PENDAHULUAN
Mangga bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Walaupun begitu masyarakat
sudah menganggap mangga sebagai salah satu tanaman buahbuahan asli Indonesia. Di
Indonesia mangga tumbuh baik di daerah dataran rendah yang berhawa panas, tapi masih
juga ditanam sampai dataran tinggi yang berhawa sedang.
Mangga merupakan tanaman buah tahunan berupa pohon yang berasal dari negara
India. Tanaman ini kemudian menyebar ke wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan
Indonesia. Mangga (Mangifera sp.) memiliki banyak jenis di mana masing-masing jenis
tersebut menghendaki persyaratan agroklimat yang berbeda untuk dapat tumbuh secara
optimal. Sebagai contoh Arumanis, Gadung, Golek, Manalagi hanya cocok dikembangkan di
wilayah rendah kering, namun sebaliknya varietas Gedong Gincu, Cengkir/Indramayu, Sala,
Bengkulu cocok tumbuh dan berkembang baik di wilayah beriklim basah.
Produksi mangga pada saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar, khususnya
pasar luar negeri. Ketidakmampuan ini bukan hanya disebabkan produktivitas rendah tetapi
juga kualitasnya masih kurang. Kondisi ini disebabkan oleh penerapan teknologi budidaya
yang belum optimal. Memperhatikan hal tersebut maka diperlukan pengetahuan teknologi
budidaya agar dapat meningkatan produksi secara kuantitas, kualitas dan kelestarian (Aspek
K-3). sehingga petani mampu bersaing di era pasar bebas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sejarah Mangga
Mangga yang biasa dimakan seharihari seperti mangga golek, mangga manalagi,
mangga arumanis, mangga sengir, secara taksonomi termasuk spesies Mangifera indica L.,
genus atau marga Mangifera, famili Anacardiaceae, ordo Sapindales. Istilah mangga bersal
dari bahasa Tamil yaitu man-kay atau man-gas. Dalam bahasa botani, mangga disebut
Mangifera indica L., yang berarti tanaman mangga berasal dari India. Pada kenyataannya
hampir di seluruh negara bagian India terdapat tanaman mangga. Sebutan mangga dalam
bahasa Indonesia mirip sekali dengan bahasa Tamil: man-gas. Penyebaran mangga hampir
merata di seluruh Indonesia. Nama lokalnya pun bermacammacam di setiap daerah, yaitu di
Madura mangga disebut pao; di jawa Timur dan Jawa Tengah disebut pelem; di Jawa Barat
disebut mangga; di Aceh disebut mamplam, di Bali disebut ampelm; di Nias disebut maga; di
Banjarmasin disebut ampelam; di Sulawesi selatan disebut pao, taipa; di Minahasa disebut
kawiley; di Maluku disebut mampalang. di Irian Jaya disebut manilya, pager, piberekari.
Dalam bahasa Indonesia mangga juga sering disebut mampelam (Pracaya, 2001).
2. Klasifikasi ilmiah mangga
Klasifikasi ilmiah mangga ini adalah sebagai berikut (Anonim, 2010):
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Kelas
Sub Kelas
: Rosidae
Ordo
: Sapindales
Famili
: Anacardiaceae
Genus
: Mangifera
Spesies
: Mangifera indica L.
3. Deskripsi Tanaman
Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40 m atau lebih, meski
kebanyakan mangga peliharaan hanya sekitar 10 m atau kurang. Batang mangga tegak,
bercabang agak kuat dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah,
oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar dengan
Budidaya Tanaman Tahunan Mangga
banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan (kulit batang)
yang sudah tua biasanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.
Tanaman mangga tumbuh dan berproduksi optimal pada daerah dengan ketinggian
0-500 m dpl dengan suhu harian 26-28C. Apabila suhu udara di atas 42C akan merusak
tanaman. Curah hujan optimal 1000-2500 mm per tahun. Pembungaan pada tanaman
mangga memerlukan musim kemarau yang jelas, bulan kering 4-6 bulan (curah hujan per
bulan kurang dari 60 mm), dengan jumlah bulan basah kurang dari 7 bulan (curah hujan per
bulan lebih dari 100 mm), musim hujan di luar musim berbunga. Daerah ini termasuk tipe C,
D, dan E menurut klasifikasi Schmidt dan Fergusson.
Dari potensi produksi 120 kg/pohon, tanaman mangga di Indonesia hanya
menghasilkan 40 kg/pohon. Produktivitas per tahun beberapa mangga unggul antara lain
mangga Golek-31 sebesar 52,3 kg/pohon, mangga Manalagi-69 sebesar 36,5 kg/pohon dan
mangga Arumanis-143 sebesar 54,7 kg/pohon.
Musim panen mangga berlangsung dari bulan Agustus sampai Desember. Musim
panen mangga terjadi seragam di Jawa dan Bali. Pada bulan November terjadi panen raya
mangga. Harga buah mangga cenderung menurun setelah panen raya. Hal ini disebabkan
preferensi konsumen beralih ke jenis buah-buahan yang lain. Harga mangga akan menaik
lagi menjelang panen bersamaan menaiknya preferensi konsumen. Pembungaan di luar
musim menjadi kurang ekonomis bila belum didapatkan pemasaran yang memerlukan suplai
kontinyu.
4. Morfologi Pohon Mangga
a. Akar
Mangga termasuk ke dalam tumbuhan dikotil sehingga memiliki system akar tunggang
yang bercabang-cabang, yaitu jika akar lembaga tumbuh terus menerus jadi akar pokok yang
bercabang cabang menjadi akar- akar yang lebih kecil sangat panjang hingga bisa mencapai
6 m. Akar cabang makin ke bawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada
kedalaman lebih kurang 30-60 cm.
b. Daun
Daun terdiri dari dua bagian, yaitu tangkai daun dan badan daun. Badan daun bertulang
dan berurat-urat, antara tulang dan urat tertutup daging daun. Daging daun terdiri dari
kumpulan sel-sel yang tak terhingga banyaknya. Daun letaknya bergantian, tidak berdaun
penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar
dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi
Budidaya Tanaman Tahunan Mangga
makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam
lingkaran. Macam-macam bentuk daun:
menggulung. Panjang helaian daun 8-40 cm dan lebarnya 2-12,5 cm, tergantung varietas dan
kesuburannya. jumlah tulang daun yang kedua (cabang) 18-30 pasang. Daun yang masih
muda biasanya bewarna kemerahan yang dikemudian hari akan berubah pada bagian
permukaan sebelah atas berubah menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan
bawah bewarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih. Daun tunggal,
dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5
cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun
pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga
nampaknya seperti dalam lingkaran (roset). Helai daun bervariasi namun kebanyakan
berbentuk jorong sampai lanset, 2-108-40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap,
berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung meluncip, dengan 12-30
tulang daun sekunder.
Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang
di kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat,
sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun
atau lebih.
c. Batang
Batang merupakan bagian tengah dari suatu tumbuh-tumbuhan yang tumbuh lurus ke atas.
Bagian ini mengandung zat-zat kayu, sehingga tanaman mangga tumbuh tegak, keras, dan
kuat. Bentuk batang mangga tegak, bercabang agak kuat, daun lebat membentuk tajuk yang
indah berbentuk kubah, oval atau memanjang. Kulitnya tebal dan kasar dengan banyak celahcelah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna kulit yang sudah tua biasanya coklat
keabuan, kelabu tua sampai hampir hitam.Pohon mangga meliki sistem percabagan
Simpodial ,batang pokok sukar ditentukan karena dalam perkembanganya batang pokok akan
kalah besar dengan batang lain.
d. Bunga
Berumah satu (monoecious), bunga mangga merupakan bunga majemuk yang berkarang
dalam malai bercabang banyak di ujung ranting. Karangan bunga biasanya berbulu, tetapi
sebagian ada juga yang gundul, kuning kehijauan, sampai 40 cm panjangnya. Bunga
majemuk ini terdiri dari sumbu utama yang mempunyai banyak cabang utama. Setiap cabang
utama ini mempunyai banyak cabang-cabang, yakni cabang kedua. Ada kemungkinan cabang
bunga kedua ini mempunyai suatu kelompok yang terdiri dari 3 bunga atau mempunyai
cabang tiga. Setiap kelompok tiga bunga terdiri dari tiga kuntum bunga dan setiap kuntum
bertangkai pendek dengan daun kecil. Jumlah bunga pada setiap bunga majemuk bisa
mencapai 1000-6000.
Bunga-bunga dalam karangan berkelamin campuran, ada yang jantan dan ada pula yang
hermafrodit (berkelamin dua). Besarnya bunga lebih kurang 6-8 mm. Bunga jantan lebih
banyak daripada bunga hermafrodit, dan jumlah bunga hermafrodit inilah yang menentukan
terbentuknya buah. Persentase bunga hermafrodit bermacam-macam, tergantung dari
varietasnya, yaitu antara 1,25%-77,9%; sementara yang mempunyai bakal buah normal kirakira 5-10%.
Bunga mangga biasanya bertangkai pendek, jarang sekali yang bertangkai panjang, dan
berbau harum. Kelopak bunga biasanya bertaju 5; demikian juga mahkota bunga terdiri dari 5
daun bunga, tetapi kadang-kadang ada yang 4 sampai 8. Warnanya kuning pucat, sedangkan
pada bagian tengah terdapat garis timbul berjumlah 3 sampai 5 yang warnanya sedikit tua.
Bagian tepi daun mahkota berwarna putih. Pada waktu akan layu, warna mahkota bunga tadi
menjadi kemerahan.
Benang sari berjumlah 5 buah, tetapi yang subur hanya satu atau dua buah sedangkan yang
lainnya steril. Benang sari yang subur biasanya hampir sama panjang dengan putik, yakni
kira-kira 2 mm, sedangkan yang steril lebih pendek. Kepala putik berwarna kemerahmerahan dan akan berubah warna menjadi ungu pada waktu kepala sari membuka untuk
memberi kesempatan kepada tepung sari yang telah dewasa untuk menyerbuki kepala putik.
Bentuk tepung sari biasanya bulat panjang, lebih kurang 20-35 mikron.
Bakal buahnya tidak bertangkai dan terdapat dalam suatu ruangan, serta terletak pada
suatu piringan. Tangkai putik mulai dari tepi bakal buah dan ujungnya terdapat kepala putik
yang bentuknya sederhana. Dalam suatu bunga kadang-kadang terdapat tiga bakal buah.
e. Buah
Budidaya Tanaman Tahunan Mangga
Buah mangga termasuk kelompok buah batu (drupa) yang berdaging, dengan ukuran dan
bentuk yang sangat berubah-ubah bergantung pada macamnya, mulai dari bulat (misalnya
mangga gedong), bulat telur (gadung, indramayu, arumanis) hingga lonjong memanjang
(mangga golek). Panjang buah kira-kira 2,5-30 cm. Pada bagian ujung buah, ada bagian yang
runcing yang disebut paruh. Di atas paruh ada bagian yang membengkok yang disebut sinus,
yang dilanjutkan ke bagian perut. Kulit buah agak tebal berbintik-bintik kelenjar; hijau,
kekuningan atau kemerahan bila masak. Daging buah jika masak berwarna merah jingga,
kuning atau krem, berserabut atau tidak, manis sampai masam dengan banyak air dan berbau
kuat sampai lemah.
f.
Biji
Biji berwarna putih, gepeng memanjang tertutup endokarp yang tebal, mengayu dan
berserat. Biji letaknya didalam kulit biji yang keras, besarnya bervariasi. Biji terdiri dari dua
keping, biji ada yang monoembryonal dan ada yang poliembryonal.
5. Jenis dan Varietas
Jenis dan varietas mangga budidaya dapat berasal dari alam (liar) dan buatan (hasil
penyerbukan bersilang yang sengaja dibuat manusia). Dari varietas itu ada tanaman yang
dikembangkan secara generatifdan ada yang vegetatif. Pada dasarnya terdapat dua tipe
varietas mangga:
a. Tipe India yang berbiji monoembrionik (biji yang hanya menghasilkan satu buah benih),
sedangkan warna buahnya berupa-rupa dan jelas sekali. Tipe ini meliputi Haden, Irwin,
Tommy Atkins, Adams, Kent, Palmein, Tommy Atkins, Adams, Kent, Palmer, Carrie,
Rubby, Smith, Sensation, dan Keith; dan
b. Tipe Indonesia yang berbiji poliembrionik (biji yang menghasilkan lebih dari satu buah
benih) yang buahnya tetap berwarna hijau bila masak dan sering kurang menunjukkan
pewarnaan. Namun tipe Indonesia ini relatif tahan terhadap Anthracnosis, sedangkan tipe
India peka terhadapnya.
Hanya 57 dari kira-kira 250 varietas mangga yang terdapat di Indonesia
dibudidayakan secara luas, dan dari 57 varietas ini hanya enam varietas yang diekspor
(Arumanis, Gadung, Manalagi, Dermayu dan dalam jumlah lebih sedikit: Cengkir). Varietas
mangga yang dikembangkan secara generatif akan menghasilkan banayk sekali varietas baru.
Kalau ada varietas baru yang tinggi mutunya, varietas itu dikembangkan secara vegetatif.
Budidaya Tanaman Tahunan Mangga
Dengan pengembangan secara vegetatif akan diperoleh populasi tanaman baru yang tak akan
berubah sifatnya. Masing-masing varietas mangga dapat dibedakan berdasarkan ukuran,
warda daging, rasa, aroma, karakter dan bentuk buah. Selain itu juga dapat dibedakan
berdasarkan sifat pohon, ukuran dan bentuk daun.
Di Indonesia ada beberapa jenis mangga komersial yang sudah terkenal bagus mutunya.
Di bawah ini meruoakan nama dan deskripsi varietas unggul mangga yang ada di Indonesia:
a) Deskripsi Varietas Arumanis 143
Asal
Tinggi tanaman
Tajuk pohon
: Melebar, lebar 12 cm
Bentuk daun
Letak daun
: Mendatar
Besar daun
: 20 x 6,5 cm
Warna daun
: Hijau tua
Bentuk tanaman
: Piramida tumpul
Bentuk batang
: Bulat (gilig)
Warna batang
: Kecoklatan
Keadaan batang
: Agak besar
Percabangan
Bentuk bunga
: Piramida runcing
Warna bunga
: Kuning
Aroma buah
: Harum
Rasa buah
: Manis
Ukuran buah
Berat buah
: 450 gram/buah
Bentuk biji
Produksi rata-rata
: 54,7 kg/pohon
Peneliti
Tinggi tanaman
Lebar tajuk
Bentuk tajuk
: Bulat
Bentuk batang
: Bulat (gilig)
Warna batang
: Abu-abu
Keadaan batang
: Agak kasar
Percabangan
Bentuk daun
Letak daun
: Menggantung
Ukuran daun
Warna daun
: Hijau tua
Permukaan daun
: Halus
Bentuk bunga
: Piramida runcing
Warna bunga
: Kuning
Bentuk buah
Aroma buah
: Sedang
Kandungan serat
: 0,21
Berat buah
Berat biji
: 27 - 38 gram
Bentuk biji
: Lonjong pipih
Tinggi tanaman
: 10 m
Lebar tajuk
: 12 m
Bentuk tajuk
: Bulat
Percabangan
: Melengkung ke atas
Bentuk batang
: Bulat (gilig)
Warna batang
: Kecoklatan
Bentuk daun
: Coklat muda
Warna daun
: Hiaju tua
Letak daun
: Mendatar
: Kuning
Bentuk buah
Warna buah matang : Pangkal hijau kekuningan, bagian lain hijau dengan bintik-bintik
putih kehijauan
Rasa buah
: Manis
Aroma buah
: Harum
Berat buah
Bentuk biji
: Kabupaten Majalengka
Tinggi tanaman/pohon: 9 - 15 m
Tajuk pohon
: Paramida tumpul
Bercabang
: Banyak
Letak daun
: Mendatar
Permukaan daun
: Sempit
Lipatan daun
: Berombak
Pucuk daun
: Datar
Dasar daun
: Lancip
Bentuk malai
: Lancip
Warna malai
: Merah
: Banyak
Berat buah
Besar buah
: Di tengah
: Bulat
: Tebal, berlilin
Bintik buah
: Jelas, sedikit
Kerontokan buah
: Sedang
Warna buah
Daging buah
: Tebal
Serat
: Banyak, pendek
Air buah
: Banyak
Aroma
: Kuat
Rasa
: Manis
Bentuk biji
: Besar
Ukuran biji
Produksi
: 100-150 kg/pohon
Tinggi tanaman
Tajuk pohon
Bentuk daun
Letak daun
: Tegak
Besar daun
: 24,8 x 5,6 cm
Warna daun
: Hijau muda
Bentuk tanaman
Bentuk batang
: Bulat
10
Warna batang
: Kecoklatan
Keadaan batang
: Agak kasar
Percabangan
Bentuk bunga
: Piramida runcing
Warna bunga
: Kuning
: Pangkal kuning
Aroma buah
: Segar harum
Rasa buah
: Manis
Ukuran buah
Berat buah
: 502 gram/buah
Bentuk biji
Produksi rata-rata
: 52,3 kg/pohon
Peneliti
Tinggi tanaman
: 20 meter
Lebar tajuk
: 15 meter
Percabangan
: Jorong, sedang
Bentuk batnag
: Bulat
Warna batang
: Keabu-abuan
: Agak kasar
Warna daun
: Hijau muda
Bentuk daun
: Jorong, dasar dan pucuk daun runcing panjang 24,5 m, lebar 6,5 cm
Permukaan daun
Kedudukan daun
Bentuk malai
: Piramida lancip
: Kuning kehijauan
: Miring
11
Bentuk buah
Kerapatan buah
: Lebat/rapat
Kerontokan buah
: Sedang
: Agak tebal
Daging buah
: Oranye
: Manis
: 250 gram
Produksi rata-rata
Peneliti
Tinggi tanaman
Lebar tajuk
: 10 m
: Bulat tinggi
Percabangan
Bentuk batang
: Bulat (gilig)
Warna batang
: Coklat keabuan
: Agak kasar
Warna daun
: Hijau muda
12
Bentuk daun
: Jorong
: 16,5 x 5,7 cm
Bentuk buah
Aroma buah
: Sedikit harum
Rasa buah
Ukuran buah
: 14 x 6,5 cm
: 150,6 gram/buah
Bentuk biji
: 7 x 3,5 cm
Rata-rata produksi
: 150 kg/pohon
Peneliti
: Pasuruan
Tinggi tanaman
Tajuk pohon
Bentuk daun
Letak daun
: Menggantung
Besar daun
: 28,7 x 7,2 cm
Warna daun
: Hijau
Bentuk tanaman
: Bulat tinggi
Bentuk batang
: Bulat
Warna batang
: Kecoklatan
Keadaan batang
: Agak besar
Percabangan
Bentuk bunga
: Piramida runcing
Warna bunga
: Kuning
: Pangkal kuning
Aroma buah
: Harum
Rasa buah
13
Ukuran buah
: 16 x 8,2 x 7,3 cm
Berat buah
: 560 gram/buah
Bentuk biji
: 14 x 4,6 x 2,2 cm
Produksi rata-rata
: 36,5 kg/pohon
Peneliti
Tinggi tanaman
: 20 meter
Lebar tajuk
: 22 meter
: Piramida tumpul
Percabangan
Bentuk batang
: Bulat
Warna batang
: Keabu-abuan
: Agak kasar
Warna daun
: Hijau muda
Bentuk daun
Permukaan daun
Kedudukan daun
Bentuk malai
: Miring
Warna bunga
: Kuning
Bentuk buah
Kerapatan buah
: Sedikit
: Agak tebal
Daging buah
: Oranye
14
: Manis
: 250 gram
Ukuran biji
Serat biji
Produksi rata-rata
15
memberikan perlindungan terhadap kanker karena dapat menetralkan radikal bebas. Radikal
bebas adalah molekul-molekul tak stabil yang dihasilkan oleh berbagai proses kimia normal
tubuh, radiasi matahari atau kosmis, asap rokok, dan pengaruh-pengaruh lingkungan lainnya.
Di dalam tubuh, mayoritas radikal bebas berasal dari proses kimia kompleks saat oksigen
digunakan di dalam sel. Radikal-radikal bebas yang secara kimia tidak lengkap tersebut dapat
mengambil partikel dari molekul-molekul yang lain. Ia kemudian menghasilkan senyawasenyawa abnormal dan membuat reaksi berantai yang dapat merusak sel, dengan
menyebabkan perubahan mendasar pada materi genetis dan bagian-bagian penting sel
lainnya. Sederhananya, cara radikal bebas merusak sel-sel tubuh, sama dengan proses oksigen
menyebabkan kertas berubah menjadi kuning atau mentega menjadi tengik. Zat-zat gizi
antioksidan, seperti beta-karoten dan vitamin C, membuat radikal bebas tak berbahaya
dengan menetralkannya. Zat-zat gizi antioksidan itu terkandung melimpah pada buah
mangga. Kandungan beta-karoten dan vitamin C (beserta kalium, aktivitas vitamin A,
karbohidrat, energi dan air) dari beberapa macam mangga tiap 100 gram dapat dilihat pada
beberapa perpustakaan.
b) Vitamin C
Di samping berfungsi sebagai antioksidan, vitamin C memiliki fungsi menjaga dan
memacu kesehatan pembuluh-pembuluh kapiler, kesehatan gigi dan gusi. Ia membantu
penyerapan zat besi dan dapat menghambat produksi natrosamin , satu zat pemicu kanker.
Vitamin C mampu pula membuat jaringan penghubung tetap normal dan membantu
penyembuhan luka. Kandungan vitamin C mangga cukup layak diperhitungkan. Setiap 100
gram bagian mangga masak yang dapat dimakan memasok vitamin C sebanyak 41 mg,
mangga muda bahkan hingga 65 mg. Berarti, dengan mengkonsumsi mangga ranum 150
gram atau mangga golek 200 gram (1/2 buah ukuran kecil), kecukupan vitamin C yang
dianjurkan untuk laki-laki dan perempuan dewasa per hari (masing-masing 60 mg) dapat
terpenuhi.
c) Kalium dan stroke
Kalium mempunyai fungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan
kotraksi otot, dan membantu tekanan darah. Konsumsi kalium yang memadai dapat
mengurangi efek natrium dalam meningkatkan tekanan darah, dan secara bebas memberikan
kontribusi terhadap penurunan risiko karena stroke. Satu penelitian menunjukkan bahwa bila
Budidaya Tanaman Tahunan Mangga
16
seseorang menambahkan sepotong buah tinggi kalium ke dalam pola makanan sehari-hari,
risiko terkena stroke fatal dapat dikurangi sebesar 40 persen. Konsumsi ekstra kalium
sebanyak 400 mg setiap hari dapat mengurangi kemungkinan mendapat penyakit jantung dan
pembuluh darah. Kalium terdapat melimpah pada mangga. Tiap 100 gram mangga
terkandung kalium sebesar 189 mg. Dengan mengkonsumsi sebuah mangga harumanis
ukuran sangat kecil (minimal 250 gram), atau sebuah mangga gedong ukuran sedang (200250 g), kecukupan kalium sebanyak 400 mg per hari dapat terpenuhi.
Anda yang ingin membeli mangga bisa memilih mangga yang baik dengan warna
hijau kekuning-kuningan, kulit licin, dan aroma yang manis. Hindarilah memilih buah yang
terlalu keras atau terlampau lembek, memar, atau berbau fermentasi.
BAB III
TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN MANGGA
Apabila kita menginginkan berkebun mangga, maka harus diperhitungkan dengan
teliti faktor iklim dan lokasinya. Faktor iklim menyangkut temperatur, curah hujan dan
kecepatan angin yang terdapat di daerah setempat. Ketiganya sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan pembungaan mangga.
1. Syarat Tumbuh
a) Iklim
Mangga dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah ataupun tinggi, daerah panas atau
dingin, daerah yang sedikit hujan atau banyak hujan. Temperatur dan curah hujan tertentu
sangat berpengaruh terhadap produktivitas mangga. Tanaman mangga cocok untuk hidup
di daerah dengan musim kering selama 3 bulan. Masa kering diperlukan sebelum dan
sewaktu berbunga. Jika ditanam di daerah basah, tanaman mengalami banyak serangan
hama dan penyakit serta gugur bunga/buah jika bunga muncul pada saat hujan.
b) Media Tanam
Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung pasir dan
lempung dalam jumlah yang seimbang. Derajat keasaman tanah (pH tanah) yang cocok
adalah 5,5-7,5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan dolomit.
c) Tempat Ketinggian
Mangga yang ditanam didataran rendah dan menengah dengan ketinggian 0-500 m dpl
menghasilkan buah yang lebih bermutu dan jumlahnya lebih banyak dari pada di dataran
tinggi.
17
Biji dipilih dari tanaman yang sehat, kuat dan buahnya berkualitas. Biji
dikeringanginkan dan kulitnya dibuang.
b) Okulasi
Perbanyakan terbaik adalah dengan okulasi (penempelan tunas dari batang atas yang
buahnya berkualitas ke batang bawah yang struktur akar dan tanamannya kuat). Batang
bawah untuk okulasi adalam bibit di persemaian yang sudah berumur 9-12 bulan. Setelah
penempelan, stump (tanaman hasil okulasi) dipindahkan ke kebun pada umur 1,5 tahun.
Okulasi dilakukan di musim kemarau agar bagian yang ditempel tidak busuk.
c) Pencangkokan
Batang yang akan dicangkok memiliki diameter 2,5 cm dan berasal dari tanaman
berumur 1 tahun. Panjang sayatan cangkok adalah 5 cm. Setelah sayatan diberi tanah dan
pupuk kandang (1:1), lalu dibungkus dengan plastik atau sabut kelapa.
d) Persiapan Lahan
a. Persiapan
Penetapan areal untuk perkebunan mangga harus memperhatikan faktor kemudahan
transportasi dan sumber air.
b. Pembukaan Lahan
18
19
dapat dibenamkan atau dibuang ke tempat lain agar tidak tumbuh lagi. Penyiangan
juga biasa dilakukan pada waktu penggemburan dan pemupukan.
2. Penggemburan/Pembubunan
Tanah yang padat dan tidak ditumbuhi rumput di sekitar pangkal batang perlu
digemburkan, biasanya pada awal musim hujan. Penggemburan tanah di kebun
mangga cangkokan jangan dilakukan terlalu dalam.
3. Perempelan/Pemangkasan
Pemangkasan bertujuan untuk membentuk kanopi yang baik dan meningkatkan
produksi. Pangkas Bentuk (3 tahap) :
Tahap I: umur 1 tahun setelah tanam pada musim hujan dengan memotong batang
setinggi 50-60 cm dari permukaan tanah dan pemotongan di atas bidang
sambungan. Dari cabang yang tumbuh dipelihara 3 cabang yang arahnya
menyebar.
Tahap II: pemangkasan dilakukan pada ketiga cabang yang tumbuh tersebut setelah
berumur 2 tahun, caranya menyisakan 1-2 ruas/pupus. Tunas yang tumbuh
pada masing-masing cabang dipelihara 3 tunas. Jika lebih dibuang.
Tahapan pemangkasan tersebut akan diperoleh pohon dengan rumus
cabang 1-3-9.
Tahap III : umur 3 tahun, cara sama seperti tahap II, tetapi tunas yang tumbuh
dipelihara semua untuk produksi.
g) Pangkas Produksi
Pemangkasan ini untuk memelihara tanaman dengan memotong cabang mati / kering,
cabang yang tumbuh ke dalam dan ke bawah serta cabang air yaitu cabang muda yang
tidak akan menghasilkan buah. Pemangkasan produksi dilaksanakan segera setelah panen.
h) Pendangiran
Dilakukan 2 kali dalam setahun pada awal dan akhir musim hujan, dengan membalik
tanah (pembumbunan) di sekitar kaca tanaman agar patogen yang ada dalam tanah mati.
i) Mulching (Mulsa)
Pemberian mulsa di akhir musim hujan, menggunakan jerami / sisa-sisa bekas
pangkasan/tanaman sela.
j) Pemupukan
Pupuk organik
1. Umur tanaman 1-2 tahun: 10 kg pupuk kandang, 5 kg pupuk kandang.
Budidaya Tanaman Tahunan Mangga
20
Hama
21
3. Bisul daun (Procontarinia matteiana): Gejalanya yaitu daun menjadi berbisul dan
daun menjadi berwarna coklat, hijau dan kemerahan.
Pengendaliannya
penyemprotan buah dan daun dengan Ripcord, Cymbuth atau Phosdrin tiga kali
dalam seminggu, membakar daun yang terserang, menggemburkan tanah untuk
mengeluarkan kepompong dan memperbaiki aerasi.
4. Lalat buah : Gejalanya yaitu buah busuk, jatuh dan menurunkan produktivitas.
Pengendaliannya dengan memusnahkan buah yang rusak, memberi umpan berupa
larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan insektisida.
5. Wereng (Idiocerus clypealis, I. Niveosparsus, I. Atkinsoni): Jenis wereng ini
berbeda dengan yang menyerang padi. Wereng ini menyerang daun, rangkaian
bunga dan ranting sambil mengeluarkan cairan manis sehingga mengundang semut
api untuk memakan tunas atau kuncup. Cairan yang membeku menimbulkan jamur
kerak hitam. Pengendaliannya dengan insektisida Diazinon dan pengasapan
seminggu empat kali.
6. Tungau (Paratetranychus yothersi, Hemitarsonemus latus): Tungau pertama
menyerang daun mangga yang masih muda sedangkan yang kedua menyerang
permukaan daun mangga bagian bawah. Keduanya menyerang rangkaian bunga.
Pengendaliannya dengan menyemprotkan tepung belerang, insektisida Diazinon
atau Basudin.
7. Codot: Memakan buah mangga di malam hari. Pengendaliannya dengan
membiarkan semut kerangkeng hidup di sela daun mangga, memasang kitiran
angin berpeluit dan melindungi pohon dengan jaring.
Penyakit
22
Gulma
23
warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan, warna buah
mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang dipetik harus masih
keras.
2. Cara Panen
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai
memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah
yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah. Buah mangga
dipanen dengan tangan. Memanen mangga sangat mudah karena dengan tarikan yang
lemah buah yang sudah masak akan lepas. Pemanen biasanya memanjat pohon
mangga dan langsung mengambil buahnya atau menggunakan keranjang yang
diikatkan pada sebatang galah panjang. Kadang-kadang diikatkan pula gunting pada
galah untuk memotong tangkai buah. Bila digunakan gunting, sebuah keranjang yang
diikatkan pada sebatang galah ditempatkan di bawah buah yang akan dipotong, untuk
mencegah jatuhnya buah ke tanah. Jangan sekali-kali merontokkan, melempar, atau
menjatuhkan buah mangga langsung ke tanah. Buah mangga yang telah dipanen tidak
boleh langsung terkena sinar matahari, angin, atau hujan, baik di lapangan mapun
waktu diangkut ke tempat pengemasan.
3. Periode Panen
Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen dilakukan
satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan
sehingga dilakukan beberapa kali panen.
4. Perkiraan Produksi
Pohon muda okulasi menghasilkan 50-100 buah/tahun, meningkat sampai 300500 buah pada umur 10 tahun, 1.000 buah pada umur 15 tahun dan 2.000 buah pada
waktu produksi maksimum di umur 20 tahun.
m) Pasca Panen
Mutu buah mangga sangat berkurang setelah dipanen apabila tidak diambil tindakantindakan yang memadai untuk mengawetkan buah. Dikatakan bahwa di Indonesia sekitar
50% dari haia sekitar 50% dari hasil panen musnah karena penanganan pasca-panen yang
tidak memadai.
1. Pengumpulan
24
Buah hasil panen dikumpulkan di tempat yang teduh. Buah mangga yang telah
dipanen tidak boleh langsung terkena sinar matahari, angin, atau hujan, baik di
lapangan mapun waktu diangkut ke tempat pengemasan.
2. Membersihkan Buah
Bila digunakan gunting untuk memanen buah, setidaknya 10 cm dari tangkai harus
dipertahankan. Dengan demikian getah yang sangat lekat dan mugat lekat dan
mudah mengalir pada buah mangga yang baru dipetik, tidak akan mengotori buah.
Buah mangga, khususnya varietas berwarna hijau di Indonesia, banyak sekali
mengalirkan lateks atau getah dari tangkai yang baru saja dipotong. Getah ini harus
dibersihkan dari buah dengan mencuci buah dengan larutan 100 ppm natrium
hipokhlorit secepatnya setelah buah dipetik, untuk mencegah getah membakar kulit
buah yang selanjutnya dapat menyebabkan buah membusuk. Untuk mengendalikan
Antraknosis buah direndam dalam air hangat bersuhu 520 C selama 1 - 3 menit.
Kendala yang dihadapi pada metode ini ialah bahwa sulit sekali untuk
mempertahankan suhu yang diperlukan dengan peralatan yang tersedia di daerah
pedesaan. Lagi pula metode ini mahal dan buah akan banyak bertambah ringan,
kehilangan lapisan lilinnya dan lebih cepat membusuk sebagai akibat dari
penerapan metode tersebut. Juga, metode air hangat ini lebih baik hasilnya bila
digunakan Benlate, suatu fungisida pascapanen yang dilarang digunakan di
Amerika Serikat dan Eropa. Mengeringkan buah-buah sesudah dicuci atau
direndam dalam air hangat, perlu sekali dilakukan.
3. Penyortiran dan Penggolongan
Mangga yang rusak dipisahkan dengan mangga yang mulus. Setelah sortasi buah
mangga dilap untuk menghilangkan getah yang dapat menurunkan mutu terutama
jika buah akan dipasarkan ke pasar swalayan atau luar negeri. Buah yang akan
dipasarkan di dalam negeri dapat diperam untuk mempercepat pemasakan. Sortasi
didasarkan berat buah atau ukuran buah. Kelas berdasarkan berat buah antara lain:
a. Kelas I: > 320 gram/buah
b. Kelas II: 270 - 320 gram/buah
c. Kelas III: 200 - 270 gram/buah
Sedangkan berdasarkan ukuran buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Klasifikasi Besar: arum manis > 17,5 cm, golek > 20 cm
b. Klasifikasi Sedang: arum manis 15 - 17,5 cm, golek 17,5 - 20 cm
Budidaya Tanaman Tahunan Mangga
25
4. Pengemasan Buah.
Mengemas buah mangga untuk ekspor biasanya dilakukan berlapis-lapis dalam
peti papanserat. Membungkus tiap buah dengan kertas bungkus, adanya bahan
penyangga seperti sebuk gergaji, jerami, dsb, serta sekat-sekat antara tiap buah
mangga (untuk membuat kemasan lebih menarik dan mencegah kerusakan karena
benturan) bervariasi dan bergantung pada tujuan akhir pemasaran. Buah mangga
harus dikemas dengan tangkainya menunjuk ke bawah, untuk mencegah
menetesnya getah di buah.
5. Penyimpanan Buah.
Buah mangga dapat dipertahankan dalam keadaan baik 15-21 hari sesudah
dipanen, bergantung pada varietas, daerah penghasil mangga, dan musim. Buah
mangga berwarna hijau yang telah tua dapat masak pada suhu 21-24 C dan
kelembaban 85-90%. Pada proses masaknya buah klorofil (warna hijau) berkurang
dan terjadi pembentukan antosianin dan karotenoida dalam kulit dan daging.
Etilen dapat digunakan untuk mempercepat dan lebih menyeragamkan menjadi
masaknya buah (100 ppm etilen selama 24-48 jam pada suhu 20C). Menjadikan
buah masak dapat dilakukan di tempat pengangkutan bila waktu transit kurang
dari 5 hari atau di tempat penerimaan bila waktu transit lebih dari lima hari. Perlu
diperhatikan bahwa buah mangga dapat rusak karena suhu rendah/dingin
(kerusakaan faali bila disimpan pada suhu rendah tetapi di atas titik beku air).
Kerusakan oleh suhu rendah ini antara lain terlihat sebagai berubahnya warna
kulit menjadi abu-abu, terbentuknya lobang-lobang pada kulit dan buah tidak
merata menjadi masak (warna buah jelek dan juga rasanya pun tidak enak). Guna
mencegah kerusakan oleh suhu rendah, sebaiknya buah mangga disimpan pada
duhu 10 - 150C. Kisaran ini disebabkan oleh varietas, tingkat masak buah, lokasi,
pengaruh musim pada buah, dan sebagainya.
6. Pengangkutan.
Budidaya Tanaman Tahunan Mangga
26
27
Penjualan buah mangga dari petani kepada pedagang pengumpul biasnaya dilakukan
melalui tiga cara, yakni tebasan, ijon atau kontrak. Sebagian besar petani melakukan
pemasaran mangganya dengan cara tebasan (80%), sisanya dengan cara ijon dan kontrak.
Dalam hal cara ijon dan kontrak, mekanisme penentuan harga sangat didominasi oleh
pedagang. Sedangkan Saluran pemasaran buah mangga segar ke luar propinsi secara
umum adalah Petani pedagang/penebas desa pedagang pengumpul Kecamatan
Pedagang/Grosir di kota besar (Jakarta, Bandung, Denpasar, Semarang) Pedagang
pengecer lokal Konsumen.
Pemasaran mangga sering memanfaatkan teknologi off-season (berbuah diluar
musim). Musim panen alami mangga umumnya terjadi antara bulan November-Januari,
tetapi akan akan menjadi berbeda jika diterapkan cara budidaya dengan teknologi offseasson (berbuah diluar musim). Panen raya bisa 2 kali dalam setahun yaitu pada bulan
Mei-Agustus dan November-Januari. Jika diluar musim bisa mencapai Rp 20.000 - Rp
30.000/kg. Perbandingan harga saat musim dan diluar musim sungguh sangat jauh
sekali,bayangkan jika saat musim harga mangga bisa anjlok dikisaran Rp 1.000Rp
5.000/kg. Sedangkan harga diluar musim bisa melambung sangat tinggi mencapai Rp
20.000/kg Rp 30.000/kg.
Tidak hanya menguasai pasar di dalam negeri, mangga pun dapat menjadi komoditas
ekspor yang patut dipertimbangkan. Paket produksi buah mangga yang dikemas dalam
karton. Hal ini dilakukan untuk mempermudah cara pemasaran produksi mangga. Buah
mangga cepat membusuk bila tidak disimpan pada suhu dingin, dengan demikian sangat
penting untuk secepat mungkin mengangkutnya ke lokasi pemasaran. Indonesia
mengekspor buah mangga ke Singapura dan Malaysia yang hanya memerlukan waktu
angkut beberapa jam dengan kapal laut dari pusat-pusat produksi ke lokasi pemasaran.
28
3. Pupuk
- Pupuk kandang 3 ton/tahun @ Rp. 60.000,- Rp. 1.800.000,- Urea 28 kg @ Rp. 1.115
Tahun ke 1 dan 2 @ Rp. 31.220,- Rp. 62.440,Tahun ke-3 Rp. 49.060,Tahun ke-4 Rp. 61.325,Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 92.545,- Rp. 555.270,- TSP 11 kg @ Rp. 1.600,Tahun ke-1 Rp. 17.600,Tahun ke-2 Rp. 26.400,Tahun ke-3 Rp. 52.800,Tahun ke-4 Rp. 61.600,Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 88.000,- Rp. 528.000,- KCl 11 kg @ Rp. 1.650,Tahun ke-1 Rp. 18.150,Tahun ke-2 Rp. 27.225,Tahun ke-3 Rp. 36.300,Tahun ke-4 Rp. 45.305,Tahun ke-5 s/d ke-10 @ Rp. 72.600,- Rp. 435.600,4. Pestisida
- Furadan 3 kg @ Rp. 12.500,- Rp. 370.500,5. Peralatan
- Cangkul 2 buah @ Rp. 10.000,- Rp. 20.000,- Koret 2 buah @ Rp. 5.000,- Rp. 10.000,- Parang 1 buah @ Rp. 7.000,- Rp. 7.000,- Sprayer 0,1 buah @ Rp. 25.000,- Rp. 25.000,6. Tenaga kerja
- Pembersihan lahan 30 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 225.000,- Pembuatan drainase 25 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 187.500,- Pengajiran 4 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 30.000,- Pembuatan teras piringan 20 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 150.000,- Pembuatan lubang tanam 15 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 112.500,- Pemupukan dasar 5 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 37.500,Budidaya Tanaman Tahunan Mangga
29
- Penanaman 7 HOK @ RP. 7.500,- Rp. 52.500,- Penyulaman 6 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 45.000,- Penyiangan 20 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- Rp. 1.500.000,- Pemupukan 10 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (ke 2 -10) Rp. 675.000,- Perlindungan tanaman 4HOK/tahun @ Rp. 7.500,- Rp. 300.000,- Perbaikan drainase 12 HOK/tahun @ Rp. 7.500,- (2-9) Rp. 810.000,- Pemangkasan 10 HOK/th @ Rp. 7.500,- (ke-5 - 10) Rp. 450.000,7. Panen dan pasca panen
- Pemanenan
Tahun ke-5, 22 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 165.000,Tahun ke-6, 35 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 264.000,Tahun ke-7, 48 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 363.000,Tahun ke-8, 62 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 462.000,Tahun ke-9, 75 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 561.000,Tahun ke-10, 84 HOK @ Rp. 7.500,- Rp. 627.000,- Kemasan dan pemasaran
Tahun ke-5 Rp. 330.000,Tahun ke-6 Rp. 528.000,Tahun ke-7 Rp. 686.000,Tahun ke-8 Rp. 892.000,Tahun ke-9 Rp. 1.160.000,Tahun ke-10 Rp. 1.508.000,Jumlah biaya produksi dalam 10 tahun Rp. 32.479.675,2) Pendapatan
- Tahun ke-5: 5.500 buah @ Rp. 500,- Rp. 2.750.000,- Tahun ke-6: 8.800 buah @ Rp. 500,- Rp. 4.400.000,- Tahun ke-7: 12.100 buah @ Rp. 500,- Rp. 6.050.000,- Tahun ke-8: 15.400 buah @ Rp. 500,- Rp. 7.700.000,- Tahun ke-9: 18.700 buah @ Rp. 500,- Rp. 9.350.000,- Tahun ke-10: 20.900 buah @ Rp. 500,- Rp. 10.450.000,Jumlah Pendapatan Rp. 40.700.000,3) Keuntungan :
1. Dalam 10 tahun Rp. 8.220.325,Budidaya Tanaman Tahunan Mangga
30
31
32
September sampai November. Di masa pemulihan, tanaman yang berada pada fase vegetatif.
Tunas daun, ranting dan cabang muda muncul menggantikan yang tua. Di saat itulah tanaman
mengumpulkan energi untuk beerbunga di fase berikutnya yaitu fase generatif. Tanaman
memasuki fase generatif setelah mengalami kekeringan pada musim kemarau pada bulan Mei
sampai Juni.
Pada tahun 2010 periode kering tanaman hampir tidak terjadi. Kondisi lingkungan
yang memicu pembungaan serempak pun tidak ada hingga akhir tahun 2010. Munculnya
bunga pada awal 2011 diperkirakan bukan karena cekaman kekeringan, tetapi karena
perubahan suhu. Suhu di atas 33oC yang datang sesekali pada November sampai Januari
membuat mangga terpicu berbunga meski pengaruhnya tidak sebesar karena kekeringan.
Perubahan suhu berulang itu menyebabkan induksi bunga berulang. Maka bunga akan
muncul secara bertahap sehingga bunga, pentil, dan buah mudapun muncul secara bersamaan.
Sementara tunas daun pada tandan bunga menunjukkan iklim basah yang dialami tanaman.
Munculnya bunga, buah muda dan daun muda yang bersamaan sepintas sangat
menggembirakan. Panen raya dapat dilakukan pada bulan April sampai Agustus atau di luar
musim yang sebenarnya. Para pekebun mangga juga telah membayangkan harga mangga
yang akan naik dua sampai tiga kali lipat dan bakal meraup keuntungan yang sangat berlipat
ganda dibandingkan dengan harga normal. Namun, dibalik itu ada ancaman buat pekebun bila
tidak dicegah sesegera mungkin.
Ancaman pertama ialah gagalnya penyerbukan bunga. Hal tersebut karena bunga
muncul ketika setiap hari hujan turun. Terpaan air hujan membuat bunga rontok. Kelembaban
dimusim hujan yang tinggi pun membuat bunga yang bertahan gagal diserbuki. Itu karena
serbuk sari berkecambah sebelum menyentuh putik. Bunga yang berhasil diserbuki pun
mendapat ancaman serangan cendawan yang populasinya meningkat di musim hujan.
Begitu bunga menjadi buah muncul ancaman berikutnya yaitu adanya antraknosa
Colletotrichum gloeosporiodes. Cendawan itu membuat kualitas mangga menurun. Kulit
buah penuh dengan bulatan hitam yang tembus hingga ke daging buah. Buah yang
dihasilkanpun tak layak unuk dipanen. Tingkat keruakan bisa mencapai 80% dari total panen.
Maka penen mangga di luar musim yang diharapkanpun akan lolos dari genggaman.
2. Solusi atau Pemecahan Masalah
Kemurahan alam tak bisa diandalkan untuk menjaga ancaman itu datang.
Dibutuhkan investasi pekebun untuk mencegah bencana itu datang. Dua investasi terbear
yaitu memberi eksra nutisi dan pestisida. Pupuk mutlak diberikan karena tanaman yang
Budidaya Tanaman Tahunan Mangga
33
semestinya sedang memulihkan dirinya justru energinya tersedot untuk pembungaan dan
pembuahan.
Pupuk organik seperti pupuk kandang yang sudah matang bisa menjadi pilihan
investasi. Jumlahnya tergantung diameter tajuk tanaman. Rumus sederhananya adalah sebagai
berikut :
Jumlah pupuk kandang
Jumlah NPK
Jumlah dolomit
Pupuk kandang dan NPK membanu penyediaan dan penyerapan hara. Kalsium dari kapur
memperbaiki mutu buah agar tidak mudah pecah dan busuk karena menambah ketegaran sel.
Smentara magnesium pada dolomit juga membantu menyusun klorofil sehingga dapat
mempertahankan laju fotosintesis yang umumnya rendah dimusin hujan.
Investasi pestisida mutlak diberikan sejak bunga muncul. Cendawan penyebab
antraknosa yang menyerang sejak pembentukan tunas bunga hingga pemasakan buah itu
dapat di atasi dengan kombinasi fungisida berbahan aktif 0,25% mancozeb dan 0,2%
dicitiphos. Kedunya dapat diberikan bersamaan dengan pupuk daun setiap 7-10 hari sekali
sejak munculnunas bunga hingga buah hampir masak.
Penyemprotan dihentikan menjelang buah matang karena keduanya tergolong
fungisida sistemik. Sebagai alternatif dapat pula dipilih fungisida alami seperti yiest alias
kapang. Contohnya kapang Deboryomyces dan Schizosaccharomyces sp yang dilaporkn
mampu menekan antraknosa pada apel. Dengan modal investasi itu diharapkan panen raya
pada AprilAgustus bisa dipetik para pekebun, bukan sebaliknya (Sobir, 2011).
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Mangga merupakan tanaman tahunan yang dapat dimakan langsung sebagai buah
segar ataupun bentuk olahan dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
2. Tekhnik budidaya mangga meliputi pembibitan (biji, okulasi, dan cangkok),
pengolahan lahan, pemeliharaan (pemupukan, penyiraman, pendangiran), pemanenan,
penyimpanan, pengemasan, pemasaran.
3. Permasalah mangga saat ini adalah adanya anomali iklim (musim hujan dan kemarau
tidak menentu) yang menyebabkan tanaman berbunga pada saat hujan turun sehingga
banyak pentil yang rontok. Permasalahan yang lainnya yaitu tumbuhnya bunga
bersamaan dengan tumbuhnya tunas baru sehingga diperlukan pemupukan yang
optimal serta penggunaan pestisida yang tepat.
B. Saran
Adanya anomali iklim mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman
mangga menjadi abnormal. Maka dari itu diperlukan perawatan seperti pemupukan,
pendangiran, penyiraman, pemberian pestisida serta perempelan yang sesuai. Dengan
melakukan hal-hal tersebut diharapkan petani atau pekebun mangga tidak akan mengalami
gagal panen serta memperoleh hasil yang optimal.
35
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Manfaat Buah Mangga. http://www.indonesiaindonesia.com/f/19079manfaat-buah-mangga/. Diakses tanggal 28 April 2011
Anonim. 1998.. Celah-celah Usaha Terpilih. Trubus 345 : 28-29.
Anonim. 1998. Memperbanyak Mangga di Pohon. Trubus 345 : 4-8.
Marhijanto, B. dan Wibowo, S. 1994. Bertanam Mangga. Arkola, Surabaya.
Pracaya. 1998. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya, Jakarta
Pracaya. 2006. Bertanam Mangga. Penebar Swadaya, Jakarta.
Putra.
2009.
Mangga
Buah
yang
Digemari.
http://putrapannjalutheforestmade.blogspot.com/2009/01/mangga-buah-yang-digemari.html. Diakses tanggal 28 April 2011
36
LAMPIRAN
(Pembibitan)
(cara okulasi)
( Hasil Okulasi)
37
(Cara mencangkok)
(Bibit Cangkok)
38
39