Oleh :
3.4 Virus
3.4.1 Tempat dan Waktu
Praktikum identifikasi virus dilakukan di dua tempat yaitu di teaching farm
untuk pengambilan sampel tanaman yang bergejala sedangkan identifikasi lebih
lanjut dilakukan di Laboratorium Penyakit Tanaman, Departemen Hama dan
Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin pada hari Selasa,
15 Mei 2018 pukul 11.00 WITA sampai selesai.
3.4.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu kamera. Adapun bahan yang
digunakan pada praktikum ini yaitu daun tanaman cabai yang mengeriting
3.4.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu:
1. Mengambil tanaman yang bergejala dilapangan.
2. Mengamati gejala yang terdapat pada tanaman yang terserang virus.
3. Membandingkan hasil pengamatan yang didapatkan dengan hasil penelitian
lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Cendawan
Adapun hasil dari identifikasi cendawan Phytophthora palmivora secara
makroskopis dan mikroskopis yaitu :
(a) (b)
Gambar 1. Karakteristik makroskopis cendawan Phytophthora palmivora pada
buah (a) hasil yang didapatkan (b) hasil hasil beradasarkan literatur
(a) (b)
Gambar 2. Karakteristik makroskopis cendawan Phytophthora palmivora pada
cawan (a) hasil yang didapatkan (b) hasil hasil beradasarkan literatur
(a) (b)
Gambar 3. Karakteristik mikroskopis cendawan Phytophthora palmivora pada
buah (a) hasil yang didapatkan (b) hasil hasil beradasarkan literatur
(a ) ( b)
buah Cawan
Bentuk badan
berbenang berbenang
buah
Deskripsi
menyebar menyebar
pertumbuhan
Mikroskopis
(a) (b)
. Gambar 5. Karakteristik makroskopis cendawan Fusarium sp.
(a) hasil yang didapatkan (b) hasil hasil beradasarkan literatur
(a) (b)
buah
Mikroskopis
Bentuk hifa -
Makrokonidia -
Mikrokonidia -
Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Gram dan Uji Katalase Pada Serratia sp.
Morfologi Uji Fisiologis
Isolat Bentuk Tepi Warna Gram Katalase
(a) (b)
Gambar 8. Karakteristik fisiologis nematode Meloidogyne sp. hasil yang
didapatkan, (b) hasil berdasarkan Literatur
Berdasarkan hasil pengamatan diatas maka dapat diketahui bahwa
nematoda yang berasal dari ekstraksi tanaman lada yaitu memiliki bentuk yang
panjang, stilet tidak nampak, serta memiliki bentuk ekor yang bulat. Nematoda
pada tanaman lada dapat menyebabkan penyakit kuning pada tanaman lada. Hal
tersebut sesuai dengan pendapat Sinaga (2006), yang menyatakan bahwa
penyebab penyakit kuning yaitu nematoda Radopholus similis dan Meloidogyne
incognita. Perkembangan penyakit tanaman sangat bergantung pada banyak
faktor, baik lingkungan, tanaman, maupun teknik budi daya yang digunakan.
Teknik atau sistem budi daya yang digunakan petani diduga berpengaruh terhadap
perkembangan penyakit kuning pada pertanaman lada. Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan maka diketahui bahwa nematoda yang diamati merupakan
nematoda patogen yang menyebabkan penyakit kuning (yellowing) pada tanaman.
4.4 Virus
(a) (b)
Gambar 6. Penampakan daun cabai yang terserang virus (a) hasil yang
didapatkan, (b) hasil berdasarkan Literatur
Berdasarkan hasil pengamatan maka dapat diketahui bahwa tanaman
tersebut terserang penyakit mosaik yang disebabkan oleh Mozaic Virus, dengan
menampakkan gejala keriting pada daun dan terdapat hama kutu aphids yang
merupakan vektor pembawa virus. Menurut Putra, dkk (2015),Untuk mengetahui
virus yang menginfeksi tanaman cabai rawit tidak cukup hanya mengetahui gejala
dari masing-masing virus tersebut, namun hal yang sangat penting dilakukan
adalah mendiagnosis virus yang menginfeksi tanaman tersebut dengan uji serologi
yaitu dengan uji Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) maupun uji
molekuler dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR). Dari hasil
pengamatan yang telah dilakukan maka diketahui bahwa tanaman yang diamati
merupakan nematoda patogen yang menyebabkan penyakit kuning (yellowing)
pada tanaman. Selain tanaman pangan, Meloidogyne spp. juga diketahui mampu
menginfeksi tanaman perkebunan seperti lada, kapas, dan kopi, juga tanaman
hortikultura seperti tomat, timun, dan wortel. Gejala umum yang disebabkan oleh
infeksi Meloidogyne spp. adalah menguningnya daun di sekitar tajuk, tanaman
menjadi kerdil, pertumbuhan terhambat, layu pada siang hari meskipun air
tersedia bagi tanaman. Gejala terjadi akibat terhambatnya saluran pengangkut air
dan nutrisi. Selain gejala tersebut, infeksi nematoda juga menyebabkan gejala di
bawah permukaan tanah, yaitu pada akar tanaman.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Identifikasi patogen cendawan dapat dilakukan dengan metode makroskopik
yaitu dengan melihat langsung keadaan koloni, serta metode mikroskopik
dengan menggunakan mikroskop.
2. Identifikasi patogen bakteri dapat dilakukan melalui uji biokimia, diantaranya
dengan uji katalase dan uji reaksi gram.
3. Identifikasi patogen nematoda dilakukan dengan melihat ciri morfologi dari
nematoda di mikroskop.
4. Identifikasi patogen virus dapat dilakukan dengan melihat gejala pada
tanaman. Selain itu, untuk identifikasi lebih lanjut dapat dilakukan dengan uji
serologi.
5. Spesies dari patogen yang diamati adalah Phytophthora palmivora, Fusarium
sp, Serratia sp, Meloidogyne sp, dan Mozaic Virus. Semua mikroorganisme
tersebut merupakan mikroorganisme yang menyebabkan penyakit (patogen).
5.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum sebaiknya asisten dan praktikan saling
membicarakan waktu yang tepat untuk melaksanakan praktikum sesuai perkiraan
durasi lama dalam menemukan hasil saat melakukan identifikasi patogen.
DAFTAR PUSTAKA