Anda di halaman 1dari 5

A.

Hama Pada Tanaman Terung

1. Kumbang Daun (epilachna spp.)

Hama ini membuat permukaan daun tidak rata, ada lubang dan memiliki warna kuning serta layu.
Kumbang pemakan daun Epilachna sp. merupakan hama yang dominan pada tanaman terung fase
vegetatif dan fase generatif. Imago kumbang ini berwarna jingga kusam dengan bintik-bintik hitam
pada elitranya dan panjang tubuhnya berkisar antara 5-8 mm. Larvanya berwarna kuning dan terdapat
seta yang terl;ihat seperti duri pada bagian tubuhnya. Baik larva maupun imago merusak tanaman
dengan memakan lapisan epidermis di bawah daun tetapi bagian atas daun tetap utuh. Sehingga daun
yang terserang tinggal kerangka dan menjadi kering seperti jaring.

Kumbang Epilacna sp. aktif makan terutama pada pagi hari sedangkan pada siang hari aktivitas
makannya menurun, pada sore hari kembali aktif makan dan kemudian menjelang malam aktifitas
makannya menurun lagi. Pada tanaman terung fase vegetatif populasi kumbang Epilachna sp.
meningkat pada bulan Desember. Peningkatan ini dipengaruhi oleh umur tanaman, kumbang
Epilachna sp. lebih menyukai tanaman muda sebelum berbunga. Sedangkan pada fase generatif
populasi kumbang Epilachna sp. cenderung mengalami penurunan memasuki bulan November. Hal
ini disebabkan karena hujan yang turun secara terus-menerus dan umur tanaman yang semakin tua.
Pada bulan Desember tanaman terung fase generatif tidak ada lagi karena telah mencapai akhir usia
tanaman.

Pengendalian:
Pengendalian hama ini dapat dilakukan secara manual dengan cara mengambil kumbang tersebut lalu
dimusnahkan atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan melakukan penyemprotan insektisida
sesuai dosis yang ditentukan.

2. Kutu daun (Aphis spp).

Hama ini menyerang tanaman terong pada bagian daun yang masih muda sehingga daun akan rusak,
tidak beraturan dan daun akan kering dan mati.
Tanaman yang diserang oleh kutu daun , daunnya akan mengeriting karena cairan dalam daun dihisap
oleh hama ini. Pada serangan hebat akan menyebabkan pertumbuhan tanaman mengerdil. Hama ini
juga merupakan vektor (pembawa) penyakit virus. Hama dapat mengeluarkan kotoran "embun madu`,
sehingga kadang pada tanaman yang terdapat banyak kutu ini akan ditemui semut-semut yang akan
memamfaatkan kotorannya. Embun madu yang dapat menjadi media tumbuhnya jamur jelaga yang
dapat menutupi daun dalam proses fotosintesa. Kutu daun termasuk dalam famili Aphididae ordo
Homoptera, serangga ini bertubuh lunak, berukuran 4-8 mm. Kelompok Aphids biasanya berkoloni di
bawah permukaan daun atau sela-sela daun, hama ini mengekskresikan embun madu, adanya embun
madu yang dikeluarkan kutu daun dapat dilihat dengan terdapatnya semut atau embun jelaga yang
berwarna hitam. Munculnya embun jelaga ini menyebabkan permukaan daun tertutupi sehingga akan
menghambat proses fotosintesis. Aphids menyerang tanaman Cabe, Paprika, Timun, Semangka,
Melon, Kubis, Terong dan Kailan.

Cara pengendalian
 Pengendalian secara bercocok tanam/kultur teknis, meliputi cara-cara yang mengarah pada
budidaya tanaman sehat yaitu : terpenuhinya persyaratan tumbuh (suhu, curah hujan, angin,
ketinggian tempat, tanah), pengaturan jarak tanam, pemupukuan, dan pengamatan pada kanopi
tunas seluas 0,25 m2. Hitung serangga dewasa yang ada setiap 2 minggu.
 Pengendalian mekanis dan fisik, dilakukan dengan membersihkan kebun/ sanitasi terhadap gulma
atau dengan menggunakan mulsa jerami di bedengan pembibitan jeruk, serta membunuh langsung
serangga yang di-temukan.
 Pengendalian biologi, dengan memanfaatkan musuh alami predator dari famili Syrphidae,
Menochillus sp., Scymnus sp. (Coccinelidae), Crysophidae, Lycosidae dan parasitoid Aphytis sp.
 Pengendalian kimiawi, dengan menggunakan insektisida selektif dan efektif sesuai rekomendasi,
dilakukan secara spot spray pada tunas bila tunas terserang 25 %. Misalnya Lannate 25 WP, Razor
360 SC

3. Tungau (Tetranynichus spp)

Hama ini menyebabkan permukaan daun berbintik cokelat kehitaman serta daun akan berlubang
dan layu, Cara pengendalian hama ini umumnya dilakukan dengan sanitasi lahan, melakukan
perendaman benih dengan larutan sebelum tanam serta penjarangan tanaman. Selain itu bisa juga
dengan cara kimiawi yaiu dengan cara melakukan penyemprotan dengan insektisida sesuai dengan
dosis yang dianjurkan.

4. Ulat Buah (Helicoverpa armigera hubn)


Hama ini menyerang buah baik itu muda atau tua yang mengakibatkan buah akan berlubang lalu
busuk dibagian dalamnya. Pengendalian dengan cara manual yaitu dengan membuang buah yang
terserang dan melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu
dengan melakukan penyemprotan buah dengan insektisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

Siklus Ulat Buah

5. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon Hufn)

Hama ini menyerang tanaman muda atau tanaman dalam proses pembenihan, hama ini
menyebabkan tanaman membusuk lalu mati. Pengendalian
Hama ini dapat dikendalikan dengan cara manual yaitu dengan penggunaan benih yang
berkualitas dan tahan terhadap hama serta melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa juga
dengan cara kimiawi yaitu dengan menyemprotkan insektisida sesuai dengan anjuran.
6. Ulat Grayak (Spodoptera litura F.)
Hama ini menyerang daun yang muda ataupun tua, biasanya daun yang terserang akan berlubang dan
bentukya tidak beraturan. Cara Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu
dengan mengambil ulat lalu dimusnakan dan juga melakukan sanitasi lahan dengan baik atau bisa
juga dengan cara kimiawi yaitu dengan cara melakukan penyemprotan insektisida sesuai dengan dosis
yang dianjurkan.

7. Kutu Kebul

Hama ini dapat menyebabkan daun mengkerut, keriting dan tanaman akan menjadi
kerdil. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan rotasi tanaman, melakukan
penyiangan gulma dan juga tanaman inang serta melakukan penyemprotan akarisida.

B. Penyakit Tanaman Terong

1. Bercak Daun

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Cercospora sp. Tanaman yang terserang penyakit ini
akan memiliki bercak cokelat kehitaman pada permukaan daun sehingga dau layu dan
kering. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan penggunaan
benih yang berkualitas dan juga melakukan sanitasi lahan dengan baik. Selain itu bisa juga
dengan cara kimiawi yaitu dengan melakukan penyemprotan fungisida sesuai dengan dosis.
2. Busuk Buah.
Penyakit busuk buah disebabkan oleh cendawan Phytophtora sp. Buah yang terseranmg penyakit
ini akan memiliki bercak berwarna cokelat kehitaman lalu buah akan busuk dan mudah
jatuh. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara memetik
lalu membuang buah yang busuk atau bisa juga dengan cara kimiawi yaitu dengan cara
melakukan penyemprotan fungisida sesuai dengan anjuran.

3. Antraknosa

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Gloesporium melongena. Permukaan daun tanaman yang
terserang penyakit ini akan memiliki bercak coklat kehitaman, daun keriting dan
menggulung. Pengendalian penyakit  ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan cara
melakukan sanitasi lahan, menggunakan benih yang tahan penyakit dan melakukan penjarangan
tanaman atau bisa dengan cara kimiawi yaitu dengan cara melakukan penyemprotan fungisida
sesuai dengan dosis yang dianjurkan.

4. Rebah Semai

Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Rhizoctonia solani dan Phthium spp. Penyakit ini
menyeran tanaman saat pembibitan atau persemaian, tanaman yang terserang akan menguning,
layu lalu mati. Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dengan
melakukan sanitasi lahan dan juga penggunaan benih yang berkualitas atau bisa juga dengan cara
kimiawi yaitu dengan cara melakukan penyemprotan dengan menggunakan fungisida yang sesuai
dengan dosis yang berlaku.

5. Layu Bakteri

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Penyakit ini membuat tanaman
layu dan mati. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan sanitasi lahan
atau juga dengan melakukan penyemprotan bakterisida sesuai dengan anjuran.

Anda mungkin juga menyukai