Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM INTEGRASI

DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

AGB-6

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM INTEGRASI
DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

‘Disusun Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Menyelesaikanmata Kuliah
Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman’

Nama kelompok :

1. Fenti Tria Amanda Sari E 321 21 309


2. Ninda Astri E 321 21 326
3. Adrian Rinaldi E 321 21 297

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat

dan hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan lengkap praktikum

Dasar- Dasar Perlindungan Tanaman dengan baik dan tepat waktu. Pertama-

tama penyusun mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua dan

keluarga yang telah memberikan dorongan dan dukungan serta doa dari

mereka sehingga penyusun tetap semangat dan bekerja keras dalam

menyelesaikan laporan lengkap praktikum Dasar-Dasar Perlindungan

Tanaman.

Palu,

Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : “Laporan Lengkap Praktikum Integrasi Dasar-Dasar


Perlindungan Tanaman”
Nama kelompok : Fenti Tria Amanda Sari / E 32121309
Ninda Astri / E 321 21 326
Adrian Renaldi / E 321 21 297
Fakultas : Pertanian
Universitas : Tadulako

Palu, Desember 2022

Menyetujui,

Koordinator Asisten Penanggung Jawab


Mata Kuliah Dasar-Dasar Perlimdungan Tanaman

Riwan Budi Santoso


E28118041

Mengesahkan,
Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Mata Kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman

Dr. Hasriyanty, S.P., M.Si.


NIP. 197210272000122001
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
HALAMAN JUDUL....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1


1.2 Tujuan Praktikum.............................................................................. 2

BAB II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Tempat Dan Waktu......................................................................... 4


2.2 Alat Dan Bahan............................................................................... 4
2.3 Cara Kerja....................................................................................... 4

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengamatan Serangga..................................................................... 6


3.2 Pengamatan Penyakit...................................................................... 10

BAB IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan..................................................................................... 18
4.2 Saran............................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENYUSUN
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis

rumputan l graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

munculnya cabang anakan pada beberapa genotipe dan lingkungan tertentu. Batang

jagung terdiri atas buku dan ruas. Daun jagung tumbuh pada setiap buku, berhadapan

satu sama lain. Bunga jantan terletak pada bagian terpisah pada satu tanaman

sehingga lazim terjadi penyer bukan silang. Jagung merupakan tanaman hari pendek,

jumlah daunnya ditentukan pada saat ini siasi bunga jantan, dan dikendalikan oleh

genotipe, lama penyinaran, dan suhu.Pemahaman morfologi dan fase pertumbuhan

jagung sangat membantu dalam mengidentifikasi pertumbuhan tanaman, terkait

dengan optimasi perlakukan agronomis. Cekaman air (kelebihan dan kekurangan),

cekaman hara (defisiensi dan keracunan), terkena herbisida atau serangan hama dan

penyakit akan menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal, atau tidak sesuai dengan

morfologi tanaman. Hasil dan bobot biomas jagung yang tinggi akan diperoleh jika

pertumbuhan tanaman optimal. Untuk itu diperlukan pengelolaan hara, air, dan

tanaman dengan tepat. Pengelolaan hara dan tanaman yang mencakup pemupukan

(waktu dan takaran), pengairan, dan pengendalian gulma harus sesuai dengan fase

pertumbuhan tanaman.Terdapat beberapa metode penentuan fase pertumbuhan

jagung. Metode yang umum digunakan adalah metode leaf collar, yaitu menentukan

fase pertumbuhan berdasarkan jumlah daun yang tidak lagi membungkus batang atau
telah terbuka seumpurna selama fase vegetatif, termasuk daun pertama yang muncul,

round-tipped leaf. Metode penentuan fase pertumbuhan perlu diketahui dalam

budidaya tanaman. Tulisan ini membahas morfologi tanaman dan fase pertumbuhan

jagung dalam kaitannya dengan upaya peningkatan produksi (Gribaldi, 2015)

Jagung (Zea mays L) memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan

pangannasional dan internasional setelah beras dan gandum. Jagung merupakan

tanamanyang umumnya ditanam di wilayah dataran rendah, baik di tanah tegalan,

sawah tadahhujan serta ditanam di dataran tinggi. Untuk pengembangan jagung,

penggunaan benih unggul dan bermutu tinggi menjadi salah satu upaya yang terus

dikaji dandisebarluaskan ke petani. Jagung sampai saat ini masih merupakan

komoditi strategiskedua setelah padi karena di beberapa daerah, jagung masih

merupakan bahanmakanan pokok kedua setelah beras (Larosa, 2014)

Peningkatan jumlah penduduk memiliki peran penting yang melatar

belakangisemakin meningkatnya permintaan akan produski jagung, dengna jumlah

pendudukyang tidak seimbang dengan pertumbuhan produksi jagung nasional

menyebabkandilakukannya impor bahan baku jagung. Peralihan lahan menjadi lahan

non pertanianmemicu semakin melemahnya produksi jagung di Indonesia saat ini.

Selain komoditas jagung sebagai bahan baku industri domestik semakin meningkat

dengan semakin banyaknya industri makanan ternak, industri minyak jagung dan

produksi ethanol.Berbagai jenis jagung telah ditanaman di Indonesia untuk

mendukung pemenuhan bahan baku berbahan dasar jagung. Jenis jagung yang ada

antara lain jagung hibrida, jagung manis, dan jagung jenis pop corn. Tanaman jagung
termasuk dalam tanamanC4 dimana jenis tanaman ini tidak menghendaki adanya

naungan, artinya tanaman jagung menghendaki penyinaran sehari penuh. Manfaat

jagung dapat berguna dalam berbagai kehidupan manusia diamana jagung memilik

kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi dan sangat baik dijadikan bahan

pengganti bahan baku beras (nasi).Sentra jagung di Indonesia terdapat pada daerah

Jawa Timur, Jawa Barat, JawaTengah, dan Yogyakarta, Sulawesi selatan, Sulawesi

utara, Nusa Tenggara Timur,dan Maluku. Meskipun demikian namun pada fakta yang

ada di lapangan bawha petani dihadapkan pada berbagai kendala dalam teknis

budidaya tanaman jagung.Berbagai kendala tidak dapat dihindari. Kendala tersebut

mencakup hubungannyafaktor biotik dan abiotik yang saling berkesinambungan satu

dengan yang lain (Budiman Haryanto, 2013)

Faktor iklim memiliki peran yang sangat penting dan vital dalam budidaya

tanaman jagung, terutama di Indonesia. Berdasarkan umur tanaman jagung dibadi

menjadi 3 jenis yaitu a) Jagung berumur pendek, dimana umur tanaman antara 75-90

hari, b) jagung berumur sedang yaitu umur tanaman 90-120 hari, c) jagung berumur

panjangdengan umur tanaman lebih dari 120 hari. Tanaman jagung memiliki syarat

tumbuhyang tidak jauh berbeda dengan tanaman serealia lainnya. Berdasarkan

iklimyatanaman jagung menghendaki iklim sedang hingga iklim sub tropis atau tropis

basah.Jagung dapat tumbuh pada daerah 0-5 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.

Sedangkancurah hujan yang dikehendaki tanaman jagung adalah 100-200 mm per

bulan atau1200-2400 mm per tahun. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara
21-340 C dan suhu idealnya adalah antara 23-270 C. media tanam yang cocok untuk

tanaman (Admaja, 2006).

1.2 Tujuan Praktikum

Mendapatkan keanekaragaman hama dan predator pada tanaman jagung

manis Mendapatkan jenis tanaman yang efektif untuk menekan populasi hama dan

meningkatkan populasi predator tanaman jagung manis .


BAB II. METODE PRAKTIKUM

2.1 Tempat Dan Waktu

Praktikum Intergrasi Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman dilaksanakan di

kebun akademik fakultas pertanian universitas tadulako pada tanggal 8 september- 3

desember 2022pukul 7.30 sampai dengan selesai.

2.2 Alat Dan Bahan

Adapun alat yang yang digunakan pada saat praktikum yaitu skop, cangkul,

sube, karung, map kuning, jarring, kayu, gelas pop ice, sterefoam, tractor, selang,

ember, botol akua, alat tulis.Adapun bahan yang digunakan yaitu lem tikus, benih

jagung, air sabun.

2.3 Cara Kerja

Pertama-tama kita membersihkan lahan, setelah lahan dibersihkan kita

membajak lahan yang telah dibersihkan, jika lahan sudah dibajak selanjutnya

membuat bedeng, menambahkan pupuk kompos organik pada setiap bedeng setelah

itu menanam benih jagung, setelah benih jagung sudah tumbuh kita mengukur jumlah

daun, Panjang daun, lebar daun, dan tinggi batang. Setelah itu kita mengamati

pertumbuhan, penyakit ,dan hama penyerang pada tanaman jagung setiap

minggunya sampai dengan waktu pemanenan.


BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengamatan Serangga

Tanaman: Jagung ( Zea mays)


HST: 21 Hari
No. Hari/ Ordo Nama Jumlah Gambar Peran
Tanggal Serangga/Nama
Ilmiah

1 Sabtu/15 Belalang/ Serangga


Oktober Orthopter Caelifera 1
2022

2 Sabtu/15 Diptera Lalat Buah/ 63 Serangga


Oktober Bactrocera
2022 dorsalis

3 Sabtu/15 Lepidoptera Ngengat/ 16 Serangga


Oktober Lepidoptera
2022
4 Sabtu/15 Odonata Kumbang 7 Serangga
Oktober capung/
2022 Anisoptera

6 Sabtu/ 22 Hemiptera Kutu putih/ 7 Serangga


Okrober pseudococcus
2022

Lalat Tentara
7 Sabtu/ 22 Diptera Hitam/ Hermitea 7 Serangga
Okrober illucens
2022

8 Sabtu/ 22 Himiptera Walang sangit/


Okrober Lucillia sericata 4 Seranga
2022

9 Sabtu/ 22 Coleopteran Kumbang kepik/ 8 Serangga


Okrober Coccinelidae
2022
10 Sabtu/ 22 Hemiptera Kutu daun/ 2 Serangga
Okrober Aphidoldea
2022

3.2 Pembahasan

Ordo Orthoptera yaitu ordo serangga yang mengalami metamorphosis

tidak sempurna dan termasuk tipe paurometabola. Daur hidup ordo

Orthoptera mengalami tahapan perkembangan mulai telur, nimfa (serangga muda

yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasa). Dalam fase ini serangga

muda mengalami pergantian kulit, imago dewasa ialah fase yang ditandai dengan

perkembangan semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembang biakan

serta sudah memiliki sayap. Orthoptera memiliki tipe mulut menggigit mengunyah,

baik nimfa dan imago, yang ditandai dengan keberadaan labrum, sepasang

mandibula, sepasang maxilla dengan palpus dan labium dengan palpus

labialis. Pada stadium nimfa dan imago, Ordo Orthoptera bersifat merusak tanaman.

intensitas kerusakan tanaman jagung akibat V. nigricornis di Kecamatan Bula

terdapat bekas-bekas gigitan pada tepi daun sampai ke bagian tengah daun sehingga

daun berlubang-lubang, (Mariyanto, 2016)

Ordo Lepidoptera atau dikenal dengan ngengat. Ordo Lepidoptera dibagi

menjadi dua sub ordo yakni Rhopalocera atau kupu-kupu dan Heterocera atau

ngengat. Pada ngengat kebanyakan menjadi serangga hama pada tanaman.


Lepidoptera memiliki ciri susunan sisik-sisik yang halus meutupi bagian tubuh. Sisik

inilah yang memberikan efek warna yang indah pada sayap. Lepidoptera menempati

banyak habitat mulai dari gurun pasir hingga hutan, dari padang rumput di dataran

rendah sampai dataran tinggi pegunungan. Lepidoptera membutuhkan nektar sebagai

makanan, sehingga keberadaan mereka selalu dekat dengan tumbuhan, terutama

tumbuhan yang berbunga (angiospermae). Kupu-kupu dan ngengat memiliki peranan

penting. dalam ekosistem, yaitu sebagai penyerbuk dan makanan bagi spesies lain

dalam rantai makanan. Sebaliknya, larva serangga Lepidoptera menjadi masalah

terhadap produk pertanian karena sumber utama makanannya adalah daun tanaman.

Kebanyakan imago ordo Lepidoptera meletakkan telur dalam bentuk barisan

rapat pada permukaan daun, dan juga ada yang didalam tanah sehingga larva

membentuk pupa dalam tanah. Pada siang hari larva Lepidoptera akan masuk

kedalam tanah, namun pada malam hari mereka akan berpencar mencari makan di

atas permukaan tanah. Lepidoptera meletakkan telur pada permukaan daun yakni 3

daun teratas sebanyak 30-50 butir. Larva yang menetas akan memakan

bagian tanaman lain seperti daun muda yang masih menggulung maupun permukaan

daun yang terlindung dari daun yang telah membuka. Serta pada tongkol jagung juga

sering ditemukan larva instar 1-3 yang sedang makan ujung tongkol dan

jambul jagung, (Milah, 2013).


Ordo Hemiptera merupakan hama terpenting pada tanaman budidaya, dikenal

sebagai kutu pada tanaman memiliki tipe mulut penghisap sehingga dapat

merusak tanaman yang ditumpanginya. Serangga Hemiptera diantaranya ada yang

menghisap darah, cairan tumbuhan, dan beberapa sebagai vektor penyakit tumbuhan,

namun ada juga yang menjadi parasite eksternal dari vertebrata lain dan menjadi

predator bagi serangga lainnya. Hemiptera kebanyakan hidup pada habitat terestrial

tetapi ada juga yang hidup pada habitat aquatik. Ciri fisiologi

dari ordo Hemiptera adalah pada sayap depan bagian pangkal sayap menebal,

berselaput di bagian ujung, saat istirahat sayap akan terlipat rata menutupi tubuh

dengan ujung sayap depan yang tumpang tindih (beberapa serangga ada yang tidak

bersayap dan beberapa memiliki sayap depan tebal yang beragam). bagian mulut tipe

penghisap, paruh umumnya memanjang dari bagian depan kepala dan memiliki dua

atau satu ocelli dengan tarsi 3 ruas, (Maruapy, A 2011).


3.2 Pengamatan Penyakit

Tanaman: Jagung (Zea mays)


HST: 60 (Hari Setelah Tanam)
No Hari/Tanggal Nama Penyebab Gambar Cara Mengatasi
. Penyakit/Nama
Ilmiah
1 Sabtu/19 Bulai/ Penyebab penyakit Tidak
november Penosclerospora bulai di Indonesia ada menanam benih
2022 maydis tiga jenis spesis yaitu dari tanaman
Peronosclerospora yang sakit.
maydis,P.
phillipinensis dan P.
Sorghi Penyebaran dan
identifikasi sepsis
Peronosclerospora spp.
maydisumumnya
menyerang tanaman
jagung. philipinensis
banyak menyerang
tanaman jagung

2 Sabtu/ 19 Bercak daun/ Disebabkan oleh Mengatur jarak


november Bipolaris jamur tanaman yang
2022 maydis Helminthosporium lebih luas dan
carbonum yang mengatur
melewati musim pengairan
dingin pada sisa-sisa dengan baik.
jagung di tanam.
Infeksi skunder dari
tanaman ke tanaman
disebabkan oleh angin
atau hujan.
Sabtu/ 19 Hawar Daun/ Disebkan oleh jamur Memusnahkan
november Rhizoctonia, Helminthosporiu tanaman
2022 solani turcicum ini menunjukan dengan cara
gejalah awal berupa membakar
bercak kecil berbentuk keselurhuan
oval yang semakin lama batang jagung
semakin menyebar dan yang terinfeksi
memanjang. penyakit hawar.
3.3 Pembahasan

Jagung merupakan tanaman pangan terpenting kedua setelah padi, namun

produksitanaman jagung masih belum mampu mencukupi kebutuhan pangan

nasionalsehingga menyebabkan pemerintah harus mengimpor jagung dari luar negeri

untukmemenuhi pangan nasional. Peningkatan produksi harus dilakukan untuk

dapatmemenuhi kebutuhan masyarakat. Peningkatan produksi tanaman jagung

dapatdilakukan dengan menerapkan teknologi pengelolaan tanaman terpadu. Menurut

(Hadijah, 2010).

bahwa usahatani jagung pada lahan kering suboptimal dan lahankering

masam melalui pendekatan penelolaan tanaman terpadu (PTT) jagung

mampumeningkatkan produktivitas dan pendapatan petani secara signifikan.

Berbagai hasil penelitian telah menghasilkan teknologi budi daya jagung dengan

produktivitas4,5-10,0 t/ha, bergantung pada potensi lahan dan teknologi produksi

yang diterapkan.Teknologi yang diterapkan harus memenuhi lima kriteria, yaitu

kelayakan agronomis,keuntungan yang akan diperoleh, kompatibilitas (kesesuaian)

dengan sistem usahatani(pola dan rotasi tanam, peralatan, dan sumber daya),

kompabilitas dengan prasarana-sarana, ekonomi dan sosial masyarakat, dan dapat

diterima secarasosial-budaya. komponen teknologi yang relatif mudah digunakan

untukmeningkatkan produktivitas jagung di daerah yang tingkat produktivitasnya

rendah(<5,0 t/ ha) adalah varietas unggul komposit atau hibrida. Peningkatan

produksi hasil panen jagung dapat dilakukan dengan upaya penambahan jumlah input

yang salah satunya adalah pupuk. Pupuk merupakan faktor penting dalam
peningkatan produksi jagung. Penambahan pupuk organik padatanaman jagung

merupakan salah satu langkah untuk meningkatkan produksi, yangkaitannya dengan

kesuburan tanah.

berpendapat bahwa pemberian pupuk organik dapat memperpanjang daya

serap dan simpan air, menggemburkanlapiasan tanah sehingga dapat menigkatkan

kesuburan tanah. Tanah yang subur dapatmenyebabkan akar tanaman dapat

menembus lebih dalam dan luas sehingga tanaman ebih kuat dan lebih mampu

menyerap hara tanaman dan air lebih banyak sehingga pertumbuhan dan hasil

tanaman meningkat.Penigkatan produksi tanaman jagung dapat diupayakan melalui

memperluasdaerah panen, sehingga semakin luas daerah panen maka semakin tinggi

produksiyang diperoleh. Menurut (Masdar, 2006)

Kalau kita lihat produksi jagung Indonesiadibandingkan dunia, data Badan

Pusat Statistik (BPS) dan Dirjen Tanaman PanganKementerian Pertanian (Kementan)

diperoleh bahwa produksi jagung nasionalmencapai 17,6 juta ton pipilan kering

dengan luas panen 4,8 juta hektar (ha).Diketahui dari angka tersebut, produksi jagung

Indonesia masih jauh dari AmerikaSerikat dan China, sebagai negara pengekspor

jagung pertama dan kedua dunia. Duanegara tersebut menyediakan 79,3 juta hektar

dan 74,3 juta ha lahan untuk tanaman jagung. Dari luas lahan 4.8 juta ha, indonesia

masih mengimpor 3,144 juta ton,sementara tahun 2010 hanya 1,9 juta ton. Sedangkan

tahun ini, impor diperkirakanhanya setengahnya, yaitu 1,5 juta ton jika target

produksi tercapai. Impor jagungselama ini dari Amerika Serikat, Brazil, Argentina,

India, Thailand, dan Myanmar.BPS memprediksi, produksi jagung nasional tahun


2012 diperkirakan sebesar 18,95 juta ton pipilan kering atau mengalami peningkatan

sebesar 1,30 juta tondibandingkan 2011. Peningkatan produksi diperkirakan di Jawa

sebesar 0,80 juta tondan di luar Jawa sebesar 0,51 juta ton. Peningkatan produksi

terjadi karena adanya perkiraan luas panen seluas 132,78 ribu hektar dan

produktivitas sebesar 1,74kwintal/hektar. Selain itu menurut pendapat (Mu’minah,

2009).

upaya peningkatan produksi jagung adalah mengembangkan varietas

unggul yang berdaya hasil tinggidan adaptif pada kondisi lingkungan tertentu. Benih

unggul (Hibrida) merupakansalah satu faktor yang menentukan keberhasilan

peningkatan produksi jagung adalahkondisi benih yang ditanam. Jagung hibrida

mampu berproduksi lebih tinggi daripada jagung bersari bebas. Hal ini dapat

dipahami karena jagung hibrida memiliki gen-gendominan yang dapat

mengekspresikan hasil tinggi berdasarkan heterosis.Benih yang baik (unggul)

merupakan salah satu faktor yang berpengaruh besarterhadap produksi jagung yang

diperoleh. Maka dari itu pengadaan benih sebelumditanam harus diketahui beberapa

teknik pengadaan benih antara lain mengetahuikualitas benih itu sendiri. Tiga hal

penting yang berkaitan dengan kualitas benihadalah 1) teknik produksi benih

berkualitas, 2) teknik mempertahankan kualitas benihyang telah dihasilkan dan

pendistribusian benih dan 3) teknik deteksi atau mengukurkualitas benih. Selanjutnya,

tiga kriteria kualitas benih yang perlu diketahui adalah, a)kualitas genetik, yaitu

kualitas benih yang ditentukan berdasarkan identitas genetikyang telah ditetapkan

oleh pemulia dan tingkat kemurnian dari varietas yangdihasilkan, identitas benih yang
dimaksud tidak hanya ditentukan oleh tampilan benih,tetapi juga fenotipe tanaman, b)

kualitas fisiologi, yaitu kualitas benih yangditentukan oleh daya berkecambah/daya

tumbuh dan ketahanan simpan benih, c)kualitas fisik, ditentukan oleh tingkat

kebersihan, keseragaman biji dari segi ukuranmaupun bobot, kontaminasi dari benih

tanaman lain atau biji gulma, dan kadar air. Dalam memproduksi benih jagung bersari

bebas, ada dua aspek penting yang perlumendapat perhatian, yaitu standar lapangan

dan standar laboratorium. Standarlapangan: Isolasi jarak 300 m atau isolasi waktu 30

hari dan campuran varietas lain(CVL) maksimum 2% untuk benih dasar dan benih

pokok, sedangkan untuk benihsebar 3%. Standar laboratorium: Kadar air maksimum

12%, benih murni minimum98%, kotoran benih maksimum 2%, CVL maksimum 0%

untuk benih dasar, 0,1%untuk benih pokok, dan 1,0% untuk benih sebar, biji tanaman

lainnya 0,5% untuk


BAB IV. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembahasan mengenai budidaya tanaman jagung ini dapat disimpulkan bahwa

hasil produksi dari segi kualitas dan kuantitas tidak optimal, hal ini disebabkan oleh tanaman

karet di area lahan yang menaungi tanaman jagung. ada dasarnya tanaman jagung ini sangat

rakus terhadap cahaya, oleh karna itu pertumbuhan dan hasil produksi tidak optimal.& arah

panen jagung yang matang 'isiologis adalah dengan cara memutar tongkol berikut

kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematah kantangkai buah jagung. Ada lahan yang

luas dan rata sangat cocok bila menggunakan alat mesin pemetikan. Dari segi hasil, tongkol

ukurannya kecil dan pada tongkol terdapat biji yang ompong, hal ini disebabkan rambut

bunga betina tidak bekerja dan berfungsi secara normal, pada dasarnya bunga betina ini

terletak di ketiak daun dan akan mengeluarkan stil dan stigma. Setiap satu helai rambut bunga

betina terdapat satu biji di dalam tongkol.

3.2 Saran

Untuk lebih meningkatkan kualitas produksi jagung maka di harapkan perlu

Adanya perhatian dalam hal proses pertumbuhan tanaman, khususnya jarak tanam

Sehingga mendapatkan hasil yang lebih maksimal.


DAFTAR PUSTAKA

Admaja, Genta. 2006. EvaluasiAdaptabilitasTigaGenotipeJagung Manis Di Dua


Lokasi Dataran Rendah. Skripsi. FakultasPertanianInstitut Pertanian Bogor.

Arwani, A., T. Harwati., S. Hardiatmi. 2013. Pengaruh Jumlah Benih Perlubang


terhadapPertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays saccharataSturt). J.
InovasiPertanian, 12 (2): 27-40.

Azwir. 2012. Pengaruh Sistem Persiapan Lahan Terhadap Pertumbuhan dan Hasil
Jagung Hibrida. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat.

Budiman. Haryanto. 2013. Budidaya Jagung Organik. Pustaka Baru Press.

Endriani. 2010. Sifat Fisika dan Kadar Air Tanah Akibat Penerapan Olah Tanah
Konservasi.Hidrolitan, 1 (1): 26-34

Gribaldi. 2015. Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis Melalui


PenerapanSistem Pengolahan Tanah dan Pemberian Mulsa pada Lahan. J.
Lahan Suboptimal, 4 (2): 158-163
Hamzah, A., Rosmimi dan Syamsuardi. 2005. Pertumbuhan dan Produksi
TigaVarietas Kacang Hijau (Phaseolus Radiatus L.). J. Sagu 4 (1): 10-15.

Intara, Ismi Yazid., AsepSapei., Erizal., NamakenSembiring., M. H. Bintoro Djoefrie.


2011. MempelajariPengaruhPengelolaan Tanah dan Cara Pemberian Air
Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai (CapsicumAnnum L.). J. Embryo, 8
(1). 32 – 39

Larosa, O. L., T. Simanungkalit dan S. Damanik. 2014. Pertumbuhan dan


ProduksiJagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) Pada Beberapa Persiapan
Tanah dan Jarak Tanam. J. Agroekoteknologi. 3 (1): 1-7.

Manikin, E. Taek dan Maria AfnitaLelang. 2016. Pengaruh Model Penyimpanan


Benih dan JumlahBijiPerlubangTanamterhadapPertumbuhan dan Hasil Jagung
(Zea mays L.). J. Pertanian Konservasi Lahan Kering, 1(2): 54-58.

Mariyanto. 2016. Pengaruh Jumlah Benih Perlubang Tanam dan Macam Pupuk
Kandang terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata L.).
Skripsi. Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas PGRI
Yogyakarta.
Maruapy, A. 2011. Pengaruh Jarak Tanam dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap
Pertumbuhan Gulma dan Hasil Jagung Manis. Seminar Nasional Seealia.
Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Unamin Sorong.

Masdar. 2006. Pengaruh Jumlah Bibit Tanam dan Umur Bibit terhadap
PertumbuhanReproduktif Tanaman Padi pada Irigasi Tanpa Penggenangan. J.
Dinamika Pertanian, 21 (2):121–126.

Milah, A dan Ardiyanta. 2013. Pengaruh Jumlah Batang Tanaman Jagung


Perlubang Tanam terhadap Pertumbuhan Gulma dan Hasil Tanaman
Jagung (Zea mays L). J. AgroUPY, 5 (1):25-37.

Moenand ir, H.J. 2004. Prinsip-Prinsip Utama Cara Menyukseskan Produksi


Pertanian: Dasar-Dasar Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya. Malang.

Mu’minah.2009. Pengaruh Pengolahan Tanah dan Pemberian Mulsa Jerami


Terhadap Produksi Tanaman Jagung, Kacang Tanah dan Erosi Tanah.
J. Agrisistem, 5 (1): 40 – 46.

Nurjen, M., Sudiarso dan A. Nugroho. 2000. Peranan Pupuk Kotoran Ayam dan
Pupuk N (urea) terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Kacang Hijau (Phaseolus
vulgaris L.) Varietas Sriti. J. Agrivita, 24 (1): 1-8.

Rachman, A., A. Ai dan E. Husen. 2004. Teknologi Konservasi Tanah Pada Lahan
Kering Berlereng. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.
Bogor. Hal: 183 – 204.

Rukmana. R. 2007. Budidaya, Pascapanen dan Penganekaragaman Pangan. CV.


Aneka Ilmi.

Simaroma, Togu, Julu, Lasniroha. 2006. Pengaruh Waktu Penyiangan dan Jarak
Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung (zea mays L.)
Varietas DK3. Skrpisi Fakultas Pertanian. Universitas Sumatra Utara Medan.

Sinukaban, N., Sudarmo, dan K. Murtilaksono. 2007. Pengaruh Penggunaan Mulsa


dan Pengolahan Tanah Terhadap Erosi, Aliran Permukaan, dan Selektivitas
Erosi pada Latosol Coklat Kemerahan Darmaga. Dalam Konservasi Tanah dan
Air Kunci Pembangunan Berkelanjutan. Dirjen RLPS. Bogor. hal:32-45.
Sompotan, S. 2012. Kajian Jarak Tanam dan Populasi Tanaman terhadap Hasil
Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt). J. Soil Environment, 10
(1): 28-32.
BIODATA PENYUSUN
PenyusunbernamaFentiTria Amanda Sari, lahir Di Tulo 15 April 2003.
Anak ketiga dari empat bersaudara. Penyusun mulai merasakan bangku
pendidikan saat masuk di Tk Alkhairat Tulo pada tahun 2008 dan selesai
pada tahun 2009, Selanjutnya masuk di SD Negeri 1 Tulo pada tahun 2009
dan selesai pada tahun 2015Selanjutnya melanjutkan studi di SMP Negeri 4
Sigi pada tahun 2015 dan selesai pada tahun 2017. Setelahitu, pada tahun
yang sama melanjutkan studi di SMK Negeri 1 Sigi dan selesai pada tahun
2021. Selanjutnya melanjutkan kuliah di Universitas Tadulako, melalui jalur (SM) di
Fakultas Pertanian dan mengambil Program Studi S1 Agribisnis Palu, Sulawesi Tengah.
Angkatan 21 dan sudah semester 3 (tiga) sekarang.

penyusun Bernama Ninda Astri lahir di palu pada tanggal 15 oktober


2002,anak ketiga dari tiga bersaudara dan penulis memulai Pendidikan
dari sekolah dasar SDN INTI 1 TULO pada tahun 2009 dan tamat pada
tahun 2015 dan lanjut SMPN 4 SIGI dan tamat pada tahun
2018.kemudian melanjutkan Pendidikan di SMAN 2 SIGI dan tamat pada
tahun 2021, setelah lulus penulis melanjutkan Pendidikan perguruan
tinggi di jenjang S1 di universitas Tadulako melalui jalur SM dan diterima sebagai
mahasiswa fakultas pertanian program sutdi Agribisnis, saat ini penulis sedang melaksanakan
perkuliahan di semester 3.

penyusun Bernama Adrian Renaldi, lahir di pekan baru pada tanggal 12


februari 2004, Anak kedua dari tiga bersaudara dan dari pasangan Yusri
dan Titin.penyusun mulai merasakan bangku Pendidikan masuk di SDN
GIMPU,pada tahun 2009 dan selesai pada tahun 2015,pada tahun yang
sama melanjutkan studi di SMK NEGRI 2 SIGI dan selesai pada tahun
2021.kemudian pada tahun yang sama melanjutkan studi di Universitas
Tadulako,Fakultas pertanian program Studi Agribisnis saat ini penulis sedang melaksanakan
perkuliahan di semester 3.

Anda mungkin juga menyukai