Anda di halaman 1dari 56

Pengenalan gejala penyakit di lapangan (kegiatan On-Farm)

ADE SYAHPUTRA, DADANG RUHIYAT, INDRIANI KUSUMAWATI D.M

Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian


Badan Karantina Pertanian
2011
Kata Sambutan

Saya ucapkan terima kasih kepada penulis buku ini dengan judul Pictorial Guide. Tujuan
dibuatkannya buku ini untuk membantu para staf pengajar atau instruktur mengetahui dalam
pengenalan gejala penyakit di lapangan dalam kegiatan on-farm dan sebagai referensi
dalam mengajar siswa dilapangan.

Dalam buku ini berisi gambar berbagai jenis gejala penyakit tumbuhan atau tanaman yang
ada di Indonesia pada umumnya dan yang ada di Jawa Barat khususnya. Buku ini dilengkapi
dengan sebaran inang dan distribusi penyebaran seluruh dunia, agar para siswa dapat
mengenal penyakit tumbuhan ini secara umum. Penyakit tumbuhan yang kita ketahui selalu
mengalami perkembangan, oleh sebab itu dengan adanya buku ini walaupun hanya
sebagian kecil di muat di buku ini, setidaknya menjadi acuan bagi para petugas karantina
dalam mengidentifikasi berbagai jenis penyakit di lapangan maupun di laboratorium.

Kedepan petugas karantina pertanian yang telah lulus dari Diklat calon POPT ahli, POPT
terampil dan medik, paramedik veteriner dituntut untuk menguasai pengetahuan tentang
hama dan penyakit tumbuhan dan hewan dengan banyak membuat karya-karya ilmiah baik
dalam bentuk buku maupun jurnal-jurnal tingkat nasional maupun internasional sehingga
secara tidak langsung dapat meningkatkan citra perkarantinaan Indonesia di mata dunia.
Semoga dengan adanya buku ini dapat dijadikan referensi bagi petugas karantina pada
umumnya dan instruktur atau pengajar di Diklat karantina pada khususnya.

Dr. Ir. Antarjo Dikin, M.Sc


Kepala BUTTMKP

i
Kata Pengantar

Alhamdulillahirabbil’aalamiin, dengan segala rahmat dan hidayah-Nya penulis telah


menyelesaikan penyusunan buku dengan judul “Pictorial Guide” untuk instruktur atau
pengajar pada pelajaran on-farm dalam kegiatan diklat calon POPT terampil dan POPT ahli”

Buku ini berisi berbagai jenis tumbuhan yang terkena gejala penyakit baik disebabkan oleh
cendawan, bakteri maupun virus, yang dilengkapi dengan foto-foto tanaman yang bergejala
yang dilampiri dengan keterangan yang berisi taksonomi, gejala tanaman yang terserang,
inang utama, inang sekunder dan daerah sebar.

Dengan adanya buku pictorial guide ini, hendaknya dapat mempermudah para
pengajar/instruktur untuk mengarahkan para siswa dalam pelajaran onfarm dalam
mengidentifikasi penyakit di lapangan, karena isi dari buku ini merupakan hasil dari kegiatan
onfarm pada Diklat calon POPT tahun 2011 sehingga untuk ke depannya para pengajar
sudah memiliki modul buku untuk referensi mengenai gejala penyakit di lapangan.

Dengan selesainya penyusunan buku Pictorial Guide ini, rasa terima kasih yang mendalam
disampaikan kepada terutama Dr. Antarjo Dikin, Slamet Budiawan, SP, beserta rekan-rekan
Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian yang telah memberikan kontribusi
dalam kegiatan onfarm dalam kegiatan mengajar di Diklat calon POPT 2011, hal yang sama
juga disampaikan kepada Bapak Hidayat dan Bapak Yayat selaku kepala sekolah dalam
kegiatan Diklat Calon Medik, para Medik Veteriner dan Calon POPT ahli dan terampil
beserta Bapak Edi dan Bapak Mput dari Institut Pertanian Bogor yang mengarahkan siswa
selama di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor.

Bekasi, November 2011 AS, DR, IKDM

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Sambutan kepala Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Peranian i

Kata pengantar ii

Daftar Isi iii

Daftar Gambar iv

Pendahuluan vi

I. Tanaman Hortikultura dan Liar/Gulma 1

II. Tanaman Pangan 16

III. Tanaman Perkebunan dan Liar/Gulma 40

Daftar pustaka 47

iii
Daftar Gambar

halaman
1. Gejala Antraknose (Colletotrichum capsici) pada cabai........................................... 2
2. Gejala Bercak/nekrosis disebabkan Cercospora nicotianae. pada daun
Cabai........................................................................................................................ 3
3. Gejala Motle disebabkan Chilli Veinal Mottle Virus ( ChiVMV) pada cabai ............ 4
4. Gejala Banana Bunchy Top Virus (pisang)............................................................... 5
5. Gejala mosaik disebabkan Banana Streak badnavirus (BSV) pada Pisang............ 6
6. Gejala busuk lunak disebabkan Rhizopus sp. pada nangka.................................... 7
7. Gejala Kudis disebabkan Elsinoe fawcettii pada jeruk ............................................ 8
8. Gejala mosaik/vein clearing disebabkan citrus vein phloem degeneration (CVPD) 9
pada jeruk ................................................................................................................ 10
9. Gejala embun jelaga disebabkan Capnodium citri pada jeruk ................................ 12
10. Gejala Keriting disebabkan Gemini Virus pada a. Tomat dan b. Babadotan........... 12
11. Gejala Mosaik disebabkan Bean Common Mosaic potyVvirus (BCMV) pada
bengkuang ............................................................................................................... 14
12. Gejala Bantut disebabkan Soybean Stunt Virus (SSV) syn: Cucumber Mosaic
Cucumovirus (CMV) pada a. Kedelai dan b. Kacang panjang................................. 17
13. Gejala sapu setan pada kacang tanah disebabkan Phytoplasma…………………... 20
14. Pustul kacang kedelai disebabkan Xanthomonas campestris pv. Glycine ............. 20
15. Gejala Bercak Kacang tanah disebabkan Cercospora arachidicola ........................ 21
16. Gejala busuk batang disebabkan Sclerotium rolfsii pada kacang tanah ................. 22
17. Gejala Bulai disebabkan Peronosclerospora maydis pada jagung ......................... 25
18. Gejala Hawar disebabkan Helminthosporium maydis pada jagung ………………... 26
19. Gejala rust/karat disebabkan Puccinia sorghi pada jagung...................................... 28
20. Gejala Hawar daun jagung disebabkan Helminthosporium turcicum ...................... 29
21. Gejala Busuk pelepah disebabkan Rhizoctonia solani pada Padi .......................... 31
22. Gejala Bercak pada padi disebabkan Cercospora oryzae....................................... 32
23. Gejala Kresek disebabkan Xanthomonas campestris pv. oryzae) pada Padi.......... 33
24. Gejala tungro disebabkan Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) pada padi........... 35
25. Gejala Hawar daun singkong disebabkan Xanthomonas campestris pv. manihotis 36
26. Gejala Bercak Ter (Phyllachora coicis) pada sorgum .............................................. 39
27. Gejala embun tepung pada karet disebabkan Oidium heveae................................. 41

iv
28. Gejala Bercak daun Nekrotik pada daun Cengkeh disebabkan Cephaleuros
mycoidea.................................................................................................................. 42
29. Gejala cacar disebabkan Phyllosticta sp. pada daun cengkeh................................ 42
30. Karat disebabkan Hemileia vastatrix pada kopi ....................................................... 43
31. Gejala Hawar disebabkan Phytophthora colocasiae pada daun talas .................... 44
32. Embun Tepung pada Bauhinia aculeate disebabkan Ovulariopsis sp..................... 46

v
Pendahuluan

Dalam pelaksanaan kegiatan Diklat untuk calon POPT terampil maupun ahli yang
dilaksanakan setiap tahun, para instruktur atau pengajar sudah memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang cukup sehingga petugas karantina yang lulus dalam diklat ini sudah
dibekali dan siap menghadapi tantangan perdagangan global pertanian demi melindungi
keanekaragaman hayati Indonesia kedepan.

Salah satu kesiapan tim pengajar dalam mentransfer ilmunya adalah dengan menyiapkan
suatu modul pelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang disusun oleh panitia
penyelenggara diklat calon POPT ahli maupun terampil. Salah satu materi pelajaran yang
perlu disampaikan oleh siswa adalah materi praktek lapangan atau on-farm. Materi pelajaran
ini di sampaikan kepada siswa untuk mengenal lebih jauh terhadap gejala penyakit
tumbuhan. Pengenalan terhadap gejala penyakit tumbuhan sangat penting karena sesuai
dengan tugas pokok petugas karantina melakukan pemantuan atau survei terhadap hama
dan penyakit di masing-masing tempat mereka bertugas. Pengenalan gejala penyakit di
lapangan tentu sangat komplek, tidak hanya disebabkan oleh faktor biologi/organisme juga
disebabkan oleh abiotis atau lingkungan seperti kekurangan unsur hara.

Tujuan dibuatnya buku pictorial guide ini adalah mempermudah bagi siswa dalam
pengenalan gejala penyakit yang disebabkan oleh biologi atau organisme dan juga bagi
instruktur dalam membimbing siswa mengenal gejala penyakit di lapangan. Buku yang kita
buat ini didasarkan atas pentingnya pengenalan gejala penyakit di lapangan disamping itu
belum ada modul standar sebagai kurikulum pengajaran dalam kegiatan on-farm. Oleh
karena itu buku pictorial guide ini berisi dokumentasi gambar-gambar tumbuhan yang
terkena gejala penyakit yang diambil dari hasil praktek siswa calon POPT ahli dan terampil
angkatan 35 dan 36 di perkebunan kampus Institut Pertanian Bogor. Gambar-gambar yang
ada di dalam buku ini tentu bukan menjadi representatif untuk seluruh gejala penyakit yang
ada di lapangan, minimal penyakit-penyakit penting yang sering kita ketahui atau sudah
kosmopolit.

Di dalam buku ini berisi 32 gambar gejala penyakit tumbuhan diluar penyebab nematoda
pengganggu tumbuhan. Tanaman yang ditemukan gejala penyakit dibagi menjadi tiga jenis
yaitu: dari hortikultura, pangan dan perkebunan disamping juga tumbuhan gulma. Setiap
gejala penyakit tumbuhan di sertai dengan tata nama (taxonomy), gejala penyakit, inang dan
daerah sebar penyebab penyakit tumbuhan seluruh dunia, tujuannya adalah agar lebih
memahami penyebaran penyakit tersebut dari inang maupun keberadaan penyakit diseluruh

vi
dunia. Referensi yang kita gunakan dalam menyusun point di atas sebagian besar kita ambil
dari CABI 2007, karena CABI masih menjadi salat satu referensi bagi karantina dalam
mengidentifikasi penyakit tumbuhan.

vii
Tanaman Hortikultura dan Gulma

1. Cabai (Capsicum annuum)

2. Pisang (Musa paradisiaca)

3. Nangka (Artocarpus heterophyllus)

4. Jeruk (Citrus spp)

5. Tomat (Lycopersicon esculentum)

6. Bengkuang (Pachyrhizus erosus)

7. Babadotan (Ageratum conyzoides)

1
1. Gejala Antraknose (Colletotrichum capsici) pada cabai

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi, Phylum: Ascomycota, Class: Ascomycetes,


Subclass: Sordariomycetidae

b. Gejala

Gejala sangat bervariasi. Bertipe luka kecil


dan besar infeksi dari Colletotrichum
terbentuk di daun dan di buah, tapi pada
kasus lain penyakit berkembang seperti
tambalan berwarna ungu atau coklat
tanpa informasi luka yang jelas. Batang
dan petiol berbentuk seperti ikat pinggang,
menyebabkan nekrosis inflorescences
menyebabkan dieback shrivelling. Pada
perkembangan konidia dengan setae
sebagai karakteristik lebih mudah untuk
didiagnostik, dan penyakit akan tumbuh
baik pada tanaman.

c. Inang

Inang utama: Capsicum annuum (cabai),


Dioscorea (yam), Piper betle (merica), Solanum melongena (aubergine) inang sekunder:
Curcuma longa (turmeric), Lycopersicon esculentum (tomat), Peperomia, Solanum
tuberosum (kentang), Vigna radiata (kacang panjang), Vigna unguiculata (cowpea),
Carica papaya (pepaya)

d. Daerah sebar

Bangladesh, Brunei Darussalam, China, Guangdong, Shandong, India, Andhra Pradesh,


Assam, Bihar, Gujarat, Haryana, Himachal Pradesh, Indian Punjab, Karnataka, Kerala,
Madhya Pradesh, Maharashtra, Meghalaya, Orissa, Rajasthan, Tamil Nadu, Uttar
Pradesh, West Bengal, Indonesia, Malaysia, Peninsular Malaysia, Myanmar, Pakistan,
Singapore, Sri Lanka, Thailand, Africa Burkina Faso, Côte d'Ivoire, Malawi, Nigeria,
Seychelles, Zimbabwe, Central America & Caribbean Antigua and Barbuda, Barbados,
Cuba, Saint Vincent and the Grenadines, Trinidad and Tobago, North America USA,
Arkansas, Florida, Georgia (USA) , Louisiana, Mississippi, North Carolina, Texas,

2
Oceania, American Samoa, Australia, Western Australia, Belau, Federated states of
Micronesia, Fiji, French Polynesia, Guam, New Caledonia, Papua New Guinea, Samoa,
Solomon Islands, Tonga, Vanuatu, Wallis and Futuna,

2. Gejala Bercak/nekrosis disebabkan Cercospora nicotianae. pada daun Cabai

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi, Phylum: Anamorphic fungi

b. Gejala: muncul gejala bercak melingkar


pada bagian tengah berwarna abu-abu
terang tepinya berwarna coklat merah,
dengan diameter 1 cm. Bercak-bercak
kemudian menjadi coklat gelap dengan
cincin gelap dan kekuningan. Muncul halo
sepanjang cincing munculnya dengan
istilah frog-eye. Dibawah kondisi
kelembaban rendah dan menggunakan
kaca pembesar, spora seperti jarum
ditengah bercak terlihat propagul cendawan
berwarna hitam. Efeknya dapat layu kering
dan sering rontok ketika banyak muncul
bercak pada daun dan layu. Kerontokan
menjadi ancaman menyebabkan buah
menjadi melepuh.

c. Inang

Inang utama, Capsicum annuum (bell pepper) inang lain: Capsicum (peppers)

d. Daerah sebar

Europe, Cyprus, Russian Federation Asia, Brunei Darussalam [China] Taiwan, India,
Gujarat Karnataka. Indonesia. Java. Iraq. Laos. Malaysia Peninsular Malaysia Sabah
Sarawak Nepal Pakistan Philippines Singapore Thailand Yemen Africa Congo
Democratic Republic Gambia Kenya Malawi Mauritius Nigeria, Seychelles Sierra Leone
Sudan Tanzania Zambia Zimbabwe Central America & Caribbean Haiti, Jamaica, Puerto
Rico, Trinidad and Tobago,, North America [USA] Hawaii, Maryland South America

3
Bolivia Brazil Piauí Venezuela Oceania [Australia] Queensland, New Caledonia, Papua
New Guinea Solomon Islands Tonga

3. Gejala Motle disebabkan Chilli Veinal Mottle Virus ( ChiVMV) pada cabai

a. Taksonomi virus

Virus Group: Virus, Family: Potyviridae, Genus: Potyvirus

b. Gejala

Gejala pada daun menunjukkan tanaman yang


terinfeksi menjadi mottle hijau tua, dengan spot hijau
tua, tambalan dan banding berdekatan dengan
pembuluh. Mottling sangat menyolok pada daun
muda. Daun-daun yang terkena gejala lebih kecil
ukurannya dan penyimpangan derajat yang
bervariasi. Tanaman yang terinfeksi awal biasanya
kerdil, garis hijau gelap pada batang dan cabang dan
sebagian besar bunga-bunganya jatuh sebelum
menjadi buah. Beberapa buah menjadi kecil dan
terjadi penyimpangan.

Besarnya gejala tergantung kultivar dan durasi


infeksi. Bagian tanaman yang bergejala
Buah/polong; abnormal polanya;
discolorasi.Pembungaan: jatuh atau rontok. Daun
dengan pola tidak normal, bentuk tidak normal.
Batang; diskolorasi external; pertumbuhan tidak
normal. Seluruh tanaman; layu

c. Inang

Inang utama Capsicum annuum (bell pepper), Capsicum frutescens (chilli)

Inang sekunder Nicotiana tabacum (tobacco)

d. Daerah sebar

Asia [China] Guangdong, Taiwan [Indonesia] Java, Sumatra Korea, DPR Korea,
Republic of, Malaysia Peninsular, Malaysia Sarawak, Philippines, Sri Lanka, Thailand,
Africa ,Tanzania

4
4. Gejala Banana Bunchy Top Virus (pisang)

a. Taksonomi virus

Virus Group: Virus, Family: belum diketahui family virus, Genus: Nanovirus

b. Gejala

Tipe gejala bunchy top pada pisang sangat


khusus dan sangat mudah dibedakan dengan
virus pisang lainnya. Tanaman menjadi terinfeksi
pada bagian tumbuh dan beberapa perbedaan
ciri antara gejala dihasilkan oleh aphid yang
menginfeksi tanaman dan tumbuhnya bahan
tumbuh yang terinfeksi.

Tanaman yang terinokulasi oleh aphid, gejala


biasanya muncul pada daun kedua setelah
inukulasi dan muncul beberapa garis/streake
atau bintik ruas tulang bagian bawah lamina.
Streake berbentuk 'hooks' sebagaimana
masuknya midrib dan kelihatan bagus dari sudut
daun jika di sinari cahaya.gejala titik ini juga muncul pada petiole. Daun berikutnya
muncul garis putih sepanjang tulang daun kedua ketika daun masih bergulung. Garis ini
menjadi hijau gelap pada daun yang tidak bergulung. Daun-daun menjadi lebih kecil,
pada kedua sisi panjang dan lebar lamina, dan sering klorotik, terbentuk garis batas.
Daun menjadi kering dan rapuh/rontok dan berdiri lebih tegak dari pada normal dan
munculnya 'bunchy top'.

Daerah yang terinfeksi oleh serangga dapat muncul beberapa gejala pada daun pertama
muncul. Daun menjadi belang dan kecil dengan klorotik terbatas dan cenderung
nekrotik. Bergaris hijau gelap biasanya jelas pada daun.

Tanaman yang terinfeksi jarang menghasilkan buah di


tandan setelah terinfeksi penyakit ini dan tidak berbuah lagi
tahun depan. Tanaman yang terlambat infeksi muncul
berbentuk lingkaran pada buah pertama, tapi batang tandan
dan buah akan kecil dan berubah. Tanaman yang terinfeksi
terlambat, gejala muncul berwarna hijau pada bunga
(Thomas et al., 1994).
(figured by: Thomas et.al, 1994)

5
Gejala pada bagian tanaman lain: buah (bentuknya tidak normal), daun menjadi luka,
daun-daun (warna dan bentuk tidak normal), seluruh tanaman ( kerdil,distorsi, roset).

c. Inang

Musa (pisang), Musa acuminata (pisang liar), Musa textilis (manila hemp), Musa x
paradisiaca (plantain)

d. Daerah sebar

Asia Bangladesh, Cambodia, China Fujian, Guangdong, Guangxi, Hong Kong, Taiwan,
Yunnan, India, Andhra Pradesh, Assam, Karnataka, Kerala, Maharashtra, Orissa, Tamil
,Nadu, Uttar Pradesh, Indonesia, Java, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua Barat,
Japan, Bonin, Island Ryukyu, Archipelago invasive Korea, Republic of Laos, Malaysia,
Peninsular, Malaysia Sabah, Sarawak, Myanmar, Pakistan, Philippines, Sri Lanka,
Thailand, Vietnam, Africa, Burundi, Central African, Republic Congo, Democratic
Republic Congo ,Egypt, Gabon, Malawi, Rwanda, South Africa, North America, USA,
Hawaii, South America, Brazil, Oceania, American Samoa, Australia, New South Wales,
Queensland, Belau, Federated states of Micronesia, Fiji, French, Polynesia, Guam,
Kiribati, New Caledonia, Northern, Mariana, Islands, Papua New Guinea, Samoa, Tonga,
Tuvalu, Wallis, and Futuna

5. Gejala mosaik disebabkan Banana Streak badnavirus (BSV) pada Pisang

a. Taksonomi virus

Virus Group: Virus, Family: Caulimoviridae

Genus: Badnavirus,

b. Gejala

Gejala BSV hampir mirip dengan gejala yang disebabkan oleh Cucumber Mosaic Virus
(CMV), bagaimanapun juga bercak dari BSV. Gejala nekrotik di daun tidak muncul pada
serangan CMV. Tanaman mungkin tidak muncul bercak pada seluruh daun, dan
beberapa bulan kemudian tidak munculnya gejala nekrotik yang berkembang pengaruh
atau kalau ada sedikit. Dengan alasan ini, perkecambahan pisang selama di karantina
harus di amati paling kurang 9 bulan. Infeksi tanaman akan mengurangi tanaman
tumbuh dan vigor, tandan lebih kecil dan tidak ada lagi di lapangan. Kehilangan hasil. Di
daerah Ivory Coast kehilangan hasil lebih dari 2 siklus, variasi antara 7% pada tanaman
Poyo dengan gejala lunak 90% pada tanaman yang muncul beberapa gejala.

6
c. Inang (pisang)

d. Daerah sebar

Europe, [Portugal] Madeira, Spain, Canary,


Islands, Asia, China, Taiwan ,India, Karnataka,
Kerala, Indonesia, ordan, Malaysia, Philippines,
Sri Lanka, Thailand, Africa, Benin, Cameroon,
Cape Verde, Côte d'Ivoire, Guinea, Kenya,
Madagascar, Malawi, Mauritius ,Morocco,
Nigeria, Rwanda, South Africa, Tanzania,
Zanzibar, Uganda, Central, America &
Caribbean, Costa Rica, Cuba, Grenada,
Guadeloupe, Haiti, Honduras, Jamaica,
Nicaragua, Puerto Rico, Saint Lucia, Trinidad,
and Tobago United States, Virgi,n Islands ,North
America, [USA] Florida, South America, Brazil,
Colombia, Ecuador, Venezuela, Oceania,
Australia ,New Caledonia, Papua New Guinea,
Samoa, Tonga.

6. Gejala busuk lunak disebabkan Rhizopus sp. pada nangka

a. Taksonomi cendawan,

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi, Phylum: Zygomycota, Class: Zygomycetes,Order:


Mucorales, Family: Mucoraceae

b. Gejala

Gejala disebut busuk lunak, pada buah terlihat buah menjadi basah disekitar gejala,
pada kulit buah akan terlihat retak dan kasar dengan untaian jamur berwarna putih,
kemudian jamur akan berwarna hitam yang mengandung sporangia dan menutupi buah
yang bergejala. Daging buah akan menjadi lunak dan basah. Gejala busuk lunak
berlawanan dengan busuk lunak disebabkan oleh bakteri (dennis parsley, tony cooke,
susan house diseases of vegetable crops in Australia, 2010,CSIRO
publishing,Coolingwood VIC, Australia page;56 )

7
c. Inang

Inang utama, Cucurbitaceae (cucurbits), Euphorbia pulcherrima


(poinsettia), Helianthus annuus (sunflower), Solanum
melongena (aubergine)

Inang sekunder Abelmoschus esculentus (okra), Annona


muricata (soursop), Arachis hypogaea (groundnut), Azadirachta
indica (neem tree), Cajanus cajan (pigeon pea), Carica papaya
(papaw), Cicer arietinum (chickpea), Cucumis melo (melon),
Dacryodes edulis (African pear), Datura metel (Hindu datura),
Ficus carica (fig), Fragaria (strawberry), fruits, Gossypium
(cotton), Ipomoea batatas (sweet potato), Luffa aegyptiaca
(loofah), Lycopersicon esculentum (tomato), Malus domestica
(apple), Pastinaca sativa (parsnip), Phyllanthus emblica (Indian
gooseberry), Prunus armeniaca (apricot), Prunus avium (sweet
cherry), Prunus domestica (plum), Prunus dulcis (almond),
Prunus persica (peach), Pyrus communis (European pear),
Sorghum bicolor (sorghum), Vicia faba (broad bean), Vigna
radiata (mung bean), Vitis vinifera (grapevine), Zea mays (maize), Zingiber officinale
(ginger), Artocharpus heterophyllus (nangka).

d. Daerah sebar

Europe Former, USSR Former, Yugoslavia, Italy, Romania, Asia [China] Liaoning, India,
Himachal, Pradesh, Manipur Orissa, Uttar Pradesh, Japan Honshu, Korea, Republic of
Pakistan, Africa, Egypt North America, USA, California Florida, South America, [Brazil]
Matto Grosso, do Sul Colombia Oceania American, Samoa Australia, Victoria, Samoa.

7. Gejala Kudis disebabkan Elsinoe fawcettii pada jeruk

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi, Phylum: Ascomycota, Class: Ascomycetes,


Subclass: Dothideomycetidae, Order: Myriangiales, Family: Elsinoaceae

8
b. Gejala

Gejala lesion pada daun muda mulai


pada spot water-soaked yang
kemudian berkembang menjadi
amphigenous, kream kekuningan
atau pustule terang dengan berbagai
variasi. Pertumbuhannya tidak
beraturan, globose atau conical
excrescences yang bergabung dan
memperluas sepanjang pembuluh
utama dan menutupi bagian luas helai
daun, khususnya bagian bawah
tanaman. Bagian tengah ini muncul
seperti tumbuh kutil dan kurang
menarik kelihatannya, keabu-abuan
dan beludru ketika jamur tumbuh
secara generatif. Bercak kudis yang
tua muncul pada permukaan daun menjadi kasar, warna kehitaman menjadi retak dan
terbelah. Pengaruh pada daun menjadi kerdil, malformasi, berkerut dan melipat, dengan
tepi sobekan tidak berarutan. Perontokan daun sering diikuti dengan beberapa infeksi.
Kesamaan bercak kutil dan munculnya sumbatan terbentuk pada ranting muda, pucuk
lunak dan batang di tanaman perkebunan dana menjadi tumbuh kerdil. Kumpulan bunga
dapat juga diserang. Buah yang terinfeksi pada stadia awal pertumbuhan tumbuh
dengan bentuk tidak bagus dan akan jatuh dari pohon. Pada kulit buah, munculnya
lesion dengan pola yang berbeda, ukuran dan warna tergantung spesies dan kultivar
tanaman. Terlihat seperti bengkak,konikal atau seperti muncul atau mereka bergabung
membentuk seperti tambalan kudis. Bercak kudis tidak meluas ke albedo.

Bagian tanaman yang bergejala

Buah/pods: bercak lesio, pola tidak normal: rontok sebelum waktu. Pembungaan: lesio.
Daun: lesio, warna tidak normal, tumbuh jamur.Batang: diskolorasi

c. Inang

Inang utama, Citrus, Citrus aurantium (sour orange), Citrus jambhiri (rough lemon),
Citrus limon (lemon), Citrus sinensis (navel orange), Citrus x paradisi (grapefruit)

9
Inang kunder, Citrus hystrix (mauritius bitter orange), Citrus limonia (mandarin lime),
Citrus madurensis (calamondin), Citrus nobilis (tangor), Citrus unshiu (satsuma),
Poncirus trifoliata (Trifoliate orange)

d. Daerah sebar

Europe, Former USSR, Greece, Italy, Russian, Federation Russia, (Europe), Spain,
Canary, Islands, Asia Bangladesh Brunei Darussalam, Cambodia, China, Fujian
Guangdong Guangxi, Guizhou Hong Kong, Hubei Hunan, Jiangxi, Sichuan, Taiwan
Yunnan Zhejiang Georgia (Republic) India Assam Indian Punjab Karnataka, Madhya,
Pradesh Maharashtra, Sikkim Tamil Nadu, Uttar Pradesh, West Bengal, Indonesia, Java,
Kalimantan, Papua Barat Japan Honshu Ryukyu Archipelago Korea, DPR Korea,
Republic of Laos Lebanon Malaysia Peninsular Malaysia Sabah Sarawak, Maldives
Myanmar, Nepal, Pakistan, Philippines Singapore Sri Lanka, Thailand, Vietnam, Yemen,
Africa, Congo, Democratic Republic, Ethiopia ,Gabon Ghana Kenya, Madagascar
Malawi, Morocco Mozambique, Nigeria Sierra Leone, Somalia South Africa Tanzania,
Uganda, Zambia, Zimbabwe, Central America & Caribbean Barbados Belize Bermuda
Cayman Islands Costa Rica, Cuba, Dominica, Dominican Republic ,El Salvador,
Grenada, Guadeloupe, Guatemala Haiti, Honduras Jamaica Martinique Nicaragua,
Panama, Puerto Rico, Saint Lucia, Trinidad and Tobago North America, Mexico USA
Alabama, Florida, Georgia (USA) Hawaii Louisiana Mississippi Texas South America
Argentina Bolivia Brazil, Bahia Ceara Espirito Santo Minas Gerais Rio de Janeiro, Sao
Paulo, Colombia, Ecuador French Guiana Guyana, Paraguay, Peru, Suriname Uruguay
Venezuela Oceania American Samoa Australia Australian Northern Territory New South
Wales, Queensland, Victoria Cook Islands Federated states of Micronesia Fiji French
Polynesia Guam, New Caledonia, New Zealand, Papua New Guine,a Samoa Solomon,
Islands Vanuatu.

8. Gejala mosaik/vein clearing disebabkan citrus vein phloem degeneration (CVPD)


pada jeruk

a. Taksonomi virus

10
b. Gejala

Gejala huanglongbing biasanya muncul garis


kuning pada, karena nama huanglongbing
secara harfiah artinya penyakit dragon kuning.
Secara progressif kekuningan masuk ke
kanopi daun kuning pucat, gejala ini
menunjukkan seperti kekurangan zat hara
seperti seng atau mangan atau mottling
blotchy/belang, dan pengurangan ukuran.
Gejala koto seperti Mottly adalah gejala paling
umum dijumpai, tetapi tidak spesifik penyakit
Stubborn huanglongbing [Spiroplasma citri],
beberapa bentuk citrus tristeza closterovirus
(CTV), spesies Phytophthora. Gejala
kekurangan seng/zinc juga berasosiasi dengan
stadia awal citrus blight (suatu penyakit belum
konfirmasi secara aetiology. Bakteri
huanglongbing, bagaimanapun juga tidak
menginduksi disfungsi xylem layu pada
tanaman terserang blight. Dua infeksi pada
tanaman ini pada HLB dan CTV melaporkan pada tanaman jeruk memiliki beberapa
gejala (Huang et al., 1980).

Tanaman yang terserang berat jarang dedaunan dan ranting menjadi mati. Buah
menjadi kecil, warna kurang bagus (alami berwarna kehijauan. Sering menghasilkan
buah yang tidak bagus/gagal. Kemiripan gejala pada buah juga disebabkan gejala CTV.

c. Inang

Inang utama, Citrus, Citrus reticulata (mandarin), Citrus reticulata x paradisi (tangelo),
Citrus sinensis (navel orange);inang sekunder: Citrus aurantiifolia (lime), Rutaceae

d. Daerah sebar

Asia Bangladesh, Cambodia, [China] Fujian, Guangdong, Guangxi, Hainan, Jiangxi,


Taiwan ,Zhejiang [India], Andhra Pradesh, Assam, Delhi, Indian Punjab, Karnataka,
Maharashtra, Orissa ,Rajasthan, Uttar Pradesh, [Indonesia] Java, Kalimantan, Nusa
Tenggara, Papua ,Barat Sulawesi, Sumatra, [Japan] Ryukyu, Archipelago Laos,
[Malaysia] Peninsular, Malaysia Sarawak Myanmar, Nepal, Pakistan Philippines, Saudi
Arabia, Thailand Timor-Leste Vietnam Yemen ,Africa Burundi, Cameroon Central African

11
Republic, Ethiopia ,Kenya ,Malawi Mauritius, Rwanda, Réunion, Somalia South Africa,
Swaziland Tanzania, Zimbabwe, North America, [USA] Florida, South America [Brazil]
Sao Paulo, Oceania, Papua New Guinea.

9. Gejala embun jelaga disebabkan Capnodium citri pada jeruk

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi, Phylum:


Ascomycota, Class: Ascomycetes, Subclass:
Dothideomycetidae, Order: Capnodiales,
Family: Capnodiaceae

b. Gejala

Daun, ranting dan buah terserang dilapisi


oleh lapisan berwarna hitam. Pada musim
kering lapisan ini dapat dikelupas dengan
menggunakan tangan dan mudah tersebar
oleh angin. Buah yang tertutup lapisan hitam
ini biasanya ukurannya lebih kecil dan
terlambat matang (masak). Adanya kutu daun
jenis aphid Leurodicus sp., Pseudococcus
sp., Coccos viridis yang mengeluarkan
sekresi embun madu merupakan medium
yang baik untuk pertumbuhan jamur ini.

c. Inang

Citrus, inang lain: Citrus deliciosa (mediterranean mandarin), Citrus reticulata (mandarin)

d. Daerah sebar
Asia [India] Madhya Pradesh, Sikkim, Central America & Caribbean Dominica, North
America, Mexico

10. Gejala Keriting disebabkan Gemini Virus pada a. Tomat dan b. Babadotan

a. Taksonomi virus

Virus Group: Virus, Family: Geminiviridae, Genus: Begomovirus

12
b. Gejala

Bentuk mosaik bervariasi, daun kuning,


keriting, menggulung daun-daun, cairan
pembuluh, mengurangi jumlah kumpulan
buah, bintik kuning, berkerut, beberapa
kerdil, mengurangi waktu kematian
tanaman. Pada infeksi tipe mosaic seperti
pola daun bercahaya dan muncul hijau
gelap (Sengbusch, 2001). Infeksi meyebar
sering pada daun mulai pada pembuluh.
Daun-daun yang terinfeksi selama
perkembangan biasanya berubah bentuk a
atau berpilin. Seringnya muncul daerah
daun yang terang,disebut klorosis, b
perkembangan sepanjang sentral infeksi.
Daerah layu disebut nekrosis. Klorosis
disebabkan oleh menurunnya hasil klorofil
dari berkurangnya potosintesis. Infeksi berat
dicirikan kehilangan klorofil lokal. Area yang
berpengaruh menjadi kekuningan terlihat
hanya ada carotenoids.

Gejala tergantung pada jenis Gemini virus


dan varietas selada. Umumnya gejala kerdil,
keriting atau diputar daunnya, mosaik
kuning terang,

Penyimpangan daun dan buah dan


berkurang di lapangan

c. Inang utama

Ada lebih dari 300 spesies tanaman dengan 63 famili (Mc Laughlin,1998), hampir
sebagian besar tanaman Solanaceous seperti tomat, selada, mentimun, tembakau, dan
kapas.

d. Daerah sebar.

Gemini virus tersebar seluruh dunia baik Negara tropic maupun sub tropik, termasuk
sentral Amerika dan Caribbean, seluruh Greater Antilles of the Caribbean basin (Puerto

13
Rico, Dominican Republic (DR), Jamaica) dan Lesser Antilles. Barbados dan Eastern
Caribbean States including Antigua, Dominica, Grenada, St Kitts & Nevis, St Lucia, St
Vincent and the French Antilles (Guadeloupe and Martinique) dilaporkan Whitefly-
Geminivirus complek menyebabkan kehilangan jutaan dolar produksi sayur-sayuran
(tomat, selada (pedas dan manis), cucurbits (mentimun, semangka dll.) crucifers and
other vegetables (Stevens, 1996). Tidak ada negara di the United States yang
dilaporkan virulen geminiviruses. Tomato yellow leaf curl virus (TYLCV) telah ada di
timur tengah, the Caribbean, sebagian besar area produksinya di zona tropik. Dengan
populasi yang besar the sweetpotato whitefly atau the ‘B’ biotype of Bemisia tabaci (juga
diketahui sebagai B. argentifolii, the Silverleaf whitefly) telah ada seluruh tropics dan
subtropics dan di greenhouses, ini sudah sebelum menjadi masalah di USA.

11. Gejala Mosaik disebabkan Bean Common Mosaic potyVirus (BCMV) pada
bengkuang

a. Taksonomi virus

Virus Group: Virus, Family: Potyviridae, Genus: Potyvirus

b. Gejala

Gejala BCMV umumnya berbentuk


mosaik dan nekrosis (akar hitam)
pada Phaseolus vulgaris/buncis.
Tipe gejala muncul ditentukan oleh
strain BCMV, temperatur dan gen
inang. Gejala berhubungan
munculnya mosaik secara umum
termasuk, daun yang menggulung,
terang dan hijau gelap seperti
tambalan pada daun, klorosis vein
banding, mosaik kuning dan
tumbuhnya bekurang. motling.
Mottling dan perubahan bentuk pada
daun utama berindikasikan bahwa
infeksi utama muncul melalui benih
(Galvez, 1980). Kultivar yang umumnya berkembang mosaik akan jelas bercak lesio
lokal berupa klorosis dan nekrosis yang tidak berasosiasi dengan sistem vaskular.

14
Tanaman yang terinfeksi sistemik, polong akan kecil dan sedikit, polong yang terinfeksi
ditutupi dengan spot kecil, hijau gelap dan yang matang polong tidak terinfeksi
(Zaumeyer and Goth, 1964; Zaumeyer and Thomas, 1957).

Akar hitam dicirikan oleh bercak lesio yang menyebar ke pembuluh menyebabkan
nekrosis sistemik di dalam sistem vaskular; gejala hanya muncul pada kultivar yang
memiliki gen I yang dominan resisten. Nekrosis akan meluas sampai ke akar, batang,
dan jaringan meristem dan akhirnya tanaman mati jika terinfeksi stadia awal. Jika
terinfeksi pada stadia lanjut tanaman, tanaman lebih tahan tapi bagian lain mati dan
polong menjadi berubah warna. (Drijfhout, 1978; Morales and Bos, 1988).

Bagian tanaman yang bergejala, Buah/polong: lesion, bentuk tidak normal. Akar:lesion.
Benih: busuk. Batang: diskolorasi internal. Seluruh tanaman: layu

c. Inang

Inang utama, Phaseolus coccineus (runner bean), Phaseolus vulgaris (common bean)

inang sekunder Phaseolus (beans), Pachyrhizus erosus (bengkuang).

d. Daerah sebar

Europe, Belgium, Bulgaria, Czech Republic, Finland, Former, Yugoslavia, France,


Germany, Greece Hungary Italy, Lithuania, Netherlands, Norway, Poland, Portugal,
Romania, Russian, Federation, Spain, Sweden, Ukraine, United, Kingdom, Asia, China
India, Delhi Indonesia Java Iran, Iraq Israel, Japan, Hokkaido Kazakhstan, Korea,
Republic of Lebanon Saudi Arabia Thailand Turkey Yemen Africa, Burundi, Congo,
Democratic, Republic Egypt, Ethiopia Kenya, Lesotho, Malawi Mauritius, Morocco
Mozambique, Rwanda, Sierra Leone, South Africa, Sudan, Swaziland, Tanzania, Togo
Uganda, Zimbabwe, Central America, & Caribbean Bermuda Costa Rica, Cuba
Dominican Republic El Salvador, Guatemala Haiti, Jamaica, Nicaragua, Puerto Rico,
Saint Vincent, and the, Grenadines, Trinidad and Tobago, North America Canada,
Ontario, Mexico, USA, Idaho Michigan, New York, Washington, South America,
Argentina, Brazil, Chile Colombia, Ecuador Guyana Peru, Venezuela, Oceania, Australia
Australian, Northern Territory, New South Wales, Queensland, South Australia
Tasmania, Victoria, Western Australia, Fiji, New Zealand

15
Tanaman Pangan

1. Kedelai (Glycine max)

2. Kacang panjang (Vigna radiata)

3. Kacang tanah (Arachis hypogaea)

4. Jagung (Zea mays)

5. Padi (Oryza sativa)

6. Singkong (Manihot esculenta)

7. Sorghum (Sorghum bicolor)

16
12. Gejala Bantut disebabkan Soybean Stunt Virus (SSV) syn: Cucumber Mosaic
Cucumovirus (CMV) pada a. Kedelai dan b. Kacang panjang

a. Taksonomi virus

Virus Group: Virus, Family: Bromoviridae, Genus: Cucumovirus

b. Gejala

Gejala yang sama dengan strain CMV


menyebabkan infeksi sistemik, kadang-
kadang tidak menimbulkan gejala. Strain
CMV dapat menginduksi ke tempat gejala,
tergantung inang. Kecambah yang masih
muda jarang terserang di lapangan.
Selama beberapa minggu pertama.
Umumnya muncul gejala ketika berumur 6
minggu atau sudah dewasa. Setelah 4 atau
5 hari inokulasi, perkembangan daun
menjadi belang-belang, rusak,
menyimpang, berkerut dan ujungnya mulai
keriting sampai ke bawah. Seluruh
pertumbuhannya berkurang secara drastis
a
dan tanaman menjadi kerdil ditunjukkan
internode batang dan daun-daun kerdil.
Daun-daun yang lebih tua pada tanaman
yang bergejala muncul klorosis dan
nekrotik sepanjang garis yang kemudian
menyebar ke tengah daun dan daun jatuh/
rontok

Gejala yang hampir umum adalah mosaik,


mottling, klorosis dan perubahan pada
daun (gejala tali sepatu pada tomat) dan
buah. Terkadang CMV disertai RNA satelit b
tergantung tipe satelit, memungkinkan
menyebabkan nekrosis dan kematian sel pada tomat (Xu and Roossinck, 2000) atau
menyebabkan ameliorasi gejala (Kaper, 1995). Disarankan bahwa CMV RNA2 (gen
polymerase) adalah berasosiasi dengan penentuan gejala pada cowpea (Karasawa et

17
al., 1999). CMV memiliki potensi untuk menambah tanda (tanda kimia yang diinduksi
dekat penyebaran sel kotiledon Cucurbita pepo (Havelda and Maule, 2000).

Gejala bagian tanaman lain

Buah: lesion, bentuk tidak normal, diskolorasi. Daun: layu, warna tidak normal, ukuran
tidak normal, bentuk tidak normal Seluruh tanaman: layu

c. Inang

Inang utama, Abelmoschus esculentus (okra), Apium graveolens (celery), Araceae, Beta
vulgaris var. saccharifera (sugarbeet), Brassica juncea var. juncea (Indian mustard),
Brassica rapa ssp. oleifera (turnip rape), Capsicum annuum (bell pepper), Capsicum
frutescens (chilli), Cicer arietinum (chickpea), Citrullus lanatus (watermelon), Cucumis
melo (melon), Cucumis sativus (cucumber), Cucurbita maxima (giant pumpkin),
Cucurbita moschata (pumpkin), Cucurbita pepo (ornamental gourd), Cucurbitaceae
(cucurbits), Daucus carota (carrot), Dioscorea (yam), Glycine max (soyabean),
Gossypium hirsutum (Bourbon cotton), Helianthus annuus (sunflower), Lactuca sativa
(lettuce), Lens culinaris ssp. culinaris (lentil), Lupinus angustifolius (lupin), Lycopersicon
esculentum (tomato), Maranta arundinacea (West Indian arrowroot), Musa (banana),
Nicotiana tabacum (tobacco), Passiflora (passionflower), Phaseolus (beans), Phaseolus
lunatus (lima bean), Phaseolus vulgaris (common bean), Piper methysticum (kava),
Pisum sativum (pea), Raphanus sativus (radish), Solanaceae , Solanum melongena
(aubergine), Solanum tuberosum (potato), Trifolium subterraneum (subterranean clover),
Vicia faba (broad bean), Vicia sativa (common vetch), Vigna radiata (mung bean), Zea
mays (maize), Zea mays subsp. mays (sweetcorn)

Inang sekunder, Coriandrum sativum (coriander), Luffa aegyptiaca (loofah), Pelargonium


(pelargoniums), Spinacia oleracea (spinach), Tetragonia tetragonioides (Newzealand
spinach), Vigna unguiculata (cowpea), Vitis vinifera (grapevine)

Inang liar, Amaranthus caudatus (Love-lies-bleeding), Antirrhinum majus (snapdragon),


Atriplex hortensis (garden orache), Calendula officinalis (Pot marigold), Capsella bursa-
pastoris (shepherd's purse), Catharanthus roseus (Pink periwinkle), Chenopodium album
(fat hen), Chenopodium murale (nettleleaf goosefoot), Chenopodium quinoa (quinoa),
Chrysanthemum vestitum , Cichorium endivia (endives), Crotalaria spectabilis (Showy
rattlepod), Datura metel (Hindu datura), Datura stramonium (jimsonweed), Erysimum
cheiri (wallflower), Fagopyron esculentum (buckwheat), Gomphrena globosa (Globe
amaranth), Hyoscyamus niger (black henbane), Lotus corniculatus (bird's-foot trefoil),
Lupinus albus (white lupine), Lycopersicon pimpinellifolium (currant tomato), Matthiola
incana (stock), Medicago sativa (lucerne), Melilotus alba (honey clover), Momordica

18
balsamina (common balsamapple), Nicotiana rustica (wild tobacco), Pharbitis nil
(Japanese morning glory), Physalis peruviana (cape gooseberry), Phytolacca americana
(pokeweed), Primula (Primrose), Rumex acetosa var. hortensis (garden sorrel), Solanum
nigrum (black nightshade), Stellaria media (common chickweed), Trifolium hybridum
(Alsike clover), Trifolium incarnatum (Crimson clover), Trifolium pratense (purple clover),
Trifolium repens (white clover), Tropaeolum majus (common nasturtium)

d. Daerah sebar

Europe Austria, Belarus, Belgium, Bosnia and Herzegovina, Bulgaria, Croatia, Cyprus,
Czech Republic, Denmark, Estonia, Finland, France, France, [mainland] Germany,
Greece, Crete, Hungary, Ireland, Italy, Latvia, Lithuania, Macedonia, Malta, Moldova,
Netherlands, Poland, Portugal, Romania, widespread, Russian, ederation, Central
,Russia, Russian, Far East Southern, Russia, Serbia, and Montenegro, Slovakia
Slovenia, Spain, Spain, Sweden, Switzerland, Ukraine, United Kingdom, Asia,
Afghanistan, Bangladesh, China, Anhui, Chongqing, Fujian, Gansu, Guangdong
,Guangxi, Guizhou, Hebei, Heilongjiang, Henan, Hong Kong, Hubei, Hunan, Jiangsu
,Jiangxi, Jilin, Liaoning, Nei Menggu, Qingha,i Shaanxi, Shandong, Shanxi, Sichuan
,Taiwan, Xinjiang, Yunnan, Zhejiang, Georgia (Republic), India, Andhra Pradesh, Bihar,
Delhi, Gujarat, Haryana, Himachal, Pradesh, Indian, Punjab,Karnataka, Kerala, Madhya
Pradesh, Maharashtra, Orissa Rajasthan, Tamil, Nadu, Uttar Pradesh, West, Bengal,
Indonesia, Java, Iran, Iraq, Israel, Japan, Hokkaido, Honshu, Kyushu, Ryukyu,
Archipelago, Shikoku, Jordan, Kazakhstan, Korea Republic of, Kuwait ,Kyrgyzstan,
Lebanon Malaysia, Peninsular, Malaysia Sabah, Sarawak, Nepal, Oman, Pakistan
Philippines, Saudi Arabia Singapore Sri Lanka Syria Tajikistan Thailand Turkey
Uzbekistan Vietnam Yemen Africa Algeria Cameroon Côte d'Ivoire Egypt Ethiopia Ghana
Kenya Mauritius Morocco Nigeria Réunion Sierra Leone South Africa Sudan, Tanzania,
Togo, Tunisia Zambia Zimbabwe Central America & Caribbean Antigua and Barbuda
Barbados Bermuda, Costa Rica, Cuba, Dominica, Dominican Republic, Guadeloupe,
Haiti, Honduras, Jamaica, Martinique, Montserrat, Puerto Rico, Saint Vincent, and the
Grenadines, Trinidad, and Tobago, North America, Canada, British, Columbia, Ontario,
Quebec, Mexico, USA, Alabama, Arizona, Arkansas, California, Connecticut, Delaware,
Florida, Georgia, (USA), Hawaii, Idaho, Illinois, Indiana, Iowa, Kansas, Kentucky,
Louisiana, Maine, Maryland, Massachusetts, Michigan, Minnesota, Mississippi, Missouri,
Montana,Nebraska, New Hampshire, New Jersey, New Mexico, New York, North
Carolina, Ohio, Oklahoma, Oregon, Pennsylvania South Carolina, Tennessee Texas
present Utah Vermont Virginia Washington Wisconsin, South America, Argentina Brazil,
Ceara Espirito, Santo, Goias Maranhao, Minas Gerais Parana, Pará Piauí, Sao Paulo,

19
Chile, Colombia, French, Guiana Guyana Suriname Venezuela Oceania American amoa
Australia, New South Wales, Queensland, South Australia Tasmania Victoria Western
Australia Cook Islands Federated states of Micronesia Fiji French Polynesia Kiribati New
Zealand, Niue Samoa Solomon slands Tonga Vanuatu,

13. Sapu setan pada kacang tanah (Phytoplasma)

a. Taksonomi -

b. Gejala yang tipe penyakit berwarna kuning


secara bertahap lebih atau kurang, warna kuning
tidak normal atau kemerahan pada dedaunan,
daun lebih kecil, pendek internoda dan kerdil
tanaman, akarnya berlebihan dalam penyebaran
dan membentuk sapu setan, kehijauan atau
bunga yang steril, berkurang jumlahnya di
lapangan, dan akhirnya menurun dan mati. Akar
tidak normal dan nekrosis selalu mendahului
gejala di permukaan tanah

c. Inang: kacang tanah

d. Daerah sebar belum ada

14. Pustul kacang kedelai disebabkan Xanthomonas campestris pv. Glycine

a. Taksonomi bakteri

Domain: Bacteria,
Phylum: Proteobacteria,
Class:
Gammaproteobacteria,
Order:
Xanthomonadales,
Family:
Xanthomonadaceae

b. Gejala pada daun


terbatas, awalnya area

20
terbatas hijau kekuningan dengan coklat kemerahan dan ditengah muncul satu atau
kedua permukaan. Spots yang lebih menyolok di atas permukaan daun. Kecil muncul
pustule yang berkembang pada bagian tengah lesion, khususnya bagian bawah
permukaan daun. Kadang-kadang pustul yang sama muncul pada polong.. Spots
menjadi satu dan menghasilkan ukuran yang lebih besar pada area yang mati yang
kadang-kadang jatuh, muncul daun yang kasar pada permukaannya. Infeksi yang berat
menjadi kuning dan jatuh. Insiden yang berat pada tanaman yang rentan menyebabkan
rontok daun. (Dunleavy et al., 1966).

Bagian tanaman yang bergejala Buah/polong:lesio. Daun:lesion, warna tidak normal,


jatuhnya daun yang tidak normal, kuning atau mati.

c. Inang utama Brunnichia cirrhosa (red vine) (Jones, 1961), Phaseolus vulgaris (kidney
bean), Phaseolus lunatus (lima bean) (Elliott, 1951), Macrotyloma uniflorum (horsegram)
(Patel et al., 1949) and a number of other Phaseolus and Vigna spp. including cowpea
(Vigna unguiculata) (Kennedy and Sinclair, 1989).

d. Daerah sebar

Europe Austria, Bulgaria, France, Lithuania, Moldova Romania, Russian, Federation


Russian, Far East Southern Russia, Serbia, and Montenegro, Ukraine, Asia, Brunei
Darussalam Cambodia, China, Taiwan, Georgia (Republic) India, Madhya Pradesh,
Maharashtra, Uttar Pradesh, Indonesia, Japan, Kazakhstan, Malaysia, Peninsular,
Malaysia, Myanmar Nepal Philippines Thailand, Africa, Central African Republic, Côte
d'Ivoire, Egypt, Ethiopia Kenya Madagascar, Malawi, Mozambique Nigeria Somalia
South Africa Sudan Tanzania Uganda Zambia, Zimbabwe, Central America & Caribbean
Belize Cuba Nicaragua, North America, Canada, Manitoba Ontario, Mexico, USA, Iowa
South America Argentina Bolivia Brazil Minas Gerais Rio Grande do Sul Sao Paulo
Colombia, Venezuela, Oceania Australia, New South Wales, Queensland, Papua New
Guinea

15. Gejala Bercak Kacang tanah disebabkan Cercospora arachidicola

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi, Phylum: Ascomycota, Class: Ascomycetes,


Subclass: Dothideomycetidae, Order: Mycosphaerellales, Family: Mycosphaerellaceae

21
b. Gejala, bercak hampir melingkar
dengan diameter 1-10 mm, coklat
kemerahan sampai hitam di atas
permukaan daun dan dibawah cahaya
kelihatan coklat (Mulder and Holliday,
1974b; McDonald et al., 1985). Diawal
perkembangan klorosis di atas
permukaan, tapi muncul dan menonjol
setelah diubah oleh gen inang dan
faktor lingkungan. Gejala ini hampir
sama dengan halo Micosphaerella
berkeleyi; oleh sebab itu gejala halo
tidak cocok untuk di diagnostik
(McDonald et al., 1985).Bercak
cenderung lebih besar dari pada
Micosphaerella berkeleyi.

c. Inang kacang tanah

d. Daerah sebar

Asia China India Bihar Korea, Republic


of Africa Malawi Rwanda North America USA Texas Virginia

16. Gejala busuk batang disebabkan Sclerotium rolfsii pada kacang tanah

a. Taksonomi cendawan,

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi, Phylum: Basidiomycota, Class:


Basidiomycetes,Subclass: Agaricomycetidae, Order: Polyporales, Family: Corticiaceae,

b. Gejala

Pada awalnya muncul kekuningan dan layu cabang atau bagian dalam tanaman jika
batang utama terserang. Daun-daun berubah coklat gelap dan kadang rontok dari
tanaman sebelum waktunya. Terselubung berwarna putih oleh miselium dan dapat
terlihat pada ujung batang bawah yang terinfeksi. Pada kondisi yang baik akan
mempercepat perkembangan gejala sampai ke ranting tanaman. Sklerotia tumbuh
banyak pada bagian tanaman yang terinfeksi dan pada permukaan tanah. Cirinya
berwarna putih kemudian menjadi coklat kotor/gelap. Cabang-cabang menjadi layu dan
berwarna coklat gelap. Polong yang terinfeksi biasanya busuk atau tanaman tanpa

22
gejala yang terlihat di atas tanah. Pada stadia lanjutan perkembangan penyakit, akar
yang tanpa sengaja dari tanaman yang terbawa penyakit.

c. Inang

Inang utama, Arachis hypogaea (groundnut),


Beta vulgaris var. saccharifera (sugarbeet),
Bombax ceiba (silk cotton tree), Capsicum
annuum (bell pepper), Cicer arietinum
(chickpea), Cichorium (chicory), Citrus ,
Colocasia esculenta (taro), Corchorus olitorius
(jute), Curcuma longa (turmeric), Daucus
carota (carrot), Durio zibethinus (durian),
Eleusine coracana (finger millet), Fagopyron
esculentum (buckwheat), Glycine max
(soyabean), Gossypium hirsutum (Bourbon
cotton), Helianthus annuus (sunflower),
Hibiscus cannabinus (kenaf), Hordeum
vulgare (barley), Ipomoea batatas (sweet
potato), Iris (irises), Lens culinaris ssp.
culinaris (lentil), Linum usitatissimum (flax),
Lycopersicon esculentum (tomato),Malus
(ornamental species apple), Medicago sativa
(lucerne), Oncidium (dancing-lady orchid), Oryza sativa (rice), Phaseolus vulgaris
(common bean), Piper betle (betel pepper), Piper nigrum (black pepper), Pisum sativum
(pea), Punica granatum (pomegranate), Saccharum officinarum (sugarcane), Sapium
sebiferum (Chinese tallow tree), Solanum tuberosum (potato), Sorghum bicolor
(sorghum), Triticum aestivum (wheat), Vicia faba (broad bean), Zea mays (maize).

Inang sekunder, Actinidia chinensis (Chinese gooseberry), Agrostis stolonifera var.


palustris (bent grass), Allium cepa (onion), Allium sativum (garlic), Alternanthera
(Joyweed), Anacardium occidentale (cashew nut), Ananas comosus (pineapple),
Araceae , Azadirachta indica (neem tree), Basella alba (Malabar spinach), Boehmeria
nivea (ramie), Brassica nigra (black mustard), Brassica oleracea var. capitata (cabbage),
Brassica oleracea var. viridis (collards), Brassica rapa ssp. oleifera (turnip rape),
Cajanus cajan (pigeon pea), Caladium bicolor hybrids, Carica papaya (papaw),
Carthamus tinctorius (safflower), Cassia senna (sharp-leaved senna), Chenopodium
quinoa (quinoa), Chlorophytum , Citrullus lanatus (watermelon), Coffea (coffee),
Crotalaria juncea (sunn hemp), Cucumis sativus (cucumber), Cucurbita (pumpkin),

23
Cucurbita pepo (ornamental gourd), Cyamopsis tetragonoloba (guar), Cynara
cardunculus L. var. scolymus (globe artichoke), Cynodon dactylon (Bermuda grass),
Datura innoxia (Downy thornapple), Dianthus (carnation), Dioscorea (yam), Elettaria
cardamomum (cardamom), Eucalyptus grandis (saligna gum), Eucalyptus tereticornis
(forest red gum), Ficus , Ficus elastica (rubber plant), Gerbera (Barbeton daisy),
Glycyrrhiza glabra (Licorice), Grewia asiatica (phalsa), Hevea brasiliensis (rubber),
Kummerowia striata (Japanese lespedeza), Lablab purpureus (hyacinth bean),
Lagenaria siceraria (bottle gourd), Leucaena leucocephala (leucaena), Luffa acutangula
(angled luffa), Mangifera indica (mango), Momordica charantia (bitter gourd), Musa
(banana), Nicotiana tabacum (tobacco), Peperomia obtusifolia (pepper-face),
Philodendron , Poa annua (annual meadowgrass), Polianthes tuberosa (tuberose),
Prunus persica (peach), Psidium (guava), Pyrus (pears), Ricinus communis (castor
bean), Saintpaulia ionantha (African violet), Secale cereale (rye), Sesamum indicum
(sesame), Sinningia speciosa (gloxinia), Solanum melongena (aubergine), Solidago
canadensis (Canadian goldenrod), Swietenia macrophylla (big leaved mahogany),
Syngonium podophyllum (Arrowhead vine), Tagetes patula (French marigold), Tectona
grandis (teak), turfgrasses , Vanilla planifolia (vanilla), Vigna mungo (black gram), Vigna
radiata (mung bean), Vitis (grape), Ziziphus jujuba (common jujube)

Inang liar, Azolla pinnata (mosquito fern), Bryophyllum pinnatum (air plant)

Inang tambahan, Beta vulgaris (beetroot), Capparis spinosa (Caper bush), Manihot
esculenta (cassava), Xanthosoma sagittifolium (yautia (yellow)), Zingiber officinale
(ginger.)

d. Daerah sebar

Europe, Belgium, Cyprus Denmark, Former Yugoslavia France, Germany, Greece,


Guernsey, Italy, Sardinia Jersey, Netherlands, Portugal, Russian Federation, Russia
(Europe), Spain, Asia Bangladesh, Brunei Darussalam, Cambodia, China, Hong Kong,
Liaoning Sichuan, Taiwan Yunnan, Zhejiang India, Andaman, and Nicobar Islands,
Andhra Pradesh, Assam Bihar Delhi Himachal Pradesh, Jammu and Kashmir,
Karnataka, Kerala, Madhya Pradesh, Maharashtra Manipur, Nagaland Orissa ,Rajasthan
Tamil Nadu, Uttar Pradesh, West Bengal ,Indonesia, Java, Nusa Tenggara, Papua
Barat, Sumatra, Iran, Iraq Israel Japan, Honshu Kyushu Ryukyu Archipelago Korea,
DPR Laos Lebanon, Malaysia, Peninsular, Malaysia, Sabah Sarawak, Myanmar Nepal
Pakistan Philippines Saudi Arabia, Singapore Sri Lanka, Syria Thailand Turkey Vietnam
Africa Angola, Benin Burkina, Faso Burundi, Cameroon Cape Verde, Central African,
Republic Congo Democratic, Republic Congo, Côte d'Ivoire, Egypt, Equatorial Guinea

24
Ethiopia ,Gabon Gambia Ghana Guinea Kenya, Lesotho Liberia, Madagascar Malawi,
Mali ,Mauritania , [Mauritius] Rodrigue, Island Morocco, Mozambique Niger, Nigeria,
Rwanda Senegal Seychelles, Sierra Leone, Somalia, South Africa, Sudan, Tanzania,
Togo ,Tunisia, Uganda, Zambia, Zimbabwe ,Central America & Caribbean Antigua and
Barbuda Barbados, Belize Bermuda, Costa Rica, Cuba Dominica Dominican Republic El
Salvador, Grenada Guadeloupe Guatemala Haiti Honduras Jamaica Martinique
Montserrat Nicaragua Panama, Puerto Rico, Saint Kitts and Nevis Saint Lucia Saint
Vincent and the Grenadines, Trinidad, and Tobago, North America, [Canada] Alberta
Mexico USA, Alabama, Arizona Arkansas, California, Connecticut Florida, Georgia
(USA) Hawaii Illinois, Indiana, Iowa Kansas, Kentucky Louisiana, Maryland ,Michigan,
Minnesota, Mississippi, Missouri, Nevada New Jersey, New York, North Carolina, Ohio
,Oklahoma Oregon, Pennsylvania South Carolina Tennessee Texas Utah Virginia
Washington South America Argentina Brazil, Maranhao Matto Grosso, Minas Gerais
Pernambuco Santa Catarina Sao Paulo Chile Colombia Ecuador French Guiana
Guyana, Peru, Suriname, Uruguay, Venezuela Oceania Australia Australian Northern
Territory New South Wales Queensland, South Australia, Tasmania, Victoria Western
Australia Fiji, French, Polynesia, Guam, New Caledonia, New Zealand, Norfolk Island,
Papua New Guinea, Samoa, Solomon, Islands Tonga Tuvalu, Vanuatu

17. Gejala Bulai disebabkan Peronosclerospora maydis


pada jagung

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Chromista, Phylum:


Oomycota, Class: Oomycetes, Order: Sclerosporales,
Family: Sclerosporaceae

b. Gejala

Daun-daun jagung yang bergejala menunjukkan adanya


ruang berwarna hijau dan kuning tidak beraturan.
Kemudian daun berwarna coklat dan mati.

c. Inang (Jagung)

d. Daerah sebar

Asia China, Guangxi Taiwan, Yunnan, India, Bihar


Maharashtra, Indonesia Java, Nusa Tenggar, Israel,

25
Japan Thailand, Africa, Congo Democratic Republic, Somalia, Central America &
Caribbean, Jamaica, South America, Argentina Venezuela, Oceania, Australia,
Australian Northern, Territory Queensland, Western Australia.

18. Gejala Hawar disebabkan Helminthosporium maydis pada jagung

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi,Phylum: Ascomycota, Class: Ascomycetes,


Subclass: Dothideomycetidae, Order: leosporales, Family: Pleosporaceae

b. Gejala

Layu pada daun-daun jagung, disebabkan oleh


bercak berbentuk O, panjangnya diantara tulang
daun, berwarna coklat, panjang 2-6 x 3-22 mm,
dengan tepi terbatas dan pembatas berwarna
kuning kecoklatan. Variasi ukuran bercak dan
bentuk mungkin terjadi antara inbreds dan hybrid
dengan latar belakang perbedaan genetik. Race
O hanya menyerang pada daun. Bercak yang
dihasilkan oleh race T berwarna kuning, 0.6-1.2 x
0.6-2.7 cm, berbentuk kumparan atau elips,
dengan kuning kehijauan atau halo klorotik.
Kemudian bercak race T berwarna gelap, tepinya
berwarna merah kecoklatan dan muncul pada
daun, batang pelepah daun, tongkol, kulit tongkol
dan bulir. Akibat biji yang terbawa patogen ini,
akan muncul busuk tongkol dan bulir, akan
kehilangan hasil selama panen dan penjualan.

Kecambah dari biji yang terinfeksi Race T akan


layu dan mati dalam 3 atau 4 minggu setelah
penanaman. Kematian awal pada daun, hasil dari
infeksi race lain, mempengaruhi tanaman menjadi
busuk batang (Boothroyd, 1971).

Gejala lain pada bagian tanaman: daun tidak


normal warnanya, bercak pada daun, layu, benih
busuk, perubahan warna,batang diskolorasi.

26
c. Inang,

Inang utama, Zea mays (maize), Zea mays subsp. mays (sweetcorn)

Inang sekunder, Arachis hypogaea (groundnut), Glycine max (soyabean), Helianthus


annuus (sunflower), Oryza sativa (rice), Pennisetum glaucum (pearl millet), Pisum (pea),
Populus deltoides (poplar), Sorghum bicolor (sorghum), Triticum (wheat), Vigna
unguiculata (cowpea), Zea mexicana (teosinte)

d. Daerah sebar

Europe, Bulgaria Croatia Cyprus Denmark, Former, Yugoslavia, France, Germany, Italy,
Portugal, Romania Russian, Federation Russian, Far East Southern Russia, Serbia and
Montenegro Spain Switzerland, Ukraine, Asia, Bangladesh, Bhutan Brunei Darussalam,
Cambodia, China, Anhui Fujian Gansu, Guangdong, Guangxi, Hebei, Heilongjiang
Henan, Hong Kong, Hubei, Hunan, Jiangsu, Jiangxi Jilin, Liaoning Nei Menggu Shaanxi
Shandong Sichuan Taiwan Yunnan Zhejiang Christmas Island (Indian Ocean) India,
Andhra Pradesh Assam, Bihar Delhi Haryana, Himachal Pradesh, Indian, Punjab,
Karnataka, Kerala, Lakshadweep, Madhya Pradesh, Meghalaya Orissa, Rajasthan, Uttar
Pradesh, West Bengal, Indonesia Java Papua Barat, Iran, Israel, Japan, Honshu,
Kyushu, Shikoku, Korea, DPR Korea, Republic of Laos Malaysia Peninsular Malaysia
Sabah Sarawak Myanmar Nepal Oman, Pakistan, Philippines Sri Lanka Thailand
Vietnam, Africa, Benin, Burkina Faso Cameroon, Congo Democratic Republic Côte
d'Ivoire Egypt Gabon Ghana Guinea Kenya Madagascar, Malawi Mauritius Mozambique
Niger Nigeria Réunion Senegal, Sierra Leone, South Africa, Sudan Swaziland Tanzania
Togo, Zambia, Zimbabwe, Central America & Caribbean Bahamas Belize Cuba El
Salvador Guadeloupe Guatemala Jamaica Nicaragua Panama Puerto Rico Trinidad and
Tobago North America Canada New, Brunswick, Nova, Scotia Ontario, Quebec, Mexico,
USA, Arkansas Delaware District of Columbia Florida Georgia (USA) Hawaii Illinois
Indiana, Iowa Kentucky Louisiana Maryland Massachusetts, Michigan, Minnesota,
Mississippi, Missouri, New York, North Carolina Ohio Pennsylvania South Carolina
Tennessee Texas West Virginia, South America Argentina Bolivia Brazil Bahia Matto
Grosso do Sul Parana Colombia Ecuador French Guiana, Guyana, Paraguay, Suriname,
Venezuela, Oceania, American, Samoa, Australia, Australian Northern, Territory New
South Wales, Queensland, Fiji, French Polynesia, Guam Marshall, Islands New
Caledonia New Zealand Niue Papua New Guinea Samoa Solomon Islands Tonga
Vanuatu

27
19. Gejala rust/karat disebabkan Puccinia sorghi pada jagung

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi, Phylum: Basidiomycota, Class: Urediniomycetes,


Order: Uredinales, Family: Pucciniaceae

b. Gejala P. sorghi dicirikan oleh munculnya coklat emas ke


pustule coklat (uredinales) bahwa perkembangan di atas
tanah termasuk bagian daun, sekam, jumbai dan, tangkai.
Uredinia melingkar dan memanjang, dan perkembangan
sekitar di atas dan di bawah permukaan. Gejala bercirikan
dengan area klorotik kecil. Sebagaimana perkembangan
uredinia menjadi erumpent, mendorong jaringan atas
epidermis akan terbuka masa tepung dari urediniospores.
Spora-spora sering mengumpul dan menginfeksi seluruh
tanaman yang mengakibatkan muncul band pada seluruh
infeksi daun. Bebrapa varietas yang mengandung gen untuk
menghasilkan pigmen anthocyanin, uredinia mungkin
dikelilingi oleh halo ungu. Beberapa penyakit, area luas
selubung daun awalnya klorotik kemudian menjadi nekrotik.

Bagian tanaman yang bergejala: Buah/polong: terlihat


cetakan. Pembungaan: lesion. Daun: lesion, warna tidak normal, jamur tumbuh. Batang:
kelihatan miselium

c. Inang

Inang utama Zea mays (maize), Zea mays subsp. mays (sweetcorn)

Inang sekunder Oxalis (wood sorrels), Oxalis corniculata (creeping woodsorrel (USA)),
Oxalis europaea (European woodsorrel), Oxalis stricta (Upright yellow-sorrel), Zea
mexicana (teosinte), Zea perennis

d. Daerah sebar

Europe, Austria, Bulgaria, Croatia, Czechoslovakia (former -), Former Yugoslavia,


France, Germany, Greece, Hungary, Italy, Latvia, Lithuania Moldova, Netherlands,
Poland, Portugal, Romania, Spain, Switzerland, Ukraine, United Kingdom, Asia
Azerbaijan Cambodia China Hong Kong Taiwan, Georgia, (Republic) India, Indonesia,
Iran, Iraq, Israel, [Japan] Hokkaido, Jordan, Korea, Republic of Lebanon, Malaysia,

28
Nepal, Pakistan, Philippines, Saudi Arabia, Sri Lanka, Thailand, Turkey, Yemen, Africa,
Angola, Cameroon, Congo Democratic Republic, Egypt, Ethiopia Ghana Kenya Libya
Malawi Mauritius, Morocco, Mozambique, Nigeria Rwanda Réunion Sierra Leone
Somalia South Africa Sudan Tanzania Uganda Zambia Central America & Caribbean
Belize Costa Rica, Cuba, Dominican Republic, Guatemala, Haiti, Honduras Jamaica
Nicaragua Panama Puerto Rico Trinidad and obago North America Canada Mexico
USA, South America, Argentina, Bolivia, Brazil, Chile, Colombia, Ecuador, Guyana,
Paraguay, Peru Suriname, Uruguay, Venezuela, Oceania Australia, Fiji New aledonia
New Zealand, Norfolk Island, Papua New Guinea

20. Gejala Hawar daun jagung disebabkan Helminthosporium turcicum

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi, Phylum: Ascomycota, Class: Ascomycetes,


Subclass: Dothideomycetidae, Order: Pleosporales, Family: Pleosporaceae

b. Gejala

Gejala berukuran kecil, spot water-


soaked muncul dipermukaan daun,
kemudian berkembang area berbentuk
ellips berwarna coklat sampai seluas
daun. Pada stadia akhir, lesio menjadi
kekuningan sampai abu-abu,
bergabung dan mematikan bagian luas
daun. Pada tepi berwarna coklat pada
jagung dan ungu-merah pada sorghum
tergantug varietas. Infeksi jagung juga
termasuk jumbai, mata tunas, mahkota
dan bibit (Sherbakoff and Mayer, 1937;
Cox and Wolf, 1955). Gejala-gejala
yang kultivar tahan mengurangi
menjadi kecil pada spot nekrotik atau
klorosis. Bentuk hawar daun northern
pada jagung dan sorghum bercak
lesion lebih sedikit daripada
Cochliobolus heteros (Ellis and

29
Holliday, 1971), hamper sebagian besar pada daun-daun tapi juga pada tangkai
sorghum.

Gejala-gejala yang mempengaruhi pada bagian lain: daun: lesion, warna tidak normal.

Akar: mengurangi system perakaran Seluruh tanaman: damping off.

c. Inang

Inang utama, Sorghum bicolor (sorghum), Zea mays (maize), Zea mays subsp. mays
(sweetcorn)

Inang sekunder, Pennisetum glaucum (pearl millet)

Inang liar, Echinochloa crus-galli (barnyard grass), Panicum miliaceum (millet), Panicum
repens (torpedo grass), Paspalum conjugatum (sour paspalum), Pennisetum purpureum
(elephant grass), Sorghum, Sorghum almum (Columbusgrass), Sorghum halepense
(Johnson grass), Sorghum sudanense (Sudan grass), Urochloa panicoides (liverseed
grass), Zea mexicana (teosinte), Zea perennis

d. Daerah sebar

Europe, Austria, Bulgaria, Czechoslovakia (former -,) Former Yugoslavia, France,


Hungary, Italy, Poland, Portugal, Romania, Russian, Federation Russian, Far East Spain
,Switzerland, United Kingdom Asia, Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, Brunei
Darussalam, Cambodia, [China] Guangxi Hainan Heilongjiang Henan Hong Kong, Hubei
Jiangsu Jiangxi, Liaoning, Shandong Shanxi Sichuan, Taiwan, Yunnan, Zhejiang, India,
Andhra Pradesh present Bihar Karnataka, Madhya Pradesh, Meghalaya, Tamil Nadu,
West Bengal, Indonesia, Iran, Iraq, Israel, Japan, Kazakhstan Korea, Republic of Laos,
Lebanon, [Malaysia], Sabah, Myanmar, Nepal, Oman Pakistan Philippines Saudi Arabia,
Thailand, Turkey, Vietnam, Yemen Africa Angola Benin, Botswana Burkina, Faso,
Burundi, Cameroon, Central African Republic, Chad Congo Democratic Republic,
Congo, Egypt, Ethiopia, Gabon, Gambia, Ghana Guinea Kenya, Libya Madagascar,
Malawi, Mali, Mauritius Morocco, Niger Nigeria Rwanda Réunion Senegal Sierra Leone
South Africa Sudan, Swaziland Tanzania, Togo, Uganda Zambia Zimbabwe Central
America & Caribbean Antigua and Barbuda Bermuda Costa Rica, Cuba present
Dominican Republic El Salvador Guatemala Haiti Honduras Jamaica Nicaragua Panama
Puerto Rico Trinidad and Tobago North America [Canada] Manitoba Ontario Quebec
Mexico USA Arkansas Delaware Florida Georgia (USA), Hawaii, Indiana Iowa Louisiana
Maryland Nebraska New Hampshire New York North Carolina Ohio Pennsylvania South
Carolina South Dakota Texas West Virginia South America Argentina Bolivia Brazil
Matto Grosso Rio Grande do Sul Sao Paulo Colombia, Ecuador French Guiana Peru

30
Uruguay Venezuela Oceania [Australia] Australian Northern Territory New South Wales
Queensland Tasmania Victoria Fiji French Polynesia New Caledonia New Zealand
Papua New onga.

21. Gejala Busuk pelepah disebabkan Rhizoctonia solani pada Padi

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi, Phylum: Basidiomycota,Class: Basidiomycetes,


Subclass: Agaricomycetidae, Order: Ceratobasidiales, Family: Ceratobasidiaceae

b. Gejala

Gejalanya disebut sheath blight pada padi


biasanya muncul pada tanaman mencapai puncak
pertumbuhan, gejala dapat diamati pada stadia
anakan yang maksimum atau perpanjangan
batang. Penyakit muncul pada pelepah daun dan
ujung/tepi daun. Tipe layu berawal berbentuk oval
atau bulat kadang tidak beraturan, berwarna abu-
abu kehijauan dengan panjang antara 1- 3 cm
(Ou, 1985). Ditengah gejala berwarna putih
keabuan dengan berwarna coklat pada
tepi/pinggir. Ukuran dan warna gejala tergantung
pada umur gejala dan kondisi lingkungan.
Penggabungan gejala menyebabkan hawar pada
bagian tertentu atau seluruh tanaman.Sclerotia
tebentuk diatas permukaan atau pada gejala di
daun, batang dan benih-benih. Sklerotianya jarang
muncul dan mudah lepas jika tanaman dewasa.
Perhatikan dalam mendiagnosa di lapangan gejala
sheath blight disebabkan Rhizoctonia solani
dengan gejala sheath spot disebabkan oleh R.
oryzae-sativae yang ada di Asia dan gejala yang sama.

c. Inang

Inang utama, inang sekunder

d. Daerah sebar

31
Europe Europe, Austria, Bulgaria, Croatia, Czech Republi,c Czechoslovakia, Denmark,
Finland, Former USSR, France, Germany, Greece, Hungary, Italy, Netherlands, Norway
,Poland, Romania ,Russian, Federation, Serbia and Montenegro, Sweden, Ukraine,
United Kingdom, Northern Ireland, Asia Bangladesh, China, Anhui Fujian, Gansu
Guangdong, Guangxi Hebei, Heilongjiang, Henan, Hubei Hunan, Jiangsu, Jiangxi Jilin
Liaoning Nei Menggu Shaanxi Shandong Shanxi Sichuan Taiwan Xinjiang, Yunnan,
Zhejiang, India Andaman and Nicobar Islands, Andhra Pradesh Assam, Bihar, Delhi,
Gujarat, Haryana, Himachal Pradesh, Indian Punjab Jammu and Kashmir Karnataka
Kerala Madhya Pradesh, Maharashtra, Manipur Meghalaya Orissa Rajasthan Sikkim
Tamil Nadu Uttar Pradesh West Bengal Indonesia Iran Iraq Israel Japan Hokkaido
Honshu Kyushu Korea, DPR Korea, Republic of Malaysia Peninsular Malaysia Sabah
Sarawak Pakistan Philippines Singapore Sri Lanka, Syria Thailand Turkey Vietnam,
Africa Burundi Cameroon Congo Democratic Republic Côte d'Ivoire Egypt Ethiopia
Kenya, Madagascar Malawi, Mauritius, Mozambique Allen, Rwanda Senegal Sierra
Leone South Africa, Tanzania, Tunisia Uganda, Zambia Zimbabwe, Barbados Costa
Rica Cuba, Dominican, Republic, French, West Indies, Guadeloupe Honduras Jamaica
Martinique Panama Puerto Rico Saint Kitts and Nevis Trinidad and Tobago North
America, North America, (as a whole) Canada, Alberta Manitoba Ontario, Prince
Edward, Island, Saskatchewa,n Mexico, USA, Alabama Alaska Arkansas California
Colorado Florida Georgia (USA) Hawaii Illinois Indiana Iowa Kansas Kentucky Louisiana
Maine Maryland Minnesota Mississippi, Missouri Montana, Nebraska, New Jersey New
York North Carolina North Dakota Ohio Oklahoma Oregon South Carolina Tennessee
Texas Washington, Wisconsin, South America, South America (as a whole) Argentina,
Bolivia Brazil, Amazonas Minas Gerais Pernambuco Sao Paulo Chile Colombia Guyana
Paraguay Peru Suriname, Uruguay, Venezuela Oceania American, Samoa, Australia,
New South Wales South Australia, Victoria, Western Australia, New Zealand, Papua
New Guinea, Samoa

22. Gejala Bercak pada padi disebabkan Cercospora oryzae

a. Taksonomi cendawan
Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi, Phylum: Ascomycota,Class: Ascomycetes,
Subclass: Dothideomycetidae, Order: Mycosphaerellales, Family: Mycosphaerellaceae

b. Gejala

Setelah infeksi oleh C. oryzae, perkembangan bercak daun linear dengan panjang 2-10
mm dan lebarnya biasanya tidak lebih dari 1-1.5 mm. panjangnya sejajar dengan daun.
Bercak dengan berwarna coklat ditengah dengan batas yang tidak jelas di tepi. Bercak
pada pelepah hampir sama dengan daun, sementara bercak glumes lebih pendek dan
cenderung menyebar secara lateral. Pedisel dan glume juga terinfeksi. Suatu pola noda
jaringan sering terselubung pada daun: dinding sel berwarna coklat gelap dan kuning
pada interseluler kultivar yang peka, bercak-bercak daun coklat lebih terang sedangkan
pada kultivar tahan bercak coklat gelapnya sempit. Penyakit ini dapat menyebabkan

32
pematangan secara premature. Infeksi C. oryzae dapat menyebabkan benih-benih
diskolorasi menjadi coklat ungu. Beberapa jamur berasosiasiI dengan diskolorasi
(Arunyanart et al., 1981).

c. Inang

Inang utama Oryza sativa (rice), inang sekunder


Panicum maximum (Guinea grass), Panicum repens
(torpedo grass), Pennisetum purpureum (elephant
grass)

d. Daerah sebar

Asia, Afghanistan, Bangladesh, Brunei Darussalam,


Cambodia, China, Guangxi, Hebei, Hubei, Hunan,
Jiangsu Jilin Liaoning Sichuan, Taiwan, Yunnan,
Zhejiang, India, Karnataka Tamil Nadu Uttar Pradesh,
Indonesia, Java Nusa Tenggara, Japan Honshu Shikoku
Korea, Republic of Laos, Malaysia, Peninsular Malaysia,
Sabah Sarawak Myanmar, Nepal, Pakistan Philippines
Sri Lanka Syria Thailand Vietnam Africa Angola Chad
Congo Democratic Republic Gabon Gambia, Ghana,
Kenya Madagascar, Malawi Mozambique, Niger Nigeria
South Africa present Sudan, Tanzania Zambia Central,
America & Caribbean Costa Rica Cuba Dominican,
Republic El Salvador, Guatemala, Haiti, Honduras,
Nicaragua, Panama, Puerto Rico, Trinidad and Tobago,
North America, Mexico USA, Alabama Arkansas, Florida
Louisiana Texas South America Argentina, Bolivia Brazil Amazonas, Minas Gerais Rio
Grande do Sul Sao Paulo, Colombia, Guyana, Suriname Venezuela, Oceania, Australia
Australian Northern Territory Fiji, Papua New Guinea, Solomon Islands.

23. Gejala Kresek disebabkan Xanthomonas campestris pv. oryzae) pada Padi

a. Taksonomi bakteri

Domain: Bacteria, Phylum: Proteobacteria,Class: Gammaproteobacteria, Order:


Xanthomonadales, Family: Xanthomonadaceae

b. Gejala

33
Muncul pada daun tanaman muda,
setelah penanaman, muncul hijau
pucat sampai hijau abu-abu, garis
water-soaked dekat ujung dan tepi
daun. Kumpulan bercak lesio ini
berkumpul dan menjadi kuning
keputihan dengan tepinya
bergelombang. Akhirnya seluruh daun
terkena, menjadi putih keabuan
kemudian sekarat. Pelepah daun dan
culms pada kultivar rentan dapat
diserang oleh pathogen ini. Infeksi
sistemik diketahui seperti gejala
kresek, menghasilkan layu, seperti
daun-daun yang diawetkan dan mati,
khususnya tanaman-tanaman muda
yang ditransplantasi. Tanaman yang
lebih mudah, daun-daun menjadi
kuning dan kemudian mati. Pada stadia lanjutan, .penyakit ini sulit dibedakan dari
bacterial leaf streak disebabkan oleh X. oryzae pv. oryzicola. (From EPPO/CABI, 1992;
further information is given by Ou, 1985.)

Bagian tanaman yang bergejala, Daun: bercak, warna tidak normal,layu, kuning, mati.
Benih: diskolorasi

c. Inang

Inang utama, Leptochloa chinensis (Chinese sprangletop), Oryza sativa (rice),

inang sekunder, Poaceae (grasses)

Inang liar, Cenchrus ciliaris (buffelgrass), Cynodon dactylon (Bermuda grass),


Cyperaceae (Sedges), Cyperus difformis (small-flowered nutsedge), Cyperus rotundus
(purple nutsedge), Echinochloa crus-galli (barnyard grass), Leersia hexandra (southern
cut grass), Leersia oryzoides (Rice cutgrass), Oryza (rice (generic level)), Panicum
maximum (Guinea grass), Paspalum scrobiculatum (ricegrass paspalum), Urochloa
mutica (tall panicum), Zizania aquatica (annual wildrice), Zizania palustris (northern wild
rice (USA)), Zoysia japonica (zoysiagrass)

34
d. Daerah sebar

Europe Former USSR, Russian Federation Russian, Far East Southern, Russia,
Ukraine, Asia, Bangladesh, Cambodia, China, Anhui, Fujian, Guangdong, Guangxi
,Hebei, Henan, Hubei, Hunan, Jiangsu, Jiangxi, Liaoning, Sichuan, Taiwan, Yunnan,
Zhejiang, India, Andaman and Nicobar Islands Andhra Pradesh, Assam Bihar Delhi Goa,
Gujarat, Haryana, Indian Punjab Jammu and Kashmir, Karnataka, Kerala Madhya
Pradesh, Maharashtra, Orissa Tamil Nadu Uttar Pradesh, West Bengal, Indonesia, Java
Sulawesi, Sumatra, Japan, Honshu, Kyushu, Korea, DPR Korea, Republic of Laos,
Malaysia, Peninsular Malaysia Sabah Sarawak Myanmar Nepal Pakistan Philippines, Sri
Lanka, Thailand, Vietnam Africa, Burkina, Faso ,Cameroon Gabon Madagascar Mali
Niger Nigeria Senegal Tanzania Togo Central America & Caribbean Costa Rica El
Salvador Honduras, Panama Saba, North America, Mexico USA Louisiana Texas South
America Bolivia, Colombia, Ecuado,r Venezuela Oceania Australia Australian Northern
Territory, Queensland.

24. Gejala tungro disebabkan Rice Tungro Bacilliform Virus (RTBV) pada padi

a. Taksonomi virus

Virus Group: Virus, Family: Retroviridae

b. Gejala

Gejala di lapangan terpengaruh oleh tungro,


tanaman terinfeksi dengan kedua virus
RTBV dan RTSV, atau masing-masing virus.
Tanaman yang terinfeksi kedua virus disebut
dengan gejala tungro, termasuk kerdil
tanaman, diskolorasi orange atau kuning
daun. Diskolorasi mulai dari ujung daun dan
meluas ke bagian bawah. Diskolorasi daun
tidak beraturan, kecil, bercak coklat gelap.
Tanaman yang masih muda menunjukkan
klorosis padap pembuluh. Tanaman yang
terinfeksi RTBV menunjukkan gejala yang
ringan; tanaman yang terinfeksi dengan

35
RTSV menunjukkan ukuran kerdil tapi tidak kuning pada daun.

Tanaman yang terinfeksi RTBV tidak berbentuk malai; jika terbentuk, paikel mungkin
terisi atau rumput yang berubah warna. Malai sering tidak lengkap atau gagal. Umumnya
beberapa gejala yang terinfeksi pada stadia kecambah. Gejala muncul seminggu setelah
inkokulasi dan menjadi ringan pada pertumbuhan tanaman. Gejala yang bertambah
ketika tanaman juga terinfeksi RTSV. RTBV terbatas pada tabung saringan phloem and
sel xylem parenchymatous (Sta Cruz et al., 1993). Partikel virus tersebar di dalam sel
sitoplasma.

Bagian tanaman yang bergejala. Pembungaan: warna tidak normal. Daun: warna tidak
normal, bentuk tidak normal. Benih diskolorasi, bulirnya kosong. Batang: tumbuhnya
tidak normal. Seluruh tanaman: layu

c. Inang Oryza sativa (rice)

d. Daerah sebar

Asia Bangladesh, widespread Brunei Darussalam, China, Fujian, Guangdong Hainan,


Hubei, Hunan, Jiangxi, Shandong, India, Andhra Pradesh, Assam Bihar Delhi, Indian
,Punjab Karnataka Kerala Madhya Pradesh, Manipur, Orissa, Tamil Nadu, Tripura, Uttar
Pradesh, West Bengal, Indonesia, Java, Kalimantan, Nusa Tenggara, Papua Barat,
Sulawesi Sumatra, Japan, Kyushu, Laos, Malaysia, Peninsular, Malaysia, Myanmar
Nepal ,Pakistan Philippines, Sri Lanka, Thailand, Vietnam.

25. Gejala Hawar daun singkong disebabkan Xanthomonas campestris pv. manihotis

a. Taksonomi cendawan

Domain: Bacteria, Phylum: Proteobacteria, Class: Gammaproteobacteria, Order:


Xanthomonadales, Family: Xanthomonadaceae

b. Gejala

Gejala pada daun menunjukkan berwarna hijau gelap sampai kebiruan, water-soaked,
spot beraturan (diameter 1-4 mm), dibatasi oleh tulang daun dan distribusinya tidak
beraturan pada lamina. Dengan cepat menyebar dan bersatu sepanjang tulang daun
atau tepi daun; bagian tengah menjadi coklat dan bagian water soaked dikelilingi oleh
halo klorosis. Bercak lesio muncul seperti spot tembus cahaya ketika di hadapkan ke
cahaya. Dibawah kaca pembesar, tetesan kecil exudat ooze dari bagian tengah bercak
lesio yang terlihat di atas permukaan dedaunan. Tetesannya berawal berbentuk kream
berkilauan dan kemudian berwarna kuning, mudah dilarutkan oleh hujan atau embun;

36
musim kering berbentuk kecil.
Dibawah kondisi baik (daun-daun
muda, kelembaban udara dan
tanah tinggi), perkembangan spot
dan water-soaked, tersebar
seluruh spot beraturan yang muda.
Sekeliling bagian lamina berubah
coklat terang dan dalam waktu 2-3
hari daerah ekstensif lembaran
menjadi layu tidak hanya ujung
depan tapi tepi lembar dedaunan,
tapi juga bagian bawah. Pengaruh
dari bagian menunjukkan coklat
terang dan zona hijau jika bagian
permukaannya terbakar. Area yang terkena nekrotik tidak tembus cahaya, tidak ada
eksudat bakteri diamati, ada tidak adanya bakteri hanya terbatas pada pembatas hawar
lesio. Beberapa peranan menyerang prematur kering dan pergantian daun-daunan.

Batang dan point pertumbuhan dibawah kondisi kelembaban tinggi, infeksi mungkin
menyebar melalui vascular dari lembar daun ke petiole dan ranting atau batang, dengan
pembentukan lapisan coklat gelap dan hitam sebagaimana tetesan eksudat sepanjang
perkembangannya. Becak ini juga terinfeksi langsung melalui luka, yang mungkin karena
pemotongan daun untuk konsumsi atau tusukan oleh serangga. Pada ranting dan
batang tanpa cahaya, area water soaked hijau gelap ke hitam bekembang selama titik
infeksi. Tetesan eksudat yang menggelembung muncul beberapa jarak dari titik infeksi,
berada di dalam urat pembuluh, dan atau sejumlah kecil dedauan, berlokasi pada sudut
sama, menunjukkan tiba-tiba kehilangan pembengkakan, diikuti dengan layu. Kemudian
dasar petiole jatuh, tapi daun-daun kering umumnya bekas diserang beberapa kali.
Seluruh daun bertempat diatas menunjukkan gejala layu sangat cepat. Akhirnya mati,
munculnya diujung batang mengecil, seperti gejala lilin. Sebagaimana kemajuan infeksi
ke dasar batang sampai ke akar juga menjadi layu dan akhirnya tanaman mati. Akar-
akar yang terinfeksi, jaringan pembuluh xylem berwarna coklat.

Dibawah mikroskop kelihatan pembuluh terhambat oleh bakteri, zat tyloses dan
mucilaginous. Perkembangan kantong Lytic sepanjang protoxylem. Penyebaran kantong
ini menyebabkan pecahnya cincin xylem, perkembangan kantong lytic di dalam phloem
kemudian pecah cincin elastis di dalam cortical collenchyma. Kantong tersebut menjadi
kelihatan spot water-soaked hijau gelap dan adanya goresan hitam kecil cocok dengan

37
altered laticifer. Spot ini membengkak, pecah dan lengket dengan gelembung berwarna
kuning putih. Sepenuhnya batang dan cabang hanya pembuluh internal kecoklatan yang
terlihat. Infeksi dapat menyebar lebih dari 50 cm gejala di bawah eksternal.

Akar

Hanya beberapa kulitvar yang terinfeksi yang mencapai akar, akar-akar yang bengkak
terlihat kering, busuk spot sepanjang untai pembuluh. (Lozano, 1986).

Buah

Pada lapisan hijau, water-soaked menyebar spot dan dapat diamati. Benih yang
terinfeksi berat dari buah dapat berubah bentuk, dengan kerutan testa dan area nekrotik
pada kotiledon dan endosperm.

Gejala yang terpengaruh pada bagian tanaman lain:

daun: bercak lesio; warna tidak normal; kejatuhan daun yang tidak normal; layu; kuning
atau mati.

Akar: bercak lesio

Batang: bagian dalam discolorasi; bagian luar discolorasi; abnormal exudates tidak
normal; layu.

c. Inang

Inang utama, Araceae , Armoracia rusticana (horseradish), Brassica oleracea var.


botrytis (cauliflower), Brassica oleracea var. capitata (cabbage), Brassica oleracea var.
gemmifera (Brussels sprouts), Brassicaceae (cruciferous crops), Iberis (candytuft),
Phaseolus vulgaris (common bean), Spondias (purple mombin)

Inang lain, Allium cepa (onion), Alnus (alders), Alnus cordata (Italian alder), Alnus
rhombifolia (white alder), Brassica oleracea (cabbages, cauliflowers), Brassica oleracea
var. italica (broccoli), Brassica rapa subsp. pekinensis (Pe-tsai), Capsicum (peppers),
Citrus , Colocasia esculenta (taro), Corylus , Crambe abyssinica , Ficus benjamina
(Benjamina fig), Fittonia verschaffeltii (mosaic plant), Glycine max (soyabean),
Gossypium (cotton), Hordeum vulgare (barley), Ipomoea batatas (sweet potato), Lobelia
erinus (Dwarf blue lobelia), Lolium perenne (perennial ryegrass), Lycopersicon
esculentum (tomato), Manihot esculenta (cassava), Morus (mulberrytree), Nicotiana
tabacum (tobacco), Oryza sativa (rice), Pellionia , Persea americana (avocado), Pilea ,
Poaceae (grasses), Ranunculus asiaticus (garden crowfoot), Raphanus sativus (radish),
Spondias purpurea (red mombin), Strelitzia reginae (Queens bird-of-paradise), Triticum

38
aestivum (wheat), Vigna radiata (mung bean), Vigna unguiculata (cowpea), Xanthosoma
sagittifolium (yautia (yellow))

d. Daerah sebar

Asia [China], Taiwan, India, Kerala, Tamil Nadu, Indonesia, Java, Sulawesi, Sumatra,
Japan Malaysia Peninsular Malaysia, Philippines, Thailand, Africa, Benin, Burundi,
Cameroon, Central African Republic, Comoros, Congo Democratic Republic, Congo
Côte d'Ivoire ,Ghana, Kenya Madagascar Malawi, Mali, Mauritius, Mayotte Niger Nigeria
Rwanda, South Africa ,Sudan Tanzania, Togo, Uganda, Central America & Caribbean
Barbados, Cuba, Dominican Republic Nicaragua Panama Trinidad and Tobago, North
America, Mexico, South America Argentina Brazil, Amazonas, Santa Catarina,
Colombia, French, Guiana Venezuela Oceania Belau Federated states of Micronesia Fiji
Guam

26. Gejala Bercak Ter (Phyllachora coicis) pada sorgum

a. Taksonomi cendawan

Kingdom: Fungi , Division / Phylum Ascomycota, Order :


Phyllachorales, Family: Phyllachoraceae Theiss. & Syd., Genus:
Phyllachora Nitschke ex Fuckel

b. Gejala

c. Inang Sorghum

d. Daerah sebar

39
Perkebunan dan Tumbuhan liar/gulma

1. Tanaman karet (Hevea brasiliensis)

2. Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum)

3. Tanaman kopi (Coffea sp)

4. Talas (Colocasia esculenta)

5. Bauhinia aculeate

40
27. Gejala embun tepung pada karet disebabkan Oidium heveae

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi,Phylum: Ascomycota, Class: Ascomycetes,


Subclass: Erysiphomycetidae, Order: Erysiphales

b. Gejala

Berupa tumbuhnya jamur tepung


putih pada daun-daun muda dan
juga daun yang sudah dewasa.
Daun-daun yang terinfeksi menjadi
keriting, mengkerut, daun akan
lepas dari petiole sehingga tinggal
ranting. Bunga dan melepaskan
buah yang lunak yang terinfeksi

c. Inang utama, Hevea brasiliensis


(karet)

d. Daerah sebar

Asia Brunei Darussalam,


Cambodia, China, India, Indonesia,
Malaysia, Peninsular, Malaysia, Sabah Sarawak, Myanmar Sri Lanka, Thailand, Vietnam
Africa, Congo Democratic, Republic Congo Malawi Tanzania, Uganda, South America,
Brazil, Sao Paulo, Oceania, Papua New Guinea.

41
28. Gejala Bercak daun Nekrotik pada daun Cengkeh disebabkan Cephaleuros
mycoidea

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Viridiplantae, Class:


Chlorophyta

b. Gejala serangan pada daun cengkeh hampir sama


dengan daun alpokat sebagaimana disebutkan
oleh Crane et.al (2005), bahwa gejala ini disebut
dengan karat merah, dilihat bercak berwarna hijau
kekuningan atau warna karat, bentuknya bulat
kasar

c. Inang

Citrus, Coffea (coffee), Syzygium aromaticum


(clove), Theobroma cacao (cocoa), Cinnamomum
verum (cinnamon)

d. Daerah sebar

Asia [China], Taiwan, India, Andaman and Nicobar,


Islands, Assam, Meghalaya, Uttar Pradesh,
Malaysia, Africa, Congo, Democratic Republic ,Oceania, Samoa.

29. Gejala cacar disebabkan Phyllosticta sp. pada daun cengkeh

a. Taksonomi cendawan
Kingdom: mycetae (fungi),
Division: eumycota,
Subdivision: deuteromycotina
(the imperfect fungi), Class:
coelomycetes, Order:
sphaeropsidales

b. Gejala

Gejala permulaan yang dapat


dilihat pada daun adalah
bercak-bercak yang

42
menyerupai tetesan minyak yang tembus cahaya, semakin lama semakin besar,
cembung pada permukaan daun bagian atas dan cekung pada bagian bawah.
Munculnya nekrosa bagian atasnta terdapat picnida-piknidia, sering ditemukan berjajar
sepanjang ibu tulang daun, serangan berat daun akan keriting.daun yang terserang akan
rontok, menyerang daun-daun muda dan daun tua.

c. Inang Cengkeh

d. Daerah sebar belum banyak diketahui

30. Karat disebabkan Hemileia vastatrix pada kopi

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom: Fungi,Phylum: Basidiomycota, Class: Urediniomycetes,


Order: Uredinales

b. Gejala bercak tepung berwarna kuning ke


orange muncul di bawah permukaan daun,
sesuai dengan bagian gejala di atas. Dengan
ukuran 2-3 mm, tapi terus menerus menyebar
sampai beberapa centimeter. Lesion muda
muncul menjadi klorotik kecil sebelum terjadi
sporulasi. Bagian tengah lesion yang lebih tua
zona sporulasi terbatas ke zona paling luar.
Daun-daun yang lebih tua, beberapa lesion
bersatu untuk menghasilkan area penyakit
yang tidak beraturan yang menutupi daun.
Bagaimanapuin daun penyakit biasanya pada
stadia ini muncul karat menyebabkan rontok.
Dibawah kondisi lembab, jamur hyperparasitic
fungi Verticillium lecanii tumbuh melebihi
lesion, memnghasilkan miselia yang pucat.
Sangat memungkinkan, lesion karat muncul
pada batang muda dan berries.

Bagian tanaman yang bergejala Buah/polong: lesio.Daun: lewio, warna tidan normal,
rontoknya daun tidak normal, tumbuh jamur. Batang: diskolorasi eksternal, daun yang
terserang karat akan menjadi nekrotik , diawali dengan munculnya warna orange ,

43
kuning, muncul seperti spot-spot berwarna putih ditepi spot, makin lama semakin
meluas, daun menjadi layu dan akhirnya rontok (gejala sistemik)

c. Inang kopi

d. Daerah sebar

Asia, Bangladesh Brunei Darussalam, Cambodia, China, Guangdong, Guangxi, Taiwan,


Yunnan India, Andaman and Nicobar Islands, Karnataka, Tamil Nadu, Indonesia, Java
Kalimantan Moluccas, Nusa Tenggara, Sulawesi, Sumatra, Laos, Malaysia Peninsular,
Malaysia, Sabah, Sarawak, Myanmar, Philippines, Singapore, Sri Lanka ,Thailand,
Vietnam, Yemen, Africa, Angola, Benin Burundi, Cameroon, Central African Republic,
Comoros, Congo Democratic Republic, Congo, Côte d'Ivoire Eritrea Ethiopia, Ghana,
Guinea, Kenya, Liberia, Madagascar, Malawi, Mauritius Rodriguez, Island Mozambique,
Nigeria, Rwanda, Réunion, Sao Tome, and Principe, Sierra Leone, Somalia, South
Africa, Sudan, Tanzania, Togo, Uganda, Zambia, Zimbabwe, Central America &
Caribbean Belize Costa Rica, Cuba Dominican Republic, El Salvador, Guatemala, Haiti,
Honduras, Jamaica, Nicaragua, Puerto Rico, North America, Mexico, South America
Argentina, Bolivia, Brazil, Acre Bahia Espirito Santo Minas Gerais Parana Pará
Pernambuco Rondonia Sao Paulo Colombia Ecuador Paraguay Peru, Venezuela
Oceania, American ,Samoa, Cook Islands, Fiji, French Polynesia New Caledonia Papua
New Guinea, Samoa, Vanuatu

31. Gejala Hawar disebabkan Phytophthora colocasiae pada daun talas

a. Taksonomi cendawan

Domain: Eukaryota, Kingdom:


Chromista, Phylum: Oomycota, Class:
Oomycetes, Order: Pythiales, Family:
Pythiaceae

b. Gejala

Gejala mempengaruhi pada daun


menunjukkan spot gelap berbentuk kecil
yang cepat meluas dan menjadi ungu
kecoklatan dengan tepi berwarna
kekuningan.bercak lesio seringkali
membentuk zona konsentris dan

44
tetesan exudat cairan kuning. Propagul akan menutupi yang mengandung sporangia.
Sebagaimana perkembangan penyakit, bercak lesio menyerang pada tepi daun dan
menyebar dan bersatu. Jaringan penyakit tidak bersatu membentuk lubang yang tidak
beraturan dan mempengaruhi bentuk daun. Kadang-kadang membentuk lesio water
soaked di atas petiole. Daun-daun yang terinfeksi akan jatuh pada umur 20 hari
dibanding dengan daun yang sehat yang berumur 40 hari. Secara normal 6-7 daun per
tanaman berkurang 3-4 pertanaman oleh beberapa insiden penyakit.

Setelah panen bercak lesio menjadi abu-abu coklat sampai biru gelap (corms) muncul
pada daun yang tidak rusak. Bercak lesio ini menyebar luas dan besatu. Batas antara
bagian jaringan yang sehat dengan yang sakit tidak jelas dan tipis. Pengaruh corms
merusakkan jaringan pada hari ke-8 setelah pada kondisi lembab.

Gejala pada bagian tanaman lain: daun;lesio, warna tidak normal, tumbuh jamur. Batang
kelihatan miselium.bagian vegetatif;diskolorasi eksternal, busuk lunak

c. Inang

Inang utama Araceae, Colocasia esculenta (taro) inang sekunder Xanthosoma


(cocoyam) inang liar Bougainvillea spectabilis (Bougainvilla)

d. Daerah sebar

Asia, Bangladesh, Brunei Darussalam, China, Fujian Guangdong, Guangxi, Hainan,


Hebei, Hong Kong, Hubei Hunan, Jiangsu, Jiangxi, Sichuan, Taiwan, Yunnan India,
Andaman and Nicobar Islands, Andhra Pradesh, Arunachal Pradesh Assam Bihar,
Indian, Punjab, Karnataka ,Kerala Madhya Pradesh Maharashtra Tamil Nadu, Uttar
Pradesh, West Bengal, Indonesia Java Papua Barat Japan, Honshu Ryukyu Archipelago
Malaysia, Peninsular Malaysia, Sabah Sarawak Myanmar Nepal Pakistan, Philippines
Sri Lanka, Thailand, Africa, Equatorial, Guinea, Ethiopia Seychelles Central America &
Caribbean, Dominican Republic, North American Samoa Belau Federated states of
Micronesia Fiji ,Guam, Northern Mariana, Islands, Papua New Guinea, Samoa, Solomon
Islands

45
32. Embun Tepung pada Bauhinia aculeate disebabkan Ovulariopsis sp.

a. Taksonomi cendawan

kingdom: Fungi, anamorph:


hyphomycetes, Genus: Ovulariopsis

b. Gejala pada tanaman bauhinia aculeate belum


banyak di amati, tanaman terserang gejala
embun tepung (powdery mildew) pada daun

c. Inang Bauhinia aculeate

d. Daerah sebar -

46
Daftar pustaka

Arunyanart P, Surin A, Disthaporn S, 1981. Seed discoloration disease and its chemical
control. International Rice Research Newsletter, 6(3):14-15; [2 tab.]. View Abstract

Boothroyd CW, 1971. Transmission of Helminthosporium maydis race T by infected corn


seed. Phytopathology, 61:747-748.

[CABI] Centre in Agricultural and Biological Institute. 2007. Crop Protection Compendium
[CD-ROM]. London (UK) : CABI Publish.

Cook RJ, 1973. Disease of grain maize. ADAS Quarterly Review, 11. Winter, 113-117.Cox
RS, Wolf EA, 1955. A crown rot of sweet corn caused by Helminthosporium turcicum.
Phytopathology, 45(5):291-292.

Cox RS, Wolf EA, 1955. A crown rot of sweet corn caused by Helminthosporium turcicum.
Phytopathology, 45(5):291-292

Drijfhout E, 1978. Genetic interaction between Phaseolus vulgaris and bean common
mosaic virus with implications for strain identification and breeding for resistance.
Verslagen van Landbouwkundige Onderzoekingen, 872:1-89. View Abstract

Dunleavy JM, Chamberlain DW, Ross JP, 1966. Soybean Diseases. Agricultural

Galvez GE, 1980. Aphid-transmitted viruses. In: Schwartz HF, Galvez GE, eds. Bean
common mosaic virus in bean production problems. Cali, Colombia: CIAT, 211-233

Handbook. Washington, USA: USDA

Havelda Z, Maule AJ, 2000. Complex spatial responses to cucumber mosaic virus infection
in susceptible Cucurbita pepo cotyledons. Plant Cell, 12(10):1975-1985. View
Abstract

Jones JP, 1961. A weed host of Xanthomonas phaseoli var. sojense. Phytopathology,
51:206

Logan J, 1974. Plant pathology in Zambia. PANS, 20:169-176.Lourido LC, 1974. Una
metodologia para estimar los beneficios y los costos esperados en un programa de
investigacion agricola aplicada : el anublo bacterial en la yuca. Thesis Econ.,
Universidad de los Andes, Bogota,

Lozano JC, 1986. Cassava bacterial blight: a manageable disease. Plant Disease,
70(12):1089-1093. View Abstract

Morales M, 1984. New necrotic strain of bean common mosaic virus in Michigan. Annual
report of the Bean Improvement Co-operative, 27:49.

Mulder JA, Holliday PH, 1974a. Mycosphaerella arachidis. CMI Description of Pathogenic
Fungi and Bacteria no. 411. Wallingford, UK: CAB International.Mulder JA, Holliday
PH, 1974b. Mycosphaerella berkeleyii. CMI Description of Pathogenic Fungi and
Bacteria no.412.

47
Roossinck MJ, Kao CC, 2000. Recognition of the core RNA promoter for minus-strand RNA
synthesis by the replicases of Brome mosaic virus and Cucumber mosaic virus.
Journal of Virology, 74(22):10323-10331. View Abstract

Sherbakoff CD, Mayer LS, 1937. Black ear rot of corn. Phytopathology, 27(2):207.

Sta Cruz FC, Koganezawa H, Hibino H, 1993. Comparative cytology of rice tungro viruses in
selected rice cultivars. Journal of Phytopathology, 138:274-282.

Subrahmanyam P, Moss JP, McDonald D, Subba Rao PV, Rao VR, 1985. Resistance to
Cercosporidium personatum leafspot in wild Arachis species. Plant Disease, 69

The institute food and agricultural science. (2005) http//www.ifas.org (diakses pada tanggal
15 No 2011),

Thomas HR, 1957. A monographic study of bean diseases and methods for their control.
USDA Agricultural Technical Bulletin: 868.,

Thomas JE, Iskra-Carvana ML, Jones DR, 1994. Banana bunchy top disease, Musa
Disease Fact Sheet No. 4. Montpellier, France: INIBAP

Xie XY, Shi ML, Jiang L, Huang XL, 1993. High-yielding elite glutinous maize with multiple
resistance - Su Yu (Nuo) 1. Crop Genetic Resources, No. 2:42-43. View Abstract

Zaumeyer WJ, Goth RW, 1964. A new severe symptom-inducing strain of common bean
mosaic virus. Phytopathology, 54:1378-1385

48

Anda mungkin juga menyukai