Disusun oleh :
Ekal Kurniawan
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
1
kita sangat perlu mengetahui gejala dan tanda penyakit agar penyakit itu
dapat segera diatasi dan tanaman tersebut dapat diselamatkan dari kematian
sehingga akan meningkatkan kesejahteraan petani.
Untuk dapat menjaga agar hasil produksi tetap stabil maka perlu
dilakukan upaya penanganan baik yang bersifat preventif maupun yang
bersifat kuratif. Upaya yang termasuk dalam pencegahan (preventif) OPT
adalah dengan mengetahui ciri-ciri baik dari organismenya sendiri maupun
akibat yang ditimbulkan oleh organisme tersebut bila melakukan serangan.
Upaya dari segi penanggulangan dapat dilakukan dengan cara penggunaan
obat-obatan kimia yang banyak ditemui di pasaran ataupun melalui
organisme pemangsa yang secara alami menjadi predator alaminya.
B. Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Botani Tanaman Cabai
3
Pada batang-batang yang telah tua (batang paling bawah), akan muncul
warna coklat seperti kayu, ini merupakan kayu semu yang diperoleh dari
pengerasan jaringan parenkim. Biasanya batang akan tumbuh sampai
ketinggian tertentu, kemudian membentuk banyak percabangan.
3. Daun
Daunnya bervariasi menurut spesies dan varietasnya, ada daun yang
berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang lanset. Warna permukaan daun
bagian atas biasanya hijau muda, hijau, hijau tua, bahkan hijau kebiruan.
Sedangkan permukaan daun pada bagian bawah umumnya berwarna hijau
muda, hijau pucat atau hijau. Permukaan daun cabai ada yang halus
adapula yang berkerut-kerut. Ukuran panjang daun cabai antara 3 – 11 cm,
dengan lebar antara 1 – 5 cm.
4. Bunga
Bunga tanaman cabai merupakan bunga sempurna, artinya dalam
satu tanaman terdapat bunga jantan dan bunga betina. Pemasakan bunga
jantan dan bunga betina dalam waktu yang sama (atau hampir sama),
sehingga tanaman dapat melakukan penyerbukan sendiri. Bunga berbentuk
bintang, biasanya tumbuh pada ketiak daun, dalam keadaan tunggal atau
bergerombol dalam tandan. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2 – 3
bunga saja. Mahkota bunga tanaman cabai warnanya putih, putih
kehijauan, dan ungu. Diameter bunga antara 5 – 20 mm tiap bunga
memiliki 5 daun buah dan 5 – 6 daun mahkota.
5. Buah
Morfologi bentuk buah cabai berbeda – beda, dan berfariasi,
tergantung varietasnya, dari cabai kriting, cabai besar yang lurus dan bisa
mencapai ukuran ibu jari, cabai rawit kecil–kecil tapi pedas, cabai paprika
yang berbentuk seperti buah apel, dan bentuk–bentuk cabai hias lain yang
banyak ragamnya. Buah cabai biasanya muncul dari percambangan atau
ketiak daun dengan posisi buah menggantung. Berat cabai merah
bervariasi sekitar 5 – 25 g.
4
B. Syarat Tumbuh Tanaman Cabai
5
Waktu tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan
(Maret – April). Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam
dari tanaman yang sehat serta hama dan penyakit.
3. Tanah
Secara umum cabai menyukai tanah yang gembur dan banyak unsur
hara. Semua jenis tanah di Indonesia relatif bisa dipakai untuk bertanam
cabai. Jenis tanah yang paling cocok bagi tanaman cabai rawit adalah jenis
tanah lempung berpasir atau tanah ringan yang banyak mengandung bahan
organik dan banyak mengandung unsur hara, solum tanah dalam, gembur,
dan tidak berpadas. Jenis tanah gambut (tanah yang berasal dari sisa
tumbuhan yang telah, sedang, atau belum melapuk), juga tanah rawa dan
pasang surut tidak bisa digunakan sebagai lahan tanam karena mempunyai
derajat keasaman tanah (pH) yang terlau tinggi.Tanah asam tidak cocok
untuk tanaman karena unsur aluminium dan besi meningkat sedangkan
unsur kalsium, fosfat, dan magnesium justru merosot. Dalam keadaan
tersebut, tanaman bisa keracunan aluminum dan besi. Selain itupada tanah
yang mempunyai derajat keasaman terlalu tinggi (diatas 7,0) tidak semua
unsur dari pupuk bisa terserap oleh akar. Derajat keasaman (pH) tanah
yang sesuai untuk tanaman cabai rawit adalah sesuai adalah sesuai dengan
tanaman pada umumnya (pH netral) yaitu antara 6,0-7,0, dimana pH ideal
berada pada angka 6,5, (Priyadi dan Suryo Sukendro 2011).
6
BAB III
PEMBAHASAN
7
akan membusuk dan kemudian jatuh ketah. Gejala awal terlihat dari
adanya titik hitam pada bagian pangkal buah, titik hitam pada pangkal
muncul karena aktifitas lalat buah dewasa yang memasukkan telurnya
pada buah cabai. Larva yang etrdapat didalam buah menimbulkan
kerusakan dari dalam, buah yang berwarna kuning pucat dan layu.
Kualitas buah cabai yang terserang hama ini akan menurun dan tidak
layak untuk dipasarkan.
Serangan berat terjadi pada musim hujan disebabkan oleh
bekas tusukan ovipositor serangga betina terkontaminasi oleh
cendawan sehingga buah yang terserang menjadi busuk dan jatuh
ketanah.
8
Gambar 1.3 Kutu Kebul
4. Kutu daun Persik ( Mysus persicea )
a. Gejala Serangan :
Kutu daun yang berada pada permukaan bawah daun mengisap
cairan daun muda dan bagian tanaman yang masih muda. Daun yang
terserang akan tampak bercak-bercak. Hal ini akan menyebabkan daun
menjadi keriting. Pada bagian tanmanan yang terserang akan didapati
kutu yang bergerombol. Bila terjadi serangan berat daun akan berkerut
(menjadi keriput), tumbuhnya kerdil, berwarna kekuningan, daun-
daunnya terpuntir, menggulung kemudian layu dan mati. Kutu daun
persik merupakan hama yang menjadi hama utama karena beberapa
alasan diantaranya mampu bertahan pada hampir semua tanaman
budidaya, merupakan penular yang paling efisien dibandingkan hama
lainnya.
9
Serangan berat biasanya terjadi pada musim kemarau. Bagian
tanaman yang diserang oleh nimfa dan imago biasanya pucuk
tanaman dan daun muda. Daun yang diserang akan mengkerut,
mengeriting dan melingkar, menyebabkan pertumbuhan tanaman
terhambat dan tanaman menjadi kerdil. Hama ini juga mengeluarkan
cairan manis seperti madu, yang biasanya disebut dengan embun
madu. Embun madu menarik datangnya semut dan cendawan jelaga.
Adanya cendawan pada buah dapat menurunkan kualitas buah.
a. Gejala Serangan :
Tungau menyerang daun-daun muda dengan cara menghisap
cairan tanaman dan menyebabkan kerusakan sehingga terjadi
perubahan bentuk menjadi abnormal dan perubahan warna seperti
daun menebal dan berubah warna menjadi tembaga atau kecokelatan.
Daun menjadi kaku dan melengkung ke bawah, menyusut dan
keriting. Tunas dan bunga gugur. Serangan berat terjadi pada musim
kemarau, biasanya serangan bersamaan dengan serangan Thrips dan
kutu daun.
10
B. Penyakit pada Tanaman Cabai
a. Gejala Serangan :
11
lebih cepat berkembang bila ada luka mekanis. Penyakit berkembang
dengan cepat pada musim hujan.
a. Gejala Serangan :
12
melalui percikan air, baik air hujan maupun alat semprot .Suhu
optimum bagi perkembangan cendawan ini berkisar antara 20–24° C.
a. Gejala serangan :
13
5. Penyakit Bercak daun ( Cercospora sp )
a. Gejala serangan :
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dengan adanya Hama dan Penyakit tanaman Cabai maka perlu adanya
tindakan lebih yang lebih efesien oleh petani dan perlu adanya tindakan lebih
lanjut oleh pemerintah mengenai harga dan kelangkaan cabai agar tidak
berlanjut dipasaran.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Standard Operating Procedure (SOP) Budidaya Cabai Merah
Kulon Progo. Dinas Pertanian: Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Priyadi dan Sukendro, S. 2011. Memulai Usaha Si Pedas Cabai Rawit di Lahan
dan Pot. Cahaya Atma Pustaka: Yogyakarta.
16