Anda di halaman 1dari 11

PENGAMATAN SEL DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

oleh
Luthfiyanatul Hasanah
181810401029

JURUSAN BIOLOGI
LABORATORIUM BOTANI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Preparat darah merupakan salah satu metode yang digunakan dalam proses
pemeriksaan atau pengamatan darah. Pemeriksaan darah penting dilakukan.
Pembuatan preparat darah biasa digunakan untuk melihat sel darah, dengan
demikian preparat apusan darah juga dapat digunakan dalam memeriksa kelainan
darah dan juga infeksi yang disebabkan oleh parasit.
Pemeriksaan darah memiliki beberapa manfaat antara lain yaitu dapat
digunakan untuk memeriksa kelainan darah, untuk melihat morfologi sel-sel darah,
menentukan jumlah lukosit dan trombosit, dan dapat digunakan untuk melihat
adanya parasit. Salah satu metode pemeriksaan darah ialah metode Smear. Menurut
Suebkhampet dan Sotthibandhu (2012) Metode Smear disebut juga metode oles
merupakan suatu metode pembuatan apusan darah dimana dalam proses
pembuatannya dengan cara mengoles darah pada kaca benda secara rata dengan
kecepatan yang stabil menggunakan kaca penutup.
Darah dapat diamati karena terdapat larutan pewarna berupa giemsa. Larutan
giemsa merupakan salah satu larutan pewarna apusan darah yang mengandung
Azhur B dan eosin. Pewarna giemsa paling umum digunakan, namun pewarna ini
memiliki kelemahan, yaitu kurang kuat dalam mewarnai granula sel-sel seri
granulosit. Praktikum pengamatan sel darah ini dilakukan karena didasari untuk
mengetahui perbedaan beberapa bentuk-bentuk sel darah menggunakan metode
Smear (Nugraha, 2015).

1.2 Tujuan Praktikum


- Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan preparat darah dengan metode
Smear
- Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis sel darah
BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA

Darah merupakan salah satu jaringan tubuh berupa cairan berwarna merah
dengan berat jenis 1, 055 dan memiliki kekentalan dua kali lipat dari air. Darah
berfungsi sebagai alat transpor zat -zat yang diperlukan oleh tubuh dan sebagai
hemostatis (keseimbangan tubuh). Darah memiliki tiga jenis sel darah, yaitu sel
darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit. Sel darah merah
(eritrosit) merupakan sel darah yang paling banyak dan berfungsi untuk mengikat
oksigen untuk kemudian diedarkan keseluruh tubuh. Sel darah putih (leukosit)
adalah sel darah yang memiliki fungsi sebagai sistem pertahanan tubuh. Trombosit
merupakan keping darah (Bain, 2017).
Leukosit dibagi menjadi lima tipe sel, yaitu limfosit, monosit, neutrofil, basofil,
dan eosinofil. Limfosit memiliki peran dalam menjaga imunitas tubuh untuk
melawan infeksi baik disebabkan oleh virus maupun oleh bakteri. Monosit berperan
sebagai lapis pertahanan kedua dan bersifat fagositosis. Neutrofil berperan
melawan infeksi dan gangguan radang. Basofil berperan dalam melawan infeksi.
Eosinofil berperan dalam reaksi alergi dan infeksi parasit. Lima tipe sel leukosit
tersebut juga memiliki struktur yang berbeda. Struktur leukosit dapat dilihat
menggunakan preparat apus darah menggunakan metode Smear (Salnus & Dzikra,
2020).
Metode Smear atau metode oles merupakan suatu metode pembuatan preparat
sediaan sitologi dengan cara dioles diatas gelas benda untuk kemudian difiksasi dan
di warnai. Dalam hal ini metode Smear diterapkan untuk membuat preparat apusan
darah. Preparat sediaan apusan darah dapat digunakan untuk melihat struktur sel-
sel darah (leukosit) secara mikroskopis dengan bantuan larutan pewarna, sehingga
mempermudah dalam proses pembedaan struktur sel darah. Larutan pewarna yang
digunakan dalam praktikum ini ialah larutan pewarna giemsa (Nugraha, 2015).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM

Praktikum dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu


Pengetahuan alam. Metode pembuatan preparat apusan darah menggunakan metode
Smear atau metode oles.

3.1 Alat dan bahan

3.1.1 Alat

- kapas

- Lancet steril

- pen blood

- kaca benda dan penutup

- mikroskop

- botol spray

- bak air

- stanning gel

3.1.2 Bahan

- aquadest

- larutan giemsa

- larutan metanol

- enthellan

- alkohol 70 %
3.2 Langkah Kerja
3.2.1 Pembuatan Preparat Apusan Darah
Disiapkan dua buah kaca benda bersih
|
Diambil darah dari jari tangan ke-2 atau ke-3 dengan lancet steril
|
Tangan dibersihkan dengan alkohol 70%
|
Dihapus tetes pertama darah dengan kapas yang telah ditetesi alkohol
|
Tetesan kedua diteteskan di tepi kaca benda
|
Diletakkan kaca benda kedua disisi tetesan darah sehingga bersinggungan
|
Didorong dengan kecepatan sedang
|
Film dikering anginkan pada suhu kamar

3.2.2 Tahap Pewarnaan


Dimasukkan metanol ke stanning gel
|
Difiksasi apusan darah dalam larutan metanol selama 5 menit
|
Apusan diletakkan pada penyangga
|
Ditetesi apusan dengan larutan pewarna giemsa sehingga film tertutup
sepenuhnya
|
Dibiarkan selama kurang lebih 30 menit
|
Dibilas larutan warna dengan akuades kemudian dikeringkan
|
Ditutup dengan enthellan dan cover glass dengan hati-hati
|
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 40x, 100x, dan 400x.
|
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No Gambar Preparat yang bagus Gambar Preparat yang kurang


bagus
1 Apusan darah Apusan darah
4.2 Pembahasan

Preparat apus darah merupakan preparat dimana cara pembuatannya dengan


cara diapus dengan film tipis kemudian difiksasi menggunakan metanol dan diwarnai
menggunakan larutan pewarna giemsa. Proses fiksasi bertujuan untuk mematikan
elemen-elemen sel dengan tetap mempertahankan bentuk, struktur, maupun ukuran sel.
Penggunaan larutan warna giemsa digunakan untuk mewarnai membran sel dan inti sel
darah. Inti sel darah memiliki tingkat daya ikat lebih tinggi terhadap zat warna giemsa
dibandingkan dengan daya ikat membran sel darah. Pewarnaan sel darah juga dapat
mempermudah dalam pengidentifikasian struktur sel darah guna membedakan tipe-tipe
sel darah menurut strukturnya (Riswanto, 2013).

Lancet steril dan pen blood merupkan alat yang berfungsi untuk mengambil
sampel darah. Kaca benda dan penutup berfungsi sebagai alat preparat apusan darah.
Mikroskop berfungsi untuk mengamati sel darah merah secara mikroskopis. Aquades
berfungsi untuk membilas larutan warna. Enthellan digunakan sebagai perekat sebelum
apusan ditutup menggunakan gelas penutup. Alkohol 70% berfungsi untuk sterilisasi.
Stanning gel berfungsi sebagai wadah dalam proses fiksasi mengguakan metanol.
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan preparat menggunakan metode
smear ialah ketebalan film yang harus stabil. Ketebalan film dapat mempengaruhi hasil
apusan, film difiksasi dengan benar agar struktur sel tidak rusak, pemberian warna pada
film dengan memperhatikan ukuran tetesan antara pewarna dan aquades agar tidak
terlalu pekat, dan penutup menggunakan cover glass harus secara hati-hati agar tidak
terdapat gelembung karena dapat mempengaruhi hasil apusan. Ciri-ciri preparat yang
baik yaitu darah tidak meleber sampai tepi kaca objek, tidak berlobus dan tidak
bergaris-garis, dan pada ekor tidak membentuk bendera sobek (Diarti et al., 2016).

Hasil gambar yang didapat terdapat perbedaan antara gambar preparat A dan
preparat B. Gambar preparat A merupakan preparat yang bagus, sedangkan preparat B
merupakan preparat yang kurang bagus. Apusan darah terlihat kurang bagus
kemungkinan dalam proses pengolesan atau pewarnaannya tidak merata, selain itu
proses fiksasi juga mempengaruhi warna apusan. Kemungkinan lain apusan darah
kurang bagus karena pengencer yang digunakan ialah NaCl. Selain diencerkan dengan
aquades, apusan darah biasa di encerkan dengan NaCl, namun kekurangan dari
pengenceran menggunakan NaCl ialah apusan tidak 100% berhasil. Hal ini
dikarenakan ph NaCl diatas 7. Ph merupakan salah satu faktor penting dalam
keberhasilan pembuatan apusan darah, jika ph tidak sesuai maka apusan akan kurang
baik (Bhakti, 2013).

Preparat A merupakan preparat yang baik, hal tersebut dapat dilihat dari hasil
gambar sel yang jelas. Keberhasilan dalam pembuatan preparat didukung oleh proses
pewarnaan, fiksasi, dan proses oles yang maksimal dan sesuai, sehingga meenghasilkan
preparat apusan yang baik. Faktor lain yang membuat apusan baik ialah pengencer
yang digunakan merupakan aquades. Aquade merupakan salah satu larutan netral yang
baik digunakan sebagai pengencer. Ph aquades yang netral menyebabkan zat warna
terserap secara sempurna sehingga sel-sel terwanai secara sempurna pula (Diarti et al.,
2016).
BAB 5. KESIMPULAN

Pemeriksaan darah memiliki beberapa manfaat antara lain yaitu dapat


digunakan untuk memeriksa kelainan darah, untuk melihat morfologi sel-sel darah,
menentukan jumlah lukosit dan trombosit, dan dapat digunakan untuk melihat adanya
parasit. Preparat apusan darah yang baik ialah preparat yang struktur sel darahnya
terlihat jelas, serta pewarnaannya merata. Preparat yang baik juga dipengaruhi oleh
pengencer yang sesuai yaitu aquades. Preparat yang kurang baik ialah preparat yang
kemungkinan dalam proses pewarnaan, oles atau fiksasinya kurang maksimal. Preparat
yang kurang baik juga dipengaruhi oleh pengencernya, pengencer yang memilii ph
lebih dari 7 seperti NaCl dapat mempengaruhi hasil apusan.
DAFTAR PUSTAKA

Bain, Barbara Jane. 2017. Hematologi Kurikulum Inti. EGC.

Bhakti Suryanata, W. 2013. Pengaruh pH Buffer Pada Pengencer Giemsa Terhadap


Gambaran Mikroskopis Sediaan Apus Malaria. Karya Tulis Ilmiah.
Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang.

Diarti, M. W., Tatontos, E. Y., & Turmuji, A. 2016. Larutan Pengencer Alternatif NaCl
0,9 % dalam Pengecatan Giemsa Pada Pemeriksaan Morfologi Spermatozoa.
Jurnal Kesehatan Prima. Vol.10(2) : 1709-1716.

Nugraha, G. 2015. Panduan Praktikum Laboratorium Hematologi Dasar. Jakarta.


Trans Info Media.

Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hemaatologi. Yogyakarta. Alfamedia.

Salnus, Subakhir dan Dzikra Arwie. 2020. Riswanto. 2013.


Pemeriksaan Laboratorium Hemaatologi. Yogyakarta. Alfamedia. Jurnal Media Analis
Kesehatan. Vol. 11(2).

Anda mungkin juga menyukai