Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN ORGANISME PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN :

JAMUR, BAKTERI, VIRUS, NEMATODA

Disusun Oleh :

HAIDAR ALWI YAHYA. S


NPM : 188220008

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

PENGENALAN ORGANISME PENYEBAB PENYAKIT TANAMAN :


JAMU, BAKTERI, VIRUS, NEMATODA

Disusun untuk memenuhi Mata kuliah Praktikum Dasar Perlindungan Tanaman Yang
dibimbing oleh Bapak Prof. Dr. Ir. Ahmad Rafiqi Tantawi, MS dan Ibu Ir. Magdalena
Saragih, MP

Disusun Oleh :

HAIDAR ALWI YAHYA. S


NPM : 188220008

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2020
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dasar Perlindungan Tanaman adalah ilmu yang mempelajari kerusakan yang disebabkan oleh
organisme yang tergolong ke dalam dunia tumbuhan sepertitumbuhan tinggi parastis, ganggang,
jamur, bakteri, mikoplasma dan virus.Kerusakan ini dapat terjadi baik di lapangan maupun setelah
panen. (Sastrahidayat. 2011)
Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dansudut ekonomi,
demikian juga penyakit tanamannya. Disamping itu untuk mempelajari Ilmu Penyakit Tumbuhan
perlu diketahui beberapa istilah dande!inisi yang penting.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit tumbuhan dapat menimbulkankerugian yang
sangat besar terhadap masyarakat. Kerusakan ini selain disebabkanoleh karena hilangnya hasil
ternyata juga dapat melalui "ara lain yaitumenimbulkan gangguan terhadap konsumen dengan adanya
ra"un yang dihasilkanoleh jamur dalam hasil pertanian tersebut. Maka dari itu perlu untuk mengenal
danmengetahui gejala yang ditimbulkan oleh serangan penyakit.(Sastrahidayat. 2011)
Metode pengendalian terhadap hama maupun penyakit tanaman yang tepat berdasarkan DPT
yang menyerang merupakan hal yang sangat penting. Terdapat beberapa metode pengendalian yaitu
pengendalian secara kimiawi, biologi, budidaya, dan mekanis serta penggunaaan tanaman tahan.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman masing-masing komoditas berbeda-beda berdasarkan hama
dan patogen yang menyerang.(Agrios,G.N. 1996)
Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Gangguan terhadap tumbuhan yang
disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut penyakit. Tidak seperti hama, penyakit tidak
memakan tumbuhan, tetapi mereka merusak tumbuhan dengan mengganggu proses – proses dalam
tubuh tumbuhan sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang penyakit,
umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan
kematian. .(Agrios,G.N. 1996)

1.2 Tujuan Pratikum


Tujuan diadakannya praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi Penyakit pada tumbuhan
2. Untuk mengetahui beberapa tipe gejala penyakit tumbuhan
3. Untuk mengetahui tipe gejala penyakit dari jamur,virus,bakteri,dan nematoda bagi tanaman

1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui definisi Penyakit pada tumbuhan
2. Dapat mengetahui beberapa tipe gejala penyakit tumbuhan
3. Dapat mengetahui tipe gejala penyakit dari jamur,virus,bakteri,dan nematoda bagi tanaman

1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Tanaman Secara Umum


Penyakit tanaman adalah terjadinya perubahan fungsi sel dan jaringaninang sebagai akibat
gangguan yang terus menerus oleh agensi patogen ataufaktor lingkungan dan berkembangnya gejala
dan Ketidak mampuantumbuhan untuk memberi hasil yang cukup kuantitas maupun
kualitasnya(Adinugroho W.C. 2008)).
Secara sederhana penyakit tumbuhan dapatlah diberibatasan sebagaikerusakan proses
fisiologi, yang disebabkan oleh rangsangan yang terusmenerus dari penyebab utama, melalui
terhambatnya akitifitas seluler, dandiekspresikan dalm bentuk karakter patologi yang khas yang
disebutsymptom atau gejala (Satrahidayat, 2011).
Pengertian secara umum dari penyakit tumbuhan adalah suatu perubahanatau penyimpangan
dari rangkaian proses fisiologi penggunaan energi yangmengakibatkan hilangnya koordinasi fisiologi
di dalam tubuh tumbuhan,termasuk gangguan aktivitas seluler yang ditunjukan oleh
perubahanmorfologi dan menimbulkan kerusakan (kerugian) (Adinugroho W.C. 2008).
Penyakit sebenarnya adalah suatu proses dimana bagian-bagian tertentudari organisme tidak
dapat menjalankan fungsinya secara normal dengansebaik-baiknya karena adanya suatu gangguan
(Semangun, 1996).Penyakit tanaman lebih sering di klasifikasikan oleh gejala merekadaripada oleh
agen penyakit, karena penemuan agen mikroskopis seperti bakteri tanggal hanya dari 19 persen.

2.2 Klasifikasi Patogen


2.2.1 Jamur Parasit sebagai Penyebab Kerusakan
a. Morfologi Jamur
Jamur atau fungi merupakan organisme eucaryotic yang secara khusus terdiri dari
filament tidak bergerak (non-motile), multi nukleat dan bercabang-cabang. Struktur somatis
tersebut disebut hyfa atau miselia. Hifa-fifa tersebut secara kolektif akan membentuk struktur
vegetatif yang disebut thalus atau miselium (Pracaya, 2007).
Miselium jamur berasal dari perkecambahan beberapa bentuk propagul seperti spora yang
berkecambah. Ujung-ujung hifa yang relatif lunak berdinding tipis mengandung sitoplasma yang
padat dan memberikan tempat pertumbuhan selanjutnya, secara aktif dan membagi diri sesuai
dengan fungsi sel, secara diferensiasi sel. Terutama pada fungsi plastida, akan menyebabkan
modifikasi pertumbuhan. Untuk penetrasi ke dalam sel inangnya maka diferensiasinya adalah
membentuk jarum penetrasi (penetration peg) atau hautorium (Pracaya, 2007).
b. Terdapat dua jenis hifa pada jamur, yaitu;
 hifa tidak bersekat (Coenocytic) terdapat pada jamur-jamur tingkat rendah (Phycomycetes;
Chytridiomycetes).
 hifa bersekat (Cellular), merupakan ciri khas dari jamur tingkat tinggi, baik tingkat
sempurna (Basidiomycetes, Ascomycetes) maupun yang belum sempurna
(Deuteromycetes).
c. Contoh-Contoh Penyakit yang disebabkan oleh Jamur/fungi
 Damping off dan Seedling blight - Root rot
 Vascular Wilt - Downey mildew
 Powdery mildew - Leaf spot
 Rust - Smuts
 Beberapa penyakit Pasca panen

2.2.2 Bakteri
Bakteri termasuk tumbuhan tingkat rendah (Schizophyta, individu berbentuk sel
tunggal, kadang-kadang membentuk koloni). Bakteri adalah micoorganisme, sebagian besarnya
hidupnya sebagai saprofit, sebagian kehidupannya berguna bagi manusia, dan sebagian lain
merupakan penyebab penyakit bagi manusia binatang dan tumbuhan. Semua bakteri penyebab
penyakit pada tanaman pada umumnya adalah saprofit fakultatif dan dapat ditumbuhkan pada
media buatan (agar-agar). Bakteri disebut pula sebagai mikro organisme uniselular, tidak
mempunyai khlorofil dan berkembang biak dengan membelah diri (fission). Bentuk atau

2
morfologi bakteri dapat berupa bola (spherical), berbentuk batang (rod, bacillus), atau spiral
(spiirallus). ( Tjahjadi, N. 2005)
2.2.3 Virus
Virus adalah suatu ujud yang berukuran submikroskopis, berkembang biak hanya dapat
terjadi dengan bantuan metabolisme sel inangnya, serta memanfaatkan energi dari hasil
metabolisme inangnya. Sebagai ujud yang sub microskopis susunan tubuhnya terdiri dari asam
nukleat (RNA/DNA) dan protein (virus lengkap=virion). Beberapa dari jenisnya bahkan tidak
mengadung protein (virus telajang=viroid). Berdasarkan pengamatan secara sub-mikroskopis
dengan mikroskop elektron, diketahui bahwa virus tumbuhan mempunyai bentuk yang bermacam-
macam.
 Berbentuk bulat (spherical, poliheudral)
 Berbentuk batang (rod, flexious)
 Berbentuk basil (basilus, peluru)
Dari bentuk-bentuk tersebut masih banyak yang mengalami perubahan atau modifikasi.
Ukuran virus secara sub-mikroskopis adalah nano meter (nm), rata-rata berukuran 10-25 nm
diameter dan 25-1000 nm panjang. ( Tjahjadi, N. 2005)
2.2.4 Nematoda
Kelas nematoda merupakan anggota yang berperan sebagai hama kususnya kerusakan-
kerusakan yang terjadi di bawah tanah. Nematoda berukuran kecil, bebentuk silindris dan
memanjang, bilateral simetris dan tubuhnya tidak bersegmen. Lapisan bagian luar berupa
kutikula lentur dan transparan yang bersifat sebagai pelindung dan memudahkan pergerakan.
Pada bagian anterior (depan) terdapat stilet yang berfungsi sebagai alat mulut untuk menusuk
jaringan tanaman Contoh salah satu spesies nematoda yang penting sebagai hama dan penyakit
tanaman adalah Meloidogyne sp ( Tjahjadi, N. 2005)
Nematoda penyebab penyakit tanaman pada umumnya dicirikan dengan adanya stilet
pada bagian alat mulutnya. Spesies-spesies nematoda parasit termasuk dalam ordo Tylenchida.
Ada diantaranya yang bertindak sebagai vektor virus yaitu spesies-spesies dari ordo
Dorylaimoidea. Sebagai OPT yang hidup di dalam tanah, penyebaran nematoda bergantung pada
keadaan tanah. Dalam keadaan basah dan berstruktur remah, penyebaran nematoda lebih cepat
dibandingkan dengan dalam keadaan kering dan berstruktur liat. ( Tjahjadi, N. 2005)

3
BAB III. CARA KERJA

3.1 Pengenalan alat gelas


3.3.1 Gelas Kimia (Beaker Glass)

Biasanya terbuat dari tipe boroksilikat. Bentuk beaker glass memiliki


beberapa tipe, tinggi dan pendek. Mempunyai kapasitas ukuran volume dari
5 – 6000 mL.
Prinsip kerja : Wadah larutan, skala pada badan gelas digunakan untuk
mengukur larutan secara tidak teliti.
Fungsi :
 - Sebagai tempat melarutkan zat.
 - Tempat memanaskan.
 - Menguapkan larutan / air.

K3 :
- Menggunakan lap halus saat mengangkat beaker gelas dari kompor listrik.
- Merendam beaker gelas dalam aquadest atau air saat menuangkan larutan asam dengan
konsentrasi tinggi. (Buku Penuntun Praktikum Kimia. 2013)
3.3.2 Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)
Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, labu erlenmeyer ada yang
dilengkapi dengan tutup dan tanpa tutup. Tutup labu dan mulut labur
erlenmeyer terbuat dari kaca asah. Labu erlenmeyer mempunyai
kapasitas ukuran volume dari 25 – 2000 mL.
- Prinsip kerja : labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan
untuk pencampuran reaksi dengan pengocokkan kuat sedangkan labu
erlenmeyer tanpa tutup asah biasanya digunakan untuk mencampurkan
reaksi dengan kecepatan lemah. (Buku Penuntun Praktikum Kimia.
2013)

Fungsi :
- Labu erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan kuat,
dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya.
- Labu erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan lemah hingga
sedang.
K3 : Menggunakan lap halus saat mengangkat Erlenmeyer dari kompor listrik.
3.3.3 Tabung Reaksi (Test Tube)
Tabung reaksi umumnya terbuat dari berbagai macam jenis gelas antara
lain ; Boroksilikat, Soda, Fiolax dan Supermax. Soda Glass tidak tahan
pemanasan, Fiolax Glass tidak peka terhadap perubahan panas dan
pemanasan setempat. Tabung reaksi yang terbuat dari Fiolax dan Soda
glass umumnya berdinding tipis, sedangkan tabung reaksi yang terbuat
dari Boroksilikat dan Supermax tahan pemanasan. Ukuran tabung reaksi
ditetapkan berdasarkan atas diameter mulut tabung bagian dalam dan
panjang tabung, diameter antara 70 – 200 mm.
- Prinsip Kerja : Sebagai wadah larutan, beberapa memiliki tutup
yang digunakan untuk meletakkan sampel (darah). (Buku Penuntun
Praktikum Kimia. 2013)
Fungsi :
- Mereaksikan larutan.
- Untuk memanaskan sampel atau cairan.
K3:
- Membawa serta dengan rak tabung sesuai dengan ukuran tabungnya agar tidak jatuh.
- Gunakan penjepit tabung saat akan melakukan pemanasan

4
3.3.5 Labu Ukur (Volumetrik Flask)
Terbuat dari jenis gelas boroksilikat, mempunyai mulut labu dengan
ukuran standar yang dilengkapi dengan tutpnya. Tutup labu dapat terbuat
dari gelas asah atau teflon. Labu ukur mempunyai kapasitas volume 5 –
2000 mL.
Prinsip kerja : Labu ukur memiliki ketelitian tinggi sehingga sering
digunakan untuk mengukur larutan secara teliti.
- Fungsi : Digunakan untuk mencampurkan larutan. (Buku
Penuntun Praktikum Kimia. 2013)

K3 :
- Tidak boleh dipanaskan.
- Gunakan kedua tangan saat mencampurkan larutan.
3.3.6 Buret (Burettes)
Buret berbentuk silinder, terbuat dari jenis gelas soda, boroksilikat,
amber. Bentuk buret dibedakan dengan ujung kran lurus (Burettes with
straight stopcock) dan buret dengan keran bengkok (Burettes with
lateral stopcock). Mempunyai kapasitas 1 – 100 mL dengan
pembagian skala 0,01 – 0,2 m.
Prinsip Kerja : Buret harus bersih, kering dan bebas lemak sebelum
digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada gelembung
udara di bawah kran karena menyebabkan kesalahan saat melakukan
titrasi.
Fungsi : Memberikan secara tetes demi tetes sejumlah volume larutan
yang diketahui dengan teliti pada proses titrasi.

K3 :
- Letakkan pada keranjang plastik.
- Perhatikkan kran buret, gunakan pelumas untuk memudahkan putaran kran buret dan mencegah
kebocoran. (Buku Penuntun Praktikum Kimia. 2013)

3.2 Pengenalan Mikroskop


Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein =
melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu
kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang
mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini
disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah terlihat oleh mata. Jadi, mikroskop adalah
alat yang digunakan untuk melihat, atau mengenali benda-
benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari
aslinya.Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting
pada kegiatan laboratorium sains, khususnya biologi.
Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita
dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil
(mikroskopis). Hal ini membantu memecahkan persoalan
manusia tentang organisme yang berukuran kecil. (Buku
Penuntun Praktikum Kimia. 2013)
Jenis mikroskop beranekaragam, diantaranya mikroskop satu okuler (monokuler) dengan tabung tegak
dan miring, mikroskop dua okuler (binokuler) atau tiga okuler (trinokuler). Selain itu, keragaman
mikroskop juga bergantung pada kekuatan lensa yang digunakan, sumber cahaya atau sinar, ataupun
mikroskop yang dipasang kamera.
Mikroskop terdiri dari bagian optic yang meliputi kondensor, lensa objektif, dan lensa okuler serta
bagian non-optik yang meliputi kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja objek, pemutar halus dan
kasar, penjepit kaca objek, dan sumber cahaya. Komponen-komponen suatu mikroskop cahaya
diantaranya sebagai berikut: (Buku Penuntun Praktikum Kimia. 2013)

5
a. Lensa Okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk
membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
b. Lensa Objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk bayangan
nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran
lensa objektif.
c. Tabung Mikroskop (Tubus), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungkan
lensa objektif dengan lensa okuler.
d. Makrometer (Pemutar Kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop
secara cepat.
e. Mikrometer (Pemutar Halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan
mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
f. Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
g. Refkektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini
berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di
meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan
terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi
untuk mengumpulkan cahaya.
h. Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
i. Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar
dan di naik turunkan.
j. Meja Mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
k. Penjepit, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah
bergeser.
l. Lengan Mikroskop, berfungsi sebagai pegangan pada mikroskop.
m. Kaki Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
n. Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
3.3 Pengenalan Cara Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara mekanik, cara fisik, dan cara
kimiawi.
a. Sterilisasi cara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22
mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik.

b. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran.


a. Pemanasan
 Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat
pada api secara langsung, contoh alat: jarum inokulum (jarum ose),
pinset, batang L. (Buku Penuntun Praktikum Kimia. 2013)

6
 Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180oC. Sterilisasi panas kering cocok
untuk alat yang terbuat dari kaca, misalnya erlenmeyer, tabung reaksi, cawan.

 Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat
menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. (Buku Penuntun Praktikum
Kimia. 2013)
 Uap air panas bertekanan: menggunakan autoklaf.

b. Penyinaran dengan Ultra Violet (UV) Sinar UV juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi,
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV. (Buku Penuntun Praktikum Kimia. 2013)

7
BAB IV. PEMBAHASAN
Pada praktikum Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang “PenyakitTanaman” ini
bertujuan agar praktikan mengetahui macam-macam penyakityang terdapat pada tanaman, perlu
diketahui bahwa penyakit tanaman adalahsesuatu hal yang harus diperhatikan dalam melakukan
budidaya. Penyakit tanaman adalah terjadinya perubahan fungsi sel dan jaringan inangsebagai akibat
gangguan yang terus menerus oleh agensi patogen atau faktorlingkungan dan berkembangnya gejala
dan Ketidak mampuan tumbuhan untukmemberi hasil yang cukup kuantitas maupun
kualitasnya.Terdapat banyak sekali penyakit yang dijumpai dan terdapat penyebabtanaman terserang
penyakit seperti yang dikemukakan oleh (Agrios,1996)Penyebab munculnya penyakit tanaman secara
garis besar dibagi menjadi 3golongan pathogen utama, yaitu jamur (cendawan), bakteri, virus, dan
Nematoda. (Hidayat, H. 2009)
4.1 Pengenalan penykit Tanaman
4.4.1 Jamur
Istilah jamur berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus (mushroom) yang berarti tumbuh
dengan subur. Istilah ini selanjutnya ditujukan kepada jamur yang memiliki tubuh buah serta tumbuh
atau muncul di atas tanah atau pepohonan (Tjitrosoepomo, 1991). Organisme yang disebut jamur
bersifat heterotrof, dinding sel spora mengandung kitin, tidak berplastid, tidak berfotosintesis, tidak
bersifat fagotrof, umumnya memiliki hifa yang berdinding yang dapat berinti banyak (multinukleat),
atau berinti tunggal (mononukleat), dan memperoleh nutrien dengan cara absorpsi (Hidayat,H. 2009).
Mc-Kane (1996) mengatakan setiap jamur tercakup di dalam salah satu dari kategori
taksonomi, dibedakan atas dasar tipe spora, morfologi hifa dan siklus seksualnya. Kelompok-
kelompok ini adalah : Oomycetes, Zygomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes dan Deuteromycetes.
Terkecuali untuk deuteromycetes, semua jamur menghasilkan spora seksual yang spesifik (Hidayat,
H.2009).
Penyakit yang disebabkan oleh Jamur.
a. Penyakit bercak daun
Penyakit-penyakit bercak daun disebabkan oleh dua macam jamur yakni Cercospora arachidicola
dan Cercosporidium personatum. Penyakit bercak daun awal disebabkan oleh Cercospora
arachidicola Hori. Penyakit ini pada umumnya timbul pada awal pertumbuhan, kira-kira mulai
muncul pada umur tiga minggu. Stadium sempurna jamur tersebut adalah Mycosphaerella
arachidis Deighton ( Suniarsyih,N. S. 2009).
b. Penyakit karat
Penyebab penyakit karat adalah jamur Puccinia arachidis Speg. Gejalanya adalah timbulnya
pustul berwarna oranye yang merupakan uredium pada permukaan bawah daun yang kemudian
dapat juga muncul bertolak belakang pada permukaan atas daun (Gambar 3). Uredium tersebut
berukuran 0,3 sampai 1 mm. Berbeda dengan daun-daun yang terinfeksi bercak daun yang
kemudian akan rontok, daun-daun yang terserang penyakit karat meskipun kering akan lebih
lama tinggal pada tanaman kacang tanah ( Suniarsyih,N. S. 2009).
4.4.2 Bakteri
Bakteri ada yang menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Bakteri memiliki ciri-ciri yang
membedakannya dengan mahluk hidup yang lain. Bakteri adalah organisme uniselluler dan prokariot
serta umumnya tidak memiliki klorofil. ( Yudha, 2008)
Bakteri memiliki ciri-ciri yang membedakannnya dengan mahluk hidup lain yaitu :
- Organisme multiselluler
- Prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
- Umumnya tidak memiliki klorofil
- Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi antara 0,12 s/d ratusan mikron umumnya memiliki
ukuran rata-rata 1 s/d 5 mikron.
- Memiliki bentuk tubuh yang beraneka ragam
- Hidup bebas atau parasit
- Yang hidup di lingkungan ekstrim seperti pada mata air panas,kawah atau gambut dinding
selnya tidak mengandung peptidoglikanaa( Yudha, 2008)
Penyait yang disebabkan oleh Bakteri :
a. Gejala benjolan (galls) Agrobacterium tumifaciens

8
Agrobacterium tumefaciens : Crown Gall, Benjolan pada akar, batang, atau dahan-dahan.
Agrobakterium rhizogenes : Akar “Berambut” (Hairy Roots) : Pertumbuhan berlebihan secara
abnormal dari akar-akar, baik yang menghasilkan benjolan (gall tissue) maupun tidak.
Agrobakterium rubi : Benjolan batang/dahan (Cane Gall) : Benjolanbenjolan pada batang/dahan
yang sedang berbuah dari tanaman “Blackberry” dan “Raspberry”. Pseudomonas savastanoi :
Benjolan Pohon “Olive” (Olive Knot) : Benjolan-benjolan pada akar dari pohon “Olive” dan
“Ash”, juga pada rantingranting pohon “Olive”. Corynebakterium fasciens : Penyebab
Fasciation. Benjolanbenjolan pada dahan tanaman kapri, Crysanthemum, dan tanaman-tanaman
bunga lainnya. ( Suniarsyih,N. S. 2009).
b. Gejala slime flux (mengeluarkan lendir)
Erwinia nimipressuralis : Perlendiran Bakteri atau Kebasahan pada Kayu (Slime Flux or
Wetwood). Menyerang pohon Elm, mulberry, maple, oak, poplar, dan willow. Jaringan kayu dan
pohon-pohon itu menjadi berwarna gelap dengan sifat seperti bekas terendam air, dari luka-luka
maupun celah-celah yang ada keluarlah cairan/lendir secara terputus-putus maupun terus-
menerus. Bakteri menimbulkan tekanan (gas) pada cairan yang beredar dalam tanaman. Bau-
busuk timbul pada lendir setelah diuraikan oleh micro-organisme sekunder. ( Suniarsyih,N. S.
2009).
4.4.3 Virus
Virus adalah parasit intraseluler obligat dan ukurannya 20-200 nm, bentuk dan komposisi
kimianya bervariasi, tetapi hanya mengandung RNA or DNA. Partikelnya secara utuh disebut
“VIRION” yang terdiri dari “Capsid” yang dapat terbungkus oleh sebuah Glycoprotein/membrane
lipid. ( Yudha, 2008)
Bahan genetik virus diselubungi oleh suatu lapisan pelindung. Protein yang menjadi lapisan
pelindung tersebut disebut kapsid. Bergantung pada tipe virusnya, kapsid bisa berbentuk bulat
(sferik), heliks, polihedral, atau bentuk yang lebih kompleks dan terdiri atas protein yang disandikan
oleh genom virus. Kapsid terbentuk dari banyak subunit protein yang disebut kapsomer.
Reproduksi virus secara umum terbagi menjadi 2 yaitu siklus litik dan siklus lisogenik.
a. Siklus litik
Siklus litik dari bakteriofage (dimulai dari kanan bawah ke kiri):1. adsorbsi & penetrasi
2. Pengabungan DNA virus dengan DNA sel 3. Replikasi DNA virus 4. Pembentukan kapsid 5.
Pembentukan tubuh dan ekor bakteriofage 6 Lisis.
b. Siklus lisogenik
Siklus lisogenik dalam virologi merupakan siklus reproduksi virus selain siklus litik.
Tahapan dari siklus ini hampir sama dengan siklus litik, perbedaannya yaitu sel inangnya tidak
hancur tetapi disisipi oleh asam nukleat dari virus. Tahap penyisipan tersebut kemudian
membentuk provirus. Siklus lisogenik secara umum mempunyai tiga tahap, yaitu adsorpsi dan
penetrasi, penyisipan gen virus dan pembelahan sel inang. ( Yudha, 2008)
Penyakit yang disebabkan oleh Virus :
a. Penyakit Yellows
Penyakit yang disebabkan oleh virus pada tanaman berikutnya adalah penyakit kuning. Penyakit
ini menyerang tumbuhan aster. Adapun patogen yang berkontribusi pada adanya penyakit ini
adalah geminivirus Tomato Yellow Leaf Curl Virus (TYLCV). Tanaman yang terserang
umumnya menunjukan gejala perubahan warna daun menjadi agak kekuning-kuningan.
Penyakit Daun Menggulung ( Suniarsyih,N. S. 2009).
b. Daun menggulung pada tanaman kapas, tembakau, dan lobak bukan hanya dapat terjadi akibat
keberadaan serangga yang sedang bermetamorfosis. Daun menggulung pada tanaman-tanaman
tersebut juga dapat terjadi akibat infeksi virus, tepatnya Turnip Yellow Mozaic Virus (TYMV).
Mengidentifikasi tanaman yang terserang virus turnip yellow sangat mudah. Warna kuning pada
daun disertai dengan adanya gulungan pada sisi daun tertentu merupakan tanda utama adanya
infeksi virus ini pada tanaman. ( Suniarsyih,N. S. 2009).
4.4.4 Nematoda
Menurut tempat hidupnya Nematoda pada manusia digolongkan menjadi dua yaitu Nematoda
Usus dan Nematoda Jaringan/Darah. Spesies Nematoda Usus banyak, tetapi yang ditularkan melalui
tanah ada tiga yaitu: Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan cacing tambang ( Pracaya, 2007).

9
Cara penularan (transmisi) Nematoda dapat terjadi secara langsung dan tidak langsung.
Mekanisme penularan berkaitan erat dengan hygiene dan sanitasi lingkungan yang buruk. Penularan
dapat terjadi dengan: menelan telur infektif (telur berisi embrio), larva (filariorm) menembus kulit,
memakan larva dalam kista, dan perantaraan hewan vektor. Dewasa ini cara penularan Nematoda
yang paling banyak adalah melalui aspek Soil Trasmitted Helminth yaitu penularan melalui media
tanah ( Pracaya, 2007).
Siklus hidup nematoda mengikuti pola standar terdiri dari telur, empat stadium larva, dan
dewasa. Larvanya kadang – kadang disebut juvenil karena mereka mirip dengan cacing yang dewasa,
yakni mereka berbentukcacing juga. Menyilih (ekdisis) terjadi setelah setiap stadium larva. Telur
kadang – kadang menetas pada saat larva berkembang di dalamnya, dengan demikian stadium infektif
mungkin telur atau mungkin larva, bergantung kepada jenis nematoda. ( Pracaya, 2007).
Penyakit yang disebabkan oleh Nematoda :
a. Puru akar, gejala ini tampak apabila tanaman terserang nematoda puru akar, yaitu Meloidogyne
spp., Naccobus, dan Ditylenhus radicicola. Serangan nematoda tersebut akan membentuk puru
pada akar tanaman, seperti pada tanaman kentang, tomat dan jenis tanaman lain. (Wiyono, S.
2007)
b. Busuk akar/umbi, gejala busuk akar terjadi apabila luka pada akar akibat gigitan/tusukan
nematoda terinfeksi organisme lain, yaitu jamur atau bakteri patogen. Gejala ini sering terjadi
pada tanaman kentang, yaitu busuk umbi dan akar yang disebabkan oleh Ditylenchus destructor.
c. Luka pada akar, ini merupakan gejala yang terjadi akibat tusukan/gigitan nematoda pada akar
yang menyebabkan luka berukuran kecil sampai sedang. Contohnya luka pada akar pisang yang
disebabkan oleh Radopholus similis.

10
BAB V. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Penyakit tanaman adalah terjadinya perubahan fungsi sel dan jaringaninang sebagai akibat
gangguan yang terus menerus oleh agensi patogen ataufaktor lingkungan dan berkembangnya gejala
dan Ketidak mampuantumbuhan untuk memberi hasil yang cukup kuantitas maupun
kualitasnyaPenyebab penyakit dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biotik atau parasit dan
abiotik atau non parasit.
Biotik yaitu penyebab penyakit yangsifatnya menular atau infeksius, msalnya jamur, bakteri,
nematoda,mycoplasma dan tanaman tinggi parasitik. Abiotik yaitu penyebab penyakityang sifatnya
tidak menular atau non infeksius.Penyakit-penyakit karena penyebab abiotik sering disebut penyakit
fisiologis/fisiogenis, sedangkan patogennya disebut fisiopath. Fisiopath tersebut antara lain kondisi
cuaca yangtidak menguntungkan, kondisi tanah yang kurang baik, dan kerusakan karenamekanik dan
zat-zat kimia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adinugroho W.C. 2008. Konsep Timbulnya Penyakit Tanaman.IPB.Bandung


Agrios, G. N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan: Edisi Ketiga. Yogyakarta : GadjahMada University
Press.
Buku Penuntun Praktikum Kimia 2013. Laboratorium Teknologi Pertanian Unib
Hidayat, H., 2009. Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Gadjah Mada UniversityPress, Yogyakarta.
Pracaya, 2007. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta.
Subagia, 2008. Hama dan Penyakit Tanaman Edisi Revisi. Penebar Swadaya,Jakarta
Suniarsyih, N. S, 2009. Pengendalian hama penyakit dan gulma secara terpadu (PHPT).
http://wibowo19.wordpress.com/2009/01/18/pengendalian-hama penyakit-dan-gulma-
secara-terpadu-phpt/. November 2020.
Sastrahidayat. 1990. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Usaha Nasional. Surabaya
Tjahjadi, N., 2005. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius, Palembang
Wiyono, S. 2007. Perubahan iklim dan ledakan hama dan penyakit tanaman.
http://www.deptan.go.id/setjen/humas/berita/Serangan%20OPT.htm.November 2020.
Yudha, 2009. Jenis Organisme Pengganggu Tanaman Budidaya. ITB Bandung.

12

Anda mungkin juga menyukai