Anda di halaman 1dari 4

Ketahanan Aktif dan Ketahanan Pasif

MEKANISME KETAHANAN TANAMAN


Patogen yang berhasil menginfeksbabkan gangguan fisiologis yang terus menerus sehingga
menyebabkan penyakit. Namun, terkadang patogen tidak mampu menginfeksi tumbuhan karena adanya
hambatan mekanis dan kimiawi. Kemampuan tanaman untukmencegah masuknya atau menghambat
perkembangan dan aktivitasnya dalam jaringan tanaman merupakan ketahanan tanaman (Agrios, 1997).
Berdasarkan pada respon tersebut di atas, maka mekanisme resistensi dapat dibagi atas dua kelompok,
yaitu:
1. Mekanisme resistensi pasif yaitu jika mekanisme ini sudah ada sebelum tumbuhan terinokulasi
patogen dan berfungsi untuk mencegah jangan sampaii inang kemudian tumbuh dan
berkembang dalam tubuh inang akan menye masuk atau untuk mencegah perkembangan
patogen lebih jauh. Tumbuhan yang mempunyai ketahanan pasif mempunyai struktur-struktur
morfologi yang menyebabkan sukar diinfeksi oleh patogen. Misalnya, tumbuhan mempunyai
epidermis yang berkutikula. tebal, adanya lapisan lilin dan mempunyai sedikit stomata.
2. Mekanisme resistensi aktif terjadi setelah tanaman diserang patogen. Mekanisme timbul dalam
sistem genetik dari inang dan pathogen yang berinteraksi dengan reaksi inang (Semangun, 1993)
untuk mencegah perkembanganpatogen sendiri. Umumnya mekanisme bertahan yang aktif
terjadi lebih sering dibanding yang pasif (Sastrahidayat, 1990). Misalnya, struktur pertahanan
dinding sel. Struktur pertahanan dinding sel meliputi perubahan morfologi dalam dinding sel
atau perubahan yang disebabkan oleh adanya reaksi dinding sel karena serangan patogen.
Mekanisme ketahanan aktifadalah hasil sifat-sifat fisika dan kimia tumbuhan yang membatasi
perkembangan patogen.
KETAHANAN AKTIF
Ketahanan aktif pada dasarnya akan berekasi untuk melindungi tanaman ketika tanaman itu sendiri telah
mengalami serangan dari patogen. Ketahanan ini memiliki beberapa jenis, yaitu:
1. Ketahanan Histologi
Pertahanan histology bisa dikatakan merupakan sisitem kekebalan dari tanaman yang notabene
dilakukan oleh salah satui bagian tanaman berupa jaringan dari tanaman itu sendiri. Beberapa
contoh dari kekebalan ini adalah sebagai berikut:
Pembentukan Lapisan Gabus (Cork Layer). Infeksi inang olehpatogen penyebab penyakit
sering menyebabkan tumbuhan membentuk beberapa lapisan yang terdiri dari sel-sel gabus di
depan titik infeksi sebagai akibat rangsangan terhadap sel-sel inang oleh zat yang disekresikan

patogen.
Lapisan gabus menghambat
serangan patogen dari awal luka dan juga menghambat penyebaran zat beracun yang mungkin
disekresikan patogen. Lapisan gabus menghentikan hara dan airdari bagian yang sehat ke bagian

terinfeksi dan memisahkan patogen dari tempat hidupnya. Jaringan yang mati termasuk
patogennya selanjutnya dibatasi oleh lapisan gabus dan patogen tetap berada pada tempat yang
membentuk nekrosis atau ditekan keluar oleh jaringan sehat dibawahnya dan membentuk kudis
yang mungkin mengelupas sehingga memisahkan patogen dari inangnya
.

Pembentukan Lapisan Absisi (abscission layers). Lapisan absisi terbentuk pada daun muda yang

aktif setelah infeksi oleh patogen. Lapisan absisi terdiri dari celah an
tara dua lapisan sirkuler sel daun yang mengelilingi lokus infeksi. Pada infeksi lamela tengah
antara dua lapisan sel tersebut menjadi larutdari keseluruhan ketebalan daun sehingga memotong
areal pusat infeksi dari bagian sisa daun.Secara bertingkat bagian tersebut mengerut/layu, mati dan
mengelupas, dan patogen ikut terbawa pada bagian tersebut.

Pembentukan Tilosa. Tilosa terbentuk di dalam pembuluh kayu

pada
tumbuhan dalam keadaan stres dan selama
penyerangan oleh jenis patogen vaskular. Tilosa adalah protoplasma yang tumbuh melebihi normal
dari sel-sel parenkim yangmenonjol dari pembuluh kayu melalui lubang-lubang. Bisa saja tilosa
terbentuk sangat banyak dan cepat di depan patogen sehingga mampu menghambat perkembangan
patogen selanjutnya.

Pengendapan getah atau blendok (gums). Berbagai jenis getah dapat dihasilkan oleh tumbuhan
disekitar luka oleh infeksi patogen. Dengan adanya getah tersebut terbentuk penghalang yang
tidak dapat dipenetrasi oleh patogen sehingga patogen menjadi terisolasi dan tidak bisa
memperoleh nutrisi dan lama kelamaan akan mati.
2. Ketahanan seluler
Pertahanan seluler bisa dikatakan merupakan sisitem kekebalan dari tanaman yang
notabene dilakukan oleh salah satu bagian tanaman berupa sel yang merupakan unit terkecil dari
tanaman.
Ketahanan ini melibatkan perubahan morfologi di dalam dinding sel atau perubahann
yang berasal dari dinding sel yang diserang oleh patogen. Namun mekanisme pertahanan ini
memiliki kemampuan yang terbatas. Ada tiga jenis utama struktur pertahanan seluler yaitu; (1)
terjadi pembengkakan pada lapisan terluar dinding sel yang disertai dengan zat berserat
(amorphous) yang dapat mencegah bakteri memperbanyak diri. (2) dinding sel yang menebal
sebagai respon terhadap beberapa jenis virus dan jamur patogen. (3) kalosa palpila yang
terdeposit pada sisi bagian dalam dinding sel sebagai respon terhadap serangan jamur patogen.
Pada beberapa jenis sel yang terserang oleh jamur patogen sitoplasma dan intinya
membesar. Sitoplasma menjadi granular dan keras dan muncul berbagai partikel atau berbagai
bentuk didalamnya akhirnya miselium patogen terurai dan infeksi berhenti.
3. Ketahanan Hipersensitif
Pertahanan hipersensitif bisa dikatakan merupakan sisitem kekebalan dari tanaman yang
notabene dilakukan oleh salah satu bagian tanaman berupa inti dari sel tanaman.
Salah satu conntoh dari ketahanan ini adalah reaksi nekrotik, yaitu Pada proses infeksi
patogen, patogen mempenetrasi dinding sel, setelah patogen berkontak dengan protoplasma sel
inti bergerak kearah serangan patogen dan segera terdisintegrasi/pecah dan berbentuk bulat
berwarna coklat di dalam sitoplasma. Pertama-tama keadaan t

ersebut mengelilingi patogen patogen dan


kemudian keseluruhan sitoplasma. Pada saat sitoplasma berubah warna menjadi coklat dan
akhirnya mati hifa yang menyerang mulai mengalami degenerasi. Hifa tidak dapat tumbuh ke
luar sel yang terserang dan serangan selanjutnya akan terhenti. Jaringan yang mengalami
nekrotik akan mengisolasi parasit obligat dari substasnsi hidup disekitarnya sehingga dapat
menyebabkan patogen mati.

4. Ketahanan Escape
Merupakan ketahanan dengan cara openghindaran dan melalui waktu. Contohnya adalah tanaman
reppelent selain itu tanaman raye yang membuka lebih lama akan lebih rentan terkena bakteri
dibandingkan dengan tanaman durian yang lebih cepat menutup.

KETAHANAN PASIF
Ketahanan ini merupakan jenis mekanisme ini sudah ada sebelum tumbuhan terinokulasi
patogen dan berfungsi untuk mencegah jangan sampai masuk atau untuk mencegah perkembangan
patogen lebih jauh. Ketahanan ini memiliki tiga jenis bentuknya, yaitu
1. Ketahanan Mekanis
Beberapa jenis contoh dati ketahanan mekanis adalah
Pembentukan Lilin pada permukaan daun dan buah membentuk permukaan yang dapat
mencegah terbentuknya lapisan air (water-reppelent) sehingga patogen tidak dapat berkecambah
atau memperbanyak diri. Selain itu terdapatnya bulu-bulu halus dan tebal pada permukaan
tumbuhan mungkin juga mempunyai pengaruh yang sama dengan efek penolak air sehingga
dapat menurunkan tingkat infeksi.
Kutikula yang tebal dapat meningkatkan ketahanan tumbuhan terhadap infeksi patogen yang
masuk ke tumbuhan inang hanya melalui penetrasi secara langsung. Akan tetapi ketebalan
kutikula tidak selalu behubungan dengan ketahanan tanaman karena ada beberapa varietas
tanaman yang memiliki lapisan kutikula tebal tetapi mudah terserang oleh patogen.
Ketebalan dan kekuatan dinding bagian luar sel-sel epidermis nampaknya merupakan
faktor penting dalam ketahanan beberapa jenis tumbuhan terhadap patogen-patogen tertentu.
Sel-sel epidermis yang berdinding kuat dan tebal akan membuat penetrasi secara langsung
mengalami kesulitan atau bahkan tidak mungkin dilakukan sama sekali oleh jamur pathogen.
2. Ketahanan khemis
Beberapa jenis tumbuhan sianogenik glikosida atau ester sianogenik yang bersifat tidak beracun
di dalam sel selama senyawa tersebut terpisah dari enzim-enzim hidrolitik tertentu. Akan tetapi
apabila sel tersebut dirusak secara fisik sehingga membrannya terganggu dan kandungan selnya
bercampur, maka enzim hidrolitik bercampur dengan kompleks sianogenik dan dapat
menghasilkan senyawa toksin sianida yang beracun bagi sebagian besar organisme dan
mikroorganisme.
3. Ketahanan substraktif
Ketahanan tumbuhan terhadap beberapa jenis patogen ialah akibat dari adanya senyawasenyawa yang tidak mudah diuraikan oleh enzim-enzim patogen. Senyawa-senyawa tersebut
merupakan bentuk komplek antara pektin, protein dan kation polivalen seperti kalsium atau
magnesium. Senyawa-senyawa tersebut dapat menghambat pertumbuhan patogen sehingga
mengakibatkan luka yang terbatas.

Anda mungkin juga menyukai