PERCOBAAN V
ENZIM
OLEH :
KELOMPOK : V (EMPAT)
ASISTEN : RISMAWATI
LABORATORIUM KIMIA
KENDARI
2022
I. PENDAHULUAN
sel. Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, bahwa enzim merupakan komponen
penting dalam kehidupan hal ini dikarenakan semua reaksi metabolisme akan
dikatalis oleh enzim. Maka dengan kata lain, reaksi metabolisme dan pertumbuhan
sel akan terhambat jika tidak ada enzim. Reaksi enzimatik ini diperlukan bakteri
sehingga dapat diserap ke dalam sel, pergerakan, memperoleh energi kimia yang
digunakan untuk biosintesis, dan lain sebagainya. Ada beberapa jenis enzim dalam
sistem pencernaan, salah satunya yakni enzim amilase yang berfungsi untuk
memecah ikatan pada amilum sehingga terbentuknya maltosa. Enzim ini terbagi
menjadi 3 macam, yaitu α amilase, β amilase dan γ amilase. Dalam ludah atau saliva
hidrolisis pati dan glikogen menjadi maltose, maltotriosa, isomaltosa dan glukosa.
penambahan larutan iodin pada media agar yang mengandung pati, apabila terbentuk
zona bening maka hal tersebut menunjukkan adanya aktivitas amilase. Enzim
amilase dapat memecah ikatan polimer pati menjadi lebih pendek, oligosakarida atau
berkaitan erat dengan suhu lingkungan. Aktivitas enzim juga akan dipengaruhi oleh
pH. pH akan berkaitan dengan keberadaan ion hidrogen. Konsentrasi ion hidrogen
sangat memengaruhi aktivitas enzim, karena enzim dapat aktif apabila asam amino
yang merupakan sisi aktif enzim berada dalam keadaan ionisasi yang tepat. Faktor
berikutnya yang perlu diperhatikan dalam memproduksi enzim amilase dari bakteri
adalah konsentrasi substrat yang digunakan harus mengandung kadar pati yang
karbohidrat yang lebih sederhana. Untuk menentukan aktivitas enzim amilase dapat
Amilase.
1.3. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai pada percobaan Pengaruh Enzim, Substrat dan
Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan Pengaruh Enzim, Substrat dan
mempercepat biokimia dan reaksi biologis. Mereka situs aktif tempat molekul
substrat mengikat dan mengubahnya menjadi produk. Enzim diproduksi oleh hewan,
tumbuhan, dan mikroba. Dari sini, enzim mikroba sangat penting karena lebih
ekonomis untuk diproduksi dan stabil. Di antara semua enzim mikroba. amilase
adalah enzim yang sangat umum digunakan. Amilase juga dikenal sebagai 'glikosida
hidrolase". Amilase memiliki fungsi vial dalam pati. Amilase bekerja pada ikatan
glikosidik -1,4 dan -1,6 yang ada dalam pati dan glikogen, polisakarida terkait pati.
Mereka mengkatalisis hidrolisis molekul pati menjadi gula seperti maltosa dan
dekstrin, serta polimer yang lebih kecil yang terdiri dari unit glukosa (Joshi.,dkk,
2021).
diperkenalkan oleh ahli kimia organik pemenang Nobel Emil Fischer pada tahun
1894. Model induced-fit dan selected-fit, kadang-kadang juga disebut sebagai seleksi
konformasi, memperluas model kaku Fischer untuk mencakup fleksibilitas ligan dan
juga enzim , perubahan konformasi enzim dalam model induced-fit, sedangkan pada
model yang dipilih-fit enzim ada dalam keseimbangan antara beberapa keadaan
2.3. Pati
Pati terakumulasi sebagai partikel yang tidak larut dalam air, yaitu granula
pati, sedangkan sebagian besar lainnya spesies menghasilkan glikogen yang larut
dalam air sebagai karbohidrat penyimpanan. Keduanya polimer serupa dalam fungsi
biologis dan komposisi kimia, terdiri dari unit glukosa yang dihubungkan oleh -1,4
dan -1,6 glikosidik obligasi. Parameter fisik pati sangat berbeda dari glikogen dan
bertanggung jawab atas tingginya nilai pati di berbagai aplikasi. Pati adalah
tidak beracun, dan biodegradabilitas untuk berbagai industri makanan dan non-
Asam asetat (CH3COOH) adalah bahan baku industri yang penting, terutama
diproduksi dari minyak mineral atau gas alam. Sejak minyak, asetat yang paling
penting bahan baku asam, menipis, sumber daya terbarukan harus dipertimbangkan
diproduksi oleh tiga proses kimia yang menggunakan mineral minyak atau gas alam:
(a) oksidasi n-butana, (b) karbonilasi metanol dan (c) oksidasi asetaldehida. Tujuan
global adalah mengembangkan cara alternatif untuk produksi asam asetat: dari bahan
baku tak terbarukan ke bahan baku terbarukan (biomassa). Biologis Produksi asam
asetat dari bakteri memiliki beberapa keunggulan dalam hal: dari biaya terendah yang
dibutuhkan dan spesifisitas tertinggi, selanjutnya bakteri memiliki ketahanan terbesar
terhadap keracunan dan memungkinkan emisi polutan minimum (Merli dkk, 2021).
2.5. iodin
Iodin telah diakui sebagai agen bakterisida yang efektif sejak tahun 1800-
yang kurang beracun daripada tingtur iodin. Permulaan aksi antimikroba PVP-I
dimulai ketika iodin bebas terdisosiasi dari kompleks polimer. Bentuk bebas yodium
Pengukuran pH adalah teknik yang cepat, sederhana, dan hemat biaya yang
mendasar untuk kimia analitik dan banyak digunakan dalam semen sains. Beton
semen portland segar biasanya memiliki pH > 13. Mempertahankan pH tinggi seperti
itu sangat penting untuk memastikan pasivasi baja dibeton bertulang, sehingga
alkali berperan sebagai peran penting dalam pembubaran prekursor, dan larutan pH
tinggi (> 13) biasanya digunakan untuk tujuan ini. Di kedua Portland semen dan
sistem material yang diaktifkan alkali, pembentukan reaksi produk juga telah terbukti
Enzim, dilaksanakan pada hari Selasa, 11 Oktober 2022 pukul 07.30-10.00 WITA
1. Alat
Substrat dan pH terhadap Aktivitas Enzim, adalah gelas kimia 250 mL, gelas ukur
10 mL, rak tabung, pipet tetes, timbangan analitik, labu takar 250 mL, batang
2. bahan
Substrat dan pH terhadap Aktivitas Enzim, Adalah Enzim amilase (Saliva), larutan
pati ( air gula ), larutan asam asetat (CH3COOH), larutan natrium hidroksida (NaOH),
akuades (H2O), pereaksi iodin, kertas pH, Tisu, Aluminium Foil Dan Plastic Wrap.
C. Prosedur Kerja
larutan pati
- di pipet 2 mL
- di masukkan kedalam 3 tabung yang
berbeda
- di tambahkan enzim amilase pada tabung
1,2 dan 3 berturut-turut 1 ml ,2 ml dan 3 ml
- di kocok
Campuran
Campuran
Larutan pati
- di pipet sebanyak 2 ml
- di masukkan dalam 3 tabung reaksi yang berbeda
Tabung 1 : Bening , pH = 13
1. Tabel Pengamatan
B. Pembahasan
setiap tahunnya. Permintaan akan enzim golongan amilase telah mencapai sekurang-
kurangnya 25% dari keseluruhan pasar enzim. Kelompok enzim ini memiliki banyak
variasi dalam aktivitasnya, sangat spesifik, tergantung pada tempatnya bekerja. Seiring
amilase, dan γamilase. Secara molekuler, pemecahan amilase dibantu oleh residu asam
amino pada sisi aktif enzim. Faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim amilase
enzim amilase. Perlakuan pertama yaitu pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas
enzim dimana larutan pati dimasukkan kedalam tiga tabung berbeda dengan volume
yang sama untuk kemudian ditambahkan enzim amilase dengan konsentrasi berbeda,
iodin yang berfungsi pemberi warna pada masing-masing tabung untuk kemudian
diamati. Konsentrasi enzim akan berpengaruh terhadap aktivitas enzim itu sendiri,
sedangkan substrat dinaikkan maka pada penambahan pertama kecepatan reaksi naik
dengan cepat (Budiman dkk, 2019). Didasarkan pada teori tersebut, maka hasil yang
diperoleh berbanding lurus, dimana tabung yang memiliki konsentrasi enzim lebih
tinggi, aktivitas enzim yang bekerja sangat optimal ditandai dengan beningnya larutan
Perlakuan kedua yaitu uji pengaruh substrat terhadap aktivitas enzim, dimana
larutan pati dengan konsentrasi berbeda dimasukkan kadalam tabung reaksi yang
berbeda untuk kemudian dilakukan proses yang sama pada perlakuan sebelumnya.
Substrat merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil atau jumlah produk
akhir yang dihasilkan oleh enzim. Enzim membutuhkan substrat yang memberikan sisi
substrat dinaikkan untuk lebih lanjut sehingga laju reaksi akan mencapai titik jenuh
dan tidak bertambah lagi (Rozi dkk, 2020). Berdasarkan teori tersebut, maka hasil yang
diperoleh dari perlakuan kedua ini, hasilnya berbanding terbalik kemungkinan hal
tersebut dapat dipengaruhi oleh pereaksi iodin yang terkontaminasi ataupun adanya
larutan pati dengan konsentrasi berbeda dimasukkan kedalam tabung reaksi yang
pemberi suasana basa, larutan asam asetat sebagai pemberi suasana asam dan larutan
akuades sebagai pemberi suasana netral, kemudian dilakukan proses yang sama
6 dan menurun tajam saat pH lebih besar dari 6. Pada pH optimum jumlah ion H + tidak
substrat. Hal ini menyebabkan interaksi antara enzim dan substrat meningkat dan
mencapai aktivitas yang paling tinggi. Enzim amilase pemecah pati bekerja optimum
pada 2 rentang, yaitu pada rentang pH asam dan netral (Hidayatia dkk, 2018).
Berdasarkan teori tersebut hasil yang diperoleh dari perlakuan diatas dimana pada
penambahan larutan naoh hasil yang diperoleh berwarna bening, selanjutnya pada
penambahan asam asestat hasil yang diperoleh berwarna coklat pekat dan adanya
endapan pada tabung, sementara pada penambahan akuades hasil yang diperoleh yaitu
pH netral.
V. KESIMPULAN
konsentrasi enzim, substrat dan pH terhadap aktivitas enzim maka dapat ditarik
substrat dan PH. Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan
meningkat hingga batas konsentrasi tertentu. Pada konsentrasi substrat tetap, dalam
meningkatnya konsentrasi enzim. Hal ini berarti makin banyak enzim, sampai batas
tertentu, maka banyak substrat yang terkonversi karena makin tinggi aktivitas
suatu reaksi. Hal ini disebabkan konsentrasi ion hidrogen mempengaruhi struktur
dimensi enzim dan aktivitasnya. Setiap enzim memiliki ph optimum di mana pada
Apriyanto,A., Julia C, dan Joerg F., 2022, A review of starch, a unique biopolymer
– Structure, metabolism and in planta modifications, Plant Science, 1(1).
Budiman, T., Ir. H. Thomas G., Ir. Neneng S., 2019, Pengaruh Konsentrasi Enzim
Papain (Carica papaya) dan Suhu Fermentasi Terhadap Karakteristik
Crackers, Fitrianasari Budiman, 1(1).
Damira, Nisa F., Siska A.F., Yusni A., Said B., 2021, Activity Of The Amylase
Enzyme In Saliva And The Protease Enzyme In The Rana esculenta
Pancreatic Secretions, Prosiding Semnas Bio, 1(1).
Hidayatia, N.F., Tina D.R., Anggita R.H., 2018, Pengaruh Ph, Suhu Dan Bufer
Terhadap Aktivitas Α-Amilase Dari Bacillus Sp. K2BR5, Prosiding
Seminar Nasional Kimia, 1(1).
Istia’nah, D., Ulfah U., Ahmad B., 2020, Karakterisasi Enzim Amilase dari Bakteri
Bacillus megaterium pada Variasi Suhu, pH dan Konsentrasi Substrat,
Jurnal Riset Biologi dan Aplikasinya, 2(1).
Joshi, N., Andhare, Marchawala, Bhattacharya dan Upadhyay., 2021, A Study On
Amylase: Review, Ijbpas, 10(4).
Merli, G., Alessandro B., Alessia A. dan Francesca B., 2021, Acetic acid
bioproduction: The technological innovation change, Science of the Total
Environment, 1(1).
Muhamed, K.M., Sapna R.P. dan Mandar P., 2020, Repurposing 0.5% povidone
iodine solution in otorhinolaryngology practice in Covid 19 pandemic, Am
J Otolaryngol, 1(1).
Novitasaria, D,T., Pujiono W. P., Oktavianto E.J., Diah A, dan Aninditia S.,2021,
Skrining Bakteri Penghasil Enzim Amilase Dari Sedimen Tambak Udang
Vannamei (Litopenaeus Vannamei), Journal of Fisheries and Marine
Research, 5(2).
Piia Kokkonena, P., David B., Gaspar P., Zbynek P, dan Jiri D., 2019, Engineering
enzyme access tunnels, Biotechnology Advances, 1(1).
Rozi, A., Ikhsanul K., Reni T.C., Stephani B., Nurhikma, Nuring W., Deden Y.M.,
Siluh P.S.D.U., Diah A.W., Tati N., 2020, Aktivitas Enzim Katepsin Pada
Ikan Lele (Clarias Sp.) Pada Perlakuan Suhu Dan Substrat Yang Berbeda,
Jurnal Perikanan Tropis, 7(2).
Traynora, B., Hugo U., Elsa O., Barbara L., dan Rupert J. M., 2020, Methodology
for pH measurement in high alkali cementitious systems, Cement and
Concrete Research, 1(1).