Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MANUSIA

ANALISIS ENZIM PENCERNAAN: PENGARUH pH TERHADAP KERJA


ENZIM AMILASE

Oleh :

Meita Ayu Puspitasari

181810401009

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERISTAS JEMBER

2021
I. Judul
Analisis Enzim Pencernaan: Pengaruh pH Terhadap Kerja Enzim Amilase
II. Tujuan
Mengetahui pengaruh pH terhadap kerja enzim amilase
III. Tinjauan Pustaka
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam amino yang bertindak
sebagai biokatalisator berbagai reaksi kimia dalam tubuh. Enzim juga merupakan
biomolekul yang dapat mempercepat suatu reaksi tanpa habis bereaksi. Enzim
disintesis di dalam sel dan juga pada sebagian enzim dapat diektraksi langsung
tanpa merusak sel. Aktivitas yang dihasilkan oleh enzim tidak selalu berlangsung
didalam sel. Enzim dapat mempengaruhi reaksi-reaksi, seperti respirasi, kontraksi
otot, pencernaan, pembentukan urin, serta pertumbuhan dan perkembangan
(Sulistyowati et al., 2016).

Kerja enzim sangat dipengaruhi oleh faktor fisika maupun kimia di dalam
sel. Faktor yang dapat mempengaruhi kerja hormon, yaitu pH, suhu, konsentrasi
enzim, substrat, inhibitor dan kovaktor. pH merupakan salah satu faktor penting
yang mempengaruhi kerja enzim. Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu yang
disebut sebagai pH optimum (Ningsih et al., 2012). pH dalam tubuh manusia
sebagian bersar menunjukkan aktivitas maksimum pada kisara pH 5,0 sampai 9,0..
Kondisi pH yang berada diluar kisaran pH optimumnya akan mengakibatkan
enzim maupun subtratnya mengalami perubahan muatan listrik yang dapat
menyebabkan enzim tidak komplemen dengan substrat (Alam et al., 2013).

Enzim amilase merupakan salah satu jenis enzim yang berfungsi untuk
mengkatalisis pati. Enzim amilase sangat banyak ditemukan pada tanaman,
terutama buah dan sayur serta pada tubuh hewan. Enzim amilase terdiri dari
beberapa jenis, seperti α-amilase dan β-amilase. Enzim α-amilase dapat bekerja
secara optimum pada kisaran pH 5,0 dan rentang suhu 22-30oC sampai pH 5,3
pada suhu 45-50oC, sedangkan untuk enzim β-amilase dapat bekerja secara
optimum pada pH 5,3 dan suhu 45-50oC yang diisolasi dari hewan, tumbuhan
maupun bakteri (Basri et al., 2012).
IV. Metode Praktikum
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Gelas beaker
- Termometer
- pH meter
4.1.2 Bahan
- Enzim amilase
- Larutan saliva
- Larutan NaCl 1%
- Larutan Pati 1%
- Iodin
- Es batu
- Akuades

4.2 Langkah kerja


Diletakkan tabung reaksi berisi campuran pati+NaCl ke dalam gelas
beaker dengan suhu 37oC

Diberikan label pada 7 tabung reaksi berisi iodin dengan label A-G dan
diletakkan tabung reaksi pada rak tabung reaksi

Ditambahkan 1 mL larutan saliva ke dalam larutan pati+NaCl

Diatur pH pada campuran pati+NaCl+saliva pada pH 5

Ditambahkan campuran pati+NaCl+saliva ke dalam masing-masing


tabung reaksi berlabel A-G setiap 2 menit sekali hingga diperoleh iodin
yang tidak berubah warna, lalu dicatat waktu iodin tidak berubah warna
Diulangi langkah diatas untuk pH 6,8 dan pH 8

Hasil

V. Hasil dan Pembahasan


5.1 Hasil
Tabel hasil pengaruh pH terhadap kerja enzim amilase
Waktu yang dibutuhkan untuk berubahnya warna dari
pH
biru kehitaman (menit)
5 Warna biru kehitaman tidak berubah
6,8 4
8 Warna biru kehitaman tidak berubah

5.2 Pembahasan
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam amino yang
bertindak sebagai biokatalisator berbagai reaksi kimia dalam tubuh. Enzim
juga merupakan biomolekul yang dapat mempercepat suatu reaksi tanpa habis
bereaksi (Supriyatna et al., 2015). Enzim secara katalitik dapat berfungsi
dalam berbagai reaksi, seperti hidrolisis, oksidasi, reduksi, isomerasi, adisi,
transfer gugus, dan terkadang memutus rantai karbon (Sulistyowati et al.,
2016).
Enzim amilase merupakan enzim yang dapat melakukan proses katalisis
karbohidrat kompleks berupa amilum menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana. Enzim amilase dalam tubuh manusia memiliki peran yang sangat
penting. Enzim ini dapat dihasilkan pada organ-organ perncernaan dan
berfungsi untuk mengkatalisis reaksi kimia dalam pemecahan senyawa
makanan. Enzim amilase dapat dibedakan menjadi endoamilase dan
eksoamilase. Enzim yang termasuk dalam endoamilasi adalah α-amilase,
sedangkan enzim yang termasuk dalam eksoamilase adalan β-amilase dan
glukomilase (Ariandi, 2016). Enzim α-amilase dapat menghasilkan dextrin
secara endoamilase yang berasal dari saliva dan pankreas manusia, pankreas
babi, gandum, jamur dan bakteri (Wahyuni, 2015).
Aktivitas enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah
pH. pH dapat mempengaruhi kerja enzim karena enzim memiliki sifat ionik
gugus karboksil dan gugus amino yang mudah sekali dipengaruhi oleh pH.
pH yang tidak sesuai dengan karakter enzim atau perubahan pH juga dapat
menyebabkan daerah katalitik dan konformasi enzim berubah, serta dapat
menyebabkan enzim mengalami penurunan aktivitas atau bahkan mengalami
denaturasi. Perubahan pH melibatkan konsentrasi ion H+. Konsentrasi ion H+
yang mengalami perubahan berpengaruh terhadap sifat ionik rantai samping
residu asam amino pada sisi aktif maupun di luar sisi aktif enzim tersebut.
Penurunan aktivitas enzim disebabkan oleh perubahan pH yang diakibatkan
berubahnya kondisi ion enzim maupun substrat, sehingga kompleks enzim-
substrat tidak terbentuk optimal (Alam et al., 2013).
Praktikum pengaruh pH terhadap kerja enzim amilase berlangsung
dengan beberapa tahap penambahan larutan. Larutan yang dipakai, yaitu
larutan pati 1%, larutan NaCl 1% dan larutan saliva. Larutan pati merupakan
larutan yang bertindak sebagai substrat. Larutan NaCl merupakan larutan
basa yang digunakan untuk pengaturan pH larutan. Larutan saliva bertindak
sebagai larutan yang mengandung enzim amilase yang diambil dari manusia
dan tergolong dalam enzim α-amilase (Wahyuni, 2015). Larutan iodin yang
digunakan dalam praktikum ini, berfungsi sebagai larutan uji untuk pengujian
kandungan pati dan digunakan untuk melihat ada tidaknya aktivitas enzim
amilase yang menghidrolisis pati. Pati yang mengandung amilosa akan
berwana biru kehitaman ketika ditambahkan pada larutan iodin. Hal tersebut
dapat terjadi karena molekul iodin terikat dalam kumparan helix amilosa pati.
Aktivitas enzim amilase yang menghidrolisis pati akan menunjukkan tidak
adanya perubahan warna pada iodin, sehingga iodin akan tetap berwarna
merah kecoklatan (Ariandi, 2016).
Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa pada uji pH 5 dan
ph 8 tidak ada perubahan dari warna biru kehitaman ke warna kuning
kemerahan (warna iodin). Hal tersebut dapat disebabkan karena enzim
amilase mengalami penurunan aktivitas atau bahkan denaturasi (Ariandi,
2016). Hasil uji pada pH 6,8 menunjukkan adanya perubahan warna dari biru
kehitaman menjadi warna kuning kemerahan pada menit ke 4. Hal tersebut
menunjukkan adanya aktivitas enzim amilase yang menghidrolisis pati. Hasil
tersebut sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa saliva manusia yang
mengandung enzim amilase, khusunya enzim α-amilase memiliki pH
optimum yang berkisar antara pH 6,8 sampai pH 7,0 (Wahyuni, 2015).

VI. Kesimpulan
Enzim amilase merupakan enzim yang dapat melakukan proses katalisis
karbohidrat kompleks berupa amilum menjadi karbohidrat yang lebih sederhana.
pH dapat mempengaruhi kerja enzim karena enzim memiliki sifat ionik gugus
karboksil dan gugus amino yang mudah sekali dipengaruhi. pH yang jauh dari
kisaran pH optimun suatu enzim dapat membuat suatu enzim mengalami
penurunan aktivitas, bahkan dapat mengalami denaturasi karena enzim juga
tergolong dalam kelompok protein. Enzim amilase yang diuji memiliki pH
optimum, yaitu pH 6,8 dengan waktu perubahan warna 4 menit setelah
penambahan sampel ke dalam larutan iodin.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, M.S., P.R. Sarjono, dan A.L.N. Aminin. 2013. Isolasi dan Karakterisasi
Selulase dari Bakteri Selulolitik Termofilik Kompos Pertanian Desa Bayat,
Klaten, Jawa Tengah. Jurnal Sains dan Matematika. 21(2): 48-53.
Ariandi. 2016. Pengenalan Enzim Amilase (Alpha-Amylase) Dan Reaksi
Enzimatisnya Menghidrolisis Amilosa Pati Menjadi Glukosa. Jurnal
Dinamika. 7(1): 74-82.
Bahri, S., M. Mirzan, dan M. Hasan. 2012. Karakterisasi Enzim Amilase Dari
Kecambah Biji Jagung Ketan (Zea mays ceratina L.). Jurnal Natural
Science. 1(1): 132-143.
Ningsih, D.R., U. Rastuti, dan R. Kamaludin. 2012. Karakterisasi Enzim Amilase
Dari Bakteri Bacillus amyloliquefaciens. Prosiding Seminar Nasional. Hal:
39-45.
Sulistyowati, E., D. Salirawati, dan Amanatie. 2016. Karakterisasi Beberapa Ion
Logam Terhadap Aktivitas Enzim Tripsin. Jurnal Penelitian Saintek. 21(2):
107-120.
Supriyatna, A., D. Amalia, A.A. Jauhari, dan D. Holydaziah. 2015. Aktivitas
Enzim Amilase, Lipase, Dan Protease Dari Larva Hermetia illucens Yang
Diberi Pakan Jerami Padi. Edisi. 9(2): 18-32.
Wahyuni. 2015. Konversi Enzimatik Pengujian Aktivitas Enzim α-Amilase.
Karya Tulis Ilmiah. Program Studi Teknik Kimia. Institut Teknologi
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai