Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

“UJI HIPERSENSITIF DAN UJI PATOGENISITAS”

Oleh:

Nama : Nathaniel Reinhart Silaban


NIM : 165040200111130
Kelompok : B1
Asisten : Widi Fitrianingrum

JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA LAHAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya dari seluruh mikroorganisme yang ada di alam, hanya
sebagian kecil saja yang merupakan patogen. Patogen adalah organism atau
mikroorganisme yang menyebabkan penyakit pada organism lain. Kemampuan
pathogen untuk menyebabkan penyakit disebut dengan patogenisitas. Dan
patogenesis disini adalah mekanisme infeksi dan mekanisme perkembangan
penyakit. Infeksi adalah invasi inang oleh mikroba yang memperbanyak dan
berasosiasi dengan jaringan inang. Infeksi berbeda dengan penyakit. Sebagaimana
kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran
mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme
dapat ditemukan disemua tempat yang memungkinkan terjadinya kehidupan,
disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan
akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan karena beberapa hal
mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia,
tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara.
Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu
dapat juga menimbulkan penyakit.
Salah satu dari mikroorganisme yang termasuk patogen adalah bakteri.
Bakteri merupakan penyebab penyakit yang cukup sering terjadi pada tanaman.
Karena banyaknya manusia yang mengabaikan gejala pada penyakit tersebut
karena terkadang gejala awal yang diberikan ada gelaja awal yang biasa saja. Maka
dari itu diperlukannya uji hipersesitifitas pada suatu bakteri agar dapat diketahui
apakah bakteri tersebut adalah bakteri patogen atau bakteri bukan patogen seperti
bakteri saprofit. Uji patogenisitas juga harus dilakukan agar patogenisitas suatu
bakteri dapat diketahui.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membedakan antara bakteri
patogen dengan bakteri yang bukan patogen dengan uji hipersensitif pada
tembakau dan menguji patogenisitas bakteri yang diduga patogen dalam rangka
uji Postulat Koch.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah mempelajari cara membedakan bakteri
patogen atau bakteri saprofit dengan uji hipersensitif dan menguji patogenitas
bakteri dengan uji Postulat Koch lalu dapat diterapkan dalam berprofesi maupun
kehidupan sehari-hari.
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1. Pengertian Uji Hipersensitif
Uji hipersensitif dilakukan untuk menguji kemampuan isolat bakteri
menimbulkan reaksi hipersensitif pada daun tembakau yang berupa nekrosis pada
bagian yang diinfiltrasi dengan suspensi bakteri. Apakah inokulasi pada tanaman
tembakau menimbulkan malformasi atau gejala penyakit baik pada bagian yang
dinokulasi maupun pada bagian tanaman yang lain. Jika terjadi malformasi atau
gejala penyakit maka maka bakteri tersebut adalah patogen (Arwiyanto et al.,
2007). Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah isolat bakteri yang
ditemukan merupakan bakteri patogen tanaman atau bukan (Fanani et al., 2015).
Uji hipersensitif terhadap isolat bakteri yang diperoleh untuk menyeleksi bakteri
patogen dan non patogen (Hanif, 2015).
2.2. Pengertian Uji Patogenistas
Uji patogenisitas dilakukan untuk menguji sebesar apa patogenisitas atau
kemampuan menimbulkan gejala penyakit dari bakteri dengan menginokulasi
Suspensi bakteri 108 sel/ml yang diduga patogen pada tanaman inang (Arwiyanto
et al., 2007). Uji patogenisitas dinyatakan positif jika diperoleh koloni bakteri yang
serupa dengan bakteri yang diinokulasikan pada daun padi dan dinyatakan negatif
jika koloni yang diperoleh tidak serupa dengan bakteri yang diinokulasikan
(Wahyudi et al., 2011). Uji ini dilakukan untuk membedakan bakteri patogen dan
bakteri saprofit (Fanani et al., 2015).
2.3. Teknik Uji Hipersensitif
Uji hipersensitivitas isolat bakteri terhadap tanaman tembakau dilakukan
dengan cara koloni bakteri hasil isolasi dengan kerapatan ±108 sel/mL dalam
kultur cair disuntikkan ke daun tanaman tembakau menggunakan syringe 1 mL
(tanpa jarum). Sebagai kontrol positif digunakan Pseudomonas sp. Crb 69 dan Crb
70 yang merupakan bakteri pathogen tanaman, sedangkan untuk kontrol negatif
digunakan Escherichia coli (DH5α) dan akuades. Pengamatan gejala penyakit
dilakukan hingga 48 jam setelah penyuntikan (Wahyudi et al., 2011). Menurut
Schaad (2000) Teknik pengujian ini dilakukan dengan cara menginokulasi
suspensi bakteri pada tanaman tembakau kemudian diinkubasi. Suspensi bakteri
dibuat dengan mencampurkan 1 lup bakteri ke dalam 100 mL TSB kemudian
digoyang dengan shaker selama 24 jam pada kecepatan 150 rpm hingga suspensi
bakteri dengan kerapatan 108 sel/mL. Sebanyak 0.1 mL suspensi bakteri diambil
dengan alat penyuntik kemudian disuntikkan pada daun tembakau dan diinkubasi
selama 24 hingga 48 jam, pengamatan dilakukan dengan mengamati munculnya
gejala nekrotik pada daun tembakau setelah masa inkubasi 24 jam.
2.4. Teknik Uji Patogensitas
Pada penelitian Wahyudi et al. (2011) dalam uji patogenisitas
Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo), benih padi IR64 yang telah disterilkan
dengan Natrium-hipoklorit 2% ditumbuhkan dalam keadaan steril di dalam growth
chamber hingga berusia dua minggu. Daun padi selanjutnya dilukai dengan
gunting dan dicelupkan ke dalam suspense bakteri (kerapatan ±108 sel/ mL)
selama ±10 detik. Pengamatan gejala penyakit dilakukan pada 3 dan 14 hari setelah
inokulasi, selanjutnya dilakukan isolasi kembali bakteri dari daun padi yang
menunjukkan gejala HDB. Menurut Danaatmadja et al. (2009) Isolat bakteri yang
menunjukkan reaksi hipersensitif diuji patogenisitasnya pada bibit cengkeh
berumur 3 bulan. Metode inokulasi bakter dilakukan dengan metode infectivity
titration, yaitu dengan membuat lubang luka ke bagian batang tanaman kemudian
dimasukkan tip yang berisi 10– 20 µl suspensi bakteri (1 x 106 CFU/ml) ke bagian
lubang tersebut.
2.5. Tujuan Hipersensitif
Semua bakteri patogen tanaman punya kemampuan menginduksi
hipersensitivitas pada tanaman bukan inang. Kapasitas menginduksi
hipersensitivitas dari bakteri merupakan prediket patogenisitas dan digunakan
dalam kriteria diagnosa penyakit yang disebabkan bakteri (Zainal, 2010).
Hipersensitivitas adalah kemampuan bakteri dalam menimbulkan reaksi pada
tanaman bukan inang (contohnya tembakau) seperti nekrosis (Arwiyanto el al.,
2007).
2.6. Tujuan Patogenisitas
Patogenisitas adalah kemampuan bakteri isolat dalam menimbulkan gejala
yang sama dengan gejala penyakit yang ditemukan sebelumnya (Fanani et al.,
2015). Menurut Wahyudi (2011) patogenisitas adalah kemampuan isolat
menghasilkan koloni bakteri yang serupa dengan bakteri yang diinokulasikan pada
tanaman inang terinfeksi sebelumnya.
BAB III Metodologi
3.1 Alat dan bahan + Fungsi
3.1.1 Uji Hipersensitif
3.1.2 Uji Patogenisitas
3.2 Cara Kerja (Diagram alir + Analisa perlakuan)
3.2.1 Uji Hipersensitif
3.2.2 Uji Patogenisitas
BAB IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil dan Pembahasan Uji Hipersensitif dan Tabel Pengamatan Makroskopis
Bakteri
No. Isolat Dokumentasi 1 hsi Dokumentasi 2 hsi Dokumentasi 3 hsi
Bakteri
Pembahasan (penjelasan + perbandingan literatur minimal 3 sumber)
4.2 Hasil dan Pembahasan Uji Patogenesitas Bakteri dan Tabel Pengamatan
Patogenesitas Bakteri
No. Isolat Bakteri Hasil Uji Patogenisitas Dokumentasi

Pembahasan (penjelasan + perbandingan literatur minimal 3 sumber)


BAB V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai