Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

“UJI HIPERSENSITIF DAN UJI PATOGENISITAS”

Oleh:

Nama : Rizkia Widyaswari


NIM : 165040201111211
Kelompok : A2
Asisten : Widi Fitrianingrum

JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pertanian mencakup banyak hal, Salah satunya mengenai ilmu penyakit
dan tumbuhan. Pada ilmu penyakit dan tumbuhan terdapat pemahaman terhadap
interaksi inang-patogen yang merupakan salah satu komponen penting program
pengendalian terpadu penyakit tanaman. Banyak uji yang digunakan dalam penelitian
untuk pengendalian tanaman, beberapa diantaranya adalah uji hipersensitif dan uji
patogenisitas. Kedua uji tersebut dibutuhkan dalam dunia pertanian agar diketahui
mikroorganisme pada suatu tanaman bersifat patogen atau saprofit. Patogen yang
menyerang tanaman berasal dari mikroorganisme jamur, bakteri, virus, dan nematoda.
Namun pada uji hipersensitif tanaman pada umumnya digunakan untuk patogen dari
golongan bakteri dan pada umumnya dilakukan pada tanaman tembakau. Uji
hipersensitif merupakan suatu uji mekanisme pertahanan tanaman, dimana suatu
tanaman berusaha untuk menghambat penyebaran mikroorganisme. Sedangkan
pengujian patogenisitas dilakukan untuk untuk membuktikan suatu bakteri hasil
isolasi termasuk patogen atau bukan yang ditujukan untuk menguji suatu
patogenisitas bakteri yang diduga patogen. Oleh karena itu penting untuk
dilakukannya kedua uji tersebut agar diketahui jenis patogen yang diteliti, dilihat dari
reaksi atau gejala yang muncul pada tanaman setelah diuji sehingga didapatkan
metode selanjutnya yang harus dilakukan untuk pengendalian.
1.2 Tujuan
1. Untuk membedakan antara bakteri patogen dengan bakteri yang bukan patogen
dengan uji hipersensitif pada tembakau.
2. Untuk menguji patogenisitas bakteri yang diduga patogen dalam rangka uji
Postulat Koch.
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa dapat membedakan antara bakteri patogen dengan bakteri yang bukan
patogen dengan uji hipersensitif pada tembakau.
2. Mahasiswa dapat menguji patogenisitas bakteri yang diduga patogen dalam
rangka uji Postulat Koch.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Uji Hipersensitif
1. Uji hipersensitif menurut pemahaman merupakan suatu uji yang dilakukan untuk
menguji suatu mekanisme ketahanan tanaman dalam menghadapi patogen.
Dimana tanaman yang telah diberikan suatu injeksi suspensi patogen akan
berusaha menghambat persebaran patogen tersebut dengan cara meningkatkan
permeabilitas disertai matinya sel yang cepat pada jaringan.
2. Uji hipersensitif adalah uji respon ketahanan tanaman untuk melokalisasi bakteri
sehingga tanaman dapat mengatasi serangan berbagai jenis bakteri yang
berpotensi menyebabkan penyakit [ CITATION Fan15 \l 1057 ]
3. Uji hipersensitif diartikan sebagai uji reaksi pertahanan yang cepat dari tanaman
menghadapi patogen yang tidak kompatibel disertai dengan kematian sel yang
cepat pada jaringan di daerah yang diinjeksi suspensi bakteri. Dengan demikian
bakteri yang diisolasi dari lapangan tersebut dapat digunakan sebagai inokulum
untuk evaluasi ketahanan[ CITATION Had15 \l 1057 ]
4. Uji hipersensitif merupakan uji reaksi program kematian sel yang cepat dan
terlokalisasi. Reaksi ini muncul pada tanaman yang terinfeksi saat pengenalan
patogen dan bersamaan dengan itu, merupakan usaha untuk menghambat
pertumbuhan pathogen [ CITATION Wah111 \l 1057 ]

2.2 Pengertian Uji Patogenisitas

1. Uji patogenisitas menurut pemahaman adalah suatu uji yang dilakukan untuk
membuktikan dan mengetahui secara pasti jenis patogen pada suatu isolat yang
dibuat termasuk patogen tanaman yang benar-benar akan menyerang pada
tanaman inang yang telah diduga yang dilihat dari gejala yang muncul setelahnya
2. Uji patogenisitas ini adalah uji untuk membuktikan bahwa isolat yang didapatkan
bisa menimbulkan gejala yang sama dengan gejala penyakit yang ditemukan
sebelumnya [ CITATION Fan15 \l 1057 ]
3. Uji Patogenisitias meurupakan uji yang dilakukan untuk membuktikan patogen
memiliki daya keberhasilan untuk menyebabkan suatu penyakit pada suatu
tanaman [ CITATION Ach04 \l 1057 ]
4. Pathogenicity is an all-or-none phenomenon. An organism is either pathogenic to
a host or it is not. In other words, Phatogenicty is The capability of a pathogen to
cause disease [ CITATION Ila05 \l 1057 ]
2.3 Teknik Uji Hipersensitif
1. Suspensi bakteri 108 sel/ml diinfiltrasikan dengan cara disuntikkan pada daun
tembakau. Setelah itu diamati gejala hipersensitif terlihat jika pada bagian yang
diinfiltrasi supensi bakteri terjadi nekrosis dalam waktu 1–4 hari [ CITATION Fan15 \l
1057 ]
2. Uji hipersensitif dilakukan dengan menyuntikkan suspensi bakteri ke dalam
jaringan daun tembakau, setelah itu amati perkembangan gejala klorosis di amati
hingga 4 hari[ CITATION Dan09 \l 1057 ]
2.4 Teknik Uji Patogensitas
1. Uji patogenisitas dilakukan dengan menginokulasi bakteri yang dilakukan
dengan metode infectivity titration, yaitu dengan membuat lubang luka ke bagian
batang tanaman kemudian dimasukkan tip yang berisi 10– 20 μl suspensi bakteri
(1 x 106 CFU/ml) ke bagian lubang tersebut (Danaatmadja, et al. 2009)
2. Uji patogenisitas menggunakan teknik metode inokulasi dengan beberapa cara,
yaitu diantaranya adalah penyiraman (P), penyiraman dengan pelukaan akar
(PLA), dan pelukaan batang dengan tusuk jarum (LBTJ). Metode P dilakukan
dengan menyiramkan inokulum patogen pada tanah di sekitar perakaran tanaman
sebanyak 100 ml suspensi. Metode PLA dilakukan seperti metode P, namun
sebagian akar tanaman pada kedua sisi batang dipotong dengan pisau sebelum
tanaman diinokulasi. Metode inokulasi LBTJ dilakukan dengan meletakkan 1-2
tetes inokulum patogen pada pangkal batang tanaman yang sebelumnya diolesi
vaselin untuk menahan inokulum agar tidak mengalir pada waktu diteteskan.
Selanjutnya pada tetesan inokulum tersebut, batang tanaman ditusuk dengan
jarum steril agar inokulum masuk ke dalam jaringan tanaman. Setelah itu
diinkubasi lalu diamati gejala yang munbul pada tanaman (Hartati dan Karyani,
2014)

2.5 Tujuan Hipersensitif


1. Pengujian hipersensitif bertujuan untuk mengetahui apakah isolat bakteri yang
ditemukan merupakan bakteri patogen tanaman atau bukan. Gejala hipersensitif
terlihat jika pada bagian yang diinfiltrasi supensi bakteri terjadi nekrosis dalam
waktu 1–4 hari [ CITATION Fan15 \l 1057 ].
2. Uji hipersensitif dilakukan untuk mengetahui patogenesitas patogen atau
kemampuan patogen dalam menyebabkan penyakit. Tanaman tembakau
digunakan sebagai tanaman indikator untuk uji hipersensitif (Hadianto, et al.
2015).
2.6 Tujuan Patogenisitas
1. Uji patogenisitas dilakukan untuk membedakan bakteri patogen dan bakteri
saprofit. Bakteri patogen akan menimbulkan gejala penyakit [ CITATION Fan15
\l 1057 ].
2. Uji patogenisitas dilakukan untuk mengetahui kisaran inang patogen tanaman, uji
patogenisitas dilakukan dengan metode infectivity titration [ CITATION Edy11 \l
1057 ]
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan bahan + Fungsi
3.1.1 Uji Hipersensitif
a.) Alat
Alat Fungsi
Jarum suntik Untuk menyutikkan suspensi isolat pada daun
tembakau
Jarum ose Untuk mengambil isolat bakteri
Bunsen Untuk mensterilkan alat seperti jarum ose dan isolat
Tub Sebagai tempat melarutkan isolat kedalam
aquades
Gelas Ukur Untuk mengukur aquades steril
b,) Bahan
Bahan Fungsi
Aquades steril 2 ml Untuk sterilisasi dan bahan pelarut isolat
Alkohol 70% Untuk sterilisasi alat dan tanaman yang terserang
Tembakau Sehat Sebagai tanaman uji hipersensitif
Isolat Sebagai isolat yang diuji
Xanthomonas pv.
oryzae oryzae
Isolat Ralstonia Sebagai isolat yang diuji
solanacearum
Isolat Erwinia Sebagai isolat yang diuji
carotovora
Isolat Sebagai isolat yang diuji
Xanthomonas
campestris
3.1.2 Uji Patogenisitas
a.) Alat
Alat Fungsi
Jarum suntik Untuk menyutikkan suspensi isolat pada tanaman inang
Jarum ose Untuk mengambil isolat bakteri
Bunsen Untuk mensterilkan alat seperti jarum ose dan isolat
Tub Sebagai tempat melarutkan isolat kedalam
aquades
Gelas Ukur Untuk mengukur aquades steril
Gunting Untuk memotong daun tanaman padi
b,) Bahan

Bahan Fungsi
Aquades steril 2 Untuk sterilisasi dan bahan pelarut isolat
ml
Alkohol 70% Untuk sterilisasi alat dan tanaman yang terserang
Isolat Sebagai isolat yang diuji
Xanthomonas pv.
oryzae oryzae
Isolat Ralstonia Sebagai isolat yang diuji
solanacearum
Isolat Erwinia Sebagai isolat yang diuji
carotovora
Isolat Sebagai isolat yang diuji
Xanthomonas
campestris
Tanaman kubis Sebagai isolat yang diuji
sehat
Tanaman tomat objek uji patogenesitas
sehat
Tanaman wortel objek uji patogenesitas
sehat
Tanaman padi objek uji patogenesitas
sehat

3.2 Cara Kerja


3.2.1 Uji Hipersensitif

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan Uji hipersensitif

Mengukur aquades steril sebesar 2 ml menggunakan gelas ukur kemudian menuangkan dalam tub

Measukkan isolasi patogen yang telah diambil dalam tub yang berisi aquades steril

Menghomogenkan tub tersebut dengan cara digoyang-goyang

Menyimpan dan amati hasil perubahan pada daun


yang telah diinokulasikan dengan patogen

Analisa Perlakuan
Uji hipersensitif dilakukan menggunakan tanaman tembakau yang diinokulasi
dengan patogen jamur Xanthomonas oryzae pv.oryzae, Rolstania solanacearum,
Erwinia carotovora, dan Xanthomonas campestriss, Untuk menginokulasinya hal
pertama yang harus dilakukan yaitu membuat suspensi yang terdiri dari 2 ml aquades
dalam tub yang dicampurkan dengan koloni patogen yang akan digunakan. Dalam
pengambilan koloni tersebut harus dalam kondisi steril dengan cara didekatkan pada
api Bunsen dan koloni diambil menggunakan jarum oase. Setelah diambil koloni
dimasukkan dalam aquades dan dikocok hingga homogen. Setelah suspensi homogen,
cairan diinokulasikan pada tanaman tembakau dengan cara disuntikkan menggunakan
suntik jarum yang dilakukan 2 kali. Sehingga dalam satu kali suntik digunakan 1 ml
suspensi. Setelah itu tanaman tembakau disimpan dan diamati hasilnya.
3.2.2 Uji Patogenisitas

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam melakukan Uji Patogenisitas

Mengukur aquades steril sebesar 5 ml menggunakan gelas ukur kemudian menuangkan dalam tub

Mengisolasi patogen yang akan diuji diambil menggunakan jarum oase dalam keadaan steril dengan bunsen

Memasukkan isolasi patogen yang telah diambil dalam tub yang berisi aquades steril

Menghomogenkan tub tersebut dengan cara digoyang-goyang

Daun tanaman padi dipotong dengan gunting yang sudah dicelup suspense pada ujung sebanyak 2 helai dan potongan diikub

Suspensi Erwinia carotovora diambil dan disuntikkan pada akar atau batang wortel yang telah dilukai

Suspensi Ralstonia solanacearum diambil dan disuntikkan pada akar atau batang tomat yang telah dilukai

Suspensi Xanthomonas campestris diambil dan disuntikkan pada batang kubis yang telah dilukai
Menyimpan dan amati hasil perubahan pada daun
yang telah diinokulasikan dengan patogen

Analisa Perlakuan
Pembuatan suspensi pada uji patogenisitas menggunakan aquades steril
sebanyak 5 ml yang kemudian ditambahkan koloni dari isolat patogen yang telah
ditentukan. Pengambilan koloni dilakukan dalam keadaan steril yang didekatkan pada
bunsen dan sebelumnya tangan dan lingkungan disemprot menggunakan alkohol.
Koloni diambil menggunakan jarum oase dan kemudian dicampur pada aquades serta
dihomogenkan dengan cara dikocok. Setelah suspensi homogen, pada tanaman padi
diinokulasikan menggunakan suspense X. oryzae pv. Oryzae dengan cara
menyelupkan gunting pada suspensi. Daun padi dipilih 2 helai yang sehat dan
kemudian dipotong pada ujungnya yang bertujuan untuk melukai dan memudahkan
masuknya patogen dalam jaringan tanaman. Sedangkan pada tanaman tomat sehat
diinokulasikan menggunkan suspensi Ralstonia solanacearum pada bagian batang
bawah dan akar tanaman telah dilukai terlebih dahulu agar memudahkan bekteri
masuk dalam jaringan tanaman. Pada tanaman wortel diinokulasikan menggunakan
suspensi Erwinia carotovora dengan cara disuntikkan kedalam umbi. Dan pada
tanaman kubis diinokulasikan menggunakan suspensi Xanthomonas campestris
dengan cara disuntikkan kedalam batang. Lalu diamati hasil tanaman yang telah
diinokulasi patogen.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil dan Pembahasan Uji Hipersensitif dan Tabel Pengamatan
Makroskopis Bakteri
No Isolat Bakteri Dokumentasi 1 Dokumentasi 2 Dokumentasi 3 hsi
. hsi hsi

1 Xanthomon
as pv.
oryzae
oryzae
2 Ralstonia
solanacear
um

3 Erwinia
carotovora

4 Xanthomonas
campestris
Isolat bakteri dari spesies tanaman yang berbeda dengan jenis patogen yang
berbeda pula yaitu Xanthomonas pv. oryzae oryzae, Ralstonia
solanacearum, Erwinia carotovora, dan Xanthomonas campestris yang
diinokulasi pada tembakau dihasilkan reaksi hipersensitif pada setiap tanaman.
Reaksi hipersensitif (respon ketahanan tanaman) dari jenis patogen Xanthomonas
pv. oryzae oryzae, Ralstonia solanacearum, Erwinia carotovora
menjukkan reaksi negatif hipersensitif, yaitu tidak terdapat gejala penyakit seperti
klrosis atau nekrosis pada tanaman dari hsi 1 sampai hsi 3, dimana tanaman terlihat
masih sehat. Hal ini berarti tanaman tidak menunjukkan reaksi hipersensitif yang
positif. Berdasarkan hasil tersebut sesuai dengan pernyataan Danaatmadja, et al.
(2009) bahwa apabila daun tanaman tembakau menimbulkan reaksi hipersensitivitas
maka daun tembakau akan terjadi klorosis setelah 3 hari diinokulasi, namun apabila
tidak terjadi maka daun tanaman tidak menimbulkan rekasi hipersensitivitas.
Pengujian Hipersensitif pada tembakau merupakan pengujian yang penting pada
prosedur penyaringan pada hampir kebanyakan patogen potensial meskipun beberapa
patogen tidak memberikan hasil positif. Hipersensitif merupakan mekanisme
pertahanan yang menghasilkan penghambatan dari serbuan mikroorganisme. Secara
karakteristik, peningkatan permeabilitas, kekurangan, dan kematian dari sel-sel inang
terjadi pada sel sebelah sel terinfeksi. Hal ini didukung oleh Hadianto, et al.
(2015).bahwa suspensi bakteri yang disuntik pada tulang daun tanaman tembakau
akan menginduksi reaksi hipersensitif apabila daun tembakau menjadi kecoklatan
pada area masuknya bakteri. Reaksi ini paling jelas teramati 48 jam setelah
penyuntikan. Namun apabila tidak terlihat gejala tersebut maka reaksi hipersensitif
tidak muncul pada daun tembakau yang diamati.
Namun berbeda halnya dengan patogen yang diinokulasikan dari jenis
patogen Xanthomonas campestris yang menujukkan gejala kelayuan pada tanaman
tembakau setelah diinokulasi. Gejala yang muncul tidak sesuai dengan reaksi
hipersensitif seperti terjadi klorosis, malah terjadi kelayuan. Hal ini disebabkan saat
diinokulasikan tanaman tembakau sudah dalam keadaan terlihat sakit atau tidak sehat.
Sehingga apabila tanaman tembakau tidak sungguh sehat maka akan terjadi
kerentanan terserang patogen penyebab penyakit. Hal ini sesuai oleh pernyataan
Yunasfi (2002) bahwa sel dan jaringan dari tumbuhan sakit biasanya menjadi lemah
atau hancur oleh agensia penyebab penyakit. Kemapuan sel dan jaringan tersebut
melaksankaan fungsi-fungsi fisiologisnya yang normal menjadi menurun, atau
terhenti sama sekali dan sebagai akibatnya, pertumbuhan menjadi terganggu atau
tumbuhan mati. Jenis sel dan jaringan yang terinfeksi akan menentukan jenis fungsi
fisiologis.
4.2 Hasil dan Pembahasan Uji Patogenesitas Bakteri dan Tabel Pengamatan
Patogenesitas Bakteri
No Isolat Bakteri Hasil Uji Patogenisitas Dokumentasi
.
1 Xanthomonas pv.
oryzae oryzae

2 Ralstonia
solanacearum

3 Erwinia carotovora

4 Xanthomonas campestris

Uji patogenisitas dilakukan pada beberapa tanaman yaitu tanaman padi, tomat,
wortel, dan kubis. Pada tanaman-tanaman tersebut diikonulasikan patogen yang
sesuai berdasarkan inang. Uji ini dilakukan untuk membuktikan dan mengetahui
secara pasti jenis patogen pada suatu isolat yang dibuat termasuk patogen tanaman
yang benar-benar akan menyerang pada tanaman inang yang telah diduga yang dilihat
dari gejala yang muncul setelahnya. Setelah dilakukan inkoluasi pada umunya gejala
yang ditimbulkan akan berbeda tergantung jenis patogen yang menyerang dan kisaran
inangnya. Pada hasil pengamatan terlihat gejala yang muncul pada tanaman padi
setelah diinokulasikan patogen Xanthomonas pv. oryzae oryzae, yaitu terlihat
tanaman terbentuk garis berwarna kuning keputihan pada helaian daun yang tampak
seperti kresek. Reaksi tersebut dapat diduga sebagai akibat dari substansi-substansi
yang disekresikan oleh patogen dalam mekanisme penyerangannya untuk
melumpuhkan inang. Kelompok-kelompok utama substansi yang disekresikan
patogen ke dalam tubuh tumbuhan yang menyebabkan timbulnya penyakit. Hal ini
menujukkan bahwa isolat bakteri terbukti menginfeksi tanaman padi yang merupakan
tanaman inangnya, karena meninmbulkan gejala yang sesuai. Berdasarkan hasil
tersebut sesuai oleh pernyataan Wahyudi, et al. (2011) bahwa tanaman yang terkena
penyakit Xanthomonas pv. oryzae oryzae, akan menimbulkan gejala yang tergolong
khas, yaitu mulai dari terbentuknya garis basah pada helaian daun yang akan berubah
menjadi kuning kemudian putih. Serangan penyakit pada tanaman yang masih muda
dinamakan kresek, yang dapat menyebabkan daun berubah menjadi kuning pucat,
layu, dan kemudian mati.
Uji patogenisitas yang dilakukan pada tanaman tomat dengan inokulasi
patogen Ralstonia solanacearum juga menjukkan gejala tanaman layu
keseluruhan yang menjukkan adanya reaksi inang dan patogen. Hal
ini sesuai pernyataan dari Maharina, et al., (2014) bahwa tanaman yang
terserang patogen Ralstonia solanacearum akan menunjukkan gejala awal
berupa layunya daun pada cabang-cabang tanpa suatu urutan yang teratur, kemudian
daun berwarna kuning hingga seluruh daun menjadi kering dan akan mengalami
kematian dalam waktu singkat.
Uji patogenisitas yang dilakukan pada tanaman wortel tomat dengan inokulasi
patogen Erwinia carotovora menunjukka gejala yang berbeda, yaitu
tanaman diatas perakaran akan menjadi layu dan beurubah warna
menjadi coklat kehitaman dan umbi menjadi coklat kehiataman dan
seperti bercak kebasahan. Kemunculan gejala mengindikasikan
bahwa terbukti adanya interkasi antara patogen dan inangnya. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Javandira, et al., (2013) bahwa tanaman
wortel yang terserang patogen Erwinia carotovora akan menimbulkan
gejala daun, batang, dan umbi berwarna coklat atau kehitaman. Pada bagian yang
terinfeksi mula-mula terjadi bercak kebasahan. Bercak membesar dan mengendap
(melekuk), bentuknya tidak teratur, berwarna coklat tua kehitaman.
Uji patogenisitas yang dilakukan pada tanaman kubis setelah diinokulasi
patogen Xanthomonas campestris juga menunjukkan interaksi patogen dan inang .
Hal ini ditunjukkan oleh munculnya gejala yang diduga seperti gejala khas tanaman
kubis yang terserang patogen Xanthomonas campestris, yaitu pada daun tanaman
terdapat bercak kuning berbentuk V pada daun. Hal ini sesuai dengan pendapat
Lumoly, et al., (2016) bahwa gejala khas di daun pada penyakit busuk hitam yang
disebabkan oleh X. campestris adalah terdapat bercak kuning berbentuk V. Bercak ini
kemudian dapat menyebar ke seluruh daun dan tanaman. Bakteri dapat pula
menyebabkan pembuluh menghitam, pengangkutan nutrisi terhambat, dan terdapat
busuk hitam pada krop.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Uji yang telah dilakukan adalah uji hipersensitif dan uji patogenisitas. Pada
kedua uji dihasilkan bahwa setiap perlakuan menunjukkan reaksi pada tanaman
setelah diinokulasi bakteri. Berdasarkan uji hipersensitif tanaman tembakau yang
diinokulasi jenis patogen Xanthomonas pv. oryzae oryzae, Ralstonia
solanacearum, Erwinia carotovora menunjukka rekasi negatif hipersensitif atau
tanaman sehat tanpa ada gejala klorosis, dimana berarti tidak setiap patogen potensial
mampu berekasi hipersensitif memberikan hasil positif. Terkecuali pada inokulasi
jenis patogen Xanthomonas campestris yang menunjukka gejala
kelayuan akibat tanaman sudah sakit sebelum diinokulasi.
Sedangkan untuk pengujian patogenisitas menjukkan interaksi
antara patogen dan inang yang sesuai anatara patogen dan kisaran
inangnya karena menimbulkan gejala yang telah diduga
sebelumnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa patogen yang
diinokulasi pada uji patogenisitas termasuk patogen asal dari
tanaman inang
5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan mencoba seluruh kegiatan
praktikum agar tahu bagaimana proses uji hipersensitif dan uji patogenisitas.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad & Maisaroh, M., 2004. Identifikasi dan Uji Patogenisitas Penyebab Penyakit
Hawar Daun Pada Suren (Toona sureni MERR.). Jurnal Manajemen Hutan
Tropika, 10(1), pp. 67-75.
Danaatmadja, Y., Subandiyah, S., Joko, T. & Sari, C., 2009. Isolasi dan Karakterisasi
Ralstonia syzygii. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 15(1), pp. 7-12.
Edy, N., Subandiyah, S., Sumardiyono, C. & Widada, J., 2011. Karakterisasi dan
Deteksi Cepat Bakteri Penyebab Penyakit Darah pada Pisang. Jurnal
Perlindungan Tanaman Indonesia, 17(1), pp. 26-30.
Fanani, A. K., Abadi, A. L. & Aini, L. Q., 2015. Eksplorasi Bakteri Patogen Pada
Beberapa Spesies Tanaman Kantong Semar( Nepenthes sp.). Jurnal HPT ,
3(3), pp. 104-110.
Hadianto, W., Hakim, L. & Bakhtiar, 2015. Ketahanan Beberapa Genotipe Padi
Penyakit Hawar Daun Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Jurnal HPT
Tropika, 15(2), pp. 152-163.
Hartati, S.Y. dan K. Nuri. 2014. Teknik Inokulasi Ralstonia solanacearum untuk
Pengujian Ketahanan Terhadap Penyakit Layu. Bogor: Balai Penelitian
Tanaman Rempah dan Obat

Ilan, D. S. et al., 2005. DeWnitions of pathogenicity and virulence in invertebrate


pathology. Journal Invertebrate Pathology, pp. 1-7.
Javandira, C., Aini, L. Q. & Badai, A. L., 2013. Pengendalian Penyakit Busuk Lunak
Umbi Kentang (Erwinia carotovora) dengan Memanfaatkan Agens Hayati
Bacillus subtilis dan Pseudomonas fluorescens. Jurnal HPT , 1(1), pp. 90-97.
Lumoly, F. S., Emmy, S. & guntur, M., 2016. Insidensi Penyakit Busuk Hitam pada
Tanaman Brokoli (Brassica oleracea var. Italica) di Tomohon.
Wahyudi, A. T., Meliah, S. & Nawangsih, A. A., 2011. Xanthomonas oryzae pv.
oryzae Bakteri Penyebab Hawar Daun pada Padi: Isolasi, Karakterisasi, dan
Telah Mutagenesis Dengan Transposon. Makara Sains, 15(1), pp. 89-96.
Yunasfi. 2002. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Penyakit dan
Penyakit yang Disbabakan oleh Jamur. Universitas Sumatera Utara: Fakultas
Pertanian.

LAMPIRAN
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai