Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM VIROLOGI

PENGAMATAN PENYAKIT DAUN KUNING KERITING PADA


TANAMAN CABAI

Oleh:
Meita Ayu Puspitasari
181810401009

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
No. Karakter yang Kriteria Gambar
diamati pengamatan
1. Anomali daun - Berkerut dan
keriting daun
- Terdapat
deformasi daun
- Hijau pucat
dengan bercak
kuning
- Beberapa daun
mati
- Ukurannya
lebih kecil dari
normal
2. Bercak daun Terdapat bercak
daun berwarna
kuning

3. Nekrosis / Terdapat nekrosis


chlorosis dan chlorosis

Chlorosis
Nekrosis
4. Deformasi buah Terdapat
dan biji deformasi buah

5. Jumlah dan 6, berwarna


warna buah kuning dan orange
6. Vektor Kutu kebul
(Bemisia tabaci)

7. Tanaman Ceplukan
reservoir (Physalis sp.)

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari studi lapang, diperkirakan


bahwa tanaman cabai menunjukkan gejala terserang virus gemini. Virus gemini
biasanya disebabkan oleh virus dengan family Geminiviridae dengan genus
Begomovirus. Virus ini dapat menginfeksi inang karena adanya vektor pembawa
virus, yaitu salah satunya adalah kutu kebul (Bemisia tabaci). Virus ini sering
menyerang cabai rawit, cabai besar, paprika dan tomat. Serangan yang dilakukan
oleh Begomovirus lebih luas dan infeksius pada cabai rawit dibandingkan dengan
cabai besar (Ali dan Aprilia, 2018). Lama masa inkubasi dari virus ini berada
diantara 15-29 hari setelah inokulasi. Tanaman cabai yang terinfeksi berat bisa
menyebabkan tidak muncul bunga dan buah (Ariyanti, 2012). Serangan yang
terjadi pada saat fase vegetatif dapat menyebabkan jumlah tunas menjadi lebih
banyak, tetapi pertumbuhan tanaman menjadi kerdil. Persentase infeksi virus
gemini atau virus kuning berkorelasi positif dengan populasi viruliferous
(Singarimbun et al., 2017).
Gejala yang dapat ditimbulkan oleh virus gemini terhadap tanaman cabai
berbeda-beda, tergantung pada genus dan spesies yang terinfeksi. Gejala yang
terjadi pada cabai rawit yang pertama kali muncul pada daun muda atau pucuk
daun yang berupa bercak kuning di sekitar tulang daun, kemudian menyebar
menjadi urat daun berwarna kuning, cekung dan mengkerut. Gejala kemudian
berkembang hampir keseluruhan daun muda berwarna kuning dan juga ada yang
berwarna hijau dengan bercak kuning. Ukuran daun yang terinfeksi juga relatif
lebih kecil dan menebal (Gunaeni et al., 2009).
Daun yang menguning terutama dibagian pucuk mirip dengan tumbuhan
yang kekurangan unsur mikro berupa Fe. Gejala yang muncul menyebabkan
aliran nutrisi terhambat dari source ke sink yang disebabkan karena virus yang
meninfeksi tanaman menguasai floem. Virus yang menyerang saat tanaman
berada pada fase vegetatif dapat mengakibatkan tanaman tidak tumbuh dengan
normal dan tidak menghasilkan buah. Tanaman yang terserang virus saat fase
generatif maka tumbuhan dapat menghasilkan buah, namun buahnya berbentuk
kerdil dan teksturnya keras (Ariyanti, 2012).
Berdasarkan hasil yang telah diperoleh melalui studi lapang, diperoleh data
bahwa daun cabai rawit berwarna hijau dengan bercak kuning dan mengkerut.
Daun juga mengalami deformasi menjadi kerdil dan tebal serta mengalami
kekeringan daun. warna daun yang menguning (klorosis) dapat terjadi karena
beberapa sebab, seperti pembentukan klorofil yang terhambat. Hal tersebut dapat
mengakibatkan akumulasi gula pada daun sehingga daun mengalami klorosis.
Kandungan nitrogen pada daun yang terinfeksi juga lebih sedikit, karena daun
mengalokasikan nitrogen untuk bertahan (Ariyanti, 2012). Tanaman cabai yang
terserang virus juga mengalami kerontokan bunga dan daun, sehingga tanaman
tinggal ranting dan batang saja. Hal tersebut sesuai dengan literatur yang
menyebutkan bahwa tanaman cabai tinggal batang dan ranting ketika tersinfeksi
Begomovirus (Pramono, 2015).
Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa buah yang dihasilkan oleh
tanaman cabai yang terinfeksi virus gemini mengalami deformasi menjadi lebih
kecil dari ukuran buah cabai normal dan bentuknya juga mengekerut, serta
melengkung. Tanaman reservoir Physalis sp. dan tanaman gulma juga ditemukan
di sekitar tanaman cabai yang terinfeksi, gulma yang ditemukan juga terinfeksi
dengan virus gemini. Usaha petani untuk mengendalikan virus gemini selama ini
hanya menggunakan obat-obat kimia untuk pertanian yang notabene tidak
memiliki efek terhadap serangan virus gemini (Hasyim et al., 2015).
Penggunaan pestisida mungkin dapat mengatasi vektor yang membawa
virus, namun tidak dapat mengatasi virus yang telah bereplikasi di dalam sel
tanaman cabai. Penggunaan pestisida yang berlebihan juga dapat meningkatkan
resistensi terhadap musuh alami tanaman cabai, menyebabkan resurgensi dan
pencemaran lingkungan (Hasyim et al., 2015). Upaya yang dapat dilakukan oleh
petani untuk menanggulangi serangan virus, yaitu dengan pemasangan net yang
mengitari tanaman cabai, bibit disemaikan menggunakan sungkup (kain sifon),
lahan tanam ditanami dengan tanaman tepi dengan pola tanam zigzag dan
pengaturan waktu tanaman yang baik, sehingga cabai terlindungi baik selama
fase vegetatif maupun fase generatif (Ariyanti, 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Ali, F., dan R.L. Aprilia. 2018. Serangan Virus Kuning Terong pada Induksi
Ekstrak Daun Clerodendrum japonicum dan Mirabilis jalapa.
AGROVIGOR. 11(2): 101-105.
Ariyanti, N.A. 2012. Mekanisme Infeksi Virus Kuning Cabai (Pepper Yellow Leaf
Curl Virus) Dan Pengaruhnya Terhadap Proses Fisiologi Tanaman Cabai.
Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS. Hal: 682-686.
Gunaeni, N., W. Setiawati, R. Murtiningsih, dan T. Rubiati. 2008. Penyakit Virus
Kuning Dan Vektornya Serta Cara Pengendaliannya Pada Tanaman
Sayuran. Bandung: Balai Penelitian Tanaman Sayuran.
Hasyim, A., W. Setiawati, dan L. Lukman. 2015. Inovasi Teknologi Pengendalian
OPT Ramah Lingkungan Pada Cabai: Upaya Alternatif Menuju Ekosistem
Harmonis. Pengembangan Inovasi Pertanian. 8(1): 1-10.
Pramono, S. 2015. Intensitas Dan Penyebaran Virus Kuning Keriting Cabai
(Pepper Yellow Leaf Curl Virus). Prosiding Seminar Regional Ilmu
Penyakit Tumbuhan. Bandar Lampung. Hal: 18-21.
Singarimbun, M.A., M.I. Pinem, dan S. Oemry. 2017. Hubungan Antara Populasi
Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.) dan Kejadian Penyakit Kuning pada
Tanaman Cabai (Capsicum annum L.). Jurnal Agroekoteknologi FP USU.
5(4): 847-854.

Anda mungkin juga menyukai