. PH berpengaruh terhadap kecepatan aktivitas enzim dalam menganalisis

suatu reaksi. Hal ini disebabkan konsentrasi ion hidrogen mempengaruhi struktur

dimensi enzim dan aktivitasnya. Setiap enzim memiliki ph optimum di mana pada

pH tersebut struktur 3 dimensinya paling kondusif dalam mengikat substrat.


DAFTAR PUSTAKA

Apriyanto,A., Julia C, dan Joerg F., 2022, A review of starch, a unique biopolymer
– Structure, metabolism and in planta modifications, Plant Science, 1(1).
Budiman, T., Ir. H. Thomas G., Ir. Neneng S., 2019, Pengaruh Konsentrasi Enzim
Papain (Carica papaya) dan Suhu Fermentasi Terhadap Karakteristik
Crackers, Fitrianasari Budiman, 1(1).
Damira, Nisa F., Siska A.F., Yusni A., Said B., 2021, Activity Of The Amylase
Enzyme In Saliva And The Protease Enzyme In The Rana esculenta
Pancreatic Secretions, Prosiding Semnas Bio, 1(1).
Hidayatia, N.F., Tina D.R., Anggita R.H., 2018, Pengaruh Ph, Suhu Dan Bufer
Terhadap Aktivitas Α-Amilase Dari Bacillus Sp. K2BR5, Prosiding
Seminar Nasional Kimia, 1(1).
Istia’nah, D., Ulfah U., Ahmad B., 2020, Karakterisasi Enzim Amilase dari Bakteri
Bacillus megaterium pada Variasi Suhu, pH dan Konsentrasi Substrat,
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya, 2(1).
Joshi, N., Andhare, Marchawala, Bhattacharya dan Upadhyay., 2021, A Study On
Amylase: Review, Ijbpas, 10(4).
Merli, G., Alessandro B., Alessia A. dan Francesca B., 2021, Acetic acid
bioproduction: The technological innovation change, Science of the Total
Environment, 1(1).
Muhamed, K.M., Sapna R.P. dan Mandar P., 2020, Repurposing 0.5% povidone
iodine solution in otorhinolaryngology practice in Covid 19 pandemic, Am
J Otolaryngol, 1(1).
Novitasaria, D,T., Pujiono W. P., Oktavianto E.J., Diah A, dan Aninditia S.,2021,
Skrining Bakteri Penghasil Enzim Amilase Dari Sedimen Tambak Udang
Vannamei (Litopenaeus Vannamei), Journal of Fisheries and Marine
Research, 5(2).
Piia Kokkonena, P., David B., Gaspar P., Zbynek P, dan Jiri D., 2019, Engineering
enzyme access tunnels, Biotechnology Advances, 1(1).
Rozi, A., Ikhsanul K., Reni T.C., Stephani B., Nurhikma, Nuring W., Deden Y.M.,
Siluh P.S.D.U., Diah A.W., Tati N., 2020, Aktivitas Enzim Katepsin Pada
Ikan Lele (Clarias Sp.) Pada Perlakuan Suhu Dan Substrat Yang Berbeda,
Jurnal Perikanan Tropis, 7(2).
Traynora, B., Hugo U., Elsa O., Barbara L., dan Rupert J. M., 2020, Methodology
for pH measurement in high alkali cementitious systems, Cement and
Concrete Research, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai