Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHSAN


4.1 Hasil

Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang


termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan
telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China
pusat serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan
masih sefamili dengan Chinese vegetable. Tanaman pakcoy (Brassica rapa
L.) termasuk dalam jenis sayur sawi yang mudah diperoleh dan cukup
ekonomis. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di Filipina, Malaysia,
Indonesia dan Thailand. (Setiawan, 2014). Adapun perbedaan tanaman sawi
pakcoy sehat dengan yang terkena happen ( hama penyakit ) sebagai beriku:
4.1.1 Perbedaan tanaman sawi pakcoy sehat dan hama penyakit

Gambar 1. Tanaman pakcoy sehat Gambar 2. Tanaman pakcoy happen

Tabel 1. Perbedaan Sawi Pakcoy Sehat Dan Terkena Hama Penyakit


PERBEDAAN PAKCOY
NO KETERANGAN
Sehat tidak sehat
1 Tinggi Tanaman 15 cm 11 cm
2 Jumlah Daun 12 8
3 Warna Daun Hijau Hijau kekuningan
4 Akar Tanaman Sehat Membengkak
5 Daun Tidak berlubang Berlubang
Pengamatan dilakukan pada kedua tanaman sawi pakcoy sehat dan yang
terkena hama penyakit dengan cara mengamati tinggi tanaman, jumlah daun,
warna daun, akar tanaman, dan penampakan daun. Berdasarkan data pada
tabel diatas menunjukan bahwa tanaman sawi pakcoy sehat tingginya 15 cm,
lebih tinggi daripada tanaman sawi pakcoy yang terkena hama dan peyakit
dengan tinggi 11 cm. Hal ini menunjukan pertumbuhan tanaman sawi pakcoy
sehat merespon terhadap beberapa faktor yaitu lingkungan, fisiologis, dan
genetika tanaman. Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan semakin
cepat, semakin cepat tanaman beradaptasi produktivitas semakin cepat karena
berkaitan dengan kemapuan tanaman dalam beradaptasi dengan lingkungan.

Pengamatan yang kedua pada tanaman sawi pakcoy yaitu mengamati


jumlah daunnya. Daun pada tanaman sawi pakcoy sehat lebih banyak
daripada tanaman sawi pakcoy yang terkana hama penyakit. Hal itu dapat kita
lihat pada tabel pengamatan yang menunjukan jika daun sawi pakcoy
jumlahnya 12, sedangkan daun sawi pakcoy yang terkena hama penyakit
berjumlah 8. Perbedaan ini terjadi karena pertumbuhan daun pada tanaman
pakcoy dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor
(P) dan kalium (K) yang terkandung didalam tanah.

Selanjutnya pengamatan dilakukan dengan mengamati perbedaan pada


warna daun tanaman sawi pakcoy. Tanaman sawi pakcoy sehat memiliki
warna daun hijau, sedangkan pada tanaman sawi pakcoy yang terkena hama
penyakit memiliki warna daun hijau kkekuningan. Hal ini disebabkan oleh
kandungan klorofil pada tanaman, kandungan klorofil daun tumbuhan
berbeda-beda meskipun jenis tumbuhannya sama. Kandungan klorofil pada
daun tumbuhan termasuk juga pada sayuran seperti sawi pakcoy dapat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tumbuhnya. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kandungan klorofil pada daun sawi pakcoy adalah intensitas
cahaya, suhu, dan kondisi tanah (Song-Ai dan Banyo, 2011).
Bedasarkan tabel pengamatan tanaman sawi pakcoy sehat dan yang
terkena hama penyakit menjunjukan bahwa akar tanaman sawi pakcoy sehat
akarnya terlihat sehat dikarenan akar akan mampu mendapatkan oksigen dari
ruang di dalam sistem, dan juga menyerap oksigen langsung dari cairan
nutrisi. Sehingga pertumbuhan akar terlihat sehat karena akar mendapatkan
pasokan oksigen lebih besar dan lebih banyak menyerap nutrisi, jadi tanaman
sawi pakcoy bisa tumbuh dengan cepat. Akar dari sawi pakcoy yang terkena
hama penyakit membengkak disebabkan Plasmodiophora menyerang akar
tanaman sawi sehingga menyebabkan pertumbuhan berlebihan dan akar sawi
menjadi bengkak seperti umbi sehingga tanaman tidak mampu menyerap
unsur-unsur hara dari dalam tanah.

Terakhir pengamatan dilakukan dengan mengamati daun tanaman sawi


pakcoy sehat dan yang terkena hama penyakit. Hasil pengamatan yang
dilakukan menunjukan bahwa daun sawi pakcoy sehat kondisinya baik, tidak
berlubang. Sedangkan kondisi daun sawi pakcoy yang terkena hama penyakit
menujukan jika daunnya berlubang yang mana disebabkan oleh hama ulat
daun memakan daun-daun sawi pakcoy dan membuat menjadi berlubang,
baik pada tanaman yang masih muda maupun tanaman yang sudah tua. Hal
ini dapat diatasi dengan salah satu cara penggunaan pestisida nabati pada
tanaman sawi pakcoy karena termasuk pestisida yang ramah lingkungan dan
cenderung memiliki dampak negatif yang kecil. Pestisida nabati berbahan
aktif tunggal atau majemuk berfungsi untuk penolak dan pembunuh, pestisida
nabati didapat dari tanaman-tanaman yang mengandung racun namun residu
yang disisakan tidak mengganggu lingkungan sekitarnya. Kandungan
senyawa yang didalam pestisida nabati ini mudah terurai di alam.

Hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada tanaman sawi pakcoy
sehat dan yang terkena hama peyakit menunjukan hama yang menyerang
yaitu ulat perusak daun (Plutella xylostella) dan untuk penyakitnya ada
penyakit akar garda dan bercak daun.
Tabel 2. Pengamatan hama dan penyakit pada tanaman sawi
pakcoy

NO Hama penyakit tanamman sawi Gejala


pakcoy

1 Ulat Perusak Daun (Plutella Daun berlubang dan


xylostella) terdapat goresan pada
daun
2 Penyakit Akar Gada Akar membengkak
(Plasmodiophora brasicae) seperti tumbuh umbi
dan daun menguning
3 Penyakit Bercak Daun Daun berbecak seditit
putih

4.2 Pembahasan
Dari tabel pengamatan yang telah dilakukan kita dapat membedakan
tanaman sawi pakcoy sehat dengan sawi pakcoy yang terkena hama penyakit.
4.1.2 Hama Ulat Daun (Plutella xylostella)

Gambar 3. Daun Belubang


Berdasarakan gambar 3 hama ulat perusak daun ini merupakan salah
satu jenis hama utama pada tanaman sawi. Tingkat populasinya yang tinggi
dapat menurunkan kualitas tanaman sawi. Hama ulat daun ini memakan daun-
daun sawi dan membuat lubang-lubang, baik pada tanaman yang masih muda
maupun tanaman yang sudah tua.
Cara pengendalian hama ulat daun ini dengan dilakukannya
Pemberantasan hama menggunakan pestisida nabati terlebih dahulu, jika
belum dapat dikendalikan baru digunakan pestisida an organik dan yang
penting kebersihan tanah disekitar pertanaman di polybag dapat terjaga
dengan baik.  Untuk mengendalikan hama ulat pada pakcoy dapat dilakukan
dengan pembuatan ekstrak pestisida nabati dengan cara mengeringkan daun
allamanda, babandotan, mengkudu dan kamboja, kemudian ditambah 1 liter
air dan diaduk sampai larut. Kemudian diendapkan satu malam dan disaring
dengan kain saring dan dimasukkan ke dalam handspayer dan siap
diaplikasikan.

4.1.3 Penyakit Akar Gada

Gambar 4. Penyakit Akar Gada


Dari gambar 4 dapat dijelaskan permasalahan terbesar yang sedang
dihadapi petani sayur salah satunya ialah penyakit Akar Gada yang
menyebabkan akar membusuk, kering dan layu, sehingga pertumbuhan pada
tanaman menjadi terhambat, apabila tanaman dicabut maka akan tampak akar
tanaman yang membengkak seperti berumbi. Infeksi patogen akar gada ini
akan meningkat apabila kondisi tanah masam. Pemberian agen hayati adalah
salah satu cara untuk menangani penyakit akar gada yang sering menyerang
tanaman sawi dan kubis, pemberian pestisida nabati atau trichoderma sp. pada
tanaman yang terserang penyakit akan menekan patogen.

Sedangkan pengendalian akar gada menggunakan bawang putih ialah


dengan cara merendam benih pakcoy selama 15 menit sebelum di tanam,
karena pada bawang putih mengandung senyawa anti bakteri dan antijamur
yang menekan pertumbuhan spora patogen. Disamping mengandung zat
insektisida, umbi bawang putih mengandung zat fungisida.

4.1.4 Penyakit Bercak Daun

Gambar 5. Penyakit Bercak Daun pakcoy


Dari gambar 5. dapat di jelaskan gejala penyakit bercak daun yang
berbeda dari gejala penyakit bercak daun yang biasa ditemukan pada
pertanaman sawi. Kemunculan penyakitnya mencapai lebih dari 50%.
Bercaknya berwarna hitam dan berukuran kecil-kecil (berukuran diameter 0,5
- 1 mm) tetapi disertai dengan menguningnya daun, sehingga daun sawi tidak
lagi layak digunakan atau diperjualbelikan, menyebabkan potensi kehilangan
hasilnya cukup besar.

Tanaman sawi merupakan sayuran hijauan yang dituntut konsumen


untuk berpenampilan mulus tanpa bercak. Penyakit bercak pada daun sawi
biasanya disebabkan oleh Alternaria brassicae dan A. brassicola,
Pseudocercosporella capsellae dan Myscosphaerella brassicicola. (Suganda,
2018).

Penyakit bercak daun dipicu oleh jamur yang potensinya sangat


merusak, cara pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi penyakit bercak
daun yaitu dengan menghilangkan atau memotong bagian pohon yang sudah
terinfeksi. Hal ini diperlukan supaya tingkat penyebaran penyakit bercak daun
bisa diatasi dan tidak menular ke bagian yang masih sehat.
Pengendalian bercak daun pada sawi pakcoy dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :

1. Sanitasi dengan cara memusnahkan dan atau sisa-sisa tanaman yang


terinfeksi atau terserang

2. Menanam bibit yang bebas patogen pada lahan yang tidak


terkontaminasi oleh patogen, baik dipersemaian maupun di lapangan

3. Perlakuan benih sebelum tanam

4. Perbaikan drainase.

5. Waktu tanam yang tepat adalah musim kemarau dengan irigasi yang
baik dan pergiliran tanaman dengan tanaman non solanaceae
Pengendalian kimia dapat dilakukan dengan fungisida secara
bijaksana, efektif, terdaftar dan diijinkan oleh Menteri Pertanian,
berpedoman pada peramalan cuaca dan populasi spora di lapangan.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Daridilakukannya praktikum ini dapat membedakan dua tanaman sawi
pakcoy dengan hasil pengamatan pada tanaman sawi pakcoy sehat dan yang
terkena hama penyakit, dengan mengetahui jenis hama yang menyerang dan
penyakit pada tanaman sawi pakcoy yang telah diamati:
1. Hama yang menyerang pada tanamansawi pakcoy tersebut
adalah ulat daun yang memakan bagian daun kemudian
menyebabkan daun jadi berlubang. Untuk menanggulangi hama
ulat daun dapat menggunakan Pestisida nabat, karena pestisida
nabati merupakan salah satu sarana pengendalian hama
alternatif yang layak dikembangkan, karena termasuk pestisida
yang ramah lingkungan dan mudah terurai di alam. Selain itu
juga hama tidak menyukai bau dari pestisida nabati ini.
2. Penyakit yang terdapat pada sawi pakcoy ada dua yaitu akar
gada dan daun bercak. Akar gada merupakan penyakit yang
disebabkan oleh serangan jamur Plasmodiophora brassicae.
Menyerang sistem perakaran hingga akar membesar dan
berdampak pada menyerapan unsur hara dan mineral. Tanaman
menjadi layu seperti kekurangan air, tanaman kerdil,
pertumbuhan akar terganggu dan pembentukan krop tidak
maksimal. Selanjutnya penyakit bercak daun dipicu oleh jamur
yang potensinya sangat merusak, cara pertama yang harus
dilakukan untuk mengatasi penyakit bercak daun yaitu dengan
menghilangkan atau memotong bagian pohon yang sudah
terinfeksi.
3. Pestisida nabati merupakan senyawa kimia yang berasal dari
tumbuhan yang digunakan untuk memberantas organisme
pengganggu tumbuhan berupa hama dan penyakit tumbuhan
maupun tumbuhan pengganggu (gulma). Pestisida
nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari tumbuhan
baik dari daun, buah, biji atau akar. Pestisida nabati pada
dasarnya memanfaatkan senyawa sekunder tumbuhan sebagai
bahan aktifnya. Senyawa ini berfungsi sebagai penolak, penarik,
dan pembunuh hama serta sebagai penghambat nafsu makan
hama.
5.2 Saran
……………………………………………..
Suganda, wulandari, 2018. Curvularia sp. Jamur Patogen Baru Penyebab
Penyakit Bercak Daun pada Tanaman Sawi. Jurnal Agrikultura. 29 (3): 119-
123
Song-Ai, N., dan Banyo, Y. 2011. Konsentrasi Klorofil Daun Sebagai
Indikator Kekurangan Air Pada Tanaman. Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2,
Oktober 2011. Hal: 166-173.

Anda mungkin juga menyukai