Anda di halaman 1dari 8

PERBANYAKAN VEGETATIF PADA UBI KAYU

(LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI)

Disusun oleh:

Ira Sella Rahayu Wangi (361541311123)


Sydney Safira Dewi (361541311126)
Nanang Kurniawan (361541311133)
Jeki Tri Handoko (361541311139)
Mohammed Akmal M. P (361541311142)
Nurma Aprilia (361541311144)
Christopher Sam M. S (361541311134)

PROGRAM STUDI D-IV AGRIBISNIS


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ubi kayu adalah salah satu makanan pokok yang dikonsumsi
masyarakat Indonesia. Kandungan yang terdapat dalam ubi kayu adalah
karbohidrat. Sehingga ubi kayu sangat bermanfaat sebagai sumber energi bagi
manusia. Ubi kayu dapat dikembangbiakan secara vegetatif buatan yakni
dengan mengenten atau grafting. Grafting dilakukan untuk menggabungkan
sifat-sifat unggul dari dua tanaman, sehingga diperoleh satu tanaman yang
memiliki sifat-sifat unggul.
Perbanyakan secara vegetatif memiliki keuntungan, yakni
menghasilkan populasi yang lebih seragam dalam waktu relatif singkat,
memiliki sifat yang sama dengan induknya dan merupakan gabungan yang
diinginkan serta berproduksi lebih cepat.Grafting merupakan cara
perbanyakan vegetatif yang memerlukan penanganan hati-hati.salah satu
penyebab atau faktor kegagalan dalam grafting adalah faktor lingkungan,
faktor tanaman dan faktor pelaksanaan.
Berdasarkan uraian diatas maka perlu di perhatikan untuk melakukan
grafting ubi kayu secara vegetatif dengan melihat pelaksanaan yang paling
sesuai untuk mencapai keberhasilan grafting.

1.2 Rumusan masalah


Apa syarat tumbuh agar pertumbuhan ubi kayu optimal ?
Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ubi kayu ?
Apa saja faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam melakukan grafting?
Bagaimana hasil pengamatan tanaman ubi kayu secara drafting selama 1
bulan ?

1.3 Tujuan praktikum


Mengetahui syarat tumbuh agar pertumbuhan ubi kayu optimal
Mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ubi kayu
Mengetahui faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam melakukan
grafting?
Mengetahui hasil pengamatan tanaman ubi kayu secara drafting selama 1
bulan

1.4 Manfaat praktikum


Dapat mengetahui syarat tumbuh agar pertumbuhan ubi kayu optimal
Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ubi kayu
Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam melakukan
grafting?
Mengetahui hasil pengamatan tanaman ubi kayu secara drafting selama 1
bulan

1.5 Alat dan bahan


Batang ubi kayu kuning
Batang ubi kayu putih
Tanah
Pisau
Tali rafia
Lidi
Kompos
Polybag
Plastik

1.6 Langkah-langkah praktikum


1. Menyiapkan batang ubi kayu kuning atas dan ubi kayu putih bawah, yang
berdiameter sama
2. Memotong stek batang bawah sepanjang 25 30 cm, dan stek batang atas
sepanjang 10 cm, dengan kemiringan 45.
3. Masukkan lidi pada bagian tengah batang dengan panjang 10 cm, untuk
memperkuat sambungan.
4. Mengikat tali rafia pada bagian sambungan dengan rapat.
5. Menutupi bagian atas batang, agar tidak mudah untuk kering.
6. Memasukkan tanah kedalam polybag dan mencampurnya dengan kompos.
7. Memberi sedikit air dan mengaduk tanah dalam polybag hingga rata.
8. Menancapkan ubi kayu ke dalam polybag sedalam 5-10 cm.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perbanyakan tanaman dapat berlangsung dengan dua cara yaitu generatif


dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu sebagai hasil dari perkawinan
antara 2 individu atau bagian dari individu yang terpisah, sehingga sifat-sifat dari
orang tuanya bercampur, misalnya dengan spora atau dengan biji. Perbanyakan
secara vegetatif yaitu perbanyakan dengan memakai bagian dari tanaman
(Sianipar dan Philippus, 1981).
Pembiakan tak kawin berlangsung dengan cara pelepasan organ vegetatif
dari tumbuhan induknya yang kemudian tumbuh menjadi individu baru.
Pembiakan aseksual berlangsung tanpa perubahan-perubahan kromosom.
Sehingga sifat yang diturunkan sama dengan sifat induknya (Jumin, 1994).
Perbanyakan vegetatif pada umumnya menggunakan stek, okulasi, layering udara,
dan lain-lain. Media yang digunakan dalam teknik ini adalah pupuk organik
seperti pupuk hijau, kompos, sekam padi, kotoran, dan serbuk gergaji (Sumiarsi
dan Priadi, 2004).
Menyambung adalah menempelkan atau menyambung bagian tanaman ke
bagian lainnya sehingga tercapainya persenyawaan yang membentuk tanaman
baru. Seperti halnya pembiakan vegetatif lainnya, menyambung tidak mengubah
susunan genetis tanaman baru dan sama dengan tanaman induk. Menyambung
ditujukan untuk memperoleh tanaman yang cepat berbuah, memperbaiki tanaman
yang rusak dan untuk memperbaiki sifat batang atas (Jumin, 1994). Menurut
Andriance dan Brinson (1955) bahwa penyambungan atau grafting adalah cara
memperbanyak tanaman dengan menyatukan dahan tanaman satu ke tanaman
yang lain dan tumbuh menjadi satu tanaman. Budding merupakan salah satu
bentuk grafting, dimana tanaman induk merupakan bagian kulit kecil dari pohon
yang mengandung satu mata tunas.
Pada perbanyakan vegetatif dengan sambung pucuk proses pertautan
antara batang atas dan batang bawah harus berlangsung baik agar transportasi zat-
zat makanan menjadi lebih lancar dan dapat menstimulasi pertumbuhan tunas.
Semakin panjang tunas maka semakin panjang pula buku-buku batang terbentuk
sehingga jumlah daun semakin banyak (Hume, 1975).
Menurut Ribu Surbakti (2004) bahwa persentase keberhasilan
penyambungan tanaman adalah 93%. Kadar karbohidrat pada ubi kayu tanpa
perlakuan sambung pucuk adalah 30,40 gr 32 gr/100 gr bahan. Kadar glukosa
hasil sambungan pucuk adalah 35 gr 35,40 gr/100 gr bahan, ini berarti terjadi
kenaikan kadar glukosa

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Syarat Tumbuh agar Pertumbuhan Ubi Kayu Optimal


Produksi optimal ubi kayu memperlukan curah hujan sebatas 150-200
mm pada umur 1-3 bulan dan 100-150 mm pada fase menjelang dan saat
panen. Berdasarkan karakter iklim di Indonesia dan kebutuhan air tersebut,
ubi kayu dapat dikembangkan di hampir semua kawasan, baik di daerah
beriklim basah maupun kering, sepanjang air tersedia sesuai kebutuhan
tanaman tiap fase pertumbuhan. Serta jenis lahan yang didominasi oleh tanah
alkalin dan tanah masam, kurang subur dan peka terhadap erosi. (Wargiono,
dkk., 2006).

3.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ubi Kayu Drafting


Keberhasilan penanaman ubi kayu dengan cara drafting dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain: Kerapatan batang bagian atas dan bagian bawah;
Menyatu atau tidaknya kambium batang atas dan bawah; Penyiraman dan
curah hujan yang tepat; ubi kayu tidak boleh tergenang air terlalu lama.

3.3 Hasil pengamatan tanaman ubi kayu secara drafting selama 1 bulan.
No Minggu Perawatan Sampel (cm)
A B C D
Ke -
1 Pertama Penyiraman pagi - sore, dan penyiangan. - - - -
2 Kedua Penyiraman pagi - sore, dan penyiangan. 0,6 0,2 0,4 -
3 Ketiga Penyiraman pagi - sore, dan penyiangan. 1,7 1,4 1,5 -
4 Keempat Penyiraman pagi - sore, dan penyiangan. - - - -
Pada minggu 1 semua sampel tanaman ubi kayu belum ada yang tumbuh.
Minggu ke-2 sampel ubi kayu A, B, dan C pada bagian atas mulai tumbuh dengan
panjang masing-masing 0,6 cm, 0,2 cm, dan 0,4cm. Sementara untuk sampel D
mulai nampak syarat kegagalan dalam proses drafting, yaitu: bagian atas dan
bagian bawah kurang rapat. Minggu ke-3 sampel ubi kayu A, B dan C mengalami
pertumbuhan yang cukup pesat yaitu dengan panjang masing-masing 1,7 cm, 1,4
cm, dan 1,5 cm. Sementara sampel ubi kayu D mulai mengering dan tidak ada
perubahan. Minggu ke-4 sampel ubi kayu A dan B tunas yang tumbuh dipatahkan
oleh manusia atau hewan, sementara sampel C tunas layu dan ubi kayu bagian
atas bergoyang sehingga kedua sampel ini mulai mengalami kegagalan dalam
proses drafting. Sementara sampel ubi kayu D tidak ada perubahan sama sekali,
dan ubi kayu bagian atas mulai menjamur dan kering.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perbanyakan vegetatif dengan cara grafting merupakan salah satu
perbanyakan tanaman yang tidak terlalu sulit. Namun, yang menetukan
berhasil atau tidaknya perbanyakan ini adalah tingkat menyatunya kambium
satu dengan kambium yang lainnya, tingkat umur setiap batang tidak boleh
terlalu muda ataupun terlalu tua, dan besar kecilnya batang yang akan
digrafting (harus sama). Selain itu, kerapatan juga penting, jika kerapatan
kurang maka akan ditumbuhi jamur dan batang atas akan kering, sedangkan
jika kerapatan cukup maka bagian atas akan tumbuh daun dan tali pengikat
bisa dilepaskan

DAFTAR PUSTAKA

Adriance, G.W. and Brison, F.R.1955. Propagation of Horticultual Plants. Mc-Hill


Book Company, New York.

Hume, H. 1975. Citrus Fruits. The Macmillan Company , New York

Jumin, H.S. 1994. Dasat-Dasar Agronomi. PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Sianipar , M. dan G.A. Philippus .1981. Bercocok Tanam untuk Sekolah Pertanian
Pembangunan. C.V. Yasaguna , Jakarta.
Sumiarsi, N. and D. Priadi. 2004. Plant propagation of forest tree and ITS problem
in Indonesia : A Case Study of Industrial Forest Estate 12:10

Surbakti, Ribu. 2004. Pengaruh Manipulasi Genetika dengan Metode Sambung


Pucuk (Grafting) antara Ubi Kayu Racun dengan Ubi Kayu Biasa
(manihot utilisima) terhadap Peningkatan Kadar Karbohidrat dan Produksi
Umbi yang Dihasilkan. Sains kimia 8(1). Hal 15-18.

Wargiono, J., A. Hasanuddin, dan Suyamto. 2006. Teknlogi Produksi Ubi Kayu
Mendukung Industri Bioethanol. Puslitbangtan Bogor. 42 hlm.

Anda mungkin juga menyukai