Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AGROTEKNOLOGI
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (Zea mays saccharata)
Dosen : Adelina Maryanti, S.Si, M.Sc.
Asisten Dosen : Noer Arif Hardi, S.P, M.P

DI SUSUN OLEH:
NAMA : Raditya Adi Putra
NPM : 224110160
KELAS : C. Semester 2

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT, karena rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktikum Dasar-Dasar
Agroteknologi.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Adelina
Maryanti, S.Si, M.Sc dan Noer Arif Hardi, S.P, M.P yang telah mengarahkan dan
membimbing dalam penulisan laporan.

Laporan praktikum ini menjelaskan tentang judul praktikum, tujuan, pelaksanaan


praktikum, parameter, dan jadwal kegiatan praktikum mata kuliah Dasar-Dasar
Agroteknologi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan praktikum ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
untuk memperbaiki kesalahan laporan praktikum ini. Akhirnya, penulis berharap
semoga laporan praktikum Dasar-Dasar Agroteknologi ini dapat bermanfaat sebagai
pedoman dalam pelaksanaan praktikum dalam usaha peningkatan kemampuan
mahasiswa/i dalam bidang ilmu pertanian baik teori ataupun praktikum.

Pekanbaru,10 Maret 2023

Raditya Adi Putra


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Tujuan Praktikum................................................................................................5
1.3 Manfaat Praktikum.............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................6
BAB III BAHAN DAN METODE..................................................................................11
3.1 Tempat dan Waktu.............................................................................................11
3.2 Bahan dan Alat..................................................................................................11
3.3 Pelaksanaan Praktikum.....................................................................................11
3.4 Parameter Pengamatan......................................................................................13
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................................14
4.1 Tinggi Tanaman................................................................................................14
4.2 Umur Berbunga.................................................................................................15
4.3 Umur Panen......................................................................................................16
4.4 Jumlah Buah Per Tanaman................................................................................17
BAB V PENUTUP..........................................................................................................19
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................19
5.2 Saran.................................................................................................................19
RINGKASAN..................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21
LAMPIRAN....................................................................................................................22
BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

I.2 Tujuan Praktikum

Ada pun kegiatan praktikum ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut

1. Untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman jagung berdasarkan


pengaturan jarak tanam.
2. Untuk melihat dan mengetahui penampilan tanaman akibat persaingan antara
tanaman dalam memperebutkan faktor-faktor lingkungan (cahaya, air, hara, dll).
I.3 Manfaat Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jagung (Zea Mays L) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Berdasarkan temuan-temuan genetik, antropologi,
dan arkeologi di ketahui bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah (Anonim,
2012).
Klasifikasi Tanaman Jagung
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales Famili: Poaceae(suku rumput-rumputan)
Genus : Zea
Spesies : Zea mays L.
Jagung manis atau yang sering disebut sweetcorn dikenal di Indonesia pada awal
1980 melalui hasil persilangan (Koswara, 1986). Sejak itu jagung manis di Indonesia
mulai ditanam secara komersial karena penanamannya yang sederhana dan digemari
oleh masyarakat.
BAB III BAHAN DAN METODE

III.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar agroteknologi ini di laksanakan di Kebun


Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution Km
11, Kelurahan simpang tiga, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Waktu praktikum
di laksanakan dari tanggal 9 maret 2023 sampai .
III.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah benih jagung,
pupuk Urea, NPK, KCL dan pupuk kandang. Sedangkan alat yang yang digunakan pada
praktikum ini adalah gembor, cangkul, meteran, dan alat tulis.
III.3 Pelaksanaan Praktikum

1. Pengolahan lahan
Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa tanaman sebelumnya, kemudian
dicangkul dan tanah digemburkan. Masing-masing individu luas bedengan 2 m x 2
m, tinggi bedengan 30 cm dan luas parit 50 cm.
2. Pemberian pupuk kandang atau pupuk dasar.
Pupuk kandang yang sudah matang diberikan pada setiap bedengan setelah
dilakukan pengolahan tanah. Masing-masing bedengan diberikan 1 karung pupuk
kandang dan dibiarkan 1-2 minggu sebelum tanam.
3. Penanaman
Penanaman jagung dilakukan secara serentak. Pada praktikum ini pola tanam
tanam bervariasi. Berikut pola tanam yang digunakan pada praktikum ini.

Gambar 1. pola tanam 1 Gambar 2. pola tanam 2


Gambar 3. Pola tanam 3 Gambar 4. Pola tanam 4

Saya menggunakan pola tanam 1 (85 cm x 42,5 cm) dengan populasi 30


tanaman/bedengan. Penanaman dilakukan dengan cara tunggal dengan kedalaman
lobang tanam 5 cm dengan jumlah 2 benih/lubang tanam. Penyisipan dilakukan 1
minggu setelah tanam, terhadap benih yang tidak tumbuh.

4. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, NPK, dan KCL. Pada
praktikum ini perlakuan pemupukan pertama dilakukan pada saat penanaman benih.
Pemupukan kedua seminggu setelah penanaman menggunakan pupuk Urea, NPK,
dan KCL deangan dosis 5g/ lubang tanaman. Pemupukan ketiga dilakukan pada
minggu ke 7 dengan memberikan pupuk NPK
5. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dengan melihat kondisi kelembaban tanah. Hal ini
menyangkut ketersediaan air bagi pertumbuhan tanaman. Apabila di rasa kurang
air perlu dilakukan penyiraman. Tetapi penyiraman biasanya dilakukan 2 kali
sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 1 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang
masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan
jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih
belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman
berumur 15 hari.
6. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pada praktikum ini hanya hama saja yang menyerang tanaman jagung yaitu
semut, untuk pengendaliannya di lakukan dengan pemberian furadan sesuai
dengan dosis. Pemberian furadan ini dilakukan setelah penyiraman pada sore
hari dengan cara taburkan disekitar tanaman. Untuk penyakit yang menyerang
tanaman jagung pada praktikum ini tidak ada.
7. Panen
Panen dilakukan pada saat bunga betina pada tongkol sudah terlihat kecoklatan
pekat, atau pemanenan juga dapat di tandai dengan biji yang kering, keras, dan
mengkilat, apabila ditekan tidak membekas. Pemanenan dilakukan dengan cara
mematahkan tongkol dari batang tanaman jagung tersebut.
III.4 Parameter Pengamatan

Pada praktikum ini di lakukan pengamatan dengan cara menghitung dan


mengukur:
1. Tinggi tanaman
Pada pengamatan tinggi tanaman ini dilakukan pada saat tanaman mulai
berumur sekitar 2 minggu setelah tanam, pengamatan selanjutnya dengan interval 1
minggu sekali sampai munculnya bunga. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan
menggunakan penggaris dan meteran, pengukuran ini dilakukan dengan cara mengukur
dari titik tumbuh (pangkal batang) sampai pada daun dibagian paling atas.
3. Umur berbunga
Pada pengamatan umur berbunga ini dihitung mulai dari setelah tanam hingga
munculnya bunga, yang di amati pada tanaman ini adalah umur munculnya bunga
jantan (pollen) dan umur munculnya bunga betina (stigma)
4. Umur panen
Pada pengamatan umur panen ini dihitung mulai dari saat tanam sampai pada
saat panen.
5. Jumlah buah per tanaman
Pengamatan jumlah buah per tanaman ini dilakukan pada saat setelah panen
dengan cara menghitung jumlah buah per tanaman.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Tinggi Tanaman
Data hasil pengamatan tinggi tanaman jagung dengan perlakuan jarak tanam
85cm x 42,5 cm dapat dilihat pada tabel

Sampel Tinggi Tanaman(cm)


Minggu 2 Minggu 4 Minggu 7 Minggu 8 Minggu 9
1 10,2 43 167 171 173,2
2 11 48 170 177 177,9
3 9 38 168,5 173 174
4 8,6 29,5 Patah - -
5 12,5 46 171 176 Patah
6 7,4 27 Patah - -
7 13,1 36 110 134 Patah
8 15,2 51 174 Patah -
9 7,8 25 Busuk batang - -
10 8 39 165 Patah -
11 14 47 166 Patah -
12 10 40 140,4 Patah -
13 9,5 37 142 Patah -
14 10 35 155 Patah -
15 6,8 28 152 Patah -
Rata-rata

Pertumbuhan tanaman jagung dari segi tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di
atas bahwa pertumbuhan tinggi tanaman jagung terhambat tidak seperti pada tanaman
jagung biasanya, hal ini disebabkan karna ternaungnya tanaman jagung oleh pohon
karet yang berada di sekitar area lahan, sehingga kualitas dan kuantitas cahaya yang
dibutuhkan tanaman jagung jadi berkurang. Pada dasarnya tanaman jagung ini sangat
rakus terhadap cahaya.
Dapat dilihat data pada tabel dimulai pada minggu ke 7 dan seterusnya terjadi
hujan deras beserta angin kencang yang menyebabkan banyak tanaman yang tumbang
dan patah. untuk mendirikannya kembali dengan bantuan pancang namun beberapa hari
kemudian kembali hujan beserta angin kencang sehingga batang jagung patah dan layu.
Tanaman jagung memiliki bentuk batang tak bercabang. Ia cenderung silindris
dan terdiri atas beberapa ruas serta buku ruas. Di buku ruas tersebut dijumpai tunas,
yang di kemudian waktu akan tumbuh menjadi tongkol. Bagian tunas paling ataslah
yang akan berkembang menjadi tongkol yang menghasilkan biji jagung. Bagian batang
jagung ini mempunyai 3 komponen jaringan utama, yakni bagian kulit atau epidermis,
jaringan pembuluh atau bundles vaskuler. pusat batang atau pith.
IV.2 Umur Berbunga
Data hasil pengamatan umur berbunga tanaman jagung dengan perlakuan jarak
tanam 85 cm x 42,5cm

Sampel Umur Berbunga (Hari)


Bungan Jantan Bunga Betina
1 48 56
2 46 55
3 48 56
4 - -
5 46 55
6 - -
7 - -
8 46 55
9 - -
10 46 -
11 46 55
12 54 -
13 48 56
14 46 55
15 46 55
Rata-rata
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa terbentuknya bunga tanaman jagung
sangat lambat, hal ini juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang kurang.
Tanaman jagung dikenal dengan istilah Monoeciuos sebab ia tergolong
tumbuhan berumah satu. Artinya istilah tersebut bermakna bunga jagung, baik jantan
maupun betina ada dalam satu tanaman. Kedua bunga ini diklin atau terpisah. Pada tiap
kuntum bunga jagung terdapat struktur yang khas dari kelompok Poaceae yang
dinamakan floret. Pada tanaman jagung sendiri, floret menjadi terbatas sebab terdapat
gulmae. Bunga jantan jagung tumbuh pada bagian puncak tanaman. Ia berupa
inflorescence atau karangan bunga. Bagian serbuk sarin pada bunga jagung berwarna
kuning dengan aroma yang cukup khas. Adapun bunga betina tersusun dalam bentuk
tongkol yang tumbuh dari bagian buku. Ia ada di antara bagian pelepah daun dan
batang.
Bunga jantan dan bunga betina pada jagung terpisah (diklin) dalam satu tanaman
(monoecious). Bunga jantan jagung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih awal dari
bunga betinanya (protandri).
IV.3 Umur Panen
Data hasil pengamatan umur panen tanaman jagung dengan perlakuan jarak tanam
85 cm x 42,5 cm

Sampel Umur Panen (Hari)


1 72
2 72
3 72
4-15 -
Rata-rata

Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa hanya 3 sampel yang dapat dipanen
hasilnya, sedangkan pada sampel 4 hingga 15 tidak dapat dipanen karena tanaman
jagung mengalami kerusakan oleh angin saat cuaca buruk. Sehingga menyebabkan
kondisi batang menjadi patah dan tidak dapat diberdirikan kembali.
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung
dari tujuan panen. Seperti pada tanaman padi, tingkat kemasakan buah jagung juga
dapat dibedakan dalam 4 tingkat: masak susu, masak lunak, masak tua dan masak
kering/ masak mati.
Ciri jagung manis yang siap dipanen adalah:
1. Umur panen adalah 86-96 hari setelah tanam.
2. Jagung siap dipanen dengan tongkol atau kelobot mulai mengering yang
ditandai dengan adanya lapisan hitam pada biji bagian lembaga.
3. Biji kering, keras, dan mengkilat, apabila ditekan tidak membekas.
Jagung untuk keperluan sayur, dapat dipetik 15 sampai dengan 21 hari setelah
tanaman berbunga. Pemetikan jagung untuk dikonsumsi sebagai jagung rebus, tidak
harus menunggu sampai biji masak, tetapi dapat dilakukan ± 4 minggu setelah tanaman
berbunga atau dapat mengambil waktu panen antara umur panen jagung sayur dan umur
panen jagung masak mati.
IV.4 Jumlah Buah Per Tanaman
BAB V PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai budidaya tanaman jagung ini dapat disimpulkan
bahwa hasil produksi dari segi kualitas dan kuantitas tidak optimal, hal ini disebabkan
oleh tanaman karet di area lahan yang menaungi tanaman jagung. Pada dasarnya
tanaman jagung ini sangat rakus terhadap cahaya, oleh karna itu pertumbuhan dan hasil
produksi tidak optimal.
Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara memutar tongkol
berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai buah jagung.
Pada lahan yang luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan.
Dari segi hasil, tongkol ukurannya kecil dan padatongkol terdapat biji yang
ompong, hal ini disebabkan rambut bunga betina tidak bekerja dan berfungsi secara
normal, pada dasarnya bunga betina ini terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan
stil dan stigma. Setiap satu helai rambut bunga betina terdapat satu biji didalam tongkol
tersebut.

V.2 Saran
Saran saya sebaiknya prosedur dalam pelaksanaan praktek kedepannya harus
dilakukan secara lebih intensif dari yang sebelumnya. Lalu pada pohon yang tinggi yang
berada di dekat area lahan lebih baik ditebang agar faktor lingkungan lebih seragam dan
hasil perlakuan yang di berikan lebih efisien
RINGKASAN
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
Bulan
No Kegiatan Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan lahan
a.land clearing
b.pembagian
lahan/ individu
c.pengolahan
tanah dan
pembuatan
bedengan
2 Penandaan
lubang tanam
sesuai pola yang
diberikan
3 Pemberian
pupuk dasar
4 Penanaman
5 Pemupukan
6 Pemeliharaan
a.penyiraman
b.penyiangan
c.pengendalian
hama dan
penyakit
7 Pengamatan
a.tinggi
tanaman
b.umur
berbunga
c.umur panen
d.jumlah buah
per tanaman
8 Panen
9 Laporan

Anda mungkin juga menyukai