DISUSUN OLEH :
ELISA APRILIANI
1406120549
AGROTEKNOLOGI-A
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2017
II. TINJAUAN PUSTAKA
Praktikum dilaksanakan pada hari rabu tanggal 26 April 2017 pukul 08:00
sampai dengan selesai yang dilaksanakan di laboratorium hama tanaman fakultas
pertanian universitas riau pekanbaru
Bahan yang digunakan yaitu buku tulis, pestisida sebanyak 0,25 ml, 0,50
ml, 0,75 ml, 1 ml, dan aquades sebanyak 500 ml. Sedangkan alat yang digunakan
yaitu pena, sprayer, gelas ukur dan spidol
2. Dimasukan beras yang sudah lama secukupnya kedalam kedalam 3 buah toples
sebagai pakan hama.
Berdasarkan hasil di atas, dapat diketahui serangga uji yang mati meningkat
seiring dengan tingginya konsentrasi yang digunakan, serta waktu yang
dibutuhkan untuk membunuh kutu beras semakin cepat. Hal ini sesuai dengan
Harahap (2005) bahwa proses kematian serangga sasaran akan semakin cepat
dengan pertambahan dosis / konsentrasi racun yang digunakan Setiap mahkluk
hidup mempunyai batas toleransi terhadap racun dan mahluk tersebut tidak mati
sehingga apabila telah melewati batas tersebut akan menimbulkan kematian pada
serangga yang diuji.
Gejala kematian serangga uji dengan menunjukkan suatu gejala dari
serangga yaitu gerakan-gerakan serangga uji menjadi lamban. Gejala kematian
serangga uji yang terinfeksi senyawa aktif insektisida Curacron 500 EC bekerja
sebagai racun perut, racun kontak dan racun saraf adalah senyawa organofosfat
yang mempengaruhi sistem saraf dan menghambat fungsi enzim.
5.1. Kesimpulan
5.2 Saran