Anda di halaman 1dari 9

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masyarakat luas menganggap bahan makanan yang sudah tidak dalam

kondisi baik merupakan limbah yang biasanya langsung dibuang. Salah satu

contoh adalah nasi basi dan sisa makanan berbahan dasar karbohidrat lainnya

yang ketika sudah basi dibuang atau dijadikan makanan unggas, namun bahan-

bahan tersebut dapat didaur ulang menjadi bahan yang memiliki kandungan zat

lain yang lebih bermanfaat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahan-

bahan tersebut dapat dijadikan produk pupuk bagi tanaman melalui fermentasi.

Pendekatakan penggunaan nasi basi yang lebih baik telah diteliti oleh

Program Studi Biologi (Bioteknologi) pada tahun 2011. Telah dilakukan

pengujian potensi nasi basi sebagai pupuk bagi tanaman. Pemanfaatan limbah nasi

basi sebagai produk pupuk adalah suatu bentuk upaya daur ulang bagi limbah

rumah tangga yang bila dibiarkan dapat menumbuhkan jamur dan bau yang tidak

sedap. Pembuatan produk pupuk cair dan padat berbahan limbah rumah tangga ini

memudahkan ibu-ibu rumah tangga atau petani rumahan dapat memproduksi

pupuk sendiri dengan bahan dasar yang mudah diperoleh.

Penggunaan pupuk berbahan kimia terhadap tanaman secara berlebihan

dapat menimbulkan residu bagi lingkungan. Dewasa ini masyarakat dan

pemerintah lebih mencanangkan penggunaan pupuk berbahan organik yang ramah

lingkungan. Produk pupuk kompos dalam bentuk cair dan padat dari nasi basi

sebagai pupuk bagi tanaman memiliki potensi. Agen pendegradasi pada nasi basi

adalah kapang yang juga sudah umum ditemukan pada bahan pangan berbahan
2

dasar karbohidrat bila dibiarkan dalam jangka waktu lama. Hasil degradasi kapang

menjadikan nasi terurai sehingga nutrisinya mudah diserap oleh tumbuhan.

1.2. Perumusan Masalah

Nasi basi sering dianggap masyarakat sebagai limbah rumah tangga yang

langsung dibuang atau dijadikan pakan unggas. Bahan-bahan yang mengadung

karbohidrat saat sudah menjadi limbah dapat dimanfaatkan kembali menjadi

pupuk organik tanaman yang ramah lingkungan. Daur ulang limbah menjadi

bahan baku pupuk cair dan padat bagi tanaman dengan cara mudah, murah dan

tentunya ramah lingkungan.

1.3. Tujuan

Memanfaatkan limbah rumah tangga berupa nasi basi menjadi lebih

berguna sebagai pupuk kompos organik bagi tanaman dan dapat mengurangi

penggunaan pupuk anorganik pada tanaman

1.4. Luaran yang Diharapkan

Program pengolahan limbah dari nasi basi merupakan program yang dapat

meningkatkan kesadaran mahasiswa, petani, dan masyarakat umum dengan

manfaat dari limbah nasi basi sebagai bahan baku pupuk kompos organik dalam

bentuk padat dan cair. Program ini bertujuan untuk mengurangi limbah rumah

tangga, penggunaan pupuk kimia bagi tanaman dan meningkatkan kepedulian

terhadap lingkungan dengan program daur ulang limbah.


3

1.5. Kegunaan

Manfaat bagi mahasiswa :

1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berinovasi.

2. Menciptakan inovasi program yang dapat membantu mengurangi pencemaran

lingkungan.

3. Sebagai wadah untuk pembelajaran dalam menuangkan ide dan kreasi

mahasiswa.

Manfaat bagi masyarakat :

1. Menambah pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan limbah rumah

tangga

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan

3. Dapat menjadi suatu penyaluran ilmu bagi masyarakat sekitar


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kapang (mold)

Kapang (mold) merupakan cendawan renik yang mempunyai miselia dan

massa spora yang jelas. Kapang biasanya tumbuh pada permukaan makanan yang

sudah basi atau terlalu lama tidak diolah. kapang terdiri atas miselium dan hifa

serta memproduksi enzim sebagai biokatalis. Pertumbuhan kapang sangat mudah

dikenali karena kenampakannya seperti serabut berwarna putih namun setelah

terbentuk spora akan timbul bermacam-macam warna sesuai jenis kapang itu

sendiri.

Pertumbuhan kapang dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni

seperti kapas. Dalam pertumbuhannya kapang mula-mula berwarna putih, tetapi

bila telah memproduksi spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung

jenis kapang yang tumbuh. Sifat-sifat kapang baik penampakan mikroskopik

maupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi.

Fisiologi kapang dipengaruhi beberapa aspek yaitu air, suhu, pH, dan

nutrisi. Manfaat kapang pada tanaman diantaranya sebagai entomopatogen karena

menghasilkan metabolit sekunder yang bersifat insektisida yaitu destruxin

(cyclohexadepsipeptides).

2.2. Pupuk Kompos

Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan

atau peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman, hewan dan bahan lain yang

mengandung selulosa, lignoselulosa dan lignin. Karena pupuk organik berasal dari
5

bahan organic yang mengandung segala macam unsur maka pupuk ini pun

mengandung hampir semua unsur (baik makro maupun mikro).

Bahan berubah menjadi kompos yang mempunyai perbandingan C/N yang

rendah. Jadi kompos adalah produk hasil fermentasi bahan-bahan organik oleh

sejumlah jasad renik dalam lingkungan yang hangat, basah dan berudara dengan

hasil akhir berupa humus.

2.3. Pupuk Organik Cair (POC)


Pupuk organik cair adalah jenis pupuk berbentuk cair tidak padat mudah

sekali larut pada tanah dan membawa unsur-unsur penting untuk pertumbuhan

tanaman. Pupuk organik cair mempunyai banyak kelebihan diantaranya, pupuk

tersebut mengandung zat tertentu seperti mikroorganisme jarang terdapat dalam

pupuk organik padat dalam bentuk kering (Syefani dan Lilia dalam Mufida,

2013:15)
6

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Perencanaan

Perencanaan adalah berupa pemilihan topik permasalahan yang dan mulai

memikirkan penyelesaian dari masalah tersebut. Perencanaan program pembuatan

pupuk cair dan padat berbahan dasar nasi basi adalah persiapan bahan-bahan yang

dibutuhkan, tempat pelaksanaan, kapan pembuatan pupuk, bagaimana proses

pembuatan dan indicator keberhasilan dari pupuk tersebut.

3.2. Pelaksanaan

Langkah awal dari pembuatan pupuk berbahan dasar nasi basi adalah

persiapan alat dan bahan berupa ember, toples atau botol bekas, sendok pengaduk.

Bahan yang dibutuhkan adalah nasi basi, air, dan gula aren. Langkah pertama

dalam pembuatan pupuk nasi basi adalah menumbuhkan mikroorganisme yang

ada didalam nasi basi dengan penyimpanan pada tempat yang lembab selama 3-5

hari hingga permukaan nasi basi ditumbuhi oleh jamur kapang (mold). Kemudian

masukkan cairan gula aren aduk hingga nasi basi terendam oleh air gula aren

secara keseluruhan lalu masukkan kedalam drum yang tertutup. Setelah itu

dilakukan fermentasi bahan dengan cara penyimpanan selama 7 hari pada tempat

yang teduh tanpa terkena cahaya matahari. Keberhasilan pembuatan pupuk dari

nasi basi ditandai dengan pupuk nasi basi berbau seperti bau tape.

Pengaplikasian pupuk dapat dilakukan sebagai pupuk cair dan pupuk

padat. Pupuk cair dibuat dengan cara mencampurkan hasil fermentasi tadi dengan
7

air dan disiram ke tanaman. Pupuk padat diamplikasikan langsung ke tanah

dengan cara penyaringan ampas dari hasil fermentasi tersebut.

3.3. Jadwal Kegiatan

Tabel 1. Jadwal Kegiatan

Uraian Hari Hari


1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7
Persiapan
Penumbuhan Jamur
Pembuatan Pupuk
Fermentasi

3.4. Biaya

Tabel 2. Anggaran Biaya Pembuatan Pupuk

No. Jenis Material Kuantitas Harga Jumlah


Pengeluaran Satuan (Rp) (Rp)
1. Biaya Tetap Kompor Rinai 1 400.000 400.000
Dandang 3 100.000 300.000
Kayu 4 m 8 35.000 280.000
Papan Kayu 5 30.000 150.000
Terpal Lumba S 8 x 12 m 4.800/m2 461.000
Selang dan 1 200.000 200.000
Regulator Gas
Paku Kayu 2 cm 1 kg 24.800 24.800
Selang 50 m 10.000 500.000
Aquarium
Gelas Ukur 3 150.000 450.000
500cc
Timbangan 2 120.000 240.000
Drum 5 250.000 1.250.000
Ember 5 35.000 175.000
Gayung 3 10.000 30.000
8

Pengaduk 5 20.000 100.000


Saringan 3 15.000 45.000
Transportasi 1 200.000 200.000
2. Biaya Nasi Basi 100 kg 10.000 1.000.000
Variabel Gula Aren 100 kg 16.000 1.600.000
Gas LPG 12 kg 1 200.000 200.000
Total 7.605.800

Tabel 3. Anggaran Biaya Pembuatan Makalah

No. Material Kuantitas Harga Satuan Jumlah (Rp)


(Rp)
1. Print 20 200 3.000
2. Revisi 45 200 6.750
3 Fotocopy 60 150 9.000
4. Jilid 3 3.000 9.000
5. Data Internet - 100.000 100.000
6. Biaya Tak - - 100.000
Terduga
Total 227.750
9

DAFTAR PUSTAKA

Mufida, L. 2013. Pengaruh Penggunaan Konsentrasi FPE ( Fermented Plant Extrac )


Kulit Pisang Terhadap Jumlah Daun. Kadar Klorofildan Kadar Kalium Pada
Tanaman Seledri(Apiumgraveolens).IKIP PGRI Semarang.Semarang. 126 hlm

Anda mungkin juga menyukai