Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN LENGKAP BUDIDAYA TANAMAN

TIMUN (Cucumis sativus. L)

KELOMPOK 10

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021
LAPORAN LENGKAP
PRAKTIKUM BUDIDAYA TANAMAN

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk


Menyelesaikan Matakuliah Budidaya Tanaman
di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Oleh

KELOMPOK 10

RICCO SATRIAWAN (E 281 19 378)


AYU VALENTY. A (E 281 19 411)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2021

ii
Judul :Budidaya Tanaman Timun

Kelompok : 10 (Sepuluh)

1. Ricco Satriawan ( E 281 19 378)

2. Ayu Valenty. A ( E 281 19 411)

Kelas : AGT 5 (LIMA)

Palu, Mei 2019

Mengetahui,

Koordinator Asisten Bidang


AsistenPenanggungJawab
Budidaya Tanaman

Moh. Takdir, S.P


Usman Yulianto, S.P

Disahkan oleh :
a.n Dosen Penanggung Jawab Praktikum
Koordinator Umum Praktikum Integrasi
Semester Ganap 2018-2019

Dr. Ir. H. Usman Made, MP


Nip. 19590101 198701 1 002

iii
RINGKASAN

Berdasarkan hasil pengamatan kelompok 10 tanaman timun Di Fakultas


Pertanian Universitas Tadulako Palu. Mentimun merupakan tanaman semusim
yang bersifat menjalar. Tanaman tersebut menjalar atau memanjat dengan
menggunakan alat panjat berbentuk pilin (spiral). Buah mentimun banyak
mengandung vitamin A, vitamin B, dan Vitamin 2 C. Buah mentimun sangat
digemari oleh setiap orang karena rasanya segar, sedikit berair, dan dingin.
Mentimun termasuk famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan) merupakan
salah satu tanaman hortikultura yang disukai oleh semua lapisan masyarakat,
karena buahnya dapat dimamfaatkan untuk menambah cita rasa makanan.
Buahnya dikonsumsi dalam bentuk segar, pencuci mulut atau pelepas dahaga,
sarana kosmetik, penjaga kesehatan tubuh atau pengobatan beberapa jenis
penyakit. Selain itu buah mentimun telah menjadi bahan baku industri minuman,
permen, dan parfum. Budidaya tanaman adalah suatu proses menghasilkan bahan
pangan dan berbagai produk agroindustri lainnya dengan memanfaatkan
sumberdaya tumbuhan. Yang menjadi objek budidaya tanaman ini antara lain
tanaman hortikultura, tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Timun
(Cucumis Sativus) adalah tanaman sayuran yang banyak manfat dan kegunaannya
antara lain sebagai bahan makanan, bahan obat-obatan, dan bahan kosmetika.
Tanaman mentimun termasuk salah satu jenis sayuran buah yang memiliki
banyak mamfaat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, sehingga permintaan
terhadap komoditi ini sangat besar. Buah ini sangat disukai oleh seluruh golongan
masyarakat, mulai dari golongan masyrakat yang berpenghasilan rendah sampai
Sebagai bahan makanan, timun mengandung zat gizi antara lain kalori, protein,
lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B1, vitamin B2,
vitamin C, serat dan air. Pada pengamatan yang sudah dicoba hingga diperoleh
hasil rata- rata paling tinggi bersumber pada 3x ulangan dari perlakuan 1,
sedangkan rata- rata terendah diperoleh lewat perlakuan ke 4. Kenaikan bobot
tumbuhan diprediksi dipengaruhi oleh serapan hara N, P, K, dimana serapan hara
tersebut pengaruhi proses fotosintesis sehingga tumbuhan mentimun mempunyai
batang, daun, serta cabang yang kuat. Pada pengamatan yang sudah dicoba
hingga diperoleh hasil rata- rata paling tinggi bersumber pada 3x ulangan dari
perlakuan 1, sedangkan rata- rata terendah diperoleh lewat perlakuan ke 0. Perihal
yang sama pula dikemukakan dalam Riset kalau faktor N yang bisa mendesak
perkembangan organ– organ yang berkaitan dengan fotosintesis ialah daun.
Pemberian pupuk NPK memilki rata- rata besar tumbuhan yang lebih besar serta
berbeda nyata dengan perlakuan yang lain.
KATA PENGANTAR

iv
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Lengkap

Budidaya Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L). Laporan ini disusun sebagai salah

syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Budidaya Tanaman.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian

Laporan Lengkap ini, terutama kepada yang terhormat :

1. Dr. Ir. H. Usman Made, M.P., selaku Dosen Penanggung Jawab Praktikum

Matakuliah Budidaya Tanaman

2. Usman Yulianto, S.P., selaku Koordinator Asisten Praktikum Matakuliah

Budidaya Tanaman

3. Moh. Takdir, S.P., selaku Asisten Penanggung jawab Praktikum Matakuliah

Budidaya Tanaman

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyusunan Laporan

Lengkap ini, namun sebagai manusia tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan.

Oleh karena itu, dengan penuh rasa rendah hati penulis menerima kritik dan saran

yang sifatnya membangun. Semoga Laporan Lengkap ini dapat memberikan

manfaat kepada pembacanya. Amin.

Palu 27 Mei 2021

penyusun

DAFTAR ISI

v
Halaman

HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
HALAMAN JUDUL............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iii
RINGKASAN........................................................................................ iv
KATA PENGANTAR........................................................................... v
DAFTAR ISI.......................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................. viii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang......................................................................... 1


1.2 Tujuan Praktikum.................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktikum.................................................................. 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori........................................................................ 3


2.1.1 Budidaya Tanaman Timun(cucumis sativus.L).............. 3
2.1.2 Syarat Tumbuh............................................................... 4
2.1.3 Pupuk NPK..................................................................... 5

BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu................................................................... 7


3.2 Alat dan Bahan......................................................................... 7
3.3 Cara Kerja................................................................................ 7
3.3.1 Pembuatan Jarak Tanam................................................. 7
3.3.2 Penanaman...................................................................... 7
3.3.3 Aplikasi Pupuk NPK...................................................... 8
3.3.4 Pengamatan..................................................................... 8
3.3.5 Pemeliharaan................................................................... 9

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil......................................................................................... 11
4.1.1 Tinggi Tanaman............................................................. 11
4.1.2 Jumlah Daun................................................................... 12
4.2 Pembahasan............................................................................. 11

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.............................................................................. 14
5.2 Saran........................................................................................ 16

vi
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ ix
LAMPIRAN........................................................................................... x
BIODATA PENYUSUN....................................................................... xi

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

vii
1. Tabel pengamatan tinggi tanaman.................................................... 11
2. Tabel pengamatan jumlah daun ....................................................... 12

viii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mentimun merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar. Tanaman

tersebut menjalar atau memanjat dengan menggunakan alat panjat berbentuk pilin

(spiral). Buah mentimun banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan Vitamin

2 C. Buah mentimun sangat digemari oleh setiap orang karena rasanya segar,

sedikit berair, dan dingin (Sunarjono, H 2007)

Mentimun, timun, atau ketimun (Cucumis sativus L) merupakan buah

yang mempunyai nilai komersial di Indonesia, dan memiliki pangsa pasar yang

luas mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern.Hal ini menunjukkan bahwa

komoditas mentimun. sudah dikonsumsi masyarakat secara luas dan memiliki

daya saing.Dalam rangka meningkatkan daya saing tersebut maka buah mentimun

yang dihasilkan harus dapat memenuhi standar pasar dalam negeri maupun pasar

internasional dan di terima secara luas oleh konsumen.(Wijaya, K, A 2008)

Industri pengolahan hasil pertanian dan perkebunan sangat berkembang

pesat.Kegiatan pasca panen erat kaitannya dengan mutu produk yang dihasilkan,

yang pada akhirnya menentukan pula harga jual yang dapat diterima oleh

petani.Salah satu tahap dalam proses pengolahan hasil perkebunan pasca panen

adalah pemilahan produk berdasar kualitasnya yang dapat menjamin keseragaman

mutu. Mutu buah mentimun ditentukan oleh berbagai parameter diantaranya

adalah parameter tingkat usia tanam, bentuk dan ukuran fisik, serta

kematangannya.( Wijaya, K, A 2008)


1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pratikum budidaya tanaman yaitu kita dapat

mengetahui bagaimana cara membudidayakan tanaman ketimun (Cucumis

Sativus. L) yang benar sesuai standar oprasional prosedur (SOP).

1.3 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat pada pratikum budidaya tanaman yaitu kita dapat

memahami perlakuan jarak tanaman, dan perlakuan kebutuhan dosis pupuk

sehingga dapat meningkatkan produksi Mentimun

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Budidaya Tanaman Timun (Cucumis Sativus. L.)

Mentimun (Cucumis sativus L) merupakan buah yang dapat dikonsumsi

dan dapat diolah lebih lanjut sebagai bahan baku pada industri kecantikan, dan

memiliki pangsa pasar yang luas mulai dari pasar tradisional hingga pasar

modern. Adanya kemiripan tekstur kulit mentimun antara yang matang dengan

yang belum matang mengakibatkan orang kesulitan dalam mengidentifikasi

mentimun matang dari segi ciri tekstur kulit buah dan penilaian manusia yang

bersifat subyektif terhadap tingkat kematangan buah mentimun menyebabkan

penilaian tingkat kematangan mentimun berbeda dari satu penilai dengan penilai

yang lainnya. Dari permasalahan tersebut, sehingga dilakukan penelitian untuk

mendeteksi kematangan mentimun berdasarkan tekstur kulit buah.(Eriyandi.

2008)

Batang tanaman mentimun bersifat menjalar atau memanjat dengan

perantaraan pemegang yang berbentuk pilin (spiral). Batangnya basah, berbulu

serta berbuku-buku. Panjang atau tinggi tanaman dapat mencapai 50-250 cm,

nercabang dan bersulur yang tumbuh disisi tangkai daun.

Daun mentimun berbentuk bulat dengan ujung daun runcing berganda dan

bergerigi, berbulu sangat halus, memiliki tulang daun menyirip dan bercabang-

cabang serta kedudukan daun tegap. Mentimun berdaun tunggal, bentuk, ukuran

dan kedalaman lekuk daunnya bervariasi. Bunga mentimun merupakan bunga

3
sempurna. Berbentuk terompet dan berukuran 2-3 cm, terdiri dari tangkai bunga

dan benang sari. Kelopak bunga berjumlah 5 buah, berwarna hijau dan berbentuk

ramping terletak dibagian bawah pangkal bunga. Mahkota bunga terdiri dari 5-6

buah, berwarna kuning terang dan berbentuk bulat, serta merupakan bunga

sempurna( Nuzhul, M. 2019). 

2.1.2 Syarat Tumbuh Tanaman Timun (Cucumis Sativus. L.)

Tanaman mentimun tumbuh dan berproduksi tinggi pada suhu udara

berkisar antara 20°C- 32°C, dengan suhu udara optimal 27°C. Di daerah tropis

seperti di Indonesia, keadaan suhu udara ditentukan oleh tinggi permukaan laut.

Cahaya merupakan faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman

mentimun, karena penyerapan unsur hara akan berlangsung dengan optimal jika

pencahayaan berlangsung antara 8-12 jam/hari .

Kelembaban relatif udara (RH) yang dikehendaki oleh tanaman mentimun

untuk pertumbuhannya antara 50-85%. Sementara curah hujan optimal yang

diinginkan tanaman sayuran ini antara 200-400 mm/ bulan. Curah hujan yang

terlalu tinggi tidak baik untuk pertumbuhan tanaman mentimun, terlebih pada saat

mulai berbunga karena curah hujan yang tinggi akan banyak menggugurkan

bunga (Indriani, A. N. 2019)

Pada dasarnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk lahan

pertanian, cocok ditanami mentimun, untuk mendapatkan produksi tinggi dan

kualitas baik tanaman mentimun membutuhkan tanah yang subur, gembur, banyak

mengandung humus, tidak tergenang dan pH berkisar antara 6-7. Namun

mentimun masih toleran pada pH tanah sampai 5,5 sebagai batasan minimal dan

4
7,5 sebagai batasan maksimal. Pada pH tanah kurang dari 5,5 akan terjadi

gangguan penyerapan zat hara oleh akar sehingga pertumbuhan tanaman akan

terganggu, sedangkan pada tanah yang terlalu masam tanaman mentimun akan

menderita penyakit klorosis. Tanah yang kaya akan bahan organik sangat baik

untuk pertumbuhan tanaman mentimun, karena tanah yang kaya bahan organik

memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. (Yusri Fefiani 2014)

2.1.3 Pupuk NPK

Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah.

Dengan mengandalkan sediaan hara dari tanah asli saja, tanpa penambahan hara,

produk pertanian akan semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara

pasokan hara dan kebutuhan tanaman. Hara dalam tanah secara berangsur-angsur

akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen, pelindian, air limpasan

permukaan, erosi atau penguapan. Untuk itu, agar pemberian pupuk dapat tetap

efektif, pemberian pupuk di atas permukaan tanah dan kemudian ditutup tanah

bersamaan dengan pembumbunan. Cara aplikasi seperti yang telah disebutkan

perlu diperbaiki agar memberikan efisiensi lebih baik dari segi penyerapan

harapupuk maupun dari segi penggunaan tenaga kerja/biaya.

Dalam Budidaya diperlukan pupuk dan pemupukan. Pupuk yang diberikan

dapat berupa pupuk organic atau bahan-bahan organik. Bahan organik yang

umumnya digunakan untuk pupuk organic adalah pupuk kandang dan kompoa

bokasi. Pupuk kandang mengandun unsur hara yang lengkap 1% N, 2,8% P2 O5

dan 0,4% K2 O serta unsur mikro. Sedangkan kompos mengandung Unsur Hara

yang bervariasi tergantung bahan kompos yang digunakan . Penambahan bahan

5
organik akan meningkatkan pori total tanah dan menurunkan berat volume tanah,

selain itu penambahan organik juga akan meningkatkan kemampuan tanah

menahan air sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. (Sedjati, S.,

2006)

6
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Tempat dan Waktu

Pratikum Budidaya Tanaman ini dilaksanakan setiap hari Sabtu pukul

07.00 WITA - selesai yang dimulai dari tanggal 5 April hingga 22 Mei 2021 di

lahan Perkebunan, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako. Kota Palu, Provinsi

Sulawesi Tengah.

3.2 Alat dan Bahan

  Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pacul, kayu, tali

rafia, meteran, tiang ajir (bambu), dan tangki semprot. Sedangkan bahan-bahan

yang digunakan adalah benih tanaman timun, pupuk kandang ayam, pupuk NPK,

dan air.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Persiapan Media Tanam

Ada tiga jenis media tanam yang bisa kamu pilih untuk menanam

mentimun, yakni tanah pekarangan, pot, atau  polybag.

3.3.2 Penanaman

Adapun waktu penanaman buah mentimun yang paling baik adalah pada

akhir musim hujan (Maret/April) atau pada musim kemarau. Sedangkan cara

menanam mentimun dapat dilakukan dengan sistem tanam langsung benihnya

atau memindahkan bibit dari persemaian.

7
3.3.2 Aplikasi pupuk NPK

Dalam budidaya tanaman timun diperlukan pupuk dan pemupukan. Pupuk

yang di berikan dapat berupa pupuk organik atau bahan-bahan oraganik. Bahan

organik yang umumnya digunakan sebagai pupuk organik adalah pupuk kandang

dan kompos bokasi. Pupuk kandang mengandung unsur hara yang lengkap 1%

N, 2,8% P2 O5 dan 0,4% K2 O serta unsur-unsur mikro. Sedangkan kompos

mengandung unsur hara yang bervariasi tergantung bahan kompos yang

digunakan. Salah satu kompos bokasi mengandung 4, 96% N 0,34% P, 1,90% K

30, 20%. kecukupan unsur hara sangat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil

tanaman mentimun. Salah satu unsur hara yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah

banyak adalah fosfor. Fosfor dibutuhkan tanaman   untuk merangsang

perkembangan akar halus sehingga akar mempengaruhi kapasitas akar dalam

menyerap unsur hara di dalam tanah, selain itu juga sebagai sumber energi untuk

aktivitas seluruh proses metabolisme tanaman antara lain untuk pembentukan

buah yang berpengaruh terhadap produksi tanaman (Aresta G., dkk., 2018).

3.3.4 Pengamatan

Yang dikontrol disini bukan buah yang keluar dari setiap tanaman, tapi lebih

ke kekuatan tanaman yang akan menyangga buah tersebut. Apabila terlalu berat

yang terjadi nanti tanaman malah akan roboh ke tanah. Oleh karena itu pada fase

ini harus dilakukan penjarangan, yaitu dengan melakukan pemilihan buah. Buang

buah yang tidak bagus atau tidak memenuhi syarat seperti tumbuh tidak normal,

8
kecil, cacat akibat terkena penyakit tanaman / hama. Dengan begini Anda bisa

mendapatkan hasil panen yang benar benar berkualitas.

Kini anda sudah mendapatkan edukasi yang baik mengenai cara menanam

timun yang benar sejak dari pembibitan hingga pemanenan., kalau Anda

menerapkannya dengan benar maka besar harapan Anda tidak menemui kegagalan

dalam penanaman timun

3.3.5 Pemeliharaan

Ada 2 hal yang harus dilakukan dalam tahap perawatan tanaman mentimun,

yakni pengairan, pemupukan, dan pemasangan ajir atau media rambat.

untuk pemeliharaan tanaman ini dapat dilakukan dengan cara:

 Penyulaman dan Seleksi Tanaman Selanjutnya kegiatan penyulaman

dapat dilakukan sedini mungkin atau sejak tanam hingga umur 15 hari

setelah tanam. Sementara itu pada sistem tanam langsung (benih),

penyulaman tanaman yang mati atau tumbuhnya abnormal diganti dengan

benih yang baru. Namun di samping penyulam, juga dilakukan seleksi

tanaman. Yaitu dengan cara, tanaman yang tumbuhnya lemah dicabut dan

disisakan satu tanaman terbaik perlubang tanaman.Sedangkan pada sistem

tanam pindah bibit dari pesemaian, penyulaman dilakukan dengan cara

mengganti tanaman yang mati atau tumbuhnya lemah dengan bibit baru

dari pesemaian.

9
 Pengairan Untuk kegiatan pengairan tanaman ini bisa dilakukan rutin dua

kali sehari (pagi dan sore hari), terutama pada fase awal pertumbuhan dan

keadaan cuacanya kering dan cara pengairannya, dileb atau disiram dengan

menggunakan alat bantu gembor lalu bagi sistem pengairan berikutnya

disesuaikan dengan kondisi iklim, asalkan tanahnya dijaga tidak

kekeringan.Apalagi dalam fase pembungaan dan pembuahan, yang mana

keadaan air tanah harus memadai karena jika tanaman mentimun

kekurangan air, akan menyebabkan buahnya menjadi tidak normal seperti

bengkok.

10
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Tinggi Tanaman Timun

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan pada praktikum

Produksi Tanaman Lanjutan yang telah kami lakukan, kami mendapatkan hasil

yang telah di rata-ratakan sebagai berikut:

  Tabel 1. Tinggi Tanaman Timun


Perlakuan MST (Minggu Setelah Tanam) Rata-Rata
1 2 3
P0 4 14 45 21
P1 5 16 48 23
P2 5 21 50 25,3
P3 6 21 58 28,3
P4 6 58 51 38,3
Jumlah 153,9
Rata-Rata

4.1.2 Pembahasan

Pada pengamatan yang sudah dicoba hingga diperoleh hasil rata- rata

paling tinggi bersumber pada 3x ulangan dari perlakuan 1, sedangkan rata- rata

terendah diperoleh lewat perlakuan ke 4. Perbandingan rata- rata antara perlakuan

yang satu serta perlakuan yang lain terdapat yang sangat berbeda jauh, perihal ini

sebab metode ataupun orang pembudidaya tumbuhan tersebut pada dikala proses

perawatan tumbuhan yang berbeda- beda, setelah itu ditemui pula kendala ataupun

kehancuran pada tanaman.

11
Pada tabel diatas yang sudah di rata- ratakan bisa dilihat kalau pada tabel

tersebut mempunyai jumlah daun yang berbeda dan besar dari tumbuhan timun

yang berbeda pula perihal ini bisa terjalin sebab terdapat aspek aspek tertentu

yang membuat perbandingan pada tiap tumbuhan.

Kenaikan bobot tumbuhan diprediksi dipengaruhi oleh serapan hara N, P,

K, dimana serapan hara tersebut pengaruhi proses fotosintesis sehingga tumbuhan

mentimun mempunyai batang, daun, serta cabang yang kuat. Terus menjadi besar

serapan hara N, P, K, hingga hendak terus menjadi tingi pula bobot tumbuhan

mentimun. Perihal ini diprediksi sebab terdapatnya ikatan eret antar kandungan N,

P, K, dengan bobot tumbuhan timunn 4.2 Jumlah daun. (Anonim. 2007)

4.2.1 Jumlah daun Tanaman Timun

Adapun hasil dari tanaman timun adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Daun Tanaman Timun


Perlakuan MST (Minggu Setelah Tanam) Rata-rata
1 2 3
P0 3 6 21 10
P1 2 7 25 11,3
P2 3 7 17 9
P3 2 7 22 10,3
P4 2 12 24 12,6
Jumlah
Rata-Rata

12
4.2.2 Pembahasan

Pada pengamatan yang sudah dicoba hingga diperoleh hasil rata- rata

paling tinggi bersumber pada 3x ulangan dari perlakuan 1, sedangkan rata- rata

terendah diperoleh lewat perlakuan ke 0. Perbandingan rata- rata antara perlakuan

yang satu serta perlakuan yang lain terdapat yang sangat berbeda jauh, perihal ini

sebab metode ataupun orang pembudidaya tumbuhan tersebut pada dikala proses

perawatan tumbuhan yang berbeda- beda, setelah itu ditemui pula kendala ataupun

kehancuran pada tumbuhan sampai kematian yang salah satu penyebabnya

merupakan pemberian pupuk yang jarak antara letak pupuk dengan tumbuhan itu

sendiri yang sangat dekat. Jumlah daun pada tumbuhan bisa dipengaruhi oleh

pupuk spesialnya faktor N

Perihal yang sama pula dikemukakan dalam Riset kalau faktor N yang bisa

mendesak perkembangan organ– organ yang berkaitan dengan fotosintesis ialah

daun. Pemberian pupuk NPK memilki rata- rata besar tumbuhan yang lebih besar

serta berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. Perihal ini menampilkan kalau

dengan pemberian pupuk N, P serta K menolong tumbuhan dalam tingkatkan

perkembangan vegetatifnya. (Eriyandi. 2008)

13
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Mentimun merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar. Tanaman

tersebut menjalar atau memanjat dengan menggunakan alat panjat berbentuk pilin

(spiral). Buah mentimun banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan Vitamin

2 C. Buah mentimun sangat digemari oleh setiap orang karena rasanya segar,

sedikit berair, dan dingin.

Budidaya tanaman adalah suatu proses menghasilkan bahan pangan dan

berbagai produk agroindustri lainnya dengan memanfaatkan sumberdaya

tumbuhan. Yang menjadi objek budidaya tanaman ini antara lain tanaman

hortikultura, tanaman pangan dan tanaman perkebunan. Timun (Cucumis Sativus)

adalah tanaman sayuran yang banyak manfat dan kegunaannya antara lain sebagai

bahan makanan, bahan obat-obatan, dan bahan kosmetika. Tanaman mentimun

termasuk salah satu jenis sayuran buah yang memiliki banyak mamfaat dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari, sehingga permintaan terhadap komoditi ini

sangat besar.

Pada pengamatan yang sudah dicoba hingga diperoleh hasil rata- rata

paling tinggi bersumber pada 3x ulangan dari perlakuan 1, sedangkan rata- rata

14
terendah diperoleh lewat perlakuan ke 4. Kenaikan bobot tumbuhan diprediksi

dipengaruhi oleh serapan hara N, P, K, dimana serapan hara tersebut pengaruhi

proses fotosintesis sehingga tumbuhan mentimun mempunyai batang, daun, serta

cabang yang kuat.

Pada pengamatan yang sudah dicoba hingga diperoleh hasil rata- rata

paling tinggi bersumber pada 3x ulangan dari perlakuan 1, sedangkan rata- rata

terendah diperoleh lewat perlakuan ke 0. Perihal yang sama pula dikemukakan

dalam Riset kalau faktor N yang bisa mendesak perkembangan organ– organ yang

berkaitan dengan fotosintesis ialah daun. Pemberian pupuk NPK memilki rata-

rata besar tumbuhan yang lebih besar serta berbeda nyata dengan perlakuan yang

lain.

15
5.2 Saran

Untuk praktikum semester selanjutnya agar ditambahkan kran air dengan

selang yang panjang karena kran air yang ada masih sedikit dan selang pun

panjangnya tidak sampai ke bedengan yang berada di ujung dan juga untuk air

karena beberapi kali kami kehabisan air untuk menyiram tanaman, dan jaga air

biar tidak habis.

16
DAFTAR PUSTAKA

Eriyandi. 2008. Budi Daya Tanaman Terung. CV.Wahana Iptek, Bandung.

Anonim. 2007. Gerbang Informasi Agrikultur. Tanaman Terung Ungu (Solanum


melongena L) Posted by Harizamrry Under Agro-Jurnal Pertanian

Yadi, S., Karimuna, L., & Sabaruddin, L. (2012). Pengaruh pemangkasan dan
pemberian pupuk organik terhadap produksi tanaman mentimun (Cucumis
sativus L.). Jurnal Penelitian Agronomi, 1(2), 107-114.
Sedjati, S., 2006. Kajian Pemberian Bokashi Jerami Padi Dan Pupuk P Pada
Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.).Prosiding Seminar Dan Lokakarya
Nasional. Maros.

Sunarjono, H, H. 2007. Bertanam 30 Jenis Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal,


109-114.

Wijaya, K.A. 2008. Nutrisi Tanaman Sebagai Penentu Kualitas Hasil dan
Resistensi Alami Tanaman. Prestasi Pustaka, Jakarta

Yusri Fefiani Dan Wan Arfiani Barus. 2014. Respon Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Mentimun (Cucumis Sativus L.) Akibat Pemberian Pupuk
Kandang Sapi Dan Pupuk Organik Padat Supernasa. Fakultas Pertanian
Universitas Amir Hamzah Medan. Volume 19 No. 1

Nuzhul, M. (2019). PENGARUH PUPUK CAIR BIO-EXTRIM DAN BIOTA


PLUS SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PENGGUNAAN PUPUK NPK
PHONSKA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN
TIMUN JEPANG (Cucumis sativa L.) (Doctoral dissertation, Universitas
Mataram).

Joko, S. S. S. N. S., & Hardiatmi, S. S. (2015). PENGARUH KONSENTRASI


EKSTRAK TEH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TIMUN (Cucumis sativus
L.). Innofarm: Jurnal Inovasi Pertanian, 14(1).

Indriani, A. N. (2019). Penentuan Masak Fisiologis Biji Pare (Momordica


charantia L.) sebagai Syarat Benih Bermutu (Doctoral dissertation,
Universitas Brawijaya).

17
LAMPIRAN

18
Dokumentasi Praktikum Budidaya Tanaman Timun (Cucumus Sativus. L)

Gambar 1

Gambar 2

19
BIODATA PENYUSUN

Nama : Ricco Satariawan

Stambuk : E 281 19 378

Tempat Tanggal Lahir: Palu,3 Oktober 2000

Email : ricotriawan@gmail.com

Nama : Ayu Valenty. A

Stambuk : E 281 19 411

Tempat Tanggal Lahir: Dumai, 7 April, 2000

Email : ayuvalenty05@gmail.com

20

Anda mungkin juga menyukai